Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Akuntansi Untuk Pengalihan Aktiva Tetap Berupa Lokomotif dan Kereta Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung

(1)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI

UNTUK PENGALIHAN AKTIVA TETAP

BERUPA LOKOMOTIF DAN KERETA

PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

DAOP 2 BANDUNG

Review of The Accounting Registration Procedure for Transfer of Fixed Assets

in Form of Locomotive and Train

in PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Tugas Akhir Jenjang Diploma III

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :

WAWAN WAHYUDI

21311021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

120

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama

: Wawan Wahyudi

Tempat, tanggal lahir

: Bandung, 9 April 1983

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Status

: Belum Menikah

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Gempol Sari Indah Jl.Bougenville II No.5

... RT01 RW04.Bandung 40215

No. HP

: 08997135143

Email

: wawan_wah_yud@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1990 – 1996

: SDN Pasir Layung II Bandung

1996 – 1999

: SMPN 49 Bandung

1999 – 2002

: SMKN 5 Bandung

2011 – Sekarang

: Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung

PENGALAMAN KERJA

2002 – 2010

: PT. Tobindo Kencana Bandung

Staf Estimasi


(4)

vi

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK

... i

ABSTRACT

... ii

KATA PENGANTAR

... iii

DAFTAR ISI

... vi

DAFTAR GAMBAR

... ix

DAFTAR TABEL

... x

DAFTAR LAMPIRAN

... xi

BAB I PENDAHULUAN

……. ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4.1 Maksud Penelitian ... 5

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Kegunaan ... 6

1.5.1 Kegunaan Akademis ... 6

1.5.2 Kegunaan Praktis ... 6

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

... 8

2.1 Pengertian Aktiva ... 8

2.2 Pengertian Aktiva Tetap ... 10

2.2.1 Perolehan Aktiva Tetap ... 11


(5)

vii

2.3 Pengertian Pengalihan Aktiva Tetap ... 24

2.4 Pengertian Lokomotif dan Kereta ... 33

2.4.1 Lokomotif ... 33

2.4.2 Jenis-jenis Lokomotif ... 34

2.4.3 Kereta ... 36

2.4.4 Jenis-jenis Lereta ... 37

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

……. ... 39

3.1 Objek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.2.2 Sumber Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

... 48

4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 49

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 49

4.1.1.2 Stuktur Organisasi ... 54

4.1.1.3 Uraian Tugas ... 56

4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 72

4.1.2 Analisis Deskriftif ... 74

4.1.2.1 Prosedur Pengalihan Aktiva Tetap Berupa Lokomotif dan

Kereta PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung

... 74

4.1.2.2 Pencatatan Akuntansi Dalam pembuatan Nota Pengalihan

Administrasi Aktiva Tetap Berupa Lokomotif dan Kereta

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung .... 79


(6)

viii

Kereta PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung ... 88

4.2.2 Analisis Pencatatan Akuntansi Dalam pembuatan Nota Pengalihan

Administrasi Aktiva Tetap Berupa Lokomotif dan Kereta PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung ... 89

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

... 92

5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 95

DAFTAR SIMBOL

... 97

DAFTAR PUSTAKA

... 98

LAMPIRAN-LAMPIRAN

... 100


(7)

 

98

DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi :

Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih. 2009.

Akuntansi Pengantar Pendekatan

Terpadu.

Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan Akademi Manajemen

Perusahaan YKPN

Al Hayono Jusup. 2012.

Dasar-Dasar Akuntansi

. Yogyakarta: Bagian Penerbitan

Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi YKPN.

Ardiyos. 2009.

Kamus Besar Akuntansi.

Jakarta: Citra Harta Prima

Azhar Susanto. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya

Danang Sunyoto. 2013.

Metodologi Penelitian Akuntansi.

Bandung: PT. Refika

Aditama

Djaman Satori dan Aan Komariah. 2011.

Buku Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta

Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini.

Akuntansi Keuangan.

Yogyakarta: Graha

Ilmu

Gima A. Sugiama, 2012

. Metode Riset Bisnis dan Manajemen.

Bandung:

CV.Guardaya Intimarta.

Hidayat. 2010.

Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba

Medika

Husen Umar. 2013.

Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis

. Jakarta :

Rajawali Pers

I Made Wirartha. 2009.

Metode Penelitian Sosial Ekonomi.

Yogyakarta: Andi

Publisher

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Jakarta: Salemba Empat

Jogiyanto Hartono. 2009.

Analisis dan Desain Sistem Informasi.

Yogyakarta:

Andi Publisher

Kunzel, Nicole. Penerjemah Riana Khairina dan Sakti Handoko Yudo 2010.

Lokomotif dan Kereta Api. Bandung: Mizan

Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini. 2011.

Sistem Informasi Akuntansi.

Yogyakarta: Graha Ilmu


(8)

Marisi P. Purba. 2013.

Akuntansi Keuangan Aset Tetap Dan Aset Tak Berwujud

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat

Punaji Setyosari. 2010.

Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Malang: Elang Mas

Riduwan. 2010.

Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Romney M.B. dan P.J. Steinbart. 2009.

Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:

Salemba Empat

Slamet Sugiri. 2009.

Akuntansi Suatu Pengantar 2.

Yogyakarta: STIM YKPN

Soemarso S.R. 2009.

Akuntansi Suatu Pengantar

. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2012.

Metode Penelitian.

Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2010.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Bandung: Rineka Cipta

Sujoko Efferin, Stefanus Hadi Darmaji dan Yuliawati Tan. 2009.

Metode

Penelitian Akuntansi.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Weygandt, Kieso & Kimmel, Penerjemah Ali Akbar Yulianto, Wasilah dan

Rangga Handika. 2009.

Accounting Principles.

Jakarta: Salemba Empat.

Zaki Baridwan. 2010

. Intermediate Accounting.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Sumber Internet :

Muhammad Faris Naufal Austen. 2011.

Jenis-jenis Kereta di Indonesia.

Diakses

melalui :

http://muhamadfarisnaufalausten.wordpress.com/2011/05/18/jenis-jenis-kereta-i-indonesia/ [15/05/2014]

Ebta Setiawan. 2014.

Lokomotif, Kereta

. Diakses melalui : http://kbbi.web.id/

[14/05/2014]

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23. 2007.

Tentang Perkeretaapian.

Diakses melalui

:

 

http://bumn.go.id/data/uploads/files/1/23.pdf [15/05/2014]

Dewo Wisnu Prakoso. 2013.

Jenis-jenis Lokomotif yang ada di Indonesia.

Diakses melalui :

http://nanuwisnu.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-lokomotif-yang ada

di_697.html [15/05/214]


(9)

 

 

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini

dengan

judul

TINJAUAN

ATAS

PROSEDUR

PENCATATAN

AKUNTANSI UNTUK PENGALIHAN AKTIVA TETAP BERUPA

LOKOMOTIF DAN KERETA PADA PT. KERETA API INDONESIA

(PERSERO) DAOP 2 BANDUNG”.

Tugas Akhir ini disusun oleh peneliti dengan maksud memenuhi salah satu

syarat untuk mengikuti ujian sidang diploma (D3) Program Studi Akuntansi,

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Dengan penuh kesadaran,

diakui bahwa isi laporan Tugas Akhir yang telah disusun masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

 

Walaupun demikian Tugas Akhir ini adalah karya terbesar yang pernah

peneliti buat. Semua ini tidak akan terwujud tanpa adanya izin dari Allah SWT

serta dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1.

Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2.

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.


(10)

 

 

iv

5.

Bapak/Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Komputer

Indonesia.

6.

Dr. Ely Suhayati, S.E., M.Si., Ak selaku Dosen Wali 3AK5 yang selama

ini telah membimbing kami semua dalam menyelesaikan studi di

Universitas Komputer Indonesia.

7.

Bapak Adi Rachmanto, S.Kom.,M.Kom selaku Dosen Pembimbing yang

dengan sabar dan banyak memberikan saran dan arahan, dari awal hingga

terselesaikannya tugas akhir ini.

8.

Seluruh pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung,

terutama Bapak Edi Samhuri atas bantuan dan kesempatan yang diberikan

kepada penulis pada penelitian ini.

9.

Ibu, kakak dan adik yang senantiasa tulus memberikan doa, kasih sayang,

dan perhatian yang tidak henti-hentinya.

10.

Pops Joseph Bradbury dan brother Daniel Sanderson yang selalu

memberikan semangat dan dukungannya baik moril maupun materil.

11.

Teman-teman seperjuangan 3AK5 angkatan 2011 yang tidak bisa

disebutkan satu-persatu, yang bersama-sama berjuang menyelesaikan

tugas akhir ini, terima kasih atas kerja sama dan bantuannya.

12.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu peneliti, secara langsung ataupun tidak langsung dalam

menyelesaikan laporan tugas akhir ini.


(11)

 

 

v

Harapan peneliti semoga apa yang disajikan dalam Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat yang besar bagi penulis khususnya, dan bagi pihak yang

membaca pada umumnya. Akhir kata peneliti panjatkan doa kepada Allah SWT,

semoga amal berupa bantuan, dorongan, dan doa yang telah diberikan kepada

peneliti akan mendapat balasan yang berlipat ganda.

Bandung, Agustus 2014


(12)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1.

Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut

Sugiyono (2012:38) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sedangkan menurut Husen Umar (2013:303), pengertian objek penelitian

adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian

dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap

perlu.”

Selanjutnya pengertian objek penelitian menurut I Made Wirartha

(2009:39) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian (variable penelitian) adalah karakteristik tertentu

yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit

atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih

dari satu nilai.”


(13)

 

40

Dari pengertian tersebut di atas dapat diketahui bahwa objek penelitian

menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian, hal ini berhubungan dengan

judul penelitian dan data yang diperlukan. Jika penentuan objek penelitian tidak

mendukung judul dan data penelitian maka menjadi kendala besar dan

mempengengaruhi hasil penelitian tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan

dengan objek penelitian. Yang menjadi objek penelitian ini adalah pengalihan

aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta yang ada pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Daop 2 Bandung.

3.2.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

pengumpulan dan analisis data yang diperlukan. Penelitian merupakan usaha

untuk menemukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi terhadap

kebenaran suatu peristiwa atau suatu pengetahuan dengan memakai

metode-metode ilmiah.

Menurut Suharsimi

Arikunto (2010:136) pengertian dari metode penelitian

adalah sebagai berikut :

” Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

pengumpulan data penelitiannya ”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2012:2), menyatakan pengertian metode

penelitian adalah :


(14)

“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Selanjutnya pengertian metode penelitian menurut Sujoko, Stevanus, dan

Yuliawati (2009:7) menyatakan bahwa :

“Metode penelitian merupakan bagian dari metodologi yang secara

khusus mendeskripsikan tentang cara mengumpulkan data dan

menganalisis data.”

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa metode penelitian

akan menentukan urutan-urutan proses analisis data yang disajikan secara

sistematik. Karena dengan urutan proses analisis data dapat diketahui secara cepat

dan membantu pemahaman maksud dari penelitian tersebut. Sehingga metode

peneltian dapat dikatakan merupakan alur pikir sebuah penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu jenis penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

Menurut Hidayat Syah (2010:10), menjelaskan bahwa pengertian dari

penelitian deskriptif adalah sebagai berikut :

‘Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek


(15)

 

42

Sedangkan menurut Punaji Setyosari (2010:15), menjelaskan bahwa

penelitian deskriptif adalah :

“Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu

yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik

dengan angka-angka maupun kata-kata”.

Dari pengertian tersebut di atas dapat diketahui bahwa metode deskriptif

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara objek

penelitian yang diselidiki.

Metode deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

gambaran tentang prosedur dan pencatatan akuntansi atas nota peralihan dalam

pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta pada PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Fase terpenting dari penelitian adalah pengumpulan data. Pengumpulan

data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian, maka

mustahil peneliti dapat menghasilkan temuan, apabila tidak memperoleh data.

Menurut Riduwan (2010:51), pengertian dari teknik pengumpulan data adalah :

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”.

Sedangkan menurut Djaman Satori dan Aan Komariah (2011:103),

pengertian teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :


(16)

“Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur

sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan”.

Dari pengertian tersebut di atas dapat diketahui bahwa teknik

pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah penelitian yang ingin

dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi penentuan teknik

pengumpulan data .

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mendapatkan dan

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Studi Lapangan (Field Research)

Menurut Danang Sunyoto (2013:22), pengertian studi lapangan adalah :

“Studi lapangan adalah suatu metode yang dilakukan oleh peneliti

dengan cara pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan”.

a.

Observasi Lapangan Langsung

Menurut Djaman Satori dan Aan Komariah (2011:105) menjelaskan

bahwa observasi adalah :

“Pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian”

Dengan menggunakan metode observasi lapangan langsung, penulis

melakukan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan dan

kondisi perusahaan tempat penulis melakukan penelitian yaitu pada

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung dan mencatat


(17)

 

44

semua informasi yang mendukung dalam penyusunan laporan tugas

akhir tentang tinjauan atas pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif

dan kereta.

b.

Wawancara

Menurut Danang Sunyoto (2013:22), pengertian metode wawancara

adalah :

“Metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara bebas baik terstruktur maupun tidak

terstruktur dengan tujuan untuk memperoleh informasi secara

luas mengenai objek penelitian”.

Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan tanya jawab

secara langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, baik

secara formal maupun non formal kepada pihak yang terkait yaitu

Bapak Edi Samhuri yang menjabat sebagai Staf Akuntansi pada PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung untuk memperoleh

informasi secara luas mengenai objek penelitian yang sesuai dengan

judul penelitian tentang tinjauan atas pengalihan aktiva tetap berupa

kereta dan lokomotif.

c.

Dokumentasi

Menurut Djaman Satori dan Aan Komariah (2011:105) menjelaskan

bahwa :

“Dengan teknik dokumentasi, peneliti dapat memperoleh

informasi bukan dari orang sebagai sumber, tetapi memperoleh

informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen

yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya dan

karya piker”.

Dengan teknik dokumentasi ini, penulis memperoleh informasi yaitu

dengan mengumpulkan, memilih dan mengelola bukti-bukti serta


(18)

data-data yang berhubungan dengan bidang kajian laporan tugas

akhir yang disusun oleh penulis tentang tinjauan atas pengalihan

aktiva tetap berupa kereta dan lokomotif yang ada pada PT Kereta Api

Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.

2.

Studi Kepustakaan (Library Research)

Menurut Djaman Satori dan Aan Komariah (2011:105) menjelaskan

bahwa :

“Studi kepustakaan merupakan pendukung penelitian yang berasal

dari pandangan-pandangan ahli dalam bentuk yang tertulis berupa

referensi buku, jurnal, laporan penelitian atau karya ilmiah lainnya”.

Dalam pengumpulkan data penelitian ini, penulis juga mencari data yang

mencakup hal-hal yang berhubungan dengan tinjauan atas pengalihan

aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta melalui buku- buku atau sumber

kepustakaan lainnya yaitu dengan mendatangi perpustakaan dan mencari

buku-buku literatur yang sesuai dengan objek penelitian dan informasi

yang didapat digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan

dengan pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta. Data yang

diperoleh melalui studi kepustakaan

adalah sumber informasi yang telah

ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing.

3.2.2 Sumber Data

Dalam suatu penelitian terdapat dua sumber data yang dipakai, data

tersebut adalah sebagai beikut :


(19)

 

46

1.

Data Primer

Menurut Danang Sunyoto (2013:21), menjelaskan bahwa :

“Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2009:137), pengertian data primer adalah :

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data”.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer yang berasal dari

hasil wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung

kepada pihak yang terkait yaitu Bapak Edi Samhuri yang menjabat sebagai

Staf Akuntansi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung

untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian yang meliputi

prosedur dan pencatatan akuntansi atas pengalihan aktiva tetap berupa

lokomotif dan kereta.

2.

Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2009:137), menjelaskan bahwa sumber data sekunder

adalah :

“Sumber

yang

tidak

langsung

memberikan

data

kepada

pengumpulan data”.

Sedangkan menurut Danang Sunyoto (2013:21), pengertian data sekunder

adalah sebagai berikut :

“Data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada

pada perusahaan dan dari sumber lainnya”


(20)

mengumpulkan catatan dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2

Bandung antara lain surat permintaan pengalihan aktiva tetap berupa

lokomotif dan kereta (surat telek), Laporan Pengiriman Aktiva Tetap

(LPAT) berupa lokomotif dan kereta serta Nota Pengalihan Administrasi

Aktiva Tetap berupa lokomotif dan kereta. Selain itu penulis juga

mengadakan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan

mengumpulkan data dari literature-literature serta sumber lain yang

berhubungan dengan objek penelitian tentang prosedur dan pencatatan

akuntansi atas pengalihan aktiva tetap.


(21)

 

1 TINJAUAN ATAS PENCATATAN AKUNTANSI UNTUK PENGALIHAN AKTIVA TETAP BERUPA LOKOMOTIF DAN KERETA PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

DAOP 2 BANDUNG Wawan Wahyudi

21311021

Universitas Komputer Indonesia

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung yang bergerak dalam bidang jasa transportasi umum kereta api dengan tujuan melayani kebutuhan transportasi masyarakat umum. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta serta dokumen yang terkait dengan pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif untuk menggambarkan pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung. Analisis yang dilakukan selama penelitian yaitu terfokus pada prosedur dan pencatatan akuntansi dalam pembuatan nota pengalihan administrasi atas pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa prosedur pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan teori namun belum sesuai dengan karakteristik prosedur yang baik dimana masih terdapat keterlambatan pengiriman dokumen yang terkait. Pencatatan akuntansi dalam pembuatan nota pengalihan administrasi atas pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta sudah sesuai dengan teori namun ada beberapa perbedaan antara teori dan peraturan yang dibuat oleh perusahaan.

Kata Kunci : Pengalihan, Aktiva Tetap, Lokomotif dan Kereta

Abstract

This research was conducted in PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung which engaged in rail public transport services with the aim of serving the transportation needs of the general public. This study was conducted to determine the transfer of fixed assets in kind of locomotives and trains as well as documents related to the transfer of fixed assets in kind locomotives and trains.

The method used in this research is descriptive method to describe the transfer of fixed assets such as locomotives and trains made by PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung. The analysis conducted during the study was focused on procedures and accounting records in the making of the administration memorandum on the transfer of fixed assets in kind of locomotives and trains. The research was done by direct observation, interviews, documentation and literature.

The results of this study indicate that the transfer procedures of fixed assets such as locomotives and trains are already running well and appropriate with the theory, but not appropriate with the characteristics of a good procedure where there are still have some delays related to the documents delivery. Accounting records in the manufacture of administration memorandum on the transfer of fixed assets in kind of locomotives and trains are in accordance with the theory, but there are some differences between the theoretical and the regulations made by the company.


(22)

 

2 organisasi yang kegiatannya menghasilkan

barang atau jasa dengan memproses sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Selain itu perusahan juga harus dapat mencapai pertumbuhan dan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjaga. (Soemarso S.R., 2009:22).

Di era modern saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, salah satunya pada bidang jasa transportasi umum. Indonesia merupakan negara besar yang memerlukan pengembangan sarana

transportasi umum untuk melayani

kebutuhan transportasi dan membantu aktivitas perekonomian masyarakat. Salah satu sarana transportasi umum yang ada saat ini adalah kereta api. Kereta api memiliki keunggulan dibandingkan dengan transportasi umum yang lain, dimana selain dapat mengangkut penumpang, kereta api juga dapat mengangkut barang dalam skala besar. Selain itu kereta api juga memiliki tarif harga yang relative ekonomis sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan satu-satunya badan usaha milik negara yang bergerak dalam pelayanan jasa transportasi umum kereta api. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan usaha padat modal dimana sebagian besar

digunakan untuk pengadaan dan

pemeliharaan sarana (lokomotif dan

gerbong) maupunpengadaan dan

pemeliharaan prasarana (rel dan jembatan ). Walaupaun kebijakan Kementerian BUMN kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah tidak mengharapkan laba besar dan tidak ada dividen, namun demikian PT. Kereta Api Indonesia (Persero) diminta untuk meningkatkan kapasitas angkutan, keselamatan dan kualitas pelayanannya.

Dalam melaksanakan kegiatannya PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki sumber daya yang memegang peranan

penting yaitu aktiva tetap yang

merupakan bagian terpenting dalam

melaksanakan kegiatan operasional

perusahaan menyangkut pendapatan usaha dan pelayanan jasa transportasi kepada pengguna atau masyarakat.

Untuk menjaga kondisi dan efisiensi

sarana sesuai dengan kebutuhan,

pengelolaan atas aktiva tetap berupa

lokomotif dan kereta tersebut harus

dilaksanakan secara baik. Salah satu kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan tersebut yaitu pengalihan atas aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta. Pengalihan tersebut merupakan salah satu hal yang penting untuk meningkatkan kapasitas

angkutan, keselamatan dan kualitas

pelayanan dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

Dalam pelaksanaan pengalihan

aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta masih terjadi hambatan atau masalah. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Edi Samhuri yang menjabat sebagai Staf Akuntansi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung, yang biasanya terjadi yaitu dalam hal koordinasi dan dokumentasi. Kurangnya koordinasi antar pihak yang terkait dalam pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta tersebut

biasanya mengakibatkan keterlambatan

dokumen dari pihak pengirim kepada unit

keuangan dan akuntasi sehingga

menimbulkan kesalahpahaman di antara pihak- pihak yang terkait. Yang terjadi adalah lokomotif dan kereta telah dialihkan ke Daop penerima, tetapi pihak keuangan dan akuntansi tidak mengetahui secara

langsung adanya pengalihan tersebut

karena keterlambatan dokumen.

Tanpa dokumen yang diperlukan, pihak akuntansi tidak dapat mencatat dan membuat nota peralihan atas aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta tersebut. Nota peralihan tersebut menyangkut Nota Debit (nilai perolehan aktiva tetap) dan Nota Kredit (akumulasi penyusutan aktiva tetap) atas lokomotif dan kereta tersebut.


(23)

 

3 Berdasarkan uraian di atas maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Tinjauan Atas Prosedur

Pencatatan Akuntansi untuk Pengalihan Aktiva Tetap Berupa Lokomotif dan Kereta Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah melihat secara umum

uraian diatas maka penulis

mengidentifikasikan masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Terdapat masalah koordinasi antara pihak yang terkait dalam pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan

kereta pada PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Daop 2

Bandung yang mengakibatkan

keterlambatan dalam pengiriman dokumen.

2. Keterlambatan dalam pengiriman

dokumen yang terjadi dalam

peralihan aktiva tetap berupa

lokomotif dan kereta pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung mengakibatkan

pihak akuntansi tidak dapat

mencatat dan membuat nota

peralihan atas aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam rumusan masalah ini, penulis telah merumuskan masalah yang ada pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung dalam hal Peralihan Aktiva Tetap (Sarana Gerak) Lokomotif dan Kereta Api :

1. Bagaimana prosedur pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan

kereta pada PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Daop 2

Bandung.

2. Bagaimana pencatatan akuntansi dalam pembuatan nota peralihan atas aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta pada PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Daop 2

Bandung.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mencari dan mengumpulkan data-data dan mendapatkan informasi mengenai Pengalihan Aktiva Tetap Berupa Lokomotif dan Kereta pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung yang hasilnya akan digunakan untuk menyusun laporan tugas akhir.

1.4.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur

pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta api pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.

2. Untuk mengetahui pencatatan

akuntansi dalam pembuatan nota pengalihan atas aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Akademis

Kegunaaan akademis dari

penelitian yang peneliti lakukan adalah:

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan wawasan dan

pengetahuna dalam bidang

akuntansi, khususnya pengetahuan mengenai pengalihan aktiva tetap.

Dengan penelitian ini juga

diharapkan dapat menambah

pengetahuan akan pengalihan

aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta yang ada pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.

2. Bagi Peneliti

Sebagai hasil dari buah pikiran

penulis dalam

mengimplementasikan ilmu yang telah didapat oleh penulis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan wawasan dan


(24)

 

4 dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai tinjauan

atas pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta, juga sebagai studi pustaka yang dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis dari

penelitian yang peneliti lakukan adalah hasil

dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran positif yang dapat meningkatkan kualitas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aktiva

Aktiva (Assets) merupakan salah

satu elemen pada neraca dalam

perusahaan. Berikut ini merupakan

pengertian aktiva menurut Al Haryono Jusup (2012:28) adalah sebagai berikut :

“Aktiva adalah sumber-sumber

ekonomi yang dimiliki

perusahaan yang biasa

dinyatakan dalam satuan uang”. Adapun menurut Danang Sunyoto (2013:124) aktiva dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain :

1. Aktiva Lancar (Current Assets) 2. Investasi Jangka Panjang

3. Aktiva Tetap Berwujud (Fixed Assets)

4. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Assets)

5. Aktiva Lain-Lain

2.2 Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap (Fixed Assets)

merupakan salah satu elemen dari aset

pada neraca yang digunakan dalam

perusahaan. Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel yang diterjemahkan oleh Ali Akbar

memiliki bantuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan dalam kegiatan operasional dan tidak untuk dijual ke konsumen.” 2.2.1 Perolehan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Menurut Zaki Baridwan (2010:278), masing – masing perolehan aktiva tetap antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pembelian tunai

2. Pembelian secara lumpsum

(gabungan)

3. Pertukaran dengan surat-surat berharga

4. Pertukaran dengan aktiva tetap lain yang sejenis

5. Pertukaran dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis

6. Pembelian angsuran

7. Diperoleh dari hadiah atau donasi 8. Aktiva yang dibuat sendiri

2.2.2 Penyusutan Aktiva Tetap

Bersamaan dengan berlalunya

waktu, biasanya kemampuan yang diberikan aktiva tetap menurun (misal karena aus). Pengakuan adanya penurunan aktiva tetap ini dibebankan sebagai biaya yang dikenal

dengan depreciation expense (biaya

penyusutan).

Adapun definisi dari penyusutan aktiva tetap menurut Slamet Sugiri (2009 : 158) adalah sebagai berikut :

“Penyusutan adalah alokasi

sistematis jumlah yang dapat

disusutkan dari suatu asset

selama umur manfaatnya”. Ada beberapa metode yang dapat

digunakan untuk menghitung beban

penyusutan periodic. Untuk dapat memilih

salah satu metode hendaknya

dipertimbangkan keadaan yang

mempengaruhi aktiva tersebut. Menurut Ely


(25)

 

5 (2009:252), metode-metode itu adalah

sebagai berikut :

1. Metode garis lurus (straight line methods)

2. Metode dengan angka-angka

tahunan (sum of the year digit methods)

3. Metode saldo menurun (declining balance methods)

4. Metode unit produksi (unit

productive methods)

2.3 Pengertian Pengalihan Aktiva Tetap Aktiva tetap menuntut pemanfaatan

optimum selama taksiran umur

ekonomisnya. Perlu dibentuk satu fungsi manajemen aktiva tetap yang memiliki

tanggung jawab untuk mengatur

penggunaan, pemindahan, pemberian

otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki

wewenang untuk menggunakan,

memindahkan dan menghentikan

pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain. Fungsi yang bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva tetap berada di tangan bagian aktiva tetap. (Mulyadi, 2014:597).

Menurut Mulyadi (2014:624),

pengertian pengalihan atau transfer aktiva tetap adalah :

“Pengalihan

pertanggungjawaban atas aktiva

tetap dari satu pusat

pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain atau dari fungsi satu ke fungsi yang lainnya”.

2.4 Pengertian Lokomotif dan Kereta

2.4.1 Lokomotif

Kereta api adalah sarana

transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang

berjalan sendiri) sebagai penggerak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian lokomotif adalah sebagai berikut :

“Lokomotif adalah kepala kereta api yang menarik gerbong kereta” 2.4.2 Jenis-Jenis Lokomotif

Menurut Dewo Wisnu Prakoso (2013:1), jenis-jenis lokomotif berdasarkan mesinnya terbagi menjadi :

1. Lokomotif uap

2. Lokomotif diesel mekanis 3. Lokomotif diesel elektrik 4. Lokomotif diesel hidrolik 5. Lokomotif listrik

2.4.3 Kereta

Kereta api memiliki rangkaian

kereta atau gerbong yang dirangkaikan bersamaan dengan lokomotif (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya).Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kereta adalah sebagai berikut :

“Kereta adalah kendaraan yang beroda (biasanya ditarik oleh kuda atau mesin).”

2.4.4 Jenis-Jenis Kereta

Menurut Muhammad Faris Naufal (2011), pembagian jenis-jenis kereta adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan muatan penumpang : a. Kereta lokomotif

b. Kereta Rel Diesel (KRD c. Kereta Rel Listrik (KRL 2. Menurut muatan barang :

a. Kereta batu bara

b. Kereta tangki (biasanya berisi bahan bakar)

c. Kereta kontainer (peti kemas) 3. Menurut tempat berjalannya kereta :

a. Kereta permukaan (berjalan di atas tanah)

b. Kereta jalur melayang (monorel) c. Kereta subway (kereta bawah


(26)

 

6

Menurut Sugiyono (2012:38)

pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data-data yang berhubungan dengan objek penelitian. Yang menjadi objek penelitian ini adalah pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta yang ada pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto

(2010:136) pengertian dari metode

penelitian adalah sebagai berikut :

” Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti

dalam pengumpulan data

penelitiannya ”.

Metode deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang prosedur dan pencatatan akuntansi atas nota peralihan dalam pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Riduwan (2010:51), pengertian dari teknik pengumpulan data adalah :

“Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”.

1. Studi Lapangan (Field Research) a. Observasi Lapangan Langsung b. Wawancara

c. Dokumentasi

2. Studi Kepustakaan (Library

Research)

3.2.2 Sumber Data

Dalam suatu penelitian terdapat dua sumber data yang dipakai, data tersebut adalah sebagai beikut :

1. Data Primer

Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan data primer yang berasal dari hasil wawancara. 2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh penulis dengan

mengumpulkan catatan dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung juga mengadakan

studi kepustakaan dengan

mempelajari buku-buku dan

mengumpulkan data dari literature-literature serta sumber lain.

IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara dengan pihak yang terkait

sebagai bentuk pencarian data dan

dokumentasi langsung dilapangan yang kemudian peneliti analisis. Analisis ini sendiri terfokus pada pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta pada PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung, yang dikaitkan kepada beberapa unsur atau identifikasi masalah.


(27)

 

7 4.1.1 Analisis Deskriptif

4.1.1.1 Prosedur Pengalihan Aktiva

Tetap Berupa Lokomotif dan Kereta pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung

Pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta biasanya dilakukan antar Daerah Operasi (Daop) yang ada di Indonesia. Prosedur pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung adalah sebagai berikut :

1. Pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta dilakukan atas

dasar Telek / Surat Perintah

Pemindahan Aktiva Tetap (SPPAT)

yang dikeluarkan dari Kepala

Bagian Sarana yang selanjutnya

ditembuskan kepada Manager

Sarana.

2. Selanjutnya Manager Sarana akan

mengotorisasai SPPAT dan

ditembuskan kepada Bagian Sarana yang terdiri dari Kepala Dipo Traksi (KDT) dan Kepala Dipo Kereta

(KDK) juga kepada Bagian

Akuntansi dan Unit Penerima Aktiva Tetap.

3. Bagian Sarana akan menindak lanjuti pengalihan armada tersebut

dan berdasarkan SPPAT

selanjutnya Kepala Dipo Traksi (KDT) atau Kepala Dipo Kereta (KDK) akan mengirimkan dokumen berupa Laporan Pengiriman Aktiva

Tetap (LPAT) kepada Bagian

Akuntansi dan Unit Penerima yang menjadi dasar dalam membuat Nota

Pengalihan Administrasi sarana

yang akan dialihkan yang terdiri dari Nota Debit (nilai perolehan aktiva tetap) dan Nota Kredit (akumulasi penyusutan aktiva tetap).

4. Bagian Akuntansi akan membuat

Nota Pengalihan Administrasi

sarana yang akan dialihkan yang

terdiri dari Nota Debit (nilai

perolehan aktiva tetap) dan Nota Kredit (akumulasi penyusutan aktiva tetap) berdasarkan SPPAT dan LPAT untuk kemudian ditembuskan kepada Unit Penerima.

5. Unit Penerima menerima

pengalihan aktiva tetap dan Bagian Akuntansi Unit Penerima akan

melakukan pembukuan

berdasarkan Nota Pengalihan

Administrasi sarana yang akan dialihkan yang terdiri dari Nota Debit (nilai perolehan aktiva tetap) dan Nota Kredit (akumulasi penyusutan aktiva tetap) yang dikirimkan oleh Bagian Akuntansi Unit Pengirim.

Berdasarkan Buku Pedoman

Akuntansi PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Tahun 2010, prosedur akuntansi pemindahan aktiva tetap diselenggarakan berdasarkan tembusan dokumen :

1. Surat Perintah Pemindahan Aktiva Tetap

2. Laporan Pengiriman Aktiva Tetap (dari pengirim aktiva tetap)

3. Laporan Penerimaan Aktiva Tetap (dari penerima aktiva tetap)

4. Nota Pengalihan Administrasi (dari unit akuntansi pengirim aktiva tetap) Adapun fungsi-fungsi yang terkait

dengan dokumen-dokumen yang

bersangkutan dengan pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta yang ada pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung adalah sebagai berikut :

1. Bagian Sarana 2. Bagian Pengiriman 3. Bagian Penerimaan 4. Bagian Akuntansi

4.1.1.2 Pencatatan Akuntansi Dalam

Pembuatan Nota Pengalihan

Administrasi Aktiva Tetap Berupa

Lokomotif dan Kereta pada

PT.Kereta Api Indonesia

(Persero) Daop 2 Bandung

Penilaian aktiva tetap pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2

Bandung dinilai berdasarkan harga

perolehan. Menurut Buku Pedoman

Akuntansi PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Tahun 2010, pemilikan aktiva tetap pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) diperoleh dengan cara, antara lain :


(28)

 

8 6. Pengalihan antar daerah

Penyusutan aktiva tetap pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung menganut metode penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method), yaitu besarnya nilai penyusutan per tahun (masa) untuk setiap jenis atau golongan aktiva tetap yang disusut, dihitug berdasarkan taksiran umur ekonomisnya, dengan persentase tetap tertentu terhadap nilai perolehan (cost) aktiva tetap.

Dokumen pengalihan administrasi aktiva tetap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung terdiri dari beberapa dokumen diantaranya :

1. Nota Debet 2. Nota Kredit

3. Kartu Individu Aktiva Tetap 4. Bukti Jurnal

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Prosedur Pengalihan

Aktiva Tetap Berupa Lokomotif

dan Kereta Pada PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) Daop

2 Bandung

Menurut teori Mulyadi (2014:600) salah satu dokumen yang digunakan untuk merekam transaksi transfer aktiva tetap adalah dokumen pengiriman, pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2

Bandung, dokumen pengiriman dibuat

berupa Laporan Pengiriman Aktiva Tetap (LPAT) oleh bagian sarana yang terdiri dari Kepala Dipo Traksi (KDT) atau Kepala Dipo Kereta (KDT) berdasarkan Telek atau Surat

Perintah Pemindahan Aktiva Tetap

(SPPAT). Selanjutnya Laporan Pengiriman Aktiva Tetap (LPAT) ditembuskan kepada bagian akuntansi sebagai dasar pembuatan nota pengalihan administrasi yang terdiri dari Nota Debit dan Nota Kredit.

Prosedur pengalihan aktiva tetap di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung sudah sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Mulyadi. Fungsi

akuntansi di PT. Kereta Api Indonesia

karena kurangnya koordinasi antara bagian

sarana dan bagian akuntansi dalam

pengalihan aktiva tetap tersebut biasanya

menimbulkan keterlambatan dokumen

Laporan Pengiriman Aktiva Tetap (LPAT)

dari bagian sarana kepada bagian

akuntansi, yang berdampak pada bagian akuntansi tidak dapat dengan segera membuat nota peralihan atas aktiva tetap tersebut. Hal ini dapat menghambat proses pembukuan dalam pencatatan akuntansi dan pelaporannya, karena bagian akuntansi harus selalu mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan aktiva tetap.

Karena hal itu, meskipun prosedur yang ada sudah sesuai dengan teori dan berjalan dengan cukup baik namun hal ini

belum sesuai dengan salah satu

karakteristik prosedur yang dipaparkan

menurut Ardiyos (2009:466) yang

mengharuskan suatu prosedur itu

menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.Berdasarkan teori dan hasil penelitian deskriptif dalam kasus ini jika dilihat dari karakteristik prosedur belum terlaksana dengan baik, karena dengan terjadinya hambatan dapat menunjukan kurangnya pengawasan yang baik dalam prosedurnya.

4.2.2 Analisis Pencatatan Akuntansi

Dalam Pembuatan Nota

Pengalihan Administrasi

Aktiva Tetap Berupa Lokomotif

dan Kereta pada PT.Kereta Api

Indonesia (Persero) Daop 2

Bandung

Dalam teorinya, Mulyadi

(2014:608) menyatakan salah satu catatan akuntansi yang berhubungan dengan sistem transfer aktiva tetap adalah Kartu Aktiva Tetap dan transfer aktiva tetap tidak mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan, namun hanya dicatat lokasi data baru aktiva tetap tersebut dalam kartu aktiva tetap. Tidak ada pencatatan nilai rupiah dalam transfer aktiva tetap.


(29)

 

9 Catatan akuntansi Kartu Aktiva

Tetap dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung) berupa Kartu Individu Aktiva Tetap sebagai pembantu nota debet dan nota kredit yang memuat rincian data yang bersangkutan dengan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta beserta dengan nilai rupiah dari nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya.

Dari pembahasan teori menunjukan hasil penelitian deskriptif dalam kasus ini, pada catatan akuntansi Kartu Indivudu Aktiva Tetap di PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Daop 2 Bandung terdapat

perbedaan dimana dalam Kartu Individu Aktiva Tetap berupa kereta dan lokomotif di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung disertakan pencatatan nilai rupiah

atas nilai perolehan dan akumulasi

penyusutan aktiva tetap sehingga diperoleh nilai buku dari aktiva tetap tersebut. Pada dasarnya antara teori dan praktek yang digunakan sudah hampir sesuai dengan teori, namun ada beberapa hal yang berbeda antara teori dan peraturan yang dibuat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung diselenggarakan berdasarkan tembusan dokumen :

a. Surat Perintah Pemindahan Aktiva Tetap

b. Laporan Pengiriman Aktiva Tetap (dari pengirim aktiva tetap)

c. Laporan Penerimaan Aktiva Tetap (dari penerima aktiva tetap)

d. Nota Pengalihan

Administrasi (dari unit

akuntansi pengirim aktiva tetap)

Fungsi-fungsi yang terkait dengan

dokumen-dokumen yang

bersangkutan dengan pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta yang ada pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung adalah :

a. Bagian Sarana b. Bagian Pengiriman c. Bagian Penerimaan d. Bagian Akuntansi

Prosedur pengalihan aktiva tetap di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung sudah sesuai dengan teori.Kurangnya koordinasi antara bagian sarana dan bagian akuntansi dalam pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta

biasanya menimbulkan

keterlambatan dokumen Laporan Pengiriman Aktiva Tetap, yang berdampak pada bagian akuntansi

tidak dapat dengan segera

membuat nota pengalihan

administrasi atas aktiva tetap

tersebut. Hal ini dapat menghambat

proses pembukuan dalam

pencatatan akuntansi dan

pelaporannya, karena bagian

akuntansi harus selalu mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut.

2. Dokumen pencatatan akuntansi

dalam pengalihan aktiva tetap

berupa lokomotif dan kereta pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung diantaranya :

a. Nota Debet (Nilai Perolehan Aktiva Tetap)

b. Nota Kredit (Akumulasi

Penyusutan Aktiva Tetap) c. Kartu Individu Aktiva Tetap d. Bukti Jurnal Umum

Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung, nilai perolehan aktiva tetap yang berasal

dari pengalihan antar daerah

dibukukan oleh unit akuntansi

dengan berdasarkan Laporan

Pengiriman Aktiva Tetap (LPAT).

Sedangkan metode penyusutan

yang digunakan adalah “Metode Garis Lurus (Straight Line Method)”, yaitu besarnya nilai penyusutan per


(30)

 

10 persentase tetap tertentu terhadap

nilai perolehan (cost) aktiva tetap.

Pada catatan akuntansi atas

pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung sudah sesuai dengan teori, terdapat sedikit perbedaan dimana dalam kartu individu aktiva tetap berupa kereta dan lokomotif

di PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Daop 2 Bandung

disertakan pencatatan nilai rupiah atas nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap sehingga diperoleh nilai buku dari aktiva tetap tersebut.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, penulis akan memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi PT Kereta Api (persero) Daop 2 Bandung dalam pengaihan aktiva tetap beruoa lokomotif dan kereta. Dari saran yang

penulis berikan diharapkan dapat

meningkatkan kinerja dan menciptakan kondisi dan situasi yang lebih baik dari keadaan yang sudah ada, yaitu:

1. Sistem aktiva tetap berbasis komputer

on-line bisa digunakan untuk

dokumentasi pengalihan aktiva tetap atau dengan menerapkan notifikasi penerimaan e-mail yang terintegrasi dengan telepon selular melalui pesan

teks, sehingga setiap pengiriman

dokumen melalui e-mail dapat

diketahui secara cepat dan langsung. Selain itu diperlukan juga pengawasan yang lebih baik terhadap prosedur

pengalihan aktiva tetap serta

komunikasi dan koordinasi yang baik agar prosedur dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pencatatan nama dokumen dalam hal

pencatatan akuntansi nota pengalihan

VI. DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi :

Al Hayono Jusup. 2012. Dasar-Dasar

Akuntansi. Yogyakarta: Bagian

Penerbitan Sekolah Tingi Ilmu

Ekonomi YKPN.

Ardiyos. 2009. Kamus Besar Akuntansi.

Jakarta: Citra Harta Prima

Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi.

Yogyakarta: Salemba Empat Riduwan. 2010. Metode & Teknik Menyusun

Proposal Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Slamet Sugiri. 2009. Akuntansi Suatu

Pengantar 2. Yogyakarta: STIM YKPN

Soemarso S.R. 2009. Akuntansi Suatu

Pengantar. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian.

Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Bandung: Rineka Cipta Weygandt, Kieso & Kimmel, Penerjemah Ali

Akbar Yulianto, Wasilah dan

Rangga Handika. 2009. Accounting Principles. Jakarta: Salemba Empat.

Zaki Baridwan. 2010. Intermediate

Accounting. Yogyakarta: BPFE


(31)

 

11 Sumber Internet :

Muhammad Faris Naufal Austen. 2011. Jenis-jenis Kereta di Indonesia. Diakses

melalui :

http://muhamadfarisnaufalausten.wordpress.

com/2011/05/18/jenis-jenis-kereta-i-indonesia/ [15/05/2014]

Ebta Setiawan. 2014. Lokomotif, Kereta.

Diakses melalui : http://kbbi.web.id/

[14/05/2014]

Dewo Wisnu Prakoso. 2013. Jenis-jenis

Lokomotif yang ada di Indonesia. Diakses melalui

:http://nanuwisnu.blogspot.com/2013/01/jeni

s-jenis-lokomotif-yang ada di_697.html


(32)

(33)

 

13 Gambar 4.1

Prosedur Pengalihan Aktiva Tetap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung

Keterangan :

KDT = Kepala Dipo Traksi

KDK = Kepala Dipo Kereta

SPPAT = Surat Perintah Pemindahan Aktiva Tetap LPAT = Laporan Pengiriman Aktiva Tetap


(34)

(35)

 

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Aktiva

Aktiva

(Assets) merupakan salah satu elemen pada neraca dalam

perusahaan. Berikut ini merupakan pengertian aktiva menurut Al Haryono Jusup

(2012:28) adalah sebagai berikut :

“Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan

yang biasa dinyatakan dalam satuan uang”.

Sedangkan pengertian aktiva menurut Soemarso S.R. (2009:44) adalah

sebagai berikut :

“Aktiva adalah bentuk kekayaan yang dimiliki perusahaan dan

merupakan sumber daya

(resources)

bagi perusahaan untuk

melakukan usaha. Sumber pembelanjaan menunjukan siapa yang

membelanjakan kekayaan, maka aktiva harus selalu sama dengan

sumber pembelanjaannya. Pihak yang menyediakan sumber

pembelanjaan mempuyai hak klaim terhadap aktiva perusahaan”.

Selanjutnya pengertian aktiva menurut Slamet Sugiri (2009:137)

menyatakan bahwa :

“Aktiva adalah kekayaan yang dimiliki untuk digunakan dalam

produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan pada

pihak lain, atau untuk tujuan administrative, diharapkan untuk

digunakan selama lebih dari satu periode”.

Dari pengertian tersebut di atas dapat diketahui bahwa aktiva memiliki tiga

sifat pokok yaitu :

1.

Mempunyai kemungkinan manfaat di masa datang yang berbentuk


(36)

2.

Suatu badan usaha tertentu dapat memperoleh manfaatnya dan mengawasi

manfaat tersebut.

3.

Transaksi-transaksi yang menjadi timbulnya hak perusahaan untuk

memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut sudah terjadi.

Adapun jenis-jenis aktiva tetap

menurut Ahmad Tjahjono dan

Sulastiningsih (2009:64), aktiva dalam neraca dapat dibedakan menjadi :

1.

Aktiva Lancar (Current Assets)

2.

Aktiva Tetap (Plant Assets / Fixed Assets)

3.

Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Assets)

Sedangkan menurut Danang Sunyoto (2013:124) aktiva dikelompokkan

menjadi beberapa jenis antara lain :

1.

Aktiva Lancar (Current Assets)

2.

Investasi Jangka Panjang

3.

Aktiva Tetap Berwujud (Fixed Assets)

4.

Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Assets)

5.

Aktiva Lain-Lain

Masing-masing jenis aktiva tetap tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1.

Aktiva Lancar

(Current Assets),

yaitu kas dan sumber-sumber ekonimis

lainnya yang dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau habis dipakai dalam

rentang waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau selama satu siklus

kegiatan normal perusahaan. Termausk dalam aktiva lancer antara lain

adalah kas dan piutang usaha.


(37)

 

10

2.

Investasi Jangka Panjang, merupakan bentuk penyertaan di perusahaan

lain dalam jangka panjang baik untuk memperoleh pendapatan tetap

(berupa bunga) dan pendapatan tidak tetap (deviden).

3.

Aktiva Tetap Berwujud

(Fixed Assets), adalah sumber-sumber ekonomis

yang berwujud yang cara memperolehnya sudah dalam kondisi siap untuk

dipakai atau dengan membangun lebih dulu. Contoh dari aktiva tetap

berwujud adalah kendaraan dan tanah.

4.

Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Assets), yang termasuk di dalam

aktiva tidak berwujud antara lain hak paten.

5.

Aktiva Lain-lain, adalah aktiva-aktiva yang tidak dapat dikelompokn ke

dalam aktiva lancer, investasi jangka panjang, aktiva tetap berwujud dan

aktiva tetap tidak berwujud. Contoh dari aktiva lain-lain misalnya titipan

kepada penjual untuk menjamin kontrak, uang muka pada pejabat

perusahaan dan lain-lain.

2.2

Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap

(Fixed Assets) merupakan salah satu elemen dari aset pada

neraca yang digunakan dalam perusahaan. Pada umumnya setiap perusahaan

memiliki aktiva tetap untuk menunjang kegiatan usahanya. Aktiva tetap dapat

memberikan masukan sehingga menghasilkan pendapatan.

Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel yang diterjemahkan oleh Ali

Akbar Yulianto, Wasilah dan Rangga Handika (2009:566), menyatakan bahwa:

“Asset tetap adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik:

memiliki bantuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan


(38)

dalam kegiatan operasional dan tidak untuk dijual ke konsumen.”

Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 paragraf 06

(2011:16) aktiva tetap adalah :

”Aktiva tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative dan diharapkan

untuk digunakan selama lebih dari satu periode”.

Selanjutnya menurut Firdaus (2010 : 177) menyatakan bahwa :

“Aktiva tetap adalah asset yang diperoleh untuk digunakan dalam

kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun,

tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal

perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau

material”.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa aktiva tetap dapat disebut

aktiva tetap apabila memiliki karakteristik berupa wujud fisik, bersifat permanen,

digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali

dan memiliki nilai manfaat lebih dari satu tahun.

2.2.1 Perolehan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana

masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Menurut

Marisi P.Purba (2013:2), perolehan aset tetap adalah sebagai berikut :

1.

Pembelian

2.

Penciptaan sendiri

3.

Pertukaran

4.

Penyerahan oleh pemegang saham sebagai penyetoran modal.

Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2010:278), masing – masing

perolehan aktiva tetap antara lain adalah sebagai berikut :


(39)

 

12

1.

Pembelian tunai

2.

Pembelian secara lumpsum (gabungan)

3.

Pertukaran dengan surat-surat berharga

4.

Pertukaran dengan aktiva tetap lain yang sejenis

5.

Pertukaran dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis

6.

Pembelian angsuran

7.

Diperoleh dari hadiah atau donasi

8.

Aktiva yang dibuat sendiri

Masing-masing perolehan aktiva tetap tersebut di atas dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1.

Pembelian tunai, aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat

dalam buku-buku dengan jumlah uang sebesar uang yang dikeluarkan

termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap

tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi

perjalanan, biaya pemasangan. Jurnal untuk membeli aktiva tetap,

misalnya tanah adalah :

Land

Rp xxx

Cash

Rp xxx

2.

Pembelian secara lumpsum (gabungan), apabila dalam suatu pembelian

diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga perolehan harus

dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap. Menurut PSAK 16

(2011:16), harga perolehan dari setipa aktiva yang diperoleh secara

gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut

berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.

Misalnya : Perusahaan membeli aktiva tetap dari sebuah perusahaan lain

dalam proses likuidasi. Aktiva tetap yang dibeli terdiri dari tanah,

bangunan dan mesin-mesin. Pembelian dilakukan secara paket (lumpsum)

dengan harga Rp 80.000.000,00. Harga pasar tiap aktiva tetap diketahui :


(40)

Gedung : Rp 25.000.000,00

Tanah : Rp 50.000.000,00

Mesin : Rp 25.000.000,00

Harga perolehan setiap aktiva dihitung dengan cara sebagai berikut :

Gedung =

!" !".!!!.!!!,!!

!" !"".!!!.!!!,!!

x Rp 80.000.000,00 = Rp 20.000.000,00

Tanah =

!" !".!!!.!!!,!!

!" !"".!!!.!!!,!!

x Rp 80.000.000,00 = Rp 40.000.000,00

Mesin =

!" !".!!!.!!!,!!

!" !"".!!!.!!!,!!

x Rp 80.000.000,00 = Rp 20.000.000,00

Jurnal untuk mencatat transaksi adalah :

Building

Rp 20.000.000,00

Land

Rp 40.000.000,00

Machine

Rp 20.000.000,00

Cash

Rp 80.000.000,00

3.

Pertukaran dengan surat-surat berharga, aktiva tetap yang diperoleh

dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam

buku sebesar harga pasar atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.

Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga

perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.

Misalnya : Perusahaan menukar sebuah mesin dengan 1.000 lembar saham

biasa, nominal @Rp 10.000,00. Pada saat pertukaran, harga pasar saham

sebesar Rp 11.000,00 per lembar. Pertukaran mesin dengan saham ini

dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Machine

Rp 11.000.000,00

Common Stock

Rp 10.000.000,00


(41)

 

14

4.

Pertukaran dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis, perbedaan antara

nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang

digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal

transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva

tetap. Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti ini harus

didasarkan pada nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan ditambah uang

yang dibayarkan. Bila nilai wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat

diketahui, maka harga perolehan aktiva baru didasarkan pada nilai wajar

aktiva baru.

Misalnya : Pada awal tahun 2006 perusahaan menukarkan mesin produksi

dengan mobil baru. Harga perolehan mesin produksi sebesar Rp

2.000.000,00, akumulasi depresiasi sampai tanggal pertukaran sebesar Rp

1.500.000,00 sehingga nilai bukunya sebesar Rp 500.000,00. Nilai wajar

mesin produksi tersebut sebesar Rp 800.000,00 dan perusahaan harus

membayar uang sebesar Rp 1.700.000. Harga perolehan mobil adalah Rp

2.500.000,00 yang perhitungannya sebagai berikut :

Nilai wajar mesin produksi

Rp 800.000,00

Uang tunai yang dibayarkan

Rp 1.700.000,00

Harga perolehan mobil

Rp 2.500.000,00

Jurnal yang dibuat untuk mencatat pertukaran di atas adalah sebagai

berikut :

Automobile

Rp 2.500.000,00

Accum. Depr. Machine

Rp 1.500.000,00

Cash

Rp 1.700.000,00

Machine

Rp 2.000.000,00


(42)

Laba pertukaran mesin sebesar Rp 300.000,00 dihitung sebagai berikut :

Nilai wajar mesin

Rp 800.000,00

Harga perolehan mesin

Rp 2.000.000,00

Akumulasi depresiasi mesin

Rp 1.500.000,00

Rp 500.000,00

Laba pertukaran mesin

Rp 300.000,00

5.

Pertukaran dengan aktiva tetap lain yang sejenis, dalam hubungannya

dengan aktiva tetap yang sejenis PSAK 16 menyatakan bahwa laba rugi

yang timbul akibat perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh

dengan yang diserahkan tidak boleh diakui, sehingga selisihnya akan

digunakan untuk mengkoreksi nilai wajar aktiva yang diperoleh.

Misalnya : Perusahaan menukarkan mobil A dengan mobil B. Harga

perolehan mobil A sebesar Rp 10.000.000,00 dan akumulasi depresiasinya

sebesar Rp 4.000.000,00. Mobil B harga pasarnya (nilai wajar) Rp

25.000.000,00. Perusahaan membayar Rp 20.000.000,00 tunai. Jurnal

yang dibuat untuk mencatat pertukaran tersebut adalah sebagai berikut :

Automobile B

Rp 26.000.000,00

Accum. Depr. Automobile A

Rp 4.000.000,00

Atuomobile A

Rp 10.000.000,00

Cash

Rp 20.000.000,00

Perhitungannya sebagai berikut :

Harga peroleahn mobil A

Rp 10.000.000,00

Akumulasi depresiasi

Rp 4.000.000,00

Nilai buku mobil A

Rp 6.000.000,00

Kas yang dibayarkan

Rp 20.000.000,00


(43)

 

16

6.

Pembelian angsuran, apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian

angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk

bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun

tidak, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai

biaya bunga.

Misalnya : Pada tanggal 2 Januari 2008 perusahaan membeli sebuah

gedungdengan cara mencicil seharga Rp 750.000.000,00 dengan uang

muka Rp 250.000.000,00 sisanya diangsur setiap akhir tahun selama 2

tahun dengan bunga 5% per tahun. Jurnal yang dibuat adalah :

Jurnal tanggal 2 Januari 2008 :

Building

Rp 750.000.000,00

Cash

Rp 250.000.000,00

Contract Payable

Rp 500.000.000,00

Jurnal tanggal 31 Desember 2008 :

Contract Payable

Rp 250.000.000,00

Interest Expense

Rp 25.000.000,00

Cash

Rp 275.000.000,00

Perhitungan :

Pembayaran angsuran pertama

Rp 250.000.000,00

Bunga 5% x Rp 500.000.000,00

Rp 25.000.000,00

Rp 275.000.000,00

Jurnal tanggal 31 Desember 2009 :

Contract Payable

Rp 250.000.000,00

Interest Expense

Rp 12.500.000,00


(44)

7.

Diperoleh dari hadiah atau donasi, aktiva tetap yang diperoleh dari

hadiah/donsai, pencatatnnya bias dilakukan menyimpang dari prinsip

harga perolehan. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan

biaya-biaya tetapi jumlahnya jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang

diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan,

maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil,

juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan ini

maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya.

Misalnya : Perusahaan menerima hadiah berupa tanah dan gedung dengan

nilai masing-masing Rp 2.500.000,00 dan Rp 4.000.000,00

Jurnal yang dibuat :

Land

Rp 2.500.000,00

Building

Rp 4.000.000,00

Donated Capital

Rp 6.500.000,00

Apabila dalam menerima hadiah tersebut dikeluarkan biaya Rp 100.000,00

maka jurnal yang dibuat :

Land

Rp 2.500.000,00

Building

Rp 4.000.000,00

Donated Capital

Rp 6.400.000,00

Cash

Rp 100.000,00

8.

Aktiva yang dibuat sendiri, perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva

tetap yang diperlukan seprti gedung atau alat-alat. Dalam pembuatan

aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah

dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam

menentukan harga pokok aktiva yang dibuat. Tetap biaya factory overhead

tidak langsung menimbulkan pertanyaan, berapa besar yang harus


(1)

Sumber : (Mulyadi : 2014 : 310) Sistem Akuntansi Gambar 2.6 Contoh Bukti Memorial

Adapun menurut Mulyadi (2014:625) menyatakan bahwa transfer aktiva tetap tidak mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan, namun hanya dicatat lokasi data baru aktiva tetap tersebut dalam kartu aktiva tetap. Tidak ada pencatatan nilai rupiah dalam transfer aktiva tetap.

2.4 Pengertian Lokomotif dan Kereta 2.4.1 Lokomotif

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi


(2)

massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) sebagai penggerak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian lokomotif adalah sebagai berikut :

“Lokomotif adalah kepala kereta api yang menarik gerbong kereta” Sedangkan menurut Nicole Kunzel (2009:9), pengertian lokomotif adalah sebagai berikut :

“Lokomotif berasal dari bahasa Inggris, “Locomotive Engine” yang artinya mesin yang bergerak pada sebuah jalur dan menggerakkan gerbong-gerbong”.

Dari pengertian tersebut di atas dapat diketahui bahwa lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel.

2.4.2 Jenis-Jenis Lokomotif

Menurut Dewo Wisnu Prakoso (2013:1), jenis-jenis lokomotif berdasarkan mesinnya dapat terbagi menjadi :

1. Lokomotif uap

Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk mengerakkan turbin dan selanjutnya disalurkan ke roda. Bahan bakarnya biasanya dari kayu bakar atau batu bara.

2. Lokomotif diesel mekanis


(3)

ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya.

3. Lokomotif diesel elektrik

Pada lokomotif ini mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung mengerakkan roda.

4. Lokomotif diesel hidrolik

Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidrolik untuk menggerakkan roda. 5. Lokomotif listrik

Prinsip kerja lokomotif ini hamper sama dengan lokomotif diesel elektrik, tetapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kable transmisi di atas jalur kereta api.

Sedangkan jenis-jenis lokomotif berdasarkan konfigurasi sumbu / as roda lokomotif adalah sebagai berikut :

1. Kode B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak atau Bo-Bo

Misal Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol

2. Kode C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co

Misal Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham

3. Kode BB artinya lokomotif bergandar 2 2 jadi dengan roda penggerak ada

4 as roda atau memiliki 8 roda

Misal Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester


(4)

roda atau memiliki 12 roda .

Misal Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester

5. Kode D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki gandar tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 as roda dengan jumlah roda 8.

Misal Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig

Jenis lokomotif yang digunakan di Indonesia antara lain adalah lokomoif jenis BB204, CC202, CC201, CC200, D300, D301, BB306, BB305, BB304, BB303, BB301, BB300, BB203, BB202, BB201, BB200, CC203, CC204.

2.4.3 Kereta

Kereta api memiliki rangkaian kereta atau gerbong yang dirangkaikan bersamaan dengan lokomotif (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang atau barang dalam skala yang besar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kereta adalah sebagai berikut :

“Kereta adalah kendaraan yang beroda (biasanya ditarik oleh kuda atau mesin).”

Selanjutnya menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Pasal 1 angka 2 tentang Perkeretaapian, menyatakan bahwa :

“Kereta merupakan salah satu rangkaian dari kereta api yang berfungsi untuk mengangkut penumpang. Sedangkan rangkaian yang digunakan untuk mengangkut barang disebut gerbong. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan


(5)

sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api.”

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kereta merupakan bagian atau rangkaian dari kereta api, dimana kereta biasanya ditarik oleh lokomotif yang berada di paling depan dari rangkaian kereta api. Kereta dipergunakan untuk mengangkut penumpang atau pun barang dalam jumlah yang banyak atau besar.

2.4.4 Jenis-Jenis Kereta

Menurut Muhammad Faris Naufal (2011), pembagian jenis-jenis kereta adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan muatan penumpang :

a. Kereta lokomotif, kereta ini merupakan rangkaina gerbong tak berpenggerak yang ditarik oleh sebuah lokomotif. Kereta ini bias dipakai untuk perjalanan jarak jauh. Berdasarkan pelayanan dan fasilitasnya kereta ini dibagi menjadi kelas ekonomi, bisnis dan eksekutif.

b. Kereta Rel Diesel (KRD), kereta ini termasuk komuter, yaitu kereta yang melayani rute pendek untuk daerah perkotaan. Ciri utamaya adalah tidak adanya lkomotif, karena di hampir setiap gerbong terdapat penggerak.

c. Kereta Rel Listrik (KRL), konsep kereta ini sama seperti KRD, yang membedakan hanyalah sumber energinya dan seluruh transmisinya adalah elektrik.


(6)

2. Menurut muatan barang : a. Kereta batu bara

b. Kereta tangki (biasanya berisi bahan bakar) c. Kereta kontainer (peti kemas)

3. Menurut tempat berjalannya kereta :

a. Kereta permukaan (berjalan di atas tanah) b. Kereta jalur melayang (monorel)

c. Kereta subway (kereta bawah tanah)

Di Indonesia semua jenis kereta berdasarkan muatannya telah digunakan . Tetapi menurut tempat berjalannya kereta, sebagaian besar merupakan kereta permukaan, karena berjalan di atas tanah. Hanya ada sebagian kecil di jalur melayang, sedangkan untuk subway atau kereta bawah tanah di Indonesia masih belum ada.