Respon Indonesia Terhadap Klaim Nine-Dash Line Tiongkok yang Melewati Wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Natuna Indonesia 2009-2015

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama

: Dazili Murtopo

Nama Panggilan

: Agok/Topo/Igo

Tempat dan Tanggal Lahir

: Sri Tanjung, Palembang. 9-8-1981

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama


: Islam

Telepon

: 081392261522

Status

: Menikah

Nama Ayah

: Darul Kutni

Pekerjaan

: Wiraswasta

Nama Ibu


: Taslima

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua

: Merdeka No. 145 Bangun Jaya Kab. Ogan Ilir

Motto

: Man Jadda Wa Jadda

E-mail

: Dazel_eldazilie@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL
No


Tahun

Uraian

Keterangan

1

2016-2003

Berijazah

2

2003-2002

Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Komputer

Indonesia, Bandung
SMU Antartika Surabaya

3

2002-2000

-

4

2002-2000

5

1999-1998

6

1998-1996


7

1996-1995

Internasional Boarding School of
Arrisalah, Ponorogo
Pondok Modern Darussalam Gontor
,Ponorogo
Pondok Modern Darussalam Gontor II
, Slahung Ponorogo
MTs.
Abdussalam
Tempuran
Magelang
SMP Negeri 50 Palembang

8

1995-1995


SMP Banding Agung

-

9

1995-1990

SD Negeri 5 Banding Agung OKUS

Bersertifikat

10

1990-1988

SD Negeri 3 Sri Tanjung Ogan Ilir

-


Bersertifikat

Bersertifikat
-

PELATIHAN DAN SEMINAR
No

Tahun

Uraian

Keterangan

1

2004

Bersertifikat


2

2009

3

2009

4

2011

5

2012

6

2013


Peserta, Seminar, “Masalah Internasional
Masa Kini Dalam Era Globalisasi”,
Auditorium Unikom
Program Studi Hubungan Internasional ;
Perangkat Keras (Hardware) Komputer
(Harddisk, Motherboard, Monitor, Printer)
Participant, Seminar, “The Future of
United States of America-Indonesia
Relationship”, Auditorium Unikom
Peserta, Seminar, “Strategi Politik Luar
Negeri Indonesia”, Auditorium Unikom
Peserta, Seminar, “Reaktualisasi NilaiNilai Pancasila di Kalangan Generasi
Muda”, Auditorium Unikom
Participant, Seminar, “In the 1st
Internasional conference on applied
information
and
communication


Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat
Bersertifikat

Bersertifikat

7

2013

8

2014

9

2014


10

2016

technology (Empowering Delelopment
Countries through Sustainable ICT)”,
Auditorium Unikom
Peserta, Seminar, “Seminar Pilgub Jabar
2013 : Harapan Rakyat Jawa Barat”,
Auditorium Unikom
Peserta, Seminar, “Seminar Kebangsaan :
Proud To Be Indonesian”, Auditorium
Unikom
Peserta, Seminar, “Strategi Kampanye
Partai Politik Dalam Menghadapi
PEMILU 2014”, Auditorium Unikom
Peserta,
Kuliah
Umum
BPPK
Kementerian Luar Negeri Republik
Indonesia : Diplomasi Poros Maritim
Indonesia”, Auditorium Unikom

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bandung, 29 Agustus 2016
Hormat Saya

Dazili Murtopo

RESPON INDONESIA TERHADAP KLAIM NINE-DASH LINE
TIONGKOK YANG MELEWATI WILAYAH ZONA
EKONOMI EKSKLUSIF (ZEE) NATUNA INDONESIA
(2009-2015)
Indonesia’s Response to the Nine-Dash Line Claim Tiongkok That Passes
Through the Exclusive Economic Zone (EEZ) Natuna Indonesia (2009-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Gelar Sarjana Strata-1 (S-1) Pada Program
Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Komputer Indonesia

Oleh,
DAZILI MURTOPO
44311701

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2016

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Sesungguhnya segala puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT,
Dzat Yang Maha Kuasa, yang mengajarkan ilmu kepada manusia atas setiap hal
yang tidak diketahuinya. Sholawat beriring salam semoga senantiasa tercurah
kepada Rasulullah junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatsahabatnya serta bagi mereka yang isligomah dijalan-Nya. Alhamdulillah, atas
berkah, rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah sate syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana di Universitas
Komputer Indonesia.
Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, dorongan, bimbingan, serta kerjasama
dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang
dihadapi tersebut dapat teratasi dengan baik. Untuk itu peneliti menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan kepada Kedua Orangtua tercinta beserta
keluarga yang menjadi motivasi terbesar yang telah memberikan dukungan baik
moral dan materil serta terima kasih atas segala-segalanya yang tidak dapat
terbalaskan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati saya
mengucapkan terima kasih kepada:

ii i

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo., Drs., M.A, sebagai Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang
telah memberikan arahan dan restu dalam melakukan penelitian dan
penyusunan skripsi sehingga dapat tercapai gelar sarjana.

2. Yth. Ibu Prof. Dr.Hj. Aelina Surya, Dra, sebagai Wakil Rektor III
Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu
agar bertambahnya wawasan dan pengetahuan selama perkuliahan dan
dukungan, serta restu dalam melakukan penelitian dan penyusunan
skripsi.

3. Yth. Bapak Andrias Darmayadi, S.IP, M.Si.,Ph.D sebagai Ketua
Program

Studi

Ilmu

Hubungan

Internasional

sekaligus

dosen

pembimbing yang telah memberikan begitu banyak ilmu pengetahuan
yang menambah wawasan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
mendidik serta memberikan banyak masukan dalam perkuliahan serta
penyusunan skripsi.

4. Yth. Ibu Dewi Triwahyuni, S.IP, M.Si, sebagai Dosen yang telah
dengan sabar, ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, serta
memberikan ketenangan, motivasi, arahan, serta inspirasi yang sangat
berharga kepada peneliti selama penyusunan skripsi dan selama belajar di
Unikom.

5. Yth. Bapak H. Budi Mulyana, S.IP, M.Si, sebagai Dosen telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan dan wawasan serta membagikan
pengalamannya selama menjalani perkuliahan, dan juga memberikan

iv

masukan dan arahan serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
6. Yth. Ibu Sylvia Octa Putri, S.IP, sebagai Dosen telah memberikan banyak
ilmu pengetahuan dan wawasan serta sebagai sahabat dalam menjalani
perkuliahan. Banyak keceriaan dan Beliau adalah orang yang tenang dan
sabar, lanjutkan sobat.
7. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang telah merawat dan membesarkan
saya, serta selalu memberikan dukungan baik moral, materil, dan doa
yang menjadi motivasi peneliti sehingga penelitian ini dapat selesai tepat
pada waktunya serta semua yang telah diberikan sampai saat ini yang tidak
dapat terbalaskan sampai kapanpun.
8. Yth. Teteh Dwi Endah Susanti, S.E, Sekretariat Prodi Ilmu Hubungan
Internasional yang telah banyak membantu peneliti selama masa kuliah dan
juga semasa menyelesaikan skripsi baik sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
9. Yth. Bapak Agus Amirudin terima kasih telah memberi pelajaran dan
ilmunya dan pengalamannya serta dengan terbuka menerima dan
membantu, serta meluangkan waktunya terhadap saya untuk melakukan
riset atau penelitian guna terkumpulnya data-data skripsi yang diperlukan.
10.Yth. Bapak Ahmad Almandudy terima kasih telah memberi pelajaran dan
ilmunya dan pengalamannya serta dengan terbuka menerima dan
membantu, serta meluangkan waktunya terhadap saya untuk melakukan
riset atau penelitian guna terkumpulnya data-data skripsi yang diperlukan.

11. Teman-teman Sadang yang telah memberikan dukungan moril dan
menjadi sahabat seperjuangan selama masa perkuliahan.
12. Terima kasih kepada seluruh mahasiswa Hubungan Internasional
Angkatan 2011 dan 2012 dimana tawa, canda, serta keteguhan satu sa
a Jain dalam bentuk kerjasama, sharing, dan motivasi selama proses ini
berlangsung hingga akhirnya menjadi karya ilmiah, dan hal lainnya
selama menjalani perkuliahan.
13. Terima kasih untuk keluarga besar SDN 5 Banding Agung, SDN 03
Bangun Jaya, semuanya yang pernah ada di sekolah yang sudah
memberikan pengalarnan, ilmu, serta cerita yang takkan pernah
terlupakan saat seorang Dazili menjalani masa-masa indah disana.
14. Terima kasih kepada teman-teman Kemang Camp yang dihiasi kisah
manusia dari berbagai suku bangsa di bumi Nusantara, dan tutor yang
luaaaar biasa gila, namun selalu ingat akan Mimpi setiap sahabatnya,
Ingat boy 2020 adalah saat untuk Reuni dengan Mimpi yang sudah kita
raih di Ked ri-Kampung Inggris-Sunrise Camp!!
15. Terima kasih kepada Laskar Wong kito, Arjuna PB Club dan
Barudak Unikom, Bobotoh Persib yang sudah menjadi teman dan
sahabat untuk bernyanyi mendukung klub kebanggaan (Barca FC, Persib
Bandung FC). Omaaa!! Ke Stadion Bawa Aneka Makanan Es Duren.
16. Terima kasih kepada Pak Heri, Mas Arif LIPI Jabar, Habib, Anggi,
Pran DKK, dllnya yang belum disebutkan karena keterbatasan.
Terima kasih ya teman-teman telah memberikan efek yang sangat luar

vi

biasa secara batin ataupun moral dalam segala hal, Come on SEMESTA
NUSANTARA butuh catatan kita untuk menjaga dan mengeksplore
keindahan yang Tuhan ciptakan di dalam bumi pertiwi. Gasss bro !!!
17. Terima kasih kepada istri tercinta, dengan cinta, kasih, support, dan
motivasi yang stirimu berikan telah sangat membantu untuk menyelesaikan
skripsi ini sampai terselesaikan. I Love You.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dapat
menyempurnakan tugas akhir ini di masa mendatang.
Semoga Penelitian Skripsi ini bisa dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Bandung, 24 Agustus 2016
Peneliti

Dazili Murtopo

vii

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ...................................................................................................

i

ABSTRACT ...................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................

iii

DAFTAR ISI.................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL.........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xiv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................

15

1.2.1 Rumusan Masalah Mayor ..............................................................

15

1.2.2 Rumusan Masalah Minor................................................................

15

1.2.3 Pembatasan Masalah ......................................................................

15

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ................................................................

16

1.3.1 Maksud Penelitian ..........................................................................

16

1.3.2 Tujuan Penelitian ............................................................................

16

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................

17

viii

1.4.1 Kegunaan Teoritis ..........................................................................

17

1.4.2 Kegunaan Praktis ...........................................................................

18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka .....................................................................................

19

2.1.1 Hubungan Internasional .................................................................

19

2.1.2 Politik Luar Negeri.........................................................................

22

2.1.3 Kepentingan Nasional ...................................................................

24

2.1.4 Kebijakan Luar Negeri ................................................................. .

25

2.1.5 Diplomasi .......................................................................................

26

2.1.6 Hukum Internasional.......................................................................

28

2.1.7 Hukum Laut Internasional .............................................................

30

2.1.7.1 Zona Ekonomi Eksklusif ...................................................

31

2.2 Kerangka Pemikiran .............................................................................. .

34

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .....................................................................................

42

3.2 Informan Penelitian .................................................................................

42

3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................

43

3.3.1 Studi Pustaka ...........................................................................

43

3.3.2 Studi Lapangan ........................................................................

44

3.4 Uji Keabsahan Data ..........................................................................

44

3.5 Teknik Analisa Data .........................................................................

44

ix

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................

45

3.6.1 Lokasi Penelitian ......................................................................

45

3.6.2 Waktu Penelitian ......................................................................

46

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................

47

4.1.1 Gambaran Objek Penelitian ..........................................................

47

4.1.1.1 Nine Dash Line Tiongkok ......................................................

47

4.1.1.1.1 Sejarah ..........................................................................

48

4.1.1.1.2 Kepentingan Nasional Tiongkok .................................

53

4.1.1.1.3 Sektor Ekonomi Tiongkok ...........................................

58

4.1.1.1.4 Ideologi Komunis ........................................................

61

4.1.1.1.5 Akumulasi Power .........................................................

63

4.1.1.1.6 Keamanan Militer ........................................................

66

Zona Ekonomi Eksklusif dan Kepentingan Nasional Indonesia

71

4.1.2.1 Kepentingan Nasional Indonesia ....................................

75

4.1.2.2 Kedaulatan ......................................................................

81

4.1.2.3 Teritorial .........................................................................

84

4.1.2.4 Sektor Ekonomi ..............................................................

86

4.1.2.5 Keamanan .......................................................................

89

4.1.3 Analisa Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ...............................

90

4.2 Analisa Hasil Penelitian .................................................................

93

4.1.2

x

4.2.1 Kepentingan Nasional Tiongkok di ZEE Natuna Indonesia ...
4.2.1.1 Klaim Tiongkok .................................................................

93
98

4.2.2 Dampak Kerugian dan Akibat Yang Diterima Indonesia .........

102

4.2.3 Reaksi Indonesia .......................................................................

109

4.2.4 Langkah-Langkah Diplomatik ..................................................

112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .....................................................................................

118

5.2 Saran ...............................................................................................

119

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

123

LAMPIRAN

xi

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU
Arsana, Andi I Made, Clive Schoefield. 2013. Beijing’s Power and China’s
Border : Twenty Neighbours in Asia. New York : M.E Sharpe. Hal 75
Brown, Chris ; Ainsley, Kirsten. 2005. Understanding International Relations.
New York : Palgrave.
Departemen Pertahanan Republik Indonesia 2008. Buku Putih Pertahanan
Indonesia, 2008.
Buszynski, Leszek. The Development of South China Sea Maritime Dispute.
Australian Nasional University, hal 5
Cipto, Bambang. 2010. Hubungan Internasional di Asia Tenggara. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Diaez, Thomas, Bode, Ingcild, da Costa, Alexandra Fernandes. Territorial and
borders. Key Concepts in International Relations, SAGE Publications. Hal
221
Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi antara Teori dan Praktek. Yogyakarta :
PT Graha Ilmu
Dong Wang. Jiang Xin. China’s Maritime Strategy: Priorities and Challenges.
Maritime Challenges and Priorities in Asia. Routledge, hal 181
Dutton, Peter. Three Disputies and Three Objectives : China and The South China
Sea. Naval War College Review, hal 54
Forbes, Vivian Louis. 2013. Indonesia’s Delimited Maritime Boundaries. Berlin :
Springer
Jackson, Robert & George Sorensen. 2013. Introduction to International
Relations. New York : Oxford.
__________________________________. 2013. Pengantar Studi Hubungan
Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jackson, John Wesley. 2005. China in The South China Sea : Genuin

123

124

Multiteralism or Wolf in a Sheep Clothing. Naval Postgraduate School. hal
25
Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global Dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Kaplan, Robert. 2014. Asia’s Cauldron : The South Sea and The End of A Stable
Pasific. New York : Random House
Luttwak, Andrew. 2012. The Rising og China vs The Logic of Strategy. The
Belknap Press of Harvard University. Hal 190
Mauna, Boer. 2013. Hukum Internasional : Pengertian Peranan dan Fungsi
dalam Era Dinamika Global, Bandung : Penerbit Alumni.
Pranoto, Tri Marimin. 2002. Resume Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
Bandung : Unikom
Perwita, Banyu dan Yani, Moch. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional,
Bandung : Rosdakarya.
Rudy, Teuku May. 2003. Hubungan Internasional Kontemporer dan MasalahMasalah Global :isu, konsep, teori dan paradigma. Bandung : Refika
Aditama.
________________. 2005. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung :
PT Refika Aditama
Sitepu, Anthonius. 2011. Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sodik, Dikdik Mohammad. 2014. Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya
di Indonesia. Bandung : PT Rafika Aditama
Subagyo, Joko P. 2009. Hukum Laut Indonesia. Jakarta : Renika Cipta
Trevor, Salmon, Mark J. Imber. On sovereignty. Issues in International Relations
2nd Edition. New York, Routledge. Hal 40
Thontowi, Jawahir. 2006. Hukum Internasional Kontemporer. Bandung : PT
Refika Aditama
Xiaoli Liu, Xinmin Jiang. 2010. The China Energy Security’s Situation and
Countermeasures. Emerald Group Publishing, Hal 57

125

B. JURNAL DAN KARYA TULIS ILMIAH
Bentley, Scott. China’s claims and strategic intent in the South China Sea.
Melalui http://aspistrategist.org.au/chinas-claims-and-strategic-intent-inthe-south-china-sea-part-1/ [29/4/2016]
Graham, Euan. China’s new map: just another dash. Melalui
http://www.aspistrategist.org.au/chinas-new-map-just-another-dash/ [23
Mei 2016]

C. RUJUKAN ELEKTRONIK

Bappeda.natunakab.
Analisis
Isu-Isu
Strategis.
Melalui
http://bappeda.natunakab.go.id/attachments/article/124/BAB%20IV%20A
NALISIS%20ISU-ISU%STRATEGIS.pdf [21/5/2016]
Chaterjee, Neil. Indonesia Seeks China Clarity On South China Sea Intention.
http://www.bloomberg.com/news/2014-04-07/indonesia-seeksMelalui
china-clarity-on-south-china-sea-intentions-1-html [3/5/2016]
Chang, Felix. Indonesia Concerns Over Chinas Reach South China Sea. Melalui
http://www.fpri.org/articles/2014/10/even-indonesia-concerns-over-chinasreach-south-china-sea [3/5/2016]
Convention
agreements.
Melaluihttp://www.un.org/depts/los/convention_agreements/texts/unclos/c
losindx.htm [23/7/2016]
Gordon, Kelly. 2008. The Origins of Weisphalian Sovereignity. Melalui
http://www.wou.edu/las/socsci/history/senior_seminar_papers/2008/thesis
%2008/Kelly%20Gordon.pdf [7/5/2016]
Huaqing, Liu. 2004. Memoirs of liu huaqing, people’s Liberation Army Navy.
Beijing Hal 435 [21/5/2016]
Nation

Online.
Maps
of
Southeast
Asia
Region.
Melalui
http://www.nationsonline.org/oneworld/map_of_southeast_asia.htm
[28/4/2016]

Pattiradjawane, Rene L. Kelicikan Strategi Kedaulatan China. Melalui
http://internasional.kompas.com/read/2012/11/28/07480866/ [3/5/2016]
Rinovsky, Riky. Profil Blok Natuna Cadangan Gas Terbesar di Dunia. Melalui

126

http://www.tribunews.com./tribunners/2010/11/20/profile-blok-natunacadangan-gas-terbesar-di-dunia [23/5/2016]
Salim, P. Mayor laut. Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia Di Kawasan
Asia Tenggara Guna Mendukung Diplomasi Pertahanan Dalam Rangka
Mewujudkan
Stabilitas
Kawasan.
Melalui
(http://pusjianmarseskoal.tnial.mil.id/Portals/0/Peningkatan%20Kerjasama%20Pertahanan%
20Indonesia%20di%20Kawasan%20Asia%20Tenggara.pdf [28/4/2016]
Tamanaka, Shoji. ASEAN Security Community, An Iniative for Peace and
Stability.
Melalui
http://www.nids.go.jp/english/publication/kiyo/pdf/2008/bulletin_e2008_3
.pdf [28/4/2016]
The Sydney Morning Herald. Photos Reveal China Building on Reefs in Disputed
Waters.
Melalui
http://www.smh.com.au/world/photos-reveal-chinabuilding-on-reefs-in-disputed-waters-20140915-10h4r0.html [21/5/2016]
Vaswani, Karisma. The sleepy island Indonesia is guarding from China. Melalui
http://www.bbc.com/news/world-asia-29655874 [16/6/2016]
Widyaningsih, Erina dan Cristopher B. Roberts. Indinesia in Asean : Meditation,
Leadership,
and
Extra-Mural
Diplomacy.
Melalui
http://nsc.anu.edu.au/documents/Indonesia-Article13.pdf [28/4/2016]
Investasi. Melalui http://www.natunakab.go.id/investasi.html [12/7/2016]
Yee, Chan Kai. Indonesia fears China will claim Natuna in South China Sea
aggression. Melalui http://chinadailymail.com/2014/05/23/indonesia-joinspush-against-china-beeds-up-air-force-in-south-china-sea/. [21/5/2016]
Klim

Nine
Dash
Line
Perlu
Diwaspadai.
Melalui
http://www.haluankepri.com/natuna/60364-klim-nine-dash-line-perludiwaspadai.html [29/6/2016]

Asmardika, Rahman. Indonesia Tidak Akui Klaim Nine Dash Line di LCS
http://news.okezone.com/read/2015/11/12/18/1248227/indonesia-tidakakui-klaim-nine-dash-line-di-lcs [29/6/2016]
Warsono, Indonesia Minta China Klarifikasi Atas Klaim Kepulauan Natuna.
Melalui
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/11/indonesia-mintachina-klarifikasi-atas-klaim-kepulauan-natuna [30/6/2016]

127

Latief Hasanuddin, Basri. Kasus Laut Cina Selatan dan Kepentingan Nasional
Cina.
http://www.academia.edu/11148509/Kasus_Laut_Cina_Selatan_dan_Kepe
ntingan_Nasional_Cina [1/7/2016]
Mulya

SWW KOMPAS edisi, selasa 21 juni 2011. Melalui
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37116/1/Reference.pdf
[2/7/2016]

Puteri

Septia
Kusumawati.
“Konflik
Laut
Cina
Selatan”
Johnpau.com/2010/11/09/91htm.
Melalui
http://eprints.umm.ac.id/.../jiptummpp-gdl-puterisept-29624-1-pendahuln.pdf [1/7/2016]

Asnani Usman, Rizal Sukma. Konflik Laut Cina Selatan dan Tantangan bagi
ASEAN,
CSIS,
1997.
Melalui
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=114794&val=5263
[2/7/2016]
Ichsandro. Jelaskan perbedaan sistem ekonomi yang dianut oleh indonesia
dengan china Melalui http://brainly.co.id/tugas/2746117 [2/7/2016]
Komunis Kapitalis. Melalui http://www.academia.edu/6188728/Komunis__Kapitalis_Rival_yang_Dipersatukan [1/7/2016]
Kekuatan Cina Antara Klaim dan Fakta. Melalui http://www.voaislam.com/read/world-analysis/2016/05/31/44419/kekuatan-cina-antaraklaim-dengan-fakta/#sthash.Fj1GORbV.dpbs [2/7/2016]
Strategi Maritim China di Laut China Selatan Suatu Dilema.
http://www.fkpmaritim.org/strategi-maritim-china-di-laut-china-selatansuatu-dilema/ [2/7/2016]
Konflik Laut Cina Selatan. http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/16/03/04/o3i6471-konflik-laut-cina-selatan [1/7/2016]
Sistem Ekonomi China. http://www.merindanggar.unej.ac.id/2015/10/15/sistemekonomi-china/ [11/7/2016]
Zona

Ekonomi
Eksklusif
Landas
Kontinen.
http://www.akademiasuransi.org/2012/10/zona-ekonomi-eksklusif-landaskontinen.html [9/7/2016]

128

Jurnal

Pertahanan
Desember
2013,
Volume
3,
Nomor
3.
http://www.academia.edu/22568308/ANTARA_NETRALITAS_DAN_K
EPENTINGAN_NASIONAL_INDONESIA_DI_LAUT_CINA_SELATA
N_PERSPEKTIF_GEOPOLITIK_BETWEEN_NEUTRALITY_AND_IN
DONESIAN_NATIONAL_INTERESTS_IN_SOUTH_CHINA_SEA_GE
OPOLITICS_PERSPECTIVE [10/7/2016]

Konflik Laut Cina Selatan. http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/16/03/04/o3i6471-konflik-laut-cina-selatan [1/7/2016]
Peta

Wilayah
Laut
Teritorial
http://www.visualcerdasindonesia.com/users/30 [11/7/2016]

Indonesia.

Kekuatan
Militer
Indonesia
di
Sekitar
Kepulauan
Natuna.
http://analisismiliter.com/artikel/part/99/Kekuatan_Militer_Indonesia_di_S
ekitar_Kepulauan_Natuna [2/7/2016]
Indonesia
dorong
stabilitas
keamanan
di
Laut
Cina
Selatan.
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/16/06/16/o8v405indonesia-dorong-stabilitas-keamanan-di-laut-cina-selatan [1/7/2016]
Provokasi
Tiongkok
di
Laut
Natuna.
Deisy
Rika
Yanti,
http://news.liputan6.com/read/2474983/opini-menjawab-provokasitiongkok-di-laut-natuna [3/7/2016]
Peta Republik Rakyat Cina. http://www.mapnall.com/id/Peta-Republik-RakyatCina_1072673.html [12/7/2016]
Konflik di Laut Cina Selatan bagian 1. http://www.fkpmaritim.org/potensikonflik-di-laut-cina-selatan-bagian-1/ [2/7/2016]
Cina

Akui
Hak
Indonesia
Atas
Kepulaian
Natuna.
https://m.tempo.co/read/news/2015/11/21/118720925/cina-akui-hakindonesia-atas-kepulauan-natuna [12/7/2016]

Dimensi konflik dan kepentingan China di kawasan Laut China Selatan.
http://frontroll.com/berita-2932-dimensi-konflik-dan-kepentingan-chinadi-kawasan-laut-china-selatan.html [12/7/2016]
Konflik
Laut
China
Selatan
Ancam
Wilayah
RI.
http://international.sindonews.com/read/995896/40/konflik-laut-chinaselatan-ancam-wilayah-ri-1430392853 [12/7/2016]

129

Tiongkok Klaim Kepulauan Natuna Miliknya begini Reaksi
http://www.jpnn.com/read/2015/11/16/338834/Tiongkok-KlaimKepulauan-Natuna-Miliknya-Begini-Reaksi-TNI- [2/7/2016]
Natuna

TNI.

Milik Kita. http://www.tanjungpinangpos.co.id/2015/121935/natunamilik-kita/ [9/7/2016]

Dinamika di Laut Cina Selatan dan Implikasinya Terhadap Indonesia.
http://www.fkpmaritim.org/dinamika-di-laut-cina-selatan-danimplikasinya-terhadap-indonesia/ [12/7/2016]
Pengaruh Keamanan Regional bagi Keamanan Nasional Indonesia Kasus
Sengketa Laut Cina Selatan. http://ikal.or.id/index.php/pengaruhkeamanan-regional-bagi-keamanan-nasional-indonesia-kasus-sengketalaut-cina-selatan.html [14/7/2016]
Sikap Asertif China di Natuna Tak Sejalan dengan Komitmen Kemitraan
Strategis.
http://internasional.kompas.com/read/2016/03/28/11002741/Sikap.Asertif.
China.di.Natuna.Tak.Sejalan.dengan.Komitmen.Kemitraan.Strategis?page
=all [14/7/2016]
Laksamana Samuel J. Locklear III: Kami Tak Pernah Meninggalkan Asia-Pasifik,
Koran
Tempo,
18
Pebruari
2013:
A14.
Melalui
:
http://koran.tempo.co/konten/2013/02/18/301272/LAKSAMANASAMUEL-J-LOCKLEAR-III-Kami-Tak-Pernah-Meninggalkan-AsiaPasifik [14/7/2016]
Peran

Indonesia dalam Menangani Konflik Laut Cina Selatan .
http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=15615&type=101 [11/7/2016]

Peran

Indonesia dalam Menangani Konflik Laut Cina Selatan.
http://suluhbali.co/artikel-peran-indonesia-dalam-menangani-konflik-lautcina-selatan/ [9/7/2016]

Keputusan PBB Klaim China Atas Perairan Natuna Tidak Sah.
http://finance.detik.com/read/2016/07/18/073737/3255260/4/keputusanpbb-klaim-china-atas-perairan-natuna-tidak-sah [18/7/2016]
Politik

Luar Negeri. http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010121500000011684/swf/4423/files/basic-html/page10.html [13/7/2016]

130

United Convention on the Law of the Sea. Exclusive Economy Zone. Melalui
http://www.un.org/depts/los/convention_agreements/texts/unclos/closindx.
htm [23/7/2016]
Pemerintah Kabupaten Natuna. Potensi dan Peluang Investasi. Melalui
http://www.natunakab.go.id/investasi.html [12/7/2016]
People’s Republic of China Notes verbales. UNCLOS. Melalui
http://www.un.org/depts/los/clcs_new/submissions_files/vnm37_09/chn_2
009re_vnm.pdf [12/8/2016]
East

Natuna
(terus)
menggantang
asa.
Melalui
http://www.aktual.co/aktualreview/152006east-natuna-terus-menggantangasa [12/7/2016]

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Konsumsi Gas Domestik Capai
50,3% Produksi Nasional. Melalui http://esdm.go.id/berita/40-migas/3748konsumsi-gas-domestik-capai-503-persen-produksi-nasional.html
[16/7/2016]
Dedhez Anggara. Potensi Perikanan Natuna Mencapai Triliunan Rupiah. Melalui
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/12/12/ngh163potensi-perikanan-natuna-triliunan-rupiah [13/7/2016]
Ririn Ambarwati. Membangun Kelautan Untuk Mengembalikan Kejayaan
Sebagai
Negara
Maritim.
Melalui
http://www.ppkkp3k.kkp.go.id/ver2/news/read/115/membangun-kelautan-untukmengembalikan-kejayaan-sebagai-negara-maritim.html, [20/7/2016]
U.S

Energy
Information.
Country
Analysis
Brief
overview.
http://www.eia.gov/countries/country-data.cfm?fips=ch [12/8/2016]

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Di era modern ini banyak sekali negara yang melakukan hubungan dengan
negara lain untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Dalam hubungan internasional
tidak terlepas dengan hubungan yang dijalin tersebut terikat dengan hukum
internasional, dengan adanya hukum internasional dalam hubungan internasional
sangat berdampak positif dalam menjaga ketertiban hubungan antarnegara. Akan
tetapi, banyak pula negara yang menyalahi hukum internasional dalam melakukan
hubungan internasional dengan negara lain. Hubungan antar negara pada dasarnya
berada dalam dua kondisi yang saling bertentangan, yaitu konsidi damai atau
sengketa. Kadang-kadang dalam hal tertentu berada dalam kondisi bersengketa, tetapi
damai seperti India dan Pakistan tentang Kashmir, Korea Utara dan Korea Selatan.
Akan tetapi dalam sengketa internasional dapat mencakup kasus-kasus lain yang
berada dalam lingkup peraturan internasional salah satunya adalah wilayah teritorial,
dimana wilayah teritorial menjadi sangat komplek manakala wilayah tersebut menjadi
sengketa saling mengklaim antar negara yang berbeda.
Kanca perpolitikan di Asia Tenggara yang dinamis, dimana kestabilan politik
di wilayah itu sedang dihadapkan oleh adanya pergolakan politik dalam sengketasengketa klaim seperti kepulauan Spratly dan Paracel yang terletak di wilayah Laut

1

2

Tiongkok Selatan. Konflik di Laut Tiongkok Selatan tidak bisa dilepaskan dari
persoalan kebutuhan akan sumber daya yang langka seperti minyak, ikan, dan sampai
tingkat tertentu, transportasi. Minyak menjadi incaran utama karena hingga saat ini
perebutan untuk mendapatkan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui ini tidak
dapat dilepaskan dari konflik militer bahkan invasi militer sebagaimana invasi
Amerika ke Iraq tahun 2003 (Cipto, 2010 : 204). Sebagai negara calon adidaya baru
di kawasan, Tiongkok telah mendemontrasikan kekuatan militernya untuk
menyatakan klaim absolut atas wilayah sengketa seperti meluncurkan kapal induk
terbarunya di sekitar perairan Laut Tiongkok Selatan serta penempatan personil
angkatan laut di sekitar wilayah yang disengketakan. Sengketa klaim ini melibatkan
Tiongkok dengan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Brunai
Darussalam serta Malaysia dalam sengketa Spratly dan Paracel.
Tidak hanya menempatkan pasukan militernya, pihak Tiongkok juga
melakukan pembangunan fisik di sekitar wilayah sengketa untuk memperkuat
klaimnya, seperti pembangunan pos militer dan sistem pertahanan anti kapal di pulau
itu

serta

pembangunan

landasan

pesawat

terbang

(http://www.smh.com.au/world/photos-reveal-china-building-on-reefs-in-disputedwaters-20140915-10h4r0.html, diakses 21 Mei 2016). Tindakan Tiongkok tersebut
mendapat banyak kecaman keras dari berbagai pihak khususnya negara-negara yang
bersengketa langsung dengan Tiongkok.
Seluruh kawasan Asia Tenggara merupakan daerah penyebaran rumpun
Budaya dan bahasa Melayu-Austronesia, yaitu berasal dari pusatnya sekitar teluk

3

Tonkin dan lembah sungai Mekong (Rudy, 2005 : 94). Asia Tenggara merupakan
salah satu kawasan yang wilayahnya terbentang dari ujung selatan Tiongkok hingga
utara Australia serta dari ujung timur daratan India hingga sebelah timur Papua
Nugini (http://www.nationsonline.org/oneworld/map_of_southeast_asia.htm, diakses
pada tanggal 28 April 2016). Asia Tenggara sendiri merupakan kawasan strategis
karena letaknya yang berdekatan dengan wilayah perairan Laut Tiongkok Selatan.
Laut Tingkok sendiri merupakan salah satu jalur penting pelayaran dunia yang
membentang dari bagian barat Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta memiliki
rute-rute penting pelayaran internasional yang terdiri dari Selat Malaka, Makasar,
Sunda, dan Lombok (Kaplan, 2014 : 7). Menurut U.S energy administration lebih
dari setengah jumlah pelayaran internasional dengan tonase besar dalam setahun
melewati wilayah ini serta melayani sepertiga dari total seluruh pelayaran yang ada di
dunia (Kaplan, 2014 : 7).
Wilayah Kepulauan Natuna sendiri merupakan wilayah yang terletak di
sebelah utara Selat Karimata yang memisahkan pulau besar Sumatera dengan pulau
besar Kalimantan. Kepulauan Natuna terdiri beberapa pulau-pulau kecil yang
berbatasan langsung dengan tiga negara yaitu Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Sebagai salah satu wilayah dari kepulauan terluar di Indonesia, kepulauan Natuna
merupakan lokasi yang sangat bernilai ekonomis karena dianggap sebagai lokasi
cadangan gas alam terbesar di kawasan Asia Pasifik bahkan di Dunia. Salah satu dari
pernyataan tersebut dipublikasikan PT. Premier Oil sebagai salah satu pemegang
kontrak pengeboran minyak di blok Alpha-D Natuna yang menemukan potensi

4

sumber daya alam gas di Natuna mencapai angka 8,383 milliar barrel yang tersebar di
beberapa

lokasi

(http://www.tribunews.com./tribunners/2010/11/20/profile-blok-

natuna-cadangan-gas-terbesar-di-dunia, diakses 23 Mei 2016).
Munculnya klaim di wilayah ZEE Natuna ini terjadi pada tahun 1993 sebagai
respon tindakan Indonesia terhadap klaim Tiongkok, dimana Pemerintah Indonesia
melalui Menlu Ali Alatas memprotes peta klaim nine-dash line Tiongkok beserta
ZEE Natuna di dalamnya. Insiden ini terjadi ketika Delegasi Tiongkok memaparkan
presentasi dalam sebuah workshop diplomatik yang disponsori oleh Indonesia.
Pemerintah Indonesia memilih untuk menggunakan jalur diplomatik namun tidak
adanya komitmen yang serius dari pihak Tiongkok untuk menjawab protes tersebut
ditambah keengganan pemerintah Indonesia untuk membawa masalah ini di dunia
internasional menyebabkan masalah ini dianggap hilang begitu saja.
Masalah pengklaiman Tiongkok ini muncul kembali ke permukaan ketika
pemerintah Tiongkok memublikasikan kembali peta nine-dash line yang di lampirkan
bersamaan dengan Notes Verbales kepada Komisi Landas Kontinen PBB tahun 2009
yang mengundang protes dari negara-negara penyengketa dan Indonesia. Namun
pihak Indonesia menyatakan tidak terjadi konflik langsung dengan pihak Tiongkok
seperti yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa saat itu
(http://internasional.kompas.com/read/2012/11/28/07480866/Kelicikan.Strategi.Keda
ulatan.China, diakses 3 Mei 2016). Dalam pernyataannya tersebut, beliau
menekankan bahwa Tiongkok tidak melakukan klaim atas wilayah Kepulauan Natuna
melainkan yang kemudian ditegaskan dengan pernyataan lain yang mengatakan

5

bahwa Indonesia justru ingin mencoba menarik investor asing asal Tiongkok untuk
bidang

pengalengan

ikan

di

wilayah

sekitar

Kepulauan

Natuna

(http://www.fpri.org/articles/2014/10/even-indonesia-concerns-over-chinas-reachsouth-china-sea, diakses 3 Mei 2016). Namun di luar pernyataan tersebut, dari pihak
Tiongkok mengindikasikan akan meningkatkan manuver militernya di wilayah Laut
Tiongkok Selatan dalam rangka memperkuat klaim nine-dash line-nya termasuk
wilayah ZEE perairan Natuna tersebut. Salah satu langkah pihak Tiongkok dalam
menyikapi sengketa Laut Tiongkok Selatan adalah dengan melakukan pembangunan
pangkalan militer di teluk Yaolong dan Hainan yang merupakan basis dari seluruh
kapal

militer

yang

beroperasi

di

wilayah

Laut

Tiongkok

Selatan

(http://www.fpri.org/articles/2014/10/even-indonesia-concerns-over-chinas-reachsouth-china-sea, diakses 3 Mei 2016). Dengan adanya pembangunan pangkalan
militer ini dapat menjadi gambaran bagaimana Tiongkok lebih mengedepankan
pembangunan kekuatan militernya dalam menyelesaikan sengketa nine-dash line
dibandingkan dengan jalan damai. Hal tersebutlah yang membuat Indonesia
mewaspadai wilayahnya dengan melihat dan mengamatinya sebagai bentuk respon
atas tindakan-tindakan Tiongkok terhadap Asia Tenggara dan Khususnya di ZEE
Natuna Indonesia.
Sebagai salah satu negara yang memiliki posisi strategis di wilayah Asia
Tenggara, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang berpengaruh di
kawasan, hal itu didukung oleh karakteristik wilayahnya yang berupa kepulauan serta
lokasinya yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia

6

serta Laut Tiongkok Selatan. Posisi strategis Indonesia berpengaruh di kawasan Asia
Tenggara, terlihat bentuk dari salah satu bukti terhadap signifikansi kehadiran
Indonesia di kawasan Asia Tenggara adalah kontribusi Indonesia terhadap organisasi
regional Association of Southeast Asian Nation atau ASEAN, dimana Indonesia
banyak melakukan upaya mediasi terhadap sesama anggota ASEAN yang bertikai
seperti kasus sengketa Malaysia-Filipina dalam kasus klaim Manila terhadap Sabah,
serta penyelesaian kasus sengketa Candi Preah Vihear antara Thailand dengan
Kamboja (http://nsc.anu.edu.au/documents/Indonesia-Article13.pdf. Diakses 28 April
2016). Selain fakta yang ada diatas tersebut Indonesia juga berperan penting dalam
mewujudkan kestabilan keamanan di kawasan dengan mempromosikan rencana
pembentukan ASEAN security community yang bertujuan untuk membangun wadah
penyelesaian konflik bagi

seluruh anggota

ASEAN dengan jalan damai

(http://www.nids.go.jp/english/publication/kiyo/pdf/2008/bulletin_e2008_3.pdf,
diakses pada 28 April 2016).
Dalam keanggotaan Indonesia yang tergabung ke dalam anggota ASEAN.
Tentunya untuk di ketahui bahwa Indonesia selain memiliki kontribusi terhadap
kawasan Asia Tenggara melalui keanggotaan di ASEAN, Indonesia juga dikenal aktif
dalam melakukan diplomasi pertahanan untuk mencapai stabilitas keamanan kawasan
yaitu berupa patroli dan latihan perang bersama serta pendidikan (http://pusjianmarseskoal.tnial.mil.id/Portals/0/Peningkatan%20Kerjasama%20Pertahanan%20Indonesi
a%20di%20Kawasan%20Asia%20Tenggara.pdf. Diakses 28 April 2016). Dengan
adanya kegiatan diplomasi pertahanan ini menegaskan peran Indonesia sebagai aktor

7

penting di kawasan Asia Tenggara baik dalam hal diplomasi maupun kekuataan
militer, kedua hal inilah yang di yakini menjadi fondasi dasar bagi Indonesia untuk
dapat memberikan kontribusi lebih banyak bagi kawasan Asia Tenggara. Sebagai
aktor penting di kawasan, Indonesia juga memberi perhatian terhadap isu yang
berkembang di kawasan. Adanya klaim nine-dash line Tiongkok di Laut Tiongkok
Selatan yang menyebabkan sengketa dan tidak hanya melibatkan negara-negara
pengklaimnya saja namun juga Indonesia yang tidak termasuk sebagai negara
pengklaim.
Meskipun bukan merupakan bagian dari kepulauan Spratly dan Paracel yang
menjadi pusat persengketaan antara Tiongkok dengan negara-negara Asia Tenggara
lainnya, wilayah ZEE Natuna ini dianggap sebagai bagian dari wilayah terluar dari
second chain island yang merupakan bagian dari zonasi klaim nine-dash line
Tiongkok. Klaim nine-dash line sendiri mempunyai dua zona wilayah, masingmasing adalah first chain island yang terbentang ratusan mil ke selatan dari pulau
Hainan milik Tiongkok dan meliputi wilayah Perairan Jepang, Korea Selatan serta
seisi wilayah Laut Tiongkok Selatan, sedangkan second chain island meliputi
wilayah selatan Kepulauan Jepang hingga wilayah kepulauan Guam dan Marianas
(Huaqing, 2004 : 435).
Dikarenakan hal tersebut indonesia sedang diuji kapabilitasnya yang sekarang
ini baru-baru mengemuka dengan di awali pengklaiman Tiongkok terhadap wilayah
kepulauan Spratly dan Paracel yang terletak di Laut Tiongkok Selatan. Sebagai
negara calon adidaya baru di kawasan, Tiongkok mendemontrasikan kekuatan

8

militernya seperti meluncurkan kapal induk terbarunya di sekitaran Laut Tiongkok
Selatan dan berlanjut dengan pengklaiman Tiongkok dengan nine-dash line-nya
terhadap ZEE Natuna Indonesia.
Salah satu hal yang menjadi pemicu adanya klaim Tiongkok atas wilayah
kepulauan adalah dengan adanya fakta bahwa kawasan tersebut merupakan salah satu
lokasi cadangan gas alam terbesar di dunia dan potensi perikanan yang cukup besar
(http://www.bloomberg.com/news/2014-04-07/indonesia-seeks-china-clarity-onsouth-china-sea-intentions-1-html, diakses 3 Mei 2016).
Selain karena adanya potensi besar dalam sumber daya alamnya wilayah
Kepulauan Natuna juga termasuk wilayah strategis karena merupakan salah satu jalur
Laut Kepulauan Indonesia tingkat 1 serta merupakan tumpuan transportasi bagi
masyarakat

sekitar

dalam

menjalankan

kegiatan

ekonomi

mereka

(http://bappeda.natunakab.go.id/attachments/article/124/BAB%20IV%20ANALISIS
%20ISU-ISU%STRATEGIS.pdf, diakses 21 Mei 2016). Melihat dari fakta tersebut
yaitu potensi besar di ZEE Natuna, kita dapat melihat bahwa wilayah Kepulauan
Natuna memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi Indonesia, dalam hal
perekonomian apabila pemerintah Indonesia mampu memperdayakan sebagian besar
dari jumlah cadangan gas alam yang terdapat di Natuna, maka Indonesia sekiranya
akan mampu mendapat keuntungan sekitar US$ 628,725 miliar atau sekitar Rp
6.287,25 Trilliun atau sekitar enam kali lebih banyak dari APBN Indonesia pada
tahun 2010.

9

Walaupun upaya tersebut belum dinyatakan sikap resmi terkait klaim
Tiongkok tersebut, namun Indonesia sudah melakukan beberapa tindakan antisipasi
terkait dengan hal tersebut. Salah satu upaya Indonesia yang dapat dikaitkan secara
langsung dengan tindakan antisipasi tersebut adalah upaya peningkatan fasilitas
pangkalan udara yang dapat mengakomodasi pesawat sukhoi Su-27 dan Su-30 agar
dapat ditempatkan disana. Selain itu Indonesia juga memodifikasi strategi
pertahanannya dengan mengubah kawasan Natuna sebagai salah satu kawasan
pertahanan strategis ke dalam rencana Minimum Essential Forces (MEF)
(http://chinadailymail.com/2014/05/23/indonesia-joins-push-against-china-beeds-upair-force-in-south-china-sea/. Diakses 21 Mei 2016).
Menurut pihak Tiongkok, mereka berhak untuk mengajukan klaim atas
wilayah perairan sekitar Kepulauan Natuna berdasarkan juridiksi diperbolehkannya
klaim berdasarkan fakta sejarah bahwa wilayah ZEE Natuna merupakan wilayah
pemancingan para nelayan tradisional Tiongkok zaman dahulu. Fakta sejarah
Tiongkok ini kemudian didukung dengan adanya undang-undang laut milik Tiongkok
yang dikeluarkan pada tahun 1998 tentang ZEE dan landasan kontinental. Undangundang laut Tiongkok ini sendiri belum memiliki dasar argumen yang kuat untuk
dipergunakan dalam kasus sengketa ZEE Natuna ini karena tidak sesuai dengan
konvensi

UNCLOS

yang

diratifikasi

oleh

Tiongkok

pada

tahun

1992

(http://aspistrategist.org.au/chinas-claims-and-strategic-intent-in-the-south-china-seapart-1/, diakses 29 April 2016). Tidak hanya itu, pihak Tiongkok sendiri sudah
mengajukan dasar klaimnya kepada perserikatan bangsa-bangsa untuk melakukan uji

10

materi terhadap kepemilikan sebagian besar wilayah Laut Tiongkok Selatan
(http://aspistrategist.org.au/chinas-claims-and-strategic-intent-in-the-south-china-seapart-1/, diakses 29 April 2016).
Dalam pernyataan Bambang Hendratno, seorang pejabat senior militer di
Natuna. Natuna merupakan pulau terjauh di Indonesia perlu adanya penambahan
pasukan lebih lanjut di Natuna, tidak harus menunggu sampai terjadi sesuatu
dikarenakan Malaysia dan China sudah masuk ke bentrokan menyangkut klaimklaim, Sebelum terjadi sesuatu perlu adanya tindakan Bukannya setelah sesuatu
terjadi (http://www.bbc.com/news/world-asia-29655874, diakses pada 16 Juni 2016)

Sumber : http://www.bbc.com/news/world-asia-29655874 diakses 16 Juni 2016
Gambar 1.1
Garis Sembilan Dash Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan

11

Data diatas adalah data peta dari Tiongkok. Dalam melihat peta tersebut
“Pulau Natuna terletak di utara di Laut Cina Selatan dan zona potensi konflik di mana
garis sembilan-dash China dan zona ekonomi eksklusif Indonesia ini di lepas pantai
Natuna seperti pernyataan Iis Gindarsah seseorang peneliti pertahanan di pusat studi
strategis”.
Penelitian-penelitian mengenai klaim nine-dash line Tiongkok di Laut
Tiongkok Selatan salah satunya adalah karya ilmiah berupa skripsi yang telah
dilakukan oleh Gunawan Wisnu Saputra tentang masalah yang diambil berjudul
Strategi Indonesia Dalam Mangamankan Natuna Dari Klaim Tiongkok yang dibuat
pada tahun 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada penelitian tersebut
peneliti meneliti tentang meningkatkan pengamanan di kawasan teritorial yaitu
dengan membangun pangkalan militer di daerah Natuna dan melakukan latihan
gabungan dengan negara lain. Perbedaan penelitian karya Gunawan dengan penelitian
ini adalah langkah sebagai upaya dari kepentingan nasional Indonesia sebagai aktor
utuma dalam menjalankan kebijakan, dimana dari kepentingan tersebut menimbulkan
suatu bentuk respon atas kedaulatan, yaitu respon Indonesia terhadap klaim nine-dash
line oleh Tiongkok yang melewati wilayah kedaulatan Indonesia di ZEE Natuna.
Penelitian lainnya yaitu karya ilmiah berupa skripsi yang dilakukan oleh
Irawan Wibiksana tentang masalah yang diambil berjudul Klaim Teritorial Tiongkok
di Perairan Laut Tiongkok Selatan dan Respon Filipina (Analisa Strategi Filipina
Sebagai Respon Atas Klaim Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan) yang dibuat pada
tahun 2016 Universitas Pasundan. Peneliti meneliti tentang bagaimana faktor

12

kepentingan yang mendorong Tiongkok untuk mengklaim hampir seluruh Laut
Tiongkok Selatan, perseteruan antara Tiongkok dan Filipina di kepulauan Spratly,
Terjadinya tumpang tindih antara negara-negara pengklaim terhadap kepulauan
Paracel dan Spratly yang sangat kompleks sebab setiap negara pengklaim mengklaim
teritorialnya. Jelasnya penelitian Irawan Wibiksana adalah menyangkut respon
Filipina terhadap klaim Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.

Sedangkan pada

penelitian ini adalah respon Indonesia terhadap klaim nine-dash line Tiongkok yang
melewati wilayah zona ekonomi eksklusif Natuna, dimana adanya perbedaan negara
yaitu Indonesia sedangkan penelitian Irawan Wibiksana adalah Filipina. tidak
terjadinya tumpang tindih atas pengklaiman yaitu dengan dua negara Tiongkok dan
Indonesia, mengembalikan kedaulatan atas wilayah teritorial Indonesia sebagai batas
yang sah.
Berkaitan dengan kepentingan yang terdapat di wilayah tersebut peneliti
tertarik untuk mengambil judul penelitian berupa :
Respon Indonesia terhadap Klaim Nine-Dash Line Tiongkok Yang
Melewati Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna Indonesia (20092015)
Dengan demikian peneliti berkeinginan untuk menulis dalam bentuk skripsi
dengan judul tersebut di atas, dan penelitian ini pula mendapat dukungan dari
beberapa mata kuliah pokok di dalam Program Studi Ilmu Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM),
yaitu :

13

1. Diplomasi HI di Asia Tenggara
Mata kuliah ini mempelajari tentang pola interaksi dan gambaran
dalam hubungan internasional khususnya di kawasan Asia Tenggara. Dalam
hal tersebut secara langsung memberikan gambaran terutama terhadap Klaim
Nine-Dash Line khususnya dikarenakan Klaim Nine-Dash Line sendiri yang
menjadi objek penelitian dan klaim tersebut melewati batas kedaulatan
Indonesia yaitu ZEE Natuna. Maka setidaknya mata kuliah tersebut
memberikan beberapa gambaran dari keadaan dan latar belakang situasi
negara yang tengah menjadi fokus utama bagi peneliti dan menjadi nilai
tambah karena masih berkorelasi, terkait bagaimana sejarah, situasi politik,
ekonomi, sosial maupun budaya serta hubungan diplomasi antar negaranegara di kawasan benua Asia Tenggara bahkan Asia Pasifik.
2. Hukum Internasional
Mata kuliah ini mempelajari tentang sekumpulan peraturan hukum
yang sebagian besar mengatur tentang prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang
harus dipatuhi oleh negara-negara dan hubungannya satu sama lain. Dalam hal
ini, yang mana dari setiap pointnya berisi tentang pembahasan tentang normanorma, nilai dan tata aturan yang disahkan, diakui dan dipraktikan
pelaksanaannya di tengah masyarakat internasional demi

penjagaan

perdamaian dunia dan keadilan. Dan mata kuliah ini masih bisa dikatakan
berkaitan dengan tema skripsi yang diambil yaitu tentang keterkaitan respon

14

Indonesia terhadap klaim Nine-Dash Line yang melewati batas wilayah ZEE
Natuna Sebagai tindakan intervensi seperti yang dilaksanakan antara
Tiongkok terhadap Indonesia dan sejauh mana ranah Hukum Internasional itu
sendiri memainkan peranannya dalam menegakkan nilai dan norma yang
berlaku untuk menghukum tiap-tiap bentuk pelanggaran dalam menciptakan
keadilan yang sah dan bersifat internasional.
3. Studi Keamanan Internasional
Pada mata kuliah ini mempelajari tentang isu-isu yang berkembang
dalam kaitannya terhadap keamanan internasional. Dalam penelitian ini klaim
sebagai gambaran akan seberapa pentingkah fungsi dan keberadaan klaim
tersebut terhadap keamanan internasional.
4. Analisis Politik Luar Negeri
Merupakan mata kuliah yang berkaitan dengan analisa interaksi yang
melibatkan antar para aktor politik atau pihak-pihak pemerintahan yang
memiliki cakupan yang meluas yaitu antar negara satu dengan lainnya. Sebab
itu penelitian ini berkenaan dengan tema Politik Luar Negeri yang akan
memberikan gambaran sebuah pengamatan terhadap proses politik, yang
paling tidak memberikan beberapa wawasan terhadap situasi politik antar
negara yan