Proses Organosolv Landasan Teori

Jurusan Teknik kimia UPN ”Veteran” Jawa Timur | 15 yang memiliki struktur serupa akan saling melarutkan satu sama lain dalam segala perbandingan. Serta perbedaan kepolaran antara zat terlarut dan zat pelarut pengaruhnya cukup besar dalam hal kelarutan. Pelarut – pelarut yang cocok untuk lignin analitik adalah pelarut dioksana, dimetilsulfoksida DMSO, formamida, dimetilformamida DMF, tetrahidrofuran THF, piridin, dikloroetana, lignin alkali KOH atau NaOH, asetil bromide dalam asam asetat dan heksafluoropropanol Fengel dkk, 1984. Sumber: Vivi, 2010

II.3.3. Proses Organosolv

Pembuatan pulp menggunakan proses sulfat telah lama dikenal dan masih dipergunakan sampai sekarang dan delignifikasi yang terjadi kurang sempurna, karena masih adanya ikatan lignin yang tidak dapat diputuskan sehingga tidak dapat larut dalam lindi hitam. Hasil pulp relatif baik daya tariknya, tetapi warna kurang baik sehingga sulit untuk diputihkan Austin G. 1988. Pembuatan pulp dengan proses soda menghasilkan pulp dengan kualitas rendah karena proses delignifikasinya tidak sempurna. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut ialah penambahan pelarut organik berupa Alkohol, yang disebut dengan proses organosolv. Proses ini didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen utama bahan baku pulp, dimana lignin larut dalam pelarut organik dan karbohidrat larut dalam air, sedangkan sellulosa tidak larut dalam keduanya. Sehingga dengan penambahan pelarut organik dan air, sellulosa dapat dipisahkan dari komponen lainnya. Penggunaan pelarut Organik dimaksudkan untuk mengurangi tegangan permukaan dalam larutan pemasak dan pada suhu tinggi mempercepat penetrasi ke dalam. Proses organosolv adalah proses pemisahan serat dengan menggunakan bahan kimia organik seperti misalnya metanol, etanol, aseton, asam asetat, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jurusan Teknik kimia UPN ”Veteran” Jawa Timur | 16 dan lain-lain. Proses ini telah terbukti memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan sangat efisien dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Dengan menggunakan proses organosolv diharapkan permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas akan dapat diatasi. Hal ini karena proses organosolv memberikan beberapa keuntungan, antara lain yaitu rendemen pulp yang dihasilkan tinggi, daur ulang lindi hitam dapat dilakukan dengan mudah, tidak menggunakan unsur sulfur sehingga lebih aman terhadap lingkungan, karena menghasilkan limbah yang bersifat ramah lingkungan. Penelitian mengenai penggunaan bahan kimia organik sebagai bahan pemasak dalam proses pulping sebenarnya telah lama dilakukan. Ada berbagai macam jenis proses organosolv, namun yang telah berkembang pesat pada saat ini adalah proses alcell alcohol cellulose yaitu proses pulping dengan menggunakan bahan kimia pemasak alkohol, proses acetocell menggunakan asam asetat, dan proses organocell menggunakan metanol. Proses alcell telah memasuki tahap pabrik percontohan di beberapa negara misalnya di Kanada dan Amerika Serikat, sedangkan proses acetocell mulai diterapkan dalam beberapa pabrik di Jerman pada tahun 1990-an. Proses alcell yang telah beroperasi dalam skala pabrik di New Brunswick Kanada terbukti mampu manghasilkan pulp dengan kekuatan setara pulp kraft, rendemen tinggi, dan sifat pendauran bahan kimia yang sangat baik. Seorang peneliti, Sri Hidayati, S.T.P., M.P. Lembaga penelitian Unila telah meneliti Ampas tebu limbah lignoselulosa yang dihasilkan oleh pabrik gula, dengan proses Acetocell, menggunakan suhu pemasakan 160°C diperoleh pada perlakuan dengan konsentrasi larutan pemasak asam asetat 80 vv dan rasio larutan pemasak : ampas tebu, 8:1 dengan rendemen 57,36, kadar selulosa 59,23, hemiselulosa 15,68, kadar lignin 19,74 dan bilangan kappa 26,63. http:pembuatanpulpacetocellunila.blogspot.com200906mempelajari- pembuatan-pulp-acetocell.html. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jurusan Teknik kimia UPN ”Veteran” Jawa Timur | 17 Artati, Enny kriswiyanti ST. ,Penelitian ini mempelajari tentang proses organosolv pada delignifikasi enceng gondok menggunakan 2 pelarut etanol dan asam asetat. Pada penelitian ini, Batang enceng gondok dilakukan pengadukan dengan kecepatan 900 rpm. Perbandingan berat sampel dan volume larutan pemasak 1gram : 10 ml. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kondisi optimum proses delignifikasi dengan menggunakan larutan pemasak etanol 40 pada pH larutan 2 dan waktu pemasakan 2 jam dengan kadar selulosa 69 , untuk larutan pemasak asam asetat 50 pada penambahan katalis 20 ml dan waktu pemasakan juga 2 jam dan kadar selulosa 50. http:sirine.uns.ac.idpenelitian.php?act=detailidp=347judul=Delignifika si20Enceng20Gondok20dengan20Proses20Organosolv. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah: 1. Jenis pelarut Jenis pelarut mempengaruhi senyawa yang tersekstrak, jumlah solute yang terekstrak dan kecepatan ekstraksi. Pembuatan pektin menggunakan perbandingan variabel pelarut asam sitrat didapat perbandingan pelarut 1:12 dengan waktu 250 menit dengan hasil terbaik pektin 84 Putra dkk,2011 2. Temperatur Secara umum, kenaikan temperatur akan meningkatkan jumlah zat terlarut ke dalam pelarut. Temperatur pada proses ekstraksi memang terbatas hingga suhu titik didih pelarut yang digunakan, Metanol mempunyai titik didih 70 o C. Heradew, 2007 3. Volume pelarut dan bahan baku Jika volume pelarut bahan baku besar maka akan memperbesar pula jumlah senyawa yang terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat. Dengan volume 300 ml. Indah Ashofa, 2005 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jurusan Teknik kimia UPN ”Veteran” Jawa Timur | 18 4. Ukuran partikel Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel bahan baku semakin kecil. Dalam arti lain, rendemen ekstrak akan semakin besar bila ukuran partikel semakin kecil. Ukuran bahan tersebut berkisar 100-200 mesh Agra, 1970 5. Konsentrasi pelarut. Dengan penambahan pelarut basa Metanol lebih dari 40 menyebabkan rendemen dan tingkat kemurnian isolate lignin semakin kecil karena adanya degradasi komponen non lignin dan reaksi kondensasi yang berlebihan. Heradewi.2007 6. Waktu ekstraksi Bila waktu terlalu lama maka bahan baku yang terlarut semakin bertambah besar. Range : 2-5 jam.http:majarimagazine.om200903ekstraksi

II.3.4. Pengasaman Pengendapan