PA : Prosedur Permintaan dan Pendistribusian Barang Pada Departemen Logistik PT Campina Ice Cream Industry Surabaya.

(1)

SURABAYA

PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Ahli Madya Komputer

Disusun Oleh:

NAMA : DESINATALIA AYU KRISTANTI NIM : 08390150025

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputerisasi Perkantoran dan Kesekretariatan SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

Permintaan dan pendistribusian barang merupakan faktor utama dalam kegiatan ekonomi dalam suatu perusahaan. Untuk itu, tujuan penulisan laporan proyek akhir ini adalah untuk mengetahui prosedur permintaan dan pendistribusian barang di PT Campina Ice Cream Industry Surabaya, untuk mengetahui bagaimana sistem atau aturan yang diterapkan oleh PT Campina Ice Cream Industry Surabaya dalam mengelola permintaan dan pendistribusian barang agar dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Dalam penulisan laporan proyek akhir ini, penulis menggunakan metode observasi (pengamatan langsung), wawancara dan studi literatur di tempat kerja praktek. Penulis melakukan pengamatan secara mendetail mengenai bagaimana proses dan alur kegiatan permintaan barang dan pendistribusian barang perusahaan. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan staff di Departemen Logistik, tempat dimana penulis melakukan kerja praktek, melakukan kunjungan ke perpustakaan untuk mencari sumber dan referensi yang mendukung pembuatan laporan, dan juga melakukan browsing di internet untuk melengkapi data-data yang diperlukan.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, penerapan sistem dalam proses permintaan barang dan proses pendistribusian barang sangat baik. Karena sistem yang digunakan menerapkan sistem SOP (Standard Operating Procedure) baik dokumen maupun proses kerja yang dilakukan. Selain dengan adanya sistem SOP (Standard Operating Procedure) kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan cepat.

Kata kunci : permintaan barang, distribusi barang , SOP (Standard Operating Procedure)


(3)

x

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 4

1.3.Batasan Masalah ... 4

1.4.Tujuan ... 4

1.5.Manfaat ... 5

1.6.Sistematika Penulisan ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 8

2.1.Gambaran Umum PT Campina Ice Cream Industry ... 8

2.1.1.Sejarah PT Campina Ice Cream Industry ... 8

2.1.2.Visi, Misi dan Komitmen PT. Campina Ice Cream Industry ... 10

2.1.3.Kebijakan Mutu PT. Campina Ice Cream Industry ... 12

2.1.4.Logo PT. Campina Ice Cream Industry ... 13

2.1.5.Jenis Usaha Yang Dikelola ... 14

2.1.6.Produk PT Campina Ice Cream Industry ... 15

2.1.7.Struktur Organisasi ... 17


(4)

xi

2.2.3.Denah Kantor Bawah Departemen Logistik ... 29

BAB III LANDASAN TEORI ... 30

3.1.Microsoft Word ... 30

3.1.1 Fitur – fitur Microsoft Word... 31

3.1.2.Navigasi Microsoft Word ... 33

3.2.Microsoft Excel 2007 ... 35

3.3.Sistem Pembelian Persediaan ... 39

3.3.1.Prosedur pembelian ... 40

3.3.2.Dokumen-Dokumen yang Digunakan ... 43

3.3.3.Jenis-Jenis Persediaan ... 45

3.3.4.Sistem Pencatatan Persediaan ... 45

3.3.5.Metode Penilaian Persediaan ... 46

3.4.Pengertian Distribusi Barang ... 47

3.4.1.Fungsi Saluran Distribusi Barang ... 49

3.4.2.Jenis Saluran Distribusi Barang ... 50

3.4.3.Efektivitas saluran distribusi ... 54

3.5.Sistem manajemen pergudangan ... 60

3.5.1.Pengertian gudang ... 61

3.5.2.Operasi-operasi pergudangan ... 63

3.5.3.Klasifikasi persediaan dalam gudang ... 65

BAB IV METODE DAN PEMBAHASAN ... 67


(5)

xii

PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya ... 68

4.2.2.Prosedur Pendistribusian Barang PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya ... 86

BAB V PENUTUP ... 106

5.1.Kesimpulan ... 106

5.2.Saran ... 107


(6)

xiii

Halaman

Gambar 2. 1 Logo PT. Campina Ice Cream Industry ... 13

Gambar 2. 2. Struktur Organisasi PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya .. 17

Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Departemen Logistik ... 19

Gambar 2. 4 Denah Lokasi Ruang Kantor Departemen Logistik (Bawah) ... 29

Gambar 3. 1 Antar Muka Microsoft Word 2007... 32

Gambar 3. 2 Antar muka Microsoft Excel 2007 ... 36

Gambar 4. 1 Flow Chart Permintaan barang ... 69

Gambar 4.2 Jadwal pengiriman dari supplier ... 71

Gambar 4. 3 Contoh surat jalan penerimaan barang ... 72

Gambar 4. 4 Stempel PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya ... 73

Gambar 4. 5 Memo Kiriman ... 73

Gambar 4. 6 Gambar Form Lot Number ... 74

Gambar 4. 7 Tahap awal migo ... 76

Gambar 4. 8 Tahap pengisian jumlah barang... 77

Gambar 4. 9 Tahap pengisian kotak isian Good Recepient dan Text ... 78

Gambar 4. 10 Kotak dialog Log On ... 79

Gambar 4. 11 Kotak isian User ... 79

Gambar 4. 12 Kotak isian Password ... 80

Gambar 4. 13 Kotak dialog Lisence Information for Multiple Logon ... 80

Gambar 4. 14 Kotak Dialog SAP Easy Access ... 81


(7)

xiv

Gambar 4. 18 Kotak Dialog Print Screen List ... 84

Gambar 4. 19 Contoh Bon Migo ... 85

Gambar 4. 20 Flow Chart Pendistribusian barang ... 87

Gambar 4. 21 Form Laporan Delivery Product ... 88

Gambar 4. 22 Form Rencana Keberangkatan ... 89

Gambar 4. 23 Form Rencana Trayek ... 90

Gambar 4. 24 Form Permintaan Produk ... 91

Gambar 4. 25 Form Surat Tugas ... 93

Gambar 4. 26 Form STO (Stock Transfer Order) ... 94

Gambar 4. 27 SAP Easy Access ... 95

Gambar 4. 28 Kotak Isian Document Date dan Posting Date ... 96

Gambar 4. 29 Tahap Memasukkan ID Purchase Order (PO) ... 97

Gambar 4. 30 Kotak Isian Recepient... 98

Gambar 4. 31 Kotak Isian Text ... 99

Gambar 4. 32 Kotak Dialog Overview ... 100

Gambar 4. 33 Kotak dialog Inisial Screen ... 101

Gambar 4. 34 Kotak Dialog Stock Transfer Slip ... 102

Gambar 4. 35 Kotak Isian Note ... 103


(8)

xv

Halaman

Lampiran I Kartu Bimbingan ... 111

Lampiran II Garis Besar Rencana Kerja Mingguan ... 112

Lampiran III Acuan Kerja ... 114

Lampiran IV Log Harian dan Catatan Acuan Kerja ... 115


(9)

(10)

1

Pada Bab I ini Penulis akan membahas beberapa pokok bahasan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini tidak ada sistem transaksi yang tidak membutuhkan teknologi informasi khususnya komputer untuk transaksi dan pembuatan laporan. Teknologi informasi bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah seluruh kegiatan bisnis. Sistem Informasi Distribusi Barang adalah salah satu sistem yang dikembangkan untuk mencatat segala transaksi dan keluar masuknya barang, menentukan harga barang dari berbagai pembelian, serta mencetak berbagai laporan transaksi penjualan, pembelian dan stok barang. Penggunaan sistem informasi pada perusahaan distributor, akan sangat membantu perusahaan dalam setiap transaksi penjualan dan pembelian, karena informasi stok barang yang sebenarnya pada gudang akan dapat diketahui dengan cepat karena setiap permintaan barang yang keluar atau masuk juga tercatat dengan baik pada sistem database.

Untuk menciptakan keunggulan berkompetisi, perusahaan tidak lagi bisa mengandalkan cara-cara tradisional dalam mendistribusikan produk-produk mereka. Perkembangan teknologi dan inovasi manajemen distribusi memungkinkan perusahaan untuk menciptakan kecepatan waktu kirim serta


(11)

efisiensi yang tinggi dalam jaringan distribusi mereka. Demikian juga teknik-teknik-teknik yang inovatif seperti crossdocking, flow through distribution, dan penggunaan Third Party Logistic (jasa logistik pihak ketiga) untuk kegiatan distribusi adalah sebagian dari pendekatan-pendekatan modern yang menciptakan banyak keunggulan dalam manajemen distribusi dan transportasi.

Di era saat ini setiap perusahaan maupun organisasi berkembang atau perusahaan berskala besar yang bergerak di berbagai bidang, memiliki konsep manajemen distribusi yang mengalami evolusi ke arah yang lebih luas dan lebih terintegarsi baik dengan fungsi-fungsi lain dalam perusahaan itu sendiri atau dengan organisasi lain di luar perusahaan. Kemajuan dalam pengelolaan pengiriman barang ini tidak lepas oleh adanya perkembangan teknologi canggih seperti sekarang ini yang telah memungkinkan pengembangan produk baru bisa berlangsung dengan cepat. Kompetisi di pasar menjadi sangat ketat dan pemasaran menjadi lebih kompleks. Hal ini semakin menuntut adanya sistem distribusi yang terintegrasi.

Kemajuan jaman baik dalam teknologi bidang komunikasi dan transportasi juga mengharuskan suatu perusahaan atau organisasi untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Dengan diciptakannya teknologi yang mampu bersaing di jaman yang serba canggih ini, membuat hasil yang ingin kita capai pada akhirnya maksimal dengan proses penyelesaian yang efektif dan efisien, begitu juga dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih yang dapat menimbulkan dampak yang dahsyat dalam sistem pendistribusian barang. Dengan kemajuan teknologi sekarang maka sistem pendistribusian barang yang disiapkan juga harus dapat memenuhi tuntutan jaman. Untuk dapat mengelola


(12)

pendistribusian barang diperlukan informasi dan data yang akurat, teliti, tepat dan cepat dalam penangannya.

Mengingat begitu pentingnya peranan pendistribusian barang, karena pendistribusian barang merupakan faktor utama dalam kegiatan ekonomi dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, untuk menciptakan sistem pendistribusian barang yang baik maka diperlukan orang-orang yang dalam dapat mengelola proses distribusi barang dan dapat menjalin kerjasama dengan distributor-distributor yang lain.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan sistem pendistribusian barang mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan mengingat bahwa tercapainya tujuan ekonomi perusahaan sangat tergantung dari pengelolaan pendistribusian barang yang baik dan sesuai. Pengelolaan pendistribusian barang menentukan arah maupun ukuran untuk menilai sampai seberapa jauh usaha yang sudah dilaksanakan maupun yang sudah berhasil. Jadi tanpa adanya pengelolaan pendistribusian barang yang baik, kegiatan ekonomi perusahaan akan terganggu.

Berdasarkan pentingnya permintaan dan pendistribusian barang bagi perusahaan maka Penulis tertarik untuk mengangkat judul “ PROSEDUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DAN PERMINTAAN BARANG PADA PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY “.


(13)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur permintaan barang sebagai bahan baku pembuatan ice cream pada supplier PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya?

2. Bagaimana proses pendistribusian produk ice cream pada perusahaan PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya?

1.3. Batasan Masalah

Agar laporan proyek akhir ini tersampaikan dengan baik dan memberikan gambaran dengan jelas kepada pihak lain, maka laporan ini akan menfokuskan pada :

1. Prosedur permintaan barang pada supplier PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya.

2. Prosedur pendistribusian barang pada PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya.

1.4. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proyek akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisa prosedur permintaan barang pada supplier PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya.

2. Menganalisa prosedur pendistribusian barang pada PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya.


(14)

3. Melatih kemampuan kerjasama dan kedisplinan waktu baik dengan staff PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya.

1.5. Manfaat

Adapun manfaat yang diberikan dalam proyek akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui alur atau tahap prosedur permintaan barang pada supplier pada PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya.

2. Mengetahui alur atau tahap prosedur pendistribusian barang pada PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya.

3. Mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya.

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan proyek akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan dalam Penulisan Proyek Akhir yang dikemukakan oleh Penulis, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika Penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini Penulis memberi gambaran umum tentang Company Profile tempat dilakukannya kerja praktek yaitu PT Campina Ice Cream Surabaya. Company profile tersebut menjelaskan tentang


(15)

sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan, jenis usaha yang dikelola perusahaan tersebut, serta uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan dalam perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori yang digunakan Penulis sebagai penunjang dalam menyelesaikan tugas selama Kerja Praktek. Pada bab ini membahas tentang teori atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah yang dikemukakan dalam Penulisan proyek akhir ini.

BAB IV METODE DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi mengenai uraian tugas-tugas yang dikerjakan oleh Penulis, masalah dan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh Penulis dan juga berisi hasil-hasil kerja praktek dan pembahasannya yang dikerjakan Penulis selama melakukan kerja praktek secara detail pada Departemen Logistics PT. Campina Ice Cream Industry.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari kegiatan yang dilakukan Penulis kepada bagian yang dibahas dan solusi agar dapat dikembangkan dengan lebih baik dan diharapkan pula dapat bermanfaat bagi pembaca.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Berisi judul dan pengarang buku yang telah digunakan sebagai penunjang dalam Penulisan proyek akhir ini.

LAMPIRAN

Bagian lampiran ini berisikan absensi Penulis, tugas yang diselesaikan Penulis selama mengikuti kerja praktek, beberapa contoh yang mendukung dalam pembuktian hasil kerja selama kerja praktek di Departemen Logistics PT. Campina Ice Cream Industry.


(17)

8

17

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum PT Campina Ice Cream Industry 2.1.1. Sejarah PT Campina Ice Cream Industry

PT. Campina Ice Cream Industry merupakan perusahan yang berstatus PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri ) dan dibawah pengawasan departemen perindustrian dengan SK Menteri Perindustrian No. 0271/reg/01/kanwil B.1/4.1/105-13/II/74. Usaha ini diawali pada tgl 22 Juli 1972 oleh keluarga Bapak Darmo Hadi Pranoto. Bapak Pranoto memulai usahanya dengan memproduksi Ice Cream secara Home Industry. Produk es krim hasil usahanya ini diberi merek “

CAMPINA” yang berasal dari kata “Campiun atau Champion” yang berarti juara

dan “NA” yang berarti di mana – mana. Gambar logo PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY yang terdapat di lampiran 1. Pada saat itu, usaha tersebut masih berupa pabrik es kecil – kecilan dengan nama “CV. PRANOTO” yang berlokasi di samping rumah keluarga Bapak Pranoto di daerah Gembong Sawah, sedangkan hasil produksinya hanya berupa es krim cup.

Pada awal berdirinya, perusahaan CAMPINA tidak menemui hambatan dalam pemasarannya, bahkan langsung dapat diterima oleh masyarakat dan menjadi es krim kebanggaan nasional, khususnya bagi Surabaya karena merupakan produk es krim nasional yang terbaik. Proses pemasaran ynag dirintis untuk memasarkan produk “Campina” pada saat awal berdirinya sangat sederhana yaitu dengan menjual dengan menggunakan sepeda, penjual berkeliling dari kampung ke kampung. Namun berkat tekat yang gigih, usaha keluarga ini


(18)

berkembang dengan pesat. Pada tahun 1973, pemasaran produk ice cream ”Campina” mulai menjangkau luar kota Surabaya. Pada tahun 1974 perusahaan berkembang semakin pesat hingga menarik perhatian Gubernur Jawa timur yang pada saat itu di jabat oleh Muh. Noer. Oleh karena itu, beliau meninjau sendiri Home industry tersebut, untuk mengetahui bagaimana sebuah home industry dapat menembus pasar sampai keluar dari kota Surabaya dengan kualitas produk yang baik.

Permintaan akan produk es krim yang cukup besar menjanjikan prospek yang cerah bagi perkembangan perusahaan. Pada tahun 1976 setelah usaha berkembang dengan cukup pesat, diadakan pengembangan home industry. Seluruh bangunan rumah dijadikan pabrik kecil bersamaan dengan penambahan sejumlah mesin baru. Perkembangan berikutnya yang terjadi bahkan menyebabkan tempat usaha yang sudah ada dianggap tidak mencukupi lagi. Oleh sebab itu, pada tahun 1982 diadakan pemindahan lokasi pabrik ke rungkut industri (lokasi PT. SIER) tepatnya di jalan Rungkut Industri II/15-17 Surabaya. Pada waktu itu produk es krim ”Campina” sudah menjadi produk Nomor satu di Indonesia. Setelah tahun 1982 perkembangan perusahaan mengalami masa istirahat.

Pada sekitar tahun 1990 perusahan mengalami penurunan jumlah produksi yang disebabkan oleh menurunnya aktivitas perekonomian di Indonesia, selain itu mulailah berdatangan para kompetitor dari luar negeri dengan memakai bendera perusahaan multinasional yang memakai mesin-mesin yang sama dengan yang dimiliki Campina Ice Cream. Hal ini menyebabkan, Bapak Pranoto mengubah CV. Pranoto menjadi PT dengan nama PT. Pranoto Panca Jaya. Namun ini pun


(19)

masih belum dirasakan cukup. Agar tidak kalah dalam persaingan dengan kompetitior lain terutama dala hal modal, Bapak Pranoto menggandeng investor dalam negeri yang bernama Bapak Sabana Prawira Widjadja. Kerja sama ini mengakibatkan perubahan nama perusahaan tersebut dari PT. Pranoto Panca Jaya menjadi PT. Campina Ice Cream Industry pada tahun 1994.

PT. Campina Ice Cream Industry melakukan berbagai pembenahan untuk menghadapi persaingan dengan produsen – produsen es krim yang lain. Cara yang ditempuh adalah mendatangkan mesin – mesin dengan kapasitas yang lebih besar dan canggih, meningkatkan kondisi bangunan yang diiringi dengan perluasan lokasi sebesar 1400 m2, membangun gudang penyimpanan es krim yang lebih besar, menyempurnakan alat – alat laboratorium dan pengendalian mutu, serta pengembangan dibidang armada pengangkutan atau pengiriman es krim sebagai sarana pemasaran PT. Campina Ice Cream Industry sampai saat ini masih terus mengadakan pembenahan di segala bidang agar dapat ikut bersaing dalam kancah perdagangan bebas.

2.1.2. Visi, Misi dan Komitmen PT. Campina Ice Cream Industry A. Visi

Di tengah suasana perekonomian negara yang masih belum menentu ditambah perkembangan situasi politik yang tidak menguntungkan, ada hal yang tetap memberi harapan bahwa memasuki tahun 2003 dunia industri Indonesia akan mengalami perkembangan yang mengembirakan, demikianlah prediksi para ekonom Indonesia.

Memasuki abad milenium, Direksi PT. Campina Ice Cream Industry telah menetapkan visi perusahaan ke depan adalah :


(20)

”Menjadikan PT. Campina Ice Cream Industry sebagai salah satu produsen es krim dan makanan beku yang terbaik dan terbesar di Indonesia dengan senantiasa mengutamakan kepuasan para pelanggan saham dan para karyawan, serta memegang teguh prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan”.

B. Misi

Bertitik tolak dari Visi yang telah ditetapkan, seluruh jajaran staf, karyawan dan Direksi PT. Campina Ice Cream Industry merapatkan barisan mengatur langkah ke depan dalam mengemban Misi Perusahaan yaitu :

“Memiliki kepekaan tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar dan pelanggan, mengoptimalkan seluruh sumber daya dan aset perusahaan guna memberikan nilai lebih sebagai wujud pertanggungjawaban kepada para pemilik saham serta menjalankan usaha dengan memperhatikan lingkungan alam dan masyarakat sekitar”.

C. Komitmen

Produk-produk es krim dan makanan beku dari PT. Campina Ice Cream Industry yang dinikmati oleh para pelanggan, dihasilkan setelah melampaui serangkaian proses produksi yang menggunakan bahan baku berkualitas tinggi, dikerjakan oleh para tenaga kerja terdidik dan telah melalui uji mutu yang ketat agar produk selalu tersaji dengan baik.

Di tengah persaingan usaha yang ketat di bidang industri makanan beku serta munculnya pelaku-pelaku pasar yang baru, menjadikan PT. Campina Ice Cream Industry khususnya divisi riset dan perkembangan produk senantiasa melakukan inovasi dengan menciptakan brand-brand baru dan mengeluarkan


(21)

kemasan baru dengan visualisasi yang menarik untuk produk ukuran Family dan Mini Pack.

Untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan para pelanggan serta mitra, PT. Campina Ice Cream Industry memiliki agenda kegiatan tahunan baik promosi, layanan masyarakat serta bekerjasama dengan institusi pemerintah maupun organisasi masyarakat untuk secara berkala mengadakan kegiatan promosi dan pertemuan di berbagai daerah di tanah air.

Dukungan para pelangan, mitra usaha serta masyarakat pada umumnya menjadikan PT. Campina Ice Cream Industry sebagai salah satu perusahaan es krim terkemuka yang hingga kini tetap melakukan konsolidasi agar menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pasar dan menungkatkan kemampuan produksi sesuai permintaan yang terus meningkat.

2.1.3. Kebijakan Mutu PT. Campina Ice Cream Industry

Berikut merupakan kebijakan mutu PT Campina Ice Cream Industry yaitu sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan terbaik guna meningkatkan kepuasan pelanggan 2. Berkomitmen untuk selalu meningkatkan standar kualitas

3. Selalu mengutamakan faktor keamanan pangan dan kehalalan 4. Mematuhi semua peraturan yang berlaku

PT. Campina Ice Cream Industry senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan dengan berkomitmen untuk selalu mengembangkan dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu secara berkesinambungan guna meningkatkan standar kualitas dan pelayanan serta mengutamakan faktor keamanan pangan, kehalalan produk dan mematuhi semua peraturan yang berlaku. Sistem manajemen mutu


(22)

PT. Campina Ice Cream Industry dituangkan dalam Panduan Mutu, Prosedur dan Instruksi Kerja yang didokumentasikan, dimengerti dan dilaksanakan oleh semua personil secara profesional. Sejalan dengan Visi dan Misi Perusahaan, Manajemen dalam setiap tingkatan beserta setiap pekerja menjunjung tinggi Kebijakan mengenai Kualitas ini dan berpartisipasi secara aktif guna menjabarkannya ke dalam setiap aspek kegiatan Perusahaan.

2.1.4. Logo PT. Campina Ice Cream Industry

Gambar 2. 1 Logo PT. Campina Ice Cream Industry

2.1.5. Jenis Usaha Yang Dikelola 1. Campina Scoop Counter (CSC)

Campina Scoop Counter (CSC) adalah salah satu channel usaha unggulan PT. Campina Ice Cream Industry yang menawarkan sistem Business Opportunity


(23)

kepada masyarakat umum. CSC melayani penjualan produk es krim dengan berbagai macam variasi menu yang penyajiannya dengan cara scooping ke dalam wadah tertentu (cone, cup, maupun wadah lainnya). Dengan menjadi mitra CSC, memungkinkan para mitra CSC meraih margin keuntungan yang tinggi. Para mitra CSC juga akan mendapatkan dukungan dan bimbingan manajemen dari PT. Campina Ice Cream Industry yang sudah ahli dan terpercaya di bidang industri es krim. Dan Campina Scoop Counter (CSC) ini dibuat dengan sistem semi Franchise. Semi franchise yang diterapkan adalah tidak adanya Royalty Fee dan Franchise fee, dengan sistem ini sangat menguntungkan bagi para calon pengusaha. Sehingga pengusaha bisa cepat kembali modal, dengan investasi awal sekitar 10 juta dari ilustrasi bisa kembali modal dalam 6-7 bulan. Keunggulannya lagi adalah kita bisa usaha dengan bantuan nama besar Ice Cream Campina yang sudah terkenal di Indonesia.

2. Factory Visit PT Campina Ice Cream Industry

Sejak bulan agustus 2009, PT Campina ice cream Industry telah membuka kunjungan ke pabrik yang berlokasi di Jl Rungkut Industry II No 15-17 Surabaya. Para pengunjung dapat mengetahui tentang es krim secara umum dari sisi kandungan gizinya, manfaatnya dan lain-lain. Dan sekaligus dapat mengetahui proses produksi es krimdari bahan mentah hingga dapat di konsumsi.

3. Campina Home Delivery

Layanan Campina Home Delivery adalah layanan pengiriman ice cream sampai kerumah, Home Delivery memberikan anda kepuasan menikmati Campina Ice Cream tanpa mengalami kemacetan, bebas BBM, hemat waktu dan energi. Bahkan untuk daerah tertentu ice cream dapat anda nikmati 1 jam setelah


(24)

pemesanan. Pemesanan dapat dilakukan dengan menghubungi nomor bebas pulsa 0 800 1 375746 dengan minimum pembelian sebesar Rp.50.000. Untuk saat ini pengiriman masih terbatas pada wilayah-wilayah tertentu. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai (Cash on Delivery) atau transfer bank. Tetapi disarankan untuk lebih baik menggunakan sistem cash on delivery selain lebih cepat dan efisien anda juga tidak perlu melakukan fax bukti transfer ke kantor perwakilan terdekat.

4. Event event Campina Ice Cream

Untuk lebih memuaskan keinginan masyarakat di Indonesia. PT. Campina Ice Cream selalu membuat atau menampilkan acara atau event. Salah satunya adalah acara yang baru saja digelar oleh PT Campina Ice Cream Industry yaitu Concerto FUNtastic Follow Me Dance yang diadakan di 5 kota besar di Indonesia salah satunya kota Surabaya. Dan masih banyak lagi event – event yang diadakan oleh PT Campina Ice Cream Industry seperti Campina Model Hunt 2011, Campina F2F 2010 dan lain – lain.

2.1.6. Produk PT Campina Ice Cream Industry

Sampai saat ini telah menciptakan berbagai rasa ice cream yang bervariasi rasa dan warna yaitu sebagai berikut:

a. Jenis Avatar seperti dual stick, triple cup dan dual cone

b. Jenis Blue Jack seperti big time choco milky, big time choco berry, liliput coklat, liliput nut, didi cup, dan big time choco.

c. Jenis Cake Ice Cream seperti blackforest, star bright, cassata, tiramisu, dan sweet heart.


(25)

d. Jenis Classic seperti Tropicana coklat.

e. Jenis Concerto seperti concerto coklat, concerto blueberry, concerto Olympia, concerto sundae coklat, dan concerto sundae strawberry.

f. Jenis Hula – hula seperti hula – hula kacang hijau dan hula – hula tape ketan. g. Jenis Mini Pack seperti mini pack Neapolitan dan mini pack tripolitan. h. Jenis premium seperti heart, bazzoka vanilla, dan bazzoka mede.

i. Jenis Premium Family Pack seperti chocolate extra brownies, choco chip, tiramisu fudge, vanilla, kopyor, strawberry, dan durian.


(26)

17

17

2.1.7. Struktur Organisasi


(27)

18

17

2.2. Gambaran umum Departemen Logistik

Departemen Logistik berada di Lantai dasar PT Campina Ice Cream Industry tepatnya berada di bagian depan PT Campina Ice Cream Industry. Ruang Departemen Logistik memiliki ruang gerak yang cukup luas sehingga memudahkan dalam merngerjakan suatu pekerjaan dengan baik ditambah dengan disediakannya berbagai fasilitas penunjang diantaranya 1 (satu) buah pendingin ruangan (AC), 6 (enam) buah komputer, 2 (dua) buah printer, 3 (tiga) buah telepon dan fasilitas penunjang lainnya.

2.2.1. Tugas dan Tanggung Jawab Departemen Logistik

Tugas dan Tanggung Jawab Departemen Logistik adalah sebagai berikut : 1. Merencanakan kebutuhan kapasitas, baik untuk gudang kering (dry store)

maupun cold store

2. Menyiapkan gudang (dry store, chilling store dan cold store) dengan baik, sehingga produk yang disimpan dapat terjaga kualitasnya

3. Melakukan penerimaan barang yang terdiri dari bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, suku cadang dan perbekalan

4. Melakukan penyimpanan sesuai spesifikasi produk dan layout yang telah ditentukan

5. Melakukan proses penyerahan barang, baik untuk kebutuhan produksi maupun penjualan dengan jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan dalam keadaan yang dapat dipakai

6. Melakukan koordinasi dengan PPC atas ketersediaan kapasitas gudang baku dan gudang jadi


(28)

7. Melakukan koordinasi dengan S&D untuk kebutuhan penjualan dan juga even marketing (promo)

8. Memastikan kecukupan finished goods buffer stock yang ekonomis untuk kebutuhan penjualan

9. Melakukan koordinasi dengan pihak purchasing mengenai rencana kedatangan material

10.Merencanakan strategi distribusi dan sarana pencapainya

11.Melakukan setting master data di sistem (create, change, cancel document, closing-open period, price change, dan customizing system).

2.2.2. Struktur Organisasi Departemen Logistik

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Departemen Logistik

Berikut merupakan tugas dan wewenang dari masing-masing anggota pada departemen logistik PT Campina Ice Cream Industry Surabaya sebagai berikut:


(29)

A. Logistik Officer

1. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Menyiapkan dry store, chilling store dan cold store yang baik b. Monitoring suhu gudang

c. Monitoring perputaran produk d. Pengendalian aktivitas distribusi

e. Analisa dan supervisi kecukupan space gudang f. Memantau kecukupan bahan baku

g. Pengendalian kecukupan finished goods dan mengkoordinasikan kepada produksi dan juga S&D

h. Review transaksi penerimaan, dan pengeluaran barang i. Merencanakan layout dan re-layout gudang

j. Mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan barang yang lama tidak bermutasi kepada produksi dan juga S&D

k. Menelusuri dan mengkomunikasian kepada finance (staff asuransi yang ditunjuk) untuk setiap adanya kerusakan barang

l. Melakukan penelusuran terhadap selisih stock yang terjadi

m. Perencanaan kebutuhan SDM untuk mendukung aktivitas gudang dan distribusi

n. Melakukan kroscek lapangan terhadap implementasi SOP

o. Merencanakan pengembangan sistem pergudangan dan distribusi p. Membuat budget logistik


(30)

2. Wewenang

a. Melakukan usulan penambahan gudang (sewa-instal baru) kepada Finance Manager

b. Menggunakan jasa transportasi yang telah disepakati oleh Purchasing

c. Melakukan permintaan pembelian penambahan peralatan / perbaikan sarana dan prasarana gudang

d. Melakukan release PR (Purchase Requisition) yang berhubungan dengan gudang

e. Melakukan cancel dokumen

f. Melakukan adjustment persediaan di sistem atas persetujuan dari Finance Manager

g. Menyetujui pembongkaran barang dalam perjalanan kepada perwakilan terdekat jika dijumpai armada yang mengalami rusak perjalanan (berkoordinasi dengan purchasing officer)

h. Menyetujui pelaksanaan lembur gudang

i. Menyetujui sanksi SP terhadap personil gudang j. Penilaian prestasi bawahan langsung

k. Merekomendasikan pengangkatan dan pemutusan hubungan kerja bawahan langsung kepada Finance Manager.

B. Supervisor gudang

1. Tugas dan Tanggung Jawab


(31)

b. Supervisi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

c. Supervisi pemakaian peralatan gudang d. Daily - monthly stock taking

e. Memastikan system FEFO berjalan

f. Supervisi status produk (UU, Release, Blocked)

g. Supervisi pengaturan barang sesuai dengan layout yang telah ditetapkan h. Supervisi kecukupan space gudang

i. Pengaturan SDM gudang untuk pemenuhan kebutuhan

j. Pengawasan langsung atas pelaksanaan tugas, pengarahan dan pemberian umpan balik untuk meningkatkan kemampuan tim gudang

k. Mengkoordinir tim gudang dan koordinasi dengan departemen lain dalam hal menunjang kelancaran operasional gudang

l. Melakukan follow up terhadap permasalahan gudang m. Supervisi kebersihan gudang dan peralatan

2. Wewenang

a. Memerintahkan lembur personil gudang

b. Melakukan penolakan kedatangan material (jika tidak sesuai dengan PO) c. Melakukan pengajuan pembelian barang (kebutuhan gudang)

d. Menandatangani dokumen dan menyelenggarakan / mengkontrol administrasi gudang

e. Melakukan re-layout gudang

f. Melakukan penilaian KPI personil gudang


(32)

h. Memberikan masukan mengenai pengangkatan dan pemutusan hubungan kerja personil gudang kepada Logistic Officer

i. Memberikan masukan kepada Logistic Officer terhadap perbaikan sarana, prasarana dan sistem pergudangan.

C. Supervisor Distribution Planner 1. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Melakukan order armada pengiriman sesuai kebutuhan

b. Memastikan armada pengiriman yang datang sesuai standar yang telah ditentukan

c. Melakukan konfirmasi ke perwakilan terhadap produk yang kosong d. Melakukan pembuatan STO (Stock Transfer Order)

e. Memastikan produk yang dimuat sesuai dengan SOM

f. Memastikan produk yang dimuat berstatus UU (Unrestricted Use) g. Memastikan proses muat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan h. Melakukan pengisian transaksi dalam sistem SAFE (TPT01 dan SOM06B) i. Supervisi armada pada saat perjalanan

2. Wewenang

a. Melakukan pembatalan dan penambahan armada pengiriman

b. Melakukan penolakan terhadap armada pengiriman jika tidak sesuai dengan yang di standarkan

c. Memberikan masukan kepada logisitic officer terhadap perbaikan sistem distribusi.


(33)

D. Staff Logistik

1. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Supervisi instal container/gudang baru (Dry dan cold store)

b. Memantau suhu gudang dan melakukan pelaporan serta folow up jika terjadi penyimpangan suhu

c. Membuat laporan logistik

d. Membantu Logistic Officer untuk pengembangan sistem e. Melakukan pemantauan implementasi prosedur baru

f. Melakukan folow up terhadap perbaikan sarana dan prasarana gudang g. Membuat PR (purchase request)

h. Membuat DO dan STO

i. Melakukan pemantauan terhadap pembuatan SOM j. Update data transporter di sistem

k. Melakukan upload data stock factory di sistem SAFE l. Melakukan montly stock taking

m. Melakukan pemantauan terhadap daily dan monthly stock taking

n. Melakukan review daily stock taking dan melaporkan kepada logistic officer jika terjadi penyimpangan selisih stock

o. Melakukan folow up atas berita acara unloading yang diterima 2. Wewenang

a. Memberikan masukan kepada logsitik officer mengenai pengembangan sistem b. Memberikan masukan kepada logistik officer mengenai perbaikan sarana dan


(34)

E. Staff Gudang Spare Part-Perbekalan 1. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Melakukan penerimaan dan pengeluaran barang

b. Melakukan transaksi penerimaan dan pengeluaran barang c. Melakukan daily dan monthly stock taking

d. Melakukan penataan barang

e. Memastikan ketersediaan/buffer stock suku cadang untuk kebutuhan produksi f. Memantau pergerakan barang sales accesories di perwakilan

g. Melakukan re-layout gudang

h. Konfirmasi ke purchasing terhadap penerimaan yang belum sesuai prosedur i. Melakukan pengajuan cancel document jika salah melakukan transaksi

j. Melakukan dan mengontrol sistem filling di gudang spare part dan perbekalan k. Melakukan folow up terhadap perbaikan sarana dan prasarana gudang

l. Merencanakan dan men-supervisi pengiriman sales accesories ke perwakilan sehingga tiba pada saat yang tepat dengan jumlah yang telah ditentukan. 2. Wewenang

a. Memberikan masukan kepada logistik officer terhadap pengembangan sistem b. Memberikan masukan kepada logistik officer terhadap perbaikan sarana dan

prasarana gudang.

F. Administrasi Gudang

1. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Memastikan penerimaan barang berdasarkan PO


(35)

c. Melakukan transaksi penerimaan dan pengeluaran barang d. Memeriksa kebenaran transaksi transfer dari produksi

e. Membantu Spv Gudang dan distribution planner terhadap pergerakan release produk

f. Melakukan pengajuan cancel document jika salah transaksi

g. Melakukan dan mengontrol sistem filling document di gudang baku dan gudang jadi

2. Wewenang

a. Menyelenggarakan dan mengontrol seluruh aktivitas administrasi gudang.

G. Personil Gudang Baku 1. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Melakukan penerimaan barang dari vendor sesuai dengan PO b. Melakukan penerimaan retur produksi

c. Melakukan pengeluaran barang ke produksi sesuai reservasi

d. Melakukan pengeluaran retur ke vendor sesuai dengan surat reject vendor e. Melakukan pencatatan suhu dan kelembapan

f. Mengkomunikasikan kepada Spv gudang terhadap kecukupan kapasitas gudang baku

g. Melakukan penataan barang sesuai layout yang telah ditentukan h. Melakukan daily – monthly stock taking


(36)

2. Wewenang

a. Menandatangani surat jalan dari vendor sebagai bukti penerimaan sesuai dengan batas kewenangannya

b. Memberikan masukan kepada Spv. Gudang terhadap perbaikan sistem di gudang baku.

H. Personil Gudang Jadi 1. Tugas dan Tanggung Jawab a. Melakukan pencatatan suhu

b. Melakukan penerimaan barang dari produksi

c. Melakukan pengeluaran barang ke perwakilan berstatus UU berdasarkan STO d. Melakukan pengeluaran sample QC berdasarkan reservasi dari QC

e. Melakukan pengeluaran ke produksi untuk barang reproses (atas perintah Spv. Gudang)

f. Melakukan penataan barang sesuai layout yang telah ditentukan

g. Mengkomunikasikan kepada Spv Gudang terhadap kecukupan kapasitas cold store

h. Melakukan monthly stock taking

i. Membersihkan gudang dan perlengkapannya 2. Wewenang

a. Menandatangai serah tarima barang jadi sesuai dengan batas kewenangannya b. Memberikan masukan kepada Spv. Gudang terhadap perbaikan sistem yang


(37)

I. Personil Gudang Muat 1. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Melakukan pengecekan terhadap produk yang akan dimuat b. Memastikan produk yang akan dimuat berstatus UU

c. Memastikan produk yang akan dimuat dalam kondisi bagus (tidak cacat kemasan)

d. Memastikan armada pengiriman yang akan termuat produk sesuai standar e. Melaporkan kepada Spv gudang jika menjumpai kemasan yang mencurigakan

(berat kurang, plackband terkelupas dll)

f. Melakukan penataan barang dalam armada pengiriman sesuai prosedur yang telah ditetapkan

g. Berkoordinasi dengan distributor planner terhadap kondisi armada kirim h. Melakukan pembersihan area gudang muat, office gudang dan perlengkapan

yang ada di area muat 2. Wewenang

a. Melakukan penukaran produk ke tim gudang persiapan kirim jika menjumpai produk dalam kemasan cacat atau tidak berstatus UU (Unrestricted Use) b. Menandatangai surat jalan ke perwakilan sesuai dengan batas kewenangannya c. Memberikan masukan kepada Spv. Gudang dan distribution planner terhadap


(38)

2.2.3. Denah Kantor Bawah Departemen Logistik

Gambar 2. 3 Denah Lokasi Ruang Kantor Departemen Logistik (Bawah) Keterangan :

A. Nomor 1 : Mesin Faximile (1 Unit) B. Nomor 2 : Komputer (6 Unit) C. Nomor 3 : Lemari Arsip (1 Unit) D. Nomor 4 : Kursi (7 Unit)

E. Nomor 5 :Meja (6 Unit) F. Nomor 6 : Telepon (3 Unit) G. Nomor 7 : Printer (2 Unit)

1

2

3

4

5

6

7


(39)

30 3.1. Microsoft Word

Microsoft Word atau yang biasa disebut dengan word processing adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat, mengubah, dan menghasilkan dokumen berupa teks (Budihardjo, 2004:3). Program ini menyediakan semua alat yang diperlukan untuk dengan cepat membuat berbagai tipe dokumen pengolah kata yang berbeda-beda. Sehingga dapat mengasilkan dokumen yang profesional karena dengan alat-alat yang dimiliki oleh word memungkinkan untuk melakukan berbagai formating misalnya formating teks, memperbaiki kesalahan penulisan kata-kata dan menampilkan pekerjaan sebelum mencetaknya.

Program aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang lengkap seperti fitur Mail Merge yang sering digunakan untuk membuat data yang berbeda dalam jumlah yang banyak tanpa harus membuatnya secara berulang-ulang sehingga dapat menghasilkan data yang menarik dan menghemat waktu. Selain itu program ini juga menyediakan kemampuan untuk mengerjakan memo dan surat, dokumen-dokumen yang rumit seperti brosur, laporan, dan bahkan berkas permohonan resmi, menggunakan clip art, picture, border and color, dan membuat halaman web dan web site kita sendiri. Tentunya dengan adanya program aplikasi ini selain untuk mempermudah juga untuk menghemat waktu dalam mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan, sehingga lebih efektif dan efisien.


(40)

3.1.1. Fitur-fitur Microsoft Word

Microsoft Word merupakan pengolah kata yang efisien dan sangat istimewa, yang memberikan semua alat yang anda perlukan untuk membuat berbagai tipe dokumen yang luar biasa, semua hal mulai dari dokumen sederhana seperti memo dan outline, sampai dokumen-dokumen yang rumit seperti newsletter dan halaman Web di Internet.

Seiring dengan berjalannya waktu Microsoft Office makin mengembangkan diri. Seperti saat ini, bahwa Microsoft Office System 2007 atau biasa disebut Office 2007 telah berkembang dengan tampilan antar muka atau user interface baru yang apik dan cantik serta telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas tambahan yang akan lebih membantu dalam mengerjakan suatu pekerjaan dengan lebih efisien dan produktif.

Microsoft Word memberikan sejumlah fitur untuk membantu dalam membuat dokumen pribadi dan dokumen bisnis. Fitur tersebut mulai dari Document Wizard, sampai opsi pemformatan dokumen yang mudah seperti Style dan fitur AutoFormat. Selain itu terdapat berbagai fasilitas dan fitur lainnya yang akan membantu pada sat bekerja dengan Word 2007 diantaranya :

a) Telah disediakan Building Blocks yang mudah kita menempatkan Header, Footer, Page Number, Text Box dan Cover Page.

b) Tersedianya Quick Styles, SmartArt Graphic pada Tab Insert dalam group Illustrations, Live Word Count, dan fitur-fitur lainnya yang telah disediakan pada Ribbon di Micosoft Word 2007.


(41)

Gambar 3. 1 Antar Muka Microsoft Word 2007

Komponen-komponen antar muka Microsoft Word diatas menurut (Permana, 2007) adalah sebagai berikut :

a). Microsoft Office Button, sebuah tombol menu yang berhubungan dengan pengolahan dokumen.

b). Quick Access Toolbar, tombol-tombol pintas berisi save, undo, repeat, dan print.

c). Title Bar, judul dokumen dan nama aplikasi. d). Ribbon, berisi tombol-tombol pintas.

e). Tombol Help, untuk mengaktifkan fasilitas bantuan.

f). Tombol pengatur tab stop, untuk menentukan jenis tab stop yang digunakan. g). Kursor, pemandu dalam pengetikan teks.


(42)

i). Tombol untuk menampilkan dan menyembunyikan penggaris horizontal dan vertikal.

j). Penggaris Vertikal, penanda posisi tinggi kertas.

k). Balok Gulung, untuk menggeser kertas kerja ke atas dan kebawah.

l). Kertas Virtual, kertas kerja yang menggambarkan kertas kerja yang sesungguhnya.

m).Kelompok tombol navigasi, untuk melakukan navigasi dokumen. n). Tombol untuk mengetahui nomor halaman.

o). Kelompok tombol layout, untuk menentukan mode tampilan dokumen. p). Slider zoom, untuk menentukan besar kecilnya tampilan dokumen.

3.1.2. Navigasi Microsoft Word

Ketika kita memulai program Word, jendela aplikasi Word akan terbuka, maka Word akan dengan sendirinya menyediakan item-item atau toolbar yang akan membantu dalam penyelesaian pekerjaan. Pada umumnya fungsi-fungsi yang terdapat pada toolbar dapat diakses melalui keyboard. Sehingga akan mempercepat untuk menyelesaikan dokumen yang kita kerjaan saat itu. Berikut adalah tombol-tombol navigasi yang sering digunakan menurut (Agung, 2010), yaitu :

New Blank Document (Ctrl + N) : Membuat atau membuka dokumen baru. Open (Ctrl + O) : Membuka file atau dokumen dengan


(43)

Save (Ctrl + S) : Menyimpan dokumen baik untuk dokumen yang baru atau dokumen yang sebelumnya sudah disimpan End (Ctrl + End) : Memindahkan kursor ke akhir dokumen

Home (Ctrl + Home) : Memindahkan kursor pada awal dokumen

Print (Ctrl + P) : Mencetak seluruh dokumen yang telah dibuat

Print Preview (Ctrl + F2) : Melihat tampilan suatu dokumen yang akan dicetak.

Copy (Ctrl + C) : Menyalin teks atau menggandakan teks didalam dokumen.

Cut (Ctrl + X) : Memotong teks atau menghilangkan teks dari dokumen

Paste (Ctrl + V) : Menampilkan kembali teks yang telah disalin atau di potong ke dalam dokumen. Undo (Ctrl + Z) : Membatalkan aksi terakhir pengeditan

Redo (Ctrl + Y) : Membatalkan aksi Undo atau menampilkan kembali teks yang sebelumnya di Undo Find (Ctrl + F) : Mencari kata yang terdapat pada lembar

kerja

Replace (Ctrl + H) : Menggantikan teks sesuai dengan yang diinginkan pada dokumennya.


(44)

Close (Ctrl + W) : Menutup dokumen.

Exit (Alt + F4) : Untuk menutup lembar kerja word

3.2. Microsoft Excel 2007

Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel menurut (Prabawati, 2009) adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang, dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang populer dan tercanggih saat ini. Bahkan, saat ini program ini merupakan program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak pihak, baik di platform PC berbasis Windows maupun platform Macintosh berbasis Mac OS, semenjak versi 5.0 diterbitkan pada tahun 1993.

Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office System, dan versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2007 yang diintegrasikan di dalam paket Microsoft Office System 2007. Dibandingkan Excel sebelumnya, Microsoft mengeluarkan versi Excel 2007 ini sekitar 4 tahun setelah Excel 2003 dirilis. Excel 2007 hadir dengan berbagai inovasi dengan menambahkan berbagai fitur baru. Fitur baru tersebut antara lain adalah desain jendela atau antar muka (interface) Excel, jumlah kolom dan baris yang lebih banyak, format file baru, penulisan formula yang lebih mudah. Office Themes dan Excel Styles, pengurutan dan penyaringan data yang canggih, tampilan grafik yang lebih baik, PivotTable yang lebih mudah digunakan dan sebagainya.


(45)

Gambar 3. 2 Antar muka Microsoft Excel 2007

Komponen-komponen antar muka Microsoft Excel diatas menurut (Prabawati, 2009) adalah sebagai berikut :

a. Office Button

Office button terdapat pada pojok kiri atas tampilan aplikasi. Tombol ini hampir sama fungsinya sebagai menu file pada versi sebelumnya yaitu Microsoft excel 2003. Apabila mengklik tombol ini, akan muncul beberapa option atau sub menu di dalamnya dan tentunya masing-masing sub menu memiliki fungsi yang berbeda. Misalnya New untuk membuat file atau dokumen baru, menu Open untuk membuka file excel yang telah dibuat sebelumnya, Save untuk menyimpan file, dan juga Excel Options. Pada menu Excel Options, Anda dapat melakukan pengaturan seperti jumlah lembar kerja kosong yang ingin ditampilkan setiap kali membuka Excel yang biasanya terdapat di Options pada menu Tools.


(46)

b. Quick Akses Toolbar

Berisi perintah-perintah yang sering digunakan, seperti Save, Undo, Redo, Open, dan sebagainya. Anda dapat menambah perintah dengan mengklik tanda panah di sampingnya atau klik kanan perintah yang ingin Anda taruh dan pilih Add to Quick Access Toolbar.

c. Menu Toolbar

Terdiri dari perintah menu utama Microsoft Excel 2007 yaitu Home, Insert, Page Layout, Formulas, Data, Review, View.

d. Toolbars

Merupakan deretan tool-tool (gambar-gambar) yang mewakili perintah dan berfungsi untuk mempermudah dan mengefisienkan pengoperasian program. e. Judul Workbook

Judul workbook akan menampilkan judul program dan dokumen aktif atau nama file dari lembar kerja yang aktif.

f. Help

Bila kita ingin bertanya sesuatu, maka ketik pertanyaan anda pada tempat tersebut. Ms Excel akan memberikan alternatif jawaban terhadap pertanyaan yang dimaksud.

g. Cell Aktif

Tempat menuliskan atau mengedit data dan dikelilingi oleh garis batas yang lebih tebal.


(47)

h. Nama Cell Aktif

Menunjukkan pada cell/ range yang aktif saat itu. Anda dapat juga membuat nama range melalui kotak nama disebelah kiri formula bar.

i. Formula Bar

Tempat mengedit data pada sebuah sel.

j. Kolom

Setiap kolom memiliki nama berdasarkan Abjad, dari kolom A hingga Z, dilanjut AA hingga XFD.

k. Baris

Untuk setiap baris memiliki nama berdasarkan Angka. Dari 1 hingga 1048576.

l. Lembar aktif atau sheet

Lembar aktif atau worksheet merupakan kumpulan dari 256 kolom dan 65536 baris.

m. Scrollbar Vertikal

Untuk memudahkan dalam membaca suatu dokumen dengan menggulung layar vertikal

n. Zoom

Perintah untuk memperbesar & memperkecil tampilan pada lembar kerja anda.

o. Scrollbar Horisontal

Untuk memudahkan dalam membaca suatu dokumen dengan menggulung layar horisontal.


(48)

3.3. Sistem Pembelian Persediaan

Pengertian sistem pembelian menurut (Mulyadi, 2001) yaitu, “Sistem pembelian adalah prosedur kegiatan yang digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem pembelian Menurut (Mulyadi, 2001) adalah sebagai berikut:

1. Bagian Gudang

Bagian ini bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak diselenggarakan persediaan barang di gudang), permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang.

2. Bagian Pembelian

Bagian ini bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

3. Bagian Penerimaan

Bagian ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.


(49)

4. Bagian Akuntansi

Bagian akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah bagian pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem pembelian, bagian pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang. Sedangkan bagian pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

3.3.1. Prosedur pembelian

Tahapan-tahapan prosedur pembelian menurut (Mulyadi, 2001) adalah sebagai berikut:

1. Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat penerimaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung dipakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran harga pemilihan pemasok

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan


(50)

berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditujukan sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.

3. Prosedur order pembelian

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang dan fungsi pencatat utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan barang dari pemasok tersebut.

Berikut adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang sebagai berikut: a. Bukti pesanan barang dari Gudang

Ketika satu pihak memesan sejumlah barang ke pemasok, maka dia akan mengirimkan Purchase Order (PO) ke pemasok. Barang sesuai jumlah PO ini nantinya akan dibawa ke Gudang tempat yang disiapkan oleh si pemesan. Tim Gudang tentunya tidak selalu tahu jenis barang apa yang dipesan, oleh sebab itu tim Gudang perlu memastikan kesesuaian PO dengan fisik barang yang ada. Setelah PO diperiksa dan sesuai dengan seluruh item yang dibawa, maka selanjutnya dibuat Bukti Tanda terima Barang.


(51)

b. Bukti Tanda Barang diterima

Bukti Tanda Terima Barang serta Faktur akan berhubungan dengan penagihan uang. Bukti Tanda Terima barang akan dijadikan dasar oleh pihak supplier untuk menagih ke pemesan barang. Pentingnya untuk membuat Bukti Tanda Terima Barang ini asli dan ada tanda-tanda yang dilampirkan, semisal PO atau surat lain yang menjamin keaslian dokumen ini.

c. Cek Bukti Pemesanan dengan Fisik Barang

Sebelum barang dimasukkan ke dalam gudang, pihak gudang terlebih dahulu mengecek kecocokan antara bukti pemesanan (PO) dengan jumalah barang yang dikirim. Kemudian pihak gudang menandatangi bukti pesanan tersebut, apabila barang tersebut sesuai dengan yang tertera dalam cek pemesanan (PO).

d. Cek Expired Date dan Kondisi Barang

Setelah melakukan pengecekan dalam kecocokan cek pesanan dan jumlah barang yang dikirim, selanjutnya pihak gudang melakukan pengecekan kondisi barang mulai dari kondisi fisik barang, suhu, dan tanggal kadarluarsa barang (expired date).

e. Memasukkan Barang ke Penyimpanan

Setelah barang tersebut sesuai dengan cek pesanan dan kondisi barang tersebut dalam keadaan baik dan memenuhi prasyarat barang, maka pihak gudang memasukkan sesuai dengan system pergudangan yang ditentukan.


(52)

5. Prosedur pencatatan utang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.

6. Prosedur distribusi pembelian

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebet dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

3.3.2. Dokumen-Dokumen yang Digunakan

Menurut (Mulyadi, 2001) dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian adalah sebagai berikut:

1. Surat Permintaan Pembelian

Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah dan mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut.

2. Surat Permintaan Penawaran Harga

Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.


(53)

3. Surat Order Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.

4. Laporan Penerimaan Barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.

5. Surat Perubahan Order Pembelian

Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian (substitusi) atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.

6. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran (berfungsi sebagai remittance advice).


(54)

3.3.3. Jenis-Jenis Persediaan

Menurut (Suharli, 2006) persediaan dalam perusahaan manufaktur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material)

Barang-barang yang digunakan untuk proses produksi menjadi barang jadi. Beberapa bahan baku diperoleh secara langsung dari sumber alam. Namun demikian, lebih sering lagi bahwa bahan baku diperoleh dari perusahaan lain. Bahan baku merupakan barang-barang yang belum dimasukkan ke dalam proses produksi.

2. Persediaan Barang Dalam Proses (Good In Process)

Barang dalam proses terdiri dari barang-barang yang baru sebagian diproses dan masih perlu diproses lebih lanjut untuk kemudian menjadi barang siap jual.

3. Persediaan Barang Jadi (Finished Good)

Barang yang telah selesai merupakan produk yang telah diproduksi dan siap untuk dipersiapkan atau siap untuk dijual.

3.3.4. Sistem Pencatatan Persediaan

Menurut (Lumbantoruan, 2006) berdasarkan cara pencatatan dan waktu pencatatan, metode pencatatan persediaan dibagi atas dua macam metode, yaitu: 1. Sistem Persediaan Periodik (Physical Inventory System)


(55)

Sistem ini digunakan setiap terjadi transaksi penjualan, hanya pendapatan dari penjualan itu yang dicatat sedangkan ayat jurnal untuk mencatat harga pokok barang yang dijual tidak dicatat.

2. Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System)

Sistem yang menggunakan catatan akuntansi yang secara terus menerus

mengungkapkan jumlah persediaan yang ada. Dalam sistem ini dilakukan dengan mencatat kuantitas dan harga.

3.3.5. Metode Penilaian Persediaan

Dalam tahun terakhir ini penilaian telah mendapat perhatian yang lebih besar karena laju inflasi yang lebih tinggi. Pemilihan prinsip atau metode penilaian persediaan mempunyai satu pengaruh yang penting pada pendapatan yang dilaporkan dan pada posisi keuangan perusahaan. Selain itu, persediaan biasanya merupakan harta lancar menetapkan operasi dan kondisi keuangan. Adapun dari penilaian persediaan:

1. Untuk menetapkan penghasilan yang wajar dengan membebankan biaya bersangkutan terhadap penghasilan perusahaan.

2. Untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan sebagai suatu going concern dan bukan sebagai perusahaan yang sedang menuju pembubaran atau dalam likuidasi.

Suatu uraian yang singkat mengenai suatu metode penilaian persediaan yang didasarkan pada harga pokok menurut (Mulyadi, 2001) adalah sebagai berikut:


(56)

1. First In, First Out (FIFO)

Metode ini sering dikenal sebagai original cost method. Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama diterima akan pertama dikeluarkan.

2. Last In, First Out (LIFO)

Metode ini berdasarkan asumsi, bahwa barang atau bahan yang terakhir dibeli pertama dikeluarkan. Tujuan metode ini adalah menetapkan atau melaporkan harga pokok barang yang telah dijual, menurut harga yang sedekat mungkin dengan harga pasar sekarang. Metode ini mengurangi laba perusahaan yang belum direalisir sampai suatu jumlah yang sekecil-kecilnya.

3. Average Cost

Metode ini menghitung suatu harga pokok rata-rata untuk suatu periode waktu yang mudah dipilih, misalnya tiga atau enam bulan. Pengaruh fluktuasi harga dapat diperkecil dengan menggunakan metode ini.

4. Retail Inventory Method

Metode ini terutama digunakan dalam toko barang serba ada, dimana persediaan ditandai satu persatu dengan harga jual dan bukan harga pokok. Untuk menentukan harga pokok persediaan akhir, maka akan dihitung satu marjin atau mark-up rata-rata untuk semua periode, rata-rata kemudian persediaan akhir yang dinilai dengan harga eceran.

3.4. Pengertian Distribusi Barang

Distribusi barang menurut (Tjiptono, 2008) adalah penyaluran barang atau kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah


(57)

penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan waktu). Dengan kata lain, proses distribusi barang merupakan akivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah barang atau produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan. Serta proses distribusi barang juga merupakan proses yang dapat mempelancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non fisik yang meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negoisasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.

Pengertian distribusi barang menurut (Swasta, 1995) adalah suatau jaluran yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai kepada konsumen.

Menurut (Kotler, 2000), distribusi adalah seperangkat organisasi yang paling tergantung dan saling terlibat dalam proses perluasan produk atau jasa yang tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

Menurut (Dharmesta, 2002), distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai produsen.

Menurut (Simamorang, 2001), distribusi adalah suatu lembaga perantara yang dilakukan kegiatan menyalurkan barang dan jasa disertai hak milik dari produsen ke konsumen.


(58)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi barang merupakan perantara untuk memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Dalam hal ini, distribusi fisik merupakan kegiatan yang penting.

3.4.1. Fungsi Saluran Distribusi Barang

Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik.

Adapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut (Kotler, 1997) adalah : a. Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang konsumen dan

pesaing untuk merencanakan dan membantu pertukaran.

b. Promotion, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif tentang produk yang ditawarkan.

c. Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak pemilikan.

d. Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahaan.

e. Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual melalui bank atau lembaga keuangan lainnya.

f. Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi / orang lain.

g. Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang dari bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke konsumen akhir. h. Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana untuk biaya-biaya dalam


(59)

i. Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.

3.4.2. Jenis Saluran Distribusi Barang

Saluran distribusi barang dibagi menjadi dua jenis menurut (Swastha dan Irawan, 1984) yaitu sebagai berikut :

1. Saluran Distribusi Barang Konsumsi

Saluran distribusi barang konsumsi merupakan suatu saluran yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan penghasil barang konsumsi, artinya produk yang dihasilkan perusahaan digunakan langsung oleh konsumen. Dalam menyalurkan barang konsumsi, dimana pasar yang dituju adalah pasar konsumen, terdapat lima macam alternatif saluran, dan pada setiap saluran perusahaan mempunyai alternatif yang sama untuk menggunakan kantor atau cabang penjualan dan juga menggunakan lebih dari satu pedagang besar lainnya, sehingga dalam hal ini terdapat dua jalur perdagangan.

Adapun macam-macam atau alternatif saluran distribusi barang-barang konsumsi adalah sebagai berikut :

a. Produsen konsumen

Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi semacam ini disebut dengan saluran distribusi langsung. Pihak produsen langsung menjual produknya kepada pemakai akhir tanpa menggunakan perantara. Distribusi ini


(60)

dapat dilaksanakan antara laian dengan cara menjual melalui pos, menjual melalui telepon, penjualan dari rumah ke rumah dan lain-lain.

b. Produsen pengecer konsumen

Pada bentuk saluran distribusi ini, pihak perusahaan menggunakan suatu badan perantara yaitu pengecer yang berfungsi sebagai penyalur produk perusahaan. Produk yang dihasilkan perusahaan dijual kepada pengecer, kemudian pengecer membeli produk untuk dijual kembali memperoleh laba atau tujuan lainnya. Pengecer sebagai lembaga penyalur dalam hal ini dapat merupakan bagian dari organisasi perusahaan.

c. Produsen pedagang besar pengecer konsumen

Saluran distribusi semacam ini sering disebut sebagai saluran distribusi tradisional, karena banyak kaum produsen yang menggunakan saluran distribusi ini. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar, tidak hanya pengecer. Pembeli oleh pengecer dilayani oleh pengecer. Keuntungan dari penggunaan saluran jenis ini adalah berkurangnya resiko pihak produsen terhadap produk yang dijualnya, disamping ituperhatian pihak produsen dapat ditunjukkan untuk hal lain sehubungan dengan pelayanan penjualan tersebut. Kekurangan atau kelemahan dari saluran ini adalah sulitnya dalam masalah pengendalian harga yang disampaikan kepada tingkat konsumen akhir.

d. Produsen agen pengecer konsumen

Pada saluran distribusi seperti ini, agen (agen penjualn atau agen pabrik) atau yang disebut juga distributor sebagai penyalur, yang menjalankan kegiatan atau fungsi dari pedagang besar. Sasaran penjualan terutama ditujukan kepada kaum


(61)

pengecer. Distributor atau agen sebagai penyalur dalam hal ini tidak dapat memliki produk yang diperdagangkan, tetapi hanya sebagai pihak perantara saja. Pada saluran distribusi seperti ini distributor atau agen merupakan bagian dari perusahaan, atau suatu lembaga yang berdiri di luar perusahaan yang menyediakan jasa-jasa tertentu untuk mengadakan pejualan.

e. Produsen agen pedagang besar pengecer konsumen Saluran distribusi ini merupakan saluran yang terpanjang yang biasa digunakan perusahaan. Pihak produsen menetapkan agen tertentu untuk melayani pembelian-pembelian dalam jumlah besar atau melayani pembelian untuk daerah-daerah pemasaran tertentu. Pedagang membeli produk dari agen atau distributor untuk dijualkan kepada pengecer, demikian pula halnya dengan pengecer yang membeli produk untuk dijual kembali kepada konsumen.

Saluran ini biasanya dipergunakan perusahaan yang menghasilkan produk yang tahan lama dan tidak mudah rusak atau karena pola pembelian konsumen yang berulang-ulang dalam jumlah kecil. Agen yang terlibat dalam saluran ini tertama agen penjualan.

2. Saluran distribusi barang industri

Saluran distribusi barang industri adalah saluran yang dipergunakan oleh perusahaan yng menghasilkan barang-barang industri, artinya produk yang dihasilkan perusahaan dipergunakan untuk proses produksi selanjutnya baik untuk bahan baku ataupun bahan pelengkap atau penolong. Ada beberapa macam alternative pada jenis saluran ini, namun pada dasarnya saluran ini tidak berbeda


(62)

dengan jenis saluran yang ada pada jenis saluran barang-barang konsumsi. Adapun macam alternatif saluran tersebut :

a. Produsen pemakai industri

Saluran distribusi semacam ini merupakan saluran barang industri yang terpendek dan sering pula disebut dengan saluran distribusi langsung. Biasanya saluran ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industri relatif cukup besar. Pihak produsen mempunyai alasan tertentu mengapa menggunakan saluran ini, diantaranya adalah pertimbangan mengenai transaksi penjualan dimana jumlah maupun nilai produk yang diperdagangkan sangat besar sehingga sulit untuk mengendalikannya apabila dilimpahkan kepada perantara. Dapat pula pertimbangan mengenai jumlah pasar yang terbatas sehingga tidak diperlukan perantara untuk mencapainya, karena lebih efektif dan efisien dengan penjualan secara langsung.

b. Produsen distribusi industri pemakai industri

Produsen barang-barang industri dapat pula memakai distributor industri dengan member hak-hak tertentu untuk menyalurkan produknya kepada pemakai industri. Dalam saluran ini produsen menjual produknya kepada distributor dan distributor membeli produk tersebut untuk dijual kembali kepada para pemakai industri. Perbedaan antara distributor dengan pedagang besar terletak pada hak yang ada pada distributor sesuai dengan perjanjian dengan produsen. Produsen yang menghasilkan produk lengkap biasanya selalu menggunakan perantara jenis ini.


(63)

c. Produsen agen pemakai industri

Saluran distribusi semacam ini biasanya dipakai oleh perusahaan yang tidak mempunyai departemen pemasaran dan juga perusahaan yang ingin memperkenalkan produk baru atau memasuki daerah pemasaran baru, lebih suka menggunakan agen. Agen tidak memiliki hak terhadap barang yang diperdagangkan dan dia menerima komisi atas penjualan yang dilakukannya. d. Produsen agen distribusi industri pemakai industri

Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Produsen menggunakan agen utuk melayani pembelian yang dilakukan oleh distributor industri dan kemudian distributor industri menjual kembali produk yang dibelinya pada pemakai industri. Selain itu, factor penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya.

3.4.3. Efektivitas saluran distribusi

Pihak produsen harus secara terperinci didalam hal pemilihan saluaran distribusi yang digunakannya, karena setiap alternatif saluran yang digunakan akan mempengaruhi keputusan-keputusan lain dibidang pemasaran.

Menurut (Swastha dan Irawan, 2005), efekivitas distribusi yang mempengaruhi perubahan saluran distribusi adalah menyangkut :


(64)

1. Pertimbangan Pasar

Karena saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, maka keadaan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran distribusi. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pertimbangan pasar adalah :

a. Konsumen atau pasar industry

Apabila pasarnya berupa pasar industri, pengecer jarang atau bahkan tidak pernah dimanfaatkan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa pasar barang konsumsi, perusahaan sebaiknya menggunakan satu atau lebih dari satu saluran.

b. Jumlah Konsumen potensial

Jika jumlah pembeli atau konsumen relatif kecil dipasar, perusahaan dapat mengadakan penjualan langsung kepada pemakai.

c. konsentrasi geografis

Secara geografis pasar dapat dibagi atas beberapa kosentrasi, seperti area industri tekstil, area industri kertas dan sebagainya. Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan tinggi, perusahaan dapat menggunakan distribusi industri.

d. Jumlah pesanan

Volume penjualan dari sebuah perusahaan sangat berpengaruh terhadap saluran yang dipakai. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri tidak begitu besar atau relatif kecil, perusahaan dapat menggunakan distribusi industri (untuk barang-barang jenis perlengkapan operasi).


(65)

e. Kebiasaan dalam Konsumen

Kebiasaan membeli dari konsumen akhir atau pemakai industri (seperti kemauan untuk membelanjakan uangnya, tertariknya pembeli dengan Kredit, lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali, dan tertariknya kepada pelayanan penjualan) akan mempengaruhi politik penyaluran.

2. Pertimbangan Produk

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi produk atau barang-barang adalah :

a. Nilai unit

Jika nilai unit dari barang yang dijual relatif rendah, produsen cenderung untuk menggunakan saluran yang panjang. Akan tetapi sebaliknya jika nilai unitnya relatif tinggi, saluran yang digunakan sebaiknya pendek atau langsung.

b. Besar dan berat

Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungan dengan nilai produk secara keseluruhan. Apabila ongkos angkut terlalu besar dibandingkan dengan nilai produk secara total akan terdapat beban yang berat bagi produsen. Artinya produsen akan membebankannya pada perantara untuk ikut menanggungnya.

c. Mudah rusaknya barang

Apabila barang yang dijual mudah rusak, produsen tidak perlu menggunakan perantara dalam distribusi, atau jika ingin menggunakannya barus dipilih perantara yang memiliki fasilitas tempat penyimpanan yang baik.


(66)

d. Sifat teknis

Barang jenis industri seperti instalasi, bahan baku dan peralatan lainnya

biasanya disalurkan secara langsung kepada pemakai industri. Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan berbagai masalah tehnis penggunaan dan pemeliharaan serta memberikan pelayanan sebelum maupun sesudah penjualan. Pekerjaan semacam ini hanya dapat dilakukan oleh penjual, sedangkan pedangan besar jarang sekali yang dapat melakukannya.

e. Produk standard dan pesanan

Jika produk yang dijual berupa produk standar, maka perlu disediakan persediaan pada penyalur adan sebaliknya produk dijual atas dasar pesanan, maka penyalur tidak perlu mengadakan persediaan.

f. Luasnya produk line

Jika produsen harus membuat satu macam produk, perusahaan dapat menggunakan pedagang besar sebagai penyalurnya. Akan tetapi apabila jenis produknya banyak, perusahaan dapat menjual langsung kepada pengecer.

g. Pertimbangan Perusahaan

Faktor-faktor yang meliputi pertimbangan perusahaan ini adalah sebagai berikut :

1) Ukuran perusahaan

Sebuah perusahaan yang dapat berkembang menjadi besar akan memiliki kemampuan yang lebih besar dibidang keuangan, manajemen, dan pengawasan


(67)

saluran untuk produk-produknya. Selain itu, perushaan yang besar juga mampu menggunakan saluran yang lebih pendek dari pada perusahaan yang kecil.

2) Sumber keuangan

Sebuah perusahaan yang kuat dari segi finansial akan menggunakan perantara lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang finansialnya lemah. Dengan dana yang cukup, perusahaan dapat menangani sendiri angkutan penjualan. Juga dapat memberikan kredit dan mendirikan gudangnya sendiri. Bagi pemsahaan yang lemah finansialnya, jasa-jasa seperti ini biasanya dilakukan oleh perantara.

3) Pengalaman dan kemampuan manajemen

Perusahaan yang menjual produk baru atau ingin memasuki pasar baru, lebih suka menggunakan perantara agar dapat memperoleh pengalaman distribusi bidang baru tersebut karena umumnya perantara sudah mempunyai pengalaman dan perusahaan tersebut belum atau ingin menambah pengalamannya.

4) Pengawasan saluran

Pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam kebijakan saluran distribusinya. Perusahaan yang ingin mengawasi saluran distribusinya lebih ketat cenderung memilih saluran yang pendek, walaupun biaya yang dipergunakan lebih tinggi. Dengan melakukan pengawasan atas saluran distribusinya, produsen akan lebih agresif dalam promosinya. Selain itu, produsen juga dapat menjaga kesegaran persediaan produk dan dapat mengawasi harga eceran produknya.

5) Pelayanan yang diberikan oleh penjual


(1)

18.Kemudian hasil print akan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4. 35 Contoh Surat Jalan (Stock Transfer Slip)

7. Pengecekkan suhu

Pengecekkan suhu dilakukan sebelum truk pengangkut loading untuk mengisi barang ke dalam gudang. Ketentuan suhu truk harus dalam kondisi suhu -18 C. Apabila truk pengangkut belum dalam keadaan suhu -18 C maka harus menunggu truk dalam keadaan suhu -18 C. Dalam pengecekan suhu petugas menggunakan alat pengukuran suhu pada truk pengangkut.


(2)

8. Pengangkutan barang

Pengangkutan barang dilakukan oleh personil gudang jadi. Pengangkutan produk ice cream ini dilakukan dengan cepat dan tepat, dikarenakan untuk menghindari kerusakan ice cream saat perpindahan produk dari gudang ke dalam truk pengangkut.

Hal yang pertama adalah personil gudang jadi mengeluarkan barang untuk dimasukkan ke dalam truk pengangkut yang berstatus UU berdasarkan STO. Dan personil harus mengeluarkan barang berdasarkan sistem FEFO. Dan memastikan barang yang dikeluarkan dalam keadaan layak jual. Setelah itu, menghitung jumlah barang yang dikeluarkan. Selanjutnya apabila barang telah siap untuk diangkut ke perwakilan maka pihak kepala gudang dan dropper menandatangani surat jalan. Dan barang siap untuk dikirimkan.


(3)

106

Setelah melaksanakan proyek akhir selama kurang lebih tiga bulan yang berupa kerja praktek langsung pada Departemen Logistik PT. Campina Ice Cream Industry, Penulis mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan tentang dunia kerja yang akan Penulis laksanakan. kerja praktek ini menjadi pembelajaran dan mempraktekkan secara langsung ilmu yang didapatkan Penulis selama perkuliahan, sehingga diharapkan dengan adanya Proyek Akhir ini dapat memberikan pengalaman sekaligus sebagai suatu gambaran atau praktek atas ilmu yang didapatkan dan akan menjadi bekal untuk nantinya terjun langsung pada dunia kerja. Pada Departemen Logistik PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya bahwa Penulis mendapatkan kesempatan untuk mengimplementasikan ilmu yang dimiliki, kedisiplinan waktu dan mendapatkan ilmu-ilmu yang baru berkaitan dengan penerimaan barang dan pendistribusian barang (ekspor import).

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan laporan Proyek Akhir yang didasarkan pada pelaksanaan kerja praktek pada Departemen Logistik PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan prosedur penerimaan barang pada Departemen Logistik PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya telah memiliki prosedur penerimaan yang baik, dimana dalam system penerimaan barang dari supplier memiliki jadwal dan ketentuan barang barang yang akan dikirim. Kemudian dalam


(4)

penyimpanan barang yang dilakukan juga sudah baik, dimana dalam penyusunan barang dengan sistem FEFO (First Expired First Out) dan disusun bentuk Landscaping agar barang mudah untuk diambil dan pengambilannya sesuai dengan tanggal kadarluarsanya (expired date).

2. Dalam pengiriman atau pendistribusian barang telah memiliki system atau prosedur yang baik. Dimana sebelum melakukan pendistribusian barang pihak distributor planner membuat perencanaan trayek pengiriman. Dalam perencanaan trayek pengiriman telah tercantumkan jenis kendaraan untuk pengangkutan barang, hari dan tanggal pengiriman, dan kota tujuan pengiriman atau pendistribusian barang.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang diberikan untuk mengembangkan prosedur penerimaan barang dan pendistribusian barang yang ada adalah sebagai berikut: 1. Penambahan staf pada Departemen Logistik PT. Campina Ice Cream Industry

Surabaya, untuk memperlancar kegiatan yang dilakukan pada departemen tersebut.

2. Memperbaiki teknik pengarsipan dokumen-dokumen, agar dokumen-dokumen yang ada dapat tersimpan dengan baik dan dapat tertata rapi.

3. Menambahkan tempat penyimpanan arsip, dikarenakan arsip yang ada pada Departemen Logistik PT. Campina Ice Cream Industry Surabaya cukup banyak sehingga membutuhkan tambahan tempat penyimpanan.


(5)

4. Diharapkan para staff pada Departemen Logistik PT. Campina Ice Cream Industry dapat meningkatkan kinerja, agar kegiatan yang dapat berjalan dengan lancar.


(6)

109

Campina Ice Cream Industry (PT). 2010. Panduan Good Warehouse Practices (GWP).Surabaya: PT Campina Ice Cream Industry

Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Distribusi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Komputer, Wahana. 2009. Short Course: Microsoft Excel 2007. Yogyakarta: CV Andi Offset (Penerbit Andi)

Permana, Budi (SE, Ak, M.Sc). 2006. Microsoft Office 2007 Standard Edition. Jakarta: Elex Media Komputindo

Puspitosari, 2010. Havimg Fun With Microsoft word 2007. Tangerang: PT. Skripta Media Creative.

Tjiptono, Fandy (SE). 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: CV Andi Offset (Penerbit Andi)

Yahya, Kurniawan. 2006. Microsoft Word 2007: Belajar Sendiri. Jakarta: Elex Media Komputindo


Dokumen yang terkait

PA : Sistematika Recruitment dan Training Karyawan PT. Campina Ice Cream Industry.

58 345 98

IDENTIFIKASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT CONTROL (HIRAC) DI PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY SURABAYA.

35 79 87

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTASI DAN KOMPUTER TERHADAP PENGENDALIAN INTERN PADA PT.TRANS ICE (BASKIN ROBBIN ICE CREAM) CABANG SUPERMALL SURABAYA.

3 16 103

PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BARANG DI BAGIAN LOGISTIK PT KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR.

0 0 15

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTASI DAN KOMPUTER TERHADAP PENGENDALIAN INTERN PADA PT.TRANS ICE (BASKIN ROBBIN ICE CREAM) CABANG SUPERMALL SURABAYA

0 0 17

IDENTIFIKASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT CONTROL (HIRAC) DI PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY SURABAYA

1 6 17

EVALUASI FUNGSI MANAJEMEN LOGISTIK PADA GUDANG ICE CREAM UNTUK MENGOPTIMALKAN KINERJA PADA PT. BAHAGIA SUMBER ABADI - UNS Institutional Repository

0 1 16

Pengaruh program corporate social responsibility kampung jamur tiram terhadap corporate image PT. Campina Ice Cream Industry di RW 10 Kelurahan Karah Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh program corporate social responsibility kampung jamur tiram terhadap corporate image PT. Campina Ice Cream Industry di RW 10 Kelurahan Karah Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Rep

0 0 11

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan - Pengaruh program corporate social responsibility kampung jamur tiram terhadap corporate image PT. Campina Ice Cream Industry di RW 10 Kelurahan Karah Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8