Kondisi kemampuan pemuda yang tegabung dalam organisasi KNPI di
Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.1, Februari 2012
117
yang diujicobakan pada tahap pertama dan kedua, secara nyata mampu memberikan kontribusi yang positif dalam kehidupan pemudapeserta belajar.
Hasil analisis data menunjukkan, disamping adanya kesadaran dari peserta untuk mengikuti, juga pengetahuan dan keterampilan dari peserta menjadi
meningkat. Secara kuantitatif menunjukkan telah terjadi peningkatan penguasaan pengetahuan dan aplikasi keterampilan. Peningkatan rata-rata
tersebut terlihat dari hasil pre-test ke post-test, yang diperoleh sebesar 36,9,. Dengan hasil tersebut juga menunjukkan bahwa secara keseluruhan telah
terjadi peningkatan skor pencapaian pada masing-masing peserta, dalam arti bahwa telah terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk
berwirausaha pada diri peserta. 2. Rekomendasi
Sehubungan dengan temuan penelitian dan teori-teori yang dijadikan pegangan sebagai landasan operasional dan pembahasan dalam penelitian ini,
direkomendasikan beberapa hal.
a Rekomendasi untuk Penerapan Model Temuan
Model pengelolaan Pelatihan Kecakapan Hidup dan Berwirausaha terbukti selain efektif untuk meningkatkan kesadaran pemuda, juga
dapat memotivasi pemuda untuk aktif dalam proses pelatihan. Melalui model ini pemuda sebagai peserta juga telah dapat merencanakan
kegiatan usahanya, mengorganisir diri dalam kelompok jaringan usaha, dan mengembangkan jenis dan kualitas produksilayanan. Hasil belajar
dapat meningkatkan pengetahuan dan aspirasi pendidikan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan.
Bagi para agen perubahan selayaknya mau dan mampu mendorong pelaksanaan pembelajaran di kalangan pemuda baik bagi yang tergabung
dalam
KNPI maupun
tidak, yang
tingkat pengetahuan
dan keterampilannya rendah. Bila model ini akan diimplementasikan, maka
para agen perubahan dan fasilitator perlu lebih awal melakukan proses pendekatan kepada organisasi KNPI dan para pemuda secara langsung.
Hal ini bertujuan untuk dapat mengubah sikap tertutup yang dimiliki peseta untuk dapat berubah menjadi terbuka terhadap informasi dan
bersedia mengikuti pembelajaran melalui pelatihan. Proses pemilihan bahan belajar keterampilan hendaknya diorientasikan
pada terwujudnya kepemilikan
vocational skill kepada kelompok sasaran. Untuk mewujudkannya, perlu melalui proses seleksi bahan
latihan yang ada di tengah-tengah masyarakat maupun berupa inovasi