Perencanaan Strategi Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Di Balai Pusat Data Dan Informasi Sumber Daya Air provinsi Jawa Barat

(1)

1

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penelitian yang mejelaskan permasalahan yang terjadi pada objek penelitian, tujuan dari dilakukannya penelitian, manfaat dari penelitian, serta batasan-batasan dari penelitian.

1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI) terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hampir di semua organisasi telah mengimplementasikan SI/TI. Kehadiran SI/TI saat ini bukan hanya sebagai pendukung organisasi dalam menjalankan proses bisnisnya, tetapi sudah merupakan suatu kebutuhan. Beberapa bidang bisnis seperti perbankan dan telekomunikasi, SI/TI sudah menjadi kebutuhan dasar mereka dalam menjalankan proses bisnis. Di lingkungan instansi pemerintah, kebutuhan akan penerapan SI/TI juga dirasakan semakin penting. Hal ini terbukti dengan banyaknya peluang dan nilai tambah yang diperoleh khususnya berkaitan dengan peningkatan mutu proses kerja pelayanan kepada masyarakat.

Penerapan SI/TI di lingkunagn instansi pemerintah atau yang sering kita kenal dengan e-Government (Electronic Government) merupakan hasil Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategis Nasional Pengembangan e-Government. Adapun kebijakan yang dibuat berisi tentang :


(2)

a) Pengembangan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya serta terjangkau masyarakat luas.

b) Penataan sistem manajemen dan proses kerja pemerintah Pusat dan Daerah secara holistik.

c) Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal.

d) Peningkatan peran serta dunia usaha dan pengembangan industri telekomunikasi dan teknologi informasi.

e) Pengembangan sumber daya manusia di pemerintahan dan peningkatan e-literacy masyarakat.

f) Pelaksanaan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur.

Untuk melengkapi kebijakan mengenai e-Government yang telah dikeluarkan pada tahun 2003, pada tahun 2006 pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berhubungan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang secara tidak langsung memperkuat kebijakan dalam pengembangan e-Government. Kebijakan tersebut adalah pembentukan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Detiknas). Dewan yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keppres No. 20/2006, 11 November, diberi amanah untuk merumuskan kebijakan umum dan arahan strategis pembangunan nasional melalui pendayagunaan TIK. Selain itu Dewan juga diminta untuk melakukan pengkajian dalam menetapkan langkah-langkah penyelesaian permasalahan strategis yang timbul dalam rangka pengembangan TIK dengan melakukan koodinasi dengan instansi pemerintah pusat/daerah, BUMN/BUMD, dunia usaha


(3)

dan lembaga professional dalam rangka pengembangan TIK. (Majalah e-Indonesia, 2007).

Tujuan dari pengembangan e-Government yaitu untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Untuk melaksanakan tujuan tersebut pengembangan e-Government diarahkan untuk mencapai beberapa hal yaitu :

a) Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

b) Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.

c) Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga Negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan Negara.

d) Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom.

Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air yang disingkat Balai PUSDATIN SDA merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas. Balai Pusat Data dan Informasi dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 59 Tahun 2014


(4)

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang data dan informasi sumber daya air. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Balai PUSDATIN SDA mempunyai fungsi dalam penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis pengolahan data sistem informasi sumber daya air dan penyelenggaraan pengolahan data dan sistem informasi sumber daya air.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Balai PUSDATIN SDA sudah menerapkan beberapa SI/TI. SI yang telah diterapkan yaitu Sistem Informasi Pengelolaan Data Hidrologi (PHU) yang berfungsi sebagai program pengelolaan data Hidrologi yang berguna sebagai salah satu data dasar dalam menganalisis hidrologi aliran permukaan. Program Curah Hujan, yang berfungsi sebagai pengelolaan data curah hujan yang berguna untuk merencanakan studi dan desain infrastruktur sumber daya air dan atau sebagai pertimbangan dalam menentukan sarana pengelolaan sumber daya air. Sistem Informasi Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat yang merupakan SI Profil Dinas Provinsi Jawa Barat. Website Intranet

PSDA yang merupakan situs yang hanya digunakan didalam lingkungan internal Dinas dan yang berfungsi sebagai bank data Sumber Daya Air.

Namun yang menjadi permasalahannya yaitu ada beberapa sistem informasi tidak difungsikan dengan baik, antaralain SI Profil Dinas Provinsi Jawa Barat dan

Website Intranet PSDA. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, diperoleh informasi bahwa :


(5)

a) Sistem Informasi Profil Dinas Provinsi Jawa Barat tidak berfungsi dikarenakan belum dilakukan pembaharuan terhadap sistem informasi tersebut, baik dari segi konten maupun informasi yang disediakan.

b) Website Intranet PSDA yang diperuntukan untuk bidang dan balai pada Dinas PSDA agar dapat menyimpan data-data pengelolaan sumber daya air sehingga dapat mempermudah masing-masing pihak dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan tugas dan kerja tidak difungsikan. Sehingga untuk memperoleh data, masing-masing bidang dan balai menggunakan sistem surat elektronik. Namun jika data yang diperlukan memiliki kapasitas penyimpanan yang besar, maka unit yang membutuhkan data harus mengambil data pada unit yang memiliki data tersebut. Hal ini sangat tidak efisien, mengingat letak balai-balai PSDA yang berada pada kabupaten/kota, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh data.

Kondisi seperti ini sangat jelas terlihat kerugian yang dialami, mengingat untuk menerapkan sistem informasi tersebut dibutuhkan biaya. Selain mengakibatkan kerugian, kondisi ini juga mengakibatkan proses dalam memperoleh data dan informasi menjadi lebih lama. Selain ketidakfungsian sistem informasi yang sudah diterapkan, hal lain yang menjadi perhatian penulis yaitu tentang ketersediaan data dan ketersediaan sumber daya manusia pengelola data dan informasi. Balai PUSDATIN SDA yang merupakan Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air, namun data yang dimiliki oleh Balai belum lengkap serta SDM pengelola data dan informasi yang terbatas. Dengan melihat tugas


(6)

pokok Balai PUSDATIN SDA sebagai penyelenggara fungsi Dinas dibidang data dan informasi sumber daya air, maka perlu dilakukan pembenahan terhadap permasalahan tersebut. Selain diperlukan pembenahan terhadap sistem yang tidak difungsikan dengan baik, ketersediaan data yang belum lengkap, serta keterbatasan SDM pengelola data dan informasi, diperlukan juga pengembangan beberapa sistem informasi yang dapat membantu Balai PUSDATIN SDA dalam melaksanakan tugas pokonya. Hal ini sangat penting dalam meningkatkan kinerja Balai PUSDATIN SDA terhadap pelayanan publik.

Keberhasilan penerapan suatu sistem dan teknologi informasiperlu didukung dengan proses perencanaan strategi yang baik, agar implementasi sistem dan teknologi informasisesuai dengan visi dan misi organisasi, mudah dikembangkan, dan dapat menyesuaikan dengan kemampuan dana yang dimiliki oleh organisasi atau instansi, karena tanpa perencanaan yang baik seringkali penerapan teknologi informasi akan terjebak menjadi penyelesaian yang tidak optimal dengan pengeluaran biaya yang tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Institusi pemerintah tuagasnya adalah memberikan pelayanan yang prima. Tuntutan ini mengharuskan instasi pemerintah untuk bertindak secara profesional, maka semua tindakan yang dilakukan harus berdasar kepada perencanaan yang strategis.

Pada penilitian ini penulis menggunakan metode Ward and Peppard untuk merancang rencana strategis SI/TI Balai PUSDATIN SDA. Metode ini digunakan karena mempunyai alat analisis yang lengkap. Metode Ward and Peppard tidak hanya berfokus pada aspek SI/TI namun juga memperhatikan aspek bisnis internal dan eksternal organisasi atau instansi. Pada metode ini ada beberapa tahap proses


(7)

dalam perencanaannya dan memerlukan tools untuk mendukung supaya perencanaan yang dibuat benar-benar sesuai dengan kebutuhan , efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan Balai PUSDATIN SDA.

Adapun tools yang digunakan dalam perencanaan strategis SI/TI yaitu analisis SWOT yang berfungsi untuk memahami organisasi atau instansi baik dari sisi internal (kekuatan dan kelemahan) maupun sisi eksternal (peluang dan ancaman). Analisis Critical Success Factor yang berfungsi mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan.

Analisis PEST yang berfungsi untuk menganalisis kondisi politik, ekonomi, sosial dan teknologi yang dapat memberikan dampak bagi kinerja organisasi atau instansi. Dan analisis Mcfarlan’s Strategic Grid yang berfungsi dalam memberikan gambaran tentang kontribusi sistem informasi yang sudah atau akan diterapkan terhadap kinerja organisasi atau instansi. Hasil yang diperoleh dari analisis adalah berupa solusi SI yang dapat digunakan dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik Balai.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Untuk melakukan pembenahan penerapan SI/TI di Balai PUSDATIN SDA, diperlukan identifikasi terhadap masalah yang terjadi. Adapun permasalahan berdasarkan latar belakang yaitu :


(8)

2. Diperlukan pengembangan sistem informasi dalam mendukung tugas dan fungsi Balai PUSDATIN SDA.

3. SDM SI/TI yang tersedia masih kurang dari segi jumlah. 1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permaslahan, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana mengidentifikasi rencana strategis SI/TI dengan menganalisis faktor internal dan eksternal bisnis maupun faktor internal dan eksternal SI/TI.

2. Bagaimana melakukan perencanaan strategis SI/TI dengan menggunakan metode Ward and Peppard

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Melakukan analisis tentang SI/TI yang sudah diterapkan pada Balai PUSDATIN SDA.

2. Mengidentifikasi solusi SI/TI bagi Balai PUSDATIN SDA. 3. Menghasilkan Roadmap SI/TI bagi Balai PUSDATIN SDA


(9)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :

1. Menghasilkan sebuah perencanaan strategsi SI/TI bagi Balai PUSDATIN SDA.

2. Menghasilkan Roadmap bagi Balai PUSDATIN SDA.

3. Menjadikan perencanaan strategi SI/TI sebagai panduan dalam pengadaan dan implementasi SI/TI.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi yang dilakukan tidak mencangkup arsitektur data.

2. Perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi yang dilakukan tidak mencangkup perhitungan biaya.

3. Tidak mencangkup pemberian tahapan implementasi dari perencanaan strategis SI/TI yang dibuat.

4. Menggunakan metode Ward and Peppard.

5. Tools yang digunakan dalam melakukan analisis yaitu analisis CSF, analisis

SWOT, analisis PEST, dan McFarlan’s Strategic Grid.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini secara keseluruhan, maka ditentukan sistematika penulisan sebagai berikut :


(10)

Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan isi penelitian mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, batasan masalah.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang dipakai sebagai landasan atau dasar penelitian, yang berhubungan dengan perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi pada PSDA Provinsi Jawa Barat.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan untuk perencanaan strategi, pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Analisa, Perancangan dan Pengembangan

Bab ini berisi tentang penjelasan dari pelaksanaan dalam penyusuanan perencanaan SI/TI.

Bab V Penutup

Bab ini berisi tentang simpulan dari keseluruhan penelitian dan saran maupun rekomendasi terhadap penelitian ini untuk perbaikan ataupun penelitian lanjut yang memiliki kesamaan dengan topik yang diangkat.


(11)

30 BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang informasi tentang objek penelitian dan metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan perencanaan SI/TI.

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Saat ini Dinas PU Pengairan diganti nama menjadi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2000. Untuk mengetahui sejarah singkat mengenai berdirinya PU Pengairan Provinsi Jawa Barat, kita harus mengetahui dasar-dasar dan landasan hukum terbentuknya Dinas PU Pengairan sejak jaman penjajahan sampai sekarang. Perjuangan Dinas PU Pengairan telah mengalami 3 (tiga) jaman yaitu :

1. Jaman Penjajahan Belanda

Pada jaman penjajahan Belanda yaitu pada tahun 1883 dibentuk Brigade Irigasi (Irigate Brigade) dibawah pimpinan Ir. Heskes. Setelah itu pada tahun 1889 dibentuk pula bagian irigasi (Agdeling Irigate) dalam Departemen Der Burgeliyke Openbare Warken (B.O.W).

Setelah pemerintah Hindia Belanda mendirikan Departemen B.O.W

kemudian terjadi perubahan menjadi Departemen V En W atau Departemen Verken En Waterstaat ban West Java yang berkedudukan di Bandung. Dalam V


(12)

En W ini tergabung didalam jawatan pengairan, PTT (Post, Telegraf, dan Telepon) dan jawatan lalu lintas jalan raya. Khusus tugas dibidang pengairan diatur dalam : a. Algemente Waterglement tahun 1963 (Stb 1963 No.498)

b. Algemente Waterbeheerverordening (Stb 1957 No.559 Jo Stb 1941 No.305) c. Provincial Waretglement 1940 (PWR) Provincial Blad Van Java tanggal 1

juni 1940 No.7 2. Jaman Penjajahan

Pada jaman kependudukan jepang, Dinas PU Pengairan bernama “Doboko Jimuso” yang bentuk serta pembagian susunannya sama seperti jaman V En W.

Setelah Jepang kalah dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, bentuk dan susunan Doboko Jimuso masih dipakai, akan tetapi personalia yang dijabati oleh orang-orang jepang yang diambil alih dengan paksa dan diganti dengan tenaga kerja Indonesia. Setelah keadaan semakin memburuk, maka dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa, V En W terutama para pemudanya tidak

ketinggalan untuk mempertahankan “Gedung Sate” sebagai kantor pusat V En W.

3. Jaman Setelah Kemerdekaan RI

Pada tanggal 3 Desember tahun 1945, di Kota Bandung terjadi puncak perjuangan fisik bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan dari tangan penjajah Belanda dan Jepang serta mengalami puncak perlawanan yang tidak sedikit menumpahkan darah. Pada pertempuran melawan tentara sekutu dalam rangka mempertahankan gedung utama dari Dinas PU telah gugur 7 (tujuh) orang pemuda warga Jawatan


(13)

Pekerjaan Umum untuk mempertahankan gedung tersebut “V En W” yang

sekarang dikenal dengan sebutan “Gedung Sate” sebagai kantor pusat V En W. Setelah Negara Republik Indonesia terbentuk RIS dan pembubaran Negara Bagian dengan Undang-Undang No. 22 tahun 1945 tentang Otonomi Daerah termasuk pembentukan Provinsi Jawa Barat tahun 1953 dengan PP No. 181 tahun 1953 dilaksanakan penyerahan tugas-tugas Pekerjaan Umum pada Pemerintah Daerah. Struktur organisasi Pekerjaan Umum Daerah Tingkat I Jawa Barat Otonom, setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.22 tahun 1945 dan Dekrit Presiden 5 Juli tahun 1959, jawatan ini diberi nama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Kantor pusat Dinas PU sebelum perang kemerdekaan bertempat di Gedung Sate Bandung, kemudian dipindahkan ke jalan Asia Afrika No.97 Bandung. Dinas PU adalah suatu penunjang pembangunan fisik diseluruh nusantara. Kemudian Dinas PU dibentuk menjadi 3 (tiga) Dinas, yaitu :

1. Dinas Pekejaan Umum Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat 2. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat 3. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

Setelah mengalami perubahan-perubahan yang bersifat struktural, Dinas PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan No.4 tahun 1988 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas PU Pengairan Daerah Tingkat I Jawa Barat di jalan Braga No.137 Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah No.12 tahun 2000, Dinas PU Pengairan namanya


(14)

berubah menjadi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat (PSDA).

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat mempunyai 5 (lima) bidang pelayanan. Dan ditingkat pelaksana operasional dilaksanakan oleh 7 (tujuh) Unit Pelaksana Teknis (UPT), yaitu 6 (enam) UPT yang menangani pendayagunaan sumber daya air (Balai PSDA) di 6 (enam) wilayah sungai (WS) yang ada di Jawa Barat, serta 1 (satu) UPT yang khusus menangani Data dan Informasi SDA.

3.1.2 Sejarah Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air

Data dan Informasi Sumber Daya Air merupakan salah satu instrument sistem informasi dalam rangka implementasi amanat yang digariskan pada UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, dimana pada pasal 65, pasal 66, dan pasal 67 menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pengelolaan sistem informasi sumber daya air (pasal 65 ayat 1), informasi harus dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air (pasal 66 ayat 2), dan pemerintah dan pemerintah daerah serta pengelolah sumber daya air menyediakan informasi sumber daya air bagi semua pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air (pasal 67 ayat 1).

Pada tahun 2010 Data dan Informasi Sumber Daya Air dibentuk menjadi suatu unit bagian pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air. Namun dengan diterbitnya Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 59 Tagun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknik Dinas dan Badan di


(15)

Lingkungan Pemerintah Jawa Barat, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat terdiri 7 (Tujuh) Unit Pelaksana Teknis Dinas yaitu 6 (Enam) Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai dan 1 (satu) Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air.

3.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Balai Data dan Informasi Sumber Daya Air dapat dilihat pada gambar 3.2 Struktur Organisasi.

KEPALA DINAS

KEPALA BALAI

SEKSI OPERASI DAN PENGOLAHAN DATA SUMBER DAYA AIR

SEKSI SISTEM INFORMASI SUMBER

DAYA AIR

SUB BAGIAN TATA USAHA


(16)

3.1.4 Visi dan Misi Dinas Sumber Daya Air

Visi dan Misi dari Dinas Sumber Daya Air adalah sebagai berikut : 1. Visi

Infrastruktur Sumber Daya Air dan Irigasi yang andal dan berkelanjutan. 2. Misi

1. Mengembangkan kebijakan operasional Pengelolaan Sumber Daya Air. 2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan peran serta masyarakat

dalam pengelolaan sumber daya air.

3. Meningkatkan upaya konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air.

4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan irigasi.

5. Meningkatkan ketersediaan serta kualitas data dan sistem informasi sumber daya air.

3.1.5 Tugas dan Fungsi Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air (1) Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian fungsi Dinas dibidang data dan informasi sumber daya air.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis pengolahan data sistem informasi sumber daya air; dan


(17)

(3) Rincian Tugas Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air :

a. Menyelenggarakan penyusunan program kerja Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air;

b. Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pengolahan data dan sistem informasi sumber daya air;

c. Menyelenggarakan operasi dan pengolahan data sumber daya air, meliputi hidrologi, kualitas air, hidrometeorologi dan prasarana sumber daya air, teknologi sumber daya air, lingkungan ada sumber daya air dan sekitarnya, serta kegiatan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang terkait dengan sumber daya air di Daerah;

d. Menyelenggarakan pengembangan sistem informasi sumber daya air; e. Menyelenggarakan ketatausahaan Balai Pusat Data dan Informasi Sumber

Daya Air;

f. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait; h. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan; dan

i. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (4) Uraian tugas Kepala Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air, yaitu :

a. Menyelenggarakan perumusan program kerja Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air;

b. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air;


(18)

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pengolahan data dan sistem informasi sumber daya air;

d. Menyelenggarakan pengolahan bahan petunjuk teknis pengolahan data dan sistem informasi sumber daya air;

e. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

f. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait; g. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan; dan

h. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Kerangka Berpikir

Kemajuan teknologi informasi tidak dipungkiri mampu mendorong adanya perubahan manajemen organisasi. Pada dasarnya, tantangan dalam membangun sistem informasi dan komunikasi publik yang berkualitas adalah mengemas sebuah sistem pengelolaan informasi dan pengemasan informasi yang dibutuhkan publik yang berkualitas, akurat dan menarik. Sebab dengan adanya informasi yang sesuai dengan kebutuhan publik dan acceptable, maka kepuasan publik akan bisa tercapai. Dengan informasi yang berkualitas maka kredibilitas lembaga pemerintah akan semakin diandalkan di mata publik.

Menurut Indrajit (2002) terdapat tiga tantangan besar dalam pengembangan layanan informasi yang menggunakan teknologi informasi, yaitu pengembangan kanal akses yang dapat digunakan secara efektif oleh masyarakat dan pemerintah,


(19)

keterlibatan lembaga swasta dalam pengembangan infrastruktur, dan penyusunan stategi institusi. Hal yang dilakukan untuk menghadapai problem pengembangan layanan informasi adalah Perencanaan SI/TI. SI/TI hendaknya dirancang dengan matang yang meliputi maksud dan tujuan dibentuknya SI/TI.

Pengembangan dan penerapan SI/TI yang didukung oleh perencanaan yang matang mampu menjadi mediator atau penghubung antara berbagai keinginan dan kepentingan yang ada dalam organisasi. SI/TI yang memiliki road map yang jelas akan mampu menjadi pegangan dalam mencapai kesuksesan implementasi SI/TI. Agar perencanaan strategi SI/TI yang nantinya akan diterapkan bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan sebuah acuan atau kerangka kerja perencanaan strategi SI/TI yang sistematis. Penelitian yang dilakukan ini mengacu pada pendekatan metodologi perencanaan strategi SI/TI yang dibuat oleh Ward and Peppard (2002).

3.2.2 Alur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alur kerja yang sistematis bagaiman menyusun sebuah perencanaan strategis SI/TI. Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 alur penelitian :


(20)

Mulai

Identifikasi Organisasi : (Visi, Misi, Renstra PSDA 2013 – 2018)

Analisis Lingkungan Bisnis : 1. Analisis PEST

2. Analisis Critical Success Factor 3. Analisis SWOT

Menentukan Strategi SI/TI :

Aplikasi Portofolio Mendatang

Analisis Eksternal Lingkungan SI/TI :

1. Analisis Trend Perkembangan Teknologi Terkini

Perencanaan Implementasi

Selesai Tahap

Awal

Tahap Analisis

Tahap Penentuan Strategi SI/TI

Tahap Rencana Implementasi

Identifikasi Solusi SI/TI Aplikasi terkini Pengumpulan Data :

- Observasi - Wawancara - Studi Dokumen - Studi Literatur - Kuesioner

Analisis Internal Lingkungan SI/TI 1. McFarlan’s Strategy Grid 2. Sumber daya SI/TI

Aplikasi Portofolio Saat ini

Strategi Manajemen SI/TI Strategi Bisnis SI Strategi TI


(21)

Penjelasan dari gambar 3.2 alur penelitian adalah sebagai berikut : 1. Tahap Awal

Dalam tahap pertama ini dilakukan identifikasi organisasi berupa profil, visi dan misi, serta tujuan organisasi. Dilakukan juga identifikasi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan perencanaan strategi SI/TI. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan observasi, melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait yang ada di Balai Pusat Data dan Informasi, serta mengumpulkan dokumen-dokumen terkait topik penelitian.

2. Tahap Analisis

Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal bisnis, serta kondisi lingkungan internal dan eksternal SI/TI.

1) Analisis Lingkungan Organisasi

Analisis lingkungan organisasi dilakukan dengan menggunakan analisis

Critical Success Factor, analisis PEST, dan analisis SWOT. Data masukan berupa hasil observasi langsung di lapangan, hasil wawancara serta studi dokumen. Hasil keluaran diagram SWOT untuk menunjukan kelemahan, kekuatan, ancaman dan peluang bagi organisasi saat ini.

2) Analisis Lingkungan Internal SI/TI

Analisis lingkungan Internal SI/TI ini merupakan tahapan untuk memetakan proses bisnis Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air dan portofolio aplikasi yang ada saat ini. Hal ini akan menjadi acuan dalam pembuatan portofolio aplikasi yang akan dibuat perencanaannya. Pada tahapan ini juga


(22)

dilakukan analisis terhadap asset SI/TI dan infrastruktur jaringan computer terkini Balai PUSDATIN SDA.

3) Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI

Pada tahapan ini dilakukan analisis tentang SI/TI lingkungan luar, dimana dilakukan analisis tentang faktor-faktor eksternal yang berpengaruh pada rencana strategi yang akan dibuat. Biasanya meliputi penggunaan teknologi yang sedang menjadi trend dikalangan masyarakat.

3. Penentuan Solusi SI/TI

Tahap ini merupakan proses pemetaan hasil analisis untuk mengetahui solusi SI/TI.

4. Tahap Penentuan Strategi Management, dan Strategi SI/TI

Tahapan ini merupakan hasil dari analisis yang telah dilakukan pada proses sebelumnya. Hasil dari analisis tersebut menjadi acuan untuk pembuatan perencanaan strategi SI/TI dan penyusunan portofolio aplikasi di masa datang. Pada tahap ini ada tiga strategi yang harus dilakukan, yaitu :

1) Strategi Management SI

Pada tahap ini dilakukan pemaparan atas penggunaan sistem informasi yang ada pada Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air.

2) Strategi SI

Pada tahap ini dirumuskan mengenai kebutuhan dan pemanfaatan teknologi informasi yang menyangkut yang menyangkut software di Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air.


(23)

3) Strategi TI

Pada tahap ini dirumuskan mengenai kebutuhan dan pemanfaatan teknologi informasi yang menyangkut yang menyangkut hardware dan jaringan komputer di Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air

5. Portofolio Aplikasi Mendatang

Pada tahap ini dilakukan pemetaan aplikasi kedalam Portofolio Aplikasi saat ini (McFarlan’s Strategic).

6. Tahap Rencana Implementasi SI/TI

Pada tahap ini dihasilkan rekomendasi tentang bentuk portofolio aplikasi yang dibutuhkan oleh Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air. Portofolio aplikasi ini diharapkan memberikan solusi atas kebutuhan aplikasi semua bagian yang telah dilakukan analisis. Portofolio aplikasi ini juga dapat dijadikan kerangka acuan untuk melihat kebutuhan Balai dalam penggunaan

software dan software dimasa yang akan dating. 3.2.3 Metode Penelitian

1) Jenis Metode Penelitian

Penelitian dalam studi kasus perencanaan strategis SI/TI di Balai Pusat Data dan Informasi merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengelolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain sebagainya (Poerwardani, 2007). Oleh karena itu, dalam penelitian ini interprestasi hasil penelitian didasarkan pada data yang diperoleh baik dari wawancara dan Tanya jawab dengan responden, observasi langsung maupun studi dokumen.


(24)

2) Teknik Pengumpulan Data

Dalam perumusan hasil penelitian ini, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :

1) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan Tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun penelitian terhadap nara sumber atau sumber data. Sumber data dalam hal ini adalah unit-unit kerja yang dianggap kompeten memberikan informasi terkait perencanaan strategis SI/TI yang akan dilakukan Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air dimasa yang akan datang. Wawancara dilakukan dengan : Kepala Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air, Kepala Seksi Sistem Informasi Sumber Daya Air, dan Pihak-pihak yang berada pada Seksi Sistem Informasi Sumber Daya Air.

2) Observasi

Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang terjadi dalam aktifitas sehari-hari Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat yang berkaitan dengan proses bisnis dan kondisi SI/TI saat ini.


(25)

3) Studi Dokumen

Studi dokumen adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek. Studi dokumen dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen penting terkait perencanaan strategis SI/TI. Sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan biasanya dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.


(26)

11

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan tentang penelitian-penelitian tentang perencanaan strategis SI/TI sebelumnya (state of the art) serta konsep tools yang digunakan dalam menganalisis dan melakukan perencaan strategis SI/TI.

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian tentang perencanaan strategis IS/TI telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Beberapa literatur yang menjadi acuan penulisan penelitian ini diantaranya :

1. Penelitian oleh Rida Indah Fariani (2014) dengan penelitian berjudul

“Analisa Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

(SI/TI) dengan menggunakan framework ward & peppard di Perguruan

Tinggi”. Penelitian ini menjelaskan bahwa perencanaan strategi SI/TI diperlukan didalam implementasi SI/TI, sehingga keuntungan kompetitif dapat dirasakan oleh Perguruan Tinggi. Hasil yang diperoleh dari penelitian pada Perguruan Tinggi dengan menggunakan Framawork Ward & Peppard adalah strategi SI/TI, serta menyusun roadmap pengembangan SI/TI.

2. Penelitian oleh Carli Darulani (2014) dengan penelitian berjudul

“Perencanaan Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi pada Stisip Widyapuri Mandiri Sukabumi dengan menggunakan Framework Ward &


(27)

teknologi informasi merupakan salah satu solusi yang dibutuhkan, sehingga dapat membantu lembaga dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Hasil yang diperoleh oleh peneliti adalah usulan perencanaan strategi SI/TI. 3. Penelitian oleh Rapiyadi (2009) dengan penelitian berjudul “Perencanaan

Strategi Sistem Infromasi pada Dirjen Mineral”. Metode yang digunakan dalam perencanaan strategi adalah Ward & Peppard, dan hasil yang diperoleh yaitu membuat dokumen rencana strategi SI/TI.

4. Penelitian oleh Erly Farida (2014) dengan penelitian berjudul “Perencanaan Strategi SI/TI pada PD Alom Jaya (AJ)”. Metode yang digunakan dalam perencanaan strategi adalah Ward & Peppard, dan hasil yang diperoleh yaitu perencanaan strategi SI/TI dan pengembangan SI/TI.

5. Penelitian oleh Andri Maulana (2004) dengan penelitian berjudul

“Perencanaan strategis SI dan TI : Studi kasus DISDIKPORA Kab.Kuningan”. Penelitian ini menjelaskan bahwa DISDIKPORA memerlukan sebuah perencanaan strategis SI/TI yang nantinya menjadi panduan dalam implementasi kinerja DISDIKPORA yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang sudah dibentuk sebelumnya. Konsep perancangannya menggunakan Balance scorecard.

6. Penelitian oleh Glendi Kasenda,dkk (2014) dengan penelitian berjudul

“Perencanaan Strategis SI/TI pada Sektor Publik”. Penelitian ini menjelaskan bahwa perencanaan strategi SI/TI mutlak diperlukan oleh setiap organisasi yang akan memanfaatkan SI/TI. Konsep perencanaan strategis SI/TI yang digunakan dalam pengembangan SI/TI pada sektor publik adalah TOGAF


(28)

dengan melakukan tahapan dalam Architecture Development Method (ADM). Hasil yang diperoleh pada perencanaan strategis SI/TI pada sektor publik, antara lain yaitu bahwa strategi solusi SI/TI yang disusun difokuskan pada fungsi bisnis di organisasi sektor publik.

Pada perencanaan strategis SI/TI ini penulis menggunakan metodologi Ward and Peppard. Penggunaan metodologi ini menjamin keselarasan antara strategi bisnis dan strategi SI/TI. Dalam metode ini penulis menyertakan beberapa teknik/metode analisis diantaranya analisis PEST, analisis SWOT dan analisis

Critical Success Factor (CSF) yang digunakan sebagai alat analisis lingkungan bisnis. Sedangkan untuk menganalisis lingkungan SI/TI penulis menggunakan teknik/metode McFarlan’s Strategic Grid. Hasil dari penelitian ini berupa perencanaan SI/TI yang dapat membantu Balai PUSDATIN SDA dalam pengimplementasian SI/TI yang lebih baik, sehingga mampu meningkatkan kinerja Balai PUSDATIN SDA dalam mencapai tujuan.

2.2 Pengertian Sistem dan Teknologi Informasi

Sistem Informasi adalah suatu komponen yang terdiri atas manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Sistem Informasi yang akurat dan efektif dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based”

atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi

“berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan


(29)

Menurut Jugianto H.M (2005), Sistem informasi adalah kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal. Secara teori, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.

Teknologi Informasi merupakan satu dari banyak alat yang digunakan manajer untuk menghadapi perubahan. Dalam hal ini perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan dalam suatu organisasi, dimana teknologi informasi juga merupakan salah satu yang membentuk suatu sistem untuk dapat digunakan dalam mendukung proses bisnis dalam suatu organisasi. (Kenneth C.Laudon and Jane P Laudon, 2008).

Teknologi Informasi atau yang biasa disingkat TI secara spesifik mengacu pada teknologi, baik berupa hardware, software maupun jaringan telekomunikasi yang memfasilitaskan dan mendukung proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan pertukaran informasi. (Ward and Peppard,2002).


(30)

2.3 Strategi SI dan Strategi TI

Strategi sistem informasi adalah strategi yang mengidentifikasi kebutuhan organisasi atau permintaan perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki organisasi tersebut. (Ward and Peppard, 2002).

Sistem Informasi Strategis (SIS) atau strategic information system adalah suatu sistem informasi atau sistem-sistem informasi apapun dilevel manapun yang mendukung atau mengimplementasikan strategi kompetisi yang member keuntungan kompetitif bagi perusahaan melalui efisiensi internal dan efisiensi komparatif, sehingga membantu perusahaan memberikan keuntungan kinerja secara signifikan dan meningkatkan kinerja jangka panjangnya. (Jogiyanto HM, 2005).

Strategi teknologi informasi adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi (Ward and Peppard, 2002).

2.4 Strategi Bisnis

Istilah strategi bisnis berhubungan dengan rencana manajemen untuk suatu bisnis tunggal, bukan untuk bisnis terdiversifikasi. Suatu strategi bisnis dikatakan mempunyai kekuatan jika dapat menghasilkan dan mempertahankan keuntungan kompetitif. Sebaliknya, suatu strategi bisnis dikatakan lemah jika menghasilkan ketidakunggulan kompetitif (Jogiyanto HM, 2005).


(31)

Strategi bisnis adalah sekumpulan tindakan teintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan kekuatan perusahaan untuk menghadapai para pesaing. Suatu strategi bisnis biasanya meliputi beberapa hal seperti berikut : 1. Visi, pencapaian dari sebuah misi atau dapat diartikan sebagai sebuah

pandangan masa depan dari sebuah bisnis yang menjadi tujuan umum sebuah perusahaan.

2. Misi, pernyataan yang memberikan arahan tentang apa yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visisnya.

3. Business Driver, beberapa factor kritis pendorong perubahan yang dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat memenuhi sasarannya.

4. Objectives, sasaran-sasaran yang ditetapkan dan harus dipenuhi oleh perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.

5. Critical Success Factor (CSF), beberapa area kunci dimana sesuatu harus berjalan dengan baik sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai (Ward and Peppard, 2002).

2.5 Hubungan Antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI

Dalam membuat strategi sistem informasi, tidak boleh hanya berfokus pada analisis terhadap teknologi saja, hal tersebut sesuai dengan pendapat Earl (Ward and Peppard, 2002). Terfokus pada teknologi atau aspek bisnis saja tidak cukup dalam membawa kesuksesan pembentukan strategi. Jalur yang paling efektif untuk mencapai keuntungan strategi dari SI/TI adalah dengan memfokuskan pada pemikiran tentang bisnis yang nantinya akan dihubungkan dengan SI/TI. Dapat


(32)

dimulai dengan menganalisa masalah-masalah bisnis yang ada sekaligus dengan perubahan lingkungannya dan menyadari bahwa SI/TI adalah hanya satu bentuk solusi yang ditawarkan.

Strategi SI perusahaan lebih fokus dalam mengidentifikasi kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi dan strategi TI yang fokus dalam mengidentifikasi kebutuhan perusahaan terhadap teknologi informasi dan infrastrukturnya. Penyelarasan perencanaan SI/TI dengan perencanaan bisnis didalam sistem informasi strategi adalah sebuah cara efektif untuk mengembangkan dan memelihara sistem SI/TI yang mendukung kegiatan operasional bisnis. Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 Hubungan antara strategi bisnis, strategi SI, strategi TI :

BUSINESS STRATEGY · Business decisions · Objectives and

direction · Change

IS STRATEGY

· Business based · Demand orientated · Application focused

Support business

Direction for business

IT STRATEGY

· Activity based · Supply orientated · Technology focused

Infrastructure And services

Need and priorities

IS/TI

Industry, business and organizational impact potential

Where is the business going and why

What is required

How it can be delivered

Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI, Strategi TI (Sumber : Ward dan Peppard, 2002)


(33)

2.6 Perencanaan Strategi SI/TI

Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer yang akan mendukung organisasi dalam pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya. Perencanaan strategis SI/TI mempelajari pengaruh SI/TI terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis SI/TI juga menjelaskan berbagai tools, teknik dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward and Peppard, 2002).

Dalam perencanaan strategi SI/TI terdapat beberapa karakteristik yang merupakan misis utama, yaitu keunggulan strategis (kompetitif) dan kaitannya dengan strategi bisnis; adanya arahan dari eksekutif (manajemen senior) dan pengguna; serta pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan kombinasi pengembangan analisis buttom up dan analisis top down (Pant dan Hsu, 1995).

Perencanaan strategis SI/TI yang baik akan menghasilkan portofolio-portofolio sistem informasi dan infrastruktur yang saling terintegrasi di semua level organisasi dan memberikan kontribusi yang penting dalam membangun dan meningkatkan kinerja organisasi yaitu efisiensi, efektivitas, komunikasi, kolaborasi, dan kompetitif. Jadi, dapat disimpulkan perencanaan strategi SI/TI sangat diperlukan dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan SI/TI untuk kepentingan organisasi dalam mencapai tujuan bisnis dan keunggulan kompetitif (Tarigan, 2007).


(34)

2.7 Model Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Dalam merencanakan strategi SI/TI diperlukan kombinasi dari beberapa pendekatan dan alat untuk menganalisis ruang lingkup proses bisnis. Kombinasi dari pendekatan dan alat analisis tersebut terbentuk pada sebuah model perencanaan strategi SI/TI. Model tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 Model strategis Ward and Peppard :

Internal Business Environment

External IS/TI Environment External Business

Environment

Internal IS/TI Environment

Current Aplication Portofolio

Business IS Strategy

IS/TI STRATEGY PROCESS

IS/TI Management

Strategy IT Strategy

Future Aplication Portofolio

Gambar 2.2 Model Strategis Ward and Peppard

(Sumber : Ward and Peppard , 2002)

Berikut ini adalah penjelasan dari gambar 2.2 Model Strategis Ward and Peppard, yaitu :


(35)

1) Analisis lingkungan bisnis internal, yang mencangkup aspek-aspek strategi bisnis saat ini, sasaran, sumber data, proses, serta budaya nilai-nilai bisnis. 2) Analisis lingkungan bisnis eksternal, yang mencangkup aspek-aspek

ekonomi, industri, dan iklim bersaing organisasi.

3) Analisis lingkungan SI/TI internal, yang mencangkup kondisi IS/TI organisasi dari segi perspektif bisnis saat ini, bagaimana kematangannya, bagaimana kontribusi terhadap bisnis, ketrampilan sumber daya manusia, sumber daya dan infrastruktur teknologi, termasuk juga bagaimana portofolio dari SI/TI yang ada saat ini.

4) Analisis lingkungan SI/TI ekternal, yang mencangkup tren teknologi dan peluang pemanfaatannya, serta penggunaan SI/TI oleh kompetitor, pelanggan dan pemasok.

2. Proses perencanaan strategi SI/TI, dimana informasi yang diperoleh serta hasil analisis yang diperoleh dari input yang diolah menjadi output.

3. Tiga hal yang menjadi Output, yaitu :

1) Strategi SI bisnis, yang mencangkup bagaimana setiap fungsi/unit bisnis akan memanfaatkan SI/TI untuk mencapai sasaran bisnisnya, portofolio aplikasi dan gambaran arsitektur informasi.

2) Strategi TI, yang mencangkup kebijakan dan strategi bagi pengelolaan teknologi dan sumber daya manusia SI/TI.

3) Strategi manajemen SI/TI, yang mencangkup elemen-elemen umum yang diterapkan melalui organisasi, untuk memastikan konsistensi penerapan kebijakan SI/TI yang dibutuhkan.


(36)

2.8 Analisis Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Inormasi

Berdasarkan framework yang dikemukakan oleh Ward dan Peppard, pada bagian ini akan dikemukakan alat-alat (tools) yang digunakan untuk ,menganalisis perencanaan strategi SI/TI :

2.8.1 Analisis Critical Success Factor (CSF)

Menurut Ward dan Peppard (2002), analisis critical merupakan area terbatas dalam suatu bisnis yang apabila terpenuhi maka akan menjamin kesuksesan kinerja kompetitif bagi perusahaan.

Manfaat dari analisis CSF menurut Ward dan Peppard (2002) adalah : 1) Teknik yang paling efektif

Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan menejemen dalam mengembangkan strategi sistem informasi. Secara keseluruhan, CSF mengakar atau terikat kuat pada bisnis dan memberikan solusi yang menjanjikan bagi para manager dalam menggunakan sistem informasi yang disesuaikan dengan pencapainan tujuan perusahaan melalui faktor-faktor penentu keberhasilan.

2) Berkorelasi dengan tujuan pembuatan Sistem Informasi

Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan diimplementasi dengan tujuannya, dengan demikian sistem informasi nantinya akan dapat direalisasikan agar sejalan dengan strategi perusahaan.


(37)

3) Perantara Informasi yang baik

Dalam wawancara dengan manajemen senoir, analisis CSF dapat menjadi perantara baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan setiap individu. 4) Prioritas potensi investasi modal

Dengan menyediakan suatu hubungan dengan kebutuhan informasi, analisis CSF memegang peranan penting dalam memprioritaskan investasi modal yang potensial.

5) Mengoptimalkan konsentrasi penyelesaian masalah-masalah penting.

Pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, analisis CSF membantu memfokuskan manajemen untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu yang penting dan memiliki prioritas paling tinggi untuk diselesaikan.

6) Mempermudah Identifikasi proses

Apabila analisis CSF digunakan sejalan dengan Analisis Value Chain, analisis CSF sangat berguna untuk mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui aksi-aksi atau proses yang paling tepat untuk dilaksanakan.

7) Memberikan Gambaran lengkap tentang informasi

Memungkinkan pihak manajemen puncak untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai sasaran, fungsi, informasi, faktor sukses kritikal, dan struktur organisasi dari perusahaan.

CSF berperan dalam perencanaan strategis SI adalah sebagai pendukung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya, memfokuskan proses


(38)

perencanaan strategi SI pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI dan mengevaluasi strtegi SI. Peranan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3

Critical Success Factor

Business objectives 1

2 3

Mission

Criticall success faktor

A B

C

D E

F

Balanced Scorecard

Information to measure performance

CSFs

Options for evaluation

SWOT CSF A

B C

D E

A B

C


(39)

2.8.2 McFarlan’s Strategic Grid

McFarlan’s Strategic Grid digunakan untuk memetakan aplikasi SI berdasarkan kontribusinya terhadap organisasi. Pemetaan dilakukan pada empat kuadran (strategic, high potential, key operation, and support). Dari hasil pemetaan tersebut didapat gambaran kontribusi sebuah aplikasi SI terhadap organisasi. Hasil tersebut dapat menjadi dasar bagi penentu strategi SI dan kemingkinan pengembangan di masa dating (Ward & Griffiths, 1996). Penjelasan tetang keempat kuadran dapat dilihat pada tabel 2.1 McFarlan’s Strategic Grid Tabel 2.1 McFarlan’s Strategic Grid (Ward & Peppard, 2002)

STRATEGIC HIGH POTENTIAL

- Application that are critical to sustaining future business strategy.

- Application that may be important in achieving future success.

- Application on which organization currenly depends for success.

- Application that are valuable but no critical to success.

KEY OPERATIONAL SUPPORT

Model ini bertujuan untuk memetakan hasil analisis seluruh aplikasi-aplikasi SI yang ada sekarang, rencana aaplikasi kedepan, dan mencari aplikasi yang potensial dalam empat kuadran. Keempat kuadran tersebut merupakan kategori sistem informasi yang digolongkan berdasarkan pada sejauh mana kontribusi terhadap bisnis organisasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Kuadran Strategic

Kuadran ini merupakan kuadran dimana sistem informasi tidak hanya dianggap penting bagi kelangsungan dan proses bisnis internal, tetapi juga proses bisnis yang terjadi pada transaksi atau aktifitas bisnis eksternal organisasi. Pada


(40)

kuadran ini pula, kebutuhan terhadap sistem informasi atau teknologi informasi dianggap sebagai competitive value bagi kelangsungan bisnis organisasi. Dengan demikian, sistem informasi ini berpotensi terhadap kesuksesan pada kelangsungan organisasi di masa depan. Integrasi pada kuadran ini tidak hanya dipertimbangkan namun sudah menjadi kebutuhan dalam mendukung kesuksesan organisasi yang sedang dijalankan.

2. Kuadran High Potential

Kuadran ini merupakan inovasi aplikasi-aplikasi SI yang ditujukan untuk menciptakan peluang guna memperoleh suatu keuntungan organisasi dimasa depan. Kuadran ini memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan kesuksesan menjalankan kelangsungan bisnis. Integrasi tidak hanya untuk mempermudah proses bisnis dan transaksi bisnis, namun juga digunakan untuk menentukan langkah bisnis dalam mempertahankan kesuksesan dimasa yang akan dating.

3. Kuadran Support

Kuadran ini mencangkup aplikasi-aplikasi SI yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas manajemen, tetapi tidak untuk menciptakan atau mendukung penyediaan manfaat kemampuan organisasi dalam berkompetensi. Meskipun sistem informasi yang terdapat pada kuadran ini bersifat penting bagi perusahaan, namun ketergantungan perusahaan terhadap aplikasi sangat kecil. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan tidak menganggap keberadaan teknologi bagi perusahaan tidak mempengaruhi kelangsungan bisnis.


(41)

4. Kuadran Key Operational

Kuadran ini mencangkup aplikasi-aplikasi SI yang ditujukan untuk menopang, membantu, dan menghilangkan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam operational bisnis yang ada antara lain melakukan otomatisasi dalam proses produksi, dan pengelolaan inventori bahan baku dan produk. Dengan demikian kesemua aplikasi SI tersebut telah menjadi hal wajib dalam memberikan kemampuan survival kepada organisasi dalam lingkungan persaingan.

2.8.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal dan faktor ekternal, yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Berikut ini adalah penjelasan tentang analisis SWOT :

1) Stengths (Kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2) Weakness (Kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.


(42)

3) Opportunities (Peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang dimasa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. 4) Threats (Ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Dalam perencanaan straetgis SI, hasil analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi CSF sebuah organisasi. Diagram SWOT dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini

Tabel 2.2 Matrix SWOT (Ward & Peppard, 2003)

Peluang (Opportunity) Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Strategi SO Strategi WO Strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Ancaman (Threat) Strategi ST Strategi WT

Strategi yang

menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman

Dalam diagram analisis SWOT pada tabel 2.2 Matrix SWOT, digambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Strategi SO, merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan, sehinggga dapat memanfaatkan peluang yang


(43)

ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

2. Strategi WO, perusahaan merupakan peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi kendala internal. Focus strategi perusahaan ini adalah turn-arround yaitu meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

3. Strategi WT, merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Organisasi dapat menerapkan strategi defensive yaitu mempertahankan diri agar keberadaan perusahaan tetap berlangsung.

4. Strategi ST, meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi mampu memiliki kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.

2.8.4 Analisis PEST

Analisi PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi) adalah suatu teknik dalam manajemen strategi yang digunakan untuk melihat faktor-faktor lingkungan luar yang berpengaruh terhadap suatu hal. Sesuai dengan singkatannya, analisis ini dilakukan dengan 4 unsur, yaitu politik, ekonomi, sosial ada teknologi.

Faktor politik yang dianalisis mencangkup kebijakan pemerintah, perpajakan, tenaga kerja, dan perlindungan konsumen. Faktor ekonomi mencangkup keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan dimasa yang akan datang yang dapat mempengaruhi kemajuan dan strategi usaha organisasi. Faktor


(44)

sosial mencangkup penilaian dari sikap konsumen dan karyawan yang mempengaruhi strategi. Faktor teknologi menganalisis perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi bahan baku, operasi, dan produk serta jasa usaha.


(45)

45

Pada bab tiga telah dijelaskan mengenai kerangka berpikir dan alur penelitian yang akan dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan strategis SI/TI. Untuk itu pada bab ini akan memuat penjelasan yang lebih rinci mengenai tools-tools yang digunakan untuk melakukan analisis dalam pembuatan rencana strategi SI/TI di Balai PUSDATIN SDA.

4.1 Identifikasi Informasi Organisasi

Balai PUSDATIN SDA merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) yang melaksanakan sebagian fungsi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air di bidang data dan informasi sumber daya air. Oleh sebab itu, Visi dan Misi Balai Pusat Data dan Informasi mengacu pada Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air.

Visi

Infrastruktur Sumber Daya Air dan Irigasi Yang Andal dan Berkelanjutan”

Misi

1. Mengembangkan kebijakan operasional pengelolaan sumber daya air.

2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air.

3. Meningkatkan upaya konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air.


(46)

4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan irigasi.

5. Meningkatkan ketersediaan serta kualitas data dan sistem informasi sumber daya air.

4.2 Analisis Lingkungan Bisnis

Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap lingkungan bisnis organisasi dengan melihat proses bisnis yang ada pada Balai PUSDATIN SDA serta faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas-aktivitas Balai PUSDATIN SDA.

4.2.1 Proses Bisnis Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Balai PUSDATIN SDA sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan operasional Balai PUSDATIN SDA, maka dapat diidentifikasi proses bisnis yang ada pada Balai PUSDATIN SDA. Proses bisnis tersebut terdiri dari 2 kategori, yaitu :

1. Proses Bisnis Utama

Proses bisnis utama pada Balai PUSDATIN SDA yaitu penyusunan program kerja Balai PUSDATIN SDA, penyelenggaraan pengolahan data sumber daya air, publikasi data sumber daya air, dan pelayanan masyarakat. Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing proses bisnis, yaitu :

a. Penyusunan program kerja Balai PUSDATIN SDA.

Penyusunan program kerja Balai PUSDATIN SDA merupakan proses perencanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh Balai PUSDATIN SDA dalam memenuhi tugas pokok dan fungsinya.


(47)

b. Penyelenggaraan pengolahan data sumber daya air.

Penyelenggaraan pengolahan data sumber daya air merupakan suatu proses pengolahan data-data sumber daya air menjadi informasi yang dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan.

c. Publikasi data sumber daya air

Proses ini merupakan aktivitas penyampaian hasil pengolahan data sumber daya air Provinsi Jawa Barat. Hasil pengolahan data sumber daya air berupa debit air, curah hujan, jaringan irigasi, dan lain-lain.

d. Pelayanan masyarakat

Pada proses ini yang dilakukan adalah pelayanan kepada masyarakat. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan seperti; sosialisasi dan mengimplementasi prasarana sumber daya air yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

2. Proses Bisnis Pendukung

Proses bisnis pendukung meliputi aktivitas yang ada di setiap unit di Balai PUSDATIN SDA, yaitu keuangan, kepegawaian, sistem dan teknologi informasi. a. Keuangan

Pada proses keuangan yang dilakukan adalah pengelolaan urusan keuangan Balai PUSDATIN SDA yang dilakukan secara efisien, transparan dan akuntabel. b. Kepegawaian

Pada proses ini yang dilakukan adalah pengelolaan sumber daya manusia (pegawai) yang merupakan asset organisasi yang sangat penting.


(48)

c. Sistem dan Teknologi Informasi

Sistem dan teknologi informasi merupakan proses pelaksanaan pengembangan sistem informasi sumber daya air pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA).

Penyusunan Program Kerja Balai PUSDATIN SDA

Penyelenggaraan Pengolahan Data Sumber Daya AIr

Publikasi Keuangan

Kepegawaian

Sistem dan Teknologi Informasi

Pelayanan Masyarakat

Proses Bisnis Pendukung

Proses Bisnis Utama

Gambar 4.1 Skema Proses Bisnis Balai PUSDATIN SDA

4.2.2 Analisis Critical Success Factor (CSF)

CSF pada dasarnya merupakan suatu teknik yang paling efektif dalam memberika solusi dalam menggunakan sistem informasi yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan organisasi melalui faktor-faktor penentu keberhasilan. Tujuan


(49)

organisasi menggambarkan hasil-hasil yang ingin dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun kedepan dan ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan misi. Berikut ini adalah tujuan Dinas PSDA berdasarkan rencana strategis tahun 2013 – 2018, yaitu :

1. Mengoptimalkan pemahaman tentang SDA.

2. Menjaga keberlangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung dan fungsi sumber daya air.

3. Memanfaatkan SDA secara berkelanjutan dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat secara adil.

4. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan SDA.

5. Terwujudnya koneksitas sistem layanan informasi dan pengelolaan SDA dengan instansi vertikal.

6. Terwujudnya ketersediaan infrastruktur pendukung pengelolaan SDA. 7. Terwujudnya kinerja infrastruktur pengendali daya rusak air.

8. Terealisasinya luas daerah layanan dan tingkat jaringan irigasi.

9. Menjaga keberlangsungan data SDA dan sistem informasi SDA yang dapat diakses oleh para pengguna data.

10. Terwujudnya efisiensi dan efektivitas sistem informasi layanan.

Berdasarkan tujuan Dinas PSDA yang tertuang dalam rencana strategis tahun 2013 – 2018, maka penulis memetakan tujuan Dinas kedalam CSF yang dapat dilihat pada tabel 4.1 Tujuan, CSF, dan ukuran utama.


(50)

Tabel 4.1 Tujuan, CSF, dan Ukuran UtamaDinas PSDA

No Tujuan CSF (Critical Success Factor) Ukuran Utama 1. Mengoptimalkan

pemahaman tentang PSDA.

Melaksanakan sosialisasi dan penyadaran publik tentang bahaya pengambilan air tanah dalam batas yang melampaui

batas aman secara

berkelanjutan.

Angka pengambilan air tanah yang melampau batas berkurang.

Pemberdayaan masyarakat dan swasta PSDA.

Meningkatnya Jumlah kegiatan program pemberdayaan

masyarakat dan swasta. Memanfaatkan teknologi

informasi dalam memberikan informasi tentang pengelolaan sumber daya air.

Meningkatnya

pemahaman masyarakat tentang sumber daya air. 2. Menjaga

keberlangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung dan fungsi sumber daya air.

Meningkatnya penatagunaan penyediaan, penggunaan,

pengembangan dan

pengusahaan SDA.

Prosentase luas layanan dan tingkat jaringan irigasi.

3. Memanfaatkan SDA secara berkelanjutan dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat secara adil.

Meningkatkan ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada.

Junlah pemanfaatan,

pengawasan dan

pengendalian kuantitas dan kualitas air.

4. Terwujudnya

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan SDA.

Adanya keterlibatan berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat dalam pengelolaan SDA.

Meningkatnya hubungan kerjasama.

Menggunakan teknologi informasi sebagai media dalam berkomunikasi antara pemerintah dan masyarakat.

Jumlah partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan SDA. 5. Terwujudnya

koneksitas sistem layanan informasi dan pengelolaan SDA dengan instansi vertikal.

Memanfaatkan website yang merupakan portal Dinas PSDA sebagai media dalam penyampaian informasi tentang SDA serta sebagai media untuk berkomunikasi dengan instansi.

Jumlah partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan SDA.


(51)

No Tujuan CSF (Critical Success Factor) Ukuran Utama 6. Terwujudnya

ketersediaan infastruktur pendukung

pengelolaan SDA.

Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana teknologi informasi dalam pengolahan data SDA.

Jumlah sarana dan prasarana teknologi informasi.

7. Terwujudnya kinerja infrastruktur

pengendali daya rusak air.

Memperbaiki infrastruktur pengendali daya rusak air.

Jumlah infrastruktur pengendali daya rusak air.

8. Terealisasinya luas daerah layanan dan tingkat jaringan irigasi.

Menyediakan infrastruktur jaringan irigasi.

Meningkatnya jumlah jaringan irigasi

9. Menjaga kelangsungan

keberadaan data SDA dan sistem informasi SDA yang dapat diakses oleh para pengguna data.

Meningkatkan kerjasama antar pemerintah dan swasta dalam penyediaan data dan informasi SDA.

Meningkatnya jangkauan kerjasama.

Meningkatkan koordinasi dengan unit kerja terkait (Balai-balai PSDA pada kab/kota) dalam penyediaan data SDA.

Meningkatkan jumlah infrastruktur pengendali daya rusak air.

Terwujudnya database SDA yang lengkap dan terpercaya.

Intensitas ketersediaan data dan informasi sumber daya air.

10. Terwujudnya efisiensi dan efektivitas sistem informasi pelayanan.

Membuat standar dan prosedur pelayanan yang tepat dan baik.

Adanya peningkatan waktu proses pelayanan.

Setelah dilakukan pemetaan terhadap tujuan utama Dinas PSDA yang tertuang pada rencana strategis tahun 2013 - 2018, maka tahap selanjutnya akan dilakukan pemetaan CSF kedalam setiap unit pada Balai PUSDATIN SDA. Hasil pemetaan CSF kedalam setiap unit pada Balai PUSDATIN SDA dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tujuan, CSF, dan Ukuran Utama Seksi OPD Balai PUSDATIN SDA, Tabel 4.3 Tujuan, CSF, dan Ukuran UtamaSeksi SISDA Balai PUSDATIN


(52)

SDA, dan Tabel 4.4 Tujuan, CSF, dan Ukuran Utama Subbagian TU Balai PUSDATIN SDA.

Tabel 4.2 Tujuan, CSF dan Ukuran UtamaSeksi OPD Balai PUSDATIN SDA

No Tujuan CSF (Critical Success Factor) Ukuran Utama 1. Melakukan

koordinasi dan pemuktahiran data sumber daya air.

Meningkatkan kerjasama dengan unit kerja pengelolaan sumber daya air dalam hal penyediaan data sumber daya air dengan memanfaatkan sistem dan teknologi informasi.

- Jumlah kerjasama dengan unit kerja terkait meningkat. - Ketersediaan jumlah

data meningkat. Memiliki standar dan pedoman

dalam pengolahan data sumber daya air.

Terwujudnya

koordinasi pengelolaan data sumber daya air. 2. Melakukan

pengukuran debit sungai.

Memiliki pengetahuan tentang prosedur dan pedoman pengukuran debit sungai.

Jumlah laporan hasil pengukuran debit sungai meningkat. Melakukan

pengukuran curah hujan

Memiliki pengetahuan tentang prosedur dan pedoman pengukuran curah hujan.

Jumlah laporan

pengukuran curah hujan meningkat.

Membangun sistem informasi yang dapat digunakan untuk membantu petugas dalam melakukan pengukuran curah hujan.

Jumlah laporan curah hujan meningkat.

Pembuatan lengkung debit

Memiliki pengetahuan tentang prosedur dan pedoman pembuatan lengkung debit.

Jumlah laporan hasil lengkung debit meningkat. Membangun sistem informasi

yang dapat digunakan untuk membantu petugas dalam pembuatan lengkung debit.

Jumlah laporan hasil lengkung debit meningkat.

3. Melakukan publikasi data sumber daya air.

Publikasi data sumber daya air yang sudah memenuhi syarat teknis dan hasil evaluasi sebagai data perkiraan dengan memanfaatkan sistem dan teknologi informasi.

Jumlah publikasi data sumber daya air.


(53)

Tabel 4.3 Tujuan, CSF dan Ukuran UtamaSeksi SISDA Balai PUSDATIN SDA No Tujuan CSF (Critical Success Factor) Ukuran Utama

1. Melaksanakan Sistem Informasi Sumber Daya Air.

Meningkatkan kerjasama dengan unit kerja pengelolaan sumber daya air.

Meningkatnya

penyediaan informasi sumber daya air.

2. Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Air.

Pengembangan website intranet PSDA.

Kualitas informasi yang baik, cepat dan akurat. Pengembangan website yang

merupakan portal Dinas PSDA.

Kualitas data dan informasi yang baik, cepat dan akurat. Pengembangan Geographic

Information System (GIS)

Sumber Daya Air.

Penyediaan data dan informasi wilayah sumber daya air. Pembuatan Sistem Informasi

Sumber Daya Air (SISDA).

Penyediaan informasi sumber daya air.

Tabel 4.4 Tujuan, CSF dan Ukuran UtamaSubbagian TU Balai PUSDATINSDA No Tujuan CSF (Critical Success Factor) Ukuran Utama

1. Melaksanakan kegiatan

kearsipan dan

dokumen.

Menerapkan sistem informasi pengarsipan dan dokumen.

Laporan arsip dan dokumen.

2. Melakukan kegiatan ketatausahaan dan perlengkapan rumah tangga.

Membuat sistem informasi tata usaha dan perlengkapan rumah tangga.

Laporan administrasi tata usaha dan

perlengkapan rumah tangga dengan cepat 3. Melaksanakan

pengelolaan

administrasi keuangan

Memiliki sistem informasi keuangan, sehingga mampu mengelola keuangan dengan akurat.

Laporan keuangan yang akurat.

4. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian

Koordinasi antar unit kerja dalam melakukan pendataan adminsitrasi kepegawaian dengan memanfaatkan sistem dan teknologi informasi.

Laporan administrasi kepegawaian yang akurat.


(54)

4.2.3 Analisis PEST

Analisis PEST merupakan salah satu tools yang dipakai dalam melakukan analisis terhadap faktor-faktor eksternal organisasi yang berdampak pada proses kerja organisasi. Faktor-faktor tersebut meliputi :

1) Faktor Politik

Kebijakan pemerintah yang mengacu pada UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, bahwa pengelolaan sumber daya air perlu didukung oleh Sistem Informasi Sumber Daya Air yang mampu menyajikam informasi secara lengkap, tepat dan akurat, sehingga Balai PUSDATIN SDA dituntut harus mampu mengelolah dan menyediakan data dan informasi sumber daya air yang berkualitas. Selain itu dengan kehadiran UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka Balai PUSDATIN SDA harus lebih meningkatakan kinerja Balai dalam hal penyediaan data dan informasi agar dapat diakses oleh semua pihak. Informasi publik merupakan hak dasar yang mesti dipenuhi oleh lembaga publik untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Ketika informasi disebarluaskan dengan baik, maka dapat mendukung berkembangnya partisipasi publik dan hubungan yang ideal antara masyarakat dengan aparatur pemerintah.

2) Faktor Ekonomi

Dari sisi faktor ekonomi, Balai PUSDATIN SDA cenderung cukup stabil. Hal nini dikarenakan proses pendanaan maupun pengadaan Balai PUSDATIN SDA dianggarkan langsung oleh pemerintah.


(55)

3) Faktor Sosial

Faktor sosial yang cukup dirasakan oleh Balai PUSDATIN SDA yaitu tingkah laku konsumen dalam hal memperoleh informasi. Sebagai contohnya ; permintaan informasi yang dilakukan oleh salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Jawa Barat tentang data pengelolaan sumber daya air hingga anggaran yang dikeluarkan. Namun hal tersebut dapat dijadikan sebagai peluang bagi Balai PUSDATIN SDA dalam meningkatkan transparansi kinerja sebagai instansi yang mengelolah sumber daya air. Selain tingkah laku konsumen dalam memperoleh informasi, faktor lain yang cukup serius yang dialami yaitu partisipasi masyarakat yang rendah dan terjadinya konflik pemanfaatan air.

Dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan tersebut pemerintah perlu memberikan solusi melalui mediasi atau komunikasi dengan menerapkan program pemberdayaan masyarakat. Program tersebut mengharuskan kerjasama dan koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, perusahaan serta masyarakat.

4) Faktor Teknologi

Perkembangan teknologi informasi kini semakin pesat dan selalu menampilkan inovasi baru dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup, baik itu kebutuhan inividual maupun kebutuhan kelompok atau organisasi. Tantangan di masa depan adalah melakukan transformasi secara penuh untuk memberikan pelayan publik yang lebih berkualitas, meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian data dan informasi kepada masyarakat, serta dapat membantu meningkatkan kegiatan penyelenggaraan pemerintah di bidang pengolahan sumber daya air lebih efektif. Perkembangan teknologi yang terus meningkat


(56)

dapat menjadi reverensi bagi instansi pelayanan publik dalam pengembangan teknologi informasi yang dimiliki.

4.2.4 Analisis SWOT

Pendekatan analisis SWOT yang digunakan untuk menganalisis lingkungan internal Balai PUSDATIN SDA adalah pendekatan kualitatif SWOT. Input dari analisis SWOT yaitu kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan ancaman (Threats) pada Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air. Output analisis SWOT menghasilkan rumusan SO, ST, WO dan

WT.

Kekuatan diidentifikasi untuk mengetahui kekuatan organisasi agar dapat meningkatkan pelayanan. Identifikasi kelemahan dilakukan untuk mengetahui kelemahan yang dimiliki oleh organisasi, sehingga dapat diperbaiki. Identifikasi peluang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dari organisasi. Identifikasi ancaman dilakukan agar organisasi mampu menghadapi ancaman yang akan terjadi.

Berdasarkan kuesioner dan pengamatan yang dilakukan pada Balai PUSDATIN SDA, dapat dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal. Berikut ini adalah faktor internal yang terdapat pada Balai, yaitu : 1. Faktor Kekuatan (Strength), yaitu :

a. Memiliki kebijakan untuk memanfaatkan SI/TI yang tercantum dalam Rencana Strategi tahun 2013 – 2018 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air.


(57)

b. Adanya komitmen yang berorientasi kepada pencapaian misi kelima yaitu meningkatkan ketersediaan serta kualitas data dan sistem informasi sumber daya air.

c. Memiliki anggaran untuk pengembangan SI/TI. d. Sarana teknologi informasi yang lengkap.

e. Pengadaan asset TI dilakukan dengan koordinasi semua unit kerja Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air.

f. Memiliki situs Web yaitu www.psda.jabprov.go.id, dimana dalam situs tersebut terdapat informasi-informasi tentang pengelolaan sumber daya air.

2. Faktor Kelemahan (Weakness), yaitu :

a. Website Intranet PSDA yang merupakan situs yang hanya dapat digunakan didalam lingkungan intern Dinas PSDA yang berfungsi sebagai bank data sumber daya air tidak berjalan.

b. Terbatasnya ketersediaan data dan informasi sumber daya air pada Balai Pusat Data dan Informasi, dikarenakan sistem informasi yang disediakan tidak dipergunakan.

c. Penggunaan dokumen masih cukup besar yaitu sekitar 70%. d. Jumlah dan kualitas SDM TI yang masih kurang.

e. Pempublikasian data sumber daya air (curah hujan dan debit air) masih dalam bentuk buku.

Berikut ini adalah faktor-faktor eksternal yang terdiri dari : 1. Faktor Peluang (Opportunity), yaitu :


(58)

a. Adanya kebijakan nasional pengolahan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) sesuai dengan Perpres 33 Tahun 2011.

b. Adanya regulasi pemerintah pusat tentang keterbukaan informasi publik, sehingga mewajibkan penerapan SI/TI.

c. Adanya kerjasama dengan unit kerja lain sehingga memanfaatkan sistem dan teknologi merupakan solusi yang tepat dalam meningkatkan kerjasama.

d. Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan informasi yang diberikan oleh lembaga sangat tinggi.

e. Perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat. 2. Faktor Ancaman (Threat), yaitu :

a. Koordinasi dengan unit sumber daya air masih lemah.

b. Kemampuan pegawai pada Dinas dalam menggunakan dan memahami sistem dan teknologi yang diterapkan sangat minim.

c. Minimnya pemahaman masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air. d. Penyalagunaan teknologi informasi.

4.2.5 Matrix SWOT

Berdasarkan hasil identifikasi SWOT, selajutnya dirumuskan strategi-strategi

SO, WO, ST, dan WT Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air. Perumusan strategi dapat dilihat pada Tabel 4.5 Analisis Matrix SWOT.


(1)

Jogiyanto. 2005. Pengenalan Komputer. Andi. Yogyakarta.

Johnson, Richard K. “Open Access: Unlocking the Value of Scientific Research” The

New Challenge for Research Libraries: Collection Management and Strategic Access to Digital Resources: a conference sponsored by the University of Oklahoma.

Kadir Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.

Kasenda Glendi Mario, dkk. 2014. Perencanaan Strategi Teknologi Informasi Pada Sektor Public Menggunakan Kerangka The Open Group Architecture

Framework (TOGAF). Yogyakarta

Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia. 2003. Panduan Manajemen Sistem Dokumen Elektronik.

Pant, Cheng Hsu, “Strategic Information Systems Planning: A Review”, 1995 Information Resources Management Association International Conference, May 21-24, Atlanta, Georgia, 1995

Rangkuti, Freddy. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedakan kasus bisnis. Cetakan ke 8. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rangkuti, F., 2003, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(2)

Rapiyadi. 2009. Perencanaan Strategi Sistem Infromasi pada Dirjen Mineral. Studi kasus : Dirjen Mineral.

Sudarsono Nono. 2014. Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Akademis. Studi Kasus : STMIK Tasikmalaya

Venkatesh, V. dan Davis, F.D. 1996. A Critical Assesment of Potential Measurement Biases in the Technology Acceptance Model: Three Experiments. Internasional Journal of Human Computer Study, vol.45

Ward, John. and Joe Peppard. 2002, Strategic Planning for Information System 3nd ed. England:John Wiley & Sons

Ward, J. and Griffiths, P. 1996. Strategic Planning for Information System 2nd ed. Chicester: John Wiley & Son

Wedhasmara Ari, April 2009. Langkah-langkah perencanaan sistem informasi dengan menggunakan metode Ward and Peppard, vol 1, no.1


(3)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tesis ini dengan judul : “PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BALAI PUSAT DATA

DAN INFORMASI SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA BARAT”. Tesis

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program

Magister Sistem Informasi, Fakultas Pascarasjana, Universitas Komputer Indonesia.

Penulis sadar bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

masih terdapat kekurangan dan kesalahan, mengingat keterbatasan penulis dalam hal

ilmu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan tesis ini.

Dalam mempersiapkan dan menyelesaikan tesis ini penulis telah banyak

memperoleh bantuan, baik berupa moril maupun material dan bimbingan pengarahan

serta dorongan dari berbagai pihak, yang sangat membantu kelancaran dalam

penyusunan tesis ini.

1. (Almarhum) Ayah tercinta yang selalu memberikan doa, dorongan, semangat dan


(4)

vi

2. Ibu tercinta, kakak dan ponakan tersayang yang selalu memberikan dorongan

semangat dan doa yang tak pernah ada habisnya.

3. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

4. Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Pascasarjana

Universitas Komputer Indonesia, serta sebagai Dosen Pembimbing Pengganti

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan sarang dalam penulisan tesis ini.

5. Didi Rosiyadi, S.Kom., M.Kom., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penulisan tesis ini.

6. Kepada seluruh Pengajar Program Studi Magister Sistem Informasi, Universitas

Komputer Indonesia.

7. Staf Administrasi Fakultas Pascasarjana yang telah membantu mengurus semua

kebutuhan administrasi Penulis.

8. Seluruh Staf Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.

9. Seluruh staf Pegawai Balai Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Air Provinsi

Jawa Barat.

10. Teman-teman MSI-2013

11. Teman-teman SI-08 yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat bagi


(5)

vii

Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, baik secara langsung

maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu .

Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Agustus 2015


(6)

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI DAN

TEKNOLOGI INFORMASI DI BALAI PUSAT DATA

DAN INFORMASI SUMBER DAYA AIR

PROVINSI JAWA BARAT

Oleh :

Rosalin Theophilia Tayane 5710113014

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

Telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah ini Bandung, Agustus 2015

Pembimbing I

Didi Rosiyadi, S.Kom., M.Kom., Ph.D.

Pembimbing II / Ketua Magister Sistem Informasi

Dr. Ir. Yeffry Handoko Putra, M.T NIP. 41277005001