PERAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010 2011

PERAN CORPORATE GOVERNANCE
DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT
PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2010-2011

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang

Oleh :
Idah
NIM 7211409040

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO
 “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al
Insyirah: 5).
 “Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu
memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan
dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah”. (HR. AlBaihaqi).

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
 Kedua orang tuaku Bapak H. Slamet dan
Ibu

Hj.

Umriyah

yang

selalu


memberikan kasih sayang, do’a dan
semangat.
 Kakakku Nur Casiyah, Nur Aeni, Sri
Rahayu dan Adikku Aditya Prakoso
yang selalu

memberikan

do’a

dan

semangat
 Sahabat-sahabatku Dewi, Beta, Rizka,
Fuji, Henggar, Singgih, Lala, Yolanda,
Lia, dan anak-anak kos Ariesta yang
selalu memberikan semangat.
 Dosen serta staf jurusan akuntansi.
 Teman-teman Akuntansi A 2009

 Almamaterku

v

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran
Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report pada Perusahaan Terdaftar di BEI Periode 2010-2011”.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini telah mendapatkan bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan rasa hormat penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.

Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2.

Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.


3.

Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.

4.

Drs. Heri Yanto, MBA, PhD, Dosen Pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.

5.

Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.

6.


Agung Yulianto, S.Pd. M.Si. Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan
masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

vi

SARI
Idah. 2013. “Peran Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan
terhadap Pengungkapan Sustainability Report pada Perusahaan Terdaftar di BEI
Periode 2010-2011”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Heri Yanto, MBA, PhD., Pembimbing II:
Nanik Sri Utaminingsih, SE. M.Si, Akt.
Kata Kunci: Sustanability Report, Dewan Komisaris, Komite Audit, Dewan
Direksi, Governance Committee, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,
Aktivitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan.
Sustainability report adalah laporan sukarela untuk menyajikan laporan
tanggung jawab perusahaan aspek sosial, ekonomi, lingkungan. Ini adalah
bagian dari pengungkapan perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari para
stakeholder. Teori stakeholder dan legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan
sustainability report merupakan cara perusahaan dalam mendapatkan legitimasi
dari masyarakat sebagai pelaksanaan good corporate governance. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui peran corporate governance (dewan komisaris,
komite audit, dewan direksi, governance committee) dan karakteristik
perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan dan ukuran
perusahaan) terhadap pengungkapan sustainability report.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2010-2011. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Sampel yang masuk kriteria sebanyak 61 perusahaan. Unit analisis sampel untuk
tahun 2010-2011 sebanyak 122 annual report. Metode analisis data penelitian
ini yaitu regresi logistik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel dewan direksi, governance
committee, profitabilitas dan ukuran perusahaan berperan positif terhadap
pengungkapan sustainability report. Dewan komisaris, komite audit, likuiditas,
leverage, dan aktivitas perusahaan tidak berperan terhadap pengungkapan
sustainability report.
Simpulan dari penelitian adalah variabel dewan direksi, governance
committee, profitabilitas dan ukuran perusahaan dapat memberikan peran
penting dalam pengungkapan sustainability report. Saran untuk penelitian
selanjutnya dengan menggunakan pengukuran variabel yang berbeda, dengan
jenis perusahaan yang sama.


viii

ABSTRACT
Idah, 2013. “ The Role of Corporate Governance and Company Characteristics
on Sustainability Report Disclosure on Company Listed in Indonesia Stock
Exchange Period of 2010-2011”. Final Project. Accounting Department. Faculty
of Economics. Semarang State University. Advisor I: Drs. Heri Yanto, MBA,
PhD. Advisor II: Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt.
Keywords: Sustainability Report, Board of Commisioners, Audit
Committee, Board of Directors, Governance Committee,
Profitability, Liquidity, Leverage, Company Activity,
Company Size
Sustainability report is a voluntary report to present corporate
responsibility on social, economy, and environment aspects. This report is a part
of corporate disclosures to obtain stakeholder’s legitimacy. Stakeholder and
legitimacy theories explain that sustainability report is a corporate method in
obtaining legitimacy from public as the implementation of good corporate
governance. The objective of this study is to know the roles of corporate
governance (board of commissioner, board of directors, audit committee,
governance committee) and corporate characteristics (profitability, liquidity,

leverage, company activity, company size) toward sustainability report
disclosure.
The population of the study is all companies listed on Indonesia Stock
Exchange 2010-2011. Using purposive sampling technique, the study collected
data from 61 companies. There are 122 annual reports as unit of analysis in
2010-2011. This study used logistics regression as an analysis method.
The results of regression analysis show that the variable of board of
directors, governance committee, profitability, company size have a positive
effect on sustainability report disclosure. Board of directors, audit committee,
liquidity, leverage and company activity do not impact on sustainability report
disclosure.
The study concludes that variable of board of directors, governance
committee, profitability and company size impact on sustainability report
disclosure. Future research should use a different variable measurement and use
the same type of company.

ix

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN.................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
SARI................................................................................................................... viii
ABSTRCT ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .............................................................................. 13
2.1.1 Teori Stakeholder .................................................................. 13

2.1.2 Teori Legitimasi .................................................................... 16

x

2.1.3 Konsep Pembangunan Berkelanjutan ................................... 20
2.1.3.1 Definisi Keberlanjtan ............................................... 20
2.1.3.2 Pembangunan Berkelanjutan .................................... 21
2.1.4 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ..................................... 23
2.1.5 Sustainability Report............................................................. 24
2.1.5.1 Definisi Sustainability Report .................................. 24
2.1.5.2 Pengungkapan Sustainability Report........................ 25
2.1.6 Corporate Governance ......................................................... 27
2.1.6.1 Definisi dan Konsep Corporate Governance ........... 27
2.1.6.2 Dewan Komisaris ..................................................... 29
2.1.6.3 Komite Audit ............................................................ 30
2.1.6.4 Dewan Direksi .......................................................... 32
2.1.6.5 Governance Committee ............................................ 33
2.1.7 Karakteristik Perusahaan ...................................................... 34
2.1.7.1 Profitabiltas .............................................................. 34
2.1.7.2 Likuiditas .................................................................. 36

2.1.7.3 Leverage ................................................................... 38
2.1.7.4 Aktivitas ................................................................... 40
2.1.7.5 Ukuran Perusahaan ................................................... 42
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 43
2.3 Kerangka Berfikir dan Perumusan Hipotesis ................................. 46
2.3.1 Kerangka Berfikir ................................................................ 46
2.3.2 Perumusan Hipotesis............................................................. 53

xi

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................. 55
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 55
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................. 57
3.3.1 Variabel Terikat .................................................................... 57
3.3.2 Variabel Bebas ...................................................................... 58
3.3.2.1 Corporate Governance ............................................. 58
3.3.2.2 Karakteristik Perusahaan .......................................... 59
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 63
3.5 Metode Analisis Data ...................................................................... 63
3.5.1 Statistik Deskriptif ................................................................ 64
3.3.2 Regresi Logistik .................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 69
4.1.1 Statistik Deskriptif ................................................................ 69
4.1.2 Hasil Analisis Regresi Logistik ............................................ 77
4.1.3 Overall Model Fit ................................................................. 82
4.1.4 Analisis Uji Kelayakan Model Regresi ................................ 84
4.1.5 Pengujian Hipotesis .............................................................. 85
4.2 Pembahasan..................................................................................... 89
4.2.1 Dewan Komisaris tidak berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 89
4.2.2 Komite Audit tidak berperan positif terhadap

xii

Pengungkapan SR ................................................................. 91
4.2.3 Dewan Direksi berperan positif terhadap Pengungkapan
SR.......................................................................................... 92
4.2.4 Governance Committee berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 93
4.2.5 Profitabilitas berperan positif terhadap Pengungkapan SR .. 94
4.2.6 Likuiditas tidak berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 96
4.2.7Leverage tidak berperan positif terhadap Pengungkapan
SR ........................................................................................... 97
4.2.8 Aktivitas Perusahaan tidak berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 98
4.2.9 Ukuran Perusahaan berperan positif terhadap
Pengungkapan SR ................................................................. 99

BAB V PENUTUP
4.1 Simpulan ......................................................................................... 101
4.2 Saran ............................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... .104
LAMPIRAN ...................................................................................................... .108

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................. 43

Tabel 2.2

Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu...................................... 46

Tabel 3.1

Proses Pemilihan Sampel Penelitian ............................................ 56

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel ..................................................... 61

Tabel 4.1

Hasil Analisis Kelas Frequency Variabel Penungkapan SR ....... 69

Tabel 4.2

Hasil Analisis Deskriptif Dewan Komisaris ................................ 70

Tabel 4.3

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Komite Audit........................ 71

Tabel 4.4

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Dewan Direksi ...................... 72

Tabel 4.5

Hasil Analisis Kelas Frequency Governance Committee ............ 73

Tabel 4.6

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Profitabilitas ......................... 74

Tabel 4.7

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Likuiditas ............................. 74

Tabel 4.8

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Leverage ............................... 75

Tabel 4.9

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Aktivitas Perusahaan ............ 76

Tabel 4.10

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan .............. 77

Tabel 4.11

Regresi Logistik Variables In The Equation ............................... 78

Tabel 4.12

Literation History ........................................................................ 82

Tabel 4.13

Model Summary .......................................................................... 83

Tabel 4.14

Hosmer and Lemeshow Test ....................................................... 84

Tabel 4.15

Variables In The Equation ........................................................... 86

Tabel 4.16

Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ..................................................... 88

xiv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Kerangka Berfikir .................................................................... 53

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Proses Seleksi Sampel ............................................................. 108

Lampiran 2

Daftar Perusahaan Sampel ....................................................... 124

Lampiran 3

Pengukuran Sustainability Report ............................................ 126

Lampiran 4

Pengukuran Dewan Komisaris ................................................. 128

Lampiran 5

Pengukuran Komite Audit........................................................ 131

Lampiran 6

Pengukuran Dewan Direksi ...................................................... 134

Lampiran 7

Pengukuran Governance Committee ........................................ 137

Lampiran 8

Pengukuran Profitabilitas ......................................................... 139

Lampiran 9

Pengukuran Likuiditas ............................................................. 142

Lampiran 10

Pengukuran Leverage ............................................................... 145

Lampiran 11

Pengukuran Ativitas Perusahaan .............................................. 148

Lampiran 12

Pengukuran Ukuran Perusahaan .............................................. 151

Lampiran 13

Hasil Tabulasi Data Sekunder 2010 ......................................... 154

Lampiran 14

Hasil Pengolahan Data Statistik ............................................... 172

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Keuntungan merupakan salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan.
Beberapa

tahun

terakhir,

sebagian

perusahaan

di

Indonesia

mulai

menyeimbangkan antara orientasi keuntungan dan perbaikan lingkungan.
Perusahaan mulai melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat untuk lingkungan
dan sosialnya yang dikenal dengan Triple Bottom Line (3P). Triple Bottom Line,
atau 3P yaitu Profit, People, and Planet. Profit, mengejar keuntungan untuk
kepentingan shareholders, dan memperhatikan kepentingan stakeholders. People,
memenuhi kesejahteraan masyarakat. Planet, berpartisipasi aktif dalam menjaga
kelestarian lingkungan (Utomo, 2010).
Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis
berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari
pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting dalam masyarakat, organisasi dalam
bentuk apapun memiliki sebuah peran penting dalam pencapaian tujuan ini
(Commission on Environment and Development dalam GRI, 2006).
Pengelolaan sumber daya memerlukan cara tepat agar dapat memenuhi
kebutuhan generasi yang akan datang. Salah satu cara perusahaan dalam
pengelolaan sumber daya adalah dengan mengurangi dampak lingkungan dari

1

2

operasional bisnis perusahaan, meminimalkan sumber daya yang digunakan serta
kemunculan limbah (Luthfia, 2012). Banyak hal harus dilakukan untuk dapat
mewujudkan pembangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
berkelanjutan. Salah satu tantangan utama dari pembangunan berkelanjutan adalah
tuntutan adanya pilihan-pilihan dan cara berpikir inovatif. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi tidak hanya dituntut memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan
permasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan dari hubungan
sosial, lingkungan, dan perekonomian (GRI, 2006). Isu lain yang cukup mencolok
adalah soal kerusakan lingkungan dan upaya mengelola sumber energi alternatif
ramah lingkungan (Rahman, 2008).
Sustainability report merupakan bagian dari konsistensi perusahaan dalam
pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungannya yang bersifat
sukarela.

Pengungkapan

sukarela

merupakan

pilihan

bebas

manajemen

perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang
dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut
(Almilia dan Retrianasari, 2007). Hal ini termasuk laporan keuangan, laporan
CSR ataupun sustainability report sebagai penilaian awal atas kredibilitas suatu
perusahaan. Standar pelaporan sustainability report yang diakui secara
internasional mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI).
Sustainability Report merupakan

alat untuk

memenuhi

kewajiban

perusahaan yang melaporkan kinerjanya dalam tiga aspek yaitu sosial, ekonomi,
dan lingkungan (Jalal, 2007). Laporan kinerja bisa disebut sustainability report

3

(laporan keberlanjutan) apabila kinerja yang dilaporkannya dalam kurun waktu
tertentu sudah menunjukkan kecenderungan membaik menuju dampak positif.
Masyarakat luas bisa melihat aktivitas CSR perusahaan melalui sustainability
report perusahaan itu sendiri.
Pengungkapan

Sustainability

Report

merupakan

bentuk

perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan.
memberikan

informasi

tentang pertanggungjawaban

komitmen

Laporan ini

perusahaan

terhadap

lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman Sustainability
Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability report mempunyai
standar pengungkapan

yang mencerminkan

keseluruhan aktivitas

perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda dengan

sosial
laporan

keuangan. Melalui sustainability report, kinerja perusahaan bisa langsung dinilai
oleh pemerintah, masyarakat, organisasi lingkungan, media massa, khususnya
para investor dan kreditor (bank) karena investor maupun kreditor (bank) tidak
mau menanggung kerugian yang disebabkan oleh adanya kelalaian perusahaan
tersebut terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungannya (Anke, 2009).
Sustainability report atau juga bisa disebut laporan non-finansial disusun
secara paralel dengan laporan keuangan tahunan perusahaan. Sustainability report
merupakan laporan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan perusahaan.
Setiap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), laporan non-finansial dilaporkan
oleh manajemen bersamaan dengan laporan keuangan perusahaan. Seluruh
pemangku kepentingan perusahan hadir untuk membaca, menganalisa, dan
mengomentari isi laporan tersebut. Meskipun sifatnya masih sukarela (voluntary),

4

sustainability report berbeda dengan laporan keuangan yang telah memiliki
sistem dan diamanatkan oleh undang-undang. Laporan ini melaporkan kinerja
aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan adalah hal mutlak bagi perusahaan yang
mengklaim memiliki kinerja CSR tinggi (Ramayana, 2009).
Beberapa dekade ini sering terjadi bencana lingkungan hidup di berbagai
belahan dunia, seperti Three Mile Island, Love Canal, Bhopal (India), Chernobyl
(Uni Sovyet), Times Beach (Missouri) sampai peracunan merkuri di Minamata
(Jepang) (Sobur, 2005). Tragedi lingkungan juga terjadi di Indonesia, seperti
kasus PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo, Newmont Minahasa Raya di Buyat, PT.
Freeport di Irian Jaya (Luthfia, 2012).
Kasus Lumpur lapindo brantas terjadi karena faktor ketidakberuntungan
perusahaan dalam melakukan eksplorasi penggalian pada saat pengeboran serta
adanya kesalahan prosedural yang meyebabkan semburan gas. Semburan gas
tersebut menyebabkan pencemaran lingkungan, serta berubahnya kehidupan sosial
dan ekonomi masyarakat sekitar karena lumpur telah meluas ke area pemukiman
warga yang menyebabkan warga kehilangan tempat tinggal. Masyarakat meminta
perusahaan untuk memperhatikan kasus tersebut, namun selama beberapa tahun
perusahaan belum ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus lain adalah pencemaran lingkungan yang terjadi di Teluk Buyat,
Minahasa Raya. Lingkungan masyarakat tercemar oleh limbah dari PT. Newmont
yang disebabkan oleh kesengajaan perusahaan mengeluarkan limbah ke tepi Teluk
Buyat sebagai lahan bebas pembuangan limbah. Kasus PT. Newmont tengah

5

diselesaikan melalui pengadilan namun PT. Newmont telah ditetapkan tidak
bersalah atau bebas.
Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan
harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu dilaporkan melalui laporan
tanggung jawab sosial yang disajikan dalam annual report, atau prusahaan dapat
menyajikan laporan tanggung jawabnya melalui sustainability report sebagai
laporan yang terpisah dari annual report. Sustainability report dapat dijadikan
sebagai bentuk transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi dampak
aktivitasnya.
Tragedi-tragedi tersebut terjadi karena adanya ketidakpedulian perusahaan
terhadap lingkungan sosial perusahaan. Kejadian tersebut memberikan kesadaran
kepada perusahaan untuk melakukan kegiatan yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan maupun sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility). Kegiatan
tersebut didukung pemerintah dengan menerbitkan Undang-undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) yang mengungkap berbagai
ketentuan tentang pendirian PT. Pasal 74 dalam Undang-Undang ini membahas
tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan tujuan mewujudkan
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan
masyarakat pada umumnya (Anke, 2009).
Dilling (2010), menyatakan bahwa di Eropa semakin banyak negara
mewajibkan laporan keberlanjutan, setidaknya untuk beberapa jenis dan ukuran

6

perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya kepedulian negara-negara di Eropa
untuk membuat peraturan mengenai kewajiban pengungkapan Sustainability
Report.
Pengungkapan Sustainability Report di Indonesia dan beberapa Negara lain
masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya
pada penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Meskipun
demikian, minat dan prioritas perusahaan untuk mempublikasikan sustainability
report tidak berkurang. Hal ini dikarenakan meningkatnya peraturan lingkungan
di banyak negara yang diperkirakan akan semakin ketat. Selain itu, tuntutan
masyarakat akan peran perusahaan semakin meningkat, sehingga mendorong
perusahaan untuk memberikan informasi transparan, akuntabel, serta praktik tata
kelola perusahaan yang baik (Luthfia, 2012). Penelitian mengenai sustainabilty
report juga mulai berkembang, yang menandakan fenomena sustainability report
mulai banyak dilakukan oleh perusahaan. Hal ini menjadi topik yang menarik
untuk

diteliti.

Awal

perkembangan,

penelitian

dilakukan

menggunakan

pendekatan kualitatif, seperti yang dilakukan oleh Akbar (2008), Anke (2009),
dan Purnamasari (2009). Penelitian kuantitatif juga sudah dilakukan, di antaranya
Almilia (2008), Ratnasari (2010), Suryono dan Prastiwi (2011), dan Luthfia
(2012).
Sustainability Report merupakan issue terbaru dalam dunia bisnis di
Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu, telah meneliti mengenai beberapa faktor
yang mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan sustainability report (SR).
Dalam

pengujian

beberapa

faktor

yang

mempengaruhi

pengungkapan

7

sustainability report, ditemukan hasil tidak konsisten antara peneiliti satu dengan
peneliti lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Dilling (2010), menguji size (ukuran
perusahaan), profitabilitas, pertumbuhan, struktur modal, corporate governance,
dengan kualitas sustainabilty report. Variabel independen yang diuji, variabel
profitabilitas, governance committee, ukuran perusahaan dan pertumbuhan
perusahaan berhubungan positif dengan kualitas pengungkapan sustainability
report sedangkan jumlah anggota dan rapat anggota komite berhubungan negatif.
Suryono dan Prastiwi (2011) dalam penelitiannya menguji karakteristik
perusahaan

dan

corporate

governance

dengan

praktik

pengungkapan

Sustainability Report menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas,
ukuran perusahaan, komite audit, dan dewan direksi berpengaruh signifikan
terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report. Variabel independen
likuiditas, leverage, aktivitas, dan governance committee tidak berpengaruh
terhadap praktik pengungkapan sustainability report.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Almilia (2008) yang menggunakan
variabel independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan serta struktur
modal dengan variabel dependen Internet Financial and Sustainability Reporting.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas, ukuran
perusahaan dan struktur modal berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela
Internet Financial and Sustainability Reporting, sedangkan variabel leverage
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela Internet Financial and
Sustainability Reporting.

8

Ratnasari (2010) menguji corporate governance dengan luas pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan di dalam Sustainability Report dimana size,
leverage, dan profitabilitas sebagai variabel control. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hanya variabel leverage yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
luas pengungkapan CSR di dalam Sustainability Report. Variabel profitabilitas,
size, komite audit, dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR di dalam Sustainability Report.
Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Luthfia (2012), dimana
variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan, ukuran perusahaan,
struktur modal, dan corporate governance. Variabel kinerja keuangan diproksikan
melalui profitabilitas, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahann. Corporate
governance diproksikan melalui komite audit, dewan direksi dan governance
committee. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel independen
leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, dan governance committee
berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report dan variabel
independen profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan
struktur modal tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report.
Penelitian-penelitian

selanjutnya

perlu

dilakukan

untuk

mendorong

perkembangan sustainability report, sehingga kontribusi perusahaan kepada pihak
yang berkepentingan (stakeholder) bisa optimal. Hal tersebut dilakukan
perusahaan untuk menunjukkan komitmen terhadap perkembangan berkelanjutan
yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan
generasi akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka.

9

Melihat adanya hasil yang tidak konsisten di antara beberapa penelitian
tersebut, menjadikan hal menarik untuk diteliti kembali. Penelitian ini dilakukan
dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryono dan
Prastiwi (2011) dengan melihat hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai
pengungkapan Sustainability Report. Penelitian ini mencoba menguji kembali
peran

Corporate

Governance

dan

Karakteristik

Perusahaan

terhadap

Pengungkapan Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih jarang
menggunakan variabel dewan komisaris, maka penulis menambahkan variabel
dewan komisaris dalam corporate governance. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk

mengambil

judul

penelitian

“Peran

Corporate

Governance

dan

Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report Pada
Perusahaan Terdaftar di BEI Periode 2010-2011”.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.

Apakah Dewan Komisaris berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?

2.

Apakah Komite Audit berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?

3.

Apakah Dewan Direksi berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?

10

4.

Apakah

Governance

Committee

berperan

terhadap

Pengungkapan

Sustainability Report?
5.

Apakah Profitabilitas berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?

6.

Apakah Likuiditas berperan terhadap Pengungkapan Sustainability Report?

7.

Apakah Leverage berperan terhadap Pengungkapan Sustainability Report?

8.

Apakah

Aktivitas

Perusahaan

berperan

terhadap

Pengungkapan

Sustainability Report?
9.

Apakah Ukuran Perusahaan berperan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai hal-hal sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui peran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.

2.

Untuk

mengetahui

peran

Komite

peran

Dewan

Audit

terhadap

Pengungkapan

Direksi

terhadap

Pengungkapan

Sustainability Report.
3.

Untuk

mengetahui

Sustainability Report.
4.

Untuk mengetahui peran Governance Committee terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.

11

5.

Untuk

mengetahui

peran

Profitabilitas

terhadap

Pengungkapan

Sustainability Report.
6.

Untuk mengetahui peran Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability
Report.

7.

Untuk mengetahui peran Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability
Report.

8.

Untuk mengetahui peran Aktivitas Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.

9.

Untuk mengetahui peran Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.

1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang dilakukan,
penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada beberapa pihak. Pihak
tersebut antara lain:
1.

Akademisi
Untuk menambah pemahaman serta wawasan mengenai sustainability,
sustainability development, pengembangan teknologi sustainability report
dalam suatu perusahaan. Disamping itu, menjelaskan mengenai peran
corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report perusahaan-perusahaan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.

12

2.

Perusahaan
Sebagai kontribusi pengetahuan mengenai pengungkapan sustainability
report serta pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui
sustainability report yang dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan
sebagai bentuk keberlanjutan perusahaan dalam mewujudkan sustainable
development.

3.

Investor
Pengungkapan sustainability report merupakan hal penting yang memiliki
kontribusi sebagai pertimbangan investor untuk menilai aktivitas tanggung
jawab sosial perusahaan yang diungkapkan melalui sustainability report
sebagai bentuk sustainable suatu perusahaan terhadap lingkungan sosialnya.

4.

Pemerintah
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau wacana bagi
pemerintah untuk menentukan kebijakan pasti mengenai sustainability
report yang lebih baik lagi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

5.

Masyarakat
Sebagai pengontrol perilaku-perilaku perusahaan dan memberikan informasi
akan hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat atas aktivitas perusahaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Stakeholder
Stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat
bagi

stakeholder-nya

(pemegang

saham,

kreditor,

konsumen,

supplier,

pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Gray, Kouhy dan Adams (Ghozali
dan Chariri, 2007) mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung
pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas
perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerfull
stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan
sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya
Definisi stakeholder telah berubah secara substansial selama empat dekade
terakhir. Pada awalnya, pemegang saham dipandang sebagai satu-satunya
stakeholder perusahaan. Pandangan ini didasarkan pada argumen yang
disampaikan Friedman (Ghozali dan Chariri, 2007), mengatakan bahwa tujuan
utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemiliknya.
Namun demikian, Freeman (Ghozali dan Chariri, 2007) tidak setuju dengan
pandangan

ini

dan

memperluas

definisi stakeholder dengan

memasukkan

konstituen yang lebih banyak. Termasuk kelompok yang dianggap tidak

13

14

menguntungkan (adversarial group) seperti pihak berkepentingan tertentu dan
regulator (Roberts dalam Ghozali dan Chariri, 2007).
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan
perusahaan. Oleh karena itu, power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya
power yang mereka miliki atas sumber tersebut. Power tersebut dapat berupa
kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi terbatas (modal dan
tenaga kerja), akses terhadap media berpengaruh, kemampuan untuk mengatur
perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa
yang dihasilkan perusahaan (Deegan dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Ullman
(Ghozali dan Chariri, 2007) mengatakan bahwa organisasi akan memilih
stakeholder yang dipandang penting, dan mengambil tindakan yang dapat
menghasilkan hubungan harmonis antara perusahaan dengan stakeholder-nya.
Atas dasar argumen di atas, stakeholder theory umumnya berkaitan dengan
cara-cara yang digunakan perusahaan untuk memanage stakeholder-nya (Gray et
al dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Ullman (Ghozali dan Chariri, 2007)
berpendapat bahwa power stakeholder berhubungan dengan “postur strategis
(strategic posture) yang diadopsi oleh perusahaan. Menurutnya, strategic posture
menggambarkan model reaksi yang ditunjukkan oleh pengambil keputusan kunci
perusahaan terhadap tuntutan sosial. Oleh karena itu, stakeholder theory pada
dasarnya melihat dunia luar dari perspektif manajemen (Gray et al dalam Ghozali
dan Chariri, 2007).

15

Menurut Suryono (2011), perusahaan mampu tumbuh dan berkembang
dengan baik kemudian menjadi besar dibutuhkan dukungan dari para
stakeholder-nya. Para stakeholder membutuhkan berbagai informasi terkait
dengan aktivitas perusahaan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, perusahaan akan berusaha untuk memberikan berbagai informasi yang
dimiliki untuk menarik dan mencari dukungan dari para stakeholder-nya.
Sustainability report merupakan salah satu bentuk pengungkapan sukarela
(voluntary) yang berkembang pada saat ini. Pengungkapan tanggung jawab sosial
dan lingkungan perusahaan melalui sustainability report dapat memberikan
informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi
sosial masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007).
Perusahaan melakukan pengungkapan sustainability report sebagai bukti
bahwa perusahaan memilki komitmen terhadap lingkungan sosialnya dapat dinilai
hasilnya oleh para pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Disamping itu,
sustainability report merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan oleh
suatu organisasi baik pemerintah maupun perusahaan dalam berdialog dengan
masyarakat ataupun stakeholder-nya sebagai salah satu upaya penerapan
pendidikan pembangunan berkelanjutan (Luthfia, 2012).
Pengungkapan sustainability report yang bersifat sukarela merupakan
kebijakan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih transparan
mengenai

aktivitas

perusahaan

terhadap

dampak

sosial,

ekonomi

dan

lingkungannya. Adanya kinerja yang baik dari perusahaan serta besar kecilnya
suatu perusahaan memungkinkan untuk mengungkapkan informasi mengenai

16

dampak sosial, ekonomi dan lingkungannya. Disamping itu, perusahaan dengan
struktur corporate governance yang baik, memilki kemungkinan besar untuk
mengungkapkan laporan-laporan bersifat sukarela. Adanya struktur corporate
governance, meliputi dewan komisaris, komite audit, dewan direksi dan
governance

committee

diharapkan

dapat

memberikan

kontribusi

dalam

pengambilan keputusan perusahaan untuk pengungkapan suatu laporan. Peran
corporate governance dinilai mampu meningkatkan pengungkapan sustainability
report

yang

berdasarkan

pembangunan

berkelanjutan.

Disamping

itu,

pengungkapan sustainability report sebagai salah satu bentuk perwujudan prinsip
good corporate governance yaitu transparan dalam pengungkapan informasi yang
dibutuhkan oleh stakeholder.

2.1.2. Teori Legitimacy
Dowling dan Pfeffer (Ghozali dan Chariri, 2007) menjelaskan bahwa teori
legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, dan
mengatakan bahwa karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi,
batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan
reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku
organisasi dengan memperhatikan lingkungan.
Teori legitimasi dilandasi oleh “kontrak sosial” yang terjadi antara
perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan
sumber ekonomi. Shocker dan Sethi (Ghozali dan Chariri, 2007) memberikan
penjelasan tentang konsep kontrak sosial bahwa semua institusi sosial tidak

17

terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat melalui kontrak sosial baik
eksplisit maupun implisit dimana kelangsungan hidup dan pertumbuhannya
didasarkan pada hasil akhir (output) yang secara sosial dapat diberikan kepada
masyarakat luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada
kelompok sesuai dengan power yang dimiliki.
Di dalam masyarakat yang dinamis, tidak ada sumber power institusional
dan kebutuhan terhadap pelayanan yang bersifat permanen. Oleh karena itu, suatu
institusi harus lolos uji legitimasi dan relevansi dengan cara menunjukkan bahwa
masyarakat memang memerlukan jasa perusahaan dan kelompok tertentu yang
memperoleh manfaat dari penghargaan (reward) yang diterimanya betul-betul
mendapat persetujuan masyarakat.
Gray, Kouhy dan Lavers (Ghozali dan Chariri, 2007) berpendapat bahwa
teori legitimasi dan teori stakeholder merupakan perspektif teori yang berada
dalam kerangka teori ekonomi politik. Pengaruh masyarakat luas dapat
menentukan alokasi sumber keuangan dan sumber ekonomi lainnya, perusahaan
cenderung menggunakan kinerja berbasis lingkungan dan pengungkapan
informasi lingkungan untuk membenarkan atau melegitimasi aktivitas perusahaan
di mata masyarakat. Berbeda dengan teori stakeholder, menyatakan bahwa
perusahaan dan manajemennya bertindak dan membuat laporan sesuai dengan
keinginan dan kekuatan dari kelompok stakeholder yang berbeda, maka Ullman
(Ghozali dan Chariri, 2007) menyatakan bahwa teori legitimasi memfokuskan
pada interaksi antara perusahaan dengan masyarakat.

18

Dowling dan Pfeffer (Ghozali dan Chariri, 2007), memberikan alasan yang
logis tentang legitimasi organisasi dan mengatakan bahwa organisasi berusaha
menciptakan keselarasan antara nilai-nilai sosial yang melekat pada kegiataannya
dengan norma-norma perilaku yang ada dalam sistem sosial masyarakat dimana
organisasi adalah bagian dari sistem tersebut. Selama kedua sistem nilai tersebut
selaras, kita dapat melihat hal tersebut sebagai legitimasi perusahaan. Ketika
ketidakselarasan aktual atau potensial terjadi diantara kedua sistem nilai tersebut,
maka akan ada ancaman terhadap legitimasi perusahaan.
Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan
masyarakat kepada perusahaan, dan diinginkan atau dicari perusahaan dari
masyarakat. Dengan demikian, legitimasi dapat dikatakan sebagai manfaat atau
sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup (Ashforth dan Gibbs;
Dowling dan Pfeffer; O’Donovan dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Ketika ada
perbedaan antara nilai-nilai yang dianut perusahaan dengan nilai-nilai masyarakat,
legitimasi perusahaan akan berada pada posisi terancam (Lindbolm; Dowling dan
Pfeffer dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan
dengan nilai-nilai sosial masyarakat sering dinamakan “legitimacy gap” dan dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kegiatan usahanya
(Dowling dan Pfeffer dalam Ghozali dan Chariri, 2007 ). Menurut Warticl dan
Mahon (Ghozali dan Chariri, 2007) Legitimacy gap dapat terjadi karena tiga
alasan yaitu: (1) Ada perubahan dalam kinerja perusahaan tetapi harapan
masyarakat terhadap kinerja perusahaan tidak berubah; (2) Kinerja perusahaan
tidak berubah tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan telah

19

berubah; (3) Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja
perusahaan berubah ke arah yang berbeda, atau ke arah yang sama tetapi
waktunya berbeda.
Perusahaan dengan kinerja baik, berusaha untuk mengungkapkan informasi
lebih. Perusahaan dengan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas
yang baik memiliki kemungkinan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat
sukarela. Besar kecilnya suatu perusahaan juga memberikan peran terhadap
pengungkapan yang masih bersifat sukarela. Semakin besar perusahaan, semakin
mungkin untuk mengungkapkan informasi yang bersifat sukarela karena ukuran
perusahaan sering dijadikan sebagai sorotan masyarakat dalam kegiatan ekonomi,
lingkungan dan sosialnya. Adanya informasi lebih mengenai karakteristik
perusahaan,

maka

semakin

mungkin

untuk

melakukan

pengungkapan

sustainability report (Suryono dan Prastiwi, 2011).
Pentingnya informasi mengenai karakteristik perusahaan, maka karakteristik
perusahaan diduga memiliki peran dalam pengungkapan sustainability report.
Perusahaan

yang

mampu

mengungkapkan

sustainability

report

dapat

melegitimasi masyarakat mengenai aktivitas perusahaannya, agar masyarakat
memberikan penilaian yang baik kepada perusahaan mengenai tangggung jawab
ekonomi, sosial dan lingkungannya. Disamping itu, adanya peran corporate
governance yang baik dapat meningkatkan transparansi perusahaan mengenai
informasi aktivitas perusahaan yang disajikan melalui sustainability report.
Melalui sustainability report, perusahaan dapat memberikan informasi mengenai

20

mekanisme corporate governance dalam pencapaian prinsip-prinsip good
corporate governance.
Menurut O’Donovan (Ghozali dan Chariri, 2007) menyarankan bahwa
ketika terdapat perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial
masyarakat, perusahaan perlu mengevaluasi nilai sosialnya dan menyesuaikannya
dengan nilai-nilai di masyarakat. Perusahaan juga dapat mengubah nilai-nilai
sosial yang ada atau persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasisi.
Perusahaan dapat mengurangi legitimacy gap, dengan mengidentifikasi aktivitas
dalam kendalinya dan mengidentifikasi publik yang memiliki power sehingga
mampu memberikan legitimacy kepada perusahaan (Neu et al. dalam Ghozali dan
Chariri, 2007). Oleh karena itu, pengungkapan sosial dan lingkungan dalam
sustainability report merupakan salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan
legitimacy dari masyarakat. Legitimacy dari masyarakat dapat memberikan
penilaian baik terhadap perusahaan.

2.1.3. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
2.1.3.1. Definisi Keberlanjutan (Sustainability)
Awal mula terciptanya konsep sustainability berasal dari pendekatan ilmu
kehutanan. Kata nachhaltigkeit (bahasa Jerman untuk keberlanjutan) berarti upaya
melestarikan sumber daya alam untuk masa depan (Luthfia, 2012). Pengertian
tersebut mengartikan bahwa sustainability lebih luas dari konteks lingkungan.
Menurut Suryono (2011), di dalam sustainability ada prinsip-prinsip yang terkait
dengan hak asasi manusia, standar bagi pekerja seperti penghapusan diskriminasi

21

dalam pekerjaan, hal-hal yang terkait dengan lingkungan seperti pemakaian
prinsip kehati-hatian, tanggung jawab lebih besar pada lingkungan, maupun
mengembangkan teknologi ramah lingkungan.
Keberlanjutan

perusahaan

adalah

suatu

pendekatan

bisnis

dalam

menciptakan nilai pemegang saham secara jangka panjang dengan menggunakan
peluang-peluang yang ada dan mengelola risiko yang diukur dari segi ekonomi,
lingkungan dan pembangunan sosial. Pemimpin perusahaan berkelanjutan
meningkatkan nilai jangka panjang pemegang saham dengan cara menyusun
strategi dan manajemen mereka untuk mengusahakan dengan terus menerus pasar
potensial bagi keberlanjutan produk dan jasa sedangkan dalam waktu yang sama
dengan sukses mengurangi dan menghindari biaya dan risiko berkelanjutan
(Akbar, 2008).
2.1.3.2. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
Pembangunan

Berkelanjutan

adalah

pembangunan

yang memenuhi

kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (WCED dalam Sukada dan Jalal,
2008).
Menurut Budimanta, dkk (Akbar, 2008) pembangunan berkelanjutan adalah
suatu gagasan paradigma yang berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi
kebutuhannya. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia (Emil
Salim dalam Jaya, 2004).

22

Pembangunan berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari
pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa
mendatang. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (Jaya, 2004), pembangunan
(yang pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya
berdasarkan tiga kriteria yaitu : (1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber
daya alam atau depletion of natural resources; (2) Tidak ada polusi dan dampak
lingkungan lainnya; (3) Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources
ataupun replaceable resource.
Menurut Akbar (2008), konsep dasar pembangunan berkelanjutan ada dua
aspek penting yang menjadi perhatian utama yaitu lingkungan (environment) dan
pembangunan (development). Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan berarti
pembangunan yang baik dari sudut pandang lingkungan. Berwawasan lingkungan
berarti adanya keharmonisan dalam hubungan manusia dan alamnya. Pada sisi
lain, pembangunan merupakan proses perubahan terus menerus ditandai oleh
kegiatan pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi sebagai modal untuk
memenuhi kesejahteraan masyarakat. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan,
kedua aspek ini harus berjalan secara harmonis dan terpadu serta memperoleh
perhatian yang sama dalam kebijaksanaan pembangunan (Yakin dalam Akbar,
2008).

23

2.1.4.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/Corporate Social Responsibility
(CSR)
Secara teoritik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral
perusahaan terhadap para stakeholder-nya, terutama komunitas atau masyarakat
disekitar wilayah kerja dan operasinya

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

0 38 78

Pengaruh Corporate Governance Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report: Studi Empiris Pada Perusahaan Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 16 114

Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap publikasi Sustainability Report (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011)

3 14 141

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI SUSTAINABILITY REPORT

0 24 121

Pengaruh Komite Audit Sebagai Struktur Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dalam Sustainability Report: Studi Empiris Perusahaan Yang Terdaftar di Bei Periode 2010-2014

3 18 135

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN GOOD Pengaruh Karakterisitk Perusahaan dan Good Corporate Governance terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015).

0 3 17

PENDAHULUAN Pengaruh Karakterisitk Perusahaan dan Good Corporate Governance terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015).

0 2 8

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2010 - 2014.

0 3 13

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2010 - 2014.

0 2 17

Implikasi Karakteristik Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report

1 3 13