TA : Pembuatan Film Reality Dokumenter Dengan Judul "Surabaya Bike Courier".

(1)

PEMBUATAN FILM REALITY DOKUMENTER DENGAN

JUDUL

“SURABAYA BIKE COURIER”

TUGAS AKHIR

Nama : Marthen Andra Rattu

NIM : 09.51016.0026

Program Studi : DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

ABSTRAK

PEMBUATAN FILM REALITY DOKUMENTER DENGAN JUDUL “SURABAYA BIKE COURIER”

Marthen Andra Rattu (2009)1 Karsam MA. PhD : Pembimbing 1

Sutikno, S.Kom : Pembimbing 2

1

Program Studi DIV Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya

Film Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari aktualitas potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, kejadian nyata yang sedang berlangsung, dan tanpa media perantara. Akan tetapi dari semua peristiwa atau kegiatan yang sedang terjadi harus diatur, diolah kembali, dan ditata penyajiannya.

Pembahasan tersebut mengacu pada kemampuan suatu media untuk menghasilkan visual tentang suatu kejadian dan menyatakan bahwa sinema bukanlah seni hiburan, melainkan bentuk suatu publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda.

Dalam tugas akhir ini akan dibuat sebuah film bergenre reality documenter ini akan mengulas tentang realitas kegiatan seorang bike courier di Surabaya yang dimana sebagian masyarakat tidak mengetahui tentang pekerjaan ini. Bike Courier

adalah jasa pengiriman sebuah barang atau dokumen yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya

Film documenter ini menceritakan tentang apa itu bike courier dan kegiatan sehari–hari seorang pemuda bernama Baharudin yang bekerja sebagai bike courier.

Harapan dengan dibuatnya film reality documenter ini adalah agar masyarakat dapat mendapakan informasi baru bahwa adanya pekerjaan dan jasa

bike courier di Surabaya, dan juga dapat meningkatkan iklim bersepeda di Surabaya agar tetap terjaga dan tidak tenggelam oleh teknologi yang semakin canggih.

Kata Kunci: Film, Genre Reality Dokumenter, Bike Courier Atau Kurir Yang Menggunakan Sepeda


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK.. ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... . xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakangMasalah ... 1

1.2 PerumusanMasalah ... 3

1.3 BatasanMasalah ... 3

1.4Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Multimedia ... 5

2.2 Sinematografi ... 6

2.3 Film ... 6

2.4 Jenis–JenisFilm ... 7

2.5 Film Dokumenter ... 8

2.6 Remaja ... 9

2.7 Psikoligi Remaja ... 9

2.8 Teknik Pengambilan Gambar atau Video ... 11 Halaman


(4)

2.9 Editing ... 23

2.10 Format Video ... 28

2.11 Desain Grafis ... 29

2.11.1 Elemen-elemen Desain Grafis ... 29

2.12 Bike Courier ... 31

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 33

3.1 Metodologi ... 33

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.1.2 Analisis Data ... 34

3.2. Perancangan Karya ... 36

3.2.1 Pra Produksi ... 39

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 51

4.1 PraProduksi ... 51

4.2 Produksi ... 53

4.3 Proses Pasca Produksi ... 55

BAB V PENUTUP ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 71


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bird Eye View ... 11

Gambar 2.2 High Angle... 12

Gambar 2.3 Low Angle ... 12

Gambar 2.4 Eye Level ... 13

Gambar2.5 Frog Level ... 13

Gambar2.6 Extreme Close Up ... 14

Gambar2.7 Big Close Up ... 15

Gambar2.8 Close Up ... 15

Gambar2.9 Medium Close Up ... 16

Gambar2.10 Mid Shoot ... 17

Gambar2.11 Kneel Shoot ... 17

Gambar2.12 Full Shoot ... 18

Gambar2.13 Long Shoot ... 19

Gambar2.14 Extreme Long Shoot ... 19

Gambar 2.15 One Shoot ... 20

Gambar 2.16 Two Shoot ... 20

Gambar 2.17 Three Shoot ... 21

Gambar 2.18 Group Shoot ... 21

Gambar 3.1 Jakartrack... 36

Gambar 3.2 Alur Perancangan Karya ... 36 Halaman


(6)

Gambar 3.3 Storyboard ... 36

Gambar 4.1 Bike Courier ... 51

Gambar 4.2 Proses Reading Pemain ... 53

Gambar 4.3 Proses Pemilihan Stok Video ... 56

Gambar 4.4 Proses Penataan Stock Shoot... 56

Gambar 4.5 Penataan Gambar... 57

Gambar 4.6 Sound Editing ... 58

Gambar 4.7 Proses Rendering ... 59

Gambar 4.8 Opening Scene ... 59

Gambar 4.9 Scene 1... 59

Gambar 4.10 Scene 2... 60

Gambar 4.11 Scene 3... 60

Gambar 4.12 Scene 4... 60

Gambar 4.13 Scene 5... 60

Gambar 4.14 Scene 6... 61

Gambar 4.15 Scene 7... 61

Gambar 4.16 Scene 8... 61

Gambar 4.17 Scene 9... 61

Gambar 4.18 Scene 10... 62

Gambar 4.19 Scene 11... 62

Gambar 4.20 Scene 12... 62

Gambar 4.21 Scene 13... 62


(7)

Gambar 4.23 Scene 15... 63

Gambar 4.24 Scene Ending ... 63

Gambar 4.25 Credit Title ... 63

Gambar 4.26 Poster ... 64


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 DaftarNarasumber ... 35

Tabel 3.2 HasilWawancara ... 36

Tabel 3.3 Analisis STP ... 40

Tabel 3.4 AnalisisKelebihandanKekurangan ... 41

Tabel 3.5 Skenario“Surabaya Bike Courier” ... 42

Tabel4.1 Karakter ... 48 Halaman


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skenario ... 68 Lampiran 2. Storyboard ... 72


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Film dalam negeri mulai dipelopori oleh orang Belanda pada tahun 1926 yang selanjutnya dikembangkan oleh orang Tionghoa, yang bertujuan semata memberi tontonan hiburan bagi masyarakat. Pada masa kependudukan Jepang (1942–1945) semua film milik orang Tionghoa sempat dilarang, karena dianggap tidak sesuai dengan pemahaman yang dibawa oleh Jepang. Setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia barulah dunia film dalam negeri mulai bangkit kembali. Usmar Ismail adalah salah satu pelopor film dalam negeri. Sampai pada saat ini dunia film dalam negeri terus berkembang dan semakin maju, salah satunya adalah film dokumenter (Biran, 2008: 25).

Film Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari aktualitas potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, kejadian nyata yang sedang berlangsung, dan tanpa media perantara. Akan tetapi dari semua peristiwa atau kegiatan yang sedang terjadi harus diatur, diolah kembali, dan ditata penyajiannya. Jhon Grierson menemukan istilah dokumenter pertama–tama melalui suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925). Pembahasan tersebut mengacu pada kemampuan suatu media untuk menghasilkan visual tentang suatu kejadian dan menyatakan bahwa sinema bukanlah seni hiburan, melainkan bentuk suatu publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100


(11)

penonton yang berbeda (Yoga, 2008: 30). Dari sumber diatas dapat disimpulkan bahwa film dokumenter termasuk sebagai suatu metode publikasi yang sistematik. Karena adanya unsur kreatif dalam pembuatan film dokumenter mendapatkan perlakuan yang sama dengan jenis film yang lainnya. Film dokumenter dibangun dan di produksi bukan hanya senagai rekaman realitas, tetapi juga sebagai representasi dari realitas itu sendiri.

Film remaja merupakan film yang tidak pernah absen dibuat. Sejak kemerdekaan Republik Indonesia sampai hari ini, penonton muda atau remaja selalu mendapat tempat tersendiri di dunia film dalam negeri. Film remaja sendiri juga sering dinikmati oleh orang kalangan dewasa. (P.Sutisno, 1993: 35) Remaja berumur 12 sampai 16 tahun. Seorang remaja adalah seorang yang telah puber, sedangkan yang berumur 16 sampai 20 tahun disebut adolesen. Orang yang berumur 21 tahun adalah seorang dewasa. Disimpulkan bahwa film remaja tidak hanya dinikmati oleh kalangan remaja saja, tetapi juga dinikmati oleh kalangan dewasa.

Dalam pembuatan film dokumenter ini, akan mengulas tentang bagiamana seorang bike courier bekerja dan tantangan apa saja yang dihadapi dalam menjalankan pekerjaannya yang bisa dibilang jarang , terutama di kalangan masyarakat kota Surabaya yang mungkim tidak tahu tentang jasa atau pekerjaan seorang bike courier. Oleh karena itu film dokumenter ini dibuat agar masyarakat Surabaya tahu tentang kegiatan dan pekerjaan seorang bike courier di Surabaya.


(12)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut, Bagaimana membuat film reality dokumenter dengan judul Surabaya Bike Courier yang bercerita tentang kegiatan dan pekerjaan seorang bike courier di Surabaya.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Membuat film reality dokumenter tentang seorang bike courier (messenger) di Surabaya.

2. Cerita yang dipakai mengadopsi dari cerita nyata dari seorang mahasiswa yang bekerja sebagai bike courier (messenger) / kurir sepeda di Surabaya

3. Segmentasi pembuatan film ini adalah remaja.

1.4Tujuan

Berdasarkan batasan masalah di atas maka tujuan dalam pembuatan film ini adalah:

1. Membuat film reality dokumenter tentang seorang bike courier (messenger) di Surabaya.


(13)

2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang adanya pekerjaan dan jasa

bike courier(messenger) di kota Surabaya.

3. Mengangkat scene komunitas sepeda terutama komunitas Fixed Gear di Surabaya.

1.5Manfaat

Berdasarkan batasan masalah di atas manfaat yang dapat di ambil adalah sebagai berikut:

1. Dapat membuat film reality dokumenter tentang seorang bike courier (messenger).

2. Dapat membuat film documenter yang dapat menjelaskan dan memaparkan kegiatan dan ulasan tentang seorang bike courier.

3. Dapat membuat film dokumenter yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang adanya pekerjaan dan jasa bike courier di Surabaya.

4. Dapat mengangkat scene komunitas sepeda terutama komunitas Fixed Gear di Surabaya.


(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Multimedia

Definisi Multimedia ini adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berekreasi, dan berkomunikasi. Dalam definisi ini terdapat empat komponen penting dalam Multimedia. Pertama, harus ada komputer yang

mengkoordinasi apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan kita.

Kedua, harus ada link yang menguhubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat, multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide kita sendiri. Maka multimedia dewasa ini dapat disebut sebagai multimedia dalam arti yang luas (Suyanto, 2003: 20).

Multimedia adalah komputer dan video (Suyanto, 2003: 20) atau Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks (Suyanto, 2003: 21) atau Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media

input dan output dari data, media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar atau Multimedia merupakan alat yang dapat


(15)

menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video.

2.2 Sinematografi

Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal daribahasa Latin kinema ‘gambar’. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita). Peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar (http://www.perpuskita.com). Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage). Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni.

2.3 Film

Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh (http://www.perpuskita.com). Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri, yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan


(16)

cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat. Film berbeda dengan cerita buku, atau cerita sinetron. Walaupun sama-sama mengangkat nilai esensial dari sebuah cerita, film mempunyai asas sendiri. Selain asas ekonomi bila dilihat dari kacamata industri, asas yang membedakan film dengan cerita lainnya adalah asas sinematografi. Film juga memiliki arti gambar-hidup, sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi (http://www.perpuskita.com).

2.4 Jenis - Jenis Film

Jenis film bermacam-macam, pembuatan sebuah film dikategorikan menurut sub jenis film yang akan dibuat hal tersebut dijelaskan oleh Guru dalam artikelnya tentang Jenis-jenis Film (http://www.perpuskita.com). Hal tersebut guna membantu penontonnya dalam menonton sebuah film yang akan ditonton. Jenis-jenis film adalah sebagai berikut:

1. Film Dokumenter 2. Film Cerita Pendek 3. Film Cerita Panjang 4. Profil Perusahaan 5. Iklan Televisi 6. Program Televisi


(17)

7. Video Klip

2.5 Film Dokumenter

Pengertian film dokumenter secara umum adalah rekaman kejadian atau peristiwa dalam bentuk audio visual yang tercipta tanpa ada unsur rekayasa. Film dokumenter dapat dibuat oleh perorangan, kelompok/organisasi, atau institusi pemerintah dan swasta dengan berdasarkan maksud dan tujuan yang diinginkan. Beberapa proses yang harus dilakukan dalam pembuatan film dokumenter adalah pra produksi, produksi dan pasca produksi. Hal terpenting dalam proses produksi adalah riset, karena dokumenter membutuhkan data-data yang valid untuk dituangkan dalam bentuk audio visual.

Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996: 72). Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film


(18)

dokumenter misalnya dokudrama (docudrama). Pada saat ini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Para pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika terlibat dalam produksi film documenter (http://www.perpuskita.com).

2.6 Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun (http://www.kristiono.wordpress.com). Perkembangan manusia memiliki tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula dengan remaja. Remaja sewajarnya menyadari akan pentingnya sebuah pergaulan. Masa yang dilalui remaja ini adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin. Pada umunya remaja dibagi dalam dua periode yaitu:

1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun

Masa ini adalah masa dimana masa peralihan dari akhir kanak-kanak ke masa awal puberstas. Pada masa akhir pubertas remaja akan mengalami masa peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.

2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun

Masa ini adalah masa akhir remaja. Dimana remaja akan mengalami masa peralihan ke masa dewasa.


(19)

2.7 Psikologi Remaja

Remaja dewasa atau remaja akhir ini adalah remaja yang menuju ke ambang kedewasaan. Remaja akhir dapat berumur mulai dari 17-21 tahun. Dalam usia remaja ini, seseorang mulai merasa nyaman dengan hubungan dan keputusan mengenai seksualitas dan preferensi (Harrison, 1994: 31). Hubungan individual menjadi lebih penting daripada kelompok teman sebayanya. Pada remaja akhir ini memiliki sifat yang lebih terbuka terhadap pertanyaan spesifik tentang perilaku. Idealisme dapat mengarah pada konflik dengan keluarga dan figur autoritas lainnya. Dalam umur dewasa ini remaja lebih sadar tentang konsekuensi tindakan seseorang. Kebanyakan mampu mengerti pilihan secara menyeluruh untuk masalah kesehatan.

Kaum remaja cenderung untuk lebih memperhatikan perubahan fisis pada tubuhnya dan menunjukkan perhatian kepada proses maturasi. Remaja dalam usia

adolesen (lanjut) merupakan periode terbentuknya identitas personal, dengan

hubungan yang akrab dan suatu fungsi dalam masyarakat. Remaja pada usia adolesen

dapat bersifat alturistik atau mementingkan kepentingan orang lain.

Jatuh cinta di usia remaja selalu bikin deg-degan. Pasalnya, perasaan cinta itu masih begitu menggebu-gebu. Tak terkontrol Remaja cenderung ingin menggembor-gemborkan perasaan mereka, memberitahukan hubungan cinta kepada orang lain. Setiap remaja memiliki dorongan yang hebat untuk merasakan kedekatan dengan pasangan. Remaja memiliki perasaan yang berubah-ubah, terkadang mereka sulit memahami apa yang sebenarnya yang mereka inginkan.


(20)

2.8 Teknik Pengambilan Gambar atau Video

Dalam pembuatan video, seorang kameramen harus mengetahui dasar-dasar teknik pengambilan gambar. Teknik pengambilan gambar dibagi menjadi dalam berbagai sudut (camera angle). Beberapa macam teknik pengambilan gambar:

1. Teknik Pengambilan Gambar

a. Bird Eye View

Pengambilan dengan teknik Bird Eye View ini diambil dari atas ketinggian tertentu, sehingga memperlihatkan lingkungan yag sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil. Pengambilan gambar dengan teknik ini biasanya menggunakan helikopter maupun diambil dari gedung-gedung tinggi.

Gambar 2.1 Bird Eye View


(21)

b. High Angle

Teknik pengambilan gambar High Angle mengambil gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas objek. Pengambilan gambar ini memiliki beberapa arti yang dramatis yaitu kecil atau kerdil.

Gambar 2.2 High Angle

(Sumber: deposiphotos.com)

c. Low Angle

Teknik pengambilan gambar Low Angle mengambil gambar dari bawah objek. Sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari High

Angle. Kesan yang ditimbulkan dalam teknik ini adalah keagungan atau


(22)

Gambar 2.3 Low Angle

(Sumber: deposiphotos.com)

d. Eye Level

Teknik pengambilan gambar Eye Level mengambil sudut pandang sejajar dengan mata objek. Tidak ada kesan khusus atau dramatik dalam teknik ini.

Gambar 2.4 Eye Level


(23)

e. Frog Level

Teknik pengambilan gambar Frog Level mengambil gambar sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.

Gambar 2.5 Frog Level

(Sumber: http://theboldsoul.lisataylorhuff.com)

2. Ukuran Gambar

a. Extreem Close Up

Pengambilan gambar sangat dekat dengan objek. Pada pengambilan gambar dengan teknik ini yang diambil hanya bagian tertetu dari objek. Fungsinya untuk mengambil detail sebuah objek.


(24)

Gambar 2.6 Extreme Close Up

(Sumber: 123rf.com) b. Big Close Up

Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsinya untuk memberi gambaran jelas tentang objek tersebut.

Gambar 2.7 Big Close Up


(25)

c. Close Up

Pengambilan gambar sebatas ujung kepala hingga leher. Fungsinya untuk memberi gambaran jelas tentang objek.

Gambar 2.8 Close Up

(Sumber: german.fanshare.com)

d. Medium Close Up

pengambilan gambar diambil dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga membuat penontonnya jelas.

Gambar 2.9 Medium Close Up


(26)

e. Mid Shoot

Pengambilan gambar diambil sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya untuk memperlihatkan sosok objek secara jelas.

Gambar 2.10 Mid Shoot

(Sumber: www.fanpop.com)

f. Kneel Shoot

Pengambilan gambar mulai dari kepala hingga ke lutut. Fungsinya hampir sama dengan pengambilan mid shoot.


(27)

Gambar 2.11 Kneel Shoot

(Sumber: wonderfulgeneration.net)

g. Full Shoot

Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.

Gambar 2.12 Full Shoot


(28)

h. Long Shoot

Pengambilan gambar lebih luas daripada full shoot. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.

Gambar 2.13 Long Shoot

(Sumber: zrfproduction.com)

i. Extreem Long Shoot

Pengambilan gambar melebihi long shoot. Teknik ini menampilkan objek secara utuh. Fungsinya untuk menunjukkan bagian dari lingkungannya juga.


(29)

Gambar 2.14 Extreme Long Shoot

(Sumber: mclarkemedia.com)

j. One Shoot

Pengambilan gambar satu objek untuk mempelihatkan seseorang atau benda dalam frame.

Gambar 2.15 One Shoot


(30)

k. Two Shoot

Pengambilan gambar dua objek untuk memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.

Gambar 2.16 Two Shoot

(Sumber: atec.utdallas.edu)

l. Three Shoot

Pengambilan gambar tiga objek untuk memperlihatkan tiga orang yang sedang berkomunikasi.


(31)

Gambar 2.17 Three Shoot

(Sumber: zabiscodigital.com) m. Group Shoot

Pengambilan gambar pada sekumpulan objek, untuk memperlihatkan adegan sekelompok orang yang berkumpul.

Gambar 2.18 Group Shoot


(32)

3. Gerakan Kamera

a. Zooming

Gerakan yang dimaksud adalah dengan menggerakan lensa mendekat maupun menjauh dari objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang di sediakan oleh kameran video dan kameramen hanya mengoperasikan saja. b. Panning

Gerakan panning yakni kamera bergerang dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, bukan hanya kamera yang bergerak tetapi tripod yang terpasa pada kamera juga ikur bergerak sesuai dengan arah yang diinginkan.

c. Tilting

Gerakan tilting yaitu menggerakkan kamera keatas dan kebawah, memakai gerakan tilting masih menggunakan tripod agar hasil pada gambar memuaskan dan tetap stabil tidak goyang.

d. Dolly

Gerakan dolly adalah gerakan kamera yang dilakukan maju mundur, hampir memiliki kesamaan dengan zooming, namun pada gerakan dolly ini kamera digerakan pada tripod yang memiliki roda, dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.

e. Follow

Gerakan ini dilakukan dengan cara mengikuti objek dengan bergerak searah objek berjalan.


(33)

f. Farming

Gerakan farming dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.

g. Fading

Gerakan ini mengambil gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in dan sebaliknya disebut fade out.

h. Crane Shoot

Gerakan pada kamera yang dipasang pada tripod beroda dan bergerak sendiri bersamaan kameramen, baik mendekar maupun menjauhi objek. 4. Gerakan Objek

a. Moving Object

Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek.

b. Walking

Objek mendekat maupun menjauhi kamera.

2.9 Editing

Pengertian editing adalah sebuah proses merakit atau menyusun gambar secara utuh dan berkesinambungan. Hal ini dipertegas oleh Dan Ablan pada bukunya yang berjudul Digital Cinematography & Directing (Ablan, 2003 : 110) diuraikan bahwa


(34)

terpisah menjadi satu kesatuan sehingga enak untuk ditonton. Jenis editing sendiri ada 2 macam, yaitu:

1. Linear Editing

Jenis penyuntingan Linear Editing dengan memotong-motong bahan video (klip) dan menyusunnya kembali dalam sebuah meja edit yang terdiri atas pemutar (player) video dan perekam VCR (Video Cassete Recorder). Sedangkan menurut Lienar Editing adalah Proses editing yang dilakukan langsung melalui video tape. 2. Nonlinear Editing

Teknologi Nonlinear Editing banyak diminati masyarakat awam, karena semua proses editing cukup dilakukan pada sebuah mesin komputer. Selain proses editingnya yang mudah, didukung juga dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Sistem ini dikenal juga dengan nama digital video editing.

Pada proses nonlinear editing ini dalam buku yang berjudul Membuat Film Indie Itu Gampang (Baksin & Warsidi, 2003: 52) terdapat beberapa jenis editing yaitu:

1. Continuity Editing

Pada continuity editing ini dimaksudkan sebagai alat untuk menghubungkan beberapa titik dari objek yang sedang melakukan aktivitas, baik berupa dialog maupun pergerakan.


(35)

Editing jenis ini dilakukan intercutting, meskipun shot yang digunakan tidak mempunyai hubungan secara langsung, namun apabila hasilnya telah disatukan, agar nampak hubungan satu dengan lainnya.

3. Dynamic Editing

Penyambungan gambar yang terkesan rumit namun dapat menciptakan suasana dramatik yang mengarahkan, memberikan tekanan dan sebaliknya. Idenya mungkin tidak terdapat pada komponen shot, tetapi dapat memberikan dampak yang bisa ditafsirkan adanya suatu hubungan.

Beberapa macam jenis transisi yang dilakukan pada proses editing (Wahana Komputer, 2010: 45-47), meliputi:

1. Cut

Teknik transisi antar video klip ini adalah transisi yang paling sederhana, perpindahan dari satu video klip satu ke video klip lainnya.

2. Fade

Transisi fade akan meuampilkan sebuah video klip yang semula gelap kemudian berangsur-angsur akan tampak gambar video klip.

3. Dissolve

Efek video transisi dissolve menampilkan perubahan yang halus dengan ukuran layar yang sama antar klip.

Sejarah editing dimulai pada tanggal 28 desember 1895 dengan ditandai oleh untuk pertama kalinya orang menonton film petunjukan di sebuah ruang yang diproyeksikan ke sebuah layar. Lumiere bersaudara menyewa sebuah ruangan bilyar


(36)

tua di bawah tanah di Boulevard des Capucines, Paris yang kemudian dikenal sebagai ruangan bioskop pertama di dunia, yang kemudian tempat itu dikenal dengan nama Grand Cafe. Mulai saat itu menonton film menjadi sebuah pengalaman yang baru untuk semua orang.

Dalam situs (http:www.carablogger.com) juga dijelaskan bahwa pada proses editing gambar tidak cukup hanya digabung-gabungkan begitu saja. Banyak sekali variabel yang harus diketahui dalam proses editing, misalnya: camera angle, cameraworks, jenis shoot, motivasi, informasi, komposisi, sound, dan continuity. 1. Motivasi

Pada film, gambar-gambar seperti jalanan kota, gunung, laut, awan, dan sebagainya sering kali ditampilkan sebelum gambar utama (subjek/objek). Tujuan dimunculkan gambar-gambar tersebut adalah sebagai penggiring dan penjelas dari gambar selanjutnya. Selain gambar, motivasi dapat juga dimunculkan dalam bentuk audio, misalnya: suara telepon, air, ketukan pintu, langkah kaki, dan sebagainya. Motivasi dapat juga berupa perpaduan gambar dan audio.

2. Informasi

Pengertian informasi pada editing sebenamya mengacu pada arti sebuah gambar. Gambar-gambar yang dipilih oleh seorang editor harus memberikan suatu maksud atau menginformasikan sesuatu.


(37)

3. Komposisi

Salah satu aspek penting bagi editor adalah pemahaman tentang komposisi gambar yang bagus. Bagus di sini artinya memenuhi standar yang sudah disepakati atau sesuai dengan Cameraworks.

4. Continuity

Continuity adalah suatu keadaan dimana terdapat kesinambungan antara gambar satu dengan gambar sebelunmya. Sedangkan fungsi dari continuity adalah untuk menghindari adanya jumping (adegan yang terasa meloncat), baik itu pada gambar atau audio.

5. Tittling

Semua huruf yang diperlukan untuk menambah informasi gambar. Misalnya: judul utama, nama pemeran, dan tim kreatif.

6. Sound

Sound dalam editing dibagi menurut fungsinya, sebagai berikut: a. OriginalSound

Semua audio/suara asli subjek/objek yang diambil bersama dengan pengambilan gambar/visual.

b. Atmosfer

Semua suara latar/background yang ada di sekitar subjek/objek. c. SoundEffect

Semua suara yang dihasilkan ditambahkan ketika saat editing, bisa dari


(38)

d. MusicIllustration

Semua jenis bunyi-bunyian/nada, baik itu secara akustik maupun elektrik yang dihasilkan untuk memberi ilustrasi/kesan kepada emosil mood penonton.

2.10 Format Video

Dalam buku yang berjudul (Enterprise, 2010: 128) dijelaskan beberapa format video. Masing-masing format memiliki perbedaan dari segi aplikasi pemutar, ukuran file, serta kualitas gambar. Beberapa contoh format video, yaitu:

1. AVI (Audio Video Interleave)

Format ini termasuk format video yang tidak dikompresi. AVI adalah format standar file video untuk Microsoft Windows yang juga merupakan format video tertua karena diperkena1kan sejak Windows 3.1. Video yang menggunakan format ini akan menghasilkan ukuran file yang sangat besar karena resolusi yang dipakai sesuai dengan resolusi asli dari sumber videonya, yaitu kaset video. 2. MPEG (Moving Picture Experts Group)

Format ini merupakan standar untuk hasil kompresi file digital video audio. MPEG menghasilkan kualitas gambar yang tinggi tapi tidak membutuhkan kapasitasfile besar. Kompresi file MPEG terkadang menghilangkan sejumlah frame perpindahan sehingga proses transisinya sering tidak enak dipandang. 3. Real Video

Format ini mempunyai ekstensi .rm atau .ram yang banyak didukung dan dihasilkan oleh ponsel berkarnera. Format ini termasuk jenis file kompresi yang


(39)

berprioritas pada aliran video dengan bandwith yang rendah. Selain dipakai pada ponsel, format ini juga sering kita temukan dalarn internet, TV, dan online video. 4. MOV

Termasuk dalarn format video terkompresi. MOV dibuat oleh Apple Computer dan dijalankan pada platform Macintosh tetapi sekarang dapat dijalankan pada Windows dengan menginstal codec Quicktime. MOV termasuk video yang ditujukan untuk online video, website yang berbasis multimedia, dan CD-ROM 5. 3GP

Format ini biasanya dihasilkan dari ponsei yang memiliki fitur perekam video. Sementara itu, karnera digital tidak mendukung format ini dalarn fitur videonya.

2.11 Desain Grafis

Dalam situs (http:muktionodimi.com/2012/08/apa-itu-desain-grafis.html) dije1askan pengertian desain grafis adalah salah satu bentuk seni 1ukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu pennukaan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan.

2.11.1 Elemen-elemen Desain Grafis

Dalam bukunya yang berjudul (Nurhadiat, 2004: 3) dijelaskan elemen dasar grafis terdiri dari titik, garis, wama, ruang, bidang dan tekstur:


(40)

1. Titik

Titik merupakan elemen terkecil dibandingkan dengan elemen-elemen lainnya. Titik dapat melahirkan suatu wujud yang tidak bisa dilahirkan elemen-elemen lainnya.

2. Garis

Tidak ada suatu bentuk apa pun yang hadir tanpa ada sebuah garis. Secara spontanitas setiap anak, pertama kali menggambar akan menggunakan elemen garis.

3. Warna

Warna memiliki kemampuan untuk menimbulkan suatu jenis emosi atau perasaan bagi yang melihat atau menggunakannya. Variasi emosi yang tercipta dari warna tergantung pada intensitas warna tersebut (Wulansari, 2007: 31). Berikut adalah variasi emosi yang muncul dari warna:

a. Pink atau Merah muda

Variasi emosi yang muncul adaIah riang, tenang, cenderung menyenangkan, feminum dan beraura positif.

b. Merah

Variasi emosi yang muncul adalah berani, bersemangat, bergairah, intim dan akrab


(41)

Variasi emosi yang muncul adalah meningkatkan kreativitas, menghangatkan dan menimbulkan rasa nyaman.

d. Kuning

Variasi emosi yang muncul adalah optimis, ceria dan cerah. e. Hijau

Variasi emosi yang muncul adalah menenangkan, damai, segar dan alami. f. Biru

Variasi emosi yang muncul adalah menenangkan dan damai. 4. Ruang

Dua dinding yang berjarak, membentuk ruang. Bidang gambar pun dapat disebut ruang gambar. Menggambar dengan garis-garis yang disusun sedemikian rupa dapat menimbulkan kesan ruang.

5. Bidang

Bidang adalah permukaan yang dapat berupa datar, persegi atau sebagai pembatas dan lain-lain.

6. Tekstur

Kasar, halus, bening, kusam merupakan sifat permukaan dari suatu benda yang dapat melahirkan kesan berbobot, ringan dan lain-lain. Dalam bukunya yang berjudul Menata Kamar Anak (Wulansari, 2007 : 43) dijelaskan bahwa tekstur juga disebut sebagai unsur rasa dalam ruang, karena memberikan variasi sentuhan dan sensasi pada kulit manusia.


(42)

2,12 Bike Corier

Sepeda fixed gear adalah bentuk paling “primitif” dari sebuah sepeda. “Anda bisa menambahkan apa saja pada sebuah sepeda, tapi akan ada saatnya di mana anda tidak bisa mengurangi komponen sebuah sepeda tanpa menghilangkan fungsi dasarnya. Itulah fixed gear,” kata Graeme Obree, pemegang rekor Hour Record dari Inggris. Sepeda fixed gear, awalnya murni digunakan untuk perlombaan di velodrom, atau kompetisi track bike. Memang, momentum yang dihasilkan dari putaran roda fixed gear akan sangat membantu pembalap untuk mencapai kecepatan setinggi-tingginya, tapi karena resiko bahayanya maka penggunaan fixed gear untuk kompetisi akhirnya dibatasi di velodrom. Jauh sebelum faksimili, jaringan internet, dan telepon selular, keberadaan kurir atau messenger untuk mengantar dokumen di distrik bisnis New York adalah sangat vital. Berhadapan dengan kemacetan lalu lintas, awalnya para messenger ini memilih untuk berjalan kaki, atau naik bus atau subway. kemudian beberapa messenger imigran dari Jamaika yang memiliki latar belakang sebagai atlet track bike di negara asalnya terpikir untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Selain minus biaya karena minim perawatan (dengan sepeda track yang notabene fixed gear, tidak perlu khawatir akan kerusakan freewheel, derailer, atau rem. Karena memang nggak ada semua), bebas macet, dan jauh lebih cepat melibas kemacetan dibanding menunggu bus atau berjalan kaki. Walaupun kini tidak


(43)

semua bike messenger menggunakan sepeda fixed gear, namun messenger yang menggunakan fixed gear memiliki status sosial lebih tinggi di mata sesama messenger. (Fixilicuous, 2011: 10)


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini akan dibuat sebuah film Dokumenter. Film

reality dokumenter adalah film rekaman kejadian atau peristiwa dalam bentuk audio visual yang tercipta tanpa ada unsur rekayasa. Film dokumenter dapat dibuat oleh perorangan, kelompok/organisasi, atau institusi pemerintah dan swasta dengan berdasarkan maksud dan tujuan yang diinginkan. Untuk membahas dan mengetahui tentang film yang akan dibuat,maka dalam bab ini akan dijelaskan mengenai obeservasi yang akan dilakukan beserta metode yang digunakan. Peneliti akan membahas tentang pembuatan tugas akhir yang berjudul Pembuatan Film Reality

Dokumenter Dengan Judul “Surabaya Bike Courier”.

3.1 Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, terdapat masalah yang harus diselesaikan. Masalah tersebut didukung dengan sebuah metode penelitian yang disesuaikan dengan masalah yang akan digunakan.Dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian kausal komparatif.

“Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang membutuhkan sebuahpenyelidikan kemungkinan atas hubungan sebab akibat dengan cara berdasar pengamatan terhadap akibat yang ada,mencari kembali factor yang


(45)

menjadi penyebab melalui sebuah data tertentu.Penelitian ini bersifat

expostfacto (afterthefact),yang berarti mengumpulkan data atas sebuah kejadian yang dipersoalkan.” (4Skripsi, 2010: 44-46)

Dalam penelitian metode tersebut akan digunakan untuk mencari kesinambungan antar cerita dan realita yang ada. Adanya hubungan sebab akibat dimana pembuatan film ini memiliki satu tujuan yang sama yang berkesinambungan.

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahteknik pengumpulan data observasi dan Studi Pustaka.Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertolongan indramata (Dr.EkoBudiarto, 2001: 32). Teknik ini bermanfaat untuk mengurangi jumlah pertanyaan, mengukur kebenaran jawaban, dan memperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data lainnya. Teknik pengumpulan studi pustaka bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsipfoto, hasilrapat, cenderamata,jurnal kegiatan dan sebagainya, yang dalam penelitian ini akan digunakan data- data yang diambil dari berbagai media untuk menunjang data kongkrit.

1.1.2Analisa Data


(46)

1. Observasi

Obervasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang menggunakan pertolongan indramata dan pengamatan.

2. Kepustakaan

Kepustakaan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang didapatdari data foto, buku, internet, dan sebagainya.

1. Analisa Eksisting

Analisa Eksisting digunakan sebagai acuan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. Analisa Eksisting dibagimenjadi dua, yang pertama Studi eksisting dan studikompetitor. Studi eksisting digunakan untuk referensi sesuatu yang sudah ada, sedangkan studi kompetitor dijadikan sebagai pesaing dalamTugas Akhir ini.

Kompetitor yang digunakan sebagai acuan Tugas Akhir ini adalah

“Jakartrack”. Kompetitor diambil bagian atau scene yang menunjukkan sebuah sisi cerita sepeda fixie / fixed gear.Kompetitor yang digunakan sebagai berikut : Kompetitor Film “Jakartrack”. Dalam film dokumenter ini bercerita tentang fenomena sepeda fixie/fixed gear yang sedang booming di Jakarta. Dalam ini nara sumber bercerita langsung tentang apa yang mereka ketahui tentang sepeda


(47)

Pengambilan gambar pada film ini juga menarik dengan menggunakan sudut padang kamera sebagai riders atau pengemudi sepeda fixie/fixed gear itu sendiri.

Gambar 3.1 Jakartrack (Sumber: Olahan Peneliti)

3.2 Perancangan Karya

Berdasarkan data yang telah dianalisa maka dibuat sebuah karya yang akan dirancang. Ada pula beberapa perancangan karya yang dibuat untuk membuat film

reality dokumenter dengan judul “Surabaya Bike Courier”

ALUR PERANCANGAN

Pra Produksi: Konsep, Sinopsis, dan Skenario

Produksi: Syuting

Pasca Produksi: Editing dan rendering


(48)

Gambar 3.2 Alur Perancangan Karya (Sumber: Olahan Peneliti)

Pembuatan film dokumenter diawali dengan ide, setelah muncul ide maka yang dilakukan selanjutnya adalah mencari literatur untuk memperkuat pembuatan film dokumenter. Hal-hal yang perlu dicari berupa data-data seperti buku, web, studi competitor, dan video dokumenter yang sudah ada. Setelah semua data mendukung, maka langkah berikutnya adalah menentukan konsep film yang akan di produksi, lalu membuat sinopsis. Sinopsis dikembangkan menjadi skenario untuk proses pengambilan gambar. Pada skenario yang telah final, maka dilakukan shot list dan setting lokasi. Dalam hal ini peralatan dan dana juga berperan penting. Setelah final, maka hal selanjutnya adalah proses pengambilan gambar dan suara. Setelah syuting atau pengambilan gambar telah finish dilaksanakan hal selanjutnya adalah proses pemilihan gambar untuk proses editing. Pada proses pasca produksi dilakukan pemilihan gambar dan disusun menurut skenario. Pada proses editing film diperlukan juga audio pendukung untuk menunjang film tersebut. Setelah semua selesai diedit maka dilakukan rendering untuk mencapai hasil akhir.

3.2.1 Pra Produksi

1. Ide dan Konsep

Berdasarkan bagan perancangan karya di atas, tahap pertama dalam pembuatan film dokumenter ini yaitu pencarian ide. Ide dapat diperoleh dari gambar dan


(49)

foto, penelitian, brainstorming, pengamatan terhadap orang maupun hewan serta tempat dan benda, alur cerita yang sudah ada (Wright, 2005: 39-43).

Berawal dari suka menonton film dokumenter dan hobi sebagai pesepeda terutama sepeda fixed gear / fixie terutama tentang bike courier / messenger dari video - video luar negri yang sering di upload di youtube. Pada bab II sudah dijelaskan tentang Bike Courier.

Untuk membantu memperjelas konsep maka dibentuk STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) analisa kelebihan kekurangan dan analisa konsep cerita (Gulo, 2002: 150).

a. Analisa STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)

Analisa STP sangat penting untuk menentukan target audience. Segmentation dan targeting merupakan pembagian target audience berdasarkan letak geografis, segi demografis, serta segi psikografis. Sedangkan positioning merupakan penempatan karya dalam fungsinya untuk audience.

Tabel 3.3 Analisis STP

STP Project

Segmentasi &

Geografis

Uk. Keluarga: Kota Besar


(50)

Targeting

Demografis

Usia: 17-25

Gender: Remaja L/P

Psikografis

Kelas Sosial: Menengah

Positioning Film dokumenter yang bercerita

tentang ulasan pekerjaan sebagai bike courier yang dimana masyarakat belum banyak tahu tentang pekerjaan dan jasa ini.

b. Analisis Kelebihan dan Kekurangan

Analisiskelebihan dan kekurangan ini terdapat dalam karya. Dalam analisis ini juga terdapat analisis tentang kesempatan yang mungkin diperoleh, juga analisis tentang hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki.

Tabel 3.4 Analisis Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan

- Film Dokumenter ini bercerita tentang kegiatan sehari-hari seorang bike courier / messenger.

- Rute pemgiriman yang dilalui pada hari pengambilan gambar pendek.


(51)

- Pengambilan gambar dilakukan sesuai realita kegiatan yang dilakukan

bike courier tersebut sehari – harinya.

- Stock gambar dan proses pengambilan gambar yang kurang maksimal.

c. Sinopsis

Baharudin adalah seorang remaja yang memilih salah satu pekerjaan yang bisa dibilang unik dan jarang atau bahkan tidak ada di kota Surabaya ini.

Bike Courier / Messenger adalah pekerjaan yang dilakukannya sekarang , berawal dari hobi bersepeda Bahar akhirnya memilih pekerjaan ini sebagai mata pencahariannya. Bike Courier adalah seorang jasa pengatar sebuah paket / barang atau juga bisa dokumen yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya. Bahar menjalankan jasa pengiriman ini seorang diri, remaja yang penuh ispirasi dan semangat ini tidak pernah sekalipun mengeluh dalam menjalani pekerjaanya setiap hari walau kadang cuaca panas yang menyengat dan hujan yang lebat dia tetap bekerja untuk menghidupi hidupnya sehari – hari. Dalam film dokumenter ini akan menceritakan tentang pekerjaan yang dilakukan


(52)

Bahar setiap harianya yaitu mengantarkan sebuah katering yang sudah menjadi langganannya.

2. Skenario

Skenario adalah naskah tulis untuk sandiwara, film, atau sinetron secara rinci dari adegan-adegan yang disusun (Atmowiloto, 2011: 178). Dari skenario dapat diketahui soal jalan cerita, bukan hanya soal karakterisasi pemain, melainkan juga gambaran perkiraan pembiayaan, atau bahkan kira-kira siapa yang akan memainkan.

Tabel 3.5 Skenario Surabaya Bike Courier

Scene 1

INT. Pagi – Rumah – Kamar Bahar

Baharudin terbangun karena alaram di handphonenya berbunyi Bahar segera mengambil handphone tersebut dan menyalakan lampu kamar kostnya , lalu Bahar mengecek email yang masuk di handphone nya. Setelah itu Bahar mematikan Handphonenya.

Scene 2


(53)

Bahar mengayuh sepedanya dengan tujuan mengambil catering yang harus dikirimnya pada hari itu. Camera follow Bahar bersepeda dari depan dan

close up kaki Bahar yang sedang mengayuh pedal.

Scene 3

EXT. Sore – Taman – Kebun Bibit

Masuk scene wawancara pertanyaan pertama “ Apa itu bike courier / messenger ? “ camera angel medium close-up dengan Bahar bersandar di sepedanya. Diselingi gambar bahar mengayuh sepedanya di tengah jalan sambil Bahar menjawab pertanyaan.

Scene 4

EXT. Sore – Taman – Kebun Bibit

Masuk scene wawancara pertanyaan kedua “ Sejak kapan menjadi bike courier / messenger ? “ camera angel medium close-up dengan Bahar bersandar di sepedanya. Diselingi gambar bahar mengayuh sepedanya di tengah jalan sambil Bahar menjawab pertanyaan.

Scene 5


(54)

Bahar kembali mengayuh sepedanya. Kamera follow full shoot dari depan sampai setelah itu masuk ke deep to black skip.

Scene 6

EXT. Siang – Toko Sepeda – Velomix Bike Shop

masuk kedalam scene wawancara pertanyaan “ Mengapa memilih bekerja sebagai bike courier / messenger ? “ Kamera medium close –up latar belakang adalah sepeda Bahar yang sedang di parker di tempat parkir toko sepeda. . Diselingi gambar bahar mengayuh sepedanya di tengah jalan sambil Bahar menjawab pertanyaan.

Scene 7

EXT. Siang – Toko Sepeda – Velomix Bike Shop

Masuk scene wawancara ke tiga , Bahar masuk kedalam pertanyaan “ Cara order bagimana ? “ Kamera medium close –up latar belakang adalah sepeda Bahar yang sedang di parker di tempat parkir toko sepeda. . Diselingi gambar Bahar mengambil dan melihat handphonenya.


(55)

Scene 8

EXT. Siang – Toko Sepeda – Velomix Bike Shop

Masuk scene wawancara ke tiga , Bahar masuk kedalam pertanyaan “ Mekanisme pengiriman ( Pick – Up ) ? “ Kamera medium close –up latar belakang adalah sepeda Bahar yang sedang di parkir di tempat parkir toko sepeda. . Diselingi gambar Bahar mengambil catering yang harus

dikirimnya.

Scene 9

EXT. Siang – Rumah Pelanggan Bahar – Jl.Pacar Keling

Bahar mengetuk pintu rumah pelanggannya dan bersiap mengambil catering untuk diantar. Selanjutnya mengikuti apa yang dilakuakan Bahar pada saat mengambil catering tersebut (full record and follow) . Skip ke scene berikutnya.

Scene 10

EXT. Siang – Tengah Jalan


(56)

lampu merah (Follow dan ambil angel dari sisi belakang Bahar). Sambil sedikit melakukan skid pada saat macet keramaian di jalan.

Scene 11

EXT. Siang – Rumah Tujuan – Jl.Klampis Jaya

Dalam scene ini menceritakan Bahar mengantarkan chateringnya ke tujuan dan memberikan uang kepada penerima dalam adegan ini, di awal akan digambarkan Bahar melawan arus untuk melewati kemacetan yang terjadi dan setelah itu Bahar mengetuk pintu dan penerima membukakan pintu.

(full record and follow).

Scene 12

INT. Siang – STIKOM Surabaya – Sun Garden

Masuk scene wawancara, kamera angel medium close-up,sesembari masuk adegan insert Bahar ridingdi tengah kemacetan dan lampu merah di jalan raya.


(57)

Scene 13

EXT. Siang – Tangah Jalan – Jl.Bratang Gede

Dalam scene ini menunjukkan Bahar sedang perjalanan kembali ke kostnya (follow and full shoot). Dipertengahan terdapat adegan Bahar hampir terserempet mobil tetapi bahar menggunakan Skid untuk menghindarinya, sampi ke adegan dimana Bahar masuk gang kost nya.

Scene 14

INT. Siang – STIKOM Surabaya – Sun Garden

Masuk scene wawancara terakhir dalam film, kamera angel medium close-up,full angel ke Bahar tanpa ada insert, insert hanya menggunakan insert gambar tas Bahar dan Baju yang digunakan oleh Bahar.

Scene 15 (ENDING)

INT. Siang – Kost Bahar – Jl.Bratang Gede

Masuk scene wawancara terakhir dalam film, kamera angel medium close-up,full angel ke Bahar tanpa ada insert, insert hanya menggunakan insert


(58)

gambar tas Bahar dan Baju yang digunakan oleh Bahar.

Skenario dibuat ketika sinopsis telah selesai dirancang. Dalam skenario ini terdapat setting lokasi, nama tokoh, apa yang sedang dikerjakan tokoh dan dialog. Setelah skenario fix, dibuatlah storyboard.

3. Storyboard

Storyboard adalah kumpulan grafis dalam bentuk ilustrasi atau gambar yang ditampilkan secara berurutan untuk tujuan mempravisualkan film, animasi ataupun interaktif


(59)

(60)

(61)

(62)

Ga mbar 3.5 Storyboard


(63)

BAB IV

IMPLEMENTASI KARYA

Pada laporan Tugas Akhir pada bab IV ini, menjelaskan tentang hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab – bab sebelumnya. Padabab IV ini dijelaskan mengenai pelaksanaan produksi video dokumenter mulai dari praproduksi, produksi dan pascaproduksi.

4.1 Pra Produksi

Pada tahap praproduksi ini dilakukan survey dan wawancara kepada bike courier dimana pada wawancara ini ditanyakan beberapa pola kerja, kegiatan, dan langkah – langkah yang ditempuh dalam mengirim suatu barang atau package.

Gambar 4.1 Bike Courier


(64)

Pada wawan cara yang telah dilakukan pada Baharudin selaku Bike Courier

sehingga didapatkan cerita tentang pekerjaan seorang Bike Courier.

Dalam proses pra-produksi yang dilakukan adalah penyusunan tempat ataulokasi untuk pengambilan gambar. Hal tersebut dilakukan untuk meminimkanwaktu dan menghindari pembengkakan dana yang terbuang percuma. Ketika skenario telah dibuat maka jadwal syuting dapat disusun agar proses syuting dapatberjalan teratur. Informasi yang dibutuhkan adalah untuk setting lokasi, waktu, dan talent. Pengambilan gambar bisa saja tidak sesuai dengan skenario. Hal tersebut guna untuk menghemat waktu dan biaya.

Dalam proses praproduksi hanya ada satu pemain sebagai talent untuk memerankan cerita ini. Berikut adalah karakter dari pemain:

Tabel 4.1 Karakter

No. KARAKTER GAMBAR

1. Baharudin seorang pemuda pekerjakeras yang pertamadansatu – satunya bekerja sebagaibike courier /


(65)

4.2 Produksi

Sebelum melakukan proses pengambilan gambar, pemain perlu mengetahui peran mereka masing-masing dalam pembuatan film ini. Pemain perlu untuk berlatih dan mendalami peran mereka. Oleh karena itu diperlukan proses reading untuk mengetahui dialog yang akan mereka mainkan.

Gambar 4.2 Proses Reading Pemain (Sumber: Olahan Peneliti)


(66)

Dalam gambar tersebut salah satu pemain sedang menghafal dan mendalami dialognya sebelum proses pengambilan gambar agar proses pengambilan gambartidak kacau.

Setelah persiapan proses reading selesai maka dilakukan proses persiapan alat yang akan digunakan dalam proses pengambilan gambar. Dalam pembuatan film pendek berjudul “Surabaya Bike Courier” ini menggunakan berbagai macam peralatan sinematografi sederhana yaitu:

1. Camera DSLR 7D 1 buah dan 60D 1 buah 2. Lensafix 50mm dan Standart 18-55 mm 3. Komputer editing

4. Memory kamera

Proses yang dilakukanadalah proses pengambilan gambar yang dilaksanakan dalam 3 hari. Proses selama 3 hari pengambilan gambar adalah sebagai berikut: 1. Hari Pertama

Pada hari pertama dilaksanakan setting syuting scene wawancara yang dilakukan di Kebun Bibit 2 pada pukul 15.00 sampai pukul 17.00 , pada hari pertama ini dilakukan 3 pengambilan scene wawancara.

2. Hari Kedua

Pada hari kedua dilakukan pengambilan gambar kegiatan yang dilakukanoleh Bahar yang dimulai pukul 12.00 sampai dengan 16.00. Pada hari kedua ini pengambilan gambar penuh meliput kegiatan pengiriman yang dilakukanoleh Baharudin selaku model utama.


(67)

3. Hari Ketiga

Pada hari ketiga dilakukan pengambilan gambar sisa dari scene wawancara yang dilakukan di Velomix Bike Shop , Surabaya Town Square pada pukul 14.00 – 16.00.

Hasil video dari kamera DSLR dipindah ke perangkat komputer untuk diolah sedemikian rupa. Pemindahan video dibutuhkan kabel khusus agar tersambung pada perangkat komputer, karena pada kamera DSLR Canon 7D memiliki memory yang dibuat khusus sehingga perangkat yang digunakan dalam pemindahan data membutuhkan alat yang khusus pula.

4.3 Proses PascaProduksi

Pada tahapan pasca produksi ini dilakukan proses editing dengan beberapalangkah yang dilakukanyaitu:

1. Proses Pemilihan Video

Proses awal dimana setelah melakukan pengambilan gambar, video dipilih untuk proses editing. Karena tidak semua video dapat dimasukkan dalam proses editing. Hanya bagian – bagian tertentu saja.


(68)

Gambar 4.3 Proses Pemilihan Stok Video (Sumber: Olahan Peneliti)

2. Proses Penataan Stock Shoot

Proses penataan shoot ini berguna agar video yang di edit sesuai dengan alurnya. Penataan video mengacu pada skenario yang telah dibuat, sehingga cerita yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.


(69)

Gambar 4.4 Proses Penataan Stock Shoot

(Sumber: Olahan Peneliti)

Proses penataan scene menghubungkan shot yang satu dengan shot yang lainnya. Penataan shoot ini dilakukan sesuai dengan skenario yang ada.

Gambar 4.5 Penataan Gambar (Sumber: Olahan Peneliti) 3. Sound Editing

Backsound lagu sangat penting dalam sebuah film, karena sound

mampumengubah sebuah film bisu lebih berwarna. Sound juga mendukung tatanan visual yang ada.


(70)

Gambar 4.6 Sound Editing

(Sumber: Olahan Peneliti) 4. Rendering

Proses rendering adalah proses akhir dari pasca produksi dimana semua proses editing stock shoot disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses

rendering memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan.

Sedangkan dalam film pendek berjudul “Surabaya Bike Courier”menggunakan format media MP4.


(71)

Gambar 4.7 Proses Rendering

(Sumber: Olahan Peneliti) 5. HasilJadi

Dari hasil produksi dan editing, berikut merupakan cuplikan scene-scene yang sesuai dengan rumusan masalah.

Gambar 4.8 Opening Scene

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan Bahar selaku tokoh utama yang terbangun dan siap untuk memulai pekerjaannya.


(72)

Gambar 4.9 Scene 1

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan adegan dimana Bahar memberitahu apa itu bike courier

Gambar 4.10 Scene 2

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan tentang adegan Bahar yang sedang mengendarai sepedanya dan untuk memulai pekerjaannya.

Gambar 4.11 Scene 3

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan adegan wawancara tentang proses pengiriman barang atau package.

Gambar 4.12 Scene 4

(Sumber: Olahan Peneliti)


(73)

Gambar 4.13 Scene 5

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan Bahar yang telah bertemu dengan pelanggannya.

Gambar 4.14 Scene 6

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan prosedur pengiriman yang dilakukan Bahar.

Gambar 4.15 Scene 7

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan proses pengiriman yang dilakukan Bahar, mengetuk-ngetuk pintu pelanggannya.

Gambar 4.16 Scene 8

(Sumber: Olahan Peneliti)


(74)

Scene 4.17 Scene 9

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan akhir dari adegan wawancara dan masuk adegan wawancara selanjutnya.

Gambar 4.18 Scene 10

(Sumber: Olahan Peneliti)

Adegan full record dimana menceritakan Bahar mengambil barang yang harus dia antar secara detail.

Gambar 4.19 Scene 11 (Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan tentang Bahar yang sedang mengendarai sepedanya, untuk mengantarkan ke pelanggan selanjutnya.

Gambar 4.20 Scene 12

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan Bahar yang bertemu dengan pelanggannya dan mengantarkan katering dan sejumlah uang.


(75)

Gambar 4.21 Scene 13

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan Bahar yang telah memberikan katering dan uang.

Gambar 4.22 Scene 14

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan adegan wawancara terakhir dan adegan Bahar yang mengayuh sepedanya kembali ke tempat kostnya.

Gambar 4.23 Scene 15

(Sumber: Olahan Peneliti)

Adegan menceritakan Bahar yang sedang bersepeda untuk pulang kembali ke kost.

Gambar 4.24 Scene Ending

(Sumber: Olahan Peneliti)

Menceritakan di akhir cerita Bahar sampai ke tempat kostnya dan mencuci sepedanya.


(76)

Gambar 4.25 Credit Title

(Sumber: Olahan Peneliti)

6. Mastering

Mastering merupakan proses dimana file yang telah di-render

dipindahkankedalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film dokumenter inimenggunakan media VCD.

7. Publikasi

Setelah selesai dengan mengolah seluruh hasil film, maka penulis melakukan publikasi. Dalam mepublikasikan film ini penulis menggunakan poster dan pin.


(77)

Gambar 4.26 Poster (Sumber: Olahan Peneliti)


(78)

Gambar 4.27 Pin (Sumber: Olahan Peneliti)


(79)

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Dari laporan ini kesimpulan yang di dapat adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan film dokumenter sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau kisah nyata yang dialami oleh bike courier dalam kegiatan atau pekerjaan setiap harinya

2. Film dokumenter ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama kalangan remaja dimana pekerjaan bike courier ini memang merupakansalah satu bagian dari mata pencaharian di kota Surabaya dan dapat memberikan motifasi dan inspirasi kepada para remaja.

3. Dapat mengangkat iklim bersepeda di kota Surabaya terutama kepada komunitas sepeda fixed gear yang sudah mulai memudar di kotaSurabaya.

5.2 Saran

Berdasarkan pengalaman yang didapat dalam pembuatan video reality

dokumenter maka dapat diberikan saran bagi yang akan membuat video serupa. Beberapa saran tersebut adalah:

1. Cerita yang diangka tmerupakan kisah nyata keseharian orang yang kita liput. 2. Teknik pengambilan gambar harus lebih halus lagi ,terutama dalam teknik follow


(80)

3. Harus benar-benar pro dalam pengambilan gambar dengankamera. 4. Diperlukan kesabaran dan ketelitian penuh dalam proses editing film ini.

5. Dibutuhkan steady cam yang bagus agar mengahasilkan gambar yang lebih


(81)

65

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Ablan, D. (2003). Digital Cinematography & Directing. David Dwyer. Manhattan: New Riders Publishing.

Baksin, A., & Warsidi, E. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Jakarta.

Biran, M.Y. 2010. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: Fakultas Film dan Televisi IKJ.

Dr. Eko Budiarto, S. (2001). Pengantar Epidemiologi edisi2. Jakarta: Kedokteran EGC.

Enterprise, J. (2010). Rahasia Menjadi Jago Download. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo. Harrison. (1994). Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.

Singpore: Buku Kedokteran EGC.

Mohd. Fadzillah Kamsah, D. (2004). Soal Jawab Praperkahwinan. Kuala Lumpur: PTS Millenia Sdn. Bhd.

Nurhadiat, D. (2004). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Grasindo.

Situmorang, Syafrizal Helmi. 2010. Analisis Data. Medan: USU Press.

Sutisno, P. (1993). Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta: PT Grasindo.

Suyanto, M. (2003). Multimedia Alat untuk Meningkatkam Keunggulan Bersaing.

Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Suyanto, M. (2003). Multimedia Alat untuk Meningkatkam Keunggulan Bersaing.


(82)

66

Sumber Internet:

4Skripsi. (2010). Macam-Macam Metode Penelitian 06, 2012.

Andre. (2012). Infografik: 10 Film Indonesia Dengan Penonton Terbanyak. visikini.com. Diakses 10 23, 2012.

Anneahira. (2011). Mengenal Macam-Macam Film. www.anneahira.com. Diakses 11 05, 2012.

Antonio. (2006). Big Close Up. www.123rf.com.Diakses01 08, 2013. Antonio. (2006). Extreme Close Up. www.123rf.com.Diakses01 08, 2013. Atec. (2009). Two Shoot. atec.utdallas.edu. Diakses01 08, 2013.

Deposiphotos. (2006). High Angle. deposiphotos.com. Diakses01 08, 2013. Deposiphotos. (2006). Low Angle. deposiphotos.com. Diakses01 08, 2013. Fixilicuous. (2011). www.fixilicuous.com. Retrieved from Fixilicuous.

Fotouczniak. (2005). One Shot. fotouczniak.devianart.com. Diakses01 08, 2013. Guru. (2011). Jenis-jenis Film. www.perpuskita.com. Diakses 11 05, 2012.

Hurtwood. (2005). Medium Close Up. hurtwoodmedia.com. Diakses01 08, 2013. Janiansyah. (2009). Pengertian Multimedia.janiansyah.wordpress.com. Diakses 05

11, 2012.

James. (2010). Long Shoot. zrfproduction.com. Diakses01 08, 2013. Jason. (2007). Full Shoot. stylemelbourne.com. Diakses02 08, 2013. Julia. (2005). Close Up. german.fanshare.com. Diakses02 08, 2013.

Kristiono. (2008). Perkembangan Psikologi Remaja. kristiono.wordpress.com. Diakses 11 05, 2012.


(83)

67

Machrudi, E. (2012). Komunitas Multimedia Amikom. koma.or.id. Diakses 10 23, 2012.

Mike. (2006). Extreme Long shoot. mclarkemedia.com.Diakses01 08, 2013. Paula. (2007). Eye Level. ezzyvideoproduction.com.Diakses01 08, 2013. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. (2011). Metode Pengumpulan Data Penelitian

Kualitatif. mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id. Diakses 11 21, 2012. Rad. (2007). Sejarah Film Pendek. Randomgirl. (2012). Mid Shoot. www.fanpop.com. Diakses01 08, 2013.

Sampdoria. (2008). Bird Eye View. sampdoria.deviantart.com. Diakses01 08, 2013. Sofyan, E. H. (2012). Entertaiment. entertainment.kompas.com. Diakses 10 23, 2012. Sugar. (2013). Kneel Shoot. wonderfulgeneration.net. Diakses01 08, 2013.

Tim. (2010) Group Shoot. toy-tma.com. Diakses01 08, 2013.

Yoga. (2008, Agustus Jumat). kawanusa.co.id. Diakses Oktober Rabu, 2012. Zabis. (2005). Three Shoot. zabiscodigital.com. Diakses01 08, 2013.

Zoebazary, I. (2012). Pengertian Film dan Sejarahnya. shvoong.com. Diakses 11 05, 2012.


(1)

69

Gambar 4.27 Pin (Sumber: Olahan Peneliti)


(2)

66 BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Dari laporan ini kesimpulan yang di dapat adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan film dokumenter sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau kisah nyata yang dialami oleh bike courier dalam kegiatan atau pekerjaan setiap harinya

2. Film dokumenter ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama kalangan remaja dimana pekerjaan bike courier ini memang merupakansalah satu bagian dari mata pencaharian di kota Surabaya dan dapat memberikan motifasi dan inspirasi kepada para remaja.

3. Dapat mengangkat iklim bersepeda di kota Surabaya terutama kepada komunitas sepeda fixed gear yang sudah mulai memudar di kotaSurabaya.

5.2 Saran

Berdasarkan pengalaman yang didapat dalam pembuatan video reality dokumenter maka dapat diberikan saran bagi yang akan membuat video serupa. Beberapa saran tersebut adalah:

1. Cerita yang diangka tmerupakan kisah nyata keseharian orang yang kita liput. 2. Teknik pengambilan gambar harus lebih halus lagi ,terutama dalam teknik follow


(3)

67

3. Harus benar-benar pro dalam pengambilan gambar dengankamera. 4. Diperlukan kesabaran dan ketelitian penuh dalam proses editing film ini.

5. Dibutuhkan steady cam yang bagus agar mengahasilkan gambar yang lebih smooth atau halus.


(4)

65

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Ablan, D. (2003). Digital Cinematography & Directing. David Dwyer. Manhattan: New Riders Publishing.

Baksin, A., & Warsidi, E. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Jakarta.

Biran, M.Y. 2010. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: Fakultas Film dan Televisi IKJ.

Dr. Eko Budiarto, S. (2001). Pengantar Epidemiologi edisi2. Jakarta: Kedokteran EGC.

Enterprise, J. (2010). Rahasia Menjadi Jago Download. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo. Harrison. (1994). Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.

Singpore: Buku Kedokteran EGC.

Mohd. Fadzillah Kamsah, D. (2004). Soal Jawab Praperkahwinan. Kuala Lumpur: PTS Millenia Sdn. Bhd.

Nurhadiat, D. (2004). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Grasindo.

Situmorang, Syafrizal Helmi. 2010. Analisis Data. Medan: USU Press.

Sutisno, P. (1993). Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta: PT Grasindo.

Suyanto, M. (2003). Multimedia Alat untuk Meningkatkam Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Suyanto, M. (2003). Multimedia Alat untuk Meningkatkam Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: C.V Andi Offset.


(5)

66

Sumber Internet:

4Skripsi. (2010). Macam-Macam Metode Penelitian 06, 2012.

Andre. (2012). Infografik: 10 Film Indonesia Dengan Penonton Terbanyak. visikini.com. Diakses 10 23, 2012.

Anneahira. (2011). Mengenal Macam-Macam Film. www.anneahira.com. Diakses 11 05, 2012.

Antonio. (2006). Big Close Up. www.123rf.com. Diakses 01 08, 2013. Antonio. (2006). Extreme Close Up. www.123rf.com. Diakses 01 08, 2013. Atec. (2009). Two Shoot. atec.utdallas.edu. Diakses 01 08, 2013.

Deposiphotos. (2006). High Angle. deposiphotos.com. Diakses 01 08, 2013. Deposiphotos. (2006). Low Angle. deposiphotos.com. Diakses 01 08, 2013. Fixilicuous. (2011). www.fixilicuous.com. Retrieved from Fixilicuous.

Fotouczniak. (2005). One Shot. fotouczniak.devianart.com. Diakses 01 08, 2013. Guru. (2011). Jenis-jenis Film. www.perpuskita.com. Diakses 11 05, 2012.

Hurtwood. (2005). Medium Close Up. hurtwoodmedia.com. Diakses 01 08, 2013. Janiansyah. (2009). Pengertian Multimedia.janiansyah.wordpress.com. Diakses 05

11, 2012.

James. (2010). Long Shoot. zrfproduction.com. Diakses 01 08, 2013. Jason. (2007). Full Shoot. stylemelbourne.com. Diakses 02 08, 2013. Julia. (2005). Close Up. german.fanshare.com. Diakses 02 08, 2013.

Kristiono. (2008). Perkembangan Psikologi Remaja. kristiono.wordpress.com. Diakses 11 05, 2012.


(6)

67

Machrudi, E. (2012). Komunitas Multimedia Amikom. koma.or.id. Diakses 10 23, 2012.

Mike. (2006). Extreme Long shoot. mclarkemedia.com. Diakses 01 08, 2013. Paula. (2007). Eye Level. ezzyvideoproduction.com. Diakses 01 08, 2013. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. (2011). Metode Pengumpulan Data Penelitian

Kualitatif. mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id. Diakses 11 21, 2012. Rad. (2007). Sejarah Film Pendek. Randomgirl. (2012). Mid Shoot. www.fanpop.com. Diakses 01 08, 2013.

Sampdoria. (2008). Bird Eye View. sampdoria.deviantart.com. Diakses 01 08, 2013. Sofyan, E. H. (2012). Entertaiment. entertainment.kompas.com. Diakses 10 23, 2012. Sugar. (2013). Kneel Shoot. wonderfulgeneration.net. Diakses 01 08, 2013.

Tim. (2010) Group Shoot. toy-tma.com. Diakses 01 08, 2013.

Yoga. (2008, Agustus Jumat). kawanusa.co.id. Diakses Oktober Rabu, 2012. Zabis. (2005). Three Shoot. zabiscodigital.com. Diakses 01 08, 2013.

Zoebazary, I. (2012). Pengertian Film dan Sejarahnya. shvoong.com. Diakses 11 05, 2012.