Prosedur Pencatatan Pendapatan Pelayanan Medis Dan Non-Medis pada RS Paru Dr. HA. Rotinsulu

(1)

1

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Pada dasarnya perusahaan yang didirikan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: perusahaan yang profit motif dan non profit motif. perusahaan yang bersifat profit menitik beratkan pada pencapaian laba yang dapat diukur secara kuantitatif dengan membandingkan pendapatan dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam satu periode. sedangkan perusahaan yang bersifat non profit, seperti Rumah Sakit, dan lembaga sosial lain, tujuannya lebih bersifat kualitatif dengan menekankan pada mutu pelayanan.

Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam penyediaan jasa berkembang dengan pesat, walaupun lebih mengutamakan kualitas pelayanan tetapi juga mengharapkan laba yang memadai agar perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. unsur yang paling dekat dengan laba adalah pendapatan. pendapatan yang dimaksud disini adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan jasa utama perusahaan.

Pendapatan merupakan unsur penting dalam laporan keuangan. keberhasilan perusahaan secara sederhana dapat dilihat dari tingkat pendapatan dalam suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya. Bagi perusahaan penentuan kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah pendapatan apakah itu pengakuan ataupun pengukuran pendapatan harus sesuai dengan prinsip akuntansi


(2)

yang lazim (Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.

Rumah Sakit Paru dr. H.A Rotinsulu merupakan salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang melakukan pencatatan pendapatan dengan dua cara, yaitu Accrual Basis dan Cash Basis. Pada rumah sakit Paru dr. H.A Rotinsulu pendapatan diperoleh dari pendapatan pelayanan medis, non-medis dan pendapatan umum. Pendapatan pelayanan medis terdiri dari pendapatan pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat darurat. Pendapatan pelayanan non-medis berupa pendapatan dari klaim obat Askes, sedangkan pendapatan umum terdiri dari pendapatan sewa kantin, pendaftaran kerja praktek, dan lainnya.

Dalam pelaksanaan Kerja praktek yang ditugaskan dari program studi manajemen yang dirancang agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang telah dipelajari dan menambah pengetahuan baru yang belum didapat dalam perkuliahan. Maka dari itu penulis dalam melaporkan laporan kerja praktek ini untuk mengetahui manajemen keuangan dalam menjalankan kegiatan pencatatan pendapatan di rumah sakit.


(3)

1.2. Tujuan Kerja Praktek

dr. H.A Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kerja praktek di RS. Paru

Rotinsulu ini adalah untuk mengetahui alur penerimaan pendapatan pelayanan medis dan non-medis Rumah Sakit sebagai bahan dasar prosedur pembuatan laporan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan rancangan awal Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA).

1.3. Kegunaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi beberapa pihak, antara lain :

1. Bagi Mahasiswa

1) Menambah pengetahuan baru tentang dunia kerja yang nyata sesuai dengan bidang studi yang diambil yaitu manajemen.

2) Menambah pengalaman praktis mengenai kegiatan manajemen khususnya dalam bidang keuangan.

2. Bagi Perusahaan

1) Sebagai sarana pertukaran informasi tentang konsepsi tataran praktis di perusahaan sesuai dengan bidang kajian yang diambil oleh peserta kerja praktek.

2) Membangun jaringan yang lebih luas khususnya akademisi sebagai salah satu publik perusahaan.


(4)

3. Universitas

1) Agar terjalin hubungan baik antara universitas dan perusahaan.

2) Agar mendapatkan masukan untuk memperbaiki sistem pembelajaran agar output yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

1.4. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi Kerja praktek dilaksanakan di Rumah Sakit Paru dr. H.A Rotinsulu Bandung. Adapun waktu pelaksanannya pada tanggal 19 Juli sampai dengan 20 Agustus 2010 setiap hari Senin –Jum’at pada pukul 07.00 – 16.00 WIB.


(5)

5

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Rumah Sakit Paru dr. H.A Rotinsulu didirikan dan diresmikan pada tahun 1935 oleh Pemerintah Hindia Belanda yang berlatar belakang sebagai kelanjutan dari kegiatan sanatorium Solsana. Menurut penduduk setempat serta sumber-sumber lain, pada zaman Belanda di daerah Ciumbuleuit merupakan suatu perkebunan teh (onderning).

Rumah Sakit Paru dr. H.A Rotinsulu yang terletak di jalan Bukit Jarian sekarang adalah tempat istirahat para pemetik teh serta tempat penimbangan pucuk teh, sedangkan bangunan Solsana dan Sabiena yang terletak di Jalan Ciumbuleuit merupakan tempat peristirahatan pemilik kebun serta tentara-tentara Belanda. Setelah Belanda kalah dan pulang ke negerinya tempat ini digunakan untuk pasien-pasien umum pindahan dari RS. Rancabadak (sekarang RS. Hasan Sadikin), dan Rumah Sakit Rancabadak digunakan untuk tentara.

Dalam kurun waktu 1945 - 1955 rumah sakit ini mulai merawat penderita penyakit paru-paru khususnya tuberkulosis hingga sembuh dan rata-rata seorang penderita dirawat selama 3 tahun. Nama rumah sakitnya pada saat itu adalah Sanatorium Solsana-Cipaganti. Rumah sakit yang saat itu dipimpin oleh dr. Wisnujudo, selain merawat penderita juga melaksanakan tindakan pembedahan (bedah paru dll).


(6)

Dalam kurun waktu 1955-1965, terjadi beberapa kali pergantian pimpinan Rumah Sakit yaitu pada tahun 1956 Rumah Sakit dipimpin oleh dr. Tong Siang Beng, pada tahun 1959 diganti oleh dr. Tan Tjeng Tjoe dan selanjutnya sejak tahun 1963 dipimpin oleh dr. Rotinsulu.

Dalam kurun waktu 1965-1975, rumah sakit melaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi perawatan penderita penyakit paru khususnya tuberkulosa paru. Pada tahun 1965 gedung Sabiena diminta oleh pemiliknya (perorangan) untuk dijual sedangkan gedung solsana dihibahkan oleh pemiliknya kepada misi Katolik dan selanjutnya digunakan sebagai sarana pendidikan (Universitas Parahyangan) dan bangunan Sanatorium yang terletak di jalan Bukit Jarian diserahkan kepada Pemerintah RI.

Pada tahun 1970-an nama Sanatorium dihapus dan diubah menjadi Rumah Sakit Paru Cipaganti yang dipimpin oleh Direktur BP4 Bandung. Dalam kurun waktu 1975 - 1985, Rumah Sakit Paru Cipaganti melaksanakan perawatan penderita tuberkulosis paru. Pada tahun 1978, susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit diatur oleh SK Menkes RI No.137/SK/IV/78 dengan nama Rumah Sakit diubah menjadi Rumah Sakit Tuberkulosa Paru-paru Cipaganti. Pada tahun 1975 kepemimpinan dr. Rotinsulu diganti oleh dr. Iskandar Partasasmita yang juga merangkap Direktur BP4 Bandung hingga tahun 1979 dan sejak tahun 1979 diganti oleh dr. Sunali Sukartaatmadja dan pada tahun 1984 rumah sakit dipimpin oleh dr. Darmawan. Sejak bulan November 1980 RSTP Cipaganti melaksanakan pelayanan Unit Rawat Jalan.


(7)

Dalam kurun waktu 1985 - 1995, mulai terjadi berbagai pengembangan pengobatan dan perawatan penderita tuberkulosis paru baik pada Unit Rawat Inap maupun Unit Rawat Jalan. Pengembangan unit Penunjang Medik berupa pemeriksaan laboratorium, radiodiagnostik, elektromedik dan tindakan medik terapi. Pada tahun 1987 terjadi peningkatan pada kelas perawatan yang semula berbentuk barak (zaal) sekarang mempunyai kelas II, IIIA dan IIIB. Tahun 1988 dr. Darmawan digantikan oleh dr. Moch. Hikmat Jojo sebagai Direktur RSTP Cipaganti. Pada bulan Oktober 1991 mulai beroperasi pelayanan perawatan intensif di ruang ICU dengan kapasitas 2 tempat tidur.

Dalam perkembangannya pelayanan kesehatan tidak hanya menangani penderita tuberkulosis paru tetapi juga menangani penderita penyakit paru lainnya. Pada tanggal 28 Juli 1997, dr. Moh. Hikmatjojo digantikan oleh dr. Marwan Awaloeddin, Sp.P, FCCP sebagai Direktur RSTP Cipaganti. Pembenahan sarana dan prasarana berupa renovasi gedung dan pengadaan serta perbaikan peralatan kedokteran sehingga siap pakai telah dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 1997 - 2003. Pada pertengahan tahun 2003 dr. Marwan Awaloeddin, Sp.P, FCCP pensiun dan sebagai pejabat sementara diisi oleh dr. Edi Sampurno, Sp.P. Dan pada tahun 2003 ini diusulkan ke Departemen Kesehatan untuk pengembangan dan perubahan nama Rumah Sakit Tuberkulosa Paru-paru Cipaganti menjadi Rumah Sakit Paru dr. H.A Rotinsulu. Tujuannya agar perubahan status berupa peningkatan profesionalisme dan daya saing serta kemandirian tentang pengelolaan rumah sakit dapat tercapai. Dan pada tanggal 26 Februari 2004 RSTP Cipaganti resmi berubah nama menjadi Rumah Sakit Paru


(8)

dr. H.A. Rotinsulu dan pada tanggal 1 Maret 2004 dr. Edi Sampurno, Sp.P resmi diangkat menjadi Direktur Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu. Untuk meningkatkan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat ( publik ) RS. Paru Dr. H.A. Rotinsulu pada tanggal 26 Juni 2007 resmi ditetapkan menjadi rumah sakit yang menggunakan PPK-BLU sehingga adanya fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan agar lebih efektif dan efisien dalam menunjang tugas dan fungsi RS. Paru Dr. H. A. Rotinsulu.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 190/Menkes/SK/II/2004 Tanggal 26 Februari 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 250/Menkes/PER/III/2008 tanggal 11 Maret 2008 mempunyai kedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik dengan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap penderita penyakit paru secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang penanggulangan penyakit paru.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu mempunyai fungsi sebagai berikut:

1). Melaksanakan pelayanan kesehatan paru,

2). Melaksanakan deteksi dini dan pencegahan penyakit paru, 3). Menatalaksanakan penderita penyakit paru,


(9)

4). Melaksanakan rehabilitasi penderita penyakit paru, 5). Melaksanakan asuhan dan pelayanan keperawatan, 6). Melaksanakan pelayanan rujukan,

7). Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang penanggulangan penyakit paru,

8). Melaksanakan penelitian & pengembangan di bidang penanggulangan penyakit paru,

9). Melaksanakan administrasi umum dan keuangan.

2.1.1. Visi Dan Misi Rs. Paru Dr. H.A. Rotinsulu a. Visi

“ Menjadi Rumah Sakit Paru dengan Pelayanan Prima ”

Suatu keinginan dimana RS. Paru dr. H.A. Rotinsulu dapat berperan untuk mensukseskan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan terutama dalam kesehatan paru.

b. Misi

Misi dari RS. Paru dr. H.A. Rotinsulu sebagai berikut :

a. Memberikan Pelayanan Prima Dengan Berorientasi Kepada Kepuasan Pelanggan

Pelayanan yang diberikan oleh seluruh karyawan semata-mata untuk mewujudkan pelayanan yang bermutu dan menjadikan konsumen sebagai raja sehingga semua kegiatan rumah sakit yang dilakukan dapat memuaskan konsumen.


(10)

b. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Memiliki Pengetahuan, Keterampilan dan Bermoral Tinggi.

Semua kegiatan atau tujuan yang ingin dicapai tidak akan berhasil apabila tidak didukung oleh pengetahuan (Knowledge), Keterampilan ( Skill ) dan Sikap ( Atitude ) yang baik dari seluruh karyawan, oleh karena itu kualitas dan moral sumber daya manusia yang tinggi merupakan komponen yang sangat penting untuk terus berkembangnya suatu organisasi ( Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu ).

c. Meningkatkan Sumber Pendapatan dan Melakukan Efisiensi Anggaran Kesejahteraan karyawan sangat berperan untuk meningkatkan kinerja seluruh karyawan karena kesejahteraan karyawan yang baik akan memotivasi meningkatkan kinerja karyawan. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya inovasi dan kreativitas dalam mencari sumber-sumber pendapatan, juga tidak kalah pentingnya sistem pengawasan keuangan harus lebih baik guna menghindari kebocoran–kebocoran anggaran sehingga anggaran yang dipakai lebih efisien.

2.1.2. Maksud & Tujuan RS. Paru dr. H.A. Rotinsulu a. Tujuan Umum

“Terlaksananya pelayanan kesehatan paru, dan pengembangan rumah sakit

secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.“ b. Tujuan Khusus


(11)

2. Meningkatnya kepuasan pelanggan

3. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan SDM 4. Meningkatnya sumber pendapatan

5. Meningkatnya efisiensi anggaran

6. Terjalinnya kerjasama dengan berbagai komponen masyarakat

2.1.3. Fungsi RS. Paru dr. H.A. Rotinsulu

Dalam melaksanakan tugasnya RS. Paru dr. H.A. Rotinsulu menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanakan pelayanan kesehatan paru

b. Pelaksanakan deteksi dini dan pencegahan penyakit paru c. Penatalaksanaan penderita penyakit paru

d. Penatalaksanaan rehabilitasi penderita penyakit paru e. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan f. Pelaksanaan pelayanan rujukan

g. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang penanggulangan penyakit paru

h. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang penanggulangan penyakit paru

i. Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan

Berdasarkan Visi, Misi, Fungsi dan Tujuan Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu maka pelayanan yang akan dikembangkan adalah rumah sakit dengan


(12)

kekhususan pelayanan paru-paru terpadu dengan pertimbangan dasar penetapan unggulan sebagai berikut :

a. Pola penyakit terbanyak dan tertinggi adalah penyakit TB. dan komplikasinya (44%), Paru Non TB. (38%) dan umum (18%)

b. Trend kinerja pelayanan di IRD terus mengalami peningkatan hingga mencapai 16.8%

c. Trend kinerja pelayanan Poliklinik Rawat Jalan Spesialis Paru tertinggi mencapai 18.6%

d. Tingkat hunian ICU baru mencapai 33.08% e. Tingkat hunian tertinggi di kelas III (> 60%)

f. Pemeriksaan laboratorium terbanyak adalah pemeriksaan sedang (rata-rata lebih dari 60%)

g. Dilihat dari posisi penyakit Asthma pada tahun 2002 menempati peringkat ke-10 sedangkan pada tahun 2004 posisi tersebut meningkat menjadi posisi ke-5.

2.2. Struktur Organisasi

RS. Paru dr. H.A. Rotinsulu dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang diawasi oleh Dewan Pengawas dan membawahi Direktur Medik & Keperawatan, Direktur Keuangan & Administrasi Umum, dan Komite Medik, Satuan Pemeriksaan intern pihak dari luar perusahaan. Dari kedua bagian di atas


(13)

membawahi juga 4 bagian yaitu : KA. Bidang Medik, KA. Bidang Keperawatan, KA. Bagian Keuangan, KA. Bagian Administrasi Umum.

Adapun secara lengkap struktur organisasi RS. Paru dr. H.A. Rotinsulu sebagai berikut :

DIREKTUR KEUANGAN & ADM UMUM DIREKTUR MEDIK &

KEPERAWATAN SATUAN PEMERISKAAN INTERN KOMITE MEDIK DEWAN PENGAWAS DIREKTUR UTAMA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL STAF FUNGSIONAL

1. INST. ADM. PASIEN 2. INST. VERIFIKASI ASKES 3. INST. PKMRS 4. INST. PSRS 5. INST. KESLING 6. INST. SI. RS 7. INST. PEM. JENAZAH 1.INST. RAWAT JALAN

2.INST. RAWAT INAP 3.INST. RAWAT DARURAT 4.INST. RAWAT INTENSIF 5.INST. LAB

6.INST. RADIOLOGI 7.INST. FARMASI 8.INST. REHAB MEDIK 9.INST. GIZI 10. INST. BEDAH 11. INST.REKAM MEDIK 12. INST. PEND. LATIHAN 13. INST. PENEL. PENGEM. STAF FUNGSIONAL KA. SUBBAG TUMAH TANGGA DAN PERLENGKAPAN KA. SUBBAG TATA

USAHA DAN KEPEGAWAIAN KA. BAGIAN ADM

UMUM

KA. SUBBAG MOBILISASI

DANA KA. SUBBAG PERBENDAHARAA N DAN AKUNTANSI KA. SUBBAG PROGRAM DAN ANGGARAN KA. BAGIAN KEUANGAN SEKSI PELAYANAN KEPERAWATAN RAWAT INAP KA. SEKSI PEKAYANAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN

KA. SEKSI PENDIDIKAN & PENELITIAN

KA. BIDANG KEPERAWATAN

KA. SEKSI PENUNJANG MEDIK KA. SEKSI PELAYANAN MEDIK KA. BIDANG MEDIK

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RS. Paru dr. H.A. Rotinsulu


(14)

2.3. Deskripsi Jabatan

Sub Bagian Mobilisasi Dana

1. Nama Jabatan : Kepala Subbagian Mobilisasi Dana

2. Unit Organisasi : Bagian Keuangan Subbagian Mobilisasi Dana 3. Tugas Pokok :

Melakukan penyiapan kegiatan mobilisasi dana. 4. Hasil Kerja :

a. Data dan Informasi Rancangan awal Rencana Strategis Rumah Sakit dalam lingkup pelayanan Mobilisasi Dana.

b. Data dan informasi rancangan awal kebijakan rumah sakit dalam lingkup pelayanan mobilisasi dana.

c. Data dan informasi rancangan awal Standar Operating Procedure (SOP) dalam lingkup pelayanan mobilisasi dana.

d. Data dan informasi rancangan awal usulan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam lingkup pelayanan mobilisasi dana.

e. Data dan informasi rancangan awal kebijakan bagian keuangan.

f. Hasil koordinasi, hasil evaluasi, dan laporan pelaksanaan kegiatan pelayanan mobilisasi dana berupa pengajuan klaim asuransi/tanggungan perusahaan, pengelolaan piutang, tagihan piutang, usulan penghapusan piutang rumah sakit, rincian biaya perawatan pasien, pengelolaan data dan informasi keputusan pembebasan biaya pasien.

g. Data dan informasi rancangan awal SIM pelayanan di Sub Bagian Mobilisasi Dana.


(15)

h. Laporan pelaksanaan tugas kedinasan lainnya. 5. Uraian Tugas :

a. Merumuskan usulan bahan rancangan awal RBA dalam lingkungan Subbag mobilisasi dana.

b. Merumuskan usulan rencana pelaksanaan kegiatan Subbag mobilisasi dana.

c. Membuat rincian biaya perawatan pasien.

d. Merumuskan usulan rancangan pengajuan klaim asuransi/tanggungan perusahaan.

e. Merumuskan bahan rancangan awal pengelolaan piutang, tagihan piutang dan usulan penghapusan piutang pasien RS.

f. Merumuskan usulan bahan rancangan awal laporan pendapatan dan laporan penerimaan RS.

g. Menyiapkan bahan rancangan awal keputusan pembebasan biaya pasien. h. Menyiapkan bahan rancangan awal SOP keuangan RS dibidang mobilisasi

dana.

i. Merumuskan usulan laporan pelaksanaan kegiatan secara berkala Subbag mobilisasi dana.

j. Menyiapkan bahan rancangan awal SPM RS dibidang mobilisasi dana. k. Membuat laporan pelaksanaan tugas kedinasan lainnya.


(16)

Bagian Administrasi Umum

1. Nama Jabatan : Kepala Bagian Administrasi Umum

2. Unit Organisasi : Bagian Keuangan dan Administrasi Umum 3. Tugas Pokok :

Melaksanakan urusan ketatausahaan dan kepegawaian serta kerumahtanggaan dan perlengkapan.

4. Fungsi

a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, pelaporan, hukum, organisasi dan hubungan masyarakat.

b. Pelaksanaan urusan kepegawaian.

c. Pelaksanaan urusan kerumahtanggan dan perlengkapan. 5. Hasil Kerja :

a. Rancangan awal rencana strategis rumah sakit dalam lingkup bagian administrasi umum.

b. Rancangan awal laporan akuntabilitas instansi pemerintah. c. Rancangan awal rencana tahunan rumah sakit.

d. Rancangan awal kebijakan dalam lingkup bagian administrasi umum. e. Rancangan awal usulan standar pelayanan minimal rumah sakit dalam

lingkup bagian administrasi umum.

f. Bahan koordinasi dalam pengelolaan urusan ketatausahaan dan kepegawaian serta kerumahtanggaan dan perlengkapan.

g. Rancangan awal usulan kebutuhan sumber daya manusia di lingkungan rumah sakit.


(17)

h. Rancangan awal usulan pengembangan karier dan pendayagunaan sumber daya manusia rumah sakit.

i. Rancangan awal usulan pembinaan, dan mutasi pegawai rumah sakit. 6. Uraian Tugas :

a. Menyusun rencana bisnis dan anggaran rumah sakit dalam lingkup pelayanan keuangan dan administrasi umum.

b. Menyusun rancangan kebijakan dalam lingkup pelayanan keuangan dan administrasi umum.

c. Menyiapkan data rancangan SOP dalam lingkup pelayanan keuangan dan administrasi umum.

d. Menyusun rancangan laporan keuangan rumah sakit.

e. Mengendalikan, mengawasi, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan keuangan dan administrasi umum.

f. Merumuskan rancangan usulan penyesuaian tarif pelayanan rumah sakit dengan cara menganalisis rancangan usulan anggaran yang telah disusun oleh para kepala bagian di lingkungan Wadir Keuangan dan Administrasi Umum.


(18)

2.4. Aspek Kegiatan Perusahaan

Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu menyediakan Pelayanan Medis, Pelayanan Penunjang Medis & Non Medis, Pelayanan Asuhan Keperawatan, Pelayanan Admnistrasi Umum & Keuangan, Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan serta sebagai pusat Rujukan Paru.

1. Pelayanan Medis

Pelayanan Medis di Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu terdiri dari Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Darurat dan Rawat Inap.

a. Pelayanan Rawat Jalan

Rawat Jalan melaksanakan kegiatan pelayanan Poli Umum, Poli TB Paru, Poli Asma / PPOK, Poli Paru, Poli Anak, Poli Gigi dan Poli Eksekutif.

b. Pelayanan Rawat Darurat

Pelayanan Rawat Darurat di Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu diutamakan pelayanan kedaruratan paru selama 24 jam.

c. Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan Rawat Inap diselenggarakan pada ruangan-ruangan perawatan dengan tingkatan kelas perawatan. Kapasitas tempat tidur yang tersedia sekarang sebanyak 100 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :


(19)

Tabel 2. 1

Kapasitas Tempat Tidur

No Kelas Ruangan Jumlah TT

1 VIP /Utama Ruang Anggrek 8

2 Kelas I Ruang Flamboyan 4

3 Kelas II (Dewasa) Ruang Melati dan Flamboyan 26

4 Kelas II (Anak) Ruang Flamboyan 4

5 Kelas III Ruang Dahlia/Mawar 51

6 ICU/IPI Ruang Nusa Indah 6

7 Ruang Isolasi Biasa 1

Jumlah 100

2. Pelayanan Penunjang Medik

Pelayanan Penunjang Medik di Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu terdiri dari :

o Laboratorium o Radiologi o Rehab Medik o DEM

o TMT o Farmasi


(20)

Terdiri dari pelayanan Rekam Medis, Gizi, Laundry, Incenerator, IPAL, dan Ambulance.

4. Pelayanan Keperawatan

Pelayanan Keperawatan dilaksanakan setiap ruang yang berada dibawah koordinasi Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan dan Kepala Bidang Keperawatan.

Tugas Pelayanan Keperawatan adalah : memberikan Asuhan Keperawatan yang bermutu dengan menggunakan Standar Asuhan Keperawatan Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu dengan pendekatan proses Keperawatan disertai dengan Pendekatan Etik Keperawatan.

5. Pelayanan Administrasi Umum

Pelayanan Administrasi Umum antara lain :

o Pelayanan Tata Usaha dan Kepegawaian o Pelayanan Rumah Tangga dan Perlengkapan o Pelayanan Perbendaharaan dan Akuntansi o Pelayanan Program dan Anggaran

o Pelayanan Mobilisasi Dana 6. Penyelenggaraan Kependidikan

Sesuai dengan fungsi Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu Bandung untuk menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian, maka di Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu dibentuk Seksi Diklit dan Pelatihan untuk bersama-sama dengan bidang Institusi pendidikan lainnya


(21)

yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan serta penelitian mengadakan kerjasama riset khususnya mengenai penanganan penyakit paru.

Dalam hal pendidikan Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu telah mengadakan kerjasama dengan Institusi-institusi, antara lain :

1. Fakultas Kedokteran Universitas MARANATA dan UNPAD 2. Politeknik Kesehatan KESLING Bandung

3. Politeknik PIKSI GANESHA 4. Akademi Keperawatan Sumedang 5. Akademi Keperawatan AURI 6. AMPRS Jakarta

7. Akademi Perekam Medis Kesehatan Bandung

7. Pelayanan Rujukan

Sebagai rumah sakit rujukan, Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu menerima rujukan dari Dokter, Rumah Sakit, Puskesmas dan Balai Pengobatan.


(22)

22

3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 19 Juli 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung, dan penulis ditempatkan di bagian keuangan.

Bidang-bidang yang dikerjakan selama melaksanakan Kerja Praktek diharapkan dapat membantu dan mendukung proses kegiatan rumah sakit terutama kegiatan di subbagian mobilisasi dana. Kegiatan subbagian Mobilisasi Dana ini meliputi membuat rincian biaya pasien, pengajuan klaim asuransi, pengelolaan piutang, tagihan piutang, usulan penghapusan piutang rumah sakit, dan pelaksanaan tugas kedinasan lainnya.

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis selama melaksanakan Kerja Praktek di Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung adalah membantu kegiatan dari karyawan.

Adapun kegiatan rutin yang dilakukan oleh penulis antara lain:

1. Membuat format baru untuk rekap pendapatan Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Kas Umum, dan Farmasi.


(23)

Pembuatan format baru ini dibuat dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Hal ini dilakukan karena format sebelumnya terlalu banyak sheet yang dipakai sehingga menyulitkan dalam mengakumulasikan data dari awal hingga akhir bulan.

Format file rekap pendapatan memiliki beberapa unsur yang menjadi bahan dasar dalam pembuatan Laporan Realisasi PNBP dan Laporan Prognosa. Unsur-unsur tersebut adalah jumlah pendapatan tunai per hari, jumlah pendapatan askes per hari, dan total pendapatan per hari.

Format sebelumnya memunculkan rekapan harian untuk satu sheet kemudian setelah adanya perubahan, pengefesienan dilakukan dengan mengkonversi seluruh data rekapan menjadi data satu bulan untuk satu sheet dengan menggunakan metode data outline group, sehingga data rekapan per hari dapat disembunyikan dan hanya memunculkan data yang diperlukan saja dalam pembuatan laporan Realisasi PNBP dan Laporan Prognosa.

2. Merekap pendapatan harian Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, kas umum, dan Farmasi.

Data pendapatan Rumah Sakit di rekap setiap hari oleh Sub Bagian Mobilisasi Dana. Perekapan dilakukan secara manual yang diinpui kedalam komputer melalui keyboard. Sub bagian Mobilisasi Dana melakukan penginputan data pendapatan dua kali setiap hari sesuai dengan shift kerja bagian Administrasi Umum. Data yang telah diinput diberikan


(24)

kepada bendahara penerima untuk dibandingkan dengan real cash yang ada di bendahara umum untuk dicocokkan.

3. Membuat Prosedur Tetap Subbagian Mobilisasi Dana, baik cash basis maupun accrual basis.

Prosedur tetap dibuat untuk membuat alur kerja yang harus dikerjakan oleh Sub bagian Mobilisasi Dana dalam setiap kegiatannya. Hal ini berguna agar dalam setiap kegiatan yang dilakukan tidak keluar dari tujuan kegiatan tersebut. Prosedur tetap yang dibuat antara lain: Prosedur tetap pembayaran pelayanan pasien rawat jalan tunai, prosedur tetap pembayaran uang muka/ DP (Down Payment) pasien, dan lainnya.

4. Membuat laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Laporan Realisasi PNBP digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA). Laporan Realisasi PNBP dibuat dalam aplikasi Microsoft Excel. Laporan ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai pencapaian target pendapatan tahunan Rumah Sakit.

5. Pencatatan data piutang pasien baik perorangan maupun perusahaan.

Pencatatan data piutang dilakukan dalam aplikasi Microsoft Excel, setiap sheet nya dibedakan berdasarkan pihak yang melakukan piutang kepada Rumah Sakit. sheet piutang pasien perorangan berisi mengenai nama pasien, kelas ruangan, tanggal masuk dan tanggal pulang, jumlah biaya, cicilan 1-5, dan sisa piutang.


(25)

Pasien perorangan diberi tenggat selama 6 bulan setelah tanggal pulang untuk melakukan cicilan sampai lunas selama lima kali, apabila pasien belum melunasi setelah bulan ke-6 maka pihak Rumah Sakit akan melakukan penagihan sebanyak tiga kali dengan waktu penagihan yang ditentukan oleh pihak Rumah Sakit.

3.3. Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1. Data dan Informasi Rancangan awal Rencana Bisnis dan Anggaran dan laporan keuangan Rumah Sakit

Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu menyediakan pelayanan medis yang menjadi sumber pendapatan bagi rumah sakit. Pelayanan tersebut antara lain Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Darurat, dan Pelayanan Rawat Inap. Sumber pendapatan rumah sakit lainnya diluar pelayanan adalah pendapatan farmasi dan pendapatan kas umum. Pencatatan pendapatan dari pelayanan di rumah sakit dilakukan secara rutin setiap harinya oleh sub bagian mobilisasi dana yang pada setiap bulannya akan diakumulasikan sebagai bahan dasar laporan keuangan dan rancangan awal Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA).

Format Pencatatan pelayanan medis dibagi menjadi 2 jenis pembayaran yaitu, pembayaran secara tunai dan pembayaran secara piutang (ASKES). Adapun prosedur pencatatan pendapatan cash maupun piutang pasien sebagai berikut:


(26)

1. Pasien mengisi formulir pendaftaran dan melakukan pendaftaran ke kasir.

2. Pihak kasir mencatat pendapatan dari pendaftaran kedalam komputer dan mencetak bukti pendaftaran dan memberikan bukti ke pendaftaran ke pasien.

3. Pasien memberikan bukti pelayanan atas pengobatan yang telah dilakukan kepada kasir, dan melakukan pembayaran biaya pendaftaran dan biaya pelayanan.

4. Kasir mencatat pembayaran ke dalam koputer, dan mencetak data admin pasien. Dan memberikan data admin pasien dan bukti pendaftaran kepada sub bagian mobilisasi dana.

5. Mobilisasi dana melakukan penginputan data bukti pendapatan dari kasir ke dalam komputer sebagai bahan dasar rancangan awal Rencana Bisnis dan Anggaran.

Flowchart pencatatan pendapatan cash maupun piutang pasien sebagai berikut:


(27)

Tabel 3. 1

Flowchart pencatatan pendapatan cash maupun piutang pasien

Pasien Kasir Mobilisasi Dana

awal

Formulir pendaftaran

Keterangan:

# : input data ke dalam komputer P : validasi data

Formulir pendaftaran

#

Bukti pendaftaran Bukti

pendaftaran

Melakukan pengobatan

Bukti pelayanan

Bukti pelayanan

#

Bukti pelayanan & pe ndaftaran


(28)

Sumber pendapatan lain, selain pelayanan medis yaitu pendapatan farmasi. Pendapatan farmasi ini berasal dari pendapatan hasil penjualan obat-obatan di dalam rumah sakit. Pendapatan farmasi ini dalam pengakuan pendapatannya hanya melalui pengklaiman obat-obat kepada PT. ASKES dan dijadikan sebagai piutang asuransi/perusahaan. Subbag mobilisasi dana dan bendahara penerima akan berkoordinasi untuk dicatat sebagai dasar laporan keuangan apabila perusahaan/asuransi yang berkaitan telah melakukan pembayaran. Proses tersebut dapat dijabarkan dalam alur klaim obat-obatan askes sosial di bawah ini:

Gambar 3. 1 Alur klaim obat askes

insta la si fa rma si mela kukan pemberkasan dan perhitunga n penga juan kla im oba t2a n askes sosia l

insta la si fa rma si menga jukan permohonan kla im oba t2an kepada PT. Askes mela lui sub. ba gia n mobilisa si da na

sub ba gia n mobilisa si da na da n a kuntansi menca tat penga juan kla im tersebut seba ga i piuta ng a sura nsi/perusa haan

setela h penga jua n kla im dita ndatangani oleh dirut ma ka subbag mobdan menya mpaikan ke a sura nsi/perusahaan terka it untuk dila kukan proses pemba yaran

subba g mobda n memantau da n memastika n seca ra berkela njutan proses pemba yra n oleh piha k a sura nsi/perusahaan

setela h dila kuka n pemba yara n subbag mobdan meminta bukti pembayaran kepada piha k a sura nsi/perusa haan kemudia n mela kukan koordina si denga n benda hara


(29)

Semua sumber pendapatan pelayanan rumah sakit baik medis maupun non-medis direkapitulasikan berdasarkan jenis pelayanannya pada setiap akhir bulan. Data tersebut kemudian dijadikan sebagai laporan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahunan. Laporan tersebut digunakan sebagai tolak ukur pencapaian target pendapatan rumah sakit per tahun dengan pembanding hasil laporan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahun sebelumnya. Pelaporan lainnya yang diolah dari data tersebut adalah laporan prognosa.

Laporan Prognosa merupakan perkiraan pencapaian pendapatan selama satu tahun berdasarkan penghitungan rata-rata pendapatan per bulan dari pendapatan yang telah diterima pada saat itu. laporan ini menjelaskan gambaran mengenai perkiraan pendapatan yang akan diperoleh pada akhir tahun, data ini akan digunakan sebagai bahan dasar pelaporan Rencana Bisnis dan Anggaran pada tahun yang akan datang.


(30)

30

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis jabarkan melalui laporan kerja praktek ini, maka penulis mencoba mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses rancangan awal Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu terbilang berjalan dilakukan di

dengan lambat, menurut penulis hal ini diakibatkan oleh koordinasi antara sub bagian di bidang keuangan tidak berjalan serasi, dan terjadi kepincangan pada salah satu sub bagian.

2. Proses pengaplikasian alur penerimaan pendapatan pelayanan medis dan non-medis Rumah Sakit kepada kegiatan di sub bagian mobilisasi dana sudah berjalan sesuai dengan prosedur, tetapi masih terdapat masalah dalam pengrekapan pendapatan. Hal ini dikarenakan oleh format yang digunakan masih belum sesuai dengan tujuan dari program tersebut.

3. Prosedur pembuatan laporan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dicerminkan dengan kesesuaian data pada laporan realisasi PNBP dengan real cash yang berada di bendahara penerima.


(31)

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis utarakan di atas, maka penulis menyarankan agar :

1. Penggunaan tenaga kerja ahli pada sub bagian di bidang keuangan. Hal ini akan mempercepat proses operasional pada setiap sub bagiannya dan mengefektifkan waktu yang digunakan dalam mengerjakan suatu kegiatan. Selain dari segi sumber daya manusianya terdapat kekurangan dalam segi sistem informasi yang digunakan.

2. Sistem Informasi yang digunakan di Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu tidak tepat secara fungsional. Jenis pelayanan yang bermacam-macam diharuskan menggunakan software buatan / khusus agar pengklasifikasian dan perekapan data lebih mudah untuk divalidasi.


(32)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh Jenjang SI

Program Studi Manajemen

Oleh:

Nama

: Nurjanah

NIM

: 21207117

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(33)

ii

penulis dapat menyelesaikan Laporan kerja praktek dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis mendapat dukungan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril ataupun material, sehingga laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia. Prof. Dr. Hj. Umi Narimmawati, SE., M.Si.

2. Ibu selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Bapak Dr. H. Edi Sampurno, Sp.P., MM. selaku Direktur Utama RS Paru dr. HA. Rotinsulu Bandung, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek di RS. Paru dr. HA. Rotinsulu.

4. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Ence Ihlasuyandi, SKM., M.Kes. selaku Pembimbing kerja praktek di RS Paru dr. HA. Rotinsulu Bandung yang telah banyak mengarahkan penulis dalam pelaksanaan kerja praktek.

6. Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si selaku dosen pembimbing kerja praktek, atas nasehat, bimbingan, bantuan, dan dukungan selama melaksanakan kerja praktek kepada penulis.


(34)

iii

8. Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuanganku di Mn-3 Universitas Komputer Indonesia yang selalu mendukung dan mendoakan penulis selama melaksanakan kerja praktek di RS Paru dr. HA. Rotinsulu Bandung.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu sekiranya dapat dimaklumi apabila ada kesalahan penulisan, penempatan, ataupun kesalahan-kesalahan lainnya. Penulis menerima dengan terbuka saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca.

Bandung, November 2010


(1)

29

Semua sumber pendapatan pelayanan rumah sakit baik medis maupun

non-medis direkapitulasikan berdasarkan jenis pelayanannya pada setiap akhir

bulan. Data tersebut kemudian dijadikan sebagai laporan realisasi Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) tahunan. Laporan tersebut digunakan sebagai tolak

ukur pencapaian target pendapatan rumah sakit per tahun dengan pembanding

hasil laporan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahun sebelumnya. Pelaporan

lainnya yang diolah dari data tersebut adalah laporan prognosa.

Laporan Prognosa merupakan perkiraan pencapaian pendapatan selama

satu tahun berdasarkan penghitungan rata-rata pendapatan per bulan dari

pendapatan yang telah diterima pada saat itu. laporan ini menjelaskan gambaran

mengenai perkiraan pendapatan yang akan diperoleh pada akhir tahun, data ini

akan digunakan sebagai bahan dasar pelaporan Rencana Bisnis dan Anggaran


(2)

30

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis jabarkan melalui laporan kerja

praktek ini, maka penulis mencoba mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses rancangan awal Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang

Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu terbilang berjalan dilakukan di

dengan lambat, menurut penulis hal ini diakibatkan oleh koordinasi antara

sub bagian di bidang keuangan tidak berjalan serasi, dan terjadi

kepincangan pada salah satu sub bagian.

2. Proses pengaplikasian alur penerimaan pendapatan pelayanan medis dan

non-medis Rumah Sakit kepada kegiatan di sub bagian mobilisasi dana

sudah berjalan sesuai dengan prosedur, tetapi masih terdapat masalah

dalam pengrekapan pendapatan. Hal ini dikarenakan oleh format yang

digunakan masih belum sesuai dengan tujuan dari program tersebut.

3. Prosedur pembuatan laporan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dicerminkan dengan

kesesuaian data pada laporan realisasi PNBP dengan real cash yang


(3)

31

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis utarakan di atas, maka penulis

menyarankan agar :

1. Penggunaan tenaga kerja ahli pada sub bagian di bidang keuangan. Hal ini

akan mempercepat proses operasional pada setiap sub bagiannya dan

mengefektifkan waktu yang digunakan dalam mengerjakan suatu kegiatan.

Selain dari segi sumber daya manusianya terdapat kekurangan dalam segi

sistem informasi yang digunakan.

2. Sistem Informasi yang digunakan di Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu

tidak tepat secara fungsional. Jenis pelayanan yang bermacam-macam

diharuskan menggunakan software buatan / khusus agar pengklasifikasian


(4)

PROSEDUR PENCATATAN PENDAPATAN PELAYANAN

MEDIS DAN NON-MEDIS PADA

RS.

PARU DR. H.A ROTINSULU

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh Jenjang SI

Program Studi Manajemen

Oleh:

Nama

: Nurjanah

NIM

: 21207117

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan Laporan kerja praktek dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis mendapat dukungan dari

berbagai pihak baik dalam bentuk moril ataupun material, sehingga laporan kerja praktek ini

dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

Prof. Dr. Hj. Umi Narimmawati, SE., M.Si.

2. Ibu selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Bapak Dr. H. Edi Sampurno, Sp.P., MM. selaku Direktur Utama RS Paru dr. HA. Rotinsulu

Bandung, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek

di RS. Paru dr. HA. Rotinsulu.

4. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

5. Bapak Ence Ihlasuyandi, SKM., M.Kes. selaku Pembimbing kerja praktek di RS Paru dr.

HA. Rotinsulu Bandung yang telah banyak mengarahkan penulis dalam pelaksanaan kerja

praktek.

6. Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si selaku dosen pembimbing kerja praktek, atas nasehat,


(6)

iii

7. Orangtuaku tercinta dan keluargaku yang selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat

selama penulis melaksanakan kerja praktek sampai penyusunan laporan kerja praktek ini.

8. Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuanganku di Mn-3 Universitas Komputer

Indonesia yang selalu mendukung dan mendoakan penulis selama melaksanakan kerja

praktek di RS Paru dr. HA. Rotinsulu Bandung.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis sadari bahwa laporan ini masih

jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu sekiranya dapat dimaklumi apabila ada kesalahan

penulisan, penempatan, ataupun kesalahan-kesalahan lainnya. Penulis menerima dengan terbuka

saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca.

Bandung, November 2010