Sistem Informasi Persediaan Barang pada Dinas Pengelolaan Sumber daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat

(1)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer

Oleh

MARIA ASI YUDITH MANDOWEN 1.05.08.277

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Tidak Bersedia :

“Bahwa hasil penelitian yang diberikan “SISTEM INFORMASI PERSEDIAN BARANG PADA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PROVINSI JAWA BARAT “ dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku

dikarenakan untuk menjaga kepentingan perusahaan.

Bandung, 03/01/2013

Penulis,

Maria Asi Yudith Mandowen

Pembimbing Lapangan PSDA


(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK……… i

ABSTRACT………... ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR GAMBAR……… xii

DAFTAR TABEL……… xv

DAFTAR SIMBOL……….. xvii

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang ………...………... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan masalah……… 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitain...………... 4

1.4 Kegunaan Penelitian……….. 5

1.4.1 Kegunaan Praktis………. 5

1.4.2 Kegunaan Akademis……… 6

1.4 Batasan Masalah……… 7


(4)

2.1.2 Karakteristik Sistem………..……... 9

2.1.3 Klasifikasi Sistem……….……… 11

2.2 Konsep Dasar Informasi……… 12

2.2.1 Pengertian Informasi………... 12

2.2.2 Jenis Informasi…….………..…….. 13

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi……….….. 14

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi……….... 14

2.3.2 Pengertian Alat Tulis... 15

2.3.2 Komponen Sistem Informasi………... 15

2.4 Kasus Yang Dianalisis………..………...……. 16

2.4.1 Pengertian Persediaan..……… 16

2.4.2 Pengertian Barang………..………..………..…….. 16

2.5 Perangkat Lunak Pendukung……… 16

2.5.1 MySQL...………….……… 17

2.5.2 PHP……….…….……….... 17

2.5.3 Adobe Dreamweaver……..………. 17

2.5.4 Browser dan Web Server………. 18

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN……… 19


(5)

3.1.4 Deskripsi Kerja………. 28

3.2 Metode Penelitian..……… 50

3.2.1 Desain Penelitian……….. 50

3.2.2 Jenis dan Metode Penelitian………..………..…. 50

3.2.2.1 Sumber Data Primer………. 51

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder……… 51

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem……….…………. 52

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem……….. 32

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem……… 53

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan……….. 53

1. Flow Map………. 54

2. Diagram Kontek………... 54

3. Data Flow Diagram……….. 54

4. Kamus Data……….. 55

5. Perancangan Basis Data……….. 57

1. Normalisasi……….. 57

2. Relasi Tabel………. 58

3. Entity RelationShip……….. 58


(6)

4.1.1 Analisis Dokumen………... 60

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan………. 64

4.1.2.1 Flow Map………..…….. 65

4.1.3 Evaluasi Sistem yang sedang Berjalan………... 66

4.2 Perancangan Sistem………... 67

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem………... 67

4.2.2 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan………. 68

4.2.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan……… 68

4.2.3.1 Diagram Kontek……….. 72

4.2.3.2 Data Flow Diagram……….. 74

1. DFD Level 1………. 75

2. DFD Level 2 Proses 3……….. 59

3. DFD Level 2 Proses 4………... 60

4. DFD Level 2 Proses 5...………... 76

5. DFD Level 2 Proses 6... 77

4.2.3.4 Kamus Data……….. 76

4.2.4 Perancangan Basis Data………... 83

4.2.4.1 Normalisasi……….………. 83


(7)

4.2.5 Perancangan Antar Muka……….... 97

4.2.5.1 Struktur Menu………..…… 98

4.2.5.2 Perancangan Input………... 99

4.2.6 Perancangan Artsitektur Jaringan……… ... 117

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM………... 119

5.1 Implementasi...………. 119

5.1.1 Batasan Implementasi……….. 119

5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak……… 119

5.1.3 Implementasi Perangkat Keras……… 121

5.1.4 Implementasi Basis Data………. 102

5.1.5 Implementasi Antar Muka………... 126

5.1.6 Implementasi Instalasi Program……….. 137

5.1.7 Penggunaan Program………... 139

5.2 Pengujian……….. 140

5.2.1 Rencana Pengujian……….. 140

5.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian………. 144


(8)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

dengan judul : “SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA DINAS

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA BARAT”. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Starta Satu Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, doa, dorongan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie., Ir.,M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

3. Syahrul Mauluddin, S.Kom., M.Kom, selaku Ketua Prodi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

4. Deasy Permatasari, S.Si., MT. selaku Dosen Wali.

5. Diana Effendi, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan pengarahan kepada penulis.


(10)

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian.

8. Bapak Nandang selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan banyak informasi.

9. Kedua orang tua tercinta Mama dan Papa yang selalu mendoakan dan memberikan support kepada penulis.

10. ka Sita, Ka Ana, Ka Ical, Ka itin dan ponakan-ponakan tersayang Holy, Ester, Tinus, Lukas, dan Yunita yang selalu memberikan dorongan semangat dan doa yang tak pernah ada habisnya.

11. Teman-teman MI-06 2008 yang telah bersama-sama melewati suka dan duka perkuliahan.

12. Teman-teman penulis Ridha, Yana, Inu, Mail, Ratih, Rere, Mei, Ona, Bang Crist, kaka Serkom, kaka Seli, Kaka Nando, terima kasih atas dorongan dan bantuannya serta doanya dalam penyelesaian skripsi ini

13. Yang saya kasih dan cintai abang Berto Rumaikewi yang selalu memberikan dorongan dan semangat

14. Semua pihak yang terlibat yang telah ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.


(11)

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Bandung, Januari 2013


(12)

Andri Kristanto. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Gava Media. Yogyakarta.

Freddy Rangkuty. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. RajaGravindo Persada. Jakarta.

Jogiyanto. 2005. Pengenalan Komputer. Andi. Yogyakarta.

Zulkifli Amsyah. 2005. Manajemen Sistem Infomasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Barang/ 1 Oktober 2012

http://luphmama.wordpress.com/pengertian_sistem/ 3 November 2012

http://www.krtutorplus.com/2010/01/cara-install-wampserver/ 7 November 2012


(13)

1.1Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini, peran teknologi informasi sangat diperlukan untuk menujang berbagai macam kegiatan. Teknologi informasi dapat memberikan efektivitas informasi dapat memberikan informasi yang tepat akurat serta dapat mengorganisir dengan baik data perusahan dalam jumlah besar serta dapat membantu perusahan dalam pengambilan keputusan secara tepat dalam menentukan staregi dan kebijakan perusahaan.

Dengan semakin berkembang suatu perkantoran di indonesia, maka informasi adalah hal yang sangt penting bagi suatu perusahaan/ instasi. Maka, dari itu, masing-masing perusahaan dituntut untuk menunjang proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Dengan proses pengambilan keputusan yang tepat dan tepat akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan dan memajukan perusahaan.

Sistem informasi dirancang dengan baik, kerena sistem informasi yang handal, cepat dan tepat tidak dapat diperoleh tanpa suatu sistem yang baik. Dengan sistem informasi yang baik, akan membuat perusahaan tersebut lebih unggul dalam persaingan dengan perusahaan lain.

Salah satu sistem informasi yang dirancang dan dikembangkan dengan baik adalah sistem informasi persedian barang. Sistem nformasi persedian barang harus dirancang dengan baik karena persedian barang merupakan suatu aspek


(14)

penentu dalam dalam pengambilan keputusan. Sistem informasibarang yang baik harus dapat mengontrol dan mengelola persedian barang, contohnya dapat mengontrol keluar masuknya barang dan mengelola arus keluar masuknya barang.

Salah satu penunjang kelancaran operasional suatu perusahaan adalah pengguaan alat Tulis Kantor (ATK), untuk itu diperlukan satu system persedian Barang yang efektif dan efisien. Ketersedian ATK dapat mempengaruhi mutu dan progress kegiatan yang diselenggarakan organisasi atau instansi.

Dikarenakan systen yang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat kurang praktis karena dilakukan secara manual sehingga masih terjadi kesalahan dan ketidak akuratan dalam pembuatan laporan memerlukan waktu yang lama. Pada Instansi Milik Negara ini memiliki lima Bidang yaitu: Sekretaris, Bidang Rekayasa dan Teknik, Bidang konstruksi, Bidang Operasi dan Pemeliharaan, dan Bidang Bina Manfaat. Proses pembelian Alat Tulis Kantor (ATK) kepada supplier, dilakukan berdasarkan penunjukan langsung dan besarnya jumlah pembelian didasarkan oleh kebijakan. Dalam Triwulan atau tiga bulan sekali Dinas Pengelola Sumer Daya Air (PSDA) menghabiskan biaya untuk ATK rata-rata 100 juta rupiah.

Dari uraian diatas, serta melihat betapa pentingnya tugas pihak gudang dalam mengatur dan mengelolah kegiatan persediaan barang pada Dinas Pengelolaan Sumber daya air, maka penulis merasa tertarik untuk membuat suatu Perancangan Sistem Informasi yang bersifat intranet di Dina Pengelolaan sumber daya air Provinsi Jawa Barat, khususnya untuk pihak gudang dan menjadikannya


(15)

sebagai objek penelitian yang dilaksanakan oleh penulis. Adapun judul yang diajukan oleh penulis adalah :

“SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA BARAT”

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Selama Melakukan Penelitian di Dinas Pengelolaan Sumber Air menemukan beberapa masalah dalam pelaksanakan proses pengelolaan data barang persedian oleh bagian administrasi gudang yang dapat didentifikasi dan dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1 Identifikasi Masalah

Masalah yang akan dikemukakan dalam pembuatan sistem informasi persedian barang Alat Tulis Kantor pada Dina Sumber Daya Air adalah sebagai berikut.

1. Pengelolaan persedian barang masih bersifat manual sehingga tidak adanya pengawasan dan kontrol yang jelas terhadap barang yang masuk dan barang keluar serta memicu adanya kesalahan pencatatan dan kecurangan dalam sistem persedian barang (Alat Tulis Kontor)

2. Tidak adanya laporan pencatatan secara terkomputerisasi yang jelas mengenai arus masuk dan keluar barang di gudang

3. Pembuatan Laporan belum efektif dikarenkan sumber masih berupa file dan dokument, sehingga sering terjadi keterlambatan dalam pembuatan laporan.


(16)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi yang telah diuraikan,maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Informasi Persediaan Barang yang sedang berjalan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.

2. Bagaimana Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.

3. Bagaimana Implementasi dari Rancangan Sistem Informasi Persediaan Barang yang diusulkan ke dalam bentuk Aplikasi pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.

4. Bagaimana Pengujian Sistem Informasi Persedian Barang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air.

4.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.

4.3.1 Maksud Penelitian

1. Mengimplementasikan pengetahuan yang didapat di perkuliahan dengan kenyataan yang sesungguhnya di lapangan.

2. Untuk membangun Sistem Informasi Persediaan Barang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat agar lebih efektif dan efisien.


(17)

1.3.2. Tujuan Penelitian

1. Sistem Informasi Persedian Barang yang sedang berjalan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air belum terkomputerisasi

2. Membuat Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Persediaan Barang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat

3. Melakukan Implementasi Sistem Informasi Persedian Barang yang sesuai untuk menentukan kualitas Aplikasi yang dibuat pada pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.

4. Untuk mengetahuai Pengujian Sistem Informasi Persedian barang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari dilakukannya penelitian yaitu kegunaan Praktis :

1.4.2 Kegunaan Praktis, yaitu :

1. Memberi pengetahuan tentang pentingnya persedian barang bagi sebuah organisasi atau instansi.

2. Sebagai bahan ajuan bagi instansi tersebut dalam mengambil keputusan. 3. Meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan persedian barang, sehingga


(18)

1.4.3 Kegunaan Akademis, yaitu :

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfaat bagi bidang ilmu yang sedang digeluti, yaitu sistem informasi. Dengan hasil penelitian ini kita dapat memadukan antara apa yang kita dapat dilapangan dengan ilmu sistem informasi yang telah diajarkan dikelas, sehingga dapat lebih memajukan ilmu sistem informasi yang sudah ada. 2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan serta sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang mengambil tugas akhir dalam kajian yang sama.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini sangat berguna dalam menganalisis suatu prosedur sistem yang ada didalam sebuah perusahaan atau instansi, yang kemudian dari hasil analisis tersebut peneliti berusaha untuk memperbaikinya dengan membuat suatu sistem yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan ilmu yang telah didapat oleh peneliti, sehingga kinerja dari perusahaan atau instansi yang bersangkutan lebih baik lagi. Hal ini merupakan sebuah aspek yang sangat penting dalam proses pembelajaran.


(19)

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan pembahasan penelitian yang dilakukan agar penyusunan penelitian ini memiliki arah dan tujuan yang jelas. Oleh karena itu penyusun membatasi masalah sebagai berikut :

1. Hanya membahas tentang proses permintaan barang dari Bagian (Sekretaris, rekayasa dan teknik, kontroksi, oprasi dan pemeliharaan, dan bina manfaat). permintaan pembelian barang, penerimaan barang dari supplier, dan pembuatan laporan barang masuk, barang keluar dan persediaan barang.

2. Data barang yang dikelola hanya barang Alat Tulis Kantor (ATK) 3. Perancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang yang akan dibuat

adalah berbasis Website yang bersifat intranet yaitu, jaringan sistem informasi internal yang hanya dapat digunakan pada Dinas PSDA.

4. Jika terjadi retur, maka supplier harus mengganti sejumlah barang

yang diretur sampai kualitas barang tersebut dapat memenuhi standar yang diminta perusahaan.


(20)

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jl. Braga No.137 Bandung. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Aktivitas Oktober

2012

November 2012

Desember 2012

January 2013 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengumpulan Data

2 Analisis Data

3 Perancangan Database 4 Koding

3 Menguji Perangkat lunak 4 Evaluasi Perangkat lunak


(21)

2.1 Konsep Dasar Sistem

Sistem informasi dibangun oleh dua unsur yaitu sistem dan informasi. Untuk lebih jelas mengenai Sistem Informasi maka akan diuraikan lebih jelas definisi sistem, informasi, dan sistem informasi.

Berikut ini adalah rincian tentang penjelasan mengenai Konsep Dasar Sistem, yaitu :

2.1.1Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Drs. Zulkifli Amsyah, sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. Selanjutnya Andri Kristanto mengatakan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memoreses masukan yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengelolah masukan tersebut sampai menghasilkan keluaran yang diinginkan. Sedangkan menurut Edgar F Huse dan James L. Bowsict, sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.


(22)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut Prof. Dr. Jogiyanto (2005 : 684-686), suatu sistem mempunyai karakteristik atas sifat-sifat yang tertentu. Karakter sistem terdiri dari :

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.

2. Batas sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya

3. Penghubung sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem yang lainnya

4. Masukan sistem

Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan gara sistem tersebut dapat beroperasi. Signal Input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

5. Keluaran sistem

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan


(23)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran

7. Sasaran sistem

Suatu sistem mempunyai maksud tertentu untuk mencapai suatu tujuan atau suatu sasaran

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai berikut ini :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-human-machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.


(24)

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tak tentu.

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan programprogramyang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka.

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.


(25)

2.2 Konsep Dasar Informasi

Berikut ini adalah rincian penjelasan mengenai Konsep Dasar Informasi menurut Drs. Zukifli Amsyah, MLS (2005 : 289-299).

2.2.1 Pengertian Informasi

Informasi adalah bahan yang dihasilkan dari pengolahan data. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh beberapa hal, yaitu relevan (Relevancy), akurat (Accurancy), tepat waktu (Time

liness), ekonomis (Economy), efisien (Efficiency), ketersediaan (Availability), dapat dipercaya (Reliability), dan konsisten.

2.2.2 Jenis informasi

Jenis informasi dapat dikelompokan berdasarkan : 1. Isi informasi.

Informasi biasanya disebut berdasarkan isi pokok atau subjek dari informasi yang bersangkutan. Subjek tersebut adalah mengenai suatu kegiatan atau bidang tertentu, mulai dari tingkat subjek yang luas sampai tingkat subjek yang sempit. 2. Bentuk informasi.

Berdasarkan pada bentuknya, maka informasi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :


(26)

1. Informasi uraian.

Informasi uraian adalah informasi yang disajikan dalam bentuk uraian cerita yang panjang atau singkat yang berisikan kalimat yang jelas.

2. Informasi rekaptulasi

Informasi rekaptulasi adalah informasi ringkas dengan hasil akhir dari suatu perhitungan atau gabungan perhitungan yang berisikan angka-angka yang disajikan dalam bentuk kolom-kolom.

3. Informasi gambar.

Informasi gambar adalah informasi yang dibuat dalam bentuk gambar atau bagan.

2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi

Berikut ini adalah rincian penjelasan mengenai Konsep Sistem Informasi menurut Andri Kristanto (2008 : 12-14).

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah Sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah Sistem Informasi.


(27)

Menurut Jugianto H.M, sistem Informasi adalah kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi pentingm, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal.

Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin Sistem Informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, Sistem Informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.

2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Secara rinci, komponen-komponen sistem informasi terdiri atas : 1. Input dan Output

2. Proses dan Teknologi 3. Basis data dan Kendali

2.4 Pengertian Alat Tulis Kantor

Menurut The Liang Gie (Administrasi Perkantoran Modern : 1988)

Pengembangan tentang alat tulis kantor adalah benda-benda yang dipakai habis dalam pelaksanaan dalam pekerjaan sehari-hari dari pegawai-pehawai tata usaha


(28)

yang tergolong office supplier (bekal tatausaha) ini misalnya pulpen, pensil, tinta, pita mesin tik, kertas blangko formulis, karbon, berkas, jepitas kertas. Diantara macam-macam perlengkapan tatausaha yang terpakai habis dalam penggunaannya dikantor itu, maka benda-benda yang khusus dipakai untuk tulis-menulis seperti kertas, pensil, tinta, dan lain-lain sebagai keseluruhan disebut keperluan tulis-menulis.

2.5Kasus yang Dianalisis

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai teori-teori permasalahan yang relevan dengan pembahasan skripsi, yaitu :

2.5.1 Pengertian Persediaan

Menurut Freddy Rangkit (2004 : 1-2), persediaan adalah barang-barang yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen setiap waktu. Sebuah kegiatan persediaan perlu diadakan suatu pengawasan. Tujuan dari diadakan pengawasan yaitu :

1. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan. 2. Supaya pembentukan persediaan stabil. 3. Menghindari pembelian kecil-kecilan. 4. Pemesanan yang ejonomis.


(29)

2.5.2 Pengertian barang

Barang atau komoditas dalam pengertian ekonomi adalah suatu objek atau jasa yang memiliki nilai. Nilai suatu barang akan ditentukan karena barang itu mempunyai kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan.

2.6Perangkat Lunak Pendukung

Perangkat lunak pendukung adalah perangkat lunak yang digunakan dalam merancang sistem dari mulai coding samapi implementasinya. Berikut ini adalah perangkat lunak yang akan digunakan dalam merancang perangkat lunak persediaan barang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air :

2.6.1MySQL

MySQL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data Base Management System) yang menjalankan fungsi pengolahan data. MySQL merupakan sebuah database server. Jadi dengan menggunakan database ini, kita dapat menghubungkannya ke media internet sehingga dapat diakses dari jauh. Selain itu, MySQL juga dapat melakukan query yang mengakses databse pada server. Jadi MySQL dapat juga berperan sebagai client. Alexsander F.K. Sibero (2011 : 97).

2.6.2PHP

Alexsander F.K. Sibero [2011 : 49]. PHP adalah pemograman interpreter


(30)

dimengerti computer secara langsung pada saat baris kode dijalankan. PHP disebut sebagai pemograman Server Side Programming, hal ini dikarenakan seluruh prosesnya dijalankan pada server. PHP adalah suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang dikenal dengan nama open source.

2.6.3 Adobe Dreamweaver

Menurut Alexsander F.K. Sibero (2011 : 384), Adobe Dreamweaver adalah suatu produk Web Developer yang dikembangkan oleh Adobe System Inc. Sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, yang kemudian sampai saat ini pengembangannya diteruskan oleh Adobe System Inc. Ruang kerja atau workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver.

2.6.4 Browser dan Web Server

Menurut Alexsander F.K. Sibero (2011 : 19), dalam dunia web perangkat lunak client yaitu browser web mempunyai tugas yang sama yaitu menterjemahkan informasi yang diterima oleh server web dan menampilkan pada layer computer pengguna. Umumnya browser web menerima data dalam bentuk HTML. File HTML sebenarnya adalah file teks biasa yang berisi informasi yang hendak ditampilkan oleh pengguan.

Untuk menjalankan PHP dan MySQL, dibutuhkan sebuah web server.

Apache merupakan salah satu web browser yang ketangguhannya telah teruji serta sifat dari apache yang free dan open source


(31)

3.1 Objek Penelitian

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) adalah salah satu instansi pemerintahan yang memiliki fungsi dan tugas untuk mengelola kegiatan perairan di Jawa Barat, untuk melihat lebih jelas gambaran megenai objek penelitian, maka penelitian membahas mengenai sejarah, visi misi perusahaan, struktur organisasi, serta diskripsi pekerjaan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air.

3.1.1 Sejarah Dinas PSDA

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air adalah salah satu Dinas di Provinsi Jawa Barat yang merupakan bagian dari untaian sejarah bangsa khususnya yang berkaitan dengan permasalahan sumber daya air. Hal ini terbukti dengan adanya peninggalan sejarah yang.

Pada masa penjajahan Belanda, sebelum dibentuknya peraturan mengenai AlgemenWater Reglement (AWR 1936 - tentang pengaturan air), saat itu dirasakan sangat dibutuhkan aturan-aturan mengenai pengaturan dan pembagian air, maka pada tahun1925 di bawah pimpinan Insinyur Kepala Ir. J. Blastone yang pada waktu itu menjabat Direktur Burgerlijke Openbare Werken (BOW) mulai disusun PeraturanPengairan Umum untuk Jawa dan Madura (Algemeen Water Reglement) Voor Java en Madoera.


(32)

Pada tanggal 01 Januari 1930 peraturan pengairan tersebut dapat diselesaikandan berlaku untuk seluruh Jawa dan Madura, kecuali Karesidenan Yogyakarta dan Surakarta (Vorstenlanden). Pada tahun 1936 Algemen Water Reglement (AWR) disetujui oleh).

AWR adalah merupakan titik awal tugas Provinsi dalam hal urusan Pengairan (Irigasi), oleh karenanya instansi/lembaga pemerintahan ini mempunyai artipenting dalam bidang penguasaan (Beheer) perairan umum dan pengaturan serta memelihara pelaksanaan pembagian air yang disebut “Penguasaan Perairan“ (Water Beheer),maka pada tahun 1937keluarlah Algemeen Water Beheer Vecordening (AWBV).

Sejak AWR inilah peraturan-peraturan mengenai bidang pengairan semakin dipertegas lagi bahkan memperkuat keberadaan lembaga bidang pengairan. Setelah perang kemerdekaan seiring dengan bergulirnya waktu, bertambahnya populasi penduduk dan berubahnya perilaku masyarakat sehingga berpengaruh terhadap kondisi alam, maka peraturan-peraturan tersebut selalu diadakan perubahan-perubahan sehingga banyak mengalami perubahan termasuk struktur organisasinya.

GAMBARAN UMUM DINAS

Provinsi Jawa Barat dengan luas sekitar 39.629 km2 memiliki curah hujan tahunan rata-rata paling tinggi diantara Provinsi di Indonesia yaitu berkisar antara2000-4000 mm dan mempunyai potensi sumber daya air khusunya air permukaan mencapai rata-rata 48 Milyar m3 pertahun dalam kondisi normal. Dari


(33)

potensi tersebut sampai dengan saat ini baru dimanfatkan sekitar 50 % atau 24 Milyar m3 pertahun, sedangkan sisanya masih terbuang kelaut.

Potensi sumber daya air tersebut mengalir pada sekitar 2.745 buah sungai induk dan anak-anak sungainya, tersebar di 5 (lima) wilayah kerja Balai PSDA (Pendayagunaan Sumber Daya Air), sekitar 35,9 Milyar m3 per tahun (75 %) dari jumlah potensi tersebut mengalir pada 2.078 buah sungai (38 DPS) yang secara geografis lintas Kabupaten/Kota, sedangkan sisanya yaitu 12,1 Milyar m3 pertahun (25 %) berada pada 1.170 buah sungai (241 DPS) yang masing-masing mengalir pada satu Kabupaten/Kota.Selain sumber daya air alami, Jawa Barat juga memiliki situ-situ dan waduk-waduk buatan. Tidak kurang dari 20 waduk mempunyai kapasitas tampung lebih dari 6,8 Milyar m3, diantaranya 3 waduk dibangun pada Sungai Citarum yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Juanda. Ketiga waduk tersebut mempunyai daya tampung total mencapai 5,83 Milyar m3. Sedangkan situ/danau dan embung di Jawa Barat sebagian dibangun pada jaman Pemerintahan Belanda. Sampaitahun 2004 tidak kurang dari 456.

Ketersediaan air tanah pada dasarnya sangat sulit untuk diprediksi. Estimasiakan lebih teliti apabila dianalisa dengan menggunakan data hasil pemboran dilapangan yang mana distribusinya harus memenuhi kaidah-kaidah analisis teknis.Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa potensi air tanah sesungguhnya sama dengan base flow, oleh karenanya pengambilan air tanah secara langsung akan mengurangibase flow ke sungai (Lembaga Penelitian ITB). Secara global air tanah terdiri dari air tanah dangkal tidak tertekan dan Air tanah dangkal pada umumnya dipergunakan untuk keperluan domestik yang


(34)

kapasitasnya kecil. Ketersediaan air tanah dangkal biasanya akan tergantung dari curah hujan, karena proses imbuhnya terjadi secara langsung dari curah hujan. Apabila pada musim kering, muka air tanah akan turun, baik karena adanya penguapan ataupun karena mengalir ke sungai atau drainase terdekat. Dari hasil estimasi Bappeda Jawa Barat, potensi air tanah dangkal adalah sebesar 16.8Milyar m3 / tahun, sedangkan hasil estimasi Lembaga Penelitian ITB dengan asumsi bahwa tebal rata-rata akuifer 3 m, potensi air tanah dangkal yang dapat dimanfaatkan adalah sebesar 2.20 Milyar m3/tahun.

Air tanah dalam di Jawa Barat dapat diklasifikasikan sebagai air tanah dalam tertekan dan air tanah dalam semi tertekan. Air tanah dalam biasanya sangat spesifik dan tergantung dari kondisi daerah atau kondisi cekungannya. Darihasil penelitian Lembaga Penelitian ITB, diperkirakan bahwa potensi air tanah dalam yang dapat dimanfaatkan di Jawa Barat adalah sekitar 3.52 Milyar m3 /tahun, yang terdiri dari 2.04 Milyar m3 / tahun air tanah dalam semi tertekan dan 1.48 Milyar m3 / tahun air tanah dalam tertekan. Sesuai dengan kondisi geohidrologi, sebaran cekungan air tanah di Provinsi Jawa Barat ada 13 buah dengan total potensi sekitar 296.20 juta m3 per tahun sebagaimana tercantum.

Sesuai dengan kondisinya berdasarkan siklus hidrogeologi, air tanah merupakan suatu potensi yang terakumulasi melalui kurun waktu yang relatif panjang/lama dibanding dengan air permukaan. Oleh karena itu mengoptimalkan pemanfaatan air tanah seharusnya dikembangkan hanya untuk daerah-daerah tertentu yang benar-benar tidak bisa terpenuhi oleh air permukaan. Jadi pemanfaatan air tanah secara umum dimanfaatakan sebagai conjunctive use dan


(35)

diprioritaskan untuk keperluan domestik, sehingga secara umum pola pemanfaatan sumberdaya air utamanya hanya diarahkan pada air permukaan.

RIWAYAT DAN PERKEMBANGAN DINAS

1. Sebelum jaman penjajahan Belanda yaitu pada abad ke V Masehi teknik Pengairan telah mulai dikenal di Indonesia, yaitu dengan dibuatnya bangunan air/saluran airyang tertua di Jawa / Indonesia terletak di Desa Tugu dekat Cilincing pada masaKerajaan Purnawarman, dimana pada saat itu Raja Purnawarman memerintahkanpenggalian Sungai Candrabhaga untuk dialihkan ke laut setelah sungai tersebut sampai di Istana Raja, sungai Candrabhaga dimaksud adalah sungai Cakung.

2. Pada jaman penjajahan Belanda, yaitu pada tahun 1830 ditetapkan sistem tanam paksa atau lebih dikenal dengan “ culture stelsel ” yang merupakan gagasan KomisarisJenderal Van Den Bosch yang berlaku khususnya di Pulau Jawa. Sebagai tindak lanjut atas berlakunya tanam paksa, maka Pemerintah Hindia Belanda yang saat itu langsung mengurus pertanian, pengumpulan hasil dan perdagangan hasil rakyat Pulau Jawa, dilakukan upaya membangun dan memperbaiki irigasi untuk mendukung berhasilnya tanaman wajib tebu dan nila, yang harus ditanam pada tanah rakyat yang memperoleh irigasi dengan teratur.

Sejak saat itu Pemerintah Hindia Belanda secara intensif mulai membangun bendung/bendungan dan jaringan irigasi di Pulau Jawa yang pada dasarnya untuk mengamankan dan menunjang sistem tanam paksa.


(36)

Pembangunan jaringan irigasi pada saat tersebut dikelola langsung oleh Binnenlandsch Bestuur (BB) dibantu oleh para Bupati sebagai penguasa di daerah.

Pembuatan bendung di sungai, penggalian saluran untuk irigasi dan bangunan-bangunan lain dipimpin oleh Bupati, Patih atau pejabat lain yang mendapat kepercayaan untuk itu. Bupati mengerahkan tenaga rakyatnya tanpa bayaran atau dikenal sebagai Rodi. Oleh karena itu para pejabat Binnenlandsch Bestuur (BB) sering mengatakan, bahwa pekerjaan mereka dapat diselesaikan dengan murah. Banyak dari Binnenlandsch Bestuur menganggap bahwa pengikutsertaan tenaga teknisi tidak begitu perlu, bahkan merupakan kemewahan yang tak berguna. Dalam suasana demikian pejabat-pejabat pangreh raja atau Binnenlandsch Bestuur(BB) yang mempunyai wewenang dan kekuasaan besar menjadi terlalu besar kepercayaan dirinya dan menganggap, bahwa pembuatan bangunan-bangunan tidak harus dipimpin oleh tenaga teknis. Lebih pula mereka beranggapan, bahwa kebiasaan mereka bekerja dengan menggunakan tenaga Rodi (kerja paksa tanpa pembayaran) amat menurunkan biaya pembangunan, tentu saja mereka tanpa melihat kualitas dan biaya guna bangunan yang membuatnya. Namun anggapan/persepsi tersebut tidak bertahan lama karena hampir semua bangunan-bangunan pengairan khususnya bendung dan jaringan irigasi yang dibuat pada saat tersebut rusak kembali dan tidak bertahan lama serta banyak yang tidak memenuhi fungsinya, dandisadari pula bahwa untuk pembangunan dan pengelolaan


(37)

bangunan pengairan perlu dikelola langsung oleh tenaga teknisi, serta pelaksanaannya harus didahului dengan pekerjaan-pekerjaan pengukuran, penyelidikan yang luas dan perencanaan yang baik sebelum benar-benar dimulai dengan pelaksanaannya.

3. Pada tahun 1854 dibentuklah Departemen Pekerjaan Umum disebut Departement Der Burgelike Openbare Werken (B.O.W) dan di Jawa Barat disebut B.O.W.

Provinsi Jawa Barat.

Dengan terbentuknya Departement B.O.W maka berakhirlah pengurusan bangunan-bangunan pengairan oleh orang-orang bukan ahli, yaitu para pejabat Binnenlandsch Bestuur. Pada tahun 1885 dibentuk Brigade Irigasi (IrigatieBrigade) di bawah pimpinan Ir. Heskes. Setelah itu pada tahun 1889 dibentuk pula bagian irigasi (Afdeling Irigatie) dalam Departement B.O.W. 4. Setelah Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Departement B.O.W. dan

bagian irigasi,mulailah orang menghadapi masalah irigasi secara lebih teknis, dan disadari pula bahwa teknik membangun irigasi dan menyelenggarakan operasi pembagian air merupakan dua bidang yang tak dapat Setelah Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Departement B.O.W. dan bagian irigasi,mulailah orang menghadapi masalah irigasi secara lebih teknis, dan disadari pula bahwa teknik membangun irigasi dan menyelenggarakan operasi pembagian air merupakan dua bidang yang tak dapat dipisahkan. 5. Setelah itu kemudian terjadi perubahan menjadi Departemen Ven W atau


(38)

Provincial Verkeer en Waterstaat Van West Java dengan kantornya yang berkedudukan di Bandung. Dalam Ven W ini tergabung di dalamnya Jawatan Pengairan, PTT (Pos Telegraf danTelepon), dan Jawatan Lalu Lintas Jalan Raya. Khusus tugas-tugas di bidang perairan diatur dalam :

a. Algemeene Waterreglement tahun 1936 (Stb 1936 No. 489).

b. Algemeene Waterbeheerverordening (Stb.1937 No. 559 jo. Stb. 1941 No. 385).

c. Provinciaal Waterreglement 1940 (PWR) Provincial Blad Van West Java tanggal 1 Juli 1940 No.7.

Pada jaman kedudukan Jepang, maka Dinas Pekerjaan Umum ini bernama Doboku Jimuso yang dibentuk serta pembagiannya sama seperti jaman V en W. Setelah Jepang kalah dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,bentuk dan susunan Doboku Jimuso masih dipakai, akan tetapi 213 Kelembagaan pada Jaman Pra Kemerdekaan.

3.1.2 Visi & Misi Dinas PSDA

Adapun visi dan misi dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) sebgai berikut :

Visi Dinas PSDA

1. Dinas yang Andal, Berkeadilan Dan Berkesinambungan Dalam Mengelola Sumber Air


(39)

Misi Dinas PSDA

1. Merumuskan Kebijakan dan membina pelaksanaan perasional serta mengembangkan sistem pengelolaan sumber daya air secara holistic, sistematic dan berkelanjutan.

2. Melakukan Konservasi Sumber day air, mengendalikan daya rusak air, dan mengembangkan sistem informasi sumber daya air.

3. Memberikan pelayanan secar optimal, efektif dan efisien pada masyarakat pengguna Sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dengan tepat waktu, ruang, jumlah dan mutu.

4. Melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pendayagunaan sumber daya air.

3.1.3 Struktur Organisasi Dinas PSDA

Struktur organisasi perusahaan merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang ada dalam suatu perusahaan yangmenyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai sasaran perusahaan. Disamping itu, struktur organisasi perusahaan mengemukakan adanya batas-batas dari wewenang dan tanggung jawab setiap pimpinan atas kegiatan perusahaan sehingga dapat mengukur prestasi setiap karyawan di dalam lingkungan kerjanya masing-masing. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat :


(40)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

3.1.4 Deskripsi kerja

Deskripsi Kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang berisi uraian atau gambaran tentang apa saja yang harus dilakukan oleh si pemegang jabatan, bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dan alasan apa yang mengharuskan pekerjaan tersebut dilakukan. Uraian tersebut berisi tentang hubungan antara suatu posisi tertentu dan posisi lainnya di dalam dan di luar organisasi serta ruang lingkup pekerjaan dimana si pemegang jabatan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh bagian/unit kerja atau tujuan organisasi secara keseluruhan. Berikut adalah uraian tugas (job description) setiap bagian yang terdapat pada Dinas PSDA :


(41)

1. Kepala Dinas

a. Menyelanggarakan Perumusan, penetapan, pengaturan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan rekasa teknik, konstruksi operasi dan pemeliharaan, sertamanfaat.

b. Menyelenggarakan teknik dinas sesuai kebijakan umum

c. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana penbangunan pengelolaan sumber daya air.

d. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok dan fungsi Dinas

e. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD.

2. Tugas dan Fungsi Sekretariat

a. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Dinas

b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan

c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan,kepegawaian,dan umum.

Rincian Tugas Sekretariat :

1. Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perencanaan, program Dinas.

2. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan & program kesekretariatan

3. Menyelenggarakan pengkajian rencana strategis, laporan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LPPD dan LKPJ;


(42)

4. Menyelenggarakan pengolahan administrasi keuangan; 5. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja;

6. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi dan lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Dinas;

7. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi Kepegawaian;

8. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan; 9. Menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan

perlengkapan;

10. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, protokol dan hubungan masyarakat;

11. Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan; 12. Menyelenggarakan pembinaan jabatan fungsional;

13. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pengambilan kebijakan

14. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; 15. Menyelenggarakan penyusunan evaluasi dan laporan sekretariat; 16. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

3. Rincian Tugas Sub Perencanaan dan Program :

Melaksananakan penyusunan program kerja Sub bagianPerencanaan dan Program;


(43)

a. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program sekretariat;

b. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan danprogram Dinas yang meliputi bidang rekayasa teknik, konstruksi, operasi danpemeliharaan, bina manfaat serta perencanaan pengelolaan sumber daya airregional;

c. Melaksanakan penyusunan bahan perencanaan umum bidangsumber daya air, meliputi kebijakan sumber daya air, kebijakan sumber daya airregional, pola dan rencana pengelolaan sumber daya air tiap wilayahsungai;

d. Melaksanakanpenyusunan bahan rencana strategis,Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LPPD dan LKPJ;

e. Melaksanakan pengelolaan sistem informasi bidangpengelolaan sumber daya air;

f. Melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporankegiatan Sub Bagian Sub Perencanaan dan Program;

g. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagaibahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokokdanfungsi.

4. Rincian Tugas Sub Bagian Keuangan

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :


(44)

a. Pelaksanaan penyusunan bahan rencana anggaran belanja langsung dan tidak langsung Dinas;

b. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan teknik administrasi keuangan bidang;

c. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan keuangan pada UPTD.

Rincian Tugas Sub Bagian Keuangan :

a. Melaksananakan penyusunan perencanaan dan program kerja Sub Bagian Keungan;

b. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaranDinas; c. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Dinas; d. Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan

daerah serta pembayaran lainnya;

e. Melaksanakan perbendaharaan keuangan;

f. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi keuangan; g. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak

langsung Dinas dan UPTD;

h. Melaksanakan verifikasi keuangan;

i. Melaksanakan Sistem Akuntasi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan pertanggung jawaban keuangan;

j. Melaksanakan dan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan;


(45)

l. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

m. Melaksanakan tugaslain sesuai tugas pokok dan fungsi;

5. Tugas dan fungsi Sub Bagian Kepegawaiandan Umum

Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas pokok : Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, ketatalaksaan, umum dan perlengkapan. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan mutasi,pengembangan karir, kesejahteraan dan disiplin pegawai,pengelolaan administrasi dan kepegawaian lainnya;

b. Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan rumah tangga;

c. Pelaksanaan administrasi, dokumentasi peraturaan perundang-undangan, kearsipan dan perpustakaan;

d. Pelaksanaan tugas kehumasan dinas; e. Pengelolaan perlengkapandinas.


(46)

Rincian Tugas Sub Bagian Kepegawaiandan Umum :

a. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kerja Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;

b. Melaksanakan penyusunan, pengolahan dan kepegawaian;

c. Melaksanakan pengusulan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai dan jabatan dilingkungan Dinas;

d. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pensiun pegawai,peninjauan masa kerja dan pemberian penghargaan serta tugas/izin belajar, pendidikan/pelatihan kepemimpinan teknis dan fungsional;

e. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai;

f. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasiserta pemberhentian pegawai;

g. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada unit kerja dilingkungan Dina

h. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan

i. Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat/ naskah dinas dan

j. arsip serta pengolahan perpustakaan;

k. Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat;


(47)

m. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana, pengurusan rumah tangga, pemeliharaan/perawatan lingkungan kantor, kendaraandan asset lainnya serta ketertiban, keindahan dan keamanan kantor; n. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Sub Bagian Kepegawaian dan

Umum;

o. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian pada UPTD;

p. Melaksanakan pembinaan Jabatan Fungsional Dinas dan UPTD

q. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

r. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

s. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokokdanfungsi.

6. Tugas dan Fungsi Bidang Rekayasa Teknik

Bidang Rekayasa Teknik mempunyai tugas pokok : menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi rekayasa teknik. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Bidang Rekayasa Teknik mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknisrekayasa teknik;

b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi rekayasateknik; c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang rekayasa teknik.

Rincian Tugas Bidang Rekayasa Teknik:


(48)

b. Menyelengarakan pengkajian bahan fasilitasi penyusunan pedoman dan supervisi Bidang Rekayasa Teknik

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi survey; d. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi desainirigasi;

e. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi desainsungai, danau, waduk dan pantai;

f. Menyelenggarakan fasilitasi rekayasa teknik;

g. Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi penyelengaraan bidang rekayasa teknik;

h. Menyelenggarakan koordinasi UPTD;

i. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

j. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;

k. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; l. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

7. Tugas dan Fungsi Seksi Survey

Seksi Survey mempunyai tugas pokok : pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi survey. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Survey mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi survey; b. Pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan survey;


(49)

Rincian Tugas Seksi Survey :

a. Melaksananakan penyusunan program kerja Seksi Survey; b. Melaksananakan pengelolaan data survey dan investigasi;

c. Melaksananakan kegiatan studi kelayakan, investigasi dan survey;

d. Melaksananakan penyusunan bahan pembinaan teknis survey dan investigasi; e. Melaksananakan penyusunan bahan norma, standar, prosedur, kriteria survey; f. Melaksananakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi survey;

g. Melaksananakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

h. Melaksananakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi;

8. Tugas dan Fungsi Desain Irigasi

Seksi Desain Irigasi mempunyai tugas pokok : melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi desain irigasi,Seksi Desain Irigasi mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi desain irigasi; b. Pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan desain irigasi.

Rincian Tugas Seksi Desain Irigasi :

Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Desain Irigasi ; a. Melaksanakan pengelolaan data desain irigasi;


(50)

c. Melaksanakan penyusunan bahan dan melaksanakan amdal jaringan irigasi; d. Melaksanakan penyusunan bahan norma, standar, prosedur, kriteria desain

irigasi;

e. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi desain irigasi; f. Melaksanakan fasilitasi bantuan teknik desain irigasi;

g. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi;

9. Tugas dan Fungsi Seksi Konstruksi Sundawapan

Seksi Konstruksi Sundawapan mempunyai tugas pokok: penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi konstruksi sungai,danau, waduk, dan pantai, Seksi Konstruksi Sundawapan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi konstruksi sundawapan.

b. Pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan konstruksi sungai, danau, waduk danpantai.

RincianTugas Seksi KonstruksiSundawapan :

a. Melaksanakan penyusunan program kerja seksi konstruksi Sundawapan; b. Melaksanakan pengelolaan data kontruksi sungai, danau, waduk dan pantai;


(51)

c. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis konstruksi sungai, danau, waduk dan pantai;

d. Melaksanakan konstruksisungai, danau, waduk dan pantai khusus;

e. Melaksanakan fasilitasi bantuan teknik rehabilitasi dan pembangunan jaringan sungai, danau,waduk dan pantai;

f. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Konstruksi Sundawapan;

g. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi;

10. Tugas dan Fungsi Bidang Konstruksi

Bidang Konstruksi mempunyai tugas pokok : menyelengarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi konstruksi. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Bidang Konstruksi mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis konstruksi; b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi konstruksi;

c. Penyelenggaraan fasilitasi konstruksi.

Rincian Tugas Bidang Konstruksi :


(52)

b. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi penyusunan pedoman dan supervisi Konstruksi;

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi konstruksi irigasi; d. Menyelenggarakan konstruksi jaringan irigasi khusus;

e. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi konstruksi sundawapan; f. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi tata teknik;

g. Menyelenggarakan fasilitasi konstruksi;

h. Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan konstruksi; i. Menyelenggarakan koordinasi UPTD;

j. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Konstruksi;

k. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

l. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;

m. Menyelenggarakan koordinasi dengan unti kerja terkait. n. Menyelenggarakan tugas lain dengan tugas pokok dan fungsi;

11. Tugas dan Fungsi Seksi Konstruksi Irigasi

Seksi Konstruksi Irigasi mempunyai tugas pokok : penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi konstruksi irigasi, Seksi Konstruksi Irigasi mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi konstruksi irigasi.


(53)

b. Pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan konstruksi irigasi.

Rincian Tugas Seksi Konstruksi Irigasi :

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Konstruksi Irigasi; b. Melaksanakan pengelolaan data kontruksi irigasi;

c. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis konstruksi irigasi; d. Melaksanakan konstruksi jaringan irigasi khusus;

e. Melaksanakan fasilitasi bantuan teknik rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi;

f. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Konstruksi Irigasi; g. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan;

h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

12. Tugas dan Fungsi Seksi Konstruksi Sundawapan

Seksi Konstruksi Sundawapan mempunyai tugas pokok : penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi konstruksi sungai,danau, waduk, dan pantai, Seksi Konstruksi Sundawapan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi konstruksi sundawapan.

b. Pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan konstruksi sungai, danau, waduk dan pantai.


(54)

Rincian Tugas Seksi Konstruksi Sundawapan :

a. Melaksanakan penyusunan program kerja seksi konstruksi Sundawapan; b. Melaksanakan pengelolaan data kontruksi sungai, danau, waduk dan pantai; c. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis konstruksi sungai, danau,

waduk dan pantai;

d. Melaksanakan konstruksi sungai, danau, waduk dan pantai khusus;

e. Melaksanakan fasilitasi bantuan teknik rehabilitasi dan pembangunan jaringan sungai, danau, waduk dan pantai;

f. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Konstruksi Sundawapan;

g. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi;

13. Tugas dan Fungsi Seksi Tata Teknik

Seksi Tata Teknik mempunyai tugas pokok : melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi tata teknik; Seksi Tata teknik mempunyai fungsi :

a. Penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi tata teknik. b. Penyusunan dan pengolahan data kegiatan tata teknik.


(55)

Rincian Tugas Seksi Tata Teknik :

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Tata Teknik; b. Melaksanakan pengelolaan data tata teknik;

c. Melaksanakan penyusunan bahan norma, standar, prosedur, kriteria kontruksi irigasi dan kontruksisungai, danau, waduk dan pantai ;

d. Melaksanakan sosialisasi pembinaan teknis tata teknik;

e. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Konstruksi Tata Teknik; f. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan;

g. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi;

14. Tugas dan Fungsi Bidang Operasi dan Pemeliharaan

Bidang Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas pokok : menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi operasi dan pemeliharaan. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Bidang Operasi dan Pemeliharaan mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan operasi dan pemeliharaan; b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi operasi dan pemeliharaan; c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang operasi dan pemeliharaan.


(56)

Rincian Tugas Bidang Operasi Dan Pemeliharaan:

a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Operasi dan Pemeliharaan;

b. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi penyusunan pedoman dan supervisi

c. Operasi dan Pemeliharaan;

d. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi operasi; e. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi pemeliharaan;

f. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi bencana alam sumber daya air; g. Menyelenggarakan fasilitasi operasi dan pemeliharaan;

h. Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan;

i. Menyelenggarakan koordinasi UPTD;

j. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Operasi dan Pemeliharaan;

k. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

l. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan Dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;

m. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.


(57)

15. Tugas dan Fungsi Seksi Operasi

Seksi operasi mempunyai tugas pokok : melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi operasi. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Operasi mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi operasi; b. Pelaksanaan penyusunan bahan dan pengolahan data kegiatan operasi;

Rincian Tugas Seksi Operasi :

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Operasi;

b. Melaksanakan pengelolaan data operasi jaringan irigasi, dan sumber air ; c. Melaksanakan penyusunan bahan norma, standar, prosedur, kriteria operasi

jaringan irigasi dan sumber air;

d. Melaksanakan sosialisasi pembinaan teknis operasi jaringan irigasi dan sumber air;

e. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis kerjasama pengelolaan jaringan irigasi;

f. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Operasi;

g. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.


(58)

16. Tugas dan fungsi Seksi Pemeliharaan

Seksi Pemeliharaan mempunyai tugas pokok : melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pemeliharaan. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Pemeliharaan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pemeliharaan; b. Pelaksanaan penyusunan pengolahan data kegiatan pemeliharaan.

Rincian Tugas Seksi Pemeliharaan:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pemeliharaan; b. Melaksanakan pengelolaan data, jaringan irigasi & sumber air ;

c. Melaksanakan penyusunan bahan norma, standar, prosedur, kriteria pemeliharaan jaringan irigasi dan sumber air;

d. Melaksanakan sosialisasi pembinaan teknis pemeliharaan jaringan irigasi dan sumber air;

e. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Pemeliharaan;

f. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

g. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi;

17. Tugas dan Fungsi Seksi Bencana Alam SDA

Seksi Bencana Alam SDA mempunyai tugas pokok : melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengelolaan bencana


(59)

sumberdaya air. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Bencana Alam SDA mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknisdan fasilitasi pengelolaan bencana alam sumber daya air.

b. Pelaksanaan penyusunan danpengolahan data kegiatan pengelolaan bencana alam sumber daya air.

RincianTugas Seksi Bencana AlamSDA:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Bencana Alam sumberdaya air;

b. Melaksanakan penyusunan bahan norma, standar, prosedur,kriteria pengelolaan

c. bencana alam SDA;

d. Melaksanakan penyusunan bahan dan melaksanakan pengelolaanbencana alam SDA;

e. Melaksanakan sosialisasi pembinaan teknis pengelolaanbencana alam SDA; f. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan SeksiBencana Alam SDA; g. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahanpertimbangan

pengambilan kebijakan;

h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.


(60)

18. Tugas dan Fungsi Seksi Saran Tekni

Seksi Saran Teknik mempunyai tugas pokok : melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi saran teknik. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Saran Teknik mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi saran teknik; b. Pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan saran teknik.

Rincian Tugas Seksi Saran Teknik:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Saran Teknik;

b. Melaksanakan penyusunan bahan norma, standar, prosedur, kriteria konservasi dan pendayagunaan sumber daya air;

c. Melaksanakan penyusunan bahan pertimbangan teknis pembuangan limbah kesumber air, pemamfaatan sumber air, tanah negara, sempadan sumber air, dan pertambangan bahan galian golongan C pada sumber air;

d. Melaksanakan fasilitasi konservasi dan pendayagunaan sumber daya air kepada masyarakat;

e. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Saran Teknik;

f. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

g. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.


(61)

19. Tugas dan Fungsi Seksi Pengawasan dan Pengendalian

Seksi Pengawasandan Pengendalian mempunyai tugas pokok :melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengawasan dan pengendalian.

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Pengawasan dan Pengendalian mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengawasan dan pengendalian;

b. Pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan pengawasan dan pengendalian.

Rincian Tugas Seksi Pengawasan dan Pengendalian:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pengawasan dan Pengendalian;

b. Melaksanakan penyusunan bahan dan melaksanakan pengawasan dan pengendalian konservasi dan pendayagunaan sumber daya air, pembuangan limbah ke sumber air, pemamfaatan sumber air, tanah negara, pertambangan bahan galian golongan C pada sumber air ;

c. Melaksanakan sosialisasi pembinaan teknis pengawasan dan pengendalian; d. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegaiatan Seksi Pengawasan dan

Pengendalian;

e. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;


(62)

g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi;

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam kajian penelitian untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

3.2.1 Desain Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan action. Metode deskriptif yaitu metode dalam penelitian suatu kasus dengan cara mengumpulkan data sebagai gambaran keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada. Metode deskriptif membuat gambaran (Kondisi objek sekarang) secara sistematis.

Metode action yaitu metode yang berfokus pada penerapan tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya.

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara pengumpulan data primer dan data sekunder.


(63)

3.2.2.1Sumber Data Primer

1. Observasi

Untuk mendapatkan data primer, peneliti langsung melakukan observasi pada objek penelitian, yaitu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat, khususnya Subbidang Kepegawaian dan Umum untuk memperoleh data dan informasi tentang persediaan barang.

2. Wawancara

Peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang langsung menangani proses persediaan barang pada Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat.

3.2.2.2Sumber Data Sekunder

1. Dokumentasi

Penulis juga melakukan dokumentasi terhadap objek yang diteliti. Dokumen-dokumen yang dipelajari untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi :

a. Nota permintaan barang b. Form permintaan barang

c. Surat permintaan pembelian barang

d. Dokumen BAP (Berita Acara Pemeriksaan) barang masuk e. Laporan barang masuk

f. Laporan barang keluar g. Laporan persediaan barang


(64)

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan sistem, sehingga sistem yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan.

3.2.3.1Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang akan digunakan adalah analisis dan perancangan terstruktur, karena penyusunan laporan akan didasarkan pada data-data yang diperoleh dari objek penelitian yaitu Dinas Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang kompleks di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik. Metode ini menggunakan alat pemodelan untuk menganalisa sistem di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat berupa Flowmap, Diagram Kontek, Data Flow Diagram, Kamus Data.

Didalam pengembangan sistem, metode yang digunakan penulis adalah prototype, menurut Yasmi Afrizal dan Wahyuni (2011) : tahap-tahap pengembangan prototype adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan kebutuhan : developer dan klien bertemu untuk dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran


(65)

bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detail kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan

b. Perancangan : perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menadi dasar pengembanan prototype.

c. Evaluasi prototype : klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk menjelaskan kebutuhan software.

3.2.3.2Alat bantu analisis dan Perancangan

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang untuk kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahannya, kesempatan-kesempatan dan hambatan yang terjadi dalam kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Perancangan sistem adalah proses perancangan, pengembangan sistem, pendefinisian kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk sistem yang akan dibentuk.

Dalam perancangan suatu sistem, diperlukan Alat Bantu. Alat Bantu ini merupakan representasi grafik yang dapat mempermudah dalam menggambarkan komponen-komponen yang ada, proses yang terjadi, serta membuat usulan pemecahan masalah secara logika.


(66)

1. Flow Map

Flow map adalah aliran data berbentuk dokumen atau formulir didalam suatu sistem informasi yang merupakan suatu aktifitas yang terkait dalam hubungannya dengan kebutuhan data dan informasi. Proses aliran dokumen ini terjadi dengan entitas diluar sistem.

2. Diagram Kontek

Diagram kontek adalah suatu diagram alir yang tingkat tinggi yang menggambarkan seluruh jaringan, masukan dan keluaran. sistem yang dimaksud adalah untuk menggambarkan sistem yang sedang berjalan. mengidentifikasikan awal dan akhir data awal dan akhir yang masuk dan keluaran sistem.

Diagram ini merupakan gambaran umum sistem yang nantinya akan kita buat. secara uraian, dapat dikatakan bahwa diagram kontek itu berisi siapa saja yang memberikan data (inputan) ke sistem serta kepada siapa data informasi yang harus dihasilkan sistem. jadi dalam diagram ini yang dibutuhkan adalah :

1. Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem. 2. Data apa saja yang diberikannya ke system

3. Kepada siapa sistem harus memberikan informasi atau laporan 4. Apa saja isi atau jenis laporan yang harus dihasilkan sistem.

3. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa


(67)

memepertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau disimpan. Dasar-dasar pembuatan DFD adalah sebagai berikut :

1. Setiap aliran data yang keluar dari proses harus berdasarkan data yang masuk ke roses tersebut.

2. Semua aliran data diberi nama (label) yang menggambarkan informasi tersebut.

3. Hanya data yang diperlukan dalam pemroses yang tergambar sebagai input dari suatu proses.

4. Suatu proses didefinisikan secara independent terhadap proses lain.

5. Proses-proses tersebut dianggap siap dioperasikan setiap waktu Leveling DFDU ntuk mengoperasikan DFD secara keseluruhan maka diagram dibuat dalam beberapa level. Level paling atas disebut level ke – 0 (nol) adalah Context Diagram. Level berikutnya adalah diagram yang menggambarkan sistem yang lebih mendetil.

4. Kamus Data (Data Dictionary/DD)

Kamus data adalah fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunkan DD, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir sistem dengan lengkap.

Pada tahap analisis, DD dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar analisis sistem dengan pemakai sistem dan data yang mengalir di sistem, isi kamus data antar lain :

1. Nama arus data. Nama arus data harus dicatat pada kamus data, sehingga mereka yang membaca DAD memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang


(68)

suatu arus data tertentu dan dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data.

2. Alias atau nama lain dari data dapat ditulis bila ada. Untuk menyatakan nama lain dari suatu data data elemen atau data store yang sebenarnya sama dengan data element atau data store yang telah ada.

3. Bentuk data. Bentuk data dapat berupa dokumen, laporan, tampilan layar monitor, variabel, parameter, field. Bentuk data perlu dicatat di kamus data, karena dapat dipergunakan untuk mengelompokan kamus data kedalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.

4. Arus dat, dimana dan kemana data mengalir, arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data untuk memudahkan mencari arus data di DAD. 5. Penjelasan, tentang makna dari arus data yang dicatat di DD. Untuk

memperjelas tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka sebagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.

6. Periode, kapan terjadinya arus data.

7. Volume, tentang volume rata-rata dan volume puncak dari arus data.

8. Struktur data, berisi tentang item-item data apa saja yang dibutuhkan dalam file.


(69)

5. Perancangan basis data

Perancangan basis data diperlukan agar kita dapat memiliki basis data yang kompak dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam pemanipulasian data. Dalam merancang basis data, kita dapat melakukannya dengan :

a. Normalisasi

Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan. Normalisasi data merupakan suatu proses untuk mendapatkan struktur tabel atau relasi yang efisien dan bebas dari anomali, dan mengacu pada cara data item dikelompokkan ke dalam struktur record.

Tujuan dari normalisasi yaitu :

1. Untuk menghilangkan kerangkapan data

2. Untuk mengurangi kompleksitas

3. Untuk mempermudah pemodifikasian data

Tahap Normalisasi dimulai dari tahap paling ringan (1NF) hingga paling ketat (5NF). Biasanya hanya sampai pada tingkat 3NF atau BCNF karena sudah cukup memadai untuk menghasilkan tabel-tabel yang berkualitas baik. Jika kriteria ketiga (BCNF) tidak dapat terpenuhi, maka paling tidak tabel tersebut tidak melanggar Bentuk Normal tahap ketiga (3rd Normal Form / 3NF). Berikut ini adalah tahap-tahap normalisasi yaitu :


(70)

1. Bentuk Tidak Normal, artinya menghilangkan perulangan group.

2. Bentuk Normal Pertama (1NF), artinya menghilangkan ketergantungan sebagian.

3. Bentuk Normal Kedua (2NF), artinya menghilangkan ketergantungan transitif.

4. Bentuk Normal Ketiga (3NF), artinya menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional.

5. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF), artinya menghilangkan ketergantungan Multivalue.

6. Bentuk Normal Keempat (4NF), artinya menghilangkan anomali-anomali yang tersisa

7. Bentuk Normal Kelima, artinya semua data sudah normal.

b. Tabel relasi

Dalam satu database setiap entity/tabel mempunyai sebuah field yang memiliki nilai unik untuk setiap baris. Baris-baris yang berhubungan pada tabe lmengulangi kunci primer dari baris yang dihubungkannya pada tabel lain. Salinandari kunci primer dalam tabel lain disebut kunci asing (foreign key). Kunci asing tidak perlu bersifat unik, dan semua field bisa menjadi kunci asing jika sesuai dengan kunci primer pada tabel lain.


(71)

c. Entity-Relationship Diagram (ERD)

Entity-Relationship Diagram (ERD) adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan (dalam DFD). ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Karena struktur data danhubungan antar data relatif kompleks, maka ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data yang pada dasarnya ada tiga macam simbol yang digunakan, yaitu, Entity, Atribut dan Relation. Adapun definisi dari entitas, atribut dan relasi akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Entity/entitas adalah objek yang ada dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya. Entity Set adalah Set/himpunan entitas dengan tipe yang sama.

2. Atribut adalah elemen-elemen yang secara keseluruhan mempresentasikan sistem. Domain Atribut adalah himpunan nilai yang diperkenankan untuk menyatakanakibat.

3. Relation/relasi merupakan hubungan antara entitas yang satu dengan entitas yang lainnya. Relationship adalah hubungan antar entitas. Relationship Set adalah himpunan relationship dengan tipe yang sama. Dalam memodelkan hubungan antar data, maka perlu diperhatikan mengenai pemetaan kardinalitas, penentuan atribut kunci dan normalisasi.


(72)

3.2.4 Pengujian Software

Ada banyak teknik pengujian yang dapat digunakan untuk menguji perangkat lunak. Berikut ini teknik pengujian yang penulis gunakan untuk melakukan proses evaluasi software adalah menggunakan pengujian Black Box :

1. Pengujian Black Box

Pengujian black box digunakan untuk menguji fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak yang dirancang. Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk mendapatkan keluaran tersebut. Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dan dapat diketahui kesalahan-kesalahannya.

Beberapa jenis kesalahan yang dapat diidentifikasi, yaitu : a. Fungsi tidak benar atau hilang

b. Kesalahan antar muka

c. Kesalahan pada struktur data (pengaksesan basis data) d. Kesalahan inisialisasi dan akhir program


(73)

4.1 Analisis sistem yang sedang berjalan

Sistem informasi persediaan barang pada Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat merupakan sistem yang menangani proses permintaan barang, proses pembelian barang, dan proses pengolahan barang digudang. Analisis sistem yang sedang berjalan dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan tersebut.

4.1.1 Analisis Dokumen

Dokumen yang ada pada sistem persediaan barang pada Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat yaitu, sebagai berikut :

1. Nama dokumen : Surat permintaan pembelian barang Sumber : Bagian Gudang

Fungsi : Untuk mengetahui barang apa saja yang akan dibeli Waktu pembuatan : Pada saat akan melakukan pembelian barang

Item data :nama_barang, kode_barang, satuan, jumlah_barang, harga, total.

2. Nama dokumen : Faktur pembelian Sumber : Supplier

Fungsi :Untuk mengetahui jumlah barang yang dibeli dan jumlah pembayarannya.


(74)

Item data : Nama_barang, kode_barang, jumlah_barang, harga, total, nama_supplier, alamat_supplier, tanggal_pembelian.

3. Nama dokumen : BAP (Berita Acara Pemeriksaan) barang masuk Sumber : Bagian Gudang

Fungsi : Untuk mengetahui barang yang diterima dari supplier Waktu pembuatan : Pada saat barang masuk gudang

Item data : nama_barang, kode_barang, satuan, jumlah_barang, tanggal_masuk, nama_supplier, kode_supplier.

4. Nama dokumen : Nota pengambilan barang Sumber : Dari tiap divisi

Fungsi : Untuk melakukan permintaan barang Waktu pembuatan : Setiap melakukan permintaan barang

Item data : kode_barang, nama_barang, jumlah_barang, kode_divisi, nama_divisi.

5. Nama dokumen : Nota bukti pengambilan barang Sumber : Bagian Gudang

Fungsi : Untuk mengetahui jumlah barang yang diambil Waktu pembuatan : Setiap pengambilan barang

Item data : Nama_barang, kode_barang, jumlah_barang, kode_divisi, nama_divisi.

6. Nama dokumen : Laporan barang masuk Sumber : Bagian persediaan


(75)

Fungsi : Untuk mengetahui jumlah barang yang keluar Waktu pembuatan : Setiap tiga bulan

Item data : Nama_barang, kode_barang, satuan, jumlah_barang, kode_supplier, nama_supplier.

7. Nama dokumen : Laporan barang keluar Sumber : Bagian Gudang

Fungsi : Untuk mengetahui jumlah barang yang keluar Waktu pembuatan : Setiap satu bulan

Item data : Nama_barang, kode_barang, jumlah_barang, satuan. 8. Nama dokumen : Laporan persediaan barang

Sumber : Bagian Gudang

Fungsi : Untuk mengetahui jumlah barang yang tersedia di gudang

Waktu pembuatan : Setiap tiga bulan

Item data : Nama_barang, kode_barang, jumlah_barang, satuan.

4.1.2 Analisis prosedur yang sedang berjalan

Berikut ini adalah prosedur dari sistem informasi persediaan barang yang sedang berjalan pada Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat :

1. Pegawai divisi melakukan permintaan barang dengan memberikan nota permintaan barang. Bagian gudang akan melakukan pengecekan stok atau persediaan barang.


(1)

RUMUSAN MASALAH

1.

Bagaimana Sistem Informasi Persediaan Barang yang sedang

berjalan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa

Barat.

2.

Bagaimana Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang pada

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.

3.

Bagaimana Implementasi dari Rancangan Sistem Informasi

Persediaan Barang yang diusulkan ke dalam bentuk Aplikasi pada

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.

4.

Bagaimana Pengujian Sistem Informasi Persedian Barang pada

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air.


(2)

MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

MAKSUD PENELITIAN

1.

Mengimplementasikan pengetahuan yang didapat di perkuliahan dengan kenyataan

yang sesungguhnya di lapangan.

2.

Untuk membangun Sistem Informasi Persediaan Barang pada Dinas Pengelolaan

Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat agar lebih efektif dan efisien.

TUJUAN PENELITIAN

1.

Sistem Informasi Persedian Barang yang sedang berjalan pada Dinas Pengelolaan

Sumber Daya Air belum terkomputerisasi

2.

Membuat Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Persediaan Barang pada Dinas

Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat

3.

Melakukan Implementasi Sistem Informasi Persedian Barang yang sesuai untuk

menentukan kualitas Aplikasi yang dibuat pada pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya

Air Provinsi Jawa Barat.


(3)

(4)

(5)

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Sistem Informasi Persediaan Barang yang dibangun oleh penulis ini diharapkan dapat

mempermudah pihak divisi dalam melakukan permintaan barang, dan pihak gudang dalam melakukan proses permintaan pembelian barang dan penerimaan barang dari supplier.

2. Dengan Sistem Informasi Persediaan Barang yang dibangun ini, baik pihak gudang

maupun pimpinan dapat memperoleh laporan barang masuk, barang keluar, serta persediaan barang dengan cepat dan akurat.

3. Aplikasi yang dibuat ini dapat meningkatkan pelayanan dan penyajian data yang

dibutuhkan guna mendukung persediaan barang pada Dinas PSDA.

SARAN

1. Sistem Informasi Persediaan Barang yang dibuat ini hanya sebatas barang ATK. Oleh

karena itu, disarankan untuk menambahkan lagi proses yang belum ada.

2. Perlu Melakukan pemeliharaan terhadap sistem secara berkala dan terus menerus agar

sistem dapat selalu berjalan dengan baik dan dapat tetap digunakan tanpa ada masalah.


(6)