Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Uji Batasan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Setelah melewati tahapan pada analisis dan perancangan sistem, tahapan selanjutnya dalam pengembangan software adalah tahap implementasi dan pengujian sistem. Pada bab ini akan menjelaskan tentang proses pengimplementasian algoritma kedalam sistem dan melakukan pengujian dari software yang dikembangkan. Berikut ini hasil implementasi dan pengujian sistem dari NIC Messenger.

4.1. Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Pada proses pengimplementasian, lingkungan dimana proses pengoperasian software dan pengujian sistem berlangsung harus jelas, yang dimaksudkan untuk mengetahui hasil dari pengujian secara signifikan. Dalam hal ini spesifikasi dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pembangunan software: 1. Processor Intel® Atom™ CPU N250 1.66Ghz 4 CPUs, ~1.7Ghz 2. Memory RAM yang digunakan 2GB Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan software: 1. Windows 7 Ultimate 2. NetBeans IDE 7.1.2 3. Eclipse Juno 4. Web Server Apache 2.2.14 5. PHP 5.3.1 6. MySQL 5.1.41 7. Android SDK 4.2 8. PhoneGap 2.2.0 Universitas Sumatera Utara Spesifikasi perangkat keras pada server yang digunakan dalam pengujian software : 1. Processor Intel® XEON™ 2. Memory Ram 8Gb Spesifikasi perangkat lunak pada server yang digunakan dalam pengujian software : 1. Linux 2. Web Server Apache 2.0 3. PHP 5.3.20 4. MySQL 5.1.68 Spesifikasi perangkat keras pada client yang digunakan dalam pengujian software: 1. Processor TI OMAP 4430 Dual-core 1 Ghz 2. Memory RAM 1Gb 3. Ukuran layar 7 inci Spesifikasi perangkat lunak pada client yang digunakan dalam pengujian software: 1. Android OS, v4.0.3 Ice Cream Sandwich

4.2. Uji Batasan

Pada perancangan kombinasi RSA 512-bit dan One Time Pad pada NIC Messenger, terdapat beberapa batasan masalah yaitu: 1. Informasi yang akan dienkripsi adalah pesan yang dikirim oleh sender kepada receiver menggunakan enkripsi One Time Pad sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Proses Enkripsi Pesan 2. Informasi lainnya yang akan dienkripsi adalah kunci yang digunakan pada proses enkripsi pesan menggunakan enkripsi RSA sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Proses Enkripsi Kunci OTP Universitas Sumatera Utara 3. Batasan selanjutnya adalah batasan untuk penggunaan algoritma enkripsi yang digunakan pada perangkat lunak ini. Algoritma yang digunakan adalah One Time Pad dan RSA 512-bit. Batasan ini dapat dilihat pada proses pengiriman pesan terjadi di sistem client. Gambar 4.3 Proses Pembangkit Kunci OTP Gambar 4.3 adalah proses untuk menghasilkan nilai-nilai acak sebagai kunci dari One Time Pad. Kode diatas ditulis berdasarkan algoritma LCG yang telah dikombinasikan dengan waktu dalam milidetik. Selanjutnya sistem melakukan proses enkripsi menggunakan algoritma One Time Pad dengan kunci yang telah didapat sebelumnya, proses enkripsi menggunakan algoritma One Time Pad dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Proses Enkripsi OTP Gambar 4.5 Proses Dekripsi OTP Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 adalah proses dekripsi pesan menggunakan algoritma One Time Pad dengan kunci yang digunakan pada saat proses enkripsi. Gambar 4.6 Proses Pembangkit Bilangan Acak Gambar 4.6 adalah proses untuk pembangkit bilangan integer acak yang digunakan untuk pembangkitan kunci enkripsi RSA. Gambar 4.7 Proses Pembangkit Bilangan Prima Acak Gambar 4.7 adalah proses pembangkit bilangan acak antara 10n-1 hingga 10n atau yang menghasilkan bilangan acak sebesar n digit. Bilangan acak tersebut akan diuji keprimaannya, jika bilangan tersebut prima maka nilai tersebut akan dikembalikan untuk digunakan pada proses pembangkitan kunci RSA. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Proses Pengujian Bilangan Prima Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 adalah proses pengujian bilangan integer yang dihasilkan pada proses pengambilan bilangan acak dengan menerapkan algoritma Miller Rabin. Gambar 4.9 Proses Mendapatkan Nilai P dan Q Gambar 4.9 adalah proses mendapatkan nilai P dan Q secara acak dan bernilai prima. Setelah mendapatkan nilai P dan Q, selanjutnya sistem mencari nilai E. Gambar 4.10 Proses Mendapatkan Nilai E Gambar 4.10 adalah proses mendapatkan nilai E, dimana nilai E adalah bilangan acak mulai dari angka 3 hingga Phi – 1 dan yang memenuhi syarat GCDe, Phi == 1. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Proses Mendapatkan Nilai D Gambar 4.11 adalah proses mendapatkan nilai D, dimana nilai D akan dihasilkan dengan mencari nilai dari inverse e dikali dengan modulo Phi, atau lihat rumus mencari nilai D pada algoritma RSA nomor 12.

4.3. Pengujian Sistem Secara Menyeluruh