TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api (Studi Kasus : Dipo Lokomotif Sidotopo).

(1)

(STUDI K

MANAJEM

LOKOMOTIF KERETA API

DI KASUS : DIPO LOKOMOTIF SIDOTOP

Nama : Yurike Magdhalena NIM : 09.41010.0013 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMP SURABAYA

2013

OPO)


(2)

vi

Dipo Lokomotif Sidotopo merupakan tempat pemeliharaan lokomotif kereta api. Saat ini, Dipo Lokomotif Sidotopo melakukan penjadwalan pemeliharaan tanpa mempertimbangkan masa pakai dari aspek-aspek yang ada pada masing-masing lokomotif. Selain itu, informasi pemeliharaan lokomotif juga belum tersedia, dan tidak ada pencatatan yang pasti untuk pemakaian lokomotif. Hal ini mengakibatkan operasional lokomotif menjadi berbahaya dan mengancam keselamatan pengguna kereta api, mengingat lokomotif yang ada saat ini telah berusia tua.

Berdasarkan permasalahan ini, maka dibuat rancang bangun sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api untuk membantu menyediakan informasi pemeliharaan lokomotif dengan mempertimbangkan masa pakai aspek-aspek pada masing-masing lokomotif. Sistem informasi yang dibangun ini berbasis web dan Short Message Service (SMS) Gateway. Web digunakan untuk menyediakan informasi pemeliharaan secara terintegrasi, sedangkan SMS Gateway digunakan untuk memberikan peringatan akan kebutuhan pemeliharaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi pemeliharaan ini dapat menghasilkan perhitungan pemakaian kilometer setiap aspek pada masing-masing lokomotif dengan tepat, dan dapat memberikan peringatan melalui SMS pada waktu yang tepat. Sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api ini juga mampu membantu pihak Dipo Lokomotif Sidotopo serta stasiun lain untuk memasukkan data pemakaian lokomotif secara terintegrasi.


(3)

ix

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 3

1.3Pembatasan Masalah ... 3

1.4Tujuan ... 4

1.5Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Dipo Lokomotif ... 7

2.2 Pengingat (Alerts) ... 8

2.3 Pemeliharaan ... 9

2.4 Sistem Informasi ... 9

2.5 System Development Life Cycle (SDLC) ... 11

2.6 Website dan PHP ... 13

2.7 Short Message Services (SMS) ... 13

2.8 SMS Gateway ... 15


(4)

x

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 21

3.1 Analisis Sistem ... 21

3.1.1 Identifikasi Permasalahan ... 22

3.1.2 Analisis Permasalahan ... 22

3.2 Desain Sistem ... 23

3.2.1 WorkFlow ... 24

3.2.2 System Flow ... 25

3.2.3 Diagram Berjenjang ... 46

3.2.4 Data Flow Diagram ... 47

3.2.5 Entity Relationship Diagram (ER-Diagram) ... 52

3.2.6 Desain Database ... 53

3.2.7 Desain Interface ... 60

3.3 Perencanaan Uji Coba Sistem ... 71

3.3.1 Perencanaan Uji Coba Subjek Perorangan ... 71

3.3.2 Perencanaan Uji Coba dengan Black Box Testing .... 72

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 74

4.1 Kebutuhan Sistem Informasi ... 74

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 74

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 75

4.2 Implementasi Sistem ... 76

4.2.1 Tampilan Awal ... 76


(5)

xi

4.2.4 Tampilan Laporan ... 87

4.3 Evaluasi Sistem ... 94

4.3.1 Evaluasi Hasil Uji Coba Sistem ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

5.1 Kesimpulan ... 106

5.2 Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107


(6)

xii

Tabel 3.1 Kota ... 54

Tabel 3.2 Data User ... 54

Tabel 3.3 Data Stasiun ... 54

Tabel 3.4 Data Rute... 55

Tabel 3.5 Jadwal Rute ... 55

Tabel 3.6 Data KA ... 56

Tabel 3.7 Jenis Pemeliharaan ... 56

Tabel 3.8 Data Mutasi ... 56

Tabel 3.9 Data Lokomotif ... 57

Tabel 3.10 Perjalanan Lokomotif ... 58

Tabel 3.11 Data Peminjaman ... 58

Tabel 3.12 Data Pemeliharaan ... 59

Tabel 3.13 Status Pemeliharaan ... 59

Tabel 3.14 Maintenance Lokomotif ... 60

Tabel 3.15 Rencana Uji Coba Subjek Perorangan ... 71

Tabel 3.16 Rencana Uji Coba dengan Black Box Testing ... 72

Tabel 4.1 Tabel Uji Coba Sistem Bagian LOSD Khusus ... 95


(7)

xiii

Halaman

Gambar 3.1 Workflow Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif ... 24

Gambar 3.2 System Flow untuk Maintanance Data Master ... 26

Gambar 3.3 System Flow untuk Maintanance Master User ... 27

Gambar 3.4 System Flow untuk Maintanance Master Lokomotif ... 28

Gambar 3.5 System Flow untuk Maintanance Master Rute ... 29

Gambar 3.6 System Flow untuk Maintanance Master Stasiun ... 30

Gambar 3.7 System Flow untuk Maintanance Master Jadwal Rute ... 31

Gambar 3.8 System Flow untuk Maintanance Master Kota ... 32

Gambar 3.9 System Flow untuk Maintanance Master Jenis Pemeliharaan .. 33

Gambar 3.10 System Flow untuk Maintanance Master Kereta Api ... 34

Gambar 3.11 System Flow untuk Maintanance Master Jenis Maintenance... 35

Gambar 3.12 System Flow untuk Peminjaman dan Mutasi ... 36

Gambar 3.13 System Flow untuk Perhitungan Kilometer Tempuh dan Masa Pakai Komponen ... 37

Gambar 3.14 System Flow untuk Pemberian Default Lokomotif dan Pengingat Pemeliharaan... 38

Gambar 3.15 System Flow untuk Pembuatan Laporan... 39

Gambar 3.16 System Flow untuk Pembuatan Laporan Penggunaan Lokomotif ... 40

Gambar 3.17 System Flow untuk Pembuatan Laporan Ketersediaan Lokomotif ... 41

Gambar 3.18 System Flow untuk Pembuatan Laporan Kondisi Lokomotif ... 42


(8)

xiv

Mutasi ... 44

Gambar 3.21 System Flow untuk Pembuatan Laporan Perencanaan dan Realisasi ... 45

Gambar 3.22 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api ... 46

Gambar 3.23 DFD Level Context Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api ... 47

Gambar 3.24 DFD Level 0 Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api ... 48

Gambar 3.25 DFD Level 1 Subsistem Maintanance Data Master ... 49

Gambar 3.26 DFD Level 1 Subsistem Peminjaman dan Mutasi Lokomotif ... 50

Gambar 3.27 DFD Level 1 Subsistem Perhitungan Kilometer Tempuh dan Masa Pakai Komponen ... 50

Gambar 3.28 DFD Level 1 Subsistem Pemberian Default Lokomotif dan Pengingat Pemeliharaan... 51

Gambar 3.29 DFD Level 1 Subsistem Pembuatan Laporan ... 51

Gambar 3.30 CDM Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api . 52 Gambar 3.31 PDM Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api . 53 Gambar 3.32 Desain Halaman Login User ... 61

Gambar 3.33 Desain Halaman Master Kota ... 61

Gambar 3.34 Desain Halaman Master Pengguna ... 62

Gambar 3.35 Desain Halaman Master Stasiun ... 62

Gambar 3.36 Desain Halaman Master Rute ... 63

Gambar 3.37 Desain Halaman Master Jadwal Rute ... 63


(9)

xv

Gambar 3.40 Desain Halaman Master Jenis Pemeliharaan ... 65

Gambar 3.41 Desain Halaman Transaksi Pemeliharaan ... 65

Gambar 3.42 Desain Halaman Jenis Maintenance ... 66

Gambar 3.43 Desain Halaman Perjalanan Kereta ... 66

Gambar 3.44 Desain Halaman Transaksi Peminjaman ... 67

Gambar 3.45 Desain Halaman Transaksi Mutasi ... 67

Gambar 3.46 Desain Laporan Penggunaan Lokomotif ... 68

Gambar 3.47 Desain Laporan Ketersediaan Lokomotif ... 68

Gambar 3.48 Desain Laporan Kondisi Lokomotif ... 69

Gambar 3.49 Desain Laporan Pemeliharaan Lokomotif ... 69

Gambar 3.50 Desain Laporan Perencanaan dan Realisasi Jadwal ... 70

Gambar 3.51 Desain Laporan Peminjaman dan Mutasi Lokomotif ... 70

Gambar 4.1 Tampilan Awal ... 76

Gambar 4.2 Tampilan Master Kota Bagian... 78

Gambar 4.3 Tampilan Master Stasiun ... 79

Gambar 4.4 Tampilan Master Lokomotif... 80

Gambar 4.5 Tampilan Master Kereta Api ... 81

Gambar 4.6 Tampilan Master Jenis Pemeliharaan ... 82

Gambar 4.7 Tampilan Master Rute Kereta ... 83

Gambar 4.8 Tampilan Master Jadwal Rute ... 84

Gambar 4.9 Tampilan Master Pengguna ... 85


(10)

xvi

Gambar 4.12 Tampilan Transaksi Perjalanan Kereta ... 87

Gambar 4.13 Tampilan Transaksi Peminjaman ... 88

Gambar 4.14 Tampilan Transaksi Mutasi ... 89

Gambar 4.15 Tampilan Transaksi Lihat Status ... 89

Gambar 4.16 Tampilan Laporan Pemeliharaan ... 90

Gambar 4.17 Tampilan Laporan Perencanaan dan Realisasi ... 91

Gambar 4.18 Tampilan Laporan Kondisi Lokomotif ... 91

Gambar 4.19 Tampilan Laporan Penggunaan Lokomotif ... 92

Gambar 4.20 Tampilan Laporan Ketersediaan Lokomotif ... 93

Gambar 4.21 Tampilan Laporan Peminjaman dan Mutasi... 93

Gambar 4.22 Gambar User yang Berhasil Login ... 97

Gambar 4.23 Gambar User yang Gagal Login... 97

Gambar 4.24 Gambar User Memasukkan Data Master Baru ... 98

Gambar 4.25 Gambar User Ketika Memilih Menu Simpan Kota ... 98

Gambar 4.26 Gambar User Ketika Memilih Menu Ubah ... 98

Gambar 4.27 Gambar Awal Pemilihan Jenis Maintenance ... 99

Gambar 4.28 Gambar Setelah User Memasukkan Jenis Maintenance ... 100

Gambar 4.29 Gambar User Ketika Memilih Lokomotif ... 101

Gambar 4.30 Gambar User Ketika Mengubah Jadwal Berangkat ... 101

Gambar 4.31 Gambar User Ketika Memasukkan Alasan Keterlambatan ... 102

Gambar 4.32 Gambar User Ketika Memasukkan Data Kedatangan ... 102

Gambar 4.33 Gambar User Ketika Memilih Lokomotif yang Boleh Dipinjam ... 103


(11)

xvii

Gambar 4.35 Gambar Ketika User Selesai Melakukan Transaksi Mutasi ... 104 Gambar 4.36 Gambar Ketika Stasiun Tujuan Ingin Mengubah Data Jika

Lokomotif Telah Diterima ... 104 Gambar 4.37 Gambar Daftar Lokomotif Yang Akan Memasuki Masa

Pemeliharaan ... 105 Gambar 4.38 Gambar SMS Rencana dan Realisasi ... 105


(12)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Dipo Lokomotif Sidotopo merupakan tempat perawatan sarana lokomotif yang berada di wilayah kerja Daerah Operasional (Daop) VIII Surabaya, PT Kereta Api Indonesia Perseroan Terbatas milik Negara (Persero). Dipo lokomotif Sidotopo ini memelihara beberapa jenis lokomotif yaitu lokomotif jenis diesel hidrolik sebanyak 6 unit, diesel elektrik sebanyak 36 unit, dan kereta rel diesel (KRD) sebanyak 10 unit. Lokomotif yang sering digunakan untuk menarik kereta api adalah lokomotif dengan tipe diesel elektrik. Untuk jadwal pemeliharaan yang dilakukan ada 2 jenis, yaitu pemeliharaan bulanan, yaitu P1 yang dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan, P3 yang dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, P6 yang dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan, dan P12 yang dilakukan dalam jangka waktu 12 bulan dan pemeliharaan akhir, yaitu Pemeliharaan Akhir Sebagian (SPA) yang dilakukan dalam jangka waktu 2 tahun, dan Pemeliharaan Akhir (PA) yang dilakukan dalam jangka waktu 4 tahun.

Saat ini, Dipo Lokomotif Sidotopo menjadwalkan pemeliharaannya secara manual dengan melihat jadwal pemeliharaan sebelumnya. Jadwal yang sudah ditentukan ini seringkali tidak dapat dipenuhi secara tepat dan tidak mempertimbangkan aspek–aspek yang dapat mempengaruhi kinerja operasi lokomotif. Hal ini dikarenakan jumlah tugas lokomotif per hari tidak sama, bergantung pada jumlah tugas kereta api yang akan dijalankan. Hal ini juga berlaku pada Daop yang lain. Apabila ada Daop yang mengalami kekurangan lokomotif, maka Daop tersebut akan meminjam lokomotif ke Daop lain.


(13)

Lokomotif tersebut akan dipinjam sampai semua jadwal pada Daop tersebut lancar kembali.

Permasalahan yang terjadi adalah keterlambatan pemeliharaan lokomotif. Apabila lokomotif sedang dinas di Daop lain, maka Dipo Lokomotif Sidotopo baru akan meminta kembali lokomotifnya jika dirasa perlu dilakukan pemeliharaan rutin. Apabila lokomotif ada di Dipo Lokomotif Sidotopo, maka bagian pencatatan baru menghitung kilometer yang sudah ditempuh apabila lokomotif tersebut sudah saatnya dilakukan pemeliharaan. Perkiraaan ini tidak pernah mempertimbangkan secara tepat masa pakai dari aspek-aspek yang ada pada masing-masing lokomotif, sehingga seringkali pemeliharaan terlambat dilakukan. Seringkali lokomotif yang membutuhkan pemeliharaan dipaksa untuk beroperasi, akibatnya banyak terjadi kendala. Berdasarkan data sampel, tercatat ada 26 kerusakan yang terjadi pada tahun 2010, pada tahun 2011 meningkat menjadi 34 kerusakan, dan pada tahun 2012 hingga bulan Juli tercatat 35 kerusakan terjadi. Kendala yang paling sering terjadi adalah lokomotif mogok. Hal ini mengakibatkan perjalanan kereta api harus terhenti selama beberapa saat untuk menunggu perbaikan lokomotif. Pemberhentian ini menyebabkan kepuasan pelanggan akan layanan kereta api menjadi turun. Selain itu, hal ini sangat berbahaya mengingat lokomotif yang ada saat ini telah berusia tua sehingga memerlukan perawatan yang lebih intensif dan rutin.

Karena adanya permasalahan tersebut, maka dalam Tugas Akhir ini akan dibuat sebuah sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api yang diharapkan dapat membantu dalam menyediakan informasi pemeliharaan lokomotif dengan lebih tepat berdasarkan kilometer yang sudah ditempuh dan


(14)

masa pakai aspek-aspek yang ada pada lokomotif. Sistem informasi pemeliharaan ini akan dibangun dengan bantuan web dan SMS Gateway. Web digunakan untuk melakukan transaksi harian yang akan dilakukan oleh bagian pemeliharaan (LOSD), stasiun awal, dan stasiun akhir pengguna lokomotif. Web ini juga menyediakan laporan yang diperlukan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) dan Kepala Stasiun. Sementara itu, SMS Gateway digunakan untuk memberikan peringatan kepada bagian LOSD Dipo Lokomotif Sidotopo, stasiun awal, dan stasiun akhir yang menggunakan lokomotif. Dengan adanya peringatan akan pemeliharaan yang harus dilakukan serta perhitungan yang lebih tepat ini, diharapkan tingkat kerusakan lokomotif dapat diminimalkan dan operasional lokomotif dapat berjalan lebih baik. Jadi, tujuan akhir perusahaan yakni menjadi penyedia jasa perkeretaapiaan yang terbaik dapat tercapai.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka diperoleh perumusan masalah yaitu bagaimana merancang dan membangun sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api berdasarkan kilometer yang sudah ditempuh dan masa pakai dari aspek-aspek yang ada pada masing-masing lokomotif?

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan Tugas Akhir sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api ini, ruang lingkup permasalahan hanya akan dibatasi pada :

1. Data lokomotif yang digunakan adalah lokomotif dengan tipe diesel elektrik karena lokomotif ini yang paling sering digunakan dan beroperasi.


(15)

2. Sistem Informasi pemeliharan yang dibangun berbasis web dan SMS Gateway. 3. Sistem Informasi pemeliharaan yang dibangun hanya menangani perhitungan

kilometer tempuh lokomotif dengan mempertimbangkan komponen-komponen yang memiliki satuan kilometer.

4. Sistem informasi pemeliharaan yang dibangun akan memberikan default lokomotif mana yang masa aspek-aspeknya masih dapat memenuhi rute yang telah dijadwalkan.

5. Pengingat pemeliharaan diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat rencana akan habis masa pakai salah satu komponennya (pada saat melakukan sinkronisasi) dan pada saat tiba waktunya pemeliharaan harus dilakukan. 6. Data perjalanan lokomotif dimasukkan setiap 1 minggu sekali (proses

memasukkan data dilakukan pada hari minggu).

7. Rute perjalanan yang telah diberikan selama 1 minggu tidak mengalami perubahan (sesuai dengan perencanaan). Sistem tidak menangani adanya pembatalan jadwal pada saat realisasi perjalanan lokomotif dilakukan.

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah merancang dan membangun sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api berdasarkan kilometer yang sudah ditempuh dan masa pakai dari aspek-aspek yang ada pada masing-masing lokomotif.


(16)

1.5 Sistematika Penulisan

Secara sistematika, penulisan Tugas Akhir ini diatur dan disusun ke dalam lima bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang yang mendasari penulis dalam merancang dan membangun sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api. Bab ini juga mencakup perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan serta sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan konsep–konsep dan teori–teori yang mendukung dalam penyelesaian Tugas Akhir, yaitu: dipo lokomotif, pengingat (alerts), pemeliharaan, sistem informasi, System Development Life Cycle (SDLC), website dan PHP, Short Message Service (SMS), SMS Gateway, dan basis data. Teori– teori ini yang akan digunakan penulis dalam menyelesaikan laporan dan sistem informasi pada Tugas Akhir ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir sesuai dengan teori yang telah didapatkan.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu analisis sistem dan desain sistem. Pada bagian analisis sistem akan dijelaskan bagaimana sistem ini akan dibuat. Tahap ini dimulai dengan penjelasan tentang sistem yang ada sekarang, dilanjutkan dengan analisis dari permasalahan yang ada. Setelah melakukan analisis, akan dilakukan desain sistem yang akan digambarkan menggunakan


(17)

workflow, system flow, Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan desain interface.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan hasil implementasi dari analisis dan perancangan sistem yang telah dilakukan. Dalam bab ini akan menunjukkan tampilan dari sistem informasi yang telah dibuat, serta analisis dari hasil uji coba sistem informasi yang telah dilakukan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menjelaskan kesimpulan pembahasan permasalahan yang telah dilakukan dan saran bagi pengembangan sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api ke depannya.


(18)

7

Dalam merancang dan membangun suatu sistem informasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar–dasar teori yang akan digunakan nantinya. Dasar–dasar teori tersebut akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan pembahasan lebih lanjut sehingga nantinya akan terbentuk suatu sistem informasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Adapun landasan teori yang digunakan untuk membuat Rancang Bangun Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api ini antara lain sebagai berikut :

2.1. Dipo Lokomotif 2.1.1. Lokomotif

Menurut Arbert (2008), lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api yang memiliki mesin untuk menggerakkan kereta api. Lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel.

2.1.2. Lokomotif Diesel Elektrik

Menurut Arbert (2008), lokomotif diesel elektrik merupakan lokomotif hibrida yang memiliki sistem transmisi diesel-elektrik mempunyai sebuah mesin diesel yang dihubungkan dengan generator elektrik, sehingga menghasilkan listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga motor elektrik untuk menggerakkan


(19)

lokomotif. Perkembangan mesin diesel dalam teknologi lokomotif secara berurutan adalah lokomotif bermesin diesel DC/DC, AC/DC, dan AC/AC.

a. Teknologi DC/DC berarti mesin diesel lokomotif menggerakkan generator yang menghasilkan arus searah/DC power lalu arus searah tersebut digunakan untuk menggerakkan motor penggerak arus searah/DC. Kelemahan DC/DC yaitu dijalankan dengan tegangan/voltase yang rendah sehingga arus listrik tinggi sehingga dibutuhkan kabel yang besar.

b. Teknologi AC/DC mesin diesel lokomotif menggerakkan generator/alternator yang menghasilkan arus bolak-balik/AC power lalu arus bolak balik diubah menjadi arus searah untuk selanjutnya digunakan untuk menggerakkan motor penggerak arus searah/DC.

c. Teknologi AC/AC mesin diesel lokomotif menggerakkan generator/alternator yang menghasilkan arus bolak-balik/AC power untuk selanjutnya digunakan sebagai motor penggerak arus bolak balik/AC.

2.1.3. Dipo Lokomotif

Menurut Arbert (2008), dipo lokomotif adalah tempat menyimpan, menyiapkan, melakukan pemeriksaan, memelihara, dan perbaikan ringan agar lokomotif siap untuk melakukan tugasnya menarik rangkaian kereta api.

2.2. Pengingat (Alerts)

Menurut Naufal (2009), alerts adalah layanan notifikasi dan komunikasi berbasis SMS atau email. Lewat Alerts, penerima pesan dapat menerima pemberitahuan event tertentu, seperti jika muncul tagihan, dll. Alerts biasanya ditampilkan dalam bentuk message.


(20)

2.3. Pemeliharaan

Menurut Batam (2002), pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja (sadar) terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu dengan tujuan agar fasilitas tersebut dapat berfungsi dan beroperasi dengan lancar, aman, efektif, dan efisien. Jadi, kegiatan pemeliharaan itu bukanlah pekerjaan yang mudah, bukan pekerjaan yang tanpa perkiraan, tetapi pekerjaan yang perlu perencanaan, pembiayaan, dan kesungguhan.

Pemeliharaan ini berdasarkan frekuensinya, terbagi menjadi :

a. Pemeliharaan harian ialah pemeliharaan yang dilakukan setiap hari atau setiap mesin/peralatan/fasilitas dioperasikan atau digunakan.

b. Pemeliharaan berkala ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan.

Pembuatan jadwal itu berdasarkan kepentingan perlakuan terhadap objek pemeliharaan misalnya keperluan penggantian oli seharusnya berapa jam kerja, penyetelan ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa bulan dan sebagainya.

2.4. Sistem Informasi

Menurut Stair dalam buku Al Fatta (2007), sistem informasi berbasis komputer (CBIS) dalam suatu organisasi terdiri dari komponen–komponen berikut:

a. Perangkat Keras, yaitu komponen untuk melengkapi kegiatan memasukkan

data, memproses data, dan keluaran data.


(21)

c. Database, yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.

d. Telekomunikasi, yaitu komunikasi yang menghubungkan antara pengguna

sistem dengan sistem komputer secara bersama–sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.

e. Manusia, yaitu personel dari sistem informasi, meliputi manajer, analis,

programmer, dan operator, serta pihak yang bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.

Prosedur, yakni tata cara yang meliputi strategi, kebijakan, metode, dan peraturan–peraturan dalam menggunakan sistem informasi berbasis komputer. Sementara Burch dan Grudnistki dalam buku Al Fatta (2007), berpendapat bahwa sistem informasi yang terdiri dari komponen–komponen di atas disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), dan blok kendali (control block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing–masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

a. Blok Masukan. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input termasuk metode–metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen–dokumen dasar.

b. Blok Model. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.


(22)

c. Blok Keluaran. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi. Teknologi merupakan kotak alat (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan sekaligus mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

e. Blok Database. Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

f. Blok Kendali. Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal–hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan–kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.5. System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Hartanto (2002), System Development Life Cycle atau yang disingkat SDLC adalah “metode tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti suatu sistem informasi”. SDLC ini terdiri dari tujuh fase, diantaranya adalah :

a. Project Identification and Selection

Fase identifikasi dan analisis kebutuhan sistem informasi untuk mendapatkan gambaran yang utuh sehingga dapat dilakukan proses pengembangan sistem secara maksimal.


(23)

Fase pembuatan dan perencanaan sistem informasi yang potensial secara terinci dan dikembangkan untuk pengembangan sistem.

c. Analysis

Suatu fase pembelajaran sistem yang sedang berjalan dan pengajuan alternatif sistem yang baru.

d. Logical Design

Suatu fase pengembangan semua kegiatan fungsional dari sistem yang diusulkan dan digambarkan secara independen.

e. Physical Design

Suatu fase perubahan rancangan logis dalam bentuk teknis yang terinci di mana pemrograman dan bentuk sistem dapat dibuat.

f. Implementation

Suatu fase pengujian sistem informasi yang digunakan untuk mendukung suatu organisasi.

g. Maintenance

Sistem informasi secara sistematis diperbaiki dan dikembangkan.

2.6. Website dan PHP 2.6.1. Website

Menurut Jovan (2009), website adalah media penyampaian informasi di internet, dapat digunakan sebagai penyedia informasi komersial (toko online), service (layanan web sms), dan penyampai berita (aplikasi surat kabar online).

Website dibentuk dan diciptakan dari serangkaian script atau code tertentu dari bahasa pemrograman tertentu. Bahasa pemrograman yang dipakai bisa bermacam–macam. Ada script website yang berasal dari bahasa pemrograman


(24)

ASP (Active Server Page), ada juga yang memakai bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprosessor).

2.6.2. PHP

Menurut Sidik (2004), PHP merupakan script untuk pemrograman script web server-side, script yang membuat dokumen HTML secara on the fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML.

Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses ubah data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan mengunakan script PHP. PHP secara resmi merupakan kependekan dari PHP:Hypertext Preprosessor, merupakan bahasa script server-side yang disisipkan pada HTML. Kemampuan PHP yang paling diandalkan dan signifikan adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web yang menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan.

2.7. Short Message Service (SMS)

Menurut Wiraputra (2009), Short Message Service (SMS) merupakan fasilitas standard dari Global System for Mobile Communication (GSM). Fasilitas ini dipakai untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks ke dan dari sebuah ponsel. Menurut Soerowirdjo dalam Wiraputra (2009), beberapa karakteristik SMS adalah :

a. Sebuah pesan singkat terdiri atas 160 karakter yang terdiri atas huruf atau angka. SMS juga dapat mendukung pesan non-text, seperti format binary.


(25)

b. Prinsip kerjanya adalah “menyimpan” dan “menyampaikan” pesan (store and forward message). Dengan kata lain, pesan tidak langsung dikirimkan ke penerima, tetapi disimpan dahulu di SMS Centre.

c. Memiliki ciri dalam hal konfirmasi pengiriman pesan, yaitu pesan yang dikirimkan tidak secara sederhana dikirimkan dan dipercayai akan disampaikan dengan selamat. Namun, pengirim pesan dapat pula menerima pesan baik yang memberitahukan apakah pesan terkirim atau gagal.

d. Pesan dapat dikirim dan diterima secara simultan dengan panggilan jenis layanan GSM lain.

SMS atau Short Message Service pada awal diciptakan adalah bagian dari layanan pada sistem GSM. SMS awalnya hanya merupakan layanan yang bersifat komplementer terhadap layanan utama sistem GSM (atau sistem 2G pada umumnya) yaitu layanan voice dan switched data. Namun, karena peningkatan pelanggan yang menggunakannya, menjadikan SMS sebagai bagian integral dari layanan sistem. Dalam forum studi dan diskusi dan pembicaraan mengenai standar 3G, SMS (atau disebut layanan messaging) tetap disebut sebagai layanan penting yang diperlukan dan menjadi standar 3G. Dalam standar 3G IMT 2000, terdapat 4 layanan utama 3G yaitu Voice, Messaging, Packet Data, dan Streaming Multimedia.

SMS adalah tipe asynchronous message yang pengiriman datanya dilakukan dengan mekanisme protocol store dan forward. Hal ini berarti bahwa pengirim dan penerima SMS tidak perlu berada dalam status berhubungan (connected/online) satu sama lain, ketika akan saling bertukar pesan SMS. Pengiriman pesan melalui store and forward berarti pengirim pesan SMS dan


(26)

nomor telepon tujuan dan kemudian mengirimkannya (store) ke server SMS (SMS-Center) yang kemudian bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan tersebut (forward) ke nomor telpon tujuan. Hal ini mirip dengan mekanisme store dan forward pada protocol SMTP yang digunakan dalam pengiriman e-mail internet. Keuntungan mekanisme store dan forward pada SMS adalah penerima tidak perlu dalam status online ketika ada pengirim yang bermaksud mengirim pesan kepadanya, karena pesan akan dikirim oleh pengirim ke SMSC yang kemudian dapat menunggu untuk meneruskan pesan tersebut ke penerima ketika ia siap dan dalam status online di lain waktu.

2.8. SMS Gateway

Menurut Soewirdjo dalam Wiraputra (2009), SMS Gateway merupakan suatu alat yang fungsinya sebagai sebuah penghubung atau jembatan antara aplikasi atau system dengan mobile phone. Pesan–pesan SMS dikirim dari sebuah telepon genggam ke pusat pesan yaitu Short Message Service Center (SMSC). Di sini pesan disimpan dan dikirim beberapa kali. Setiap provider yang saat ini berdiri memiliki SMSC dan program SMS Gateway yang berbeda, tetapi teknik pengiriman SMS semua provider relatif sama. Pada pengiriman SMS data yang mengalir dari handphone sampai ke provider atau sebaliknya harus berbentuk Protocol Data Unit (PDU). PDU berisi bilangan heksadesimal yang mencerminkan bahasa input/output (I/O). PDU terdiri atas beberapa header. Header berfungsi mengirim SMS ke SMSC berbeda SMS yang diterima dari SMSC.


(27)

2.8.1. PDU Kirim SMS

Menurut Ariyanto dalam Wiraputra (2009), PDU untuk kirim SMS terdiri dari delapan header yang memiliki arti seperti berikut:

a. Nomor SMS Center

Header pertama ini terdiri dari sub header yaitu :

1. Jumlah pasangan heksadesimal SMSC dalam bilangan heksa.

2. Nasional dan internasional code untuk nasional kode subheadernya adalah 81, untuk internasional subheadernya adalah 91.

3. Nomor SMSC-nya sendiri, dalam pasangan heksa yang dibalik. Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka tersebut akan dipasangkan dengan huruf F didepannya.

b. Tipe SMS

Untuk Send tipe SMS = 1. Jadi bilangan heksanya adalah 01. c. Nomor referensi SMS

Nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan heksanya adalah 00. Nanti akan diberikan sebuah nomor referensi otomatis oleh ponsel atau alat SMS Gateway.

d. Nomor ponsel penerima

Sama seperti cara menulis PDU header untuk SMSC, header ini juga terbagi atas tiga bagian, sebagai berikut :

1. Jumlah bilangan decimal nomor ponsel yang dituju dalam bilangan heksa. 2. Kode Nasional atau internasional, untuk nasional subheadernya adalah


(28)

3. Nomor ponsel yang dituju, dalam pasangan heksa yang acak. Jika tertinggal satu angka heksa maka yang tidak memiliki pasangan dipasangkan dengan huruf F.

e. Bentuk SMS

Bentuk SMS terdiri dari 3 yaitu : 1. 0› 00 › dikirim sebagai SMS. 2. 0› 01 › dikirim sebagai telex. 3. 0› 02 › dikirim sebagai fax. f. Isi SMS

Pada header isi SMS dibagi menjadi dua bagian subheader yaitu: 1. Panjang isi (jumlah huruf dari isi).

2. Isi berupa pasangan bilangan heksa.

Untuk ponsel atau SMS Gateway berskema encoding 7 bit, jika mengetikkan suatu huruf dari keypadnya berarti telah membuat 7 angka I/O berurutan. Terdapat dua langkah yang harus dilakukan untuk konversi SMS yaitu dengan mengubah menjadi kode 7 bit menjadi 8 bit yang diwakili oleh pasangan heksa.

2.8.2. PDU Terima SMS

Menurut Ariyanto dalam Wiraputra (2009), PDU untuk menerima SMS terdiri dari delapan header yang memiliki arti tertentu tetapi memiliki perbedaan dengan PDU kirim SMS yang dijelaskan sebelumnya. Bagian–bagian PDU terima SMS adalah sebagai berikut :

a. Nomor SMSC b. Tipe SMS


(29)

Tipe SMS untuk menerima SMS adalah berkode 4 sehingga jika diubah dalam bilangan heksa menjadi 04.

c. Nomor ponsel pengirim d. Bentuk SMS

e. Skema encoding

f. Tanggal dan waktu SMS stamp pada SMSC

Diwakili oleh 12 bilangan heksa (6 pasangan) yang berarti : yy/MM/dd hh:mm:ss.

g. Batas waktu validasi

Batas waktu validasi SMS ini jika tidak dibatasi dilambangkan dengan 00 h. Isi SMS

2.9. Basis Data

Menurut Fathansyah (2007), basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :

a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

c. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.

Basis data dan lemari arsip sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data dan arsip. Dan tujuan


(30)

utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan data/arsip. Satu hal yang juga harus diperhatikan, bahwa basis data bukan sekedar penyimpanan data secara elektronis (dengan bantuan komputer). Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan atau pemilahan atau pengelompokan atau pengorganisasian data yang akan disimpan sesuai fungsi/jenisnya. Pemilahan/pengelompokan/penorganisasian ini dapat berbentuk sejumlah file/tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom–kolom / field–field data dalam setiap file/tabel.

Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini :

a. Kecepatan dan kemudahan b. Efisiensi ruang penyimpanan c. Keakuratan

d. Ketersediaan e. Kelengkapan f. Keamanan

g. Kebersamaan pemakaian

Dalam sebuah basis data, secara lengkap akan terdapat komponen–komponen utama sebagai berikut:

a. Perangkat keras (Hardware) b. Sistem operasi (Operating system) c. Basis data (Database)

d. Sistem (Aplikasi/Perangkat Lunak) pengelola basis data (DBMS) e. Pemakai (User)


(31)

f. Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).

2.10. Black Box Testing

Menurut Romeo (2003), black box testing dilakukan tanpa adanya suatu pengetahuan tentang detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites, juga disebut sebagai functional testing. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software.

Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan kebutuhan fungsional pada suatu program. Black box testing dilakukan untuk melakukan pengecekan apakah sebuah software telah bebas dari error dan fungsi-fungsi yang diperlukan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.


(32)

21

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis dari permasalahan yang diambil beserta rancangan desain sistem dari Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api.

3.1.Analisis Sistem

Pemeliharaan lokomotif kereta api merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Hal ini disebabkan karena apabila lokomotif tidak diperhatikan pemeliharaannya, maka akan berpengaruh terhadap kegiatan operasionalnya. Dalam melakukan pemeliharaan ini ada aspek–aspek penting yang sangat berpengaruh terhadap operasional lokomotif yang memiliki masa pakai dengan ukuran yang berbeda–beda. Apabila lokomotif akan ditugaskan, maka harus melakukan pengecekan terhadap masa pakai dari komponen-komponen yang ada.

Dalam dunia komputer, proses penghitungan masa pakai dari setiap komponen ini dapat dihitung dengan lebih akurat. Dalam sistem yang akan dibuat ini, penekanannya bukan pada penghitungan otomatis saja. Tetapi tujuan utamanya adalah agar batas kilometer yang telah ditetapkan untuk pemeliharaan tidak sampai melebihi batas, dan adanya suatu alert melalui SMS Gateway dapat membantu dalam mengingatkan kebutuhan pemeliharaan lokomotif agar tidak terjadi keterlambatan.


(33)

3.1.1. Identifikasi Permasalahan

Masalah yang dihadapi pihak Dipo Lokomotif Sidotopo adalah pada proses penghitungan kilometer yang sudah ditempuh lokomotif. Proses penghitungan ini dilakukan secara manual, sehingga seringkali kilometer yang sudah ditempuh lokomotif melebihi batas ketentuan kilometer tempuh pada ketentuan pemeliharaan yang telah ditetapkan. Hal ini sangat berisiko karena mengakibatkan lokomotif mogok atau ada gangguan lain yang terjadi yang menjadikan perjalanan lokomotif menjadi terhambat dan berisiko. Mengingat usia lokomotif yang ada pada Dipo Lokomotif Sidotopo yang sudah berusia tua, maka diperlukan adanya pemeliharaan yang lebih rutin agar operasional lokomotif dapat berjalan lebih maksimal dan keamanan dalam menggunakan sarana ini lebih terjamin.

3.1.2. Analisis Permasalahan

Dari permasalahan yang ada tersebut, maka berikut adalah analisis dari sistem yang dibuat penulis untuk menyelesaikan permasalahan tersebut :

A. Analisis Sistem Dalam Perhitungan Kilometer Tempuh

Sistem yang akan dibuat untuk melakukan penghitungan kilometer tempuh ini berfokus pada penghitungan kilometer yang sudah ditempuh lokomotif dengan lebih akurat agar tidak terjadi kelebihan kilometer tempuh berdasarkan pada batas ketentuan pemeliharaan yang telah ditetapkan serta memperhitungkan pula masa pakai dari aspek-aspek yang mempengaruhi operasional lokomotif. Sistem ini akan dimulai dengan melakukan perencanaan kilometer tempuh lokomotif selama 1 minggu ke depan. Hasil dari penghitungan


(34)

rencana ini akan dijadikan masukan untuk memberikan peringatan akan kebutuhan pemeliharaan lokomotif. Selanjutnya stasiun awal akan mengubah data jika kereta api telah diberangkatkan. Apabila kereta api telah sampai, maka stasiun tujuan akan mengubah kembali data tersebut. Semua data ini akan membantu sistem dalam melakukan pembaharuan status lokomotif. Dalam melakukan proses ubah, maksimal waktu yang diperbolehkan adalah 15 menit, apabila melebihi dari waktu yang telah ditentukan, maka status jadwal akan dianggap terlambat.

B. Analisis Sistem Dalam Pemberian Pengingat Pemeliharaan

Sistem yang akan dibuat ini juga digunakan untuk memberikan suatu pengingat akan kebutuhan pemeliharaan yang dibutuhkan lokomotif. Pengingat ini diberikan melalui SMS Gateway ke pihak pemeliharaan (LOSD), stasiun awal, dan stasiun tujuan. Pengingat ini bertujuan agar pemeliharaan yang dibutuhkan lokomotif tidak terlambat dilakukan, dan agar pihak LOSD serta stasiun mengetahui lokomotif mana yang akan dipelihara. Pengingat ini akan memberikan informasi tentang jenis pemeliharaan yang harus dilakukan, rencana tanggal pemeliharaan, dan sisa kilometer tempuh lokomotif. Pemeliharaan ini pasti akan dilakukan oleh pihak LOSD Dipo Lokomotif Sidotopo yang bertanggung jawab atas pemeliharaan lokomotif Daop VIII.

3.2.Desain Sistem

Berdasarkan analisis sistem dari permasalahan yang dihadapi, selanjutnya akan dibuat desain dari sistem tersebut. Tujuan dari desain sistem ini adalah


(35)

membuat kerangka dasar dalam melakukan implementasi ke sistem informasi yang dibuat.

3.2.1. Workflow

Workflow merupakan diagram alir sistem yang akan menjelaskan gambaran umum dari sistem. Gambar 3.1 merupakan gambaran workflow Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api.

Gambar 3.1 Workflow Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa sistem dimulai dari KUPT menerima email yang berisi rute dan jadwal dari kepala stasiun. Selanjutnya, rute dan jadwal tersebut akan diberikan kepada bagian LOSD. Lalu, bagian LOSD akan


(36)

memasukkan data jadwal dan rute tersebut ke dalam sistem informasi pemeliharaan. Data jadwal dan rute ini selanjutnya akan diproses untuk menghasilkan keluaran berupa laporan (laporan penggunaan lokomotif, laporan ketersediaan lokomotif, laporan kondisi lokomotif, laporan pemeliharaan, laporan peminjaman dan mutasi, serta laporan perencanaan dan realisasi jadwal), pengingat pemeliharaan, dan juga default lokomotif yang dapat dijalankan.

3.2.2. System Flow

System Flow merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow yang akan digambarkan ini adalah bagan yang menjelaskan urutan jalannya sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api yang dibuat. Proses–proses yang ada pada sistem ini adalah maintenance data master, penghitungan kilometer tempuh, masa pakai aspek-aspek yang ada pada lokomotif, pemberian default lokomotif dan pengingat pemeliharaan, peminjaman dan mutasi serta pembuatan laporan.

Gambar 3.2 merupakan system flow untuk maintenance data master secara umum, dan akan dijabarkan secara lebih detail pada gambar selanjutnya. Master-master yang membutuhkan proses maintenance adalah master user, master lokomotif, master rute, master stasiun, master jadwal rute, master kota, master jenis pemeliharaan, dan master kereta api. Pada gambar ini dijelaskan bagaimana user melakukan proses maintenance data master, yaitu: memasukkan data, mengubah data, maupun menghapus data. User tinggal memilih jenis master yang dibutuhkan, selanjutnya transaksi yang diinginkan tinggal dijalankan.


(37)


(38)

Gambar 3.3 merupakan system flow untuk maintenance data user. Pada gambar ini dijelaskan alur dari proses maintenance, yaitu: memasukkan data baru, mengubah data, dan menghapus data user.


(39)

Gambar 3.4 merupakan system flow untuk maintenance data lokomotif. Pada gambar ini dijelaskan alur dari proses maintenance, yaitu: memasukkan data baru, mengubah data, dan menghapus data lokomotif.


(40)

Gambar 3.5 merupakan system flow untuk maintenance data rute. Pada gambar ini dijelaskan alur dari proses maintenance, yaitu: memasukkan data baru, mengubah data, dan menghapus data rute.


(41)

Gambar 3.6 merupakan system flow untuk maintenance data stasiun. Pada gambar ini dijelaskan alur dari proses maintenance, yaitu: memasukkan data baru, mengubah data, dan menghapus data stasiun.


(42)

Gambar 3.7 merupakan system flow untuk maintenance data jadwal rute. Pada gambar ini dijelaskan alur dari proses maintenance, yaitu: memasukkan data baru, mengubah data, dan menghapus data jadwal rute.


(43)

Gambar 3.8 merupakan system flow untuk maintenance data kota. Pada gambar ini dijelaskan alur dari proses maintenance, yaitu: memasukkan data baru, mengubah data, dan menghapus data kota.


(44)

Gambar 3.9 merupakan system flow untuk maintenance data jenis pemeliharaan. Pada gambar ini dijelaskan alur dari proses maintenance, yaitu: memasukkan data baru, mengubah data, dan menghapus data jenis pemeliharaan.


(45)

Gambar 3.10 merupakan system flow untuk maintenance data kereta api. Pada gambar ini dijelaskan alur dari proses maintenance, yaitu: memasukkan data baru, mengubah data, dan menghapus data kereta api.


(46)

Gambar 3.11 merupakan system flow untuk maintenance master jenis maintenance. Pada gambar ini dijelaskan alur dari proses maintenance, yaitu: memasukkan data baru, mengubah data, dan menghapus data jenis maintenance.


(47)

Gambar 3.12 merupakan system flow untuk proses peminjaman dan mutasi. Proses ini dimulai dari permintaan peminjaman/mutasi. Setelah mendapat data permintaan, user akan memasukkan data permintaan ini ke sistem informasi. Setelah selesai, maka user harus menyimpannya. Selanjutnya, sistem akan menyimpan data peminjaman/mutasi ke dalam database.

Gambar 3.12 System Flow untuk Peminjaman dan Mutasi

Gambar 3.13 merupakan system flow untuk proses perhitungan kilometer tempuh dan masa pakai komponen. Proses ini dimulai dari input data ke sistem, selanjutnya sistem akan melakukan perhitungan kilometer yang ditempuh dengan memperhitungkan masa pakai aspek-aspek yang mempengaruhi operasional lokomotif. Setelah itu, stasiun awal dan stasiun tujuan akan mengubah status


(48)

keberangkatan dan kedatangan kereta. Apabila stasiun awal memasukkan data lebih dari 15 menit (toleransi keterlambatan yang telah ditentukan), maka status jadwal akan dianggap terlambat oleh sistem.

Gambar 3.13 System Flow untuk Perhitungan Kilometer Tempuh dan Masa Pakai Komponen

Gambar 3.14 merupakan system flow untuk proses pemberian default lokomotif dan pengingat pemeliharaan. Pemberian default lokomotif ini digunakan untuk menampilkan lokomotif mana saja yang dapat digunakan untuk


(49)

menempuh rute yang harus dijalankan setiap harinya dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang ada pada masing-masing lokomotif. Apabila lokomotif sudah tidak mungkin untuk dijalankan, maka akan ada SMS peringatan yang diberikan ke bagian LOSD Dipo Lokomotif Sidotopo, stasiun awal dan stasiun tujuan.

Gambar 3.14 System Flow untuk Pemberian Default Lokomotif dan Pengingat Pemeliharaan


(50)

Gambar 3.15 merupakan system flow untuk proses pembuatan laporan. Pada gambar ini dijelaskan bagaimana proses pembuatan laporan secara umum yang akan dijelaskan dengan lebih detail pada gambar-gambar berikutnya. Ada 6 jenis laporan, yaitu laporan penggunaan lokomotif, laporan ketersediaan lokomotif, laporan kondisi lokomotif, laporan pemeliharaan, laporan peminjaman dan mutasi, serta laporan perencanaan dan realisasi jadwal.


(51)

Gambar 3.16 merupakan system flow untuk proses pembuatan laporan penggunaan lokomotif. Gambar ini menjelaskan subproses dari pembuatan laporan penggunaan lokomotif dengan lebih detail. Proses ini dimulai dari pemilihan laporan, pemrosesan laporan, dan cetak laporan jika diperlukan.


(52)

Gambar 3.17 merupakan system flow untuk proses pembuatan laporan ketersediaan lokomotif. Gambar ini menjelaskan subproses dari pembuatan laporan ketersediaan lokomotif dengan lebih detail. Proses ini dimulai dari pemilihan laporan, pemrosesan laporan, dan cetak laporan jika diperlukan.


(53)

Gambar 3.18 merupakan system flow untuk proses pembuatan laporan kondisi lokomotif. Gambar ini menjelaskan subproses dari pembuatan laporan kondisi lokomotif dengan lebih detail. Proses ini dimulai dari pemilihan laporan, pemrosesan laporan, dan cetak laporan jika diperlukan.


(54)

Gambar 3.19 merupakan system flow untuk proses pembuatan laporan pemeliharaan. Gambar ini menjelaskan subproses dari pembuatan laporan pemeliharaan dengan lebih detail. Proses ini dimulai dari pemilihan laporan, pemrosesan laporan, dan cetak laporan jika diperlukan.


(55)

Gambar 3.20 merupakan system flow untuk proses pembuatan laporan peminjaman dan mutasi. Gambar ini menjelaskan subproses dari pembuatan laporan peminjaman dan mutasi dengan lebih detail. Proses ini dimulai dari pemilihan laporan, pemrosesan laporan, dan cetak laporan jika diperlukan.


(56)

Gambar 3.21 merupakan system flow untuk proses pembuatan laporan perencanaan dan realisasi jadwal. Gambar ini menjelaskan subproses dari pembuatan laporan perencanaan dan realisasi jadwal dengan lebih detail. Proses ini dimulai dari pemilihan laporan, pemrosesan laporan, dan cetak laporan jika diperlukan.


(57)

3.2.3. Diagram Berjenjang

Diagram berjenjang adalah sebuah bagan yang menggambarkan proses-proses yang ada dan mendukung suatu sistem informasi. Gambar 3.22 menjelaskan diagram berjenjang dari sistem informasi pemeliharaan lokmotif yang terdiri dari 3 tingkat yang selanjutnya akan dijadikan acuan dalam mendesain data flow diagram.

Gambar 3.22 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api


(58)

3.2.4. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram adalah cara untuk memodelkan proses dalam analisis dan perancangan perangkat lunak, khususnya dengan pendekatan terstruktur. Pada Data Flow Diagram akan dijelaskan mengenai aliran data yang ada dalam sistem. Semua masukan dan keluaran dari sistem akan digambarkan dengan jelas, fungsionalitas dari sistem informasi ini juga akan terlihat dengan jelas.

A. DFD level context

DFD level context akan menampilkan hubungan antara sistem informasi pemeliharaan dengan entitas–entitas (LOSD, stasiun keberangkatan, stasiun tujuan, KUPT dan kepala stasiun) yang menjalankan sistem informasi ini seperti terlihat pada Gambar 3.23.

data jenis maintenance

data user data kota data lokomotif

data mutasi

periode laporan yang dipilih jenis laporan yang dipilih data KA

data stasiun data jadwal

data rute

form peminjaman dan pengembalian form mutasi

data pengembalian lokomotif data peminjaman lokomotif

laporan peminjaman dan mutasi data jenis pemeliharaan

laporan perencanaan dan realisasi jadwal

laporan pemeliharaan

data riil jadwal kedatangan pengingat pemeliharaan (stasiun tujuan) form transaksi harian terupdate (datang) form transaksi harian terisi (telah berangkat) pengingat pemeliharaan (Dipo)

form transaksi harian terupdate (berangkat)

data riil jadwal keberangkatan

form transaksi input rute kosong form pemeliharaan

form transaksi harian terisi

pengingat pemeliharaan (stasiun keberangkatan)

jenis laporan

laporan kondisi lokomotif periode laporan

laporan ketersediaan lokomotif laporan penggunaan lokomotif

data pemeliharaan

0

Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api

+ LOSD KUPT stasiun keberangkatan kepala stasiun stasiun tujuan

Gambar 3.23 DFD Level Context Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api


(59)

B. DFD level 0

Pada DFD level 0 ini akan ditampilkan hasil dekomposisi dari level context seperti terlihat pada Gambar 3.24.

data jenis maintenance

jenis maintenance disimpan jenis maintenance dibaca

jenis laporan yang dipilih data mutasi

data jadwal data rute

data stasiun data kota

periode laporan yang dipilih data KA

data lokomotif data user

status pemeliharaan disimpan

status pemeliharaan dibaca data peminjaman dibaca

data mutasi dibaca

data peminjaman disimpan data mutasi disimpan

data peminjaman dan mutasi data master

form mutasi form peminjaman dan pengembalian

data peminjaman lokomotif data pengembalian lokomotif

laporan peminjaman dan mutasi

data perjalanan lokomotif dibaca data perjalanan lokomotif disimpan

data pemeliharaan dibaca data pemeliharaan disimpan

data hasil perhitungan data lokomotif dibaca

data kota dibaca

data stasiun dibaca data jenis pemeliharaan dibaca

data user dibaca

data ka dibaca data jadwal rute dibaca

data rute dibaca

data lokomotif disimpan

data kota disimpan

data stasiun disimpan

data jenis pemeliharaan disimpan

data user disimpan

data KA disimpan data jadwal rute disimpan

data rute disimpan data jenis pemeliharaan

laporan pemeliharaan

laporan perencanaan dan realisasi jadwal

pengingat pemeliharaan (stasiun tujuan) data riil jadwal kedatangan

form transaksi harian terupdate (datang) form transaksi harian terupdate (berangkat)

form transaksi harian terisi (telah berangkat)

pengingat pemeliharaan (Dipo) data riil jadwal keberangkatan

form transaksi input rute kosong form transaksi harian terisi

form pemeliharaan pengingat pemeliharaan (stasiun keberangkatan)

jenis laporan data pemeliharaan

laporan penggunaan lokomotif laporan ketersediaan lokomotif laporan kondisi lokomotif periode laporan KUPT KUPT KUPTKUPT LOSD LOSDLOSD KUPT stasiun keberangkatan stasiun keberangkatan LOSD LOSD LOSD LOSD stasiun keberangkatan stasiun keberangkatan LOSD stasiun tujuan stasiun tujuan stasiun tujuan stasiun tujuan KUPT

kepala stasiunkepala stasiun

KUPT 1

Maintanance data master

+

3

Perhitungan kilometer tempuh dan masa pakai

komponen

+

4

Pemberian default lokomotif dan pengingat

pemeliharaan + 5 Pembuatan laporan + LOSD 1 data_rute

2 jadwal_rute 3 data_ka

4 data_lokomotif 5 kota 6 data_stasiun 7 jenis_pemeliharaan 8 data_user 9 perjalanan_lokomotif 11 data_pemeliharaan kepala stasiun KUPT 2

Peminjaman dan Mutasi Lokomotif

+

LOSDLOSD

LOSDLOSD

13 data_mutasi 14 data_peminjaman

15 status_pemeliharaan LOSD LOSD LOSDLOSD kepala stasiun kepala stasiun LOSD LOSD LOSD LOSD 17 maintenance_lokomotif LOSD


(60)

C. DFD level 1

DFD level 1 ini akan menunjukkan detail dari masing–masing fungsionalitas pada sistem informasi. DFD level 1 untuk maintenance data master terlihat pada Gambar 3.25.

jenis maintenance dibaca jenis maintenance disimpan data jenis maintenance

data jadwal data stasiun data kota data lokomotif data user data KA data rute

data jenis pemeliharaan dibaca data stasiun dibaca

data kota dibaca data lokomotif dibaca

data user dibaca

data ka dibaca data jadwal rute dibaca

data rute dibaca

data lokomotif disimpan

data kota disimpan

data stasiun disimpan

data jenis pemeliharaan disimpan data user disimpan

data KA disimpan data rute disimpan

data jadwal rute disimpan

data jenis pemeliharaan LOSD 1 data_rute 2 jadwal_rute 3 data_ka 8 data_user 7 jenis_pemeliharaan 6 data_stasiun 5 kota 4 data_lokomotif 1 data_rute 2 jadwal_rute 3 data_ka 8 data_user 7 jenis_pemeliharaan 6 data_stasiun 5 kota 4 data_lokomotif 1 maintenance master user 2 maintenance master rute 3 maintenance master jadwal rute

4 maintenance master KA 5 maintenance master lokomotif 6 maintenance master kota 7 maintenance master stasiun 8 maintenance master jenis pemeliharaan LOSD LOSD LOSD LOSD LOSD LOSD LOSD 17 maintenance_lokomoti f 17 maintenance_lokomotif 9 maintenance master jenis maintenance lokomotif LOSD

Gambar 3.25 DFD Level 1 Subsistem Maintenance Data Master

Proses selanjutnya adalah peminjaman dan mutasi lokomotif. DFD level 1 untuk proses peminjaman dan mutasi terlihat pada Gambar 3.26.


(61)

Gambar 3.26 DFD Level 1 Subsistem Peminjaman dan Mutasi Lokomotif

Proses selanjutnya adalah peminjaman dan mutasi lokomotif. DFD level 1 untuk proses perhitungan kilometer tempuh dan masa pakai dari komponen terlihat pada Gambar 3.27.

Gambar 3.27 DFD Level 1 Subsistem Perhitungan Kilometer Tempuh dan Masa Pakai Komponen

[data mutasi]

hasil transaksi peminjaman

[data peminjaman dan mutasi] [data master]

[data peminjaman disimpan]

[data mutasi disimpan] [form mutasi]

[form peminjaman dan pengembalian] [data peminjaman lokomotif]

[data pengembalian lokomotif] LOSD

LOSD LOSD

LOSD Maintanance data master

Perhitungan kilometer tempuh dan masa pakai komponen

13 data_mutasi 14 data_peminjaman 2.1 melakukan transaksi peminjaman 2.2 melakukan transaksi mutasi LOSD

[data peminjaman dan mutasi]

data transaksi harian

[form transaksi harian terupdate (datang)]

[form transaksi harian terupdate (berangkat)] [form transaksi harian terisi]

[form transaksi harian terisi (telah berangkat)]

[data riil jadwal kedatangan]

[data perjalanan lokomotif disimpan]

[data hasil perhitungan] [data riil jadwal keberangkatan]

[form transaksi input rute kosong] stasiun keberangkatan LOSD stasiun keberangkatan stasiun tujuan stasiun keberangkatan stasiun tujuan stasiun tujuan

Pemberian default lokomotif dan pengingat pemeliharaan 9 perjalanan_lokomotif

3.1 melakukan transaksi input rute

3.2 melakukan penghitungan km

tempuh Peminjaman dan Mutasi Lokomotif


(62)

Proses selanjutnya adalah pemberian default lokomotif dan pengingat pemeliharaan. DFD level 1 untuk proses pemberian default lokomotif dan pengingat pemeliharaan terlihat pada Gambar 3.28.

Gambar 3.28 DFD Level 1 Subsistem Pemberian Default Lokomotif dan Pengingat

Pemeliharaan

Proses selanjutnya adalah pembuatan laporan. DFD level 1 untuk proses pembuatan laporan terlihat pada Gambar 3.29.

periode laporan yang dipilih jenis laporan yang dipilih

laporan peminjaman dan mutasi

laporan perencanaan dan realisasi jadwal

laporan pemeliharaan laporan ketersediaan lokomotif laporan penggunaan lokomotif laporan kondisi lokomotif hasil penentuan periode laporan

hasil pemilihan laporan

data pemeliharaan dibaca data perjalanan lokomotif dibaca

jenis laporan periode laporan KUPT KUPT KUPT KUPT KUPT KUPT kepala stasiun kepala stasiun KUPT 11 data_pemeliharaan 9 perjalanan_lokomotif 1 memilih laporan 2 menentukan periode 3 mencetak laporan kepala stasiun KUPT kepala stasiun kepala stasiun

Gambar 3.29 DFD Level 1 Subsistem Pembuatan Laporan

[status pemeliharaan disimpan] [status pemeliharaan dibaca]

[data mutasi dibaca] [data peminjaman dibaca]

data lokomotif yang perlu dipelihara data perjalanan lokomotif

[data hasil perhitungan]

[form pemeliharaan]

[data pemeliharaan disimpan] [data pemeliharaan]

[pengingat pemeliharaan (stasiun tujuan)]

[pengingat pemeliharaan (Dipo)] [pengingat pemeliharaan (stasiun keberangkatan)]

LOSD stasiun keberangkatan LOSD LOSD stasiun tujuan

Penghitungan kilometer tempuh dan masa pakai oli mesin dan lampu serta rem block

11 data_pemeliharaan 4.1 Memberikan default lokomotif 4.2 Memberikan pengingat pemeliharaan 4.3 melakukan pemeliharaan 13 data_mutasi 14 data_peminjaman 15 status_pemeliharaan 15 status_pemeliharaan


(63)

3.2.5. Entity Relationship Diagram (ER-Diagram)

Pada ER-Diagram ini akan dijelaskan mengenai hubungan entitas yang satu dengan entitas yang lainnya yang terhubung berdasarkan indeks yang sama. Pada setiap entitas akan diperjelas dengan tampilan field pada masing – masing entitas. Untuk memudahkan dalam melihat entitas dan hubungan antar entitas tersebut, berikut ini akan digambarkan ER-Diagram ke dalam tampilan Conceptual Data Model dan Physical Data Model.

A. Conceptual Data Model (CDM)

Pada Conceptual Data Model ini, akan ditampilkan hubungan antar entitas dan field-field yang dimiliki oleh tiap entitas sebelum ditambah field-field hasil suatu relasi, seperti terlihat pada Gambar 3.30.

Gambar 3.30 CDM Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api

rel_mutasi rel_pemeliharaan rel_kota rel_peminjaman rel_jenis_pemeliharaan rel_user_pelihara rel_perjalanan rel_perminjaman rel_user_stasiun rel_rute rel_ka rel_jadwal rel_rute_KA rel_status Relationship_15 Relationship_16 data_lokomotif # * o o o o o o o o o id_lokomotif tahun_pembuatan lebar_body panjang_body jarak_gandar diameter_roda berat kecepatan_maks kapasitas_bb kapasitas_minyak kapasitas_air ...

Variable characters (20) Integer Variable characters (10) Variable characters (10) Variable characters (10) Variable characters (10) Variable characters (10) Variable characters (10) Variable characters (10) Variable characters (10) Variable characters (10)

data_peminjaman # o o o o o o id_peminjaman tgl_pinjam rencana_peminjaman jarak_tempuh_loko total_km_pinjam tgl_kembali status_peminjaman ... Integer Date Integer Integer Integer Date Boolean kota # o id_kota nama_kota

Variable characters (20) Variable characters (30)

data_stasiun # o o o id_stasiun nama_stasiun alamat_stasiun telepon_stasiun ...

Variable characters (20) Variable characters (50) Variable characters (100) Variable characters (20)

data_pemeliharaan # o o o id_pemeliharaan tgl_pemeliharaan stat_pemeliharaan id_sms ...

Variable characters (20) Date

Variable characters (20) Integer jenis_pemeliharaan # o o o id_jenis_pemeliharaan nm_jenis_pemeliharaan km_tempuh batas_km_tempuh ...

Variable characters (20) Variable characters (50) Variable characters (20) Variable characters (20)

data_user # o o o o id_user nama_user bagian password no_hp ...

Variable characters (20) Variable characters (50) Variable characters (30) Variable characters (10) Variable characters (20) data_mutasi # o o o o kd_mutasi tgl_pengiriman tgl_terima asal_mutasi tujuan_mutasi ... Integer Date & Time Date & Time Variable characters (20) Variable characters (20)

data_ka #

o no_ka nama_ka

Variable characters (20) Variable characters (60) jadwal_rute # o o o id_jadwal waktu_berangkat waktu_datang status_jadwal_rute ... Integer Time Time Boolean data_rute # o o o id_rute rute_awal rute_akhir jarak_rute ... Integer Variable characters (50) Variable characters (50) Integer perjalanan_lokomotif # o o o o o o o o o kd_perjalanan waktu_mulai waktu_selesai status_perjalanan status_jadwal tgl_perjalanan ket_terlambat hari_jalan ket_rute group_rute ... Integer Time Time Boolean Boolean Date

Variable characters (50) Variable characters (20) Variable characters (20)

Variable characters (50) o status_pemeliharaan

o o o o # tanggal_hrs_pemeliharaan status_SMS_rencana status_SMS_realisasi status_pemeliharaan tanggal_pemeliharaan id_status_pem ... Date

Variable characters (20) Variable characters (20) Variable characters (20) Date Integer maintenance_lokomotif # o o id_maintenance km_lokomotif km_batas ... Integer Integer Integer


(64)

B. Physical Data Model (PDM)

Pada Physical Data Model ini, semua field yang akan diimplementasikan dalam tabel – tabel pada database telah dipresentasikan secara lengkap, seperti terlihat pada Gambar 3.31.

Gambar 3.31 PDM Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api

3.2.6. Desain Database

Pada perancangan database ini akan dijabarkan mengenai tabel–tabel yang digunakan dalam perancangan sistem. Adapun struktur dari tabel–tabel ini adalah:

A. Tabel Kota

Nama Database : kereta_api Nama Tabel : kota Primary Key : id_kota

Fungsi : untuk menampung data kota

FK_REL_MUTASI FK_REL_PEMELIHARAAN FK_REL_KOTA FK_REL_PEMINJAMAN FK_REL_JENIS_PEMELIHARAAN FK_REL_USER_PELIHARA FK_REL_PERJALANAN FK_REL_PERMINJAMAN FK_REL_USER_STASIUN FK_REL_RUTE FK_REL_KA FK_REL_JADWAL FK_REL_RUTE_KA FK_REL_STATUS FK_RELATIONSHIP_15 FK_RELATIONSHIP_16 data_lokomotif id_lokomotif tahun_pembuatan lebar_body panjang_body jarak_gandar diameter_roda berat kecepatan_maks kapasitas_bb kapasitas_minyak kapasitas_air ... varchar(20) int varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) <pk> data_peminjaman id_peminjaman id_stasiun id_lokomotif tgl_pinjam rencana_peminjaman jarak_tempuh_loko total_km_pinjam tgl_kembali status_peminjaman ... int varchar(20) varchar(20) date int int int date bool <pk> <fk2> <fk1> kota id_kota nama_kota varchar(20) varchar(30) <pk> data_stasiun id_stasiun id_kota nama_stasiun alamat_stasiun telepon_stasiun ... varchar(20) varchar(20) varchar(50) varchar(100) varchar(20) <pk> <fk> data_pemeliharaan id_pemeliharaan id_jenis_pemeliharaan id_user id_lokomotif tgl_pemeliharaan stat_pemeliharaan id_sms ... varchar(20) varchar(20) varchar(20) varchar(20) date varchar(20) int <pk> <fk2> <fk3> <fk1> jenis_pemeliharaan id_jenis_pemeliharaan nm_jenis_pemeliharaan km_tempuh batas_km_tempuh ... varchar(20) varchar(50) varchar(20) varchar(20) <pk> data_user id_user id_stasiun nama_user bagian password no_hp ... varchar(20) varchar(20) varchar(50) varchar(30) varchar(10) varchar(20) <pk> <fk> data_mutasi kd_mutasi id_lokomotif tgl_pengiriman tgl_terima asal_mutasi tujuan_mutasi ... int varchar(20) datetime datetime varchar(20) varchar(20) <pk> <fk> data_ka no_ka nama_ka varchar(20) varchar(60) <pk> jadwal_rute id_jadwal id_rute waktu_berangkat waktu_datang status_jadwal_rute ... int int time time bool <pk> <fk> data_rute id_rute no_ka rute_awal rute_akhir jarak_rute ... int varchar(20) varchar(50) varchar(50) int <pk> <fk> perjalanan_lokomotif kd_perjalanan id_jadwal no_ka id_lokom otif waktu_mulai waktu_selesai status_perjalanan status_jadwal tgl_perjalanan ket_terlambat hari_jalan ket_rute group_rute ... int int varchar(20) varchar(20) time time bool bool date varchar(50) varchar(20) varchar(20) varchar(50) <pk> <fk3> <fk2> <fk1> status_pemeliharaan tanggal_hrs_pemeliharaan status_SMS_rencana status_SMS_realisasi status_pemeliharaan tanggal_pemeliharaan id_status_pem id_pemeliharaan ... date varchar(20) varchar(20) varchar(20) date int varchar(20) <pk> <fk> maintenance_lokomotif id_maintenance id_jenis_pemeliharaan id_lokomotif km_lokomotif km_batas ... int varchar(20) varchar(20) int int <pk> <fk2> <fk1>


(65)

Tabel 3.1 Kota

Field Type Length Keterangan

id_kota varchar 20 ID kota nama_kota varchar 30 Nama kota

B. Tabel User

Nama Database : kereta_api Nama Tabel : data_user Primary Key : id_user

Fungsi : untuk menampung data pengguna (user)

Tabel 3.2 Data User

Field Type Length Keterangan

id_user varchar 20 ID user nama_user varchar 50 Nama user bagian varchar 30 Bagian user password varchar 10 Password user no_hp varchar 20 Nomor telepon user

C. Tabel Stasiun

Nama Database : kereta_api Nama Tabel : data_stasiun Primary Key : id_stasiun

Fungsi : untuk menampung data stasiun awal dan tujuan

Tabel 3.3 Data Stasiun

Field Type Length Keterangan

id_stasiun varchar 20 ID stasiun

id_kota varchar 20 ID kota

nama_stasiun varchar 50 Nama stasiun alamat_stasiun varchar 100 Alamat stasiun telepon_stasiun varchar 20 Telepon stasiun


(66)

D. Data Rute

Nama Database : kereta_api Nama Tabel : data_rute Primary Key : id_rute

Fungsi : untuk menampung data rute

Tabel 3.4 Data Rute

Field Type Length Keterangan

id_rute integer - ID rute

no_ka varchar 20 No KA

rute_awal varchar 50 Rute awal rute_akhir varchar 50 Rute akhir

jarak_rute integer - Jarak rute (kilometer)

E. Jadwal Rute

Nama Database : kereta_api Nama Tabel : jadwal_rute Primary Key : id_jadwal

Fungsi : untuk menampung data jadwal rute

Tabel 3.5 Jadwal Rute

Field Type Length Keterangan

id_jadwal integer - ID jadwal

id_rute integer - ID rute

waktu_berangkat time - Waktu berangkat waktu_datang time - Waktu datang

status_jadwal_rute boolean - Status jadwal rute (aktif, nonaktif)

F. Data KA

Nama Database : kereta_api Nama Tabel : data_ka


(67)

Primary Key : no_ka

Fungsi : untuk menampung nama kereta api

Tabel 3.6 Data KA

Field Type Length Keterangan

no_ka varchar 20 Nomor kereta api nama_ka varchar 60 Nama kereta api

G. Jenis Pemeliharaan

Nama Database : kereta_api

Nama Tabel : jenis_pemeliharaan Primary Key : id_jenis_pemeliharaan

Fungsi : untuk menampung jenis pemeliharaan lokomotif

Tabel 3.7 Jenis Pemeliharaan

Field Type Length Keterangan

id_jenis_pemeliharaan varchar 20 ID jenis pemeliharaan nm_jenis_pemeliharaan varchar 50 Nama jenis pemeliharaan

km_tempuh varchar 20 Batasan bawah

batas_km_tempuh varchar 20 Batasan atas

H. Data Mutasi

Nama Database : kereta_api Nama Tabel : data_mutasi Primary Key : kd_mutasi

Fungsi : untuk menampung data mutasi lokomotif

Tabel 3.8 Data Mutasi

Field Type Length Keterangan

kd_mutasi Integer - Kode mutasi


(68)

Field Type Length Keterangan tgl_pengiriman datetime - Tanggal pengiriman tgl_terima datetime - Tanggal diterima asal_mutasi varchar 20 Asal mutasi tujuan_mutasi varchar 20 Tujuan mutasi

I. Data Lokomotif

Nama Database : kereta_api Nama Tabel : data_lokomotif Primary Key : id_lokomotif

Fungsi : untuk menampung data lokomotif

Tabel 3.9 Data Lokomotif

Field Type Length Keterangan

id_lokomotif varchar 20 ID lokomotif tahun_pembuatan integer - Tahun pembuatan

lebar_body varchar 10 Lebar body

panjang_body varchar 10 Panjang body jarak_gandar varchar 10 Jarak gandar diameter_roda varchar 10 Diameter roda

berat varchar 10 Berat lokomotif

kecepatan_maks varchar 10 Kecepatan maksimum

kapasitas_bb varchar 10 Kapasitas bahan bakar

kapasitas_minyak varchar 10 Kapasitas minyak pelumas

kapasitas_air varchar 10 Kapasitas air

total_km_tempuh integer - Total kilometer tempuh

J. Perjalanan Lokomotif Nama Database : kereta_api

Nama Tabel : perjalanan_lokomotif Primary Key : kd_perjalanan


(69)

Fungsi : untuk menampung data perjalanan lokomotif

Tabel 3.10 Perjalanan Lokomotif

Field Type Length Keterangan

kd_perjalanan Integer - Kode perjalanan

id_jadwal Integer - ID jadwal

no_ka Varchar 20 No kereta api

id_lokomotif varchar 20 ID lokomotif

waktu_mulai Time - Waktu mulai

waktu_selesai Time - Waktu selesai

status_perjalanan boolean - Status perjalanan (terlambat, tepat waktu) status_jadwal boolean - Status jadwal (terlaksana,

dibatalkan)

tgl_perjalanan Date - Tanggal perjalanan ket_terlambat varchar 50 Keterangan terlambat

hari_jalan varchar 20 Keterangan hari

perjalanan

ket_rute varchar 20 Keterangan rute

perjalanan

group_rute varchar 50 Kategori rute mingguan

K. Data Peminjaman

Nama Database : kereta_api

Nama Tabel : data_peminjaman Primary Key : id_peminjaman

Fungsi : untuk menampung data peminjaman lokomotif

Tabel 3.11 Data Peminjaman

Field Type Length Keterangan

id_peminjaman Integer - ID peminjaman id_stasiun Varchar 20 ID stasiun id_lokomotif Varchar 20 ID lokomotif

tgl_pinjam Date - Tanggal pinjam

rencana_peminjaman integer - Rencana pinjam (hari) jarak_tempuh_loko integer - Jarak tempuh pinjam total_km_pinjam integer - Total km pinjam


(70)

Field Type Length Keterangan

status_peminjaman Boolean - Status peminjaman (dipinjam, dikembalikan)

L. Data Pemeliharaan

Nama Database : kereta_api

Nama Tabel : data_pemeliharaan Primary Key : id_pemeliharaan

Fungsi : untuk menampung data pemeliharaan lokomotif

Tabel 3.12 Data Pemeliharaan

Field Type Length Keterangan

id_pemeliharaan integer - ID pemeliharaan id_jenis_pemeliharaan varchar 20 ID jenis pemeliharaan

id_user varchar 20 ID user

id_lokomotif varchar 20 ID lokomotif

tgl_pemeliharaan date - Tanggal pemeliharaan

stat_pemeliharaan varchar 20 Status pemeliharaan lokomotif

id_sms int - ID SMS

M. Status Pemeliharaan

Nama Database : kereta_api

Nama Tabel : status_pemeliharaan Primary Key : id_status_pem

Fungsi : untuk data status pemeliharaan dan status SMS

Tabel 3.13 Status Pemeliharaan

Field Type Length Keterangan

id_pemeliharaan integer - ID pemeliharaan

tanggal_hrs_pemeliharaan date - Tanggal harus dipelihara status_SMS_rencana varchar 20 Status SMS rencana status_SMS_realisasi varchar 20 Status SMS realisasi status_pemeliharaan varchar 20 Status pemeliharaan


(71)

Field Type Length Keterangan tanggal_pemeliharaan date - Tanggal Pemeliharaan id_status_pem Int - ID status pemeliharaan

N. Maintenance Lokomotif

Nama Database : kereta_api

Nama Tabel : maintenance_lokomotif Primary Key : id_maintenance

Fungsi : untuk menampung data maintenance aspek

Tabel 3.14 Maintenance Lokomotif

Field Type Length Keterangan

id_maintenance integer - ID maintenance id_lokomotif varchar 20 ID lokomotif

id_jenis_pemeliharaan varchar 20 ID jenis pemeliharaan km_lokomotif integer Km tempuh lokomotif km_batas integer - Km batas pemeliharaan

3.2.7. Desain Interface

Setelah membuat Sistem Flow, ER-Diagram dan perancangan database kemudian dibuat suatu desain input dan output untuk mengartikan suatu desain sistem. Adapun desain interface tersebut adalah sebagai berikut :

A. Halaman Login

Halaman ini berfungsi untuk melakukan validasi terhadap password yang dimasukkan. Penggunanya ada 3, yaitu : LOSD, KUPT, dan Kepala Stasiun, seperti terlihat pada Gambar 3.32.


(72)

Gambar 3.32 Desain Halaman Login User

B. Halaman Master Kota

Halaman ini berfungsi untuk melakukan maintenance data kota. Melalui halaman ini, user dapat melakukan input dan update data kota. Yang bertugas melakukan maintenance data ini adalah bagian LOSD pada Dipo Lokomotif Sidotopo. Desain halaman master kota digambarkan pada Gambar 3.33.

Gambar 3.33 Desain Halaman Master Kota

C. Halaman Master Pengguna

Halaman ini berfungsi untuk melakukan maintenance data pengguna. Melalui halaman ini, user dapat melakukan input dan update data pengguna. Yang


(73)

bertugas melakukan maintenance data ini adalah bagian LOSD Dipo Lokomotif Sidotopo. Desain halaman master pengguna digambarkan pada Gambar 3.34.

Gambar 3.34 Desain Halaman Master Pengguna

D. Halaman Master Stasiun

Halaman ini berfungsi untuk melakukan maintenance data stasiun. Melalui halaman ini, user dapat melakukan input dan update data stasiun. Yang bertugas melakukan maintenance data ini adalah administrator. Desain halaman master stasiun digambarkan pada Gambar 3.35.


(74)

E. Halaman Master Rute

Halaman ini berfungsi untuk melakukan maintenance data rute. Melalui halaman ini, user dapat melakukan input dan update data rute. Yang bertugas melakukan maintenance data ini adalah bagian LOSD Dipo Lokomotif Sidotopo. Desain halaman master rute digambarkan pada Gambar 3.36.

Gambar 3.36 Desain Halaman Master Rute

F. Halaman Master Jadwal Rute

Halaman ini berfungsi untuk melakukan maintenance data jadwal rute. Melalui halaman ini, user dapat melakukan input dan update data jadwal rute. Yang bertugas melakukan maintenance data ini adalah bagian LOSD Dipo Lokomotif Sidotopo. Desain halaman master jadwal rute digambarkan pada Gambar 3.37.


(75)

G. Halaman Master Lokomotif

Halaman ini berfungsi untuk melakukan maintenance data lokomotif. Melalui halaman ini, user dapat melakukan input dan update data lokomotif. Yang melakukan maintenance data adalah bagian LOSD Dipo Lokomotif Sidotopo. Desain halaman master lokomotif digambarkan pada Gambar 3.38.

Gambar 3.38 Desain Halaman Master Lokomotif

H. Halaman Master Kereta Api

Halaman ini berfungsi untuk melakukan maintenance data kereta api. Melalui halaman ini, user dapat melakukan input dan update data kereta api. Yang bertugas melakukan maintenance data ini adalah bagian LOSD Dipo Lokomotif Sidotopo. Desain halaman master kereta digambarkan pada Gambar 3.39.


(1)

Gambar 4.31 Gambar User Ketika Memasukkan Alasan Keterlambatan

Setelah stasiun awal telah selesai melakukan proses update, maka selanjutnya stasiun tujuan akan dapat mengubah jadwal kereta yang telah sampai tujuan. Gambar 4.32 menunjukkan halaman ketika user mengubah status kedatangan kereta api.

Gambar 4.32 Gambar User Ketika Memasukkan Data Kedatangan

E.Hasil Uji Coba Transaksi Peminjaman

Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan transaksi peminjaman lokomotif. Apabila lokomotif sedang dalam penjadwalan selama 1 minggu ke depan, atau sedang dimutasi, maka lokomotif tidak dapat dipinjamkan ke stasiun lain. Transaksi peminjaman yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 4.33. Apabila user telah memasukkan data – data peminjaman, maka akan muncul


(2)

tombol kembali. Tom kembali dan siap unt user memasukkan dat

Gambar 4.

Gambar 4.34 Gamba

F. Hasil Uji Coba Tr

Pengujian ini lokomotif. User yang Lokomotif Sidotopo.

Tombol ini digunakan untuk menyatakan l untuk digunakan pada transaksi yang lainnya. n data peminjaman dapat dilihat pada Gambar 4.3

4.33 Gambar User Ketika Memilih Lokomotif Dipinjam

mbar Ketika User Selesai Melakukan Transaksi

a Transaksi Mutasi

ni dilakukan dengan memasukkan data tr ng berhak melakukan transaksi ini adalah bagi opo. Lokomotif yang dapat dimutasi adalah lokom

103

lokomotif telah a. Gambar setelah

34.

otif yang Boleh

ksi Peminjaman

transaksi mutasi bagian LOSD Dipo okomotif yang tidak


(3)

digunakan dalam trans masih dipinjam (belum dilihat pada Gambar mutasi, maka selanjut akan diubah bahwa loko 4.36.

Gambar 4.35 Ga

Gambar 4.36 Gamba

ransaksi selama 1 minggu, dan juga lokomotif belum dikembalikan). Hasil percobaan transaks

bar 4.35. Apabila user telah selesai memasukka njutnya, ketika stasiun tujuan mutasi telah mene

a lokomotif telah diterima, seperti yang terliha

Gambar Ketika User Selesai Melakukan Transa

bar Ketika User Selesai Mengubah Data Jika Lokom Diterima

otif yang stastusnya aksi mutasi dapat asukkan transaksi enerimanya, maka lihat pada Gambar

nsaksi Mutasi


(4)

G.Hasil Uji Coba Tr Halaman transa rencananya akan m pemeliharaan, maka adalah hasil dari pe pemeliharaan dan harus

Gambar 4.37 G

H.Hasil Uji Coba SM

Berikut adalah scr rencana (sinkronis terlihat pada Gamba

Gamba

a Transaksi Pemeliharaan

nsaksi pemeliharaan ini menampilkan daftar memasuki masa pemeliharaan. Apabila t ka user akan mengubah dan menekan tombol percobaan beberapa lokomotif yang telah m n harus dipelihara seperti terlihat pada Gambar 4.3

Gambar Daftar Lokomotif yang Akan Memas Pemeliharaan

a SMS Gateway

screen capture dari SMS yang berhasil dilakuka onisasi) dilakukan dan pada saat realisasi pemel

mbar 4.38.

mbar 4.38 Gambar SMS Rencana dan Realisasi

105

r lokomotif yang telah dilakukan bol selesai. Berikut h memasuki masa

4.37.

asuki Masa

lakukan pada saat eliharaan, seperti


(5)

106 5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan rancang bangun sistem informasi pemeliharaan lokomotif kereta api ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Sistem informasi pemeliharaan ini dapat menghasilkan perhitungan pemakaian kilometer setiap aspek pada masing-masing lokomotif dengan tepat dan dapat memberikan SMS sebagai informasi pengingat pemeliharaan pada saat yang tepat dengan rata-rata kesesuaian = 86 untuk bagian LOSD khusus, dan 89 untuk bagian LOSD Umum. Jadi, rata-rata kesesuaian total untuk sistem informasi pemeliharaan ini = 87,5.

2. Sistem informasi pemeliharaan ini mampu membantu pihak Dipo Lokomotif Sidotopo dan stasiun lain untuk memasukkan data pemakaian lokomotif secara terintegrasi.

5.2. Saran

Berikut adalah saran yang dapat penulis berikan untuk penelitian selanjutnya : 1. Sistem ini akan dapat lebih optimal jika dapat menangani semua aspek yang

ada pada lokomotif dengan berbagai tipe dan merk.

2. Sistem informasi pemeliharaan ini dapat lebih baik jika transaksi perjalanan dapat dilakukan lebih dari 1 minggu (2 minggu, dst).

3. Sistem informasi pemeliharaan ini akan lebih baik jika dapat menangani pembatalan jadwal kereta api pada saat realisasi perjalanan lokomotif dilakukan.


(6)

107

DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta : ANDI Offset

Anwar, Khoiril. 2012. Membangun SMS Gateway Menggunakan Gammu.

http://ikhwaniril.blogspot.com/2011/05/membangun-sms-gateway-menggunakan-gammu.html diakses tanggal 4 Februari 2013.

Arbert, Agus. 2008. Sejarah Kereta Api di Indonesia. http://duniagus.blogspot.com diakses tanggal 26 September 2012

Batam, IDP. 2002. Buku Pedoman Pelatihan Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Hidrolik, Indonesia Australia Partnership for Skills Development. Batam : Aus AID

Fathansyah. 2007. Buku Teks Komputer Basis Data. Bandung : Informatika Hartanto, Jogiyanto. 2002. Pengenalan Komputer. Yogyakarta : Andi

Jovan, FN. 2009. Panduan Praktis Membuat Web dengan PHP untuk Pemula. Jakarta : mediakita

Naufal, N.N. 2009. Message Alert. http://forantum.blogspot.com diakses tanggal 26 September 2012

Romeo. 2003. Testing dan Implementasi Sistem Edisi Pertama. Surabaya : STIKOM

Sidik, Betha. 2004. Pemrograman Web dengan PHP. Bandung : Informatika Wiraputra, A.M. 2009. Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Pasien

Rawat Jalan Tuberkolosis Berbasis SMS Gateway (Studi Kasus : RSUD Sanjiwani Gianyar). Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : Stikom Surabaya