PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN GROWTH TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(1)

GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2014)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LEVERAGE AND GROWTH TO DIVIDEND PAYOUT RATIO COMPANIES WITH GOOD CORPORATE

GOVERNANCE AS INTERVENING VARIABLE

(The Empirical Study On Non Financial Companies In Indonesia Stock Exchange 2008-2014)

Disusun Oleh : Nunu Nurul Hotimah

20130410355

FAKULTAS EKONOMI DAN BAHASA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

i

INTERVENING

(Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun (2008-2014)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LEVERAGE AND GROWTH TO DIVIDEND PAYOUT RATIO WITH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

AS INTERVENING VARIABLE

(The Empirical Study On Non Financial Companies In Indonesia Stock Exchange (2008-2014)

SKRISPI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bahasa Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Nunu Nurul Hotimah

20130410355

FAKULTAS EKONOMI DAN BAHASA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

Dengan ini saya,

Nama : Nunu Nurul Hotimah

Nomor Mahasiswa : 20130410355

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN GROWTH TERHADAP

DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING” tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 25 November 2016


(4)

iii

Succes Is Not Measured By Wealth, Succes Is An Achievement

That We Want

(Anonymous)

Nikmati Proesesnya, Syukuri Hasilnya

(Aa Gym)

Bahwa Tiada Orang Dapatkan, Kecuali Yang Ia Usahakan, Dan

Bahwa Usahanya Akan Terlihat Nantinya

(Q.S An-Najm 39)

Orang Yang Tidak Akan Pernah Terkalahkan Adalah Orang Yang

Tidak Pernah Putus Asa

(Apip Saripuloh)

Make A Dream, Believe Your Dream And Your Dreams Will Be

Comes True

(Nunu Nurul K)

Berlarilah Ketika Yang Lain Berjalan, Berjalanlah Ketika Yang

Lain Tertidur


(5)

iv

Kalau kau sibuk berteori saja, kapan kau sempat mempraktekan teori? Kalau kau sibuk menikmati praktek teori saja

kapan kau memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk mencari penghidupan saja, kapan kau sempat menikmati hidup?

Kalau kau sibuk menikmati hidup saja, kapan kau hidup?

kalau kau sibuk pamer kepintaran saja, kapan kau sempat membuktkan kepintaranmu?

Kalau kau sibuk mencela orang lain saja, kapan kau sempat membuktikan cela-celanya?

Kalau kau sibuk cela-cela orang saja kapan kau menyadari celamu sendiri?


(6)

v

Mimih tercinta dan terhebat untuk setiap sujudmu, do’amu,

disetiap hembusan nafasmu

Bapak yang tak pernah kurasakan sentuhan tangan kasih

sayangnya, semoga bahagia di surga pak

Ceu2 dan Mas Heri, kaka yang super hebat dalam

membesarkan adik-adiknya, terimakasih telah membuat mimpi

Nunu menjadi kenyataan

Akang, Aa, Teteh, A Yana, A Kiki, kakak-kaka terhebat,

terimakasih atas dukungan dan support kalian mungkin mimpi

nunu tak akan seindah ini

ponakan-ponakan terkasih Kaka Oel, Ade Lita, Aa Ecel,

Yayang, Ante Unu sayang kalian :*


(7)

vi

1. My great Allah s.w.t

2. My love Mimih

3. My hero Mas heri and ceu2,

4. Akang, aa, teteh, a kiki, a yana for being my supporting team

5. My nephew kaka oel, adek lita, aa axel, yayang fazry for your smile

and laughter

6. Aldino ivanda wiwoho my best partner, thanks for all u’re love,

patience, affection, support, time etc, I hope u will be my future

7. Mela andriani my best partner in crime, finally our dreams come

true, thanks girl for everything and for being my best friend until now

8. My ukhtiku, upin dwi lestari, neni apriyanti, maylinda dalu suraya

thanks girl for making my live more colorful, thank’s for being my

best friend until now. I love u for ever, u know !

9. Thanks for tante tanti, om mul, kung, uti, etc, for being my second

family in jogja

10. Laksiters, abang niut, mbak nurming, mbak wiwin, mbak lintut,

anggoy, dima, mboke, ani, mbak mey, vika, ika, cening, thanks for make me being crazy girl, love u all :*

11. Suwarto’s girls, qya, mamak lael, nyai susan, mbak wiwik, mbak

i

pon,

mbak yinah thanks for being my partner in live for month

12. Kkn 49 hey you’re amazing, see u on top, please don’t forget uno

games :D

13. Manajemen I, thank you has been my the first friends in jogja and

thanks giving me many valuable lessons I will never forget it :) 14. Thanks to all friends who have given a lot of color in my life,

which can’t be mentioned one by one, I a

pp

reciate it, see u on top


(8)

vii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vi

ABSTACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 5

D. Manfaat ... 6

1. Manfaat teoritis ... 6

2. Manfaat praktek ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Kebijakan dividen ... 7

2. Kinerja keuangan ... 12

3. Good Corporate Governance ... 18

B. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Kajian Empiris ... 25

C. Model Penelitian ... 30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Subyek penelitian ... 31

B. Jenis data ... 31

C. Teknik pengambilan sampel ... 31


(9)

viii

2. Variabel independen ... 32

3. Variabel intervening ... 33

G. Analisis dan Hipotesis Data ... 34

BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL ... 42

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42

B. Statistik Deskriptif ... 43

C. Uji Regresi Berganda ... 44

D. Uji Kualitas Data ... 48

D. Uji Hipotesis ... 52

E. Pembahasan ... 60

BAB III. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Keterbatasan ... 68

C. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(10)

ix

4.1. Gambaran Umum Sampel ... 43

4.2. Statistik Deskriptif ... 43

4.3. Hasil Perhitungan Regresi Ke 1 ... 42

4.4. Hasil Perhitungan Regresi Ke 2 ... 45

4.5. Hasil Uji Normalitas ... 48

4.6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 49

4.7. Hasil Uji Autokorelasi ... 50

4.8. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 51

4.9. Hasil Perhitungan Regresi Ke 1Setelah Uji Asumsi Klasik... 52

4.10. Hasil Perhitungan Regresi Ke 2 Setelah Uji Asumsi Klasik ... 53

4.11.Hasil Perbandingan Koefisien Variabel Intervening ... 58


(11)

x

2.1. Model Penelitian ... 30 3.1. Diagram Jalur ... 40 4.1. Hasil Diagram Jalur ... 66


(12)

(13)

vii

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Growth terhadap Dividend Payout Ratio dengan Corporate Governanace sebagai Variabel Intervening pada perusahaan Non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak periode 2008-2014. Subjek penelitian ini adalah perusahaan yang dirangking oleh Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun 2008-2014 yang mempublikasikan laporan keuangan di 31 Desember. Sampel penelitian ini adalah 40 sampel yang dipilih dengan purposive sampling method. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan Uji Asumsi Klasik, Regresi Berganda dan Analisis Jalur (Path Analysis) dengan bantuan aplikasi SPSS 1 for windows.

Berdasarkan Hasil analisis menunjukan bahwa Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio, Leverage (DER) tidak berpengaruh signifikan terhap dividend payout ratio, Growth (TAG) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio, Profitabilitas (ROA) berpengaruh positf dan signifikan terhadap corporate governance, Leverage (DER) berpengaruh positf dan signifikan terhadap corporate governance, Growth (TAG) berpengaruh positf dan signifikan terhadap corporate governance, dan corporate goverance berengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.

Kata Kunci : Profitabilitas (ROA), Leverage (DER), Growth (TAG), Dividend Payout Ratio (DPR), Corporate Governanace (CGPI).


(14)

viii

This research is aimed at analyze the influence of Profitability, Leverage and Growth toward Dividend Payout Ratio, by considering the Corporate Governance as

an interveningvariable on Non Financial Companies In Indonesia Stock

Exchange 2008-2014. Subjects in this study were the companies ranked in the Corporate Governance PerceptionIndex ranking (CGPI) conducted by the Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) in 2008-2014 which published their financial statements as of December 31. The samples were 40 samples selected using purposive sampling method. The data analysis technique used is classic assumption test, multiple regression and path analysis with the help of SPSS 1 for windows.

Based on the results of the analysis show that the profitabilitas (ROA) positive and significant effect on dividend payout ratio, Leverage (DER) but no significant negative effect on dividend payout ratio, growth (TAG) negative and significant effect on dividend payout ratio, profitabilitas (ROA) positive and significant effect on good corporate governance, leverage (DER), positive and significant effect on good corporate governance, growth (TAG) positive and significant effect on good corporate governance, and good corporate governance (CGPI) positive and significant effect on dividend payout ratio.

keywords : Profitabilitas (ROA), Leverage (DER), Growth (TAG), Dividend Payout Ratio (DPR), Corporate Governanace (CGPI).


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatkan kesejahteraan atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham merupakan salah satu tujuan yang ingin di capai oleh setiap perusahaan melalui peningkatan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Melalui keuntungan yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu membagikan dividen kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan serta mempertahankan kelangsungan hidupnya (Sulistyowati dkk., 2010). Manajemen sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagi dividennya atau menahan laba untuk diinvestasikan kembali pada proyek-proyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan (Adnan dkk., 2012). Namun dalam menanamkan modalnya kedalam suatu perusahaan, investor memiliki tujuan utama yaitu untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Oleh karena itu perusahaan harus menentukan kebijakan yang tepat untuk menangani masalah yang ditimbulkan oleh pemberian dividen. Masing-masing perusahaan perlu membuat kebijakan tentang besarnya laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau biasa disebut dengan dividend payout ratio. Menahan laba dalam saat ini dalam jumlah yang lebih besar


(16)

dalam perusahaan berarti semakin sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini (Home dan Machowicz, 2010)

Konflik kepentingan antara manajemen dan para investor masih sering terjadi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Bagi perusahaan

dividen merupakan sebuah “isyarat” terbaik yang dapat diberikan manajer

kepada para pemegang saham. Kebanyakan perusahaan mencoba mengikuti kebijakan untuk membayar dividen yang naik secara mantap. Kebijakan ini memberi investor suatu pendapatan yang stabil dan dapat diandalkan, juga memberi isyarat kepada investor tentang harapan manajemen laba yang akan diperoleh dimasa yang akan datang.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktifa, maupun modal sendiri (Sartono, 2010). Laba inilah yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan apakah akan dibagikan kepada para pemegang saham atau ditahan sebagai laba ditahan. Oleh karenanya semakin tinggi perusahaan menghasilkan profit maka semakin besar kemungkinan dividen yang diberikan kepada para pemegang saham. Menurut hasil penelitian Suherli (2010), Arifah (2012) dan Ericson (2014) Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividend payout ratio, namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Adnan dkk (2012), Sulistyowati dkk (2010), mengemukakan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio.

Faktor lain yang mempengaruhi dividend payout ratio suatu perusahaan yaitu leverage. Menurut Rodhoni dan Ali (2010) leverage dari


(17)

suatu perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukan oleh seberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini, maka semakin kecil dividen yang diberikan. Menurut hasil penelitian Adnan dkk (2012), Yudiasti (2015) leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Namun menurut hasil penelitian yang telah dilakukan Sulistyowati dkk (2010), Ericson (2014), Arifah (2012) leverage tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan dividend payout ratio.

Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan dividend payout ratio adalah growth. Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai pertumbuhan tersebut sehingga perusahaan lebih senang menahan labanya daripada membayarkannya sebagai dividen (Adnan dkk., 2012). Semakin naik pertumbuhan suatu perusahaan maka semakin rendah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, menurut hasil penelitian Adnan dkk (2012), dan Ericson (2014) growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio, namun menurut hasil penelitian Sulistyowati dkk (2010), growth tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividend payout ratio.

Sementara di satu sisi penerapan Good Corporate Governance menjadi begitu sangat penting bagi perusahaan yang salah satu tujuannya adalah untuk menekankan potensi konflik kepentingan. Pada perusahaan dengan struktur kepemilikan yang tersebar kepada outside investor, perlu


(18)

menerapkan Good Corporate Governance untuk meningkatkan kewenangan yang dimiliki oleh para pemegang saham publik dalam rangka penyeimbang pihak manajemen. Sedangkan perusahaan dengan struktur kepemilikan yang memiliki kontrol pada segelintir pemegang saham, perlu menerapkan Good Corporate Governance untuk meminimalkan potensi konflik kepentingan yang timbul antara pengendali perusahaan dan outside Investor (Indar dan Yustiavandana 2008).

Sehubungan dengan uraian tersebut, motivasi peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu untuk menguatkan penelitian terdahulu

mengenai “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN

GROWTH DERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”, penelitian ini merupakan Replikasi dari penelitian Sulistyowati dkk (2010), karena menurut hasil penelitian Sulistyowati (2010), penelitian tersebut masih perlu di uji kembali untuk menguatkan penelitian karena penelitian tersebut memilik keterbatasan yaitu kurangnya referensi penelitian terlebih dahulu yang membahas mengenai permasalahan tersebut. Selain itu, penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi bagi pihak praktisi sebagai bahan pertimbanagan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai kebijakan dividend payout ratio agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan kesejahteraan para pemegang saham serta memberikan gambaran tentang implementasi Good Corporate Governance berupa pemeringkatan pada perusahaan di Indonesia.


(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio?

2. Apakah leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio?

3. Apakah growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap good corporate governance?

5. Apakah leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap good corporate governance?

6. Apakah growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap good corporate governance?

7. Apakah good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout rato?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban atas rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio 2. Menganalisis pengaruh leverage terhadap dividend payout ratio 3. Menganalisis pengaruh growth terhadap dividend payout ratio


(20)

4. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap good corporate governance

5. Menganalisis pengaruh leverage terhadap goodcorporate governanace 6. Menganalisis pengaruh growth terhadap goodcorporate goverance 7. Menganalisis pengaruh goodcorporate governanace terhadap dividend

payout ratio

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan pertimbangan atau referensi bagi pelaksana penelitian selanjutnya dalam bidang keuangan perusahaan yang terkait dengan kebijakan pembayaran dividen sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam.

2. Manfaat Praktek

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan terhadap kebijakan pembayaran dividen bagi perusahaan.


(21)

(22)

7

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen atau kebijakan distribusi adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna membiayai investasi dimasa mendatang (Sartono, 2001). Pembayaran dividen yang semakin besar akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk investasi sehingga akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan dan selanjutnya akan menurunkan harga saham.

Kebijakan dividen yang optimal (Optimal Dividend Policy) adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang yang memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2001)

Teori mengenai kebiajkan dividen yaitu

a. Information Content, or Signaling hypothesis

Di dalam teori ini Modigliani dan Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik


(23)

di masa yang akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen yang dibawah penurunan normal diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan mengalami masa sulit di masa mendatang.

b. Teori Bird In The Hand

Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner (1956) yang berpendapat bahwa harga saham akan meningkat seiring dengan peningkatan dividen yang diberikan. Oleh karenanya, kebijakan dividen yang diputuskan perusahaan akan meningkatkan harga sahamnya. Investor selalu menginginkan dividen, dengan dividen yang diperoleh maka harga saham akan meningkat sehingga profit akan diperoleh. Gordon dan Litner beranggapan investor memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Artinya, investor menyukai dividen yang sudah ada di tangan dibandingkan capital gain yang belum tentu akan ada dimasa mendatang atau kedua-duanya tidak diperoleh. Harapan pembagian dividen sangat dibutuhkannya agar harga saham mengalami kenaikan dan akhirnya memperoleh capital gain.

c. Efek Klien (Clientele Effect)

Menurut teori efek klien kebijakan dividen ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Ada kelompok pemegang saham yang lebih menyukai penghasilan saat ini berharap mendapatkan dividend payout ratio yang tinggi dan


(24)

ada kelompok investor yang lebih memilih capital gain karena berpajak rendah daripada dividen. Dengan kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan harga saham menjadi berubah yang mengacaukan efek klien (Khasanah, 2016).

d. Teori Dividen Residual (Residual Theory Of Dividend)

Menurut teori dividen residual, perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen setelah semua investasi yang dilakukan perusahaan telah dibiyai. Dividen yang dibayarkan kepada investor merupakan residual (sisa) setelah perusahaan membayar semua investasi yang menguntungkan bagi perusahaan (Hanafi 2011 dalam Khasanah, 2016)

e. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut teori keagenan, manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan agar tujuan pemegang saham untuk memaksimumkan kemakmurannya tercapai. Tetapi manajer mempunyai agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham. Konflik yang terjadi antara pemegang saham dan manajer tersebut dapat diminimumkan dengan melakukan mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan keduanya. Dengan adanya kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dapat menyebabkan pembayaran dividen tinggi karena semua pihak lebih mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan pemegang saham.


(25)

Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan ini menyebabkan timbulnya suatu biaya yang disebut biaya agensi.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

a. Laju pertumbuhan perusahaan

Bisnis yang tumbuh cepat, juga bila menghasilkan laba mungkin harus membatasi dividen supaya dapat menyimpan dana dalam perusahaan untuk investasi pertumbuhan.

b. Perjanjian yang membatasi

Adanya pembatasan dalam perjanjian kredit yang membatasi dividen yang boleh dibayarkan.

c. Profitabilitas

Distribusi dividen diarahkan pada profitabilitas perusahaan. d. Kemantapan laba

Perusahaan dengan laba mantap lebih berkemungkinan mendistribusikan presentase yang lebih tinggi dari laba daripada perusahaan yang tidak mantap labanya.

e. Mempertahankan kendali

Manajer keuangan yang enggan menerbitkan saham biasa tambahan karena khawatir akan mencairkan kendali atas bisnis, akan menahan presentase lebih tinggi dari laba. Pendanaan internal memberi kemampuan pada perusahaan untuk mempertahankan kendali.


(26)

f. Tingkat solvabilitas keuangan

Perusahaan dengan rasio utang terhadap ekuitas tinggi lebih berkemungkinan menahan laba supaya memastikan bahwa perusahaan memiliki dana untuk membayar bunga dan pokok atas utang.

g. Kemampuan mendanai secara eksternal

Bila akses ke sumber-sumber pendanaan eksternal terbatas, maka perusahaan akan lebih banyak menahan laba supaya dapat memenuhi kebutuhan keuangan yang direncanakan.

h. Ketidakpastian

Pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian dalam benak pemegang saham tentang kesehatan keuangan perusahaan.

i. Umur dan besaran

Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke pasar-pasar modal. Perusahaan besar dan dewasa lazimnya dianggap lebih aman daripada perusahaan yang masih muda usianya.

j. Denda pajak

Keinginan untuk menghindari terkena denda pajak atas akumulasi lebih dari laba ditahan, dapat menghasilkan pembayaran dividen tinggi.

Secara umum, perusahaan dengan peluang investasi yang unggul sebaiknya menetapkan rasio pembayaran yang lebih rendah, yang berarti menahan lebih banyak laba, daripada perusahaan dengan


(27)

peluang investasi yang lemah. Tingkat ketidakpastian juga mempengaruhi keputusan. Jika ada tidak kepastian dalam ramalan arus kas bebas (free cash flow), yang didefinisikan sebagai arus kas operasi perusahaan dikurangi investasi ekuitas yang diwajibkan, Maka yang terbaik adalah bersikap konserfatif dan menetapkan tunai mas berjalan yang rendah (Brigham dan Houston, 2001)

Dividend payout ratio (DPR) yaitu rasio yang menunjukan berapa bagian pendapatan perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen (Martin dkk., 1999). DPR adalah dividen kas tahunan dibagi dengan penghasilan tahunan atau dividen perlembar saham dibagi dengan laba per lembar saham. Rasio ini menunjukan presentase penghasilan perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Jadi aspek penting dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang sesuai diantara pembayaran dengan tambahan laba yang ditahan perusahaan.

3. Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2014) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan merupakan kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, dalam melihat prestasi keuangan perusahaan dapat dilihat dari analisis rasio keuangan perusahaan tersebut (Sawir, 2001).


(28)

Menurut Fahmi (2014), Ada 5 tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:

a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan

Review ini bertujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku secara umum dalam dunia akuntansi, sehingga hasil keuangan tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

b. Melakukan perhitungan

Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang diperoleh Bandingkan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang bisa digunakan dalam perbandingan ada 2, yaitu time series anaysis dan cross sectional approach. Dari hasil penggunaan metode ini diharapkan nantinya akan dibuat satu kesimpulan yang menyatakan kondisi perusahaan.

d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

Penafsiran ini untuk melihat apa saja permasalahan dan kendala yang dialami oleh perusahaan tersebut

e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai permsalahan yang ditemukan


(29)

Digunakan untuk mencarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

Menurut Fahmi (2014), Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan. Berdasarkan konsep keuangan maka laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya.

Pada kebanyakan perusahaan kinerja keuangan diukur dengan tingkat laba. Laba juga digunakan sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya pengimplementasian strategi yang telah direncanakan oleh perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan tingkat laba yang diperoleh perusahaan menyebabkan manajer cendrung untuk meningkatkan laba pada jangka pendek agar kinerjanya dinilai bagus. Namun hal ini berdampak pada kinerja yang buruk pada jangka panjang. Buruknya kinerja dalam jangka panjang akan merugikan perusahaan, karena investor tidak akan menginvestasikan modalnya dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena investor akan memberikan perspektif bahwa perusahaan tidak akan dapat memberikan tingkat pengembalian sesuai yang telah dijanjikan di masa depan. Kinerja keuangan adalah gambaran mengenai keadaan keuangan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang merupakan


(30)

hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif (Sucipto, 2003). Kinerja keuangan adalah prestasi kerja di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan (Mulyadi, 2001). Secara garis besar, penilaian kinerja suatu perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan analisis yang tergantung dari sudut pandang pemilik, kreditur, dan manajer (Kuncoro, 2005).

Rasio keuangan atau financial ratio sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai degan keinginan (Fahmi 2014). Menurut Fahmi (2014) Rasio-rasio keuangan dikelompokan kedalam enam kelompok dasar yaitu :

a. Likuiditas

Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukan Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo atau kewajiban jangka pendek secara tepat waktu seperti membayar listrik, gaji karyawan membayar tagihan rekening


(31)

telepon, karena itu rasio likuiditas sering disebut dengan rasio short term liquidity. Dalam menganalisis rasio likuiditas biasanya menggunakan analisis current rasio atau rasio lancar.

b. Leverage

Rasio leverage mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang Menurut Sartono (2001) leverage adalah : “Penggunaan asset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan

potensial pemegang saham”. Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham.

c. Aktifitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktifitas perusahaan. Ada empat rasio aktifitas


(32)

secara umum, yaitu rasio inventory turn over (perputaran persediaan), rata-rata periode pengumpulan piutang, fixed asset turnover (perputaran aktiva tetap), dan total asset turnover (perputaran total aset). Kondisi perusahaan yang baik adalah dimana kepemilikan persediaan dan perputaran adalah selalu berada dalam kondisi yang seimbang, artinya jika perputaran persedian adalah kecil maka akan terjadi penumpukan barang dalam jumlah banyak digudang, namun jika perputaran terlalu tinggi maka jumlah barang yang tersimpan di gudang akan kecil, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi kehilangan bahan/barang dipasaran dalam kejadian yang bersifat diluar perhitungan seperti gagal panen, bencana alam, maka ini bisa menyebabkan perusahaan terganggu aktivitas produksinya dan lebih jauh berpengaruh pada sisi penjualan serta perolehan keuntungan. Dengan begitu bagi pihak manajer produksi perlu menjaga keseimbangan dengan baik yaitu dengan memahami kondisi pasar saat ini dan yang akan datang.

d. Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahahaan. Secara umum rasio profitabilitas ada empat yaitu,


(33)

gross profit margin, net profit margin, return on investmen (ROI), dan return on net work.

e. Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum (Sartono dalam Fahmi 2014).

Rasio pertumbuhan ini yang umum dilihat dari berbagai segi yaitu dari segi sales (penjualan), eraning after tax (EAT), laba perlembar saham, dividen perlembar saham, dan harga pasar perlembar saham.

f. Rasio nilai pasar

Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini juga sering dipakai untuk melihat bagaimana kondisi perolehan keuntungan yang potensial dari suatu perusahaan, jika keputusan menempatkan dana di perusahaan tersebut terutama untuk masa yang akan datang.

4. GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Menurut World Bank dalam Effendi (2009), Good Corporate Governance adalah sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan ekonomi yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.


(34)

Menuruf Effendi (2009) Good Corporate Governance (GCG) adalah seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan. Menurut Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada bulan april 1998 dalam Effendi 2009, ada 5 prinsip-prinsip dalamgood corporate governance yaitu:

a. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (the rights of shareholders)

b. Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham (the equitable treatment of share holders)

c. Peranan pemangku kepentingan berkaitan dengan perusahaan (the role of stakeholders)

d. Pengungkapan dan transparansi (disclosure and transparency) e. Tanggung jawab komisaris atau dewan direksi (the responsibility

of the board).

Suatu sistem goodcorporate governanace yang efektif seharusnya mampu mengatur kewenangan direksi, yang bertujuan dapat menahan direksi untuk tidak menyalahgunakan kewenangan tersebut dan untuk memastikan bahwa direksi bekerja semata-mata untuk kepentingan perusahaan.

Good Corporate governance memusatkan perhatian pada isu fundamental seperti bagaimana seharusnya para pengurus perseroan dimonitor dan dipengaruhi oleh industri perbankan, pasar modal, dan mekanisme pembiayaan lainnya. Pemantauan tersebut akan berguna


(35)

untuk menilai kinerja direksi berdasarkan kepentingan para pemegang saham, dan peningkatan discounted present value perseroan dengan agency costs yang seminimal mungkin (Heider A. Khan 1999 dalam Indar dan Yustiavandana 2008)

Menurut Effendi (2009), GCG memang bukan satu-satunya faktor yang menetukan dalam reformasi bisnis, namun komitmen perusahaan terhadap implementasi prinsip-prinsip GCG merupakan salah satu faktor kunci sukses (key succes factor) untuk mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan para investor (terutama investor asing) terhadap perusahaan di Indonesia.

Implementasi GCG diperusahaan memerlukan komitmen penuh dan konsistensi dari top manajemen serta dewan komisaris. Budaya perusahaan yang akomodatif terhadap implementasi GCG sangat membantu keberhasilan penerapan prinsip-prinsip GCG.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dibuat berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu yang hasilnya yaitu :

1. Sulistyowati, Indah., Ratna, Anggraini dan Tri Hesti Utaminingtyas (2010) yang berjudul “pengaruh profitabilitas, leverage dan growth terhadap kebijakan dividen dengan good corporate governanace sebagai variabel intervening” tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan pengaruh tidak langsung antara profitabilitas, leverage, dan growth terhadap kebijakan dividen


(36)

melalui good corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan. Penelitian ini menggunakan faktor fundamental perusahaan yaitu rasio profitabilitas menggunakan Retrun On Assets (ROA), rasio leverage dengan Debt To Equity Ratio (DER), growth menggunakan Total Assets Growth (TAG) sebagai variabel independen, corporate governanace sebagai variabel intervening menggunakan data pemeringkatan CGPI, dan variabel dependen menggunakan dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas, leverage, dan growth tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen dengan good corporate governance sebagai variabel intervening.

2. Adnan, akhyar., Barbara Gunawan dan Ratri Candrasari (2012)

yang berjudul “pengaruh profitabilitas, leverage, growth dan free cash flow terhadap dividend payout ratio dengan mempertimbangkan good corporate governanace sebagai variabel intervening. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beberapa rasio kinerja keuangan dan free cash flow terhadap Dividen payout ratio. Berdasarkan hasil penelitian tersebut profitabilitas tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, leverage berpengaruh negative terhadap dividend payout ratio, growth berpengaruh negative terhadap dividend payout ratio, free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap corporate governanace, leverage berpengaruh positif terhadap corporate governanace,


(37)

growth tidak berpengaruh terhadap corporate governance, free cash flow tidak berpengaruh terhadap corporate governanace, corporate governanace tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, dan corporate governanace diterima atau ditambahkan sebagai variable intervening.

3. Septiana, miladia (2015) yang berjudul “ analis pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, return on assets firm size, dan growth opportunity terhadap kebijakan dividen, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, debt to equity ratio, firm size, dan growth opportunity terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitian ini yaitu, cash ratio, firm size dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel return on assets dan growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.

4. Meithassari, dian (2015), yang berjudul “pengaruh financial leverage, investasi, likuiditas, dan profitabilitas terhadap kebijakan

dividen” penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh finanacial leverage, investasi, likuiditas, dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, investasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, likuiditas dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.


(38)

5. Dewi, aqlima candera (2015) yang berjudul “ pengaruh investmen opportunity set, free cash flow, struktur modal, profitabilitas dan

likuiditas terhadap kebijakan dividen” penelitian ini bertujuan

untuk menganisis pengaruh dari investmen opportunity set, free cash flow, struktur modal, profitabilitas dan likuiditas terhadap kebijakan dividen. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa free cash flow dan return on asset berpengaruh dan signifikan terhadap kebijakan dividen, investmen opportunity set, debt to equity ratio, dan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

6. Ericson, M (2014) yang berjudul pengaruh “profitabilitas, likuiditas, dan free cash flow terhadap kebijakan dividen” tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER) dan asset growth terhadap dividend payout ratio”, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), dan asset growth terhadap dividend payout ratio, hasil penelitian ini menunjukan bahwa, variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio, variabel debt to equity ratio (DER) berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio dan variabel asset growth (AG) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.


(39)

7. Arifah, Hilda (2014) yang berjudul “pengaruh profitabilitas, liquiditas, dan free cash flow terhadap kebijakan dividen”, penelitian ini bertujuan untuk menganilis pengaruh pengaruh secara parsial profitabilitas, likuiditas dan free cash flow terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA dan likuiditas yang diukur dengan cash ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, free cash flow berpengaruh negative dan signifikan terhadap dividend payout ratio, profitabilitas yang diukur dengan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

8. Purnami, kadek diah dan artini luh gede (2015) yang berjudul

“pengaruh investment opportunity, total asset turn over dan sales growth terhadap kebijakan dividen”, penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set, total asset turn over dan sales growth terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa investmen opportunity set berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, total asset turn over berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, sales growth berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.


(40)

C. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Dividend payout ratio

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang didapat dari penjualan, asset maupun modal sendiri, sedangkan dividen sendiri merupakan sebagian dari laba perusahaan yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang diberikan kepada pemegang saham adalah laba setelah perusahaan memenuhi kewajiban tetapnya (Rizka, 2013). Menurut Theory of Residual Devidend, deviden yang diberikan kepada investor merupakan residual (sisa) setelah perusahaan membayar semua investasi yang menguntungkan perusahaan. Perusahaan melakukan pembayaran dividen dengan mempertimbangkan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA), Sehingga perusahaan perlu menggunakan aset secara efisien untuk meningkatkan laba bersih perusahaan. menurut teori signaling hypothesis yang menyatakan kenaikan dividen akan dianggap sinyal baik bahwa laba yang dihasilkan oleh perusahaan semakin baik. Pembayaran dividen merupakan isyarat terbaik yang dapat diberikan kepada investor (Brigham, 2001), sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan yang mengisyaratkan bahwa perusahaan baik dalam menghasilkan profit. Semakin tinggi profitabilitas yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin tinggi dividen yang diberikan kepada pemegang saham.


(41)

Menurut Suharli (2007), Arifah (2014) Dan Ericson (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H1 = Profitabailitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio

2. Pengaruh Leverage terhadap Dividend payout ratio

Struktur permodalan yang lebih tinggi didominasi oleh hutang menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) akan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan hal ini akan menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen untuk mengurangi tingkat ketergantungan perusahaan dengan pendanaan eksternal. Sebaliknya perusahaan yang struktur permodalannya berasal dari pemegang saham akan cenderung memprioritaskan pembayaran dividen untuk memberikan sinyal positif akan kinerja perusahaan (Chasnalita, 2010). Suharli (2007) dan Kuzucu (2015) menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Maka hipotesis yang diajukan yaitu :

H2 = Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio


(42)

3. Pengaruh Growth terhadap Dividend payout ratio

Menurut contract theory menyatakan bahwa hubungan antara kebijakan investasi dan dividen dapat diidentifikasikan melalui arus kas perusahaan, yaitu semakin besar jumlah investasi dalam satu periode tertentu, akan semakin kecil dividen yang diberikan, perusahan yang sedang mengalami masa pertumbuhan akan banyak membutuhkan banyak dana untuk membiayai proyek investasi dibandingkan membagikan dividen kepada pemegang saham. Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula biaya yang diperlukan perusahaan yang mengakibatkan semakin rendah dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham (Adnan dkk., 2012). Menurut Adnan dkk (2012), Ericson (2014) dan Septiana (2015) menyatakan bahwa growth

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen payout ratio. Maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H3 = Growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap GoodCorporate Governance

Profitabilitas merupakan tolak ukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam penjualan maupun investasi. Semakin baik kinerja dari suatu perusahaan dalam mengahasilkan laba yang dimiliki perusahaan, maka menunjukan semakin baik


(43)

penerapan good corporate governanace yang diterapkan diperusahaan (Daniri 2006 dalam Adnan dkk., 2012).

Menurut Silviana W (2010) dan Monisa (2012), profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap good corporate governance. Maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H4 = Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap good corporate governance

5. Pengaruh Leverage terhadap Good Corporate Governance

Tingkat utang yang tinggi dalam struktur modal perusahan maka akan cenderung menjadi subjek untuk dikenai pengawasan oleh kreditor yang lebih ketat yang dinyatakan dalam kontrak utang yang dibuat, kreditor sangat berkepentingan dengan praktik governance dari debiturnya dan memiliki kekuasaan yang lebih besar dibandingkan pemegang saham untuk memaksa perusahaan meningkatkan kualitas good corporate governance perusahaan (Black dkk., 2006 dalam Adnan dkk., 2012). Maka semakin tinggi leverage suatu perusahaan maka semakin baik kualitas good corporate governance, dikarenakan adanya pengawasan dari pihak kreditor maka perusahaan akan semakin tertuntut untuk meningkatkan kualitas good corporate governanace untuk meningkatkan kepercayaan dari pihak kreditor. Menurut Adnan dkk (2012), dan Yudiasti (2015) menyatakan bahwa Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap corporate governance. Maka hipotesis yang diajukan yaitu :


(44)

H5 = Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap Good Corporate Governance

6. Pengaruh Growth terhadap GoodCorporate Governance

Rasio pertumbuhan merupakan suatu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum (Sartono dalam Fahmi 2014). Semakin tumbuh dan berkembang suatu perusahaan maka menunjukan semakin baik dan teruji kualitas dari good corporate governance dalam perusahaan tersebut.

Yudiasti (2015) menyatakan bahwa growth berpengaruh positif signifikan terhadap good corporate governance. Maka hipotesis yang diajukan yaitu :

H6 = Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Good Corporate Governance

7. Pengaruh Good Corpoprate Governance terhadap Dividend payout ratio

Tata kelola perusahaan yang baik akan menerapkan bentuk dari perlindungan investor terhadap rasio pembayaran dividen. Oleh karenanya semakin baik kualitas good corporate governanace yang dimiliki perusahaan maka semakin baik pemenuhan kewajiban perusahaan pada investornya berupa pembagian dividen (Sulistyowati dkk., 2010). Menurut Ayu (2015) dan Silviana (2012), semakin baik kualitas good corporarte governance dari suatu


(45)

H7(+)

perusahaan maka semakin tinggi dividen yang diberikan kepada pemegang saham. Maka hipotesis yang diajukan yaitu :

H7 = Good Corporate Governance berpengaruh terhadap dividend payout ratio

D. Model Penelitian

Berdasarkan telaah literatur diatas, dapat dibangun model penelitian sebagai berikut ini:

Gambar 2.1 Model Penelitian

H6(+ H4(+)

H2(-)

H3(-) H5(+

Profitabilitas

Growth Leverage

Good Corporate Governanace

Dividend payout ratio H1(+)


(46)

(47)

31

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Sampel yang digunakan adalah perusahaan Non Keuangan yang masuk dalam pemeringkatan Good Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The Indonesian Institute For Good Corporate Governance (IICG) tahun 2008-2014 yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember.

B. Jenis Data

Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2014.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan Non Keuangan yang masuk dalam pemeringkatan penerapan corporate governance yang dilakukan oleh The Indonesian Intitute For Good Corporate Governance (IICG) Pada tahun 2008-2014 berupa skor pemeringkatan CGPI (Good Corporate Governance Perception Index)

2. Perusahaan yang membagikan keuntungan berupa dividen kepada para pemegang saham pada tahun pemeringkatan CGPI.


(48)

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan per tanggal 31 Desember serta dinyatakan dalam satuan mata uang rupiah

4. Data perusahaan lengkap dengan variabel yang akan diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu teknik yang mendokumentasikan data yang telah dipublikasikan di BEI.

E. Definisi Operasional 1. Variabel Dependen

Dividend Payout Ratio adalah Rasio pembayaran dividen yang menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Proksi yang digunakan (Fahmi, 2014) yaitu :

DPR = �

2. Variabel Independen a. Profitabilitas (ROA)

Rasio yang menunjukan tingkat efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh dari penjualan maupun investasi. Menurut Fahmi (2014), rasio profitabilitas ini mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam


(49)

hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Proksi yang digunakan yaitu (Suharli, 2007) :

ROA= � ℎ

b. Leverage

Menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi (Sawir, 2001), proksi yang digunakan yaitu :

DER = �

c. Growth

Perusahaan yang mengalami peningkatan pertumbuhan dalam perkembangan usahanya merupakan perusahaan yang termasuk dalam fase pertumbuhan (Fahmi, 2014), proksi yang digunakan yaitu (Sulistyowati dkk., 2010) :

TAG = − −1 −1

3. Variabel Intervening

Good Corporate Governance yaitu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang, proksi yang digunakan dalam penilaian CGPI yaitu terdiri dari empat tahapan, yaitu Self assessment, Penilaian Dokumen, Penilaian Makalah,


(50)

dan Observasi, dari hasil tersebut maka dapat dilakukan penggolongan yaitu :

A= 85-100 sangat terpercaya B=70-84,99 terpercaya

C= 55-69,99 cukup terpercaya

F. Uji Analisis dan Hipotesis Data

Pengujian hipotesis dilakukan untuk meneliti pengaruh profitabilitas, leverage, dan growth terhadap dividend payout ratio dengan good corporate governance sebagai variable intervening. Pada penelitian ini dilakukan teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk mengolah dan membahas data yang telah diperoleh serta untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer IBM SPSS (Statistical Package For Social Sciences) Versi 16 untuk mempermudah perhitungan statistik.

1. Analisis Regresi berganda

Analisis regresi linear berganda adalah analisis hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel dependen dengan independen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai dari variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.


(51)

Persamaanya yaitu :

a. DPRIt = β0+β1ROAit+β2DERit+β3TAGit+ β4CGPIit+e ... (1)

b. CGPIIt = β0+β1ROAit+β2DERit+β3TAGit+e ...(2)

Keterangan :

β = koefisien regresi

DPR = Rasio Dividend Payout Ratio

ROA = Rasio Profitabilitas

DER = Rasio Leverage

TAG = Rasio Growth

CGPI = Rasio goodCorporate Governance

e = Eror Term

2. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data yang dilakukan adalah uji asumsi klasik model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi klasik statistik, baik multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.


(52)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji tingkat kenormalan data. Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, dependen variabel, independen variabel atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Rahmawati, dkk., 2014). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov smirnov. Jika nilai kolmogrov smirnov lebih besar dari α = 0,05 maka data dikatakan data berdistribusi normal (Ghozali, 2011)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut baik

2) Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF diatas 10, maka terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut tidak baik.


(53)

3) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi, uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi yang berkonsekuensinya varian sampel tidak dapat menggambarkan varian poulasinya. Model regresinya tidak dapat untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi, uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-Test). Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Rahmawati dkk., 2014).


(54)

Adanya heteroskedastisitas dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan beberapa cara, salah satunya uji Glejser. Uji Glejser ini mengusulkan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika signifikansi diatas tingkat kepercayaan 5% maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2011)

3. Uji Hipotesis

a. Uji T ( Uji Parsial)

Untuk menguji secara parsial dari masing-masing variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Kriteria uji statistik t adalah dengan melihat nilai signifikansinya. Jika masing-masing variabel nilai sig < α dengan nilai arah regresi β bernilai sesuai yang dihipotesiskan, maka hipotesis diterima. Artinya variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel koefisien pada kolom signifikan, jika probabilitas nilai t atau signifikan < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun jika probabilitas nilai t atau signifikan > 0,05 maka dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat.


(55)

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji nilai F tujuannya adalah untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Hipotesis diterima jika nilai sig <

α dan tanda koefisien searah dengan yang dihipotesiskan.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang besar berarti kemampuan

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2011)

d. Path Analysis (Diagram Jalur)

Path analysis digunakan untuk menggambarkan pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh seperangkat variabel terhadap variabel lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui variabel intervening.


(56)

Dividend Payout Ratio

ρ DPR.ROA

Profitabilitas

Growth Leverage

GoodCorporate Governanace

ρ CGPI.GROWTH ρ CGPI.DER ρ CGPI.ROA

ρ DPR.GROWTH ρ DPR.DER

Gambar 3.1 Diagram Jalur

Suatu variabel dikatakan sebagai variabel intervening jika hubungan tidak langsung lebih besar dari hubungan langsung. Setiap nilai

ρ menggambarkan jalur dan nilai koefisien jalur. Koefisien jalur

merupakan standardized koefisien regresi yang digunakan untuk menemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen (Sugiyono, 2007 dalam Sulistyoweati dkk., 2010) dalam persamaan ini untuk menguji variabel intervening terdapat dua substruktural yaitu:

Substruktural 1 :

CG = ρ CG.ROA + ρ CG.DER + ρ CG.GROWTH + e

Substruktural 2 :


(57)

Dalam diagram jalur untuk menerima atau menolak hipotesis digunakan nilai koefisien pengaruh langsung dan nilai koefien tidak langsung. Hipotesis diterima atau variabel dikatakan sebagai variabel intervening jika nilai koefisien hubungan tidak langsung lebih besar dari nilai koefisien hubungan langsung (Adnan dkk., 201


(58)

(59)

42

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Non-Keuangan yang masuk hasil pemeringkatan good Corporate Governanace Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The Institute For Corporate Governanace (IICG) tahun 2008-2014 serta menerbitkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember tiap tahunnya, Data laporan keuangan yang mengimplementasikan DPR, ROA, DER, TAG bersumber dari laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2014 dan diperoleh sampel sebanyak 40 sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, tujuannya untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian, berdasarkan kriteria yang telah ditetapka pada bab 3. Proses pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :


(60)

TABEL 4.1.

Gambaran Umum Sampel Penelitian

Sumber : www.idx.co.id dan SWA edisi GCG 2008-2014

B. Statistik Dskriptif

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, maka akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi untuk masing-masing variabel pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif

Variabel N Min Max Rata-rata Std. Dev

CGPI 40 65,94 90,58 79,79 5,90

DPR 40 0,050 1,110 0,376 0,221

ROA 40 0,011 0,290 0,124 0,074

DER 40 0,274 3,745 1,111 0,874

TAG 40 -0,130 0,757 0,198 0,177

Sumber: Hasil analisis data

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Perusahaan masuk

pemeringkatan CGPI

20 26 33 40 42 31 22 214

Perusahaan tidak terdaftar di BEI

(4) (5) (11) (12) (15) (5) (6) (58) Perusahaan keuangan

dan perbankan

(6) (8) (8) (13) (14) (18) (11) (78) Perusahaan tidak

membayarkan dividen

(6) (8) (8) (9) (3) (2) (2) (38)


(61)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel good corporate governance (CGPI) memiliki rata-rata sebesar 79,79 dengan standar deviasi 5,90. Dividend payout ratio (DPR) memiliki rata-rata sebesar 0,376 dengan standar deviasi 0,221. Profitabilitas (ROA) memiliki rata-rata sebesar 0,124 dengan standar deviasi 0,074. Leverage (DER) memiliki rata-rata sebesar 1,111 dengan standar deviasi 0,874. Growth (TAG) memiliki rata-rata sebesar 0,198 dengan standar deviasi 0,177.

C. Uji Regresi Berganda

1. Uji Regresi Berganda Persamaan Ke 1

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda dan dihitung dengan program SPSS. Berdasarkan output spss tersebut secara parsial pengaruh kelima variabel independen yaitu profitabilitas (ROA), leverage (DER), growth (TAG) dan good corporate governance (CGPI) terhadap dividend payout ratio (DPR) ditunjukan pada tabel 4.3 berikut :


(62)

Tabel 4.3.

Ringkasan Hasil Perhitungan Regresi Pengaruh ROA, DER, TAG dan CGPI terhadap DPR

Variabel Unstandardized Coefficient

Standardized Coefficient

t stat Sig. t

Konstanta -0,657 -1,625 0,113

ROA 1,207 0,404 2,557 0,015

DER -0,012 -0,047 -0,311 0,757

TAG -0,370 -0,296 -2,110 0,042

CGPI 0,012 0,324 2,192 0,035

Adj R2 0,357

F stat 6,407

Sig. F 0,001

Sumber: Hasil analisis data

Hasil perhitungan pada tabel 4.3 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

DPR = -0,657 + 1,207 ROA - 0,012 DER - 0,370 TAG + 0,012 CGPI + e

Dari persamaan regresi berganda diatas menunjukan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan diatas dapat diartikan sebagi berikut :

a. Nilai konstanta sebesar -0,657 yang menyatakan bahwa profitabilitas, leverage, growth serta CGPI sama dengan 0 (nol), maka variabel dependen yaitu kebijakan dividen (DPR) sebesar -0,657

b. Variabel ROA memiliki koefisien regresi 1,207 dan bernilai positif yang berarti apabila naiknya ROA persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai DPR sebesar 1,207 persatuan dengan asumsi bahwa variabel lain konstan.


(63)

c. Variabel DER memiliki koefisien regresi -0,012 dan bernilai negatif yang berarti apabila naiknya DER persatuan akan menyebabkan menurunnya nilai DPR sebesar -0,012 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan.

d. Variabel TAG memiliki koefisien regresi sebesar -0,370 dan bernilai negatif yang berarti apabila naiknya TAG persatuan akan menyebabkan menurunnya nilai DPR sebesar -0,370 persatuan dengan asumsi bahwa nilai variabel lain konstan.

e. Variabel CGPI memiliki koefisien regresi sebesar 0,012 dan positif yang berarti apabila naiknya CGPI persatuan akan menyebabkan menaiknya nilai DPR persatuan sebesar 0,012 dengan asumsi nilai variabel lain konstan.

2. Uji Regresi Berganda Persamaan Ke 2

Teknik analisis yang ke 2 untuk menguji hipotesis 4,5 dan 6 digunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (ROA), leverage (DER) dan growth (TAG) terhadap good corporate governance (CGPI).


(64)

Tabel 4.4.

Ringkasan Hasil Perhitungan Regresi Pengaruh ROA, DER, dan TAG terhadap CGPI

Variabel Unstandardized Coefficient

Standardized Coefficient

t stat Sig. t

Konstanta 70,935 25,267 0,000

ROA 33,158 0,416 2,536 0,016

DER 2,368 0,351 2,172 0,037

TAG 10,733 0,322 2,163 0,037

Adj R2 0,181

F stat 3,870

Sig. F 0,017

Sumber: Hasil analisis data

Hasil perhitungan pada tabel 4.4 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

CGPI = 70,935 + 33,158 ROA + 2,368 DER + 10,733 TAG + e

a. Nilai konstanta sebesar 70,935 yang menyatakan bahwa profitabilitas, leverage serta growth sama dengan 0 (nol), maka variabel dependen yaitu kebijakan CGPI sebesar 70,935.

b. Variabel ROA memiliki koefisien regresi 33,158 dan positif yang berarti apabila naiknya ROA persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai CGPI sebesar 33,158 persatuan dengan asumsi nilai variabel lain konstan.

c. Variabel DER memiliki koefisien regresi 2,368 yang berarti apabila naiknya DER persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai CGPI sebesar 2,368 dengan asumsi nilai variabel lain konstan.


(65)

d. Variabel TAG memiliki koefisien regresi sebesar 10,733 yang berarti apabila naiknya TAG persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai CGPI sebesar 10,733 persatuan dengan asumsi nilai variabel lain konstan.

e. Variabel CGPI memiliki koefisien regresi sebesar 0,012 yang berarti apabila naiknya CGPI persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai CGPI persatuan sebesar 0,012 dengan asumsi nilai variabel lain konstan.

D. Uji Kualitas Data (Asumsi Klasik) 1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2011). Hasil uji normalitas disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas

Persamaan KSZ

Unstandardized Residual

p-value

Keterangan

Pengaruh ROA, DER, TAG terhadap CGPI

0,953 0,324 Normal

Pengaruh ROA, DER, TAG dan CGPI terhadap DPR

0,841 0,494 Normal


(66)

Nilai p-value dari KSZ unstandardized residual pada Tabel 4.5 masing-masing sebesar 0,324 dan 0,494 lebih besar dari  = 0.05, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas, hasil uji VIF disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.6.

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan

Bebas Tolerance VIF

Pengaruh ROA, LEV, TAG terhadap CGPI

ROA 0,779 1,284 Tidak terjadi multikolinearitas DER 0,804 1,244 Tidak terjadi multikolinearitas TAG 0,946 1,057 Tidak terjadi multikolinearitas Pengaruh ROA, LEV, TAG dan CGPI terhadap DPR

ROA 0,661 1,513 Tidak terjadi multikolinearitas DER 0,711 1,407 Tidak terjadi multikolinearitas TAG 0,837 1,195 Tidak terjadi multikolinearitas CGPI 0,756 1,322 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Hasil analisis data


(67)

Tabel 4.6 memperlihatkan tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat kolerasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2011). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena obseravsi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson statistics disajikan pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7. Hasil Uji Autokorelasi

DW-test dU 4-Du Keterangan Pengaruh ROA, DER,

TAG terhadap CGPI

1,686 1,660 2,340 Tidak terjadi autokorelasi Pengaruh ROA, DER,

TAG dan CGPI terhadap DPR

1,729 1,720 2,280 Tidak terjadi autokorelasi Sumber: Hasil analisis data


(68)

Hasil pengujian pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai DW-test pada dua persamaan regresi berada pada daerah dU < DW test < 4-dU, artinya tidak ada autokorelasi negatif maupun positif.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke residual pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas, Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Gletjser disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil analisis data

Hasil perhitungan tabel 4.8 menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai Abse, ditunjukkan oleh p-value > 0,05, jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

Variabel Variabel p-value Kesimpulan Terikat Bebas

Pengaruh ROA, DER, TAG terhadap CGPI

Abse1 ROA 0,275 Tidak terjadi heteroskedastisitas DER 0,060 Tidak terjadi heteroskedastisitas TAG 0,934 Tidak terjadi heteroskedastisitas Pengaruh ROA, DER, TAG dan CGPI terhadap DPR

Abse2 ROA 0,234 Tidak terjadi heteroskedastisitas DER 0,793 Tidak terjadi heteroskedastisitas TAG 0,874 Tidak terjadi heteroskedastisitas CGPI 0,867 Tidak terjadi heteroskedastisitas


(69)

E. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikansi Nilai T (Uji Parsial)

Uji T atau Uji Parsial ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen (Ghozali, 2011). Kriteria uji statistik t adalah dengan melihat nilai signifikansinya. Jika masing-masing variabel nilai sig < α dengan arah nilai regresi β bernilai searah dengan yang dihipotesiskan maka hipotesis diterima. Secara parsial pengaruh dari keempat variabel independen terhadap variabel dependen diperlihatkan pada tabel 4.9 dan 4.10.

a. Persamaan Ke 1

Tabel 4.9.

Hasil Uji Pengaruh ROA, DER, TAG

Dan CGPI Terhadap DPR Setelah Lolos Uji Asumsi Klasik

Variabel Unstandardized Coefficient

Standardized Coefficient

t stat Sig. t

Konstanta -0,657 -1,625 0,113

ROA 1,207 0,404 2,557 0,015

DER -0,012 -0,047 -0,311 0,757

TAG -0,370 -0,296 -2,110 0,042

CGPI 0,012 0,324 2,192 0,035

Adj R2 0,357

F stat 6,407

Sig. F 0,001


(70)

b. Persamaan Ke 2

Tabel 4.4.

Ringkasan Hasil Perhitungan Regresi Pengaruh ROA, DER, dan TAG terhadap CGPI

Variabel Unstandardized Coefficient

Standardized Coefficient

t stat Sig. t

Konstanta 70,935 25,267 0,000

ROA 33,158 0,416 2,536 0,016

DER 2,368 0,351 2,172 0,037

TAG 10,733 0,322 2,163 0,037

Adj R2 0,181

F stat 3,870

Sig. F 0,017

Sumber: Hasil analisis data

Maka dari hasil uji t berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 diatas, dapat ditentukan pengaruhnya terhadap hipotesis penelitian sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis 1

Pengujian hipotesis pertama bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio. Pada tabel 4.9, variabel profitabilitas (ROA) memiliki koefisien regresi sebesar 1,207 dengan p-value (sig) sebesar 0,015 < α (0,05), artinya profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 1 yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio diterima.


(1)

Uji Autokorelasi dan Multikolinearitas Pengaruh ROA, LEV, TAG dan

CGPI terhadap DPR

Regression

Variabl es Entered/Removedb

CGPI, ROA, TAG, DERa

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: DPR b.

Model Summaryb

.650a .423 .357 .177477 1.729

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son Predictors: (Constant), CGPI, ROA, TAG, DER

a.

Dependent Variable: DPR b.

ANOVAb

.807 4 .202 6.407 .001a

1.102 35 .031

1.910 39

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), CGPI, ROA, TAG, DER a.

Dependent Variable: DPR b.


(2)

Coeffici entsa

-.657 .404 -1.625 .113

1.207 .472 .404 2.557 .015 .661 1.513

-.012 .039 -.047 -.311 .757 .711 1.407

-.370 .175 -.296 -2.110 .042 .837 1.195

.012 .006 .324 2.192 .035 .756 1.322

(Constant) ROA DER TAG CGPI Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta Standardized Coef f icients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: DPR a.


(3)

Uji Heteroskedastisitas Pengaruh ROA, LEV dan TAG terhadap CGPI

Regression

Variabl es Entered/Removedb

TAG, DER,

ROAa . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: abse1 b.

Model Summary

.313a .098 .022 3.39496

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), TAG, DER, ROA

a.

ANOVAb

44.916 3 14.972 1.299 .290a

414.927 36 11.526

459.843 39

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), TAG, DER, ROA a.

Dependent Variable: abse1 b.


(4)

Coeffi ci entsa

6.453 1.786 3.612 .001

-9.229 8.318 -.199 -1.109 .275

-1.349 .694 -.343 -1.945 .060

-.265 3.157 -.014 -.084 .934

(Constant) ROA DER TAG Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: abse1 a.


(5)

Uji Heteroskedastisitas Pengaruh ROA, LEV, TAG dan CGPI terhadap DPR

Regression

Variabl es Entered/Removedb

CGPI, ROA, TAG, DERa

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: abse2 b.

Model Summary

.275a .076 -.030 .12410

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), CGPI, ROA, TAG, DER

a.

ANOVAb

.044 4 .011 .716 .587a

.539 35 .015

.583 39

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), CGPI, ROA, TAG, DER a.

Dependent Variable: abse2 b.


(6)

Coeffi ci entsa

.129 .283 .455 .652

.399 .330 .242 1.210 .234

-.007 .027 -.051 -.265 .793

-.020 .123 -.028 -.160 .874

-.001 .004 -.032 -.169 .867

(Constant) ROA DER TAG CGPI Model

1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: abse2 a.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 33 17

PENGARUH PROFITABILITAS, LAVERAGE, GROWTH DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 7 2

PENGARUH PROFITABILITAS, LAVERAGE, GROWTH DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 3

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN GROWTH TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 21

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, GROWTH, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DEVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 3 3

PENGARUH PROFITABILITAS, LAVERAGE, GROWTH DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 2 5

PENGARUH PROFITABILITAS, LAVERAGE, GROWTH, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 5

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, GROWTH, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN : CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 87

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, GROWTH, DAN LIKUIDITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN VARIABEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 3 82

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN UKURAN PERUSAHAAN DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO SEBAGAI VARIABEL KONTROL

0 4 12