TA : Rancang Bangun Locker Otomatis Berbasis Mikrokontroler Menggunakan RFID.

(1)

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016 

RANCANG BANGUN LOCKER OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Komputer

Oleh :

MOCHAMAD FAJAR KUSUMA 11.41020.0054


(2)

xi

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN SYARAT ...ii

MOTTO ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN ...vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR TABEL...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 2

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Locker ... 5

2.2 Komunikasi I2C (Inter Integrate Circuit)... 5

2.3 Mikrokontroler ... 6


(3)

2.3.2 Mikrokontroler ATMega32 ... 7

2.3.3 Downloader USBAsp ... 9

2.4 Sensor... 10

2.4.1 RFID (Radio Frequency Identification) ... 10

2.4.2 Limit switch... 11

2.5 Aktuator ... 12

2.5.1 LCD (Liquid Crystal Display)... 12

2.5.2 Relay ... 13

2.5.3 Solenoid Door Lock ... 13

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM ... 15

3.1 Metode Penelitian ... 15

3.2 Model Perancangan... 16

3.3 Perancangan Perangkat Keras... 18

3.3.1. Perancangan Mikrokontroler Master ... 19

3.3.2. Perancangan Mikrokontroler Slave... 21

3.3.3. Perancangan Komunikasi I2C... 22

3.3.4. Perancangan RFID ... 23

3.3.5. Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)... 24

3.3.6. Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master... 25

3.3.7. Perancangan Komponen Slave... 26

3.4 Perancangan Mekanik ... 27

3.4.1. Perancangan Locker ... 27

3.4.2. Perancangan Mikrokontroler ... 28


(4)

3.4.4. Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)... 29

3.4.5. Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master... 29

3.4.6. Perancangan Komponen Slave... 29

3.5 Perancangan Perangkat Lunak ... 30

3.5.1. Perancangan Program Mikrokontroler Master ... 30

3.5.2. Perancangan Program Mikrokontroler Salve ... 33

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN... 35

4.1 Pengujian Mikrokontroler ATMega32 ... 35

4.1.1. Tujuan Pengujian ... 35

4.1.2. Alat yang Dibutuhkan ... 35

4.1.3. Prosedur Pengujian ... 35

4.1.4. Hasil Pengujian ... 36

4.2 Pengujian Arduino Uno ... 37

4.2.1. Tujuan Pengujian ... 37

4.2.2. Alat yang Dibutuhkan ... 37

4.2.3. Prosedur Pengujian ... 37

4.2.4. Hasil Pengujian ... 38

4.3 Pengujian LCD (Liquid Crystal Display) ... 38

4.3.1. Tujuan Pengujian ... 38

4.3.2. Alat yang Dibutuhkan ... 39

4.3.3. Prosedur Pengujian ... 39

4.3.4. Hasil Pengujian ... 39

4.4 Pengujian RFID ... 40


(5)

4.4.2. Alat yang Dibutuhkan ... 40

4.4.3. Prosedur Pengujian ... 40

4.4.4. Hasil Pengujian ... 40

4.5 Pengujian Komunikasi I2C dan Penyimpanan EEPROM ... 41

4.5.1. Tujuan Pengujian ... 41

4.5.2. Alat yang Dibutuhkan ... 42

4.5.3. Prosedur Pengujian ... 42

4.5.4. Hasil Pengujian ... 42

4.6 Pengujian Komponen Slave ... 43

4.6.1. Tujuan Pengujian ... 43

4.6.2. Alat yang Dibutuhkan ... 44

4.6.3. Prosedur Pengujian ... 44

4.6.4. Hasil Pengujian ... 44

4.7 Pengujian Sistem... 45

4.7.1 Tujuan Pengujian ... 45

4.7.2 Alat yang Dibutuhkan ... 45

4.7.3 Prosedur Pengujian ... 45

4.7.4 Hasil Pengujian ... 47

4.8 Hasil Analisa Keseluruhan Sistem... 50

BAB V PENUTUP... 52

5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(6)

(7)

xvi

2.1 Arduino Uno ... 7

2.2 Mikrokontroler ATmega32... 8

2.3 RFID RC-522 ... 11

2.4 Limit Switch ... 12

2.5 LCD (Liquid Crystal Display)... 13

2.6 Solenoid Door Lock... 14

3.1 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler ... 16

3.2 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler Master ... 17

3.3 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler Slave... 17

3.4 Schematic Perancangan Keseluruhan Sistem ... 19

3.5 Schematic Mikrokontroler Arduino Uno ... 20

3.6 Schematic Mikrokontroler ATMega32... 21

3.7 Schematic Perancangan Komunikasi I2C ... 23

3.8 Schematic Perancangan RFID ... 23

3.9 Schematic Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)... 25

3.10 Schematic Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master ... 25

3.11 Schematic Perancangan Komponen Slave ... 26

3.12 Bagian Luar Locker ... 28

3.13 Bagian Dalam Locker ... 28

3.14 flow chart Program Mikrokontroler Master ... 31

3.15 flow chart Program Mikrokontroler Slave... 33


(8)

4.2 Tampilan Comment saat Program Berhasil di Upload ... 37

4.3 Tampilan Proses Upload Arduino ... 38

4.4 Tampilan Comment saat Arduino Berhasil di Upload... 38


(9)

xviii

3.1 Perancangan RFID RC-522 Dengan Arduino Uno ... 24

3.2 Penjelasan Pin-Pin Display LCD I2C... 24

3.3 Allocation List Komponen Slave ... 27

3.4 Allocation List Perancangan Mikrokontroler... 28

4.1 Hasil Sampel ID Pembacaan RFID ... 41

4.2 Hasil Sampel Data Proses Komunikasi I2C Dan Penyimpanan Pada EEPROM ... 43

4.3 Hasil Skenario 1... 47

4.4 Hasil Skenario 2... 47

4.5 Hasil Skenario 3... 48

4.6 Hasil Skenario 4... 48

4.7 Hasil Skenario 5... 49


(10)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini sudah banyak kampus, perkantoran, tempat umum yang menggunakan locker. Locker tersebut masih menggunakan kunci manual dan harus ada penjaga jika seseorang ingin meminjam atau mengembalikan kunci

locker. Dengan kondisi seperti itu, jika penjaga tidak berada ditempat, maka

seseorang tidak bisa meminjam atau mengembalikan kunci locker.

Teknologi RFID juga sudah banyak digunakan secara umum, namun penerapan pada locker belum digunakan. Sebagai contoh penggunaan locker di Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya yang sudah menggunakan teknologi RFID sebagai sistem pintu masuk parkir, kelas, dan perputakaan, tetapi belum digunakan sebagai peminjaman locker. Pada penelitian sebelumnya sudah digunakan pada locker menggunakan RFID dan password (Priyambodo, 2014). Namun hanya bisa mengakses satu locker yang sama setiap harinya. Selanjutnya berdasarkan penelitian (Diredja, 2010) tentang sistem keamanan pintu menggunakan RFID, (Guntoro, 2013) tentang rancang bangun magnetic door lock menggunakan keypad dan selenoid, (Melalolin, 2013) tentang rancang bangun brankas pengaman otomatis berbasis mikrokontroler AT89S52 dan (Mulyawan, 2008) tentang flexible key room pada hotel dengan pengontrolan terpusat.

Berdasarkan beberapa masalah di atas, maka penyusun mencoba untuk merancang sebuah sistem pemilihan secara acak locker yang belum terpakai oleh


(11)

Penjaga kunci locker pun tidak diperlukan dalam peminjaman atau pengembalian kunci.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan : 1. Bagaimana sistem dapat mempermudah user untuk mencari locker?

2. Bagaimana cara komunikasi antara 2 atau lebih mikrokontroler? 3. Bagaimana cara user jika sudah selesai menggunakan locker? 1.3 Batasan Masalah

Dalam perancangan locker otomatis ini, terdapat beberapa batasan masalah untuk menghindari pembahasan yang lebih luas terkait dengan alat, batasan masalah tersebut antara lain :

1. Kondisi awal adalah locker dalam keadaan tertutup. 2. Sistem dalam keadaan on.

3. Setiap user melakukan scan tag RFID, maka user harus membuka locker. 4. User harus mematuhi prosedur penggunaan sistem.

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam menggunakan locker, user hanya diminta untuk melakukan scan RFID untuk bisa mengakses locker.

2. Dua atau lebih mikrokontroler dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan komunikasi I2C.

3. Jika user sudah selesai menggunakan locker, maka user harus melakukan


(12)

1.5 Sistematika Penulisan

Pembahasan Tugas Akhir ini secara garis besar tersusun dari 5 (lima) bab, yaitu diuraikan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas teori penunjang dari permasalahan, yaitu mengenai locker, komunikasi I2C (Inter Integrate Circuit), mikrokontroler Arduino Uno, mikrokontroler ATMega32, downloader USBAsp, RFID (Radio Frequency Identification), limit switch, LCD (Liquid Crystal

Display), relay dan solenoid Door Lock.

3. BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas tentang blok diagram sistem serta metode yang digunakan dalam pembuatan rancang bangun. Perancangan dilakukan dengan melakukan perancangan perangkat keras yang meliputi perancangan mikrokontroler master, perancangan mikrokontroler slave, perancangan komunikasi I2C, perancangan RFID, perancangan LCD (Liquid Crystal

Display), perancangan tombol pada mikrokontroler master dan perancangan

komponen slave. Kemudian dilanjutkan dengan perancangan alat, yaitu perancangan yang berhubungan dengan mekanik pada rancang bangun.

Perancangan alat yang dilakukan meliputi perancangan locker,

mikrokontroler, RFID, LCD (Liquid Crystal Display), tombol pada


(13)

perancangan perangkat lunak yang akan menjalankan seluruh sistem dengan pusat kendali pada mikrokontroler dengan pembahasan tentang diagram alir dari program yang diaplikasikan pada rancang bangun. Perancangan perangkat lunak yang dibuat meliputi perancangan program mikrokontroler

master dan mikrokontroler slave.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari pengujian masing-masing komponen pendukung dalam pembuatan rancang bangun yang nantinya hasil dari pengujian masing-masing komponen akan menentukan apakah komponen bekerja dengan baik. Selain itu data dari pengujian sensor dapat digunakan sebagai dasar pembuatan program pada sistem keseluruhan. Kemudian akan dibahas dari hasil pengujian perancangan seluruh sistem yang nantinya dapat diperoleh hasil kondisi yang benar agar sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan ide perancangan.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah serta saran untuk perkembangan penelitian selanjutnya.


(14)

5 2.1 Locker

Locker adalah sejenis tempat penyimpanan benda-benda pribadi yang

mudah disimpan. Locker di sekolah atau kantor misalnya, sering digunakan untuk menyimpan properti sekolah atau kantor seperti buku tulis, sepatu olahraga, buku paket dan masih banyak benda-benda lainnya. Locker hanya dilengkapi dengan sistem keamanan yang sederhana saja, sistem pengamanan hanya menggunakan kunci saja yang hanya dipegang oleh pemilik locker. (Jasaseoku.com, 2012). 2.2 Komunikasi I2C (Inter Integrate Circuit)

I2C (Inter Integrate Circuit) adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didesain khusus untuk pengontrolan IC. Sistem

I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang

membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang

dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan

Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan

membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.

Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah, didefinisikan

sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0” pada saat SCL “1”. Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan sebagai

perubahan tegangan SDAdari “0” menjadi “1” pada saat SCL “1”.Kondisi sinyal


(15)

acknowledge yang disimbolkan dengan ACK. Setelah transferdata oleh master

berhasil diterima slave, slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal

acknowledge, yaitu dengan membuat SDA menjadi “0” selama siklusclock ke-9.

Ini menunjukkan bahwa Slave telah menerima 8 bit data dari Master. 1. Hanya melibatkan 2 kabel yaitu serial data line.

2. Setiap IC yang terhubung dalam I2C memiliki alamat masing-masing yang dapat diatur secara Software dengan master/slave protocol yang sederhana, dan mampu mengakomodasikan multi master.

3. I2C merupakan serial bus dengan orientasi data 8 bit, komunikasi 2 arah, dengan kecepatan transmisi data sampai 100Kb/s pada mode standar dan 3,4Mb/s pada mode kecepatan tinggi.(Sulistyo, 2014).

2.3 Mikrokontroler

2.3.1 Mikrokontroler Arduino Uno

Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroler yang berbasis pada mikrokontroler ATmega328. Suatu mikrokontroler bekerja dengan mengeksekusi perintah- perintah dalam suatu program yang diunggah ke dalam board. Arduino Uno memiliki 14 buah pin yang dapat difungsikan sebagai input/output digital, sehingga dapat dihubungkan dengan perangkat input seperti sensor untuk membaca kondisi dalam suatu radius tertentu, selain itu juga dapat dihubungkan dengan perangkat output lain seperti motor DC dan lampu LED. Selain itu juga Arduino Uno memiliki 6 pin analog, dan tombol reset. Mikrokontroler ini dapat beroperasi pada tegangan 5 Volt yang dapat diaktifkan melalui kabel USB atau berasal dari tegangan catu daya eksternal seperti baterai. Berikut ini detail mengenai Arduino Uno. (Achyat, 2014).


(16)

Gambar 2.1 Arduino Uno 2.3.2 Mikrokontroler ATMega32

Mikrokontroler AVR (Alf and vegard’s Risc processor) merupakan bagian

dari keluarga mikrokontroler CMOS (Complementary Metal Oxide

Semiconductor) 8-bit buatan Atmel. AVR (Alf and vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock. Mikrokontroler AVR (Alf and vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur Havard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori data. AVR (Alf and vegard’s Risc

processor) berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan

seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). AVR (Alf and vegard’s Risc processor) dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. (Sunardi, dkk., 2009). Fitur-fitur yang dimiliki oleh microcontroller AVR (Alf and vegard’s Risc processor) ATmega32 adalah sebagai berikut:

1. Dapat bekerja pada tegangan 4,5 Volt–5,5 Volt.


(17)

berkemampuan tinggi dengan daya yang rendah. 3. Memiliki 32 x 8 general purpose working register.

4. Kecepatan eksekusi program yang dimiliki cepat karena sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock dengan arsitektur RISC (Reduced

Instruction Set Computing) hamper mencapai 16 MIPS (Million Instruction Per Second) pada frekuensi 16 MHz (MegaHertz).

5. Memori data dan program yang tidak mudah hilang (Nonvolatile

Programand Data Memories) dengan pemrograman flash memiliki kapasitas

8 KB (KiloBytes).

6. Memiliki daya tahan10000 siklus tulis atau hapus program.

7. Fasilitas timer/counter yang ada pada mikrokontroler ini terdiri dari dua buah

Timer/Counter 8 bit dan satu buah Timer atau Counter 16 bit.

8. Memiliki 4 kanal PWM (Pulse Width Modulation) dan memiliki 6 kanal ADC ( Analog to Digital Converter) 10 bit.

9. Memiliki pemrograman serial USART (Universal Serial Asyncronous and

Syncronous Receiver Transmitter), On-chip Analog Comparator, dan interrupt. (Madhawirawan, 2012)


(18)

2.3.3 Downloader USBAsp

USBAsp yang digunakan adalah USB (Universal Serial Bus) ATEMEL USB ISP Version 2.0. USBAsp Programmer merupakan USB (Universal Serial

Bus) yang termasuk dalam sirkuit programmer atau lebih dikenal sebagai downloader untuk chip mikrokontroler tipe AVR (Alf and vegard’s Risc

processor) Atmel, yang dimana downloader ini hanya terdiri dari ATmega8 dan

beberapa komponen pasif. USBAsp Programmer ini merupakan open source

hardware yang berarti design skematik dan layout yang bisa kita lihat dan buat prototypenya sendiri, begitu juga dengan program bootloader yang tertanam

dalam chip. Programer ini hanya menggunakan firmware Universal Serial Bus

driver dan tidak diperlukan USB (Universal Serial Bus) kontroler khusus.(Stevanus, 2012).

USBAsp juga merupakan programmer mikrokontroler yang sudah menggunakan USB (Universal Serial Bus) secara langsung sebagai sarana komunikasinya. USBAsp sudah tidak lagi menggunakan komunikasi berstandar serial RS-232, sehingga tidak lagi memerlukan berbagai macam converter untuk berkomunikasi dengan perangkat komputasi modern. USBAsp umumnya dipergunakan untuk melakukan pemrograman mikrokontoller ATMEL AVR (Alf and vegard’s Risc processor). Termasuk yang sudah umum dipergunakan di Indonesia seperti attiny2313, atmega8, atmega8535, atmega16 dan atmega32. (Stevanus, 2012).


(19)

2.4 Sensor

2.4.1 RFID (Radio Frequency Identification)

RFID adalah proses identifikasi frekuensi gelombang radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah alat yang disebut RFID tag Card. Sebuah sistem RFID terdiri dari RFID Reader dan RFID

tag Card. RFID Reader dan RFID tag Card tersedia dalam bermacam-macam

jenis, khusus untuk RFID tag Card setiap kartu memiliki data ASCII yang berbeda-beda. Fungsi umum dari RFID Reader adalah sebagai penerima gelombang radio (RF), sedangkan fungsi umum dari RFID tag Card sebagai pemancar gelombang radio (RF). RFID Reader hanya dapat menangkap data RFID tag Card yang telah disesuaikan.

RFID tag Card akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari alat yang kompatibel, yaitu RFID Reader. RFID merupakan teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. RFID dapat disediakan dalam alat yang hanya dapat dibaca saja (Read

Only) atau dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung

maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. Pada sistem RFID, umumnya tag

Card ditempelkan pada suatu obyek. Ketika tag Card ini melalui medan listik

yang dihasilkan oleh RFID Reader yang sesuai, tag Card akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag Card kepada RFID Reader, sehingga proses


(20)

identifikasi dapat dilakukan. RFID terdiri dari tiga komponen, di antaranya adalah:

RFID tag Card: Alat yang menyimpan informasi untuk identifikasi objek. RFID tag Card juga sering disebut transponder.

RFID Reader: Alat yang kompatibel dengan tag Card RFID yang

berkomunikasi secara wireless dengan tag Card

Antena: Alat untuk mentransmisikan sinyal RF antara RFID Reader dengan RFID tag Card. (Diredja,2010)

Gambar 2.3 RFID RC-522 2.4.2 Limit Switch

Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang

berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar

push on yaitu hanya akan menghubung pada saat katubnya ditekan pada

batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katub tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak.


(21)

pada batas/ daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki dua kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. (Firmansyah).

Gambar 2.4 Limit Switch 2.5 Aktuator

2.5.1 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD (Liquid Crystal

Display) sudah digunakan diberbagai bidang, misalnya dalam alat-alat elektronik,

seperti kalkulator ataupun layar komputer. Pada LCD (Liquid Crystal Display) berwarna semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai suatu titik cahaya. Walaupun disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. LCD (Liquid Crystal Display) LMB162A merupakan modul LCD (Liquid

Crystal Display) buatan Top way dengan tampilan 2 x 16 karakter (2 baris x 16

kolom) dengan konsumsi daya rendah, sekitar 5 Volt DC (Direct Current). Modul


(22)

mengendalikan LCD (Liquid Crystal Display), sehingga memudahkan melakukan koneksi dengan AVR (Alf and vegard’s Risc processor). (Madhawirawan, 2012)

Gambar 2.5 LCD (Liquid Crystal Display) 2.5.2 Relay

Menurut Owen Bishop, (2004 H 55), relay adalah sebuah saklar yang di kendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti dan arus nominal yang harus dipenuhi output rangkaian

pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada rangkaian adalah arus

DC.

2.5.3 Solenoid Door Lock

Bagian ini berfungsi sebagai aktuator. Biasanya alat ini dibuat khusus untuk pengunci pintu otomatis. Selenoid ini akan bergerak atau bekerja apabila diberi tegangan. Tegangan Selenoid ini rata-rata yang dijual dipasaran adalah 12 volt tetapi ada juga yang 6 Volt dan 24 Volt. Prinsip kerja Solenoid Door Lock sendiri adalah pada kondisi normal solenoid dalam posisi tuas memanjang atau terkunci dan jika diberi tegangan, tuas akan memendek atau terbuka. Di dalam solenoid terdapat kawat yang melingkar pada inti besi. Ketika arus listrik mengalir melalui kawat ini, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang akan menarik inti besi ke dalam. (Pratama, dkk., 2015).


(23)

(24)

15 3.1 Model Penelitian

Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

locker yang belum terpakai oleh user lain. Perancangan sistem ini menggunakan 3

buah mikrokontroler, Arduino Uno sebagai master dan 2 buah mikrokontroler ATMega32 sebagai slave. Digunakan komunikasi I2C sebagi penghubung mikrokontroler Arduino Uno dengan masing-masing mikrokontroler ATMega32. Masing-masing mikrokontroler akan menjadi pusat kendali komponen input dan

output yang terhubung pada mikrokontroler tersebut.

Sistem yang seluruh komponennya telah terintegrasi dengan baik dengan diawali dengan pendeteksian tag RFID oleh RFID reader untuk mendaftarkan tag RFID untuk menentukan locker mana yang bisa user tersebut gunakan. Setelah itu Arduino Uno akan memilih secara acak locker mana yang belum terpakai. Kemudian user akan diberikan informasi locker mana yang bisa digunakan setelah tombol locker ditekan kunci locker tersebut secara otomatis terbuka. Jika user ingin membuka locker tempat user menyimpan barang, maka user harus melakukan scan tag RFID lagi dan menekan tombol pada locker. Hal ini bertujuan agar locker tempat user menyimpan barang dapat terbuka. Jika user telah selesai menggunakan locker maka user harus melakukan scan tag RFID jika user telah selesai menggunakan locker. Pada perancangan terdapat 2 locker pada masing-masing mikrokontroler slave. Diawali dengan melakukan pengacakan locker


(25)

kosong yang dapat digunakan user oleh mikrokontroler master, kemudian user diberikan informasi locker mana yang bisa digunakan dari hasil pengacakan tersebut. Kemudian ketika seluruh locker telah terisi maka akan di laporkan kepada user bahwa seluruh locker penuh.

3.2 Model Perancangan

Perancangan sistem pada rancang bangun locker otomatis ini akan disajikan 3 blok diagram perancangan untuk mempermudah pemahaman dari perancangan

locker otomatis. Blok diagram perancangan dapat dilihat dan dijelaskan pada

diagram blok seperti Gambar 3.1, Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.

Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler

Dari Gambar 3.1 di atas dapat diperjelas bahwa digunakan 3 buah mikrokontroler, 1 buah mikrokontroler master dan 2 buah mikrokontroler sebagai

slave. Mikrokontroler master pada perancangan menggunakan Arduino Uno dan

Mikrokontroler slave menggunakan ATMega32. Mikrokontroler master akan saling berhubungan dengan mikrokontroler slave. Arti dari hubungan input dan

output antara mikrokontroler master dengan mikrokontroler slave pada diagram

blok adalah hubungan komunikasi I2C yaitu proses penerimaan dan pengiriman data. Pengiriman data dilakukan oleh mikrokontroler master ke mikrokontroler

slave, atau sebaliknya.

MIKROKONTROLER

MASTER

MIKROKONTROLER

SLAVE 1

MIKROKONTROLER


(26)

Gambar 3.2 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler Master

Dari Gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa mikrokontroler master memiliki 2 buah komponen input dan 1 buah komponen output yang terhubung dengan mikrokontroler. Mikrokontroler master berfungsi untuk mengontrol seluruh komponen input dan output yang terhubung pada mikrokontroler master serta nantinya juga akan melakukan komunikasi dengan masing-masing mikrokontroler

slave. Sistem diawali dengan input dari tag RFID yang dideteksi oleh RFID Reader. RFID Reader merupakan komponen input dari mikrokontroler master

yang bertugas untuk melakukan scan ID. Kemudian terdapat tombol yang ditekan ketika user telah selesai menggunakan locker yang diikuti dengan dengan proses

input dari tag RFID yang dideteksi oleh RFID Reader. I2C LCD merupakan

komponen yang digunakan untuk komunikasi antara mikrokontroler master dengan LCD. LCD merupakan komponen output dari mikrokontroler master yang digunakan untuk memberi informasi kepada user.

Gambar 3.3 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler Slave TOMBOL KELUAR

TAG RFID RFID READER

MIKROKONTROLER

MASTER I2C LCD LCD

TOMBOL 1 LIMIT SWITCH 1 LIMIT SWITCH 2

MIKROKONTROLER

SLAVE 1

LED 1 LED 2

RELAY 1 RELAY 2

DOOR LOCK 1 DOOR LOCK 2


(27)

Gambar 3.3 menggambarkan bahwa limit switch merupakan komponen

input dari masing-masing mikrokontroler slave yang berfungsi untuk mendeteksi

kondisi pintu locker terbuka atau tertutup. Mikrokontroler slave berfungsi untuk mengontrol seluruh komponen input, output dan nantinya juga akan melakukan komunikasi dengan mikrokontroler master. Pada perancangan limit switch 1 dan

limit switch 2 merupakan komponen input dari slave 1, sedangkan perancangan limit switch 3 dan limit switch 4 merupakan komponen input dari slave 2. Selain limit switch, tombol juga merupakan komponen input, pada perancangan tombol 1

dan tombol 2 terhubung dengan slave 1, sedangkan tombol 3 dan tombol 4 terhubung dengan slave 2. Kemudian komponen output pada mikrokontroler slave adalah led dan relay yang terhubung dengan door lock. Led pada mikrokontroler

slave berfungsi sebagai penanda pada locker dan tombol yang berfungsi untuk

membuka kunci locker.

Relay pada mikrokontroler slave berfungsi sebagai saklar otomatis untuk

menghidupkan door lock. Door lock pada mikrokontroler slave berfungsi untuk mengunci pintu. Pada perancangan led 1, led 2, relay 1 yang terhubung dengan

door lock 1 dan relay 2 yang terhubung dengan door lock 2 merupakan

komponen-komponen yang terhubung dengan slave 1, sedangkan led 3, led 4,

relay 3 yang terhubung dengan door lock 3 dan relay 4 yang terhubung dengan door lock 4 merupakan komponen-komponen yang terhubung dengan slave 2.

3.3 Perancangan Perangkat Keras

Perancangan tugas akhir ini diawali dengan melakukan perancangan perangkat keras yang menjadi satu buah sistem yang saling terintegrasi. Perancangan terdiri dari perancangan mikrokontroler master, perancangan


(28)

mikrokontroler slave, perancangan komunikasi I2C, perancangan RFID, perancangan LCD dan perancangan komponen slave. Pada Gambar 3.4 dapat dilihat Schematic perancangan seluruh sistem pada rancang bangun locker otomatis.

Gambar 3.4 Schematic Perancangan Keseluruhan Sistem 3.3.1. Perancangan Mikrokontroler Master

Mikrokontroler Arduino Uno adalah mikrokontroler yang digunakan sebagai master pada perancangan. Mikrokontroler Arduino Uno merupakan sistem elektronika sederhana yang terdiri dari komponen-komponen yang dirangkai menjadi satu dan sudah menjadi modul mikrokontroler. Perancangan arduino dibuat dengan menentukan port atau pin pada arduino yang akan digunakan untuk mengakses semua komponen. Arduino Uno merupakan sistem mikrokontroler yang menggunakan IC ATmega328. Karena Arduino Uno sudah dalam bentuk modul IC pada arduino ada yang telah tertanam atau terhubung pada


(29)

modul dan ada yang dapat dilepas atau diganti ketika IC mengalami kerusakan. Mikrokontroler Arduino Uno memiliki beberapa fitur utama, adapun fitur utama dari mikrokontroler Arduino Uno adalah sebagai berikut:

a. 6 Pin input Analog Digital Converter (ADC), berada pada port A0, A1, A2, A3, A4 dan A5.

b. 6 channel Pulse Width Modulation (PWM), berada pada port 3, 5, 6, 9, 10 dan 11.

c. 14 channel I/O digital, berada pada port 1 sampai 13.

d. Menggunakan tegangan 5 Volt untuk beroperasi.

e. Mempunyai 1 pin supply 5 Volt dan 1 pin supply 3.2 Volt.

Berikut adalah Gambar schematic Arduino Uno yang ditunjukkan oleh Gambar 3.5.


(30)

Pengujian pada mikrokontroler Arduino Uno dilakukan dengan menguji apakah program berhasil atau tidak di upload pada mikrokontroler Arduino Uno. 3.3.2. Perancangan Mikrokontroler Slave

Gambar 3.6 Schematic Mikrokontroler ATMega32

Pada perancangan mikrokontroler yang digunakan sebagai slave adalah mikrokontroler ATMega32. Mikrokontroler ATMega32 adalah sistem elektronika sederhana yang terdiri dari komponen-komponen dasar yang dirangkai menjadi satu karena dibutuhkan suatu mikrokontoler agar dapat berfungsi dengan baik. Suatu mikrokontroler membutuhkan dua komponen tambahan selain power untuk dapat berfungsi. Rangkaian tersebut adalah Kristal Oscillator (XTAL) dan rangkaian reset, kedua rangkaian tersebut pada umumnya selalu ada pada

minimum sistem mikrokontroler. Rangkaian Kristal Oscillator (XTAL)

merupakan bagian komponen yang sangat penting pada mikrokontroler

ATMega32 karena berfungsi untuk memompa data yaitu bersifat timer (semacam clock)/pulsa digital oleh karena itu kristal memiliki sebuah frekuensi dengan


(31)

satuan MHz (MegaHertz) dengan perumpamaan jantung pada manusia. Rangkaian Kristal Oscillator (XTAL) ini terdiri dari sebuah kristal dan dua buah kapasitor.

Rangkaian reset pada mikrokontroler ATMega32 adalah aktif low, berfungsi untuk mikrokontroler memulai kembali pembacaan program, hal tersebut dibutuhkan pada saat mikrokontroler mengalami ganguan dalam meng-eksekusi program. Rangkaian ini terdiri dari 1 buah tombol, 1 buah kapasitor dan 1 buah resistor yang dihubungkan pada pin reset ATMega32. Rangkaian tambahan lain yang digunakan pada minimum sistem terutama yang digunakan pada perancangan ini adalah rankaian led indikator dan konektor ISP (In System

Chip Program) untuk upload program ke mikrokontroler. Pengujian pada

mikrokontroler ATMega32 dilakukan dengan menguji apakah program berhasil atau tidak di upload pada mikrokontroler ATMega32.

3.3.3. Perancangan Komunikasi I2C

Komunikasi I2C pada perancangan digunakan agar tiap mikrokontroler dapat saling terhubung. Masing-masing mikrokontroler ATMega32 sebagai slave akan dihubungkan pada mikrokontroler Arduino Uno sebagai master. Pin SDA pada mikrokontroler saling terhubung antara mikrokontroler slave dan mikrokontroler master, begitu juga dengan pin SCL. Agar antara mikrokontroler

slave dan mikrokontroler master dapat saling berkomunikasi, maka di tambahkan

rangkain pull up dengan resistor 4,7 K Ohm. Pengujian perancangan ini dilakukan dengan melakukan proses pengiriman data dan melihat hasil pengiriman data apakah berhasil atau tidak. Perancangan komunikasi I2C ini, master dapat mengontrol slave sebanyak 256 buah device. Perancangan komunikasi I2C dapat dilihat pada Gambar 3.7.


(32)

Gambar 3.7 Schematic Perancangan Komunikasi I2C 3.3.4. Perancangan RFID

RFID yang digunakan pada perancangan adalah sensor RFID RC-522 berfungsi untuk membaca tag RFID yang akan dibaca oleh Arduino Uno. RFID ini merupakan komponen input dari mikrokontroler master dan merupakan proses

input awal dari sistem locker otomatis ini. Input tegangan dari RFID RC-522

adalah 3,3 Volt. RFID RC-552 terdiri dari 8 pin, pada perancangan hanya menggunakan 7 pin karena pin IRQ tidak dibutuhkan untuk terhubung pada Arduino Uno. Dalam perancangan ini, RFID dihubungkan dengan port D9D13. Adapun perancangan RFID dengan Arduino Uno dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Schematic Perancangan RFID

Pada Tabel 3.1 dapat dilihat allocation list dari perancangan RFID yang dihubungkan dengan Arduino Uno :


(33)

Tabel 3.1 Perancangan RFID RC-522 Dengan Arduino Uno No PORT RFID RC-522 PORT Arduino Uno

1. SDA Digital 10

2. SCK Digital 13

3. MOSI Digital 11

4. MISO Digital 12

5. IRQ

-6. GND GND

7. RST Digital 9

8. 3,3 V 3,3 V

Pengujian RFID dilakukan dengan cara melihat hasil proses scan tag RFID, apakah ID dari tag RFID dapat terdeteksi atau tidak.

3.3.5. Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)

LCD yang digunakan untuk sistem ini adalah liquid LCD dengan ukuran 16 x 2 yang menggunakan jenis komunikasi I2C. Pada LCD ini terdapat dua

output yaitu pin SDA dan pin SCL yang merupakan pin output dari jenis

komunikasi I2C. Pada sistem ini LCD digunakan sebagai informasi untuk pemakaian daya yang telah terpakai. Pada Tabel 3.2 dapat dilihat penjelasan dari

pin-pin display LCD I2C dan pada Gambar 3.9 dapat dilihat bagaimana Schematic

Perancangan LCD (Liquid Crystal Display).


(34)

Gambar 3.9 Schematic Perancangan LCD (Liquid Crystal Display) Pengujian LCD dilakukan dengan cara melihat apakah LCD dapat menampilkan karakter yang sesuai dengan program yang diinginkan.

3.3.6. Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master

Gambar 3.10 Schematic Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master Pada Gambar 3.10 dapat di analisa tombol pada mikrokontroler master dihubungkan pada pin D7. Bentuk rangkaian tombol adalah salah satu pin dihubungkan pada pin mikrokontroler dan pin yang lain dihubungkan pada input

ground. Fungsi komponen ini adalah sebagai penanda bahwa user telah selesai

menggunkan locker dan mengambil barang pada locker. Pada saat proses penekanan tombol pada mikrokontroler master, akan dilakukan juga proses scan RFID untuk menganalisa bahwa ID dari tag RFID telah terdaftar.


(35)

3.3.7. Perancangan Komponen Slave

Gambar 3.11 Schematic Perancangan Komponen Slave

Dari Gambar 3.11 dapat di analisa bahwa pada bagian mikrokontroler slave terdapat komponen input dan komponen output. Komponen input yang terhubung pada mikrokontroler slave adalah limit switch. Kemudian komponen output yang terhubung pada mikrokontroler slave adalah led, relay yang terhubung dengan

door lock dan tombol. Limit switch ada sebanyak 4 buah, 2 buah dihubungkan

dengan slave 1 dan 2 buah dihubungkan dengan slave 2. Komponen-komponen

output juga ada sebanyak masing-masing 4 buah, 2 buah led terhubung dengan slave 1 dan 2 buah led terhubung dengan slave 2. Kemudian 2 buah rangkaian relay beserta door lock terhubung dengan dengan slave 1 dan 2 buah lagi

terhubung dengan slave 2. Begitu juga dengan tombol, 2 buah tombol terhubung dengan slave 1 dan 2 buah lagi terhubung dengan slave 2. Dari Tabel 3.3 dapat dilihat rincian allocation list komponen-komponen slave pada perancangan.


(36)

Tabel 3.3 Allocation List Komponen Slave

No PORT Mikrokontroler Komponen

1. PORTD.1 Slave 1 Limit Switch 1

2. PORTD.5 Slave 1 Limit Switch 2

3. PORTD.1 Slave 2 Limit Switch 3

4. PORTD.5 Slave 2 Limit Switch 4

5. PORTD.3 Slave 1 Relay 1

6. PORTD.7 Slave 1 Relay 2

7. PORTD.3 Slave 2 Relay 3

8. PORTD.7 Slave 2 Relay 4

9. PORTD.0 Slave 1 Tombol 1

10. PORTD.4 Slave 1 Tombol 2

11. PORTD.0 Slave 2 Tombol 3

12. PORTD.4 Slave 2 Tombol 4

13. PORTD.2 Slave 1 Led 1

14. PORTD.6 Slave 1 Led 2

15. PORTD.2 Slave 2 Led 3

16. PORTD.6 Slave 2 Led 4

3.4 Perancangan Mekanik

Selain perancangan hardware, dilakukan juga perancangan mekanik dari rancang bangun locker otomatis yang tentunya berguna untuk pengujian keseluruhan sistem pada kondisi yang dibutuhkan sesuai dengan ide perancangan. Perancangan terdiri dari perancangan locker, perancangan mikrokontroler, perancangan RFID, perancangan LCD dan perancangan komponen slave. Berikut pembahasan dari perancangan mekanik dari locker otomatis.

3.4.1 Perancangan Locker

Pada perancangan ini, locker dibuat dari bahan kayu yang menyesuaikan pembuatan locker pada umumnya. Dirancang 4 buah locker yang nantinya 2 buah akan di kontrol oleh masing-masing mikrokontroler slave. Locker 1 dan 2 akan di kontrol oleh slave 1 kemudian locker 3 dan 4 akan di kontrol oleh slave 2. Locker dirancang dengan bentuk 2 locker di bagian atas dan 2 locker di bagian bawah. Bentuk locker yang di gunakan pada rancang bangun untuk bagian luar locker


(37)

dapat dilihat pada Gambar 3.12 dan bagian dalam locker dapat dilihat pada Gambar 3.13 berikut.

Gambar 3.12 Bagian Luar Locker

Gambar 3.13 Bagian Dalam Locker 3.4.2 Perancangan Mikrokontroler

Mikrokontroler-mikrokontroler yang digunakan pada perancangan

dibuatkan 1 buah box untuk meletakan komponen-komponen mikrokontroler. Box ini akan diletakan di samping locker sebelah kiri. Dengan box ini perancangan mikrokontroler akan lebih terlihat rapi. Allocation list dari perancangan mikrokontroler pada rancang bangun locker otomatis dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Allocation List Perancangan Mikrokontroler

No Nama Pin PORT Master PORT Slave 1 PORT Slave 2

1. SDA A4 PORTC.1 PORTC.1

2. SCL A5 PORTC.0 PORTC.0

3.4.3 Perancangan RFID

RFID pada perancangan diletakkan pada box yang telah dibuat yang juga merupakan tempat komponen dan mikrokontroler yang digunakan pada


(38)

perancangan. RFID diletakan pada tutup box dengan tujuan untuk memudahkan

user ketika akan melakukan scan tag RFID pada RFID Reader. Seperti telah

dijelaskan sebelumnya RFID akan dihubungkan dengan mikrokontroler master, sehingga jika RFID di letakan pada box maka jarak RFID dengan mikrokontroler

master berdekatan dan tidak membutuhkan kabel panjang.

3.4.4 Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)

Pada perancangan LCD juga diletakkan di atas box yang telah dibuat, sama dengan tempat meletakkan RFID. Tujuan LCD diletakkan di atas box untuk memudahkan user melihat informasi yang ditampilkan LCD sesuai dengan program yang diinginkan. Sedangkan komponen I2C LCD diletakkan di dalam

box, sama dengan mikrokontroler-mikrokontroler yang digunakan pada

perancangan. Tujuan LCD dan I2C LCD diletakkan pada box agar pengaturan komponen lebih rapi dan tidak membutuhkan kabel panjang.

3.4.5 Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master

Tombol yang terhubung dengan mikrokontroler master dengan fungsi sebagai penanda bahwa user telah selesai menggunakan locker diletakkan pada

box yang sama dengan tempat komponen mikrokontroler. Tombol diletakkan

berdekatan dengan RFID agar mempermudah user untuk melakukan proses penekanan tombol dan scan tag RFID pada saat yang bersamaan.

3.4.6 Perancangan Komponen Slave

Komponen-komponen dari slave diletakkan langsung pada bagian locker, di dalam locker dan di luar locker. Selain pada bagian locker komponen slave juga ada yang diletakkan pada box. Komponen yang ada di luar adalah led dengan rangkaian led berada di dalam locker dan tombol-tombol yang terhubung pada


(39)

mikrokontroler slave, tepatnya diletakkan di pintu locker yang juga dapat dilihat pada Gambar 3.12. Kemudian pada Gambar 3.13 dapat di analisa komponen-komponen slave yang diletakkan pada bagian dalam locker. Limit switch sebagai komponen input dari mikrokontroler slave, diletakkan di atas pada bagian dalam

locker, tepatnya di dinding-dinding penyekat locker 1 dengan 2 dan locker 3

dengan 4. Kemudian relay diletakkan di bagian belakang locker. Relay ini dihubungkan dengan door lock yang berguna sebagai switch untuk mengalirkan atau memutus tegangan input pada door lock. Relay akan membantu dalam proses ketika memutuskan door lock aktif atau tidak, terkunci atau tidak. Door lock pada perancangan dilettakkan pada pintu locker, dengan menggunakan kabel panjang untuk terhubung dengan relay yang diletakkan pada box di luar locker.

3.5 Perancangan Perangkat Lunak

Selain perancangan perangkat keras dan perancangan mekanik, dibutuhkan juga perancangan perangkat lunak. Perancangan ini bertujuan agar sistem berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Karena menggunakan 2 jenis fungsi mikrokontroler, yaitu mikrokontroler master dan mikrokontroler slave, maka dirancang perancangan program master dan perancangan program slave.

3.5.1 Perancangan Program Mikrokontroler Master

Program master pada perancangan akan mengontrol komponen output dan

input dari mikrokontroler master. Komponen tersebut adalah RFID sebagai input

dan LCD I2C sebagai output dan melakukan komunikasi I2C dengan mikrokontroler slave. Flowchart dari program mikrokontroler master dapat dilihat pada Gambar 3.14 berikut.


(40)

Gambar 3.14 Flowchart Program Mikrokontroler Master

Dari Gambar 3.14 dapat di analisa bagaimana proses yang di kontrol oleh mikrokontroler master atau flow chart dari mikrokontroler master. Program di


(41)

awali dari deklarasi variabel input dan output yang dibutuhkan. Kemudian lakukan proses scan Tag RFID pada proses input Tag RFID. Setelah input berhasil, dilakukan pengecekan Tag RFID yaitu ID dari Tag RFID. Selanjutnya cek kondisi apakah ID pada Tag RFID telah terdaftar, jika ID telah terdaftar maka dilakukan cek kondisi apakah ada penekanan tombol untuk membuka locker. Ketika ID telah terdaftar dan ada penekanan tombol maka mikrokontroler master akan berkomunikasi dengan mikrokontroler slave untuk memberikan tanda nomor

locker dari ID yang terdaftar telah selesai di gunakan kemudian dilakukan

penghapusan data nomer dan ID locker dan kembali pada proses input tag RFID. Namun ketika ID telah terdaftar dan tidak ada penekanan tombol maka mikrokontroler master akan berkomunikasi dengan mikrokontroler slave agar kunci locker tempat penyimpanan barang dari Tag RFID yang telah terdaftar tersebut dapat terbuka, kemudian kembali pada poses input ID Tag RFID.

Namun setelah proses cek kondisi apakah ID pada Tag RFID telah terdaftar dan hasilnya belum terdaftar, maka akan dilakukan cek kondisi locker dalam keadaan penuh atau tidak. Jika kondisi locker dalam keadaan penuh maka proses akan kembali pada proses input tag RFID dan cek ID tag RFID terus-menerus sampai ada locker yang kosong. Jika kondisi locker dalam keadaan tidak penuh, lalu dilakukan pengacakan nomer locker. Selanjutnya cek kondisi apakah locker telah terpakai, jika telah terpakai dilakukan pengacakan nomer locker kembali, jika belum terpakai maka ID yang belum terdaftar akan didaftarkan, kemudian mikrokontroler master akan berkomunikasi dengan mikrokontroler slave agar kunci dari hasil acak nomer locker dapat terbuka, kemudian kembali lagi pada proses input ID Tag RFID.


(42)

3.5.2 Perancangan Program Mikrokontroler Slave

Program slave pada perancangan akan mengontrol komponen output dan

input dari mikrokontroler slave. Komponen tersebut adalah limit switch sebagai input, kemudian relay yang terhubung dengan door lock dan led sebagai output

serta melakukan komunikasi I2C dengan mikrokontroler master. Flowchart dari program mikrokontroler slave dapat dilihat pada Gambar 3.15 berikut.

Gambar 3.15 Flowchart Program Mikrokontroler Slave

Proses yang di kontrol oleh mikrokontroler slave atau flowchart dari mikrokontroler slave dapat dilihat pada Gambar 3.15. Program di awali dari deklarasi variabel input dan output dari mikrokontroler slave. Sistem diawali dengan proses input nomer locker dari mikrokontroler master. Huruf n pada Gambar 3.15 menandakan nomer locker. Selanjutnya cek kondisi apakah nomer

locker yang dikirim dari mikrokontroler master adalah locker nomer n, jika iya

maka led akan menyala. Selanjutnya cek kondisi apakah tombol untuk membuka


(43)

melakukan cek kondisi tombol sampai tombol ditekan. Jika tombol telah ditekan maka door lock akan terbuka, setelah itu delay selama 1 detik, selanjutnya door

lock akan tertutup atau terkunci kembali. Lalu cek kondisi apakah limit switch

tertekan, jika tidak maka door lock akan mengulang proses menutup door lock kembali sampai limit switch tertekan. Jika limit switch tertekan yang berarti pintu

locker telah ditutup maka led pada locker n akan padam dan kembali pada proses input nomer locker dari mikrokontroler master.


(44)

35

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan hasil analisa pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini yang telah dilakukan, pengujian dilakukan dalam beberapa bagian yang disusun dalam urutan dari yang sederhana menuju sistem yang lengkap. Pengujian dilakukan meliputi pengujian perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat suatu sistem yang dapat menjalankan rancangan alat berjalan dengan baik dan optimal.

4.1 Pengujian Mikrokontroler ATMega32 4.1.1 Tujuan Pengujian

Pengujian Minimum Sistem bertujuan mengetahui apakah Mikrokontroler dapat melakukan proses download program sehingga dapat dinyatakan bahwa Mikrokontroler dapat digunakan dan berjalan dengan baik.

4.1.2 Alat Yang Dibutuhkan

1. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega32.

2. Komputer.

3. Downloader ATMEL USB ASP.

4. Adaptor 12 Volt.

4.1.3 Prosedur Pengujian

1. Letakkan file boards.txt pada C:\Program Files\Arduino\hardware\arduino. 2. Letakkan file pins_arduino.h pada folder C:\Program Files\Arduino\


(45)

3. Hubungkan baterai pada input tegangan Minimum Sistem dan nyalakan switch on pada minimum sistem.

4. Selanjutnya aktifkan komputer dan jalankan program Arduino IDE.

5. Sambungkan downloader ATMEL USB ASP dengan komputer.

6. Sambungkan Minimum Sistem dengan kabel downloader.

7. Buka sketch yang akan diupload.

8. Setting board, serial port dan programmer sesuai dengan yang digunakan.

9. Kemudian upload sketch dan tunggu hingga selesai.

10. Setelah upload selesai akan diketahui program berhasil di download apa tidak.

4.1.4 Hasil Pengujian

Dari percobaan di atas apabila terjadi proses upload program seperti Gambar 4.1 dan tidak ada comment yang menunjukan kegagalan dalam sambungan antara downloader dan minimum sistem maka proses upload program akan berjalan dengan baik yang di tandai dengan tampil comment seperti yang di tunjukan pada Gambar 4.2.


(46)

Gambar 4.2 Tampilan Comment saat Program Berhasil di Upload 4.2 Pengujian Arduino Uno

4.2.1 Tujuan Pengujian

Pengujian Arduino Uno bertujuan mengetahui apakah Arduino Uno dapat melakukan proses upload program sehingga dapat dinyatakan bahwa Arduino Uno dapat digunakan dan berjalan dengan baik.

4.2.2 Alat Yang Dibutuhkan 1. Rangkaian Arduino Uno. 2. Rangkaian Power. 3. Adaptor 12 Volt. 4. Komputer

4.2.3 Prosedur Pengujian

1. Hubungkan adaptor 12 Volt dengan rangkaian power. 2. Hubungkan Arduino Uno dengan rangkain power.

3. Hubungkan Arduino Uno dengan komputer menggunakan komunikasi serial. 4. Buka aplikasi arduino.

5. Buka sketch yang akan di upload.

6. Tekan menu upload pada aplikasi arduino dan tunggu hingga proses upload selesai.


(47)

4.2.4 Hasil Pengujian

Dari percobaan di atas apabila terjadi proses upload program seperti Gambar 4.3 dan tidak ada comment yang menunjukan kegagalan dalam sambungan antara komputer dan Arduino Uno maka proses upload program akan berjalan dengan baik yang di tandai dengan tampil comment seperti yang di tunjukan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.3 Tampilan Proses Download Arduino

Gambar 4.4 Tampilan Comment saat Arduino Berhasil di Download 4.3 Pengujian LCD (Liquid Cristal Display)

4.3.1 Tujuan Pengujian

Pengujian LCD (Liquid Cristal Display) bertujuan untuk mengetahui apakah LCD (Liquid Cristal Display) dapat terkoneksi dengan Mikrokontroler


(48)

dan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tampilan yang diharapkan program yang telah dibuat dan dapat digunakan.

4.3.2 Alat Yang Dibutuhkan

1. Rangkaian Arduino Uno.

2. LCD (Liquid Cristal Display).

3. Komputer.

4. Rangkaian I2C.

4.3.3 Prosedur Pengujian

1. Hubungkan rangkaian Arduino Uno dengan komputer.

2. Sambungkan LCD (Liquid Cristal Display) dengan rangkaian I2C.

3. Sambungkan rangkaian I2C dengan Arduino Uno.

4. Pastikan sketch telah di upload. 4.3.4 Hasil Pengujian

Dari percobaan di atas apabila LCD (Liquid Cristal Display)

menunjukkan tampilan yang sesuai dengan sketch yang telah dibuat dan di upload sebelumnya pada Arduino Uno seperti pada Gambar 4.5, maka dapat dikatakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dalam penelitian ini.


(49)

4.4 Pengujian RFID 4.4.1 Tujian Pengujian

Tujuan pengujian RFID ini adalah untuk memperoleh sampel hasil pembacaan RFID dan memastikan RFID dapat berjalan dengan baik untuk melakukan proses scan tag RFID.

4.4.2 Alat Yang Dibutuhkan

1. Komputer.

2. Rangkaian Arduino Uno.

3. RFID.

4. Tag RFID.

4.4.3 Prosedur Pengujian

1. Hubungkan rangkaian Arduino Uno dengan RFID.

2. Hubungkan Arduino Uno dengan komputer menggunakan komunikasi

serial.

3. Upload sketch uji RFID.

4. Uji RFID dengan menyentuhkan tag RFID pada RFID.

5. Jika sudah terlihat isi dari tag RFID, maka dapat disimpulkan bahwa RFID dapat berjalan dengan baik.

4.4.4 Hasil Pengujian

Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur pengujian RFID, maka diperoleh sampel data hasil pembacaan RFID dari beberapa sumber yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Dapat dipastikan pula RFID dapat berfungsi dengan baik untuk pembacaan tag RFID dan dapat digunakan pada penelitian ini.


(50)

Tabel 4.1 Hasil Sampel ID Pembacaan RFID

NO SUMBER PEMBACAAN RFID

HASIL 1 HASIL 2 HASIL 3 1. TAG 140 129 196 101 140 129 196 101 140 129 196 101

2. TAG 196 245 56 165 196 245 56 165 196 245 56 165

3. KTM 4 86 9 198 4 86 9 198 4 86 9 198

4. KTM 16 95 132 42 16 95 132 42 16 95 132 42 5. KTM 109 128 31 203 109 128 31 203 109 128 31 203 6. KTM 180 233 6 198 180 233 6 198 180 233 6 198 7. KTM 84 168 7 198 84 168 7 198 84 168 7 198 8. KTM 112 135 114 42 112 135 114 42 112 135 114 42 9. KTM 48 242 136 42 48 242 136 42 48 242 136 42 10. KTM 164 255 11 198 164 255 11 198 164 255 11 198 11. KTM 4 142 8 198 4 142 8 198 4 142 8 198 12. KTM 192 82 132 42 192 82 132 42 192 82 132 42 13. KTM 228 108 10 198 228 108 10 198 228 108 10 198 14. KTM 48 170 138 42 48 170 138 42 48 170 138 42 15. KTM 16 79 140 42 16 79 140 42 16 79 140 42 16. KTM 228 223 4 198 228 223 4 198 228 223 4 198 17. KTM 20 104 13 198 20 104 13 198 20 104 13 198 18. KTM 84 120 11 198 84 120 11 198 84 120 11 198 19. KTM 68 110 16 198 68 110 16 198 68 110 16 198 20. KTM 228 14 8 198 228 14 8 198 228 14 8 198 21. KTM 164 59 14 198 164 59 14 198 164 59 14 198 22. KTM 52 234 6 198 52 234 6 198 52 234 6 198 23. KTM 212 93 13 198 212 93 13 198 212 93 13 198 24. KTM 224 186 142 42 224 186 142 42 224 186 142 42 25. KTM 36 127 9 198 36 127 9 198 36 127 9 198 26. KTM 36 104 10 198 36 104 10 198 36 104 10 198 27. KTM 240 101 142 42 240 101 142 42 240 101 142 42 28. KTM 132 83 6 198 132 83 6 198 132 83 6 198 29. KTM 160 131 106 42 160 131 106 42 160 131 106 42 30. KTM 192 254 108 42 192 254 108 42 192 254 108 42

Kesimpulan dari Tabel 4.1 dengan melakukan scan RFID sebanyak 3 kali adalah mendapatkan hasil ID yang berbeda untuk setiap kartu sehingga kartu tidak akan tertukar satu dengan yang lainnya.

4.5 Pengujian Komunikasi I2C dan Penyimpanan EEPROM 4.5.1 Tujuan Pengujian

Pengujian Komunikasi I2C dan penyimpanan pada EEPROM ini bertujuan untuk mengetahui apakah komunikasi antara master dan slave dapat berjalan dengan baik. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan pengujian RFID dan LCD


(51)

penyimpanan pada EEPROM berjalan atau tidak serta memperoleh sampel data yang berhasil diproses. RFID dihubungkan dengan Arduino Uno, sedangkan LCD diakses oleh Mikrokontroller ATMega32 melalui rangkaian I2C.

4.5.2 Alat Yang Dibutuhkan

1. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega32.

2. Rangkaian Arduino Uno.

3. RFID.

4. tag RFID

5. LCD.

6. Rangkaian I2C.

7. Adaptor 12 Volt dan 5 Volt. 4.5.3 Prosedur Pengujian

1. Hubungkan adaptor 12 Volt dengan Arduino Uno dan 5 Volt dengan Mikrokontroller ATMega32.

2. Hubungkan Arduino Uno, Mikrokontroller ATMega32, LCD dan rangkaian

I2C.

3. Hubungkan RFID dengan Arduino Uno.

4. Pastikan program telah di upload.

5. Sentuhkan tag RFID ke RFID.

6. Kemudian pastikan data tampil pada LCD.

4.5.4 Hasil Pengujian

Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur di atas, maka didapatkan bahwa komunikasi I2C dan penyimpanan pada EEPROM berjalan


(52)

dengan baik dan hasil proses data yang dikirim, diterima dan disimpan pada EEPROM dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Sampel Data Proses Komunikasi I2C Dan Penyimpanan Pada EEPROM

NO ID KARTU DATA DIKIRIM MASTER DATA DITERIMA SLAVE DATA SIMPAN DANBACA EEPROM

1. 140 129 196 101 140 129 196 101 140 129 196 101 140 129 196 101

2. 196 245 56 165 196 245 56 165 196 245 56 165 196 245 56 165

3. 4 86 9 198 4 86 9 198 4 86 9 198 4 86 9 198

4. 16 95 132 42 16 95 132 42 16 95 132 42 16 95 132 42

5. 109 128 31 203 109 128 31 203 109 128 31 203 109 128 31 203

6. 180 233 6 198 180 233 6 198 180 233 6 198 180 233 6 198

7. 84 168 7 198 84 168 7 198 84 168 7 198 84 168 7 198

8. 112 135 114 42 112 135 114 42 112 135 114 42 112 135 114 42

9. 48 242 136 42 48 242 136 42 48 242 136 42 48 242 136 42

10. 164 255 11 198 164 255 11 198 164 255 11 198 164 255 11 198

11. 4 142 8 198 4 142 8 198 4 142 8 198 4 142 8 198

12. 192 82 132 42 192 82 132 42 192 82 132 42 192 82 132 42

13. 228 108 10 198 228 108 10 198 228 108 10 198 228 108 10 198

14. 48 170 138 42 48 170 138 42 48 170 138 42 48 170 138 42

15. 16 79 140 42 16 79 140 42 16 79 140 42 16 79 140 42

16. 228 223 4 198 228 223 4 198 228 223 4 198 228 223 4 198

17. 20 104 13 198 20 104 13 198 20 104 13 198 20 104 13 198

18. 84 120 11 198 84 120 11 198 84 120 11 198 84 120 11 198

19. 68 110 16 198 68 110 16 198 68 110 16 198 68 110 16 198

20. 228 14 8 198 228 14 8 198 228 14 8 198 228 14 8 198

21. 164 59 14 198 164 59 14 198 164 59 14 198 164 59 14 198

22. 52 234 6 198 52 234 6 198 52 234 6 198 52 234 6 198

23. 212 93 13 198 212 93 13 198 212 93 13 198 212 93 13 198

24. 224 186 142 42 224 186 142 42 224 186 142 42 224 186 142 42

25. 36 127 9 198 36 127 9 198 36 127 9 198 36 127 9 198

26. 36 104 10 198 36 104 10 198 36 104 10 198 36 104 10 198

27. 240 101 142 42 240 101 142 42 240 101 142 42 240 101 142 42

28. 132 83 6 198 132 83 6 198 132 83 6 198 132 83 6 198

29. 160 131 106 42 160 131 106 42 160 131 106 42 160 131 106 42

30. 192 254 108 42 192 254 108 42 192 254 108 42 192 254 108 42

Kesimpulan dari Tabel 4.2 adalah proses pengiriman data pada master, penerimaan data pada slave dan penulisan serta pembacaan data pada EEPROM memperoleh data yang sama yang membuktikan tidak ada kesalahan data pada

master dan slave.

4.6 Pengujian Komponen Slave 4.6.1 Tujuan Pengujian

Pengujian komponen slave ini terdiri dari solenoid door lock, limit switch, dan Led. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komponen slave dapat terintegrasi dan berjalan dengan baik.


(53)

4.6.2 Alat Yang Dibutuhkan

1. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega32.

2. Rangkaian Relay.

3. Limit Switch.

4. Solenoid Door Lock.

5. Rangkaian Led.

6. Adaptor 12 Volt dan 5 Volt. 4.6.3 Prosedur Pengujian

1. Hubungkan adaptor 5 Volt dengan Mikrokontroller ATMega32 dan limit

switch

2. Hubungkan limit switch dengan Mikrokontroller ATMega32.

3. Hubungkan rangkaian led dengan Mikrokontroller ATMega32.

4. Hubungkan solenoid door lock dengan rangkaian relay kemudian

hubungkan relay dengan Mikrokontroller ATMega32.

5. Setelah seluruh komponen telat terintegrasi dengan baik, pengujian dilakukan dengan melihat kondisi solenoid door lock terkunci atau tidak. 6. Jika limit switch limit switch ditekan, maka solenoid door lock akan terbuka

dan led akan menyala, begitu juga sebaliknya. 4.6.4 Hasil Pengujian

Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur pengujian di atas, maka didapatkan hasil bahwa komponen slave dapat berjalan dengan baik. Dengan pembuktian ketika limit switch ditekan, maka solenoid door lock akan terbuka dan led akan menyala, begitu juga sebaliknya.


(54)

4.7 Pengujian Sistem 4.7.1 Tujuan Pengujian

Pengujian keseluruhan sistem ini bertujuan untuk melihat kinerja sistem berdasarkan kondisi-kondisi yang akan diterima oleh locker. Dalam pengujian sistem ini akan dibuat beberapa skenario dimana dari kondisi tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah sistem dapat bekerja dengan baik atau tidak.

4.7.2 Alat Yang Dibutuhkan

1. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega32.

2. Rangkaian Arduino Uno.

3. RFID.

4. tag RFID

5. LCD.

6. Rangkaian I2C.

7. Adaptor 12 Volt dan 5 Volt. 8. Locker.

9. LED masing-masing locker.

10. Tombol Keluar.

11. Tombol masing-masing locker.

12. Rangkaian Relay.

13. Limit Switch.

14. Solenoid Door Lock.

4.7.3 Prosedur Pengujian


(55)

2. Lakukan skenario 1 yaitu kondisi locker dalam keadaan kosong. Kemudian lakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh. Skenario ini bertujuan untuk mengetahui apakah locker dapat diakses dan user mendapat

locker secara acak.

3. Lakukan skenario 2 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh. Lakukan

scan tag RFID yang sudah terdaftar sesuai skenario 1. Setelah itu pencet

tombol pada locker yang ditunjuk. Kemudian buka dan tutup locker. Ulangi skenario 2 sampai 5 kali. Skenario ini bertujuan untuk mengetahui bahwa

user hanya dapat mengakses locker yang telah terdaftar dengan tag

RFIDnya.

4. Lakukan skenario 3 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh. Lakukan

scan tag RFID yang belum terdaftar pada locker. Lakukan skenario 3

sampai 5 kali. Skenario ini bertujuan untuk mengetahui apakah locker bisa diakses oleh user lain yang belum terdaftar.

5. Lakukan skenario 4 yaitu kondisi awal locker dalam keadaan penuh. Lakukan scan tag RFID dan menekan tombol keluar secara bersama untuk mengeluarkan semua tag RFID yang terdaftar. Kemudian lakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh. Skenario ini bertujuan untuk mengetahui bahwa user dapat keluar dari locker dan locker dapat digunakan oleh user yang belum terdaftar.

6. Lakukan skenario 5 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh atau tidak penuh. Lakukan scan tag RFID yang belum terdaftar pada locker dan menekan tombol keluar secara bersama. Skenario ini bertujuan untuk


(56)

mengetahui bahwa user yang belum terdaftar tidak bisa keluar dari locker dan tidak akan menghapus pemilik locker yang sudah terdaftar.

4.7.4 Hasil Pengujian

1. Hasil skenario 1 yaitu kondisi yang di awali locker dalam keadaan kosong dan melakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bagaimana hasil nomer locker yang di peroleh masing-masing ID dari Tag RFID.

Tabel 4.3 Hasil Skenario 1

No ID Locker

1. 4 86 9 198 4

2. 36 76 10 198 1

3. 160 225 102 42 2

4. 224 90 140 142 3

Kesimpulan dari Tabel 4.3 yaitu user dapat mengakses locker jika masih ada yang kosong dan akan mendapat locker secara acak.

2. Hasil skenario 2 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh kemudian Tag RFID yang telah terdaftar dapat mengakses locker yang sesuai dengan nomer locker yang diperoleh dari skenario 1. Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali untuk memastikan satu buah ID dapat mengakses nomer locker yang sama, hasil dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Skenario 2

No ID Locker

Hasil 1 Hasil 2 Hasil 3 Hasil 4 Hasil 5

1. 4 86 9 198 4 4 4 4 4

2. 36 76 10 198 1 1 1 1 1

3. 160 225 102 42 2 2 2 2 2


(57)

Kesimpulan dari Tabel 4.4 yaitu user dengan ID yang sama akan mendapat

locker yang sama.

3. Hasil skenario 3 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh, kemudian RFID diakses oleh ID tag RFID lain yang belum terdaftar, dengan melakukan prosedur dari ID tag RFID yang telah terdaftar ketika ingin mengakses nomer locker dari ID tag RFID yang telah terdaftar. Hasil dari skenario 3 dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Skenario 3

No ID Locker Hasil 1 Hasil 2 Hasil 3 Hasil 4 Hasil 5

1. 196 245 56 165 0 0 0 0 0

2. 140 129 196 101 0 0 0 0 0

Kesimpulan dari Tabel 4.5 adalah tag RFID yang belum terdaftar tidak bisa mengakses locker. Angka 0 di Tabel 4.5 menandakan bahwa 2 tag RFID di atas belum terdaftar.

4. Hasil skenario 4 yaitu kondisi locker yang awalnya penuh, kemudian dilakukan prosedur dari ID tag RFID yang telah terdaftar untuk membuka

locker. Selanjutnya ID tag RFID lain yang belum terdaftar dapat

memperoleh nomer locker secara acak karena kondisi locker tidak lagi dalam keadaan penuh. Hasil acak dari nomer locker ID Tag RFID yang baru terdaftar dijabarkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Skenario 4

No ID Locker

1. 196 245 56 165 2 2. 140 129 196 101 1


(58)

Kesimpulan dari Tabel 4.6 adalah bahwa user yang sudah terdaftar dapat keluar dari locker. Hal ini dibuktikan dengan ID pada masing-masing locker berbeda dengan hasil skenario 1.

5. Hasil skenario 5 yaitu kondisi locker yang diawali dalam keadaan penuh atau tidak penuh, kemudian ID tag RFID yang belum terdaftar melakukan prosedur untuk keluar dari locker atau telah selesai menggunakan locker. Jika hasil pengujian sesuai dengan program maka ID tag RFID tersebut tidak dapat membuka locker, hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Skenario 5

No ID Pesan

Hasil 1 Hasil 2 Hasil 3 Hasil 4 Hasil 5

1. 4 86 9 198 0 0 0 0 0

2. 160 225 102 42 0 0 0 0 0

Kesimpulan dari Tabel 4.7 adalah user yang belum terdaftar tidak bisa keluar dari locker. Angka 0 pada Tabel di atas menunjukkan bahwa tag RFID tersebut belum terdaftar dan akan menampilakan pesan pada LCD serta tidak akan menghapus daftar pemilik locker saat itu yang tersimpan dalam EEPROM. Sehingga daftar pemilik locker tetap dan akan dibuktikan pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Daftar Pemilik Locker 3. 36 76 10 198 3 4. 224 90 140 42 4

No ID Locker

1. 196 245 56 165 2 2. 140 129 196 101 1 3. 36 76 10 198 3 4. 224 90 140 42 4


(59)

4.8 Hasil Analisa Keseluruhan Sistem

Berdasarkan pengujian-pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa akan ada 5 skenario atau kondisi yang mungkin terjadi pada sistem locker otomatis. Kondisi-kondisi tersebuat adalah :

1. Skenario 1 yaitu kondisi yang di awali locker dalam keadaan kosong dan melakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh.

2. Skenario 2 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh kemudian Tag RFID

yang telah terdaftar dapat mengakses locker yang sesuai dengan nomer

locker yang diperoleh dari kondisi yang di awali locker dalam keadaan

kosong dan melakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh. 3. Skenario 3 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh, kemudian RFID

diakses oleh ID tag RFID lain yang belum terdaftar, dengan melakukan prosedur dari ID tag RFID yang telah terdaftar ketika ingin mengakses nomer locker dari ID tag RFID yang telah terdaftar.

4. Skenario 4 yaitu kondisi yang diawali locker dalam keadaan penuh. Lakukan scan tag RFID dan menekan tombol keluar secara bersama untuk mengeluarkan semua tag RFID yang terdaftar. Kemudian lakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh.

5. Skenario 5 yaitu kondisi locker yang diawali dalam keadaan penuh atau tidak penuh, kemudian ID tag RFID yang belum terdaftar melakukan prosedur untuk keluar dari locker atau telah selesai menggunakan locker. Dari semua kondisi yang telah diuji, dapat dikatakan semua kondisi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan program yang telah dibuat selama user melakukan seluruh prosedur penggunaan rancang bangun dengan benar. Sistem


(60)

ini akan mempermudah user ketika akan menggunakan dan mencari locker yang akan digunakan. Selain itu juga komunikasi I2C antara mikrokontroler master dengan mikrokontroler slave telah berjalan dengan baik, terbukti dari hasil-hasil proses pengiriman data yang dilakukan, begitu juga sebaliknya.


(61)

52 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perancangan sistem dan seluruh pengujian yang telah dilakukan untuk semua kondisi dan beberapa kondisi dilakukan secara berulang untuk memastikan hasil yang valid sesuai program yang telah dibuat pada rancang bangun locker otomatis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Sistem ini dirancang untuk mempermudah pengguna locker dengan

menggunakan RFID. karena menggunakan RFID maka siapapun dapat menggunakan locker selama memiliki kartu RFID atau tag RFID dan locker tidak dalam keadaan penuh. Sesuai pengujian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata keberhasilan pembacaan tag RFID oleh RFID reader sebesar 100%.

2. Perancangan locker otomatis menggunakan lebih dari 1 mikrokontroler, sehingga dibutuhkan komunikasi antar mikrokontroler agar dapat terhubung dengan baik. Komunikasi yang digunakan antar mikrokontroler pada

perancangan adalah komunikasi I2C. Sesuai pengujian yang telah

dilakukan, diperoleh rata-rata keberhasilan komunikasi antara master dan

slave sebesar 100%.

3. Jika user sudah selesai menggunakan locker, user hanya melakukan scan


(62)

5.2 Saran

Dari perancangan yang telah dilakukan dan melekukan pengujian-pengujian yang dibutuhkan, masih terdapat hal yang dapat di tambahkan agar hasil rancangan lebih baik lagi, saran dari rancangan ini adalah :

1. Diperlukan penambahan per (pegas) yang sesuai pada pintu locker agar sistem yang di buat benar-benar berjalan secara otomatis. Per ini bertujuan untuk membuka pintu locker secara otomatis dan menghilangkan proses delay yang ada pada program.

2. Penggunaan RTC (Real Time Clock) bisa ditambahkan untuk monitoring

user mana yang menggunakan locker lebih dari satu hari.

3. Untuk keamanan locker, bisa ditambahkan beberapa sensor tambahan. Seperti pemberian password, penggunaan Fingerprint, Buzzer, dll.


(63)

54

Achyat, Muhammad B.P. 2014. Rumah Pintar Berbasis Pesan Singkat dengan Menggunakan Mikrokontroler Arduino, Jurnal Institut Pertanian Bogor.

Bishop, Owen. 2004. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga.

Diredja, Denny Darmawan. 2010. Perancangan Sistem Pengaman Pintu Menggunakan RFID Tag Card dan Pin Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega 8535, Jurnal Fakultas Elektro dan Komunikasi-Institut Teknologi Telkom.

Firmansyah. Rancang Bangun Sistem Kontrol Penggerak Panel Sel Surya Berbasis Programmable Logic Controller, Jurnal Politeknik Swadharma.

Guntoro, Helmi. 2013. Rancang Bangun Magnetic Door Lock Menggunakan

Keypad Dan Solenoid Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno, Jurnal

FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.

Jasaseoku.com. 2012. Locker - Brankas: Solusi Terbaik untuk Amankan Benda dan Arsip Berharga Anda. [Online]. (http://www.jasaseoku.com/ news/read/locker-brankas-solusi-terbaik-untuk-amankan-benda-dan-arsip-berharga-anda.html, di akses tanggal 7 Maret 2016).

Madhawirawan, Ahwadz Fauzi. 2012. Trainer Mikrokontroler Atmega32 Sebagai Media Pembelajaran Pada Kelas XI Program Keahlian Audio Video Di Smk Negeri3 Yogyakarta, Jurnal UNY Yogyakarta.

Melalolin, Ivan C. 2013. Rancang Bangun Brankas Pengaman Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S52, Jurnal Universitas Komputer Indonesia.


(64)

Mulyawan, I Gede Satya. 2008. Flexible Key Room Pada Hotel Dengan Pengontrolan Terpusat, Jurnal Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya

Pratama, A.D., Riyanto , J.A., Darajad, R. Z. (2015). Pemadam Cerdas Lcd Proyektor Dengan Mikrokontroler Arm Nuc120, Jurnal Program Studi Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Semarang.

Priyambodo, Fidelis Agus. 2014. Rancang Bangun Sistem Pengunci Otomatis Dengan Kendali Akses Menggunakan RFID CARD dan password berbasis mikrokontroler Atmega 16, Jurnal Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kanjuruhan Malang.

Stevanus, S., Can, I., Hermanto, D., &Widianto, E.P., (2012). Usb Password Generator Berbasis ATMega8 Untuk Autentifikasi User, Jurnal STMIK GI MDP.

Sulistyo, Eko. 2014. Rancang Bangun Robot Pemadam Api Menggunakan Komunikasi I2C, Jurnal Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta.


(1)

4.8 Hasil Analisa Keseluruhan Sistem

Berdasarkan pengujian-pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa akan ada 5 skenario atau kondisi yang mungkin terjadi pada sistem locker otomatis. Kondisi-kondisi tersebuat adalah :

1. Skenario 1 yaitu kondisi yang di awali locker dalam keadaan kosong dan melakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh.

2. Skenario 2 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh kemudian Tag RFID yang telah terdaftar dapat mengakses locker yang sesuai dengan nomer locker yang diperoleh dari kondisi yang di awali locker dalam keadaan kosong dan melakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh. 3. Skenario 3 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh, kemudian RFID

diakses oleh ID tag RFID lain yang belum terdaftar, dengan melakukan prosedur dari ID tag RFID yang telah terdaftar ketika ingin mengakses nomer locker dari ID tag RFID yang telah terdaftar.

4. Skenario 4 yaitu kondisi yang diawali locker dalam keadaan penuh. Lakukan scan tag RFID dan menekan tombol keluar secara bersama untuk mengeluarkan semua tag RFID yang terdaftar. Kemudian lakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh.

5. Skenario 5 yaitu kondisi locker yang diawali dalam keadaan penuh atau tidak penuh, kemudian ID tag RFID yang belum terdaftar melakukan prosedur untuk keluar dari locker atau telah selesai menggunakan locker. Dari semua kondisi yang telah diuji, dapat dikatakan semua kondisi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan program yang telah dibuat selama user melakukan seluruh prosedur penggunaan rancang bangun dengan benar. Sistem


(2)

51

ini akan mempermudah user ketika akan menggunakan dan mencari locker yang akan digunakan. Selain itu juga komunikasi I2C antara mikrokontroler master dengan mikrokontroler slave telah berjalan dengan baik, terbukti dari hasil-hasil proses pengiriman data yang dilakukan, begitu juga sebaliknya.


(3)

52 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perancangan sistem dan seluruh pengujian yang telah dilakukan untuk semua kondisi dan beberapa kondisi dilakukan secara berulang untuk memastikan hasil yang valid sesuai program yang telah dibuat pada rancang bangun locker otomatis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Sistem ini dirancang untuk mempermudah pengguna locker dengan menggunakan RFID. karena menggunakan RFID maka siapapun dapat menggunakan locker selama memiliki kartu RFID atau tag RFID dan locker tidak dalam keadaan penuh. Sesuai pengujian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata keberhasilan pembacaan tag RFID oleh RFID reader sebesar 100%.

2. Perancangan locker otomatis menggunakan lebih dari 1 mikrokontroler, sehingga dibutuhkan komunikasi antar mikrokontroler agar dapat terhubung dengan baik. Komunikasi yang digunakan antar mikrokontroler pada perancangan adalah komunikasi I2C. Sesuai pengujian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata keberhasilan komunikasi antara master dan slave sebesar 100%.

3. Jika user sudah selesai menggunakan locker, user hanya melakukan scan tag RFID sambil menekan tombol keluar.


(4)

53

5.2 Saran

Dari perancangan yang telah dilakukan dan melekukan pengujian-pengujian yang dibutuhkan, masih terdapat hal yang dapat di tambahkan agar hasil rancangan lebih baik lagi, saran dari rancangan ini adalah :

1. Diperlukan penambahan per (pegas) yang sesuai pada pintu locker agar sistem yang di buat benar-benar berjalan secara otomatis. Per ini bertujuan untuk membuka pintu locker secara otomatis dan menghilangkan proses delay yang ada pada program.

2. Penggunaan RTC (Real Time Clock) bisa ditambahkan untuk monitoring user mana yang menggunakan locker lebih dari satu hari.

3. Untuk keamanan locker, bisa ditambahkan beberapa sensor tambahan. Seperti pemberian password, penggunaan Fingerprint, Buzzer, dll.


(5)

54

Achyat, Muhammad B.P. 2014. Rumah Pintar Berbasis Pesan Singkat dengan Menggunakan Mikrokontroler Arduino, Jurnal Institut Pertanian Bogor.

Bishop, Owen. 2004. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga.

Diredja, Denny Darmawan. 2010. Perancangan Sistem Pengaman Pintu Menggunakan RFID Tag Card dan Pin Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega 8535, Jurnal Fakultas Elektro dan Komunikasi-Institut Teknologi Telkom.

Firmansyah. Rancang Bangun Sistem Kontrol Penggerak Panel Sel Surya Berbasis Programmable Logic Controller, Jurnal Politeknik Swadharma.

Guntoro, Helmi. 2013. Rancang Bangun Magnetic Door Lock Menggunakan Keypad Dan Solenoid Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno, Jurnal FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.

Jasaseoku.com. 2012. Locker - Brankas: Solusi Terbaik untuk Amankan Benda dan Arsip Berharga Anda. [Online]. (http://www.jasaseoku.com/ news/read/locker-brankas-solusi-terbaik-untuk-amankan-benda-dan-arsip-berharga-anda.html, di akses tanggal 7 Maret 2016).

Madhawirawan, Ahwadz Fauzi. 2012. Trainer Mikrokontroler Atmega32 Sebagai Media Pembelajaran Pada Kelas XI Program Keahlian Audio Video Di Smk Negeri3 Yogyakarta, Jurnal UNY Yogyakarta.

Melalolin, Ivan C. 2013. Rancang Bangun Brankas Pengaman Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S52, Jurnal Universitas Komputer Indonesia.


(6)

55

Mulyawan, I Gede Satya. 2008. Flexible Key Room Pada Hotel Dengan Pengontrolan Terpusat, Jurnal Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya

Pratama, A.D., Riyanto , J.A., Darajad, R. Z. (2015). Pemadam Cerdas Lcd Proyektor Dengan Mikrokontroler Arm Nuc120, Jurnal Program Studi Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Semarang.

Priyambodo, Fidelis Agus. 2014. Rancang Bangun Sistem Pengunci Otomatis Dengan Kendali Akses Menggunakan RFID CARD dan password berbasis mikrokontroler Atmega 16, Jurnal Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kanjuruhan Malang.

Stevanus, S., Can, I., Hermanto, D., &Widianto, E.P., (2012). Usb Password Generator Berbasis ATMega8 Untuk Autentifikasi User, Jurnal STMIK GI MDP.

Sulistyo, Eko. 2014. Rancang Bangun Robot Pemadam Api Menggunakan Komunikasi I2C, Jurnal Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta.