TA : Analisis dan Perancangan Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP Pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.

(1)

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

PENILAIAN KESEHATAN KSP DAN USP PADA

DINAS KOPERASI KABUPATEN SIDOARJO

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

VENTYA DEVI PRAMADITA 08.41010.0194

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

x

ABSTRAK……. ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI……... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi... 6

2.2 Sistem Informasi Manajemen ... 7

2.3 Eliminate, Simplify, Integrate, Automate ... 8

2.4 Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 9

2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem ... 20

2.6 Analisis dan Perancangan Sistem ... 21

2.7 Kebutuhan Dokumen Perencanaan Perangkat Lunak ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Metode Penelitian ... 28


(3)

xi

3.2.2 Analisis Operasional ... 30

3.2.3 Analisis Kebutuhan Data ... 31

3.2.4 Analisis Keamanan ... 31

3.3 Tahap Perancangan Sistem ... 32

3.3.1 Perancangan Proses Fungsional ... 32

3.3.2 Perancangan Data... 34

3.3.3 Perancangan Antar Muka ... 34

3.3.4 Perancangan Keamanan ... 36

3.3.5 Perancangan Sistem ... 37

3.4 Tahap Evaluasi ... 38

3.4.1 Evaluasi DFD ... 38

3.4.2 Evaluasi ERD ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Hasil Analisis Sistem ... 39

4.1.1 Hasil Analisis Permasalahan ... 39

4.1.2 Hasil Analisis Operasional ... 47

4.1.3 Hasil Analisis Kebutuhan Data ... 56

4.1.4 Hasil Analisis Keamanan ... 58

4.2 Hasil Tahap Perancangan Sistem ... 58

4.2.1 Hasil Perancangan Proses Fungsional ... 58

4.2.2 Hasil Perancangan Data ... 75


(4)

xii

4.2.5 Hasil Perancangan Sistem ... 99

4.3 Hasil Evaluasi Rancangan Sistem ... 128

4.3.1 Hasil Evaluasi DFD ... 128

4.3.2 Hasil Evaluasi ERD ... 138

BAB V PENUTUP ... 140

5.1 Kesimpulan ... 140

5.2 Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 141


(5)

xiii

Tabel 1.1 Penetapan Predikat Kesehatan ... 2

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Aspek dan Komponen... 9

Tabel 2.2 Standar Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset ... 11

Tabel 2.3 Standar Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan Beresiko... 12

Tabel 2.4 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 12

Tabel 2.5 Standar Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan ... 12

Tabel 2.6 Standar Perhitungan RPM ... 13

Tabel 2.7 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Resiko terhadap Resiko Pinjaman Bermasalah ... 13

Tabel 2.8 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Beresiko ... 14

Tabel 2.9 Standar Perhitungan Manajemen Umum ... 14

Tabel 2.10 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan ... 15

Tabel 2.11 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan ... 15

Tabel 2.12 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva ... 16

Tabel 2.13 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas ... 16

Tabel 2.14 Standar Rasio Beban Operasi Anggota atas Partisipasi Bruto ... 17

Tabel 2.15 Standar Perhitungan Beban Usaha Terhadap SHU Kotor ... 17

Tabel 2.16 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan ... 17

Tabel 2.17 Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar ... 17

Tabel 2.18 Standar Rasio Pinjaman Diberikan terhadap Dana Diterima ... 18


(6)

xiv

Sendiri/Ekuitas ... 18

Tabel 2.21 Standar Rasio Kemandirian Operasional ... 19

Tabel 2.22 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto ... 19

Tabel 2.23 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota ... 19

Tabel 4.1 Keterangan Alir Sistem Penilaian Kesehatan Saat Ini ... 41

Tabel 4.2 Keterangan Fungsi Mencatat Status Laporan RAT ... 48

Tabel 4.3 Keterangan Fungsi Mencatat Data Komponen Penilaian Kesehatan... 49

Tabel 4.4 Keterangan Fungsi Melakukan Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 50

Tabel 4.5 Keterangan Fungsi Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 52

Tabel 4.6 Keterangan Fungsi Mengevaluasi hasil penilaian kesehatan KSP dan USP ... 55

Tabel 4.7 Keterangan Fungsi-Fungsi Baru ... 57

Tabel 4.8 Penjelasan Mencatat Status Laporan RAT KSP dan USP... 60

Tabel 4.9 Penjelasan Mencatat Data Komponen... 60

Tabel 4.10 Penjelasan Melakukan Penilaian Kesehatan ... 63

Tabel 4.11 Penjelasan Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 65

Tabel 4.12 Penjelasan Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 67

Tabel 4.13 Fungsi Objek Form Tampilan Awal ... 79

Tabel 4.14 Fungsi Objek Menu Koperasi ... 80

Tabel 4.15 ungsi Objek Menu Standar Predikat Kesehatan ... 81

Tabel 4.16 Fungsi Objek Menu Aspek ... 82


(7)

xv

Tabel 4.19 Fungsi Objek Menu Rasio Manajemen ... 86

Tabel 4.20 Fungsi Objek Menu Mencatat Status Laporan RAT ... 87

Tabel 4.21 Fungsi Objek Menu Mencatat dan Mengelola Data Komponen ... 89

Tabel 4.22 Fungsi Objek Menu Melakukan Penilaian Kesehatan ... 92

Tabel 4.23 Fungsi Objek Menu Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan... 93

Tabel 4.24 Fungsi Objek Menu Status Laporan RAT ... 95

Tabel 4.25 Fungsi Objek Menu Laporan Penilaian Kesehatan Kesehatan Seluruh KSP dan USP ... 96

Tabel 4.26 Fungsi Objek Menu Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat Kesehatan... 97

Tabel 4.27 Fungsi Objek Menu Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 98

Tabel 4.28 Komponen ... 100

Tabel 4.29 Koperasi ... 101

Tabel 4.30 Status_Laporan ... 102

Tabel 4.31 Standar_Predikat_Kesehatan ... 102

Tabel 4.32 Penilaian_Kesehatan ... 102

Tabel 4.33 Aspek ... 103

Tabel 4.34 Rasio ... 103

Tabel 4.35 Rasio_Modal ... 104

Tabel 4.36 Rasio_Manajemen ... 104

Tabel 4.37 Tindakan ... 105

Tabel 4.38 Rancangan Uji Coba Tampilan Login ... 105


(8)

xvi

Tabel 4.41 Rancangan Uji Coba Menu Data Koperasi... 109

Tabel 4.42 Rancangan Uji Coba Menu Standar Predikat Kesehatan ... 110

Tabel 4.43 Rancangan Uji Coba Menu Aspek ... 111

Tabel 4.44 Rancangan Uji Coba Menu Rasio ... 113

Tabel 4.45 Rancangan Uji Coba Menu Master Detail Rasio ... 114

Tabel 4.46 Rancangan Uji Coba Menu Rasio Manajemen ... 115

Tabel 4.47 Rancangan Uji Coba Menu Mencatat Status Laporan RAT ... 117

Tabel 4.48 Rancangan Uji Coba Menu Mencatat Data Komponen ... 118

Tabel 4.49 Rancangan Uji Coba Menu Penilaian Kesehatan ... 121

Tabel 4.50 Rancangan Uji Coba Menu Evaluasi ... 123

Tabel 4.51 Rancangan Uji Coba Menu Laporan Status Koperasi ... 123

Tabel 4.52 Rancangan Uji Coba Menu Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Seluruh KSP dan USP ... 125

Tabel 4.53 Rancangan Uji Coba Menu Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat Kesehatan ... 126

Tabel 4.54 Rancangan Uji Coba Menu Mengelola Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan ... 127


(9)

xvii

Gambar 2.2 Simbol External Entity ... 22

Gambar 2.3 Simbol Data Flow ... 22

Gambar 2.4 Simbol Proses ... 23

Gambar 2.5 Simbol Data Store ... 23

Gambar 3.1 Metode Penelitian ... 28

Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 42

Gambar 4.2 Blok Diagram Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 45

Gambar 4.3 Alir Sistem Mencatat Status Laporan RAT KSP dan USP ... 59

Gambar 4.4 Alir Sistem Mencatat Data Komponen ... 61

Gambar 4.5 Alir Sistem Melakukan Penilaian Kesehatan ... 62

Gambar 4.6 Alir Sistem Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 64

Gambar 4.7 Alir Sistem Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 66

Gambar 4.8 Context Diagram Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 68

Gambar 4.9 DFD Level 0 Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 69

Gambar 4.10 DFD Level 1 Melakukan Penilaian Kesehatan ... 70

Gambar 4.11 DFD Level 1 Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan ... 71

Gambar 4.12 DFD Level 1 Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan ... 72

Gambar 4.13 DFD Level 2 Mengelola Status Laporan RAT ... 73

Gambar 4.14 DFD Level 2 Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan ... 73

Gambar 4.15 DFD Level 2 Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat... 74


(10)

xviii

Kesehatan... 75

Gambar 4.17 Conceptual Data Model ... 76

Gambar 4.18 Tampilan Awal Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 78

Gambar 4.19 Tampilan Form Login ... 78

Gambar 4.20 Tampilan Menu Koperasi ... 79

Gambar 4.21 Tampilan Menu Standar Predikat Kesehatan ... 81

Gambar 4.22 Tampilan Menu Aspek ... 82

Gambar 4.23 Tampilan Menu Rasio ... 83

Gambar 4.24 Tampilan Menu Rasio Modal ... 84

Gambar 4.25 Tampilan Menu Rasio Manajemen ... 85

Gambar 4.26 Tampilan Menu Mencatat Status Laporan RAT ... 87

Gambar 4.27 Tampilan Menu Mencatat dan Mengelola Data Komponen ... 89

Gambar 4.28 Tampilan Menu Melakukan Penilaian Kesehatan ... 92

Gambar 4.29 Tampilan Menu Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan ... 93

Gambar 4.30 Tampilan Menu Status Laporan RAT ... 94

Gambar 4.31 Tampilan Menu Laporan Penilaian Kesehatan Kesehatan Seluruh KSP dan USP ... 95

Gambar 4.32 Tampilan Menu Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat Kesehatan... 96

Gambar 4.33 Tampilan Menu Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 97


(11)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

... Halaman Lampiran 1 Visi Misi Dinas Koperasi Sidoarjo ... 142 Lampiran 2 Daftar Wawancara... 146 Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Aspek Manajemen ... 149


(12)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat. Hal tersebut berdampak pada segala aspek kehidupan manusia. Teknologi informasi dapat digunakan untuk membantu proses bisnis pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Demikian halnya dengan Dinas Koperasi. Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo memiliki tugas pokok yaitu mengelola dan mengawasi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh koperasi di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Ada beberapa jenis koperasi yang dikelola dan diawasi oleh Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo diantaranya adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP). KSP adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam, sedangkan USP adalah unit usaha koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi tahun 2014, terdapat 42 KSP dan 1205 USP yang harus dikelola oleh Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. KSP dan USP harus dikelola secara profesional sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan KSP dan USP sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya (Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tahun 2008). Oleh karena


(13)

itu dibutuhkan adanya penilaian kesehatan terhadap KSP dan USP sehingga pengelolaannya sesuai dengan nilai-nilai, norma, dan prinsip koperasi.

Pada saat ini, proses perhitungan penilaian kesehatan KSP dan USP dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel. Penilaian kesehatan KSP dan USP dilakukan oleh Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Penilaian kesehatan tersebut dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan pada Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang diserahkan oleh masing-masing KSP dan USP. Ruang lingkup penilaian kesehatan KSP dan USP meliputi penilaian terhadap beberapa aspek, antara lain (1) permodalan, (2) kualitas aktiva produktif, (3) manajemen, (4) efisiensi, (5) likuiditas, (6) kemandirian dan pertumbuhan, serta (7) jati diri koperasi.

Skor nilai akhir yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap aspek dan komponen tersebut digunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat, dan sangat tidak sehat. Penetapan predikat kesehatan berdasarkan skor nilai dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Penetapan Predikat Kesehatan

NO SKOR NILAI PREDIKAT KESEHATAN

1 80 < x < 100 Sehat

2 60 < x < 80 Cukup Sehat 3 40 < x < 60 Kurang Sehat 4 20 < x < 40 Tidak Sehat

5 x < 20 Sangat Tidak Sehat

Permasalahan yang dihadapi oleh Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam terdapat pada dimensi time (ketepatan waktu) dan pada dimensi content (ketepatan isi). Pada dimensi time adalah banyaknya data yang harus diolah, proses input


(14)

bobot aspek, pengecekan tabel rasio dan tabel predikat kesehatan dilakukan secara manual, serta tidak ada warning system bagi KSP/USP yang belum menyerahkan laporan RAT. Hal tersebut mengakibatkan pada proses penilaian kesehatan KSP/USP membutuhkan waktu yang lama sehingga pembuatan laporan penilaian kesehatan tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Dilihat dari dimensi content (ketepatan isi) adalah proses input bobot aspek, proses pengecekan terhadap tabel standart rasio dan proses pengecekan tabel predikat kesehatan masih dilakukan secara manual. Hal tersebut dapat menyebabkan kesalahan saat proses input dan pengecekan tabel standart sehingga skor nilai dan hasil predikat yang diperoleh pun menjadi tidak akurat.

Analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP/USP ini menghasilkan dokumen berupa Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) dan Desain dan Arsitektur Perangkat Lunak (DAPL). Dokumen tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan software. Harapannya, setelah perancangan tersebut dikembangkan menjadi sebuah aplikasi yang berbasis dekstop dapat mengatasi permasalahan keterlambatan laporan, dan meminimalkan ketidakakuratan data dari hasil penilaian.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu bagaimana menganalisis dan merancang aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo sehingga menghasilkan dokumen SKPL dan dokumen DAPL.


(15)

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dalam pembuatan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP/USP tersebut, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut:

1. Rancangan aplikasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai rancangan yang melakukan perhitungan penilaian kesehatan terhadap KSP dan USP berdasarkan aspek dan komponen penilaian yang telah ditentukan.

2. Hasil rancangan aplikasi akan digunakan untuk implementasi aplikasi berbasis dekstop.

3. Dapat menghasilkan rancangan laporan berupa Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KSP/USP, Laporan Status Laporan KSP/USP, Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan, dan Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan merancang aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo sehingga menghasilkan dokumen SKPL dan dokumen DAPL.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir "Analisis dan Perancangan Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP Pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo" ini disusun ke dalam lima bab. Setiap bab memiliki keterkaitan satu sama lain yang menjelaskan tentang aplikasi yang dibuat. Rangkuman berupa penjelasan singkat setiap bab terdapat dalam sistematika penulisan bab pertama.


(16)

Bab pertama adalah pendahuluan. Pada bab ini dibahas tentang latar belakang sebagai dasar studi kasus ini, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang mendeskripsikan semuanya sebagai pengantar.

Bab kedua merupakan landasan teori. Pada bab ini dibahas tentang teori-teori yang melandasi permasalahan yang ada. Landasan teori-teori mempunyai beberapa pokok bahasan diantaranya yaitu konsep dasar sistem informasi, sistem informasi manajemen, Eliminate Simplify Integrate Automate (ESIA), penilaian kesehatan KSP dan USP, siklus hidup pengembangan sistem, serta kebutuhan dokumen perencanaan perangkat lunak.

Bab ketiga yaitu metode penelitian. Bab ini dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo meliputi tahap analisis sistem, tahap perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem.

Bab keempat yaitu hasil dan pembahasan. Bab ini berisi penjelasan tentang hasil dari tahapan-tahapan analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo meliputi hasil tahap analisis sistem, hasil tahap perancangan sistem, dan hasil tahap evaluasi rancangan sistem.

Bab kelima adalah penutup. Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud di sini adalah saran terhadap kekurangan dari rancangan aplikasi yang ada kepada pihak lain yang ingin meneruskan topik Tugas Akhir ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan rancangan aplikasi ini sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.


(17)

6 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut O’ Brien dalam Baridwan dan Hanum (2007:155) terdapat tiga dimensi pengukuran kualitas informasi, ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dimensi Time (waktu)

a. Timeliness (tepat waktu), artinya informasi harus tersedia ketika dibutuhkan.

b. Currency (aktual), artinya informasi harus up to date.

c. Frequency, tingkat ketersediaan informasi pada waktu dibutuhkan.

d. Time period, informasi harus tersedia dalam periode masa lalu, kini dan

yang akan datang. 2. Dimensi Content (isi)

a. Accuracy (tepat), informasi harus bebas dari kesalahan.

b. Relevance, informasi harus berhubugan dengan kebutuhan dari penerima

dan situasi tertentu.

c. Completeness (lengkap), semua informasi yang dibutuhkan harus tersedia.

d. Conciseness (ringkas), informasi harus ringkas dan padat.

e. Scope, luas lingkup informasi yang dibutuhkan.

f. Performance, informasi dapat dijadikan ukuran untuk mengukur kinerja


(18)

3. Dimensi Form (Bentuk)

a. Clarity (jelas), informasi yang diberikan dalam bentuk yang mudah

dimengerti.

b. Detail (rinci), informasi harus rinci namun ringkas.

c. Order (tersusun), informasi tersusun sesuai format yang telah ditentukan.

d. Presentation (penyajian), bentuk penyajian dan informasi.

e. Media (sarana), sarana yang diperlukan untuk menyampaikan informasi.

2.2 Sistem Informasi Manajemen

Ada empat kategori laporan yang biasanya disediakan oleh Sistem Informasi Manajemen (SIM) (Djahir dan Pratita, 2014:127), yaitu:

1. Periodik

Laporan periodik adalah laporan yang dihasilkan dalam selang waktu tertentu seperti harian, mingguan, bulanan, kwartalan, dan sebagainya.

2. Ikhtisar

Laporan ikhtisar adalah laporan yang memberikan ringkasan terhadap sejumlah data/informasi.

3. Perkecualian

Laporan perkecualian adalah laporan yang hanya muncul pada saat terjadi sesuatu yang tidak normal dalam organisasi.

4. Perbandingan

Laporan perbandingan adalah laporan yang menunjukkan perbandingan antara dua atau lebih himpunan informasi yang serupa dengan maksud untuk dibandingkan.


(19)

2.3 Eliminate, Simplify, Integrate, Automate

Perancangan ulang proses biasanya bertujuan untuk membuat suatu proses lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan harus bernilai tambah. Saat merancang ulang proses yang sudah ada, penekanannya adalah pada eliminasi semua kegiatan yang tidak bernilai tambah dan merampingkan kegiatan yang bernilai tambah. Menurut Peppard (1995) dalam Fajriyansyah dan Abdurachman (2012), ada empat cara improvisasi yang dapat dilakukan terhadap proses-proses dalam perusahaan yang ditawarkan oleh teknologi informasi, yaitu:

1. Eliminate

Menghilangkan proses-proses yang dianggap tidak perlu lagi dilakukan jika sistem komputer diimplementasikan

2. Simplified

Penyederhanaan proses-proses tertentu atau pengurangan rantai proses untuk tujuan pelaksanaan aktifitas yang lebih cepat dan murah.

3. Integrate

Adalah berupa kemungkinan diintegrasikannya beberapa proses yang biasanya ditangani oleh beberapa karyawan dari berbagai divisi yang terpisah menjadi sebuah proses yang lebih sederhana.

4. Automate

Adalah mengubah hal-hal yang biasanya dilakukan secara manual menjadi aktivitas mengunakan komputer.


(20)

2.4 Penilaian Kesehatan KSP dan USP

Kesehatan KSP dan USP adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat, dan sangat tidak sehat. Penilaian kesehatan KSP dan USP dilakukan oleh Pejabat Penilai yaitu pejabat yang ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagai pejabat yang berwenang untuk memberikan penilaian kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tahun 2009, penilaian kesehatan dinilai dari beberapa aspek dan komponen. Aspek dan komponen penilaian kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Aspek dan Komponen No Aspek

yang dinilai

Komponen Bobot

penilaian

1 Permodalan 15

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Modal Sendiri x 100%

Total Aset

6 b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman yang

diberikan yang beresiko

Modal Sendiri x 100% Pinjaman diberikan yang beresiko

6

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Modal Tertimbang x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

3

2 Kualitas Aktiva Produktif 25

a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan

Volume pinjaman pada anggota x 100% Volume pinjaman

10

b. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap Pinjaman yang diberikan

Pinjaman bermasalah x 100% Pinjaman yang diberikan

5

c. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah


(21)

No Aspek yang dinilai

Komponen Bobot

penilaian Cadangan resiko x 100%

Pinjaman bermasalah

d. Rasio Pinjaman yang beresiko terhadap Pinjaman yang diberikan

Pinjaman yang beresiko x 100% Pinjaman yang diberikan

5

3 Manajemen 15

a. Manajemen Umum b. Kelembagaan

c. Manajemen Permodalan d. Manajemen Aktiva e. Manajemen Likuiditas

3 3 3 3 3

4 Efisiensi 10

a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto

Beban operasi anggota x 100% Partisipasi bruto

4

b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor Beban usaha x 100%

SHU kotor

4 c. Rasio efisiensi pelayanan

Biaya karyawan x 100% Volume pinjaman

2

5 Likuiditas 15

a. Rasio kas

Kas + bank x 100% Kewajiban lancar

10 b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana

yang diterima

Pinjaman yang diberikan x 100% Dana yang diterima

5

6 Kemandirian dan Pertumbuhan 10

a. Rentabilitas aset

SHU sebelum pajak x 100% Total aset

3 b. Rentabilitas modal sendiri

SHU bagian anggota x 100% Total modal sendiri

3 c. Kemandirian operasional pelayanan

Partisipasi Neto x 100% Beban usaha + beban perkoperasian

4

7 Jatidiri Koperasi 10

a. Rasio partisipasi bruto

Partisipasi bruto x 100% Partisipasi bruto + pendapatan


(22)

No Aspek yang dinilai

Komponen Bobot

penilaian b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)

PEA x 100% Simpanan pokok + simpanan wajib

PEA = Manfaat Ekonomi Partisipasi Pemanfaatan Pelayanan (MEPPP) + SHU bagian anggota

3

Jumlah 100

Hasil dari perhitungan di atas akan dicocokan dengan tabel standar rasio dari masing-masing aspek dan kemudian diperoleh suatu nilai. Nilai tersebut kemudian dikalikan dengan bobot aspek untuk mendapatkan skor nilai kesehatan.

Berikut adalah tabel standar rasio beserta skor yang diperoleh bagi masing-masing aspek:

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset

Standar rasio modal sendiri terhadap total aset dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Standar Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset

Rasio Modal (%) Nilai Skor

0 < x < 20 25 1,50

20 < x < 40 50 3,00

40 < x < 60 100 6,00

60 < x < 80 50 3,00

80 < x < 100 25 1,50

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman yang diberikan yang beresiko

Standar rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang diberikan yang beresiko dapat dilihat pada Tabel 2.3 pada halaman 12.


(23)

Tabel 2.3 Standar Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan Beresiko

Rasio Modal (%) Nilai Skor

0 < x < 10 0 0

10 < x < 20 10 0,6

20 < x < 30 20 1,2

30 < x < 40 30 1,8

40 < x < 50 40 2,4

50 < x < 60 50 3,0

60 < x < 70 60 3,6

70 < x < 80 70 4,2

80 < x < 90 80 4,8

90 < x < 100 90 5,4

< 100 100 6,0

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Standar rasio kecukupan modal sendiri dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Rasio Modal (%) Nilai Skor

< 4 0 0

4 < x < 6 50 1,50

6 < x < 8 75 2,25

> 8 100 3,00

d. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan Standar rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Standar Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan

Rasio (%) Nilai Skor

< 25 0 0

25 < x < 50 50 5,00 50 < x < 75 75 7,50


(24)

e. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap volume pinjaman

Standar rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap volume pinjaman dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Standar Perhitungan RPM

Rasio (%) Nilai Skor

> 45 0 0

40 < x < 45 10 0,5

30 < x < 40 20 1,0

20 < x < 30 40 2,0

10 < x < 20 60 3,0

0 < x < 10 80 4,0

= 0 100 5,0

f. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah

Standar rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Resiko terhadap Resiko Pinjaman Bermasalah

Rasio (%) Nilai Skor

0 0 0

0 < x < 10 10 0,5

10 < x < 20 20 1,0

20 < x < 30 30 1,5

30 < x < 40 40 2,0

40 < x < 50 50 2,5

50 < x < 60 60 3,0

60 < x < 70 70 3,5

70 < x < 80 80 4,0

80 < x < 90 90 4,5

90 < x < 100 100 5,0

g. Rasio Pinjaman yang beresiko terhadap Pinjaman yang diberikan

Standar rasio pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 2.8 pada halaman 14.


(25)

Tabel 2.8 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Beresiko

Rasio (%) Nilai Skor

> 30 25 1,25

26 < x < 30 50 2,50

21 < x < 26 75 3,75

< 21 100 5,00

h. Manajemen Umum

Standar perhitungan manajemen umum dapat dilihat pada Tabel 2.9. Perhitungan nilai berdasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan pada aspek manajemen umum. Adapun daftar pertanyaan aspek manajemen umum yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 2.9 Standar Perhitungan Manajemen Umum Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,25

2 0,50

3 0,75

4 1,00

5 1,25

6 1,50

7 1,75

8 2,00

9 2,25

10 2,50

11 2,75

12 3,00

i. Kelembagaan

Standar perhitungan kelembagaan dapat dilihat pada Tabel 2.10 pada halaman 15. Perhitungan nilai berdasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan pada aspek kelembagaan. Adapun daftar pertanyaan aspek kelembagaan yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 3.


(26)

Tabel 2.10 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,50

2 1,00

3 1,50

4 2,00

5 2,50

6 3,00

j. Manajemen Permodalan

Standar perhitungan manajemen permodalan dapat dilihat pada Tabel 2.11. Perhitungan nilai berdasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan pada aspek manajemen permodalan. Adapun daftar pertanyaan aspek manajemen permodalan yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 2.11 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,60

2 1,20

3 1,80

4 2,40

5 3,00

k. Manajemen Aktiva

Standar perhitungan manajemen aktiva dapat dilihat pada Tabel 2.12 pada halaman 16. Perhitungan nilai berdasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan pada aspek manajemen aktiva. Adapun daftar pertanyaan aspek manajemen aktiva yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 3.


(27)

Tabel 2.12 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,30

2 0,60

3 0,90

4 1,20

5 1,50

6 1,80

7 2,10

8 2,40

9 2,70

10 3,00

l. Manajemen Likuiditas

Standar perhitungan manajemen likuiditas dapat dilihat pada Tabel 2.13. Perhitungan nilai berdasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan pada aspek manajemen likuiditas. Adapun daftar pertanyaan aspek manajemen likuiditas yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 2.13 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,60

2 1,20

3 1,80

4 2,40

5 3,00

m. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto

Standar rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto dapat dilihat pada Tabel 2.14 pada halaman 17.


(28)

Tabel 2.14 Standar Rasio Beban Operasi Anggota atas Partisipasi Bruto

Rasio (%) Nilai Skor

> 100 0 1

95 < x < 100 50 2

90 < x < 95 75 3

0 < x < 90 100 4

n. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor

Standar rasio beban usaha terhadap SHU kotor dapat dilihat pada Tabel 2.15. Tabel 2.15 Standar Perhitungan Beban Usaha Terhadap SHU Kotor

Rasio (%) Nilai Skor

> 80 25 1

60 < x < 80 50 2

40 < x < 60 75 3

0 < x < 40 100 4

o. Rasio efisiensi pelayanan

Standar rasio efisiensi pelayanan dapat dilihat pada Tabel 2.16. Tabel 2.16 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan

Rasio (%) Nilai Skor

< 5 100 2,0

5 < x < 10 75 1,5

10 < x < 15 50 1,0

> 15 0 0,0

p. Rasio kas

Standar rasio kas dapat dilihat pada Tabel 2.17.

Tabel 2.17 Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar

Rasio (%) Nilai Skor


(29)

Rasio (%) Nilai Skor

10 < x < 15 100 10

15 < x < 20 50 5

> 20 25 2,5

q. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima

Standar rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima dapat dilihat pada Tabel 2.18.

Tabel 2.18 Standar Rasio Pinjaman Diberikan terhadap Dana Diterima

Rasio (%) Nilai Skor

< 60 25 1,25

600 < x < 70 50 2,50

70 < x < 80 75 3,75

80 < x < 90 100 5

r. Rentabilitas aset

Standar rasio rentabilitas aset dapat dilihat pada Tabel 2.19. Tabel 2.19 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset

Rasio (%) Nilai Skor

< 5 25 0,75

5 < x < 7,5 50 1,50

7,5 < x < 10 75 2,25

> 10 100 3,00

s. Rentabilitas modal sendiri

Standar rasio rentabilitas modal sendiri dapat dilihat pada Tabel 2.20. Tabel 2.20 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri/Ekuitas

Rasio (%) Nilai Skor

< 3 25 0,75

3 < x < 4 50 1,50


(30)

Rasio (%) Nilai Skor

> 5 100 3,00

t. Kemandirian operasional pelayanan

Standar rasio kemandirian operasional pelayanan dapat dilihat pada Tabel 2.21.

Tabel 2.21 Standar Rasio Kemandirian Operasional

Rasio (%) Nilai Skor

< 100 0 0

> 100 100 4

u. Rasio partisipasi bruto

Standar rasio partisipasi bruto dapat dilihat pada Tabel 2.22. Tabel 2.22 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto

Rasio (%) Nilai Skor

< 25 0 0,00

25 < x < 50 50 3,50

50 < x < 75 75 5,25

> 75 100 7

v. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)

Standar rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA) dapat dilihat pada Tabel 2.23.

Tabel 2.23 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota Rasio (%) Nilai Skor

< 5 0 0,00

5 < x < 7,5 50 1,50 7,5 < x < 10 75 2,25


(31)

2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem adalah nama lain dari Software

Development Life Cycle (SDLC) ini merupakan suatu proses pengembangan atau

perubahan pada suatu perangkat lunak. Pengembangan atau perubahan tersebut dilakukan dengan cara menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan oleh banyak orang yang telah mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Berikut adalah tahapan-tahapan dari SDLC Menurut Kendall dan Kendall (2010:11), yaitu:

1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan.

Pada tahap ini penganalisis melihat apa yang terjadi di dalam bisnis untuk menentukan dengan tepat masalah, peluang dan tujuan. Output dari tahap ini adalah laporan yang berisikan definisi problem dan ringkasan tujuan.

2. Menentukan syarat-syarat informasi.

Pada tahap ini, penganalisis menentukan sampel dan memeriksa data mentah, melakukan wawancara, dan melakukan pengamatan terhadap pengguna. 3. Menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem.

Pada tahap ini penganalisis melakukan analisis kebutuhan-kebutuhan sistem menggunakan diagram alir data untuk menyususn daftar input, proses dan

output.

4. Merancang sistem yang direkomendasikan.

Dalam tahap ini, penganalisis merancang antarmuka pengguna, merancang basis data, dan merancang prosedur back up dan kontrol untuk melindungi sistem dan data serta untuk membuat paket spesifikasi program.


(32)

Dalam tahap ini dilakukan pengembangan perangkat lunak berdasarkan rancangan sistem yang telah dibuat.

6. Menguji dan mempertahankan sistem.

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang telah dibuat.

7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem.

Perangkat lunak yang telah dibuat akan diimplementasikan dan dilakukan evaluasi apakah perangkat lunak dapat mengatasi permasalahan yang terjadi. 2.6 Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis Sistem menurut Al Fatta (2007:44) adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa baik bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka. Menurut Kusrini dan Koniyo (2007:79), perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analis sistem.

Tujuan tahap perancangan sistem yaitu (1) memenuhi kebutuhan pemakai sistem, dan (2) memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk pemrogram dan ahli-ahli teknik yang terlibat. Rancangan sistem atau perangkat lunak dapat digambarkan dalam:

1. System Flow

System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus

pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem.


(33)

2. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) sering digunakan untuk menggambarkan suatu

sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik di tempat data tersebut mengalir. Simbol-simbol dasar dalam DFD menurut Kendall dan Kendall (2010:40) yaitu:

a. External Entity

Suatu External Entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen, atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat. Gambar 2.2 merupakan simbol entitas dalam DFD dalam model Gane dan Sarson.

Gambar 2.2 Simbol External Entity

b. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan tanda panah. Data Flow

menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau entitas dengan proses. Gambar 2.3 merupakan simbol Data Flow.


(34)

c. Process

Suatu proses meliputi beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dari arus data yang masuk untuk dijalankan atau diproses agar menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Gambar 2.4 merupakan simbol Proses.

0 Process

Gambar 2.4 Simbol Proses

d. Data Store

Data Store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses

penyimpanan data. Suatu nama perlu diberikan pada data store untuk menunjukkan nama dari file-nya. Gambar 2.5 merupakan simbol data

store yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran:

1. Suatu file atau Database di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual.

3. Suatu tabel acuan manual.

1 Data Store

Gambar 2.5 Simbol Data Store

Berikut ini adalah urutan langkah bagaimana menggambarkan suatu sistem pada DFD:


(35)

Context Diagram merupakan langkah pertama dalam pembuatan Data Flow Diagram. Pada Context Diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat

dan entity apa saja yang digunakan. Dalam Context Diagram harus ada arus data yang masuk dan arus data yang keluar.

b. Data Flow Diagram Level 0

DFD Level 0 adalah langkah selanjutnya setelah Context Diagram. Hal yang digambarkan dalam Diagram Level 0 ini adalah proses utama dari sistem serta hubungan Entity, Process, Data Flow, dan Data Store.

c. Data Flow Diagram Level 1

DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD Level 0. Pada proses ini dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD Level 0.

3. Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem yang di

dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai atribut yang merupakan ciri entity tersebut. Menurut Marlinda (2004), Attribute memiliki pengertian kolom di sebuah relasi. Macam-macam Attribute yaitu:

a. Simple Attribute

Attribute ini merupakan Attribute yang unik dan tidak dimiliki oleh Attribute lainnya.

b. Composite Attribute


(36)

c. Single Value Attribute

Attribute yang hanya memiliki satu nilai harga.

d. Multi Value Attribute

Multi Value Attribute adalah Attribute yang banyak memiliki nilai harga.

e. Null Value Attribute

Null Value Attribute adalah Attribute yang tidak memiliki nilai harga.

Relasi adalah hubungan antar entity yang berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity. Macam-macam relasi itu sendiri antara lain:

1. One To One (1:1)

Relasi dari entitas satu dengan entitas dua adalah satu berbanding satu.

2. One To Many (1:m)

Relasi antara entitas yang pertama dengan entitas yang kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat juga dibalik, banyak berbanding satu.

3. Many To Many

Relasi antara entitas yang satu dengan entitas yang kedua adalah banyak berbanding banyak.

Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan

hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh perancang database. Untuk itu Entity Relationship Diagram dibagi menjadi dua jenis model, yaitu:


(37)

1. Conceptual Data Model

Conceptual Data Model (CDM) adalah jenis model data yang

menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual.

2. Physical Data Model

Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang

menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal. 2.7 Kebutuhan Dokumen Perencanaan Perangkat Lunak

Dalam merencanakan pembuatan proyek perangkat lunak, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Salah satunya adalah persiapan-persiapan pembuatan dokumen untuk kebutuhan proyek. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk merencanakan proyek perangkat lunak adalah sebagai berikut:

1. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

Menurut Pressman (2010:180) spesifikasi kebutuhan perangkat lunak merupakan gabungan antara pemodelan dalam bentuk teks dan diagram untuk menjelaskan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak komputer untuk kebutuhan pelanggan, dengan cara relatif mudah untuk dipahami. Pemodelan berbasis sistem atau perangkat lunak berbentuk teks memperlihatkan sistem atau perangkat lunak dari sudut pandang pengguna, sedangkan pemodelan berbasis data memperlihatkan ruang informasi dan memperlihatkan objek-objek data yang akan dimanipulasi oleh perangkat lunak dan juga memperlihatkan relasi antar objek yang terjadi.

2. Desain dan Arsitektur Perangkat Lunak

Menurut Jerrold dalam Pressman (2010:292) arsitektur suatu sistem perangkat lunak adalah suatu kerangka kerja yang mendeskripsikan bentuk


(38)

dan struktur komponen-komponennya dan bagaimana mereka saling sesuai satu dengan yang lainnya. Perancangan arsitektural dimulai dengan perancangan data selanjutnya akan dianalisis untuk mendapatkan struktur yang paling sesuai dan diharapkan oleh para pelanggan. Supaya dapat meminimalisir kemungkinan kesalahan yang terjadi, maka pada setiap tahap produk-produk kerja perangkat lunak akan ditinjau untuk melihat kebenarannya.


(39)

28

Pada bab ini dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Tahap-tahap tersebut terdiri atas tahap analisis sistem, tahap perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem.

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam Tugas Akhir ini, agar dalam pengerjaannya dapat dilakukan dengan terarah dan sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Metode Penelitian

Pada Tugas Akhir ini dilakukan tiga tahap yaitu (1) tahap awal meliputi studi literatur, pengumpulan data, identifikasi dan analisis permasalahan, (2) tahap pengembangan meliputi analisis kebutuhan dan perancangan software, (3) tahap akhir meliputi evaluasi, kesimpulan dan saran.


(40)

3.2 Tahapan Analisis

Analisis sistem dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada pihak Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Wawancara tersebut dilakukan terhadap Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Tahapan analisis sistem terdiri atas beberapa langkah yaitu analisis permasalahan, analisis operasional, analisis kebutuhan data, dan analisis keamanan.

3.2.1 Analisis Permasalahan

Langkah-langkah yang dilakukan untuk dapat menganalisis permasalahan yang terdapat pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo berdasarkan wawancara dengan pihak Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan

Untuk mengidentifikasi masalah, tahapan yang dilakukan yaitu, (1) mengamati proses bisnis, (2) menentukan masalah berdasarkan proses bisnis yang diterapkan saat ini. Setelah masalah diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menentukan peluang yang bisa dilakukan. Jika masalah dan peluang sudah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan tujuan yang bisa diperoleh. Oleh karena itu beberapa kegiatan dilakukan pada tahap ini, yaitu:

1. Wawancara dan observasi terhadap Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam mengenai proses bisnis yang diterapkan saat ini, kendala yang


(41)

dialami, serta harapan yang ingin dicapai oleh Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.

2. Menyimpulkan pengetahuan yang telah diperoleh. 3. Menentukan ruang lingkup dan batasan permasalahan.

4. Mendefinisikan hasil-hasil berdasarkan wawancara yang telah dilakukan. Berdasarkan tahapan tersebut maka output dari tahap ini berisikan alur proses bisnis yang tergambar pada dokumen alir.

b. Menentukan kebutuhan informasi pengguna

Tahap ini dilakukan untuk menentukan kebutuhan informasi pengguna yang terlibat. Adapun langkah yang dilakukan adalah (1) memeriksa data penilaian kesehatan KSP dan USP, (2) mengamati perilaku pengguna aplikasi (Kepala Seksi dan Staf) dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan tugasnya, (3) memahami informasi apa yang dibutuhkan, bagaimana proses bisnisnya, dan memahami prosedur penilaiannya.

c. Menggambarkan kebutuhan sistem

Menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem penjualan ini dilakukan dengan menggambarkan dan menyusun input, proses, dan output secara umum dari sistem dengan blok diagram.

3.2.2 Analisis Operasional

Tahap analisis operasional (analisis fungsional) dilakukan setelah tahap analisis permasalahan. Setelah didapatkan definisi masalah dan ringkasan tujuan beserta kebutuhan sistem dalam blok diagram, terdapat beberapa langkah yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang apakah sistem yang dirancang


(42)

bisa menangani fungsi organisasi dan proses bisnis yang ada. Langkah-langkah tersebut yaitu:

a. Menentukan fungsi apa yang harus dikerjakan oleh aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP.

b. Mendeskripsikan fungsi-fungsi yang ada, entitas apa saja yang berperan, dan alur apa saja yang terjadi dalam fungsi yang dibuat.

3.2.3 Analisis Kebutuhan Data

Setelah diperoleh fungsi yang harus dikerjakan oleh aplikasi, kemudian dilanjutkan dengan analisis kebutuhan data. Analisis kebutuhan data digunakan untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan pengguna secara khusus. Hasil dari analisis kebutuhan data adalah berupa daftar kebutuhan data pada setiap fungsi-fungsi sistem. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan entitas dalam aplikasi. b. Meninjau dokumentasi penilaian yang ada pada Seksi Bina Usaha Simpan

Pinjam.

c. Mewawancarai Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam mengenai proses pengolahan data penilaian tersebut.

3.2.4 Analisis Keamanan

Analisis keamanan sistem merupakan analisis non-fungsional sistem yang dilakukan dengan cara menentukan siapa yang boleh mengakses aplikasi penilaian kesehatan, sampai kepada proses dan fungsi tertentu dalam aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo sehingga bisa diperoleh bahwa masing-masing entitas memiliki hak akses yang berbeda dalam menggunakan fungsi-fungsi di dalam aplikasi.


(43)

3.3 Tahap Perancangan Sistem

Pada subbab ini menggambarkan tentang rancangan fungsi-fungsi sistem yang terdiri atas proses, data, dan antar muka. Perancangan sistem dimulai dari alir sistem, DFD, ERD, serta perancangan input dan output sistem.

3.3.1 Perancangan Proses Fungsional

Perancangan proses pada aplikasi digambarkan melalui: a. Alir Sistem (System Flow)

Secara garis besar langkah yang dilakukan untuk dapat membuat System Flow pada perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan entitas yang terlibat pada sistem sesuai dengan analisis yang dilakukan.

2. Menentukan fungsi-fungsi dalam sistem berdasar analisis yang telah dilakukan.

3. Mendefinisikan proses-proses detil dari fungsi yang ada sesuai dengan urutan proses bisnis yang baru secara detail.

4. Menentukan secara jelas aktivitas dari dimulainya suatu fungsi di dalam sistem sampai berakhirnya aktifitas pada fungsi tersebut.

b. Context Diagram

Secara garis besar langkah yang dilakukan untuk membuat Context Diagram pada perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP ini adalah sebagai berikut:


(44)

2. Mengidentifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas tersebut.

3. Menentukan nama sistem.

4. Menentukan apa yang diterima/diberikan entitas dari/ke sistem tersebut.

c. Data Flow Diagram Level 0

Merupakan dekomposisi dari diagram konteks, tahap yang dikerjakan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan proses-proses utama yang ada pada sistem.

2. Menentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses ke/dari sistem.

3. Menentukan data store (master ataupun transaksi) sebagai sumber maupun tujuan alur data.

d. Data Flow Diagram Level 1

Merupakan dekomposisi dari Data Flow Diagram Level 0, langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Menentukan proses yang lebih kecil dari proses utama yang ada di level 0. 2. Menentukan apa yang diberikan atau diterima masing-masing subproses

tersebut.

3. Menentukan arus data store sebagai sumber maupun tujuan alur data.

e. Data Flow Diagram Level 2

Merupakan dekomposisi dari Data Flow Diagram Level 1, langkah yang dilakukan sebagai berikut:


(45)

2. Menentukan apa yang diberikan atau diterima masing-masing subproses tersebut.

3. Menentukan arus data store sebagai sumber maupun tujuan alur data. 3.3.2 Perancangan Data

Subbab berikut ini bertujuan untuk menggambarkan rancangan data pada aplikasi penilaian kesehatan KSP/USP. Perancangan data tersebut menghasilkan Conceptual Data Model (CDM). Langkah-langkah dalam pembuatan CDM adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tipe data dari masing-masing atribut 2. Menentukan primary key setiap tabel

3. Menggambar relasi antar entitas serta menuliskan nama relasi, kardinalitas, dan mandatory atau tidaknya

4. Mengecek model tersebut apakah sudah benar atau masih salah secara teknik pengambaran

5. Memperbaiki setiap error dan warning 3.3.3 Perancangan Antar Muka

Perancangan antar muka dalam subbab ini membahas tentang rancangan untuk perangkat lunak, perangkat keras, dan perancangan antar muka pengguna sebagai berikut:

a. Antar Muka Perangkat Lunak

Perancangan antar muka perangkat lunak berikut merupakan proses perancangan dalam menentukan spesifikasi kebutuhan untuk mendapatkan sekumpulan perangkat lunak yang terhubung dengan aplikasi. Untuk


(46)

mendapatkan perangkat lunak yang baik untuk Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyelaraskan dengan kemampuan pengguna pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.

2. Mengevaluasi kembali kebutuhan bisnis yang ada.

3. Memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dengan pihak Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.

4. Memilih perangkat lunak yang mudah digunakan. b. Antar Muka Perangkat Keras

Setelah memilih perangkat lunak yang baik, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan perancangan antar muka perangkat keras yang digunakan untuk mendapatkan sekumpulan perangkat keras untuk menjalankan aplikasi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Memilih hardware yang spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang dibuat.

2. Memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dengan pihak Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.

c. Antar Muka Pengguna

Antar muka pengguna adalah sebuah titik dimana sistem dan user saling berinteraksi. Pada bagian ini digambarkan terlebih dahulu alur kerja

Graphical User Interface (GUI) secara keseluruhan mengenai:

1. Perancangan Form

Dalam merancang form-form master dan transaksi pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo dapat digambarkan berdasarkan hasil dari tahap


(47)

analisis fungsional, non-fungsional dan tahap perancangan. Sehingga bisa dideskripsikan tentang form tersebut beserta alur kerjanya.

2. Perancangan Laporan

Dalam merancang laporan pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo juga dapat digambarkan berdasarkan hasil dari tahap analisis fungsional, non-fungsional dan tahap perancangan. Sehingga bisa dideskripsikan tentang laporan yang dibuat.

3.3.4 Perancangan Keamanan

Perancangan keamanan dari aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP tersebut terdiri atas:

a. Otentikasi

Proses otentikasi meliputi pengumpulan informasi yang unik dari para user dan kemudian disimpan dalam sebuah database. Informasi tersebut digunakan sebagai username dan password. Pengguna yang akan mengakses ke sistem diminta memasukkan username dan password untuk dicocokkan dengan database sistem.

b. Otorisasi

Otorisasi adalah sebuah proses pengecekan kewenangan user dalam mengakses sumber daya yang diminta. Metode yang digunakan adalah pembatasan hak akses pengguna terhadap sumber daya sistem. Masing-masing pengguna diberikan tugasnya/kewenangannya terhadap sumber daya sistem, misalnya read, write, execute, delete atau create.


(48)

3.3.5 Perancangan Sistem

Berikut ini dijelaskan bagaimana aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo dirancang berdasarkan standar pemrograman, model fisik, dan rencana uji coba sistem, berikut penjelasannya: 1. Standar Pemrograman

Dalam menentukan standar pemrograman yang cocok untuk mengembangkan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Menentukan bahasa pemrograman yang sesuai dengan masalah dan tujuan pada tahap analisis.

b. Menentukan apakah hasil program bersifat ringan dijalankan atau tidak. c. Memiliki sumber daya yang cukup banyak, sehingga pada saat terjadi

masalah saat pengoperasian bisa diatasi dengan cepat dan mudah. 2. Model Fisik

a. Physical Data Model (PDM)

PDM dapat dibuat dengan cara melakukan generate dari hasil rancangan CDM dari perancangan data pada subbab 3.3.2.

b. Data Dictionary

Data Dictionary dibuat berdasarkan hasil rancangan PDM yang

merupakan deskripsi tabel-tabel transaksi yang berisikan field, tipe data,

constrain, dan keterangan tabel.

3. Rencana Uji Coba

Tujuan dari rencana uji coba ini adalah sebagai panduan untuk melakukan testing sistem yang dirancangkan. Rencana uji coba ini akan dibuat


(49)

berdasarkan perancangan interface dengan dibuat rancangan uji coba tiap fungsi.

3.4 Tahap Evaluasi

Untuk tahap evaluasi dari perancangan sistem yang telah dirancangkan, maka dilakukan pengecekan dan pengevaluasian dari DFD dan ERD yang dikerjakan pada tahap analisis dan perancangan.

3.4.1 Evaluasi DFD

Evaluasi DFD ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil dari rancangan sudah benar atau belum. Berikut adalah tahap-tahap yang akan dilakukan dalam pengecekan model DFD mulai level konteks sampai dengan level 2. Berdasarkan DFD yang telah dibuat, dilakukan check model dengan menggunakan Power Designer Process Analyst. Hal tersebut digunakan untuk mengetahui berapa hasil error dan warning dari proses model yang telah dibuat. 3.4.2 Evaluasi ERD

Evaluasi ERD ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil dari rancangan sudah benar atau belum. Berikut adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam pengecekan model ERD mulai dari CDM dan PDM. Berdasarkan ERD yang telah dibuat, dilakukan check model dengan menggunakan Power Designer Data Architect. Hal tersebut digunakan untuk mengetahui berapa hasil error dan


(50)

39

Pada bab empat ini dibahas mengenai hasil analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo berdasarkan tahap-tahap analisis dan perancangan yang dilakukan pada bab tiga, maka didapatlah hasil analisis dan perancangan sistem berupa Blok Diagram, System Flow, Data Flow Diagram (DFD), rancangan basis data (Entity

Relationship Diagram), struktur tabel dan perancangan antar muka aplikasi.

4.1 Hasil Analisis Sistem

Setelah mendeskripsikan langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo sesuai dengan tahapan analisis sistem pada bab tiga, maka didapatkan hasil yang dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah tersebut terdiri atas (1) analisis permasalahan, (2) analisis operasional, (3) analisis kebutuhan data, dan (4) analisis keamanan.

4.1.1 Hasil Analisis Permasalahan

Sesuai dengan tahap-tahap analisis permasalahan yang telah dilakukan didapatkan suatu hasil sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah

Setelah dilakukan wawancara dan observasi terhadap pihak Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam mengenai proses penilaian kesehatan KSP dan USP, didapatkan hasil berikut:


(51)

Proses penilaian kesehatan yang selama ini diterapkan oleh pihak Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam adalah pihak KSP dan USP menyerahkan laporan RAT kepada Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam setiap akhir tahun untuk dilakukan penilaian kesehatan. Data-data yang terdapat pada Laporan RAT tersebut oleh pihak Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam dilakukan perhitungan berdasarkan komponen penilaian yang telah ditentukan. Proses perhitungan tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel. Kemudian data-data tersebut dihitung sehingga diperoleh nilai komponen. Setelah mendapatkan nilai komponen tersebut maka dilakukan pengecekan nilai komponen terhadap tabel standar rasio. Pengecekan tersebut dilakukan untuk mendapatkan nilai rasio. Setelah diperoleh nilai rasio maka selanjutnya dilakukan perhitungan skor rasio untuk memperoleh total skor atau hasil akhir skor kesehatan KSP dan USP. Kemudian dilakukan pengecekan terhadap hasil akhir skor kesehatan tersebut berdasarkan tabel standar predikat kesehatan untuk memperoleh hasil predikat kesehatan sesuai dengan skor akhir yang diperoleh KSP dan USP tersebut. Berdasarkan hasil predikat kesehatan yang diperoleh KSP dan USP tersebut diolah menjadi laporan kertas kerja penilaian kesehatan KSP dan USP. Laporan kertas kerja penilaian kesehatan KSP dan USP tersebut diberikan kepada Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam sebagai bahan evaluasi penilaian kesehatan pada KSP dan USP. Adapun proses penilaian kesehatan pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo digambarkan pada Tabel 4.1 pada halaman 41 dan Gambar 4.1 pada halaman 42 dalam bentuk dokumen alir.


(52)

Tabel 4.1 Keterangan Alir Sistem Penilaian Kesehatan Saat Ini No.

Proses

Nama Proses Keterangan Output 1. Memasukkan

data komponen

Staf melakukan input data komponen berdasarkan laporan RAT yang diserahkan oleh pihak KSP dan USP pada setiap akhir tahun

Data komponen

2. Menghitung data

komponen

Staf melakukan

perhitungan terhadap data-data komponen berdasarkan data-data yang telah dimasukkan

Nilai komponen

3. Mengecek tabel standar rasio

Staf melakukan

pengecekan terhadap tabel standar rasio berdasarkan nilai komponen yang diperoleh

Nilai skor rasio

4. Menghitung total skor

Staf melakukan

perhitungan total skor dari masing-masing skor komponen yang diperoleh

Total skor

5. Mengecek tabel predikat nilai

kesehatan

Staf melakukan

pengecekan terhadap tabel standar rasio berdasarkan nilai komponen yang diperoleh

Predikat kesehatan

6. Pembuatan laporan kertas kerja

penilaian kesehatan

a. Staf menyusun laporan kertas kerja penilaian kesehatan pada KSP dan USP berdasarkan data penilaian kesehatan yang telah dilakukan sebelumnya

b. Laporan tersebut dibuat rangkap dua, salah satu laporannya akan diarsip dan

satunya lagi

diserahkan ke Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam

Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KSP dan USP


(53)

Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam

Mulai

Laporan RAT

Pengecekan Tabel Standart

Rasio Nilai Komponen

Nilai Skor Rasio

Total Skor

Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan

KSP dan USP

1 Pengecekan

Tabel Predikat Nilai Kesehatan

Predikat Kesehatan Menginputkan

Data Komponen

Data Komponen

Pembuatan Laporan

Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan

KSP dan USP 1

Selesai

Menghitung Data Komponen

Perhitungan Total Skor


(54)

Setelah mengetahui proses penilaiannya maka selanjutnya dilakukan identifikasi masalah. Melalui identifikasi tersebut dapat diketahui permasalahan apa yang sebenarnya terjadi pada Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan dimensi waktu terdapat beberapa proses yang mengakibatkan pembuatan laporan penilaian kesehatan tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Penyebabnya adalah:

a. Banyaknya data yang harus diolah

b. Proses input bobot aspek, pengecekan tabel rasio dan tabel predikat kesehatan dilakukan secara manual

c. Tidak ada warning system bagi Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo mengenai KSP/USP yang belum menyerahkan laporan RAT

2. Berdasarkan dimensi isi terdapat beberapa proses yang mengakibatkan hasil nilai yang diperoleh KSP/USP menjadi tidak akurat. Penyebabnya adalah:

a. Proses input bobot aspek, pengecekan terhadap tabel standar rasio, dan proses pengecekan tabel predikat kesehatan masih dilakukan secara manual

b. Kesalahan saat proses input dan pengecekan sehingga skor nilai dan hasil predikat yang diperoleh pun menjadi tidak akurat

Fungsi-fungsi yang telah ada tersebut digantikan dengan sistem yang terkomputerisasi dan terdapat beberapa fungsi yang tidak perlu dilakukan untuk menyempurnakan proses bisnis yang ada. Oleh karena itu dengan dibuatnya perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas


(55)

Koperasi Kabupaten Sidoarjo ini dapat digunakan sebagai panduan oleh pengembang sistem untuk membangun sebuah aplikasi penilaian kesehatan yang mampu membantu Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.

2. Menentukan Kebutuhan Informasi Pengguna

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan oleh Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Berhubungan dengan beberapa tahap yang telah dilakukan, maka didapatkan suatu hasil yaitu:

a. Pengguna aplikasi terdiri atas Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam dan Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam.

b. Informasi mengenai tabel-tabel standar rasio yang telah ditetapkan.

c. Informasi mengenai tabel-tabel standar predikat kesehatan yang telah ditetapkan.

d. Informasi mengenai hasil penilaian kesehatan terhadap KSP dan USP yang bersangkutan.

e. Informasi KSP dan USP yang terlambat menyerahkan Laporan RAT. f. Informasi mengenai KSP dan USP sesuai dengan predikat kesehatan yang

diperoleh.

3. Menentukan Kebutuhan Sistem

Berdasarkan tahapan yang telah dirancangkan pada bab tiga, maka dapat dirancang suatu aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo seperti yang digambarkan dalam blok diagram pada Gambar 4.2 pada halaman 45. Blok diagram tersebut menggambarkan


(56)

garis besar dalam input, process, dan output dalam proses perhitungan penilaian kesehatan KSP dan USP. Terdapat dua tahap yaitu tahap analisis dan tahap perancangan.

Proses Output Input

Data Komponen

Melakukan Perhitungan Nilai Komponen Hasil Wawancara Hasil Observasi Studi Literatur Melakukan Analisis Analisis Operasional Analisis Permasalahan

Analisis Kebutuhan Data Analisis Keamanan

Dokumen Analisis Permasalahan

Penilaian Data Koperasi

Data Standart Rasio

Data Standart Predikat Kesehatan

Data Detail Rasio Manajemen

Data Detail Rasio

Mencatat dan Mengelola Laporan RAT

Desain Status Laporan RAT Koperasi

Data Status Laporan RAT

Melakukan Perancangan

Melakukan Perhitungan Nilai Skor Rasio Melakukan Pengecekan

Predikat Kesehatan

Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan KSP

dan USP Data Laporan Nilai

Predikat Kesehatan Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan KSP

dan USP

Desain Laporan Nilai Predikat Kesehatan

Desain Laporan Nilai Predikat Kesehatan

Keseluruhan Desain Laporan Nilai

Predikat Kesehatan Berdasarkan Predikat Desain Laporan

Evaluasi Hasil Penilaian Kesehatan

KSP dan USP Desain Data Komponen Dokumen Analisis Kebutuhan Data

Dokumen Analisis Operasional

Dokumen Analisis Keamanan

Gambar 4.2 Blok Diagram Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP Pada tahap analisis terdapat masukan yaitu hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil studi literatur. Masukan tersebut akan diproses dengan melakukan tahapan analisis yaitu analisis permasalahan, analisis operasional, analisis kebutuhan data, dan analisis keamanan. Proses analisis permasalahan


(57)

menghasilkan output alur proses penilaian kesehatan, definisi masalah, kebutuhan informasi pengguna, dan kebutuhan sistem. Proses analisis operasional menghasilkan output deskripsi entitas dalam sistem dan fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Proses analisis kebutuhan data menghasilkan output menghasilkan perkiraan data yang dibutuhkan dalam pembuatan desain ERD. Proses analisis keamanan menghasilkan output berupa hak akses pengguna terhadap aplikasi. Pada tahap perancangan terdapat beberapa proses yaitu: a. Proses mencatat dan mengelola Laporan RAT

Proses ini membutuhkan masukan berupa data koperasi, data komponen dan data status laporan RAT. Hasil dari proses ini berupa perancangan status laporan RAT Koperasi, dan perancangan data komponen.

b. Proses penilaian

Proses ini terdiri atas tiga sub proses yaitu proses perhitungan nilai komponen, proses perhitungan nilai skor rasio, dan proses pengecekan predikat kesehatan. Proses tersebut membutuhkan masukan berupa data koperasi, data standar rasio, data standar predikat kesehatan, data detail rasio manajemen, data detail rasio, dan data komponen. Hasil dari proses ini berupa perancangan laporan nilai predikat kesehatan.

c. Proses pengelolaan laporan penilaian kesehatan KSP dan USP

Proses ini membutuhkan masukan berupa data laporan nilai predikat kesehatan. Hasil dari proses ini berupa perancangan laporan predikat kesehatan keseluruhan, dan rancangan laporan KSP/USP berdasarkan predikat kesehatan.


(58)

Proses ini membutuhkan masukan berupa data laporan nilai predikat kesehatan. Hasil dari proses ini berupa rancangan laporan evaluasi hasil penilaian kesehatan.

4.1.2 Hasil Analisis Operasional

Dalam tahap ini, kebutuhan dalam pembuatan sistem informasi dilakukan dalam beberapa aktifitas yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi Pengguna

Aplikasi penilaian kesehatan ini memiliki dua pengguna yaitu Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam dan Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Berikut adalah deskripsi dari masing-masing pengguna.

a. Pengguna : Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam

Deskripsi : Staf adalah pengguna yang bertanggung jawab untuk melakukan proses penilaian kesehatan pada KSP dan USP. b. Pengguna : Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam

Deskripsi : Kepala Seksi adalah pengguna yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi hasil penilaian kesehatan pada KSP dan USP.

2. Identifikasi Fungsi-Fungsi

a. Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam

1. Mencatat status laporan RAT KSP dan USP.

Fungsi ini merupakan fungsi dimana staf melakukan pengelolaan terhadap status laporan RAT. Keterangan dari fungsi ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 pada halaman 48.


(59)

Tabel 4.2 Keterangan Fungsi Mencatat Status Laporan RAT Nama

Fungsi

Mencatat Status Laporan RAT KSP dan USP Stakeholder Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam

Deskripsi Staf melakukan input data status laporan RAT setelah memperoleh Laporan RAT dari KSP/USP

Kondisi Awal

Data Koperasi, Data Status Laporan Alur Aksi Pengguna Respon Sistem

Otentikasi Data Pengguna Staf melakukan input

username dan password

a. Sistem melakukan pemeriksaan username

dan password yang telah dimasukkan

b. Sistem mengarahkan ke tampilan utama dan menampilkan menu yang dapat diakses oleh pengguna sesuai dengan hak aksesnya

Menyimpan Status Laporan Staf memilih menu

“Mencatat Status

Laporan RAT”

Sistem menampilkan form

input status laporan RAT

Staf memilih tombol

“Tambah” Sistem menampilkan id status laporan secara otomatis Staf memilih nama

koperasi

Menampilkan nama koperasi yang dipilih

Staf melakukan input data status laporan RAT, periode laporan, dan tanggal penyerahan

-

Staf memilih tombol

“Simpan” Sistem status laporan ke database menyimpan data sistem

Alur Eksepsi

Aksi Pengguna Respon Sistem Staf salah memasukkan

username dan password

a. Sistem menampilkan peringatan bahwa

username atau password

yang dimasukkan salah b. Sistem menghapus data

username dan password

yang telah dimasukkan dan menampilkan form

login

Kondisi Akhir

a. Session login pengguna


(60)

Kebutuhan Non

Fungsional

Security Hak akses untuk fungsi ini adalah staf Error

Handling

a. Sistem menampilan pesan ketika data berhasil disimpan ke database

b. Sistem menampilkan pesan error ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan

2. Mencatat data komponen penilaian kesehatan.

Fungsi ini merupakan fungsi dimana staf mencatat data komponen yang akan digunakan untuk melakukan penilaian kesehatan. Keterangan dari fungsi ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Keterangan Fungsi Mencatat Data Komponen Penilaian Kesehatan

Nama Fungsi

Mencatat Data Komponen Penilaian Kesehatan Stakeholder Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam

Deskripsi Staf melakukan input data komponen Kondisi

Awal

Data Koperasi, Data Komponen

Alur Aksi Pengguna Respon Sistem Otentikasi Data Pengguna Staf melakukan input

username dan

password

a. Sistem akan melakukan pemeriksaan username dan

password yang telah

dimasukkan

b. Sistem akan mengarahkan ke tampilan utama dan menampilkan menu yang dapat diakses oleh pengguna sesuai dengan hak aksesnya Menyimpan Data Komponen

Staf memilih menu

“Mencatat dan

Mengelola Data

Komponen”

Sistem menampilkan form input data komponen

Staf melakukan input data komponen

- Staf menekan tombol

“Simpan” Menyimpan data komponen ke database sistem


(61)

Eksepsi Staf salah memasukkan

username dan

password

a. Sistem akan menampilkan peringatan bahwa username atau password yang dimasukkan salah

b. Sistem akan menghapus data

username dan password

yang telah dimasukkan dan menampilkan form login Kondisi

Akhir

a. Session login pengguna

b. Informasi Data Komponen Kebutuhan

Non

Fungsional

Security Hak akses untuk fungsi ini adalah staf Error

Handling

a. Sistem akan menampilan pesan ketika data berhasil disimpan ke database b. Sistem akan menampilkan pesan error

ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan

3. Melakukan penilaian kesehatan KSP dan USP.

Fungsi ini merupakan fungsi dimana aplikasi melakukan proses penilaian kesehatan KSP dan USP berdasarkan data komponen yang telah dimasukkan oleh staf sebelumnya. Keterangan dari fungsi ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Keterangan Fungsi Melakukan Penilaian Kesehatan KSP dan USP

Nama Fungsi

Melakukan Penilaian Kesehatan KSP dan USP Stakeholder Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam

Deskripsi Proses perhitungan nilai kesehatan dimulai setelah staf selesai memasukkan data komponen

Kondisi Awal

Data Koperasi, Data Komponen, Data Rasio Modal, Data Rasio Manajemen, Data Standar Predikat Kesehatan

Alur Aksi Pengguna Respon Sistem Otentikasi Data Pengguna Staf melakukan input

username dan

password

a. Sistem akan melakukan pemeriksaan username dan

password yang telah

dimasukkan


(1)

beberapa proses seharusnya bukan merupakan level terendah. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil berikut:

Checking the model "Mengelola Status Laporan RAT" (MENGELOLA_STATUS_LAPORAN_RAT)

Modification date: 3/1/2016 3:26 PM

Verifying the root process "Mengelola Status Laporan RAT"... Verifying the subprocess "Mengelola Status Laporan RAT"... Verifying processes...

Warning: The context model should not be lowest level. -> Process "Mengecek Status Laporan RAT" (MENGECEK_STATUS_LAPORAN_RAT)

-> Process "Mencetak Laporan Status Laporan RAT" (MENCETAK_LAPORAN_STATUS_LAPORAN_RAT)

Verifying split/merges... Verifying flows...

Result: 0 error(s), 2 warning(s).

The model is correct, no errors were found.

7. Evaluasi DFD Level 2 Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan Dari perancangan DFD Level 2 Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan tidak ada error yang terjadi namun terdapat dua warning yang seluruhnya adalah beberapa proses seharusnya bukan merupakan level terendah. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil berikut:

Checking the model "Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan" (MENGELOLA_LAPORAN_PENILAIAN_KESEHATAN_KESELURUHA N)

Modification date: 3/1/2016 7:58 PM

Verifying the root process "Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan"...

Verifying the subprocess "Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan"...

Verifying processes...

Warning: The context model should not be lowest level.

-> Process "Mengecek Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan" (MENGECEK_LAPORAN_PENILAIAN_KESEHATAN_KESELURUHA N)

-> Process "Mencetak Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan" (MENCETAK_LAPORAN_PENILAIAN_KESEHATAN_KESELURUHA N)

Verifying split/merges... Verifying flows...


(2)

137

Result: 0 error(s), 2 warning(s).

The model is correct, no errors were found.

8. Evaluasi DFD Level 2 Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat

Dari perancangan DFD Level 2 Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat tidak ada error yang terjadi namun terdapat dua warning yang seluruhnya adalah beberapa proses seharusnya bukan merupakan level terendah. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil berikut: Checking the model "Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat Kesehatan"

(MENGELOLA_LAPORAN_PENILAIAN_KESEHATAN_BERDASARK AN_PREDIKAT_KESEHATAN)

Modification date: 3/1/2016 8:05 PM

Verifying the root process "Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat Kesehatan"...

Verifying the subprocess "Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat Kesehatan"...

Verifying processes...

Warning: The context model should not be lowest level.

-> Process "Mengecek Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat"

(MENGECEK_LAPORAN_PENILAIAN_KESEHATAN_BERDASARKA N_PREDIKAT)

-> Process "Mencetak Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat"

(MENCETAK_LAPORAN_PENILAIAN_KESEHATAN_BERDASARKA N_PREDIKAT)

Verifying split/merges... Verifying flows...

Result: 0 error(s), 2 warning(s).

The model is correct, no errors were found.

9. Evaluasi DFD Level 2 Mengelola Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan Dari perancangan DFD Level 2 Mengelola Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan tidak ada error yang terjadi namun terdapat dua warning yang seluruhnya adalah beberapa proses seharusnya bukan merupakan level terendah. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil berikut:


(3)

Checking the model "Mengelola Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan" (MENGELOLA_LAPORAN_KERTAS_KERJA_PENILAIAN_KESEHAT AN)

Modification date: 3/1/2016 8:05 PM

Verifying the root process "Mengelola Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan"...

Verifying the subprocess "Mengelola Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan"...

Verifying processes...

Warning: The context model should not be lowest level.

-> Process "Mengecek Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan" (MENGECEK_LAPORAN_KERTAS_KERJA_PENILAIAN_KESEHATA N)

-> Process "Mencetak Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan" (MENCETAK_LAPORAN_KERTAS_KERJA_PENILAIAN_KESEHATA N)

Verifying split/merges... Verifying flows...

Result: 0 error(s), 2 warning(s).

The model is correct, no errors were found.

4.3.2 Hasil Evaluasi ERD

Evaluasi ERD yang dibahas berikut ini adalah evaluasi terhadap CDM dan PDM. Hasil evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi CDM

Pada rancangan CDM aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP tidak terdapat error dan warning. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil berikut:

Checking the model "Model_1" (MODEL_1)

File: C:\Users\TA\Desktop\veve\VISIO\desain\fix\erd fix 2.cdm Modification date: 2/23/2016 9:33 AM

Checking Data Items... Checking Entities... Checking Relationships... Checking Inheritances... Result: 0 error(s), 0 warning(s).

The model is correct, no errors were found. 2. Evaluasi PDM

Pada rancangan PDM aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP tidak terdapat error dan warning. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil berikut:


(4)

139

Checking the model "Model_1" (MODEL_1)

File: C:\Users\TA\Desktop\veve\VISIO\desain\fix\erd fix 2.PDM Modification date: 2/23/2016 10:59 AM

Checking Tables... Checking Indexes... Checking Columns... Checking References... Result: 0 error(s), 0 warning(s).


(5)

140 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan perancangan yang telah dilakukan diperoleh suatu kesimpulan, yaitu analisis dan perancangan ini menghasilkan dokumen SKPL dan dokumen DAPL dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Terdapat dua pengguna yaitu Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam dan Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam

2. Fungsi untuk masing-masing penggunanya, yaitu fungsi mencatat status laporan RAT, mencatat data komponen penilaian kesehatan, melakukan penilaian kesehatan KSP dan USP, mengelola laporan penilaian kesehatan KSP dan USP, serta mengevaluasi hasil penilaian kesehatan KSP dan USP. 3. Masing-masing fungsi tersebut diterapkan dalam satu rancangan antarmuka

pengguna.

5.2 Saran

Berdasarkan analisis dan perancangan yang telah dilakukan, saran yang dapat disampaikan oleh penulis untuk pengembangan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP, yaitu:

1. Hasil analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP ini dapat dikembangkan menjadi sebuah aplikasi.

2. Perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP ini dapat dikembangkan menjadi aplikasi yang juga dapat menangani sampai dengan kebutuhan entry data oleh pihak KSP dan USP.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Baridwan, Zaki dan Hanum, Latifah. 2007. Kualitas dan Efektivitas Sistem Informasi Berbasis Komputer. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer,

(online), Vol. 8, No. 2,

(http://tema.ub.ac.id/index.php/tema/article/view/102, diakses 10 Desember 2015)

Djahir, Yulia dan Pratita, Dewi. 2014. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Fajriyansyah S., M. dan Abdurachman, Edi. 2012. Analisis Kepuasan Penggunaan Sistem Informasi Perkreditan (Studi Kasus: Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara). Journal of Applied Finance and Accounting,

(online), Vol. 4, No. 2,

(http://journal.binus.ac.id/index.php/JAFA/article/view/287/281, diakses 10 Februari 2016)

Kendall, Kenneth E. dan Kendall, Julie E. 2010. Analisis dan Perancangan Sistem (Edisi Kelima Jilid 1). Jakarta: PT Indeks.

Kusrini, dan Koniyo, Andri. 2007. Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Marlinda, L. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. 2009. Jakarta: Diperbanyak oleh Dinas Koperasi dan UKM. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. 2008. Jakarta: Diperbanyak oleh Dinas Koperasi dan UKM.

Pressman, Roger S. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Penerbit ANDI.