Contoh Teks Drama Penemuan Besar

Penemuan Besar - Eureka!
Oleh Khizbul Kurniawan
XI Social DS

Sisilia, Yunani – Sekitar 260 tahun sebelum masehi
ARCHIMEDES ………………….…………… Matematikawan, filsuf, insinyur
RAJA HIERO II …………………………….... Raja Kerajaan Sycrause
RATU HIERO II ……………………………... Ratu Kerajaan Sycrause, Istri Raja Hiero II
CREMONA DESCARTES …………….…...... Pembuat perhiasan, pembuat mahkota
PELAYAN RAJA
PENGAWAL RAJA

PROLOG
260 tahun sebelum masehi, di sebuah daerah di Kota Sisilia Yunani berdiri sebuah
kerajaan besar yang didirikan oleh Raja Hiero. Kerajaan ini diberi nama Kerajaan Sycrause. Raja
Hiero baru saja meninggal satu minggu yang lalu. Saat ini, Kerajaan Sycrause dipimpin oleh raja
dari keturunan kedua Raja Hiero, yaitu Raja Hiero II. Namun, Raja Hiero II belum dinobatkan
sebagai raja secara resmi.

BABAK I
(Kamar Raja Hiero II, malam hari, Raja Hiero dan istri bersua di tempat tidur)


Malam hari di keesokan harinya, adalah malam penobatan Raja Hiero II secara resmi menjadi
pemimpin kerajaan.

RATU
“Oh Rajaku, daku sangat senang mengetahui kita hanya perlu melewati satu malam lagi
dan kita akan menjadi pemimpin dari kerajaan yang makmur ini!”
RAJA
“Tentu saja permaisuriku, sebentar lagi aku secara resmi akan menjadi lelaki yang paling
dipuja di kerajaan ini. Tapi janganlah pernah engkau melupakan pesan dari Ayah.”

RATU
“Daku selalu terpikirkan pesan dari Ayah yang menyuruh kita untuk melindungi kerajaan
ini dengan segala hal yang kita punya.”
RAJA
“Aku telah bersumpah kepada matahari di siang hari, kepada bulan di malam hari, dan
kepada keindahan di sore hari, aku akan setia melindungi kerajaan ini. Selain kerajaan ini, aku
rasa aku juga wajib untuk senantiasa melindungi dirimu Ratuku.” [menggenggam tangan ratu]

RATU

“Oh Rajaku! Engkau manis sekali, daku mencintaimu!” [mencium raja]
Mereka pun terus berbincang-bincang tentang kerajaan mereka hingga lelap tertidur hingga
pagi hari.
…………
Keesokan harinya..

BABAK II
(Di istana, pagi hari, waktu sarapan pagi)

RATU
“Selamat pagi oh Rajaku! Hari ini adalah hari besar. Sudahkah engkau bersiap untuk hari
ini?”
RAJA
“Selamat pagi Ratuku! Tentu saja, aku sangat siap untuk hari ini. Tetapi aku butuh
sarapan pagi sebelum aku memulai hari ini. Pelayan! Pelayan! Tolong buatkan omelette untuk
diriku dan istriku tercinta!”
PELAYAN
“Segera rajaku!” [berlari ke dapur]
Sembari menunggu pelayan membuat omelette, Raja Hiero II dan sang istri melanjutkan
perbincangan mereka.


RAJA
“Oh Ratuku, aku sudah mempersiapkan segalanya untuk hari sejak lama. Aku telah
menyusun teks pidato untuk aku kumandangkan di depan rakyatku. Aku telah menyewa

perancang busana terkenal untuk membuat kostum kita supaya terlihat menakjubkan di depan
rakyat kita. Tetapi rasanya ada yang kurang, apakah itu ratuku?”
RATU
“Wahai Rajaku, tidakkah engkau memikirkan hal tersebut? Kau hampir melupakan
sesuatu hal yang sangat penting!”
RAJA
“Apakah itu?” [terkejut]
RATU
“Mahkota! Setiap raja di seluruh di kerajaan di alam semesta menggunakan mahkota.
Mahkota menunjukkan kekuasaan yang engkau genggam. Mahkota adalah lambang raja! Kenapa
engkau tidak memakai mahkota mendiang Ayah?”
RAJA
“Oh iya! Tepat sekali! [memegangi kepala] Tetapi aku tidak akan pernah mau
menggunakan mahkota Ayahku. Aku sangat menghormatinya. Biarkanlah mahkota itu terkubur
bersama tubuh sang pemiliknya yang pantas. Lagi pula aku juga tidak akan mungkin menggali

makam Ayahku hanya untuk mengambil mahkotanya.”
RATU
“Tetapi engkau membutuhkan mahkota sebagai seorang raja! Jika begitu, mengapa tidak
engkau buat saja mahkota yang baru?”
Di tengah perbincangan, pelayan raja datang membawa omelette hangat untuk sarapan raja.
Pelayan tidak sengaja mendengar percakapan mereka.

PELAYAN
“Ini omelette hangat dan sangat enak. Maaf Ratu, secara tidak sengaja hamba mendengar
bahwa Raja membutuhkan sebuah mahkota, benarkah itu?” [menyuguhkan makanan]

RATU
“Ya, itu benar. Apakah engkau bisa membantu kami?”
PELAYAN
“Tentu saja Ratu! [berlutut] Hamba mengenal Cremona Descartes, seorang pembuat
perhiasan yang sangat terkenal di bawah sana. Dia sangat mahir dalam membuat mahkota.”
RAJA
“Baiklah, jika begitu panggillah dia datang ke istana untuk membuatkanku sebuah
mahkota.”


BABAK III
(Ruang tamu kerajaan, Raja memegang sebongkah emas murni untuk dijadikan mahkota)

CREMONA
“Wahai Raja Yang Agung! [berlutut] Akulah Cremona Descartes, tukang besi yang
sangat mahir di negeri Sisilia. Apakah yang bisa hamba bantu untuk Raja?”
RAJA
“Cremona, hari ini adalah hari besar. Hari adalah hari dimulainya kepemimpinan yang
akan membawa kerajaan ini menuju keemasan. Namun, ada sesuatu hal yang besar yang hampir
terlupakan. Aku membutuhkanmu untuk membuatkanku sebuah mahkota! Bisakah engkau
menyelesaikannya hingga siang hari ini?”
CREMONA
“Tentu saja Raja! Itu sangatlah mudah bagi hamba.” [berdiri tegak]
RAJA
“Baiklah. Ini dia kuberikan sebongkah emas yang untuk kau gunakan sebagai bahan
dasar mahkotaku. [memberikan sebatang emas] Tetapi ingat, kau harus menggunakan seluruh

emas ini tanpa menyisakan atau kau ambil sedikit pun. Emas ini berbobot satu kilogram, dan
mahkotaku juga pasti akan berbobot yang sama. Ingat itu!”
CREMONA

“Tenang saja Raja, hamba bisa dipercaya. Tinggallah engkau duduk manis di istanamu
ini, biar hamba yang bekerja membuat mahkotamu.”
Raja Hiero II pun menyerahkan sebongkah emasnya kepada Cremona Decortes. Cremona
meninggalkan istana dan lekas membuat mahkota di kediamannya.

BABAK IV
(Rumah Cremona, Cremona bekerja sendiri, dilengkapi alat-alat untuk membuat mahkota)

CREMONA
Duduk di meja yang usang sambil memandangi bongkahan emas dari Raja Hiero II.
“Hahahaha! [tertawa] Bodoh sekali Raja itu. Mempercayakanku untuk membuat
mahkota emasnya. Tidakkah dia tahu, aku adalah seorang hamba biasa yang juga punya sifat asli
manusia. Aku, aku juga serakah. Aku ingin mengambil keuntungan yang besar dari hal ini.
Hmm, tetapi bagaimana caranya ya?”
Cremona melihat sebongkah perak di meja kerjanya.
“Aku punya ide! Baiklah, aku akan mengambil setengah kilogram emas ini untuk diriku,
dan sebagai gantinya akan kucampurkan mahkota emas Raja dengan perak sehingga berat dari
mahkota ini tetap menjadi satu kilogram. Hahaha!”
Cremona pun mulai memanaskan emas dan perak kemudian memulai untuk membuat mahkota
campuran untuk Raja Hiero II.

…………
Jam milik Cremona berdenting, menunjukkan bahwa saat itu adalah pukul 12 siang. Cremona
telah selesai membuat mahkota. Sekarang waktunya Cremona untuk membawa mahkota
buatannya kepada Raja Hiero II.

BABAK V
(Ruang tamu istana, Cremona membawa mahkota di tangannya)

CREMONA
“Wahai Raja! Inilah mahkota yang kau inginkan. [memberikan mahkota] Berat mahkota
ini adalah satu kilogram. Sama seperti berat dari bongkahan emas yang kau berikan. Sekarang
aku meminta bayaran atas hasil kerja kerasku.” [menadahkan tangan]
RAJA
“Baiklah Cremona. Ini ambil bungkusan ini sebagai upah dari hasil kerjamu. Bungkusan
ini berisi kepingan emas yang berharga. [memberikan hadiah] Sekarang pergilah! Pulanglah kau
ke kediamanmu, mandilah dan datanglah ke acara penobatanku sebagai raja malam nanti.”

CREMONA
“Dengan senang hati Rajaku.” [berjalan dengan cepat menuju gerbang]
Cremona pulang dengan membawa sebungkus kepingan emas dan beberapa kali tertawa di saat

perjalanan karena sangat senang di mampu membodohi sang raja.

RAJA
“Lihat Ratuku! [memakai mahkota] Apakah mahkota emas ini pantas aku gunakan?
Apakah kilauannya mampu menunjukkan keagungan diriku sebenarnya?”
RATU
“Tentu saja Rajaku! [mengangguk] Engkau semakin kelihatan perkasa dengan mahkota
itu di kepalamu. Hmm, tapi daku merasa ada yang janggal. Entah dari mana datangnya perasaan
ini. Tiba-tiba saja hati daku berkata bahwa ada yang salah dengan mahkota itu.”
RAJA
“Benarkah Ratuku? Ada yang menjanggal hatimu? [terkejut] Aku tidak akan
mengabaikan pertanda dari perasaanmu. Sepertinya memang ada yang salah dengan mahkota ini.
Tapi apakah itu?”

RATU
“Entahlah apa itu, tetapi ketika engkau memakai mahkota itu, raut dari wajahmu itu
terlihat berbeda dari biasanya. Seakan-akan kemurnian dari seorang raja yang selama ini aku
kenal memudar. Terlihat adanya kepalsuan yang tersembunyi.”
RAJA
“Tidak bisa kubiarkan hal itu terjadi Ratuku. Mungkin kau benar, bisa saja mahkota ini

telah dicampuri oleh bahan selain dari emas yang menghilangkan kemurniannya. Aku harus
segera memeriksanya.”
RATU
“Tetapi bagaimana kau memeriksanya apakah itu benar-benar terbuat dari emas atau
tidak?” [bingung]
RAJA
“Entahlah, sepertinya aku harus meminta bantuan dari orang yang berpengetahuan tinggi
untuk menemukan caranya. Pelayan! Pelayan! Kemari!”
Pelayan datang..
PELAYAN
“Wahai Rajaku, apa yang hamba bisa bantu?” [berlutut]
RAJA
“Pelayan, apakah kau mengenal seorang yang berpengetahuan tinggi dan bisa
memecahkan berbagai masalah yang rumit, seperti mencari metode untuk mengetahui kemurnian
dari mahkota ini?”

PELAYAN
“Tentu saja, aku mengenal seorang pria di bawah sana. Archimedes, dia adalah seorang
matematikawan, filsuf dan insinyur. Akan kupanggil dia segera.”


Pelayan pun bergegas menjemput Archimedes dari kediamannya dan langsung membawanya ke
istana.

ARCHIMEDES
“Ada apa wahai Raja Yang Agung? [berlutut] Apakah gerangan engkau secara tiba-tiba
memanggil hamba menuju istanamu yang megah ini?

RAJA
“Aku membutuhkanmu untuk memecahkan sesuatu. Mahkotaku terbuat dari emas dan
beratnya adalah satu kilogram, tetapi ada keraguan di benakku. Aku ingin kau mencari metode
untuk mengetahui apakah mahkota ini benar-benar terbuat dari emas murni atau tidak. Tetapi kau
tidak boleh mencairkan ataupun merusak mahkota ini. Bisakah kau?”
Archimedes terdiam sejenak. Berpikir bagaimana caranya memecahkan masalah tersebut.
Karena tidak ingin terlihat bingung di depan Raja, Archimedes meminta izin ke kamar mandi
untuk beberapa saat.

ARCHIMEDES
“Permisi Raja Yang Agung, hamba butuh ke kamar mandi sekarang.”
Raja Hiero II hanya mengangguk, menandakan bahwa ia mengizinkan Archimedes untuk ke
kamar mandi. Archimedes pun bergegas menuju kamar mandi.


BABAK VI
(Di kamar mandi istana, sebuah bak besar terisi penuh air)

Archimedes masuk ke kamar mandi kerajaan, dan mulai berpikir.
ARCHIMEDES
“Hmm, bagaimana ya? Bagaimana ya? Apakah dengan menghitung volumenya? Ah, tidak
mungkin! Mahkota raja berbentuk tidak simetris. Tidak mungkin untuk menghitungnya dengan
bentuk seperti itu. Lantas bagaimana?” [menggaruk kepala]

Setelah berpikir beberapa menit, Archimedes melihat sebuah bak mandi dan berniat berendam
untuk mengurangi rasa stresnya. Archimedes pun membuka bajunya dan masuk ke bak mandi.
Hanya beberapa detik berendam di bak mandi, dia langsung melompat keluar dari bak mandi
tersebut dan berteriak.

“Eureka! Eureka! Eureka!” (Eureka! = Aku telah menemukannya!)
Archimedes sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Dia melihat bahwa air yang keluar dari
bak mandi setara dengan besar tubuhnya. Archimedes menyadari bahwa kejadian ini bisa
digunakan sebagai patokan untuk menghitung volume dari mahkota sang raja. Sebelumnya,
Archimedes telah berasumsi bahwa emas memiliki kepadatan yang lebih besar daripada perak.
“Sekarang aku tahu semuanya! Aku akan menggunakan metode komparatif sederhana
untuk memecahkan masalah ini. Aku akan memasukkan mahkota yang beratnya satu kilogram
tersebut bersamaan sebatang emas murni yang beratnya sama ke wadah yang berisi penuh air.
Aku akan melihat perbandingannya. Jika mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni,
maka daya apungnya di dalam air akan sama dengan batangan emas murni. Eureka!”

BABAK VII
(Ruang tamu istana)

Archimedes berlari tergesa-gesa dari koridor istana menuju ke arah raja. Di sepanjang koridor
Archimedes berlari sambil berteriak ‘Eureka! Eureka!’ lantas seluruh orang di istana menjadi
bingung.

RAJA
“Hai Archimedes! Ada apakah gerangan kau berteriak seperti itu? Eureka? Apa yang
telah kau temukan? Aku harap aku mendengar kabar yang baik.”

ARCHIMEDES
[berdiri tegak] “Duduklah dengan tenang Rajaku! Aku telah menemukannya.”
Archimedes meminta bantuan pelayan untuk menyiapkan alat-alat untuk metodenya.

“Pelayan, bisakah kau membawakanku wadah yang berisi penuh dengan air, dan Raja
Yang Agung, bisakah engkau meminjamkan aku sebatang emas seberat satu kilogram?”
PELAYAN
“Untuk apa semua barang-barang itu?”
RAJA
“Baiklah Archimedes, sekarang terserah padamu. Pelayan! Siapkan apa yang dia minta!”
Tanpa berkata apapun, pelayan langsung menyiapkan barang-barang yang diminta Archimedes.
…………
Setelah semua yang diminta siap, Archimedes langsung memperagakan dan menjelaskan metode
yang baru ia temukan kepada Raja Hiero II. Hasilnya, mahkota raja hiero ternyata memiliki
daya apung yang berbeda dengan batangan emas murni.

RAJA
“Wow! Brilian! Bravo! Sangat cerdas sekali! Tetapi bagaimana kau bisa yakin bahwa
percobaan ini benar?” [mendekati Archimedes]
ARCHIMEDES
“Emas memiliki massa jenis dan kepadatan yang lebih besar daripada perak. Oleh karena
itu, jika berat tertentu dari emas digantikan oleh perak dengan berat yang sama, berat dan ukuran
totalnya tetap sama, tetapi akan berbeda pada pengukuran massa jenis. Inilah yang menyebabkan
perbedaan daya apung antara mahkota campuran emas dan perak dengan batangan emas murni.”
RAJA
“Terima kasih Archimedes! Pelayan! Carilah seorang pembuat mahkota yang bisa
dipercaya! Aku masih membutuhkan mahkota untuk malam penobatanku. Pengawal! Pergilah
kalian ke kediaman Cremona dan tangkap dia. Dia telah menipu dan mempermainkan diriku.
Segera laksanakan!”

PELAYAN & PENGAWAL
“Siap!” [bergegas menuju rumah Cremona]
RAJA
“Archimedes, kemari, ambillah batangan emas yang kau gunakan untuk percobaanmu
tadi. Anggap saja itu sebagai hadiah. Satu hal lagi, maukah engkau menjadi penasihat pribadiku?
Aku akan sangat senang mempunyai penasihat yang brilian seperti dirimu?”

ARCHIMEDES
“Terima kasih Yang Mulia, tetapi maaf hamba merasa tidak pantas untuk menerima
hadiah ini sebagai imbalan atas ilmu dan pengetahuan yang saya gunakan untuk memecahkan
masalah orang lain. Ilmu dan pengetahuan ini adalah sesuatu yang harus dibagikan. Hamba tidak
berhak untuk menjualnya. Tentang menjadi penasihat kerajaan, saya akan memikirkan lagi
tentang hal itu, tetapi tidak untuk saat ini. Sekali lagi terima kasih.” [berlutut]
………….

Sejak saat itu, ditemukanlah sebuah teori besar yang sekarang terkenal dengan nama ‘Hukum
Archimedes’.
‘Apabila sebuah benda, sebagian atau seluruhnya terbenam ke dalam air, maka benda tersebut
akan mendapat gaya tekan yang mengarah ke atas yang besarnya sama dengan berat air yang
dipindahkan oleh bagian benda yang terbenam tersebut.’

Bahkan setelah 22 abad, aktivitas sederhana yang dilakukan oleh Archimedes, berendam di bak
mandi telah memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan. Saat ini,
Hukum Archimedes sangat mudah ditemukan penerapannya di kehidupan sehari-hari. Eureka!

Selesai