Contoh Teks Drama Persahabatan 7 orang T

Contoh Teks Drama Persahabatan 7 orang

Tema : Persahabatan
Judul : Semangat Dari Sahabat
Tokoh :
- Mahdiyatun Silvya Dewi
(sebagai Silvy)
- Aneu Kartika Indah L
(sebagai Ibu dari Silvy)
- M. Teguh Saputra
(sebagai Ayah dari Silvy)
- Shafa Hanifah
(sebagai Sahabat Silvy)
- Risqi Nanda N
(sebagai Sahabat Silvy)
- Iman Ade Suparman
(sebagai Sahabat Silvy)
- Dewi Rahayuni
(sebagai Wali Kelas Silvy)

“Semangat Dari Sahabat”

Silvy adalah seorang anak yang ceria, selalu tersenyum dan terlihat
gembira. Namun semuanya berubah ketika bisnis papahnya hancur. Ia jadi
kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya dan orang tuanya pun jadi
sering bertengkar. Semenjak itu ia menjadi anak yang pemurung dan suka
menyendiri.
Suatu pagi di rumah Silvy.
Kala itu Teguh (ayah dari Silvy) sedang berbicara lewat telefon, tapi
sepertinya pembicaraannya terdengar oleh Aneu (Ibu dari Silvy) dan tibatiba Aneu berteriak,
Aneu
: “Papah selingkuh?!”
Teguh
: “Apa? Selingkuh?! Mamah jangan sembarangan ngomong!”
Aneu
: “Itu buktinya papah telfon-telfonan sama siapa?”
Teguh
: “Ini temen kerja papah! Lagian yang selingkuh itu bukannya
mamah?,
selama ini mamah kalau meeting diluar kantor sama
para pengusaha itu kan
bukan bahas masalah kerjaan

kan?”
Aneu
: “Papah jangan sembarangan ya! Mamah tuh udah berusaha
nyari uang buat
keluarga kita pah..”
Teguh
: “Tapi kan masih ada papah, seharusnya mamah tuh dirumah,
ngurusin
rumah ngurusin Silvy. Dari dulu papah udah
ngelarang mamah kerja, tapi
mamah
ngotot.
Mamah
jadi
gapunya waktu buat papah!”
Aneu
: “Loh, emangnya papah punya waktu buat mamah? Selama ini
papah juga
sibuk ngurusin kerjaan! Lagian pah, semenjak bisnis


papah bangkrut keluarga
kita
jadi serba
kekurangan..”
(belum selesai Aneu ngomong sudah dipotong
oleh Teguh)
Teguh
: “Tapi sekedar untuk kebutuhan kan masih cukup?!”
Aneu
: “Ah, terserah papah!” (pergi meninggalkan Teguh)
Tanpa mereka sadari, ternyata pertengkaran mereka disaksikan oleh
Silvy. Namun, Silvy tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menangis
melihat orangtuanya yang tiap hari bertengkar.
Silvy
: (menangis) “Ya Allah, kenapa sih mamah sama papah tiap
hari bisanya
cuma berantem, aku pengen mamah sama
papah tuh kaya dulu lagi..”

Di Sekolah.

Silvy dan Shafa sedang duduk dikelas, lalu datang Nanda.
Nanda
: “Good Morning guys..”
Shafa
: “Morning Nandaa..”
Nanda
: “Eh tumben Silvy diem aja.. kenapa?”
Shafa
: “Gatau tuh, dari tadi aku tanya juga diem aja..”
Nanda
: “Ada masalah Sil? Tu muka kusut amat!”
Shafa
: “Kalau ada masalah cerita aja, jangan dipendem sendirian”
Silvy
: “Ga ko, aku gapapa” (dengen nada jutek)
Shafa
: “Ah ga mungkin, Silvy yang aku kenal ga kaya gini..”
Nanda
: “Ayolah vi, kita tuh udah lama kenal.. jadi kita tau sikap kamu
yang

seharusnya gimana”
Silvy
: “Aku gapapa!” (lalu pergi meninggalkan kelas)
Nanda
: “Loh ko pergi, aneh banget si”
Shafa
: “Tautuh, yang pasti dia lagi punya masalah”
Nanda
: “Apa kita ada salah sama dia ya?”
Shafa
: “Kayanya engga deh, tapi gatau juga siih”
Nanda
: “Kita harus selidiki semua ini”
Shafa
: (mengangguk)
Keesokan harinya, Silvy yang sudah tidak kuat melihat orangtuanya
yang lagi-lagi bertengkar, akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah. Ia
pergi ke rumah Shafa. Kebetulan saat itu Nanda juga sedang berada dirumah
Shafa.
Tok..tok..tok..

Shafa lalu membuka pintunya.
Shafa terkejut melihat Silvy yang datang kerumahnya dalam keadaan
menangis dan membawa tas yang cukup besar.
Shafa
: “Silvy!”
Silvy
: (memeluk Shafa)
Shafa
: “Kamu kenapa”

Karena penasaran dengan apa yang terjadi, Nanda menghampiri mereka.
Nanda pun terkejut melihat kedatangan Silvy.
Nanda
: “Silvy, kamu kenapa?”
Silvy
: (menangis dan tak bisa berkata apa-apa)
Shafa
: “Masuk dulu deh, trus kamu ceritain semuanya ke kita”
Mereka pun masuk dan duduk di ruang tamu. Lalu Shafa memberikan
segelas air putih pada Silvy.

Shafa
: (menyerahkan gelas) “Nih minum, kamu tenangin diri kamu
dulu, trus kamu
cerita ke kita”
Silvy
: (meminum air lalu menarik nafas panjang dan
menghembuskannya)
Nanda
: “Oke, kalau kamu udah tenang, kamu bisa cerita ke kita”
Silvy
: “Aku udah ga kuat Shaf,Nda.. tiap hari orang tua aku
bertengkar terus,
bahkan tadi mereka bilang kalau mereka
mau cerai! Aku sedih, apa mereka
ga mikirin perasaan aku?!
Semenjak bisnis papahku bangkrut, mamah jadi
ikut
kerja
dan mereka jadi gapunya waktu buat aku, semenjak itu juga
mereka jadi sering bertengkar. Aku capek, aku udah ga kuat ngejalanin

semua ini..” (sambil menangis)
Shafa
: “Astagfirullah, sabar ya sil” (sambil merangkul pundak silvi)
Nanda
: “Kamu tenang aja sil, kita disini bakal terus ngedukung kamu
ko.. sabar ya.. aku ikut sedih”
Silvy
: “Makasih ya. Em, Shaf, aku boleh kan untuk sementara nginep
dirumah kamu?”
Shafa
: “Sebenernya sih kabur itu bukan jalan yang terbaik, tapi kalau
itu bisa buat kamu tenang yaudah gapapa”
Silvy
: “Iya, Makasih banyak”
Nanda
: “Tapi kamu jangan sampai benci sama orang tua kamu ya,
kamu jangan
putus semangat juga.. Semangat dong!”
Shafa
: “Iya semua masalah pasti ada jalan keluarnya, nanti kita cari

solisinya biar o
rang tua kamu bisa akur lagi”
Silvy
: “Iya Nakasih banyak ya.. kalian emang sahabat terbaik aku!”
Shafa
: “Iya sama-sama”
Nanda
: “Nah sekarang jangan sedih lagi dong.. Silvy yang aku kenal
tuh Silvy yang
murah senyum..”
Silvy
: (menghapus air matanya dan tersenyum)
Shafa
: Nah gitu dong..
Berkat Shafa dan Nanda akhirnya Silvy bisa sedikit lebih tenang dan
bisa tersenyum lagi.

Keesokan harinya,
Di Sekolah.


S

Jam pertama adalah pelajaran Matematika, pelajarannya Ibu Dewi yang juga
sebagai wali kelasnya Silvy.
Ketika Bu Dewi sedang menerangkan pelajaran, Silvy tidak bersemangat, ia
hanya melamun membayangkan kedua orang tuanya.
Bu Dewi yang melihat Silvy langsung menegurnya.
Bu Dewi
: “Silvy, kamu kenapa? Sakit?”
Silvy
: (terkejut) “Hah, engga, Bu, gapapa”
Bu Dewi
: “Bener kamu gapapa?”
Silvy
: “Iya bener Bu..”
Bu Dewi tidak percaya dengan jawaban Silvy, karna ia telah mengenali
sifat para muridnya itu, ia percaya bahwa Silvy sedang mempunyai masalah.
Jam istirahat pun berbunyi, semua siswa keluar dari kelas.
Diluar kelas, Bu Dewi hendak menemui Shafa.
Bu Dewi

: “Shafa”
Shafa
: “Ia Bu” (mendekat pada Bu Dewi)
Bu Dewi
: “Shafa tau ada apa sama Silvy? Kayaknya akhir-akhir ini
dia ga bersemangat?”
Shafa ragu-ragu ingin menceritakan semuanya pada Bu Dewi.
Shafa
: “eem, iya Bu, Silvy lagi ada masalah sama keluarganya”
Bu Dewi
: “Oh gitu ya. Yaudah makasih ya..”
Shafa
: “Iya Bu..”
Bu Dewi menghampiri Silvy yang ada didalam kelas.
Bu Dewi
: “Silvy pulang sekolah ke ruangan Ibu ya”
Silvy
: “Oh iya Bu..”
Bu Dewi
: (meninggalkan kelas)
Silvy
: “Bu Dewi manggil aku? Ada apa ya..”
Bel pulang pun berbunyi.
Silvy langsung menuju ruangan Bu Dewi.
Bu Dewi
: (melihat Silvy yang sudah ada didepannya) “Eh Silvy, duduk
duduk”
Silvy
: (duduk) “Ada apa ya Bu?”
Bu Dewi
: “Gini, Ibu mau tanya, sepertinya akhir-akhir ini kamu
kelihatan murung dan
ga bersemangat belajar, apa kamu ada
masalah?”
Silvy
: “Ah engga ah Bu, Silvy baik-baik aja ko”
Bu Dewi
: “Udahlah Silvy, gausah ngeles lagi, Ibu udah kenal sifat-sifat
murid Ibu. Dan
yang Ibu tau Silvy itu orangnya ceria. Ibu juga
udah tanya ke teman-teman
kamu masalah perubahan kamu
ini”
Silvy
: “Iya Bu” (nada melemah)
Bu Dewi
: “Kamu ada masalah apa? Kamu bisa cerita ke Ibu”
Silvy
: “Ga ko Bu, Cuma masalah keluarga aja”

Bu Dewi
: “Yaudah kalau kamu ga mau cerita sama Ibu gapapa. Tapi
tolong kamu
harus tetap konsentrasi dalam belajar ya..
apalagi sebentar lagi kita UAS”
Silvy
: “Iya Bu..”
Keesokan harinya, di Sekolah.
Hari ini dikelas Silvy ada seorang siswa baru, yang bernama Iman.
Bu Dewi
: “Anak-anak, ini ada murid baru. Silahkan kamu perkenalkan
diri”
Iman
: “Perkenalkan, nama saya Iman Ade Suparman, kalian cukup
panggil saya
Iman. Saya harap kalian bisa menerima saya”
Bu Dewi
: “Baik. Sekarang kamu duduk disitu (menunjuk) disamping
Silvy”
Silvy
: “Loh kok disini Bu?”
Bu Dewi
: “Kursi yang kosong Cuma disitu”
Silvy
: “Huft.. yaudahlah..”
Iman
: “Hy.. boleh tau namanya?”
Silvy
: “Silvy”
Iman
: “Oh Silvy, salam kenal ya..” (tersenyum)
Silvy
: “Iya”
Nanda dan Shafa yang duduk tak jauh dari Silvy tertawa.
Nanda
: “Ekhem..ekhem..”
Shafa
: “Cieeciee.. hahaha”
Silvy
: “Apaan sih kalian tuh?!” (dengan nanda sedikit kesal)
Bu Dewi
: “Sudah ngobrolnya..!”
Bel pulang pun berbunyi.
Silvy masih pulang ke rumah Shafa begitu pula Nanda yang hendak main ke
rumah Shafa. Silvy sudah 4 hari Silvy menginap dirumah Shafa. Silvy, Shafa
dan Nanda pun pulang ke rumah Shafa.
Sesampainya di rumah Shafa.
Silvy
: “Udah 4 hari aku nginep dirumah kamu Shaf, tapi orang tua
aku ga nyariin sama sekali. Apa mereka udah ga sayang lagi sama aku?”
Shafa
: “Kamu jangan ngomong gitu, mana ada orang tua yang ga
sayang sama anaknya..”
Nanda
: “Mungkin orang tua kamu sibuk..”
Silvy
: “Ya, memang sibuk! Sibuk ngurusin kerjaannya masingmasing!”
Nanda
: “upss salah ngomong” (dengan nada pelan)
Silvy
: “Tapi mau gamau aku harus pulang, ga enak sama keluarganya
Shafa”
Silvy pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

Namun ketika ia sampai didepan pintu rumahnya, lagi-lagi ia melihat orang
tuanya bertengkar.
Teguh
: “Mamah Silvy mana??!” (berteriak)
Aneu
: “Mana mamah tau”
Teguh
: “Masa anak sendiri gata!”
Aneu
: “Lagian mamah kan baru pulang dari luar kota! Mungkin Silvy
kerumah temennya”
Teguh
: “Gimana sih! Kerjaan terus yang diurusin tuh!”
Aneu
: “Emangnya papah ga kaya gitu?! Papah juga sama kerja terus!”
Teguh
: “Gausah disama-samain! Kerja itu udah kewajiban papah!
Kewajiban mamah tu dirumah!”
Aneu
: “Terserah!” (pergi)
Melihat kejadian itu, hati Silvy seperti tersayat-sayat, butiran-butiran air
bening kembali menetes dari mata Silvy. Ia pun memutuskan untuk masuk
lewat pintu belakang dan menangis didalam kamarnya.
Keesokan harinya di Sekolah.
Silvy sedang duduk melamun dikursinya. Shafa dan nanda sedang tertawa
berdua. Datang Iman lalu dudu disamping Silvy.
Iman
: “Selamat Pagi, Silvy..”
Silvy
: “Apaan sih selamat pagi selamat pagi, sok kenal!” (lalu keluar
kelas)
Iman
: (bingung) “Loh kok gitu..”
Shafa dan Nanda hanya menahan tawa melihat Iman.
Iman
: “Eh, Silvy kenapa? Ko jadi jutek gitu?”
Shafa
: “Silvy lagi ada masalah, jadi biarin aja dulu dia sendiri”
Iman
: “Masalah apa?”
Nanda
: “Masalah sama keluarganya”
Iman
: “Boleh tau ga?”
Shafa
: “eem, gimana ya.. asal kamu janji ga akan bilang ke siapasiapa”
Iman
: “Iya, kan siapa tau aku bisa bantu”
Nanda
: “Oke deh. Jadi gini ceritanya... (Nanda menceritakan pada Iman)
*setelah ceritanya selesai.
Iman
: “Kasian ya Silvy”
Nanda
: “Iya.. makannya kita lagi cari cara buat nyatuin orang tuanya
Silvy lagi, kamu ada ide ga?”
Iman
: (berfikir) “Kayanya ada deh”
Nanda
: “apa? Apa?”
Iman
: (membisikan rencananya)
Nanda
: “Oke..”
Shafa
: “Siip”
Karena mereka sudah mempunyai rencana, hari itu pun mereka
mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung jalannya rencana mereka,
mereka pun meminta bantuan Ibu Dewi.

Keesokan harinya.
Hari ini semua rencana yang direncanakan oleh Iman, Nanda dan Shafa akan
dilaksanakan. Rencana pertama mereka yang pertama adalah menemui
Mamahnya Silvy dikantornya. Mereka pun pergi ke kantor Mamahnya Silvy
sepulang sekolah.
#Di Kantor (ruangan Mamahnya Silvy)
Aneu
: “Eh Nanda, Shafa, ada apa kalian kesini? Loh ko ga sama Silvy?
Dan ini (melirik Iman)”
Iman
: “Perkenalkan tante, nama saya Iman temannya Silvy”
Aneu
: “Oh..iya. Em, ngomong-ngomong ada apa ya? Maaf tante ga
punya banyak waktu, karna tante masih ada meeting lagi”
Shafa
: “Oh iya, maaf tante kita ngeganggu tante sebentar. Eem,
sebelumnya kita juga minta maaf nih, soalnya udah ikut campur masalah
keluarga tante, soalnya kita kasihan sama Silvy.. Jadi kita mau kasih tau
tante..”
Aneu
: “Memang ada apa sama Silvy?”
Nanda
: “Gini lo tante, Silvy akhir-akhir ini kalau belajar ga semangat dan
ga konsentrasi, sampe akhirnya ulangan harian Silvy akhir-akhir ini jelekjelek. Silvy juga jadi jutek, pendiam, suka melamun, suka menyendiri dan
sering nangis tante. Dan yang harus tante tau, selama 4 hari kemaren Silvy
nginep dirumahnya Shafa. Silvy cerita ke kita, kalau dia itu tertekan tante,
sama sikap tante dan om teguh yang sering bertengkar, Silvy pengen orang
tuanya akur lagi kaya dulu..”
Shafa
: “Silvy juga pengen dapet perhatian dari orang tuanya lagi tante,
pokoknya kalau tante mau tau lebih jelas, tante bisa baca surat ini”
(menyerahkan sebuah surat)”
Aneu
: (menerima surat)
Nanda
: “Itu aja tante, yang mau kita sampaiin ke tante.. kami permisi.
Assalamu’alaikum”
Aneu
: “Makasih ya.. Wa’alaikumsalam”
Iman, Nanda dan Shafa pun meninggalkan kantor Mamahnya Silvy.
Sementara Aneu (mamahnya Silvy) mebaca surat yang tadi diberikan.
Iman, Nanda, dan Shafa lalu menjalankan rencana keduanya. Mereka menuju
kantornya Teguh (Papahnya Silvy) disana mereka juga menitipkan sebuah
surat untuk Teguh.
#Kantor Teguh (Papahnya Silvy)
Teguh sedang sibuk dengan laptopnya. Lalu seseorang mengetuk pintu
ruangan kator Teguh.
Teguh
: “Iya Masuk”
*soang pegawai pun masuk

Pegawai : “Permisi Pak, ada titipan surat”
Teguh
: “Dari siapa?”
Pegawai : “Kurang tau Pak”
Teguh
: “Yasudah, Terima Kasih”
Pegawai : “Baik, permisi” (keluar ruangan)
Karena penasaran Teguh membaca surat tersebut.
Iman, Nanda dan Shafa pulang.
Iman
: “Rencana 1 sama 2 beres.. tinggal rencana puncaknya”
Nanda
: “Iya, semoga lancar..”
Shafa
: “Amin..”
Sore harinya.
Shafa dan Nanda pergi ke rumah Silvy dan mengajak Silvy untuk ke taman
dekat rumahnya, sementara Iman sudah menunggu disana.
Sesampainya ditaman.
Silvy
: “Ngapain sih kalian ngajak aku ke sini?”
Shafa
: “Ada yang mau ketemu tuh sama kamu”
Silvy
: (berbalik badan)
*ternyata kedua orang tua Silvy sudah berdiri dibelakangnya.
Silvy
: “Mamah, Papah, ko ada disini?” (heran)
Aneu
: “Mamah sama Papah mau minta maaf ke kamu sayang,
mamah sama papah sadar kalau selama ini sikap mamah sama papah tuh
salah, kita ga perhatiin perasaan kamu. Tapi sekarang mamah sama papah
ga akan kaya gitu lagi ko, kamu mau kan maafin mamah sama papah?”
Silvy
: “Silvy maafin. Tapi mamah sama papah janji ya ga akan
berantemberantem lagi..”
Aneu & Tguh : “Janji”
Iman,Nanda,Shafa : (tepuk tangan)
Nanda
: “Akhirnya masalah selesai juga”
Shafa
: “Iya, Alhamdulillah ya..”
Silvy
: “Ini semua berkat bantuan kalian, makasih ya Shafa, Nanda”
Nanda
: “Loh ko Cuma kita berdua? Imannya engga?”
Shafa
: “Iman lo yang ngerencanain semua ini..”
Silvy
: “Oh iya. Iman makasih banyak ya.. ini semua berkak kamu..
Maaf ya tadi
kemaren aku jutek sama kamu..” (menjulurkan
tangannya)
Iman
: “Iya sama-sama aku seneng bisa bantu kamu” (menerima
tangan Silvy)
Nanda
: “Ciyeeeh”
Shafa
: “Cie cie.. hahaha”
Nanda
: “udaah jadian ajaa.. om sama tante ngerestuin kan?”
Aneu & Teguh: (tertawa)
Silvy
: “Ih apa-apaan”

Mereka pun tertawa bersama.
Akhirnya masalah pun selesai. Kini orang tua Silvy menyadari perbuatanna
dan mereka tidak pernah bertengkar lagi. Mamahnya Silvy pun kini berhenti
kerja dan memberikan banyak waktu untuk Silvy. Silvy pun kembali seperti
Silvy yang dulu. Silvy yang ceria..
Ini semua berkat bantuan dari sahabat-sahabatnya, Silvy sangat berterima
kasih pada sahabat-sahabatnya