Peningkatan Kemampuan Baca-Tulis Permulaan pada Anak Prasekolah dengan Penggunaan Metode Pengajaran Jolly Phonics.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selain matematika, membaca dan menulis adalah keterampilan dasar yang paling
penting untuk anak sekolah dan harus dikuasai pada masa awal sekolah. Keterampilan
membaca dan menulis akan menentukan keberhasilan anak dalam pendidikan, karena
merupakan alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. Kemampuan membaca dan
menulis juga merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap anak
untuk dapat mengikuti proses belajar selanjutnya dan menjadi pelajar yang mandiri
(Stainthorp, Hughes, 1999; 1).
Setelah belajar untuk membaca dan menulis, anak kemudian belajar membaca
untuk mengerti, memahami informasi dan menulis untuk menuangkan ide yang
dimilikinya. Dalam tahap ini anak akan belajar untuk menangkap makna dari lingkungan
dan mengekspresikan buah pikirnya. Kemampuan ini menjadi keterampilan dasar yang
dapat mengantarkan pada kebebasan mengekspresikan diri dan kelancaran menyampaikan
gagasan yang merupakan tantangan masa depan.
Kemampuan membaca dan menulis yang diperoleh anak juga akan berpengaruh
terhadap konsep diri di bidang akademik, seperti hasil penelitian dari Chapman, Tunmer,
dan Prochnow (2000) yang menunjukkan bahwa kemampuan membaca menjadi prediktor
kuat untuk konsep diri yang positif dan negatif di bidang akademik. Anak dengan konsep
diri yang negatif di bidang akademik memiliki sikap yang lebih pesimis terhadap membaca

daripada anak dengan konsep diri positif.

1

Sayangnya fakta menunjukkan bahwa kemampuan baca tulis anak Indonesia masih
tergolong kurang memuaskan. Survey terhadap 17 sekolah dasar di wilayah kota
Yogyakarta dan kabupaten Sleman DIY, dari 170 siswa sekolah dasar kelas 1 dan 2,
terdapat 12 % siswa yang belum dapat membaca kalimat sederhana dengan lancar
(Widyana, 2006). Selain itu di Indonesia terdapat pula masalah anak kesulitan untuk
memahami bacaan atau anak kurang dapat membaca untuk mengerti makna bacaan. Hal ini
seperti hasil penelitian Sri Tiatri (2006) yang menyatakan bahwa pemahaman bacaan, pada
murid SD kelas 5 di Jakarta, yang tergolong sangat baik masih dibawah 20 persen,
tergolong baik sekitar 15 persen, tergolong sedang rata-rata sekitar 20 persen dan tergolong
kurang masih sekitar 45 persen. RR. Ardiningtiyas Pitaloka (2003), menyatakan bahwa
anak membutuhkan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya, caranya dapat melalui
menulis dan melukis. Sayangnya pengajaran menulis di Indonesia kurang mengembangkan
imajinasi anak sehingga masih kesulitan untuk mengekspresikan ide-idenya. Pada akhirnya
rata-rata kemampuan membaca dan menulis anak Indonesia tergolong rendah
(www.kompas.com/ menulis dan melukis, diakses Mei 2007).
Fakta masih rendahnya kemampuan membaca dan menulis anak Indonesia, tidak

dipungkiri sangat dipengaruhi oleh sistim pendidikan di Indonesia. Dalam undang-undang
sistem pendidikan nasional (UU SPN 2003) dikatakan bahwa pemerintah dan
pemerintahan daerah wajib menjamin tersedianya anggaran guna terselenggaranya
pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun
(pasal 11 ayat 2). Janji ini sudah sesuai dengan Konvensi Internasional Bidang Pendidikan
yang dilaksanakan di Dakkar, Senegal, Afrika tahun 2000, yang menyatakan bahwa semua
negara wajib memberikan pendidikan dasar yang bermutu secara gratis kepada semua
warga negaranya. Namun kenyataannya pendidikan dasar gratis masih terbatas pada
wacana, belum menjadi kenyataan yang terjadi di lapangan (Lie, 2004). Kondisi ini

2

membuat pendidikan dasar yang mengajarkan kemampuan dasar membaca dan menulis
tidak menjadi sebuah fasilitas yang dijamin oleh pemerintah untuk pasti dinikmati rakyat
Indonesia.
Selain itu dalam proses pengajaran di sekolah, anak sekolah dasar masih terlalu
dibebani oleh kurikulum yang terlalu padat, namun kurang menyentuh kebutuhan anak dan
kurang strategis dalam membekali mereka dengan kompetensi inti. Misalnya anak lebih
banyak dijejali oleh materi tetapi kurang diberi rangsangan dan bimbingan untuk memiliki
kemampuan membangun pengetahuannya sendiri dan mandiri dalam mengolah informasi

dan menghasilkan buah pikiran. Hal ini membuat anak menjadi pandai berteori tetapi
kesulitan untuk menerapkannya dalam kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Banyak juga
sekolah taman kanak-kanak yang menjadikan pengajaran baca tulis sebagai kegiatan utama
anak di sekolah. Pengajaran baca tulis pada usia taman kanak-kanak ini berorientasi pada
ambisi untuk lebih mempercepat anak untuk dapat membaca dan menulis tetapi kurang
memperhatikan perkembangan kemampuan anak. Efek negatif yang dialami anak adalah
mereka merasa terbebani dan menganggap sekolah sebagai suatu kegiatan yang
membosankan. Di sisi lain metode pengajaran yang digunakan guru-guru dalam
menyampaikan materi seringkali kurang tepat, menjadikan proses belajar membaca dan
menulis menjadi kurang efektif. Kondisi seperti ini sedikit banyak menghambat
optimalisasi perkembangan kemampuan anak Indonesia dalam membaca dan menulis.
Menilik kondisi saat ini, pembelajaran permulaan membaca dan menulis di sekolah
dasar di Indonesia dapat digolongkan kedalam dua pendekatan. Pendekatan pertama,
mengajarkan anak membaca mulai dengan pengenalan nama alfabet setiap huruf, mengeja
suku kata dan kemudian mengeja kata. Pendekatan kedua disebut metode global,
mengajarkan anak membaca mulai dengan mengenalkan kata dalam konteks cerita dan
gambar, kemudian baru dikenalkan dengan suku kata dan kalau perlu baru diajarkan nama-

3


nama huruf. Dalam pendekatan pertama, termasuk di dalamnya adalah cara yang diawali
dengan mengajarkan nama alfabet atau suku kata. Pengajaran yang mengajarkan nama
alfabet banyak dikeluhkan karena bunyi nama-nama huruf menjadi berbeda saat mengeja.
Misalnya kata ‘saya’, terdiri dari huruf yang diketahui anak sebagai huruf ‘es, a, ye, a’ .
Kemudian saat mengeja anak harus merubah ‘esayea’ menjadi ‘saya’. Kondisi ini
menghambat

kecepatan

anak

membaca

serta

memahami

maknanya

(http.//mbeproject.net/mbe57.html). Pendekatan kedua, termasuk di dalamnya adalah cara

yang dikembangkan oleh Glend Domand, yaitu mengajarkan langsung kata yang memiliki
makna bagi anak. Pendekatan kedua juga bukan tanpa masalah, banyak anak yang belajar
dengana cara ini hanya menghafal kata atau mengandalkan gambar sehingga bila harus
membaca teks yang belum pernah diajarkan atau tanpa gambar mereka sangat kesulitan.
Para peneliti dan juga pendidik masih berdebat tentang cara mana yang paling
efektif, apakah cara pertama yang bersifat bottom-up process atau cara kedua yang bersifat
top-down process (Bjorklund, 2005:400). Namun Cartwright (2002:62) menyarankan agar
memberikan penekanan yang seimbang terhadap kedua proses di atas sehingga
kemampuan anak lebih terasah. Dengan demikian yang lebih penting adalah bagaimana
metode mangajarkan anak kemampuan membaca dan menulis yang membuat mereka
mampu mengeja dengan mudah dan memahami makna kata yang dibaca, tidak hanya katakata yang sudah dikenal tetapi juga mampu mengeja kata-kata yang belum dikenal untuk
dapat memahami maknanya.
Dalam proses belajar baca tulis permulaan, menjadikan anak untuk dapat membaca
dan menulis adalah proses yang sangat penting. Namun proses ini merupakan suatu upaya
yang tidaklah mudah karena memberikan anak suatu kemampuan yang belum dikuasai
sebelumnya. Oleh karena itu keberhasilan dari pembelajaran membaca dan menulis pada
tahap permulaan menjadi pintu pembuka keberhasilan selanjutnya di bidang akademik.

4


Mengingat pentingnya kemampuan membaca dan menulis, maka pembelajaran
kemampuan ini pada tahap permulaan harus diusahakan seefektif mungkin agar prosentase
kegagalan anak untuk menguasai kemampuan ini dapat ditekan seminimal mungkin.
Permasalahan kemampuan membaca yang rendah ini menuntut penemuan metode
pengajaran membaca yang tepat dan efektif.
Di sisi lain, dalam era globalisasi saat ini kemampuan berbahasa Inggris sangat
penting untuk dikuasai sebagai bahasa internasional. Kesadaran akan pentingnya bahasa
Inggris memunculkan berbagai macam bentuk pendidikan bahasa Inggris mulai dari kursus
sampai pendidikan formal di sekolah dengan melakukan berbagai langkah terobosan. Salah
satu terobosan adalah dalam metoda mengajarkan bahasa Inggris. Metode dan filosofi
dalam mengajar dianggap faktor yang dominan dalam penentu keberhasilan suatu
pengajaran bahasa Inggris (Harian Seputar Indonesia, 25 Desember 2005). Keadaan ini
membuat lembaga kursus bahasa Inggris menggunakan pendekatan komunikatif, dan
metode integratif agar proses penguaasaan bahasa Inggris menjadi lebih cepat.
Pendidikan bahasa Inggris juga diberikan untuk berbagai tingkat usia. Pertanyaan
yang muncul adalah kapan saat yang tepat untuk mempelajari bahasa asing, termasuk
bahasa Inggris? Menurut Bjorklund (2005), kemampuan anak usia dini untuk belajar
bahasa asing lebih tinggi dari pada kemampuan orang dewasa. Pada masa usia dini anak
berada pada periode sensitif (critical periode) untuk belajar bahasa, karena perkembangan
otak mencapai fleksibilitas yang sangat baik. Dengan bertambahnya usia maka fleksibilitas

otak akan berkurang. Dengan demikian mengajarkan bahasa Inggris lebih tepat dilakukan
sedini mungkin. Walaupun demikian pengajaran ini membutuhkan metode dan cara
penyampaian yang sesuai dengan karakteristik perkembangannya. Diharapkan anak
merasakan proses belajar ini sebagai pengalaman yang menyenangkan dan meningkatkan
minat dan kemampuan dasarnya agar mampu untuk lebih mendalami.

5

Dewasa ini banyak prasekolah apalagi sekolah dasar yang sudah mengajarkan
bahasa Inggris. Menurut pengamatan penulis, pengajaran ini lebih menekankan pada
pengembangan kosa kata bahasa Inggris dan belum memberikan dasar kemampuan untuk
mengeja kata-kata bahasa Inggris yang pengucapannya (pronunciation) berbeda dengan
pengucapan bahasa Indonesia. Keadaan ini umumnya menyulitkan anak untuk dapat
mandiri membaca teks bahasa Inggris dengan pengucapan yang jelas dan tepat. Secara
faktual, tak dapat dipungkiri bahwa sistem ejaan bahasa Inggris lebih kompleks daripada
bahasa Indonesia, karena terdapat 44 bunyi huruf (26 bunyi huruf alfabet dan sisanya
diagraf) serta terdapat tricky words. Dengan demikian dibutuhkan pengajaran langsung
yang sistimatis untuk dapat menguasai kemampuan mengeja kata-kata bahasa Inggris.
Pelajaran bahasa Inggris di tingkat Kelompok bermain sampai Sekolah Dasar
umumnya menitikberatkan pada pengenalan berbagai kosa kata, dan cara pengucapannya.

Hal ini dilakukan dengan alasan memanfaatkan daya ingat anak yang memiliki daya serap
tinggi terhadap hal baru sehingga mampu menghafal kosa kata asing dengan cepat. Namun
dari penelitian Penno dkk. (2002) diperoleh hasil bahwa rangsangan berupa membacakan
cerita dan memberi penjelasan arti kata dalam cerita, tidak berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan kosa kata pada anak usia 5-7 tahun. Ini berarti bahwa cara belajar bahasa
Inggris yang menekankan pada pengenalan kosa kata, masih harus dievaluasi.
Selain itu di sekolah pengucapan bahasa asing yang tepat diajarkan sedini mungkin
agar anak dapat diharapkan untuk memiliki kemampuan pengucapan (pronunciation) yang
tepat. Meski demikian, pengajaran bahasa Inggris yang menitikberatkan pada kosa kata
dan pengucapan kata tidak mengajarkan anak untuk mampu membaca dengan pola ejaan
atau lafal bahasa Inggris dengan tepat dan cepat. Akibatnya seringkali anak kesulitan untuk
membaca kata-kata tertentu yang tergolong sulit (tricky word). Selain itu anak yang bahasa
ibunya bahasa Indonesia, dan mulai belajar membaca dengan teks bahasa Indonesia akan

6

terbentuk pola mengeja kata menurut ejaan dan lafal bahasa Indonesia. Bila pola ini
digunakan untuk membaca teks bahasa Inggris maka umumnya terjadi ketidaktepatan
bahkan kesalahan dalam melafalkan. Sebagai contoh, kalimat bahasa Inggris The girl
cleans her shoes, pengucapannya akan berbeda dan tidak tepat bila dilafalkan sesuai ejaan

bahasa Indonesia. Ketidaktepatan atau kesalahan dalam pengucapan kata akan
menyebabkan kata itu sulit difahami maknanya, pada akhirnya bila berbicara dengan
pengucapan yang tidak tepat apalagi salah maka akan membuat orang yang mendengar
salah menangkap ide/maksud dari pembicara. Kemampuan mengucapkan, melafalkan kata
Bahasa Inggris yang tepat dapat diajarkan dengan mengenalkan anak pada pola ejaan atau
lafal bahasa Inggris saat belajar membaca teks bahasa Inggris. Melihat kondisi pengajaran
bahasa Inggris yang sudah berjalan seperti di atas dan menyadari pentingnya peningkatan
kemampuan baca tulis anak Indonesia, maka menuntut adanya terobosan baru yang dapat
memberikan alternatif metode pengajaran yang lebih efektif.
Salah satu terobosan baru ini telah dilakukan oleh penulis yaitu dengan
menggunakan metode pengajaran baru Jolly Phonics. Metode ini mengajarkan membaca
dan menulis permulaan yang digunakan oleh negara yang bahasa ibunya bahasa Inggris
(Inggris, Amerika, Australia) salah satunya adalah metode Jolly Phonics. Metode ini
adalah suatu cara mengajarkan baca tulis dengan mengajarkan bunyi huruf-huruf secara
multisensori, kemudian menggunakan cara sintesis bunyi untuk membaca kata. Penulis
mengaplikasikan metode Jolly Phonics ini dengan sedikit modifikasi untuk disesuaikan
dengan tuntutan pengajaran bahasa Indonesia. Metode ini telah penulis evaluasi
efektivitasnya dan terbukti berpengaruh signifikan untuk meningkatkan kemampuan baca
tulis permulaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris anak TK A. Rata-rata skor
kemampuan baca-tulis kelompok yang menggunakan metode Jolly Phonics, lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan metode reguler. Hal ini dapat

7

dimengerti karena metode ini sesuai dengan karakteristik perkembangan anak dan
merangsang optimalisasi perkembangan potensi anak. Pengajaran dengan metode ini
memberi anak pengalaman menyenangkan dan merangsang rasa ingin tahu lebih dalam,
dengan pendekatan multisensori, multimedia, multimetode. Dalam prosesnya anak tidak
merasa terbebani dan mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan potensi dirinya.
Selain itu penggunaan metode ini juga dilakukan dengan mengintegrasikan materi ajar
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga anak tidak mendapat terlalu banyak materi
yang harus dipelajari.

1.2 Perumusan Masalah
Dari hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan penulis terbukti bahwa
penggunaan metode Jolly Phonics efektif untuk meningkatkan kemampuan baca-tulis
permulaan anak prasekolah baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Selanjutnya
pihak sekolah membutuhkan aplikasi metode ini dilanjutkan di tingkat TK B agar terjadi
kesinambungan proses belajar terhadap subjek penelitian. Peneliti sendiri menjadikan
kesempatan ini untuk mengevaluasi sejauh mana perkembangan kemampuan baca tulis

subjek penelitian setelah diberikan materi berkelanjutan, secara terintegrasi bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Penulis membutuhkan informasi dari lapangan tentang
konsistensi peningkatan kemampuan baca-tulis yang dialami oleh subjek penelitian bila
materinya diberikan secara berkelanjutan di TK B. Oleh karena itu dalam penelitian ini
dilakukan pengukuran sejauh mana perkembangan kemampuan baca tulis anak bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, dan identifikasi faktor pendukung dan penghambat aplikasi
metode Jolly Phonics dalam proses belajar di lapangan. Dengan demikian dirumuskan
masalah : “Sejauh mana peningkatan kemampuan baca tulis bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris anak setelah mendapat pengajaran berkelanjutan dengan metode Jolly Phonics di
TK B?”.
8

DAFTAR PUSTAKA

Bjorklund, D. F. (2005). Children’s Thinking, Cognitive development and Individual
deferences. Belmont: Thomson Learning.
Bialystok, Shenfield & Codd (2000). Language, scripts, and the environment factors in
developing concepts of print. Developmental Pychology Journal, 36, 66-76
Byrne, B., Fielding-Barnsley, R. & Ashley,L. (2000). Effects of Preschool Phoneme
Identity Training After Six Years: Outcome Level Distinguished from Rate of
Response. Journal of Educational Psychology, vol. 92, 4, 659-667
Chapman, J.W., Tunmer, W. E. & Prochnow, J.E. (2000). Early reading-related skills and
performance, reading self-concept, and the development of academic self-concept:
a longitudinal study. Journal of Educational Psychology, 92, 4, 703-708
Cartwright, K. B. (2002). Cognitive development and reading: the relation of readingspecific multiple clacification skill to reading comprehention in elementary school
children. Journal of Educational Psychology, 94, 1, 56-63
Deckner, D.F., Adamson L.B. & Bakeman, R. (2006). Child and Maternal Contributions to
Shared Reading: Effects on Language and Literacy Development. Applied
Developmental Psychology 27, 31–41
Dieterich, S. E., Assel, M. A., Swank, P., Smith, K.E. & Landry, S.H. (2006). The impact
of early maternal verbal scaffolding and child language abilities on later decoding
and reading comprehenction skills. Journal of School Psychology, 43, 481-494
Fitriyati, (2004). Kemampuan Membaca Permulaan siswa kelas 1 SD ditinjau dari
Kesadaran Fonologis dan Inteligen. Tesis, Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Foorman, B. R., Schatschneider, C., Eakin, M.N., Fletcher, J.M., Moats, L.C. & Francis,
D.J. (2006). The Impact of instructional practices in grades 1and 2 on reading and
spelling achivement in high poverty schools. Contemporary Educational
Psychology Journal, 31, 1-29
Graham.S., Harris K.R. & Fink B. (2000). Is Handwriting Causally Related to Learning to
Write? Treatment of Handwriting Problems in Beginning Writers. Journal Of
Educational Psychology, 92, 4, 620-633
Gardner, H. (1996). Inetelligence: Multiple Perspectives. New York: Thomson Learning
Inc.
Gleason, J.B. (1998). Psycholinguistics.. Belmont: Wadsworth.
Hetcher P.J., Goetz K., Snowling M.J., Hulme C., Gibbs S. & Smith G. (2006). Evidence
for the Effectiveness of the Early Literacy Support Programme. British Journal
of Education Psychology. 76. 351-367

63

Hensen, K. T., Eller, B. F. (1999). Educational Psychology For Effective Teaching.
Belmont: Wadsworth Publishing Company.
Hauser, J. F. (1993). Growing Up Reading : Learning to Read Through Creative Play.
New York :Williamson Publishing Co.
Harian Seputar Indonesia, 25 Desember 2005
Levy, B.A., Gong, Z., Hessel, S., Evans, M. A. & Jared, D. (2006). Understanding Print:
Early Reading Development and Contributions of home literacy experience.
Journal of Experimental Child Psychology 93, 63-93
Lloyd, S. & Wernham, S. (1995). Jolly Phonics Workbook 1-7. London: Jolly Learning
Ltd.
Lloyd, S. & Stephen, L. (2006). The Phonics Handbook. London: Jolly Learning Ltd
Morris, D., Tyner, B. & Perney, J. (2000). Early steps: replicating the effects of a first
grade teaching intervention program. Journal of Educational Psychology, 92, 681692
Martins, M. A. & Silva, C. (2006). The Impact of Invented Spelling on Phonemic
Awareness. Journal of Learning and Instruction 16, 41- 56
Nawangsari, N.A.F., (2005). Pengaruh Pembelajaran dengan Multimedia terhadap
Peningkatan Kemampuan Kognisi siswa TK. Tesis, Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta
Penno, J.F., Wilkinson, I. A. G. & Moore, D. W. (2002). Vocabulary acquisition from
teacher explanation and repeated listening to stories: do they overcome the
Matthew effect?. Journal of Educational Psychology, 94, 23-33
Papalia, D.E., Olds, S. W. & Feldman, R. D. (2002). A Child world’s infancy through
Adolescence. Ney York: The McGraw Hill Companies inc.
Ruhaena, L. (2008). Pengaruh Metode Pembelajaran Jolly Phonics terhadap Kemampuan
Baca-tulis Permulaan pada Anak Prasekolah. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Stainthorp R., Hughes D, (1999). Learning from Children Who Read at Early Age.
New York : Routledge.
Shaffer, D. R. (1994). Social and Personalty Development. Pacific Grove, California:
Brooks/Cole Publishing Company
Stuart, M. (1999). Getting Ready for Reading : Early Phoneme Awareness and Phonics
Teaching Impoves Reading and Spelling in Inner-City Second Language Learners.
British Journal of Educational Psychology, 69, 587-605.
64

Sumbler, K. & Willows, D. (1996). Phonological Awareness and Alphabetic Coding
Instruction within Balanced Senior Kindergartens. Paper Presented as part of the
Symposium Systematic Phonic Within a Balanced Literacy Program. National
Reading Conference. Charleston: SC.
Tam,K.Y., Heward L.W., Heng A.M. (2006). A Reading Instruction Intervention Program
for English-Language Learners Who are Struggling Readers. The Journal of
Special Education; Summer 40, 2; 79-93
Tiatri, Sri. (2006). Reading Comprehention and the Instruction of Reading Comprehention.
Paper presented in 1st Asian Psychology Asossiation, Bali, August 2006.
Widyana, R. (2006). Faktor-faktor Kognitif yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
anak-anak kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar. Disertasi. Program Doktor Sekolah Pasca
Sarjana, Univeresitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Widodo, S. (2004). Hubungan antara Konsep diri dan Efikasi diri dalam bahasa
Inggris, Kemampuan Verbal dan Prestasi Akademik bahassa Inggris pada Siswa
SMP di Yogyakarta. Tesis, Pascasarjana Universitah Gadjah Mada, Yogyakarta.
Watson, J. (1999). An Investigation of the Effects of Phonics Teaching on Children’s
progress in Reading and Spelling. Ph.D. Thesis, University of St. Andrews,
Scotland.
Yaden, D. B., Tam, A., Madrigal, P., Brassel, D., Massa, J., Altamirano, S. & Armendariz,
J. (1999) Early Literacy for Inner-City Children:The Effects of Reading and
Writing Interventions in English and Spanish During the Preschool Years.
www.ciera.org/library/archive/1999-02/art-online-99-02.html, diakses Juni 2007
www.dfes.gov.uk, Learning Journey, diakses Maret 2003
www.jollylearning.co.uk, Jolly Phonics, diakses Januari 2006.
www.kompas.com, diakses Mei 2007
www.ciera.org/library/archive/1999-02/art-online-99-02.html, diakses Juni 2007
www.parliament.uk/parliamentary-commitees/education-andskills_commitee.cfm,
diakses Juni 2007
http.//mbeproject.net/mbe57.html, Membaca dan menulis, diakses Januari 2006

65

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN
RINGKASAN
Selain matematika, membaca dan menulis merupakan kemampuan dasar yang
paling penting untuk anak sekolah dan harus dikuasai pada masa awal sekolah.
Kemampuan ini menjadikan anak mampu mengikuti proses belajar selanjutnya dan
menjadi pelajar yang mandiri (Stainthorp,

Hughes, 1999;1). Selain itu kemampuan

membaca menjadi prediktor kuat untuk konsep diri yang positif dan negatif di bidang
akademik (Chapman, Tunmer, Prochnow, 2000). Sayangnya fakta menunjukkan bahwa
dari 17 sekolah dasar di Yogyakarta dan Sleman terdapat 12 % dari 170 siswa kelas 1 dan
2, yang belum dapat membaca kalimat sederhana dengan lancar (Widyana, 2006). Di
Jakarta, pada murid kelas 5 terdapat sekitar 45% anak yang kemampuan pemahaman
bacaannya masih kurang (Sri Tiatri, 2006). Sementara itu di sisi lain perkembangan jaman
sudah menuntut anak-anak untuk belajar bahasa Inggris sedini mungkin. Salah satu upaya
untuk mengatasi kondisi ini adalah memikirkan suatu metode pengajaran yang efektif
untuk mengajarkan baca tulis sekaligus juga mengajarkan bahasa Inggris.
Metode Jolly Phonics adalah salah satu cara mengajarkan anak membaca dan
menulis yang menggunakan pendekatan bottom up process dan top-down secara seimbang
yaitu mulai dengan mengajarkan unit terkecil bunyi untuk dapat membaca dan juga
memberikan konteks cerita dalam pengajaran huruf. Metode ini dirumuskan oleh Sue Loyd
(1992) dari Inggris dan telah digunakan di beberapa negara berbahasa Inggris (Inggris,
Amerika, Kanada, Australia) dan juga negara berbahasa selain bahasa Inggris (Korea,
Malaysia). Penelitian Stuart (1999) menunjukkan bahwa metode ini ternyata efektif untuk
mengajarkan baca tulis bahas Inggris pada anak dengan bahasa ibu bukan bahasa Inggris.
Proses pengajaran dengan metode ini memiliki karakteristik mengajarkan bunyi huruf
secara multi sensori dan menggunakan asosiasi gerakan yang memudahkan untuk
mengingat

huruf. Kemudian

mengajarkan

sintesa

bunyi

untuk

mengeja

kata,

mengidentifikasi bunyi dalam kata, serta menulis huruf dengan cara yang tepat. Selain itu
diajarkan pula kata-kata sulit yang tidak bisa dieja.
Setelah mendalami metode ini, muncul inspirasi untuk menggunakannya pada anak
yang berbahasa ibu Indonesia. Penulis kemudian melakukan penelitian pertama yang telah
dilakukan pada tahun 2007, untuk mengetahui efektivitas metode ini pada anak Indonesia
khususnya TK A. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat beberapa keuntungan yang

ii

dapat diperoleh anak berbahasa ibu Indonesia yang mulai belajar baca tulis dengan metode
Jolly Phonics, yaitu anak belajar beberapa bunyi huruf diftong (digraph) yang ada dalam
ejaan bahasa Inggris dan tidak ada dalam bahasa Indonesia. Hal ini sangat penting untuk
membuat anak mampu mengeja kata bahasa Inggris sehingga tidak mengalami kekeliruan
dalam pengucapan. Selain itu anak juga diajarkan kata-kata sulit yang akan membuat
mereka tahu cara membaca dan menulis dengan tepat. Dalam pengajaran dengan metode
ini anak banyak dikenalkan pada kosa kata bahasa Inggris. Untuk itu dilakukan integrasi
pengajaran bahasa Inggris dengan pengajaran baca tulis bahasa Indonesia agar lebih efisien
dalam pemanfaatan waktu dan lebih kontekstual dalam proses pengajaran.
Dalam penelitian itu, terbukti pengajaran dengan metode Jolly Phonics efektif dan
dapat direalisasikan di sekolah yang berbahasa pengantar Indonesia. Efektivitas metode ini
lebih tinggi dibandingkan dengan metode reguler. Selanjutnya hal ini membuat penulis
lebih tertarik untuk mendalami pengaruh metode ini terhadap kemajuan kemampuan bacatulis subjek setelah duduk di TK B. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini karena ingin
menjawab apakah terdapat konsistensi efektivitasnya.
Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-postest
one group design, dengan jumlah subjek 30 anak TK B Al-azhar Syifa Budi, Solo. Subjek
mendapat pengajaran baca tulis dengan metode Jolly Phonics, yang mengintegrasikan
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan materi pengetahuan bunyi huruf (bukan nama
alphabet) dan kosa kata bahasa Inggris, menulis bentuk huruf, mengeja kata bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, melatih kesadaran fonemik, dan mengajarkan kata-kata sulit
bahasa Inggris. Setiap subjek mendapatkan pengukuran pra dan pasca, dengan
menggunakan alat ukur yang dimodifikasi dari alat ukur Early Reading Screening
Instrument (ERSI; Morris, 1992, 1998). Hasil pengukuran pra dan pasca ini kemudian diuji
signifikansi peningkatannya, dengan statistik t test untuk

sample berpasangan. Hasil

analisis diperoleh t = -13,562 dengan p = 0,000, dengan demikian hipotesa diterima artinya
terdapat perbedaan yang sangat signifikan rata-rata skor pada tes pre dan post. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada
kemampuan membaca dan menulis bahasa Indonesia dan bahasa Inggris pada anak
prasekolah sebagai pengaruh kelanjutan pengajaran dengan metode Jolly Phonics. Hal ini
menjawab pertanyaan penelitian bahwa metode ini memiliki konsistensi efektivitas dalam
aplikasinya di TK A dan di TK B.

iii

Selain data kuantitatif seperti di atas, diperoleh pula data kualitatif berkaitan
dengan proses pengajaran. Faktor pendukung yang memperlancar proses anak belajar
adalah:
a. Keterlibatan orang tua menstimulasi anak di rumah dengan materi yang telah
diajarkan di sekolah.
b. Kecakapan guru dalam mengaitkan berbagai kegiatan sekolah dengan pengajaran
baca-tulis.
c. Penggunaan media pengajaran seperti kartu alfabet dan gambar serta buku cerita
mempermudah anak untuk memberikan perhatian dan memfokuskan konsentrasi.
d. Pendekatan individual dalam proses pengajaran dibutuhkan untuk mengimbangi
pendekatan klasikal untuk menjamin setiap kebutuhan anak terpenuhi, sehingga
anak dapat mengikuti pelajaran baca tulis sesuai dengan kecepatannya.
Adapun faktor penghambat yang menuntut upaya untuk mengatasinya adalah:
a. Tingkat kesulitan dalam mensintesa bunyi menjadi suku kata, dan mensintesa suku
kata menjadi kata merupakan faktor yang membuat anak membutuhkan waktu
latihan banyak untuk menguasai kemampuan mengeja.
b. Kata-kata bahasa Inggris yang sulit (Tricky words) membutuhkan pengulangan
yang sering untuk dapat dikuasai anak.
c. Dalam penerapannya di sekolah taman kanak-kanak dengan pengantar bahasa
Indonesia, dibutuhkan beberapa penyesuaian materi Jolly Phonics agar lebih mudah
difahami dan dirasakan sesuai dengan kenyataan sehari-hari yang dihadapi anak.
Penyesuaian materi ini mencakup bunyi huruf ejaan Inggris yang diganti dengan
bunyi huruf sesuai ejaan Indonesia (huruf u dan c). Penyesuaian lain juga perlu
dilakukan pada alokasi waktu yang dibutuhkan anak untuk belajar ejaan dan kosa
kata bahasa Inggris karena kecepatan anak Indonesia menyerap bahasa Inggris
sebagai bahasa asing tidak secepat anak yang berbahasa Inggris.
Dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Jolly Phonics dapat
digunakan sebagai suatu metode pengajaran baca tulis secara berkelanjutan dari TK A
sampai TK B di sekolah taman kanak-kanak Al-Azhar Syifa Budi Solo.
Hasil penelitian ini membawa beberapa implikasi positif berupa tindak lanjut
penelitian berikutnya yang lebih mendalam serta aplikasi metode Jolly Phonics di sekolah
taman kanak Al-azhar Syifa Budi. Dengan demikian demi tercapainya bukti empirik yang
lebih meyakinkan maka dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melanjutkan pengajaran

iv

materi Jolly Phonics pada subjek penelitian sampai subjek duduk di bangku kelas 2
sekolah dasar. Hal ini penting untuk menjawab pertanyaan apakah dengan metode ini anak
Indonesia akan mampu berbahasa Inggris dengan lebih fasih sejak usia dini.

Selain itu

penelitian juga dapat dilakukan dengan menggunakan sampel yang berbeda untuk
mengetahui pengaruh perbedaan individual serta lingkungan sosial. Selanjutnya dengan
konsistensi efektivitas metode Jolly Phonics yang sudah terbukti, maka langkah integrasi
metode ini dalam kurikulum dan sumber daya dapat mulai dilakukan. Hal ini akan
mendukung realisasi visi sekolah sebagai sekolah bilingual yang mengajarkan anak
berbahasa Inggris sejak dini.

v

SUMMERY
Reading and writing, along with math, are the most important basic skills for
children that need to be mastered in early schooling. Reading and writing proficiency will
determine children success in their education, because it provides access to all learning
resources (Stainthorp, Hughes, 1999;1). Then enable children to do so, becomes the main
objectives of learning especially during first year in elementary school. Children will be
excited when they can catch up with that thing, and will be very upset when they can’t.
Finally their perception about self competent is based on the reading and writing
competency. According to Chapman (2000: 703) reading highly predicted negative and
positive academic self concept, children with negative academic self concept had more
pessimistic attitudes toward reading than did the positive children. The negative children
viewed themselves as less competent and less interest in reading. Unfortunately, the fact
shows that children ability in reading and writing is not satisfying yet. In Yogyakarta and
Sleman, 12% 0f 170 children grade 1 and 2 from 17 school, are not able to read fluently
yet (Widyana, 2006). In Jakarta, 45% of children grade 5 has reading comprehension
bellow average (Sri Tiatri, 2006). On the other hand, nowadays children were challenged
to learn English as early as possible. So, one of the effort to handle the condition is
thinking about an alternative method of instruction that can teach reading and writing
along with teaching English as well.
Jolly Phonics method is one of literacy instruction that use bottom up process and
top-down approaches in a balance way. Children were taught to recognize sound letters
with introduction story and daily context. This method were found by Sue Loyd (1992)
from England, and have been implemented in many English language school such as
England, USA, Canada, Australia and in several non English language school like Korea,
and Malaysia. Stuart’s study (1999) shows that Jolly Phonics method effective to teach
English literacy for children who learn English as second language. Learning process in
this method is running in multisensory and use body movement or kinesthetic to associate
letter sounds so children can remember easily. Then children were taught to blend the letter
sounds in words, identified letter sounds in words, and write the letter correctly, and also
recognize tricky words.
Learning about Jolly Phonics inspired me to do the study applying this for
Indonesian children at school. So, I did a first study in 2007 to prove an effect of the
method in Indonesian children, especially kindergarten grade A. There are several benefits
vi

for Indonesian children if they learn literacy in Jolly Phonics; they have opportunity to
learn English digraph and vocabulary. It is very important to know English digraph that
enable Indonesian children to read and say English words out correctly. Therefore, it is
essential to integrate Indonesian and English literacy teaching so the learning process will
be more contextual and efficient.
My first study, prove that the implementation of Jolly Phonics method in
Indonesian school was very realistic and effective. These results push me to do this second
study, in pretest-posttest one group design. There are 30 children of kindergarten grade A
participated. The material include letter sounds introduction, writing letter formation,
blending simple words, and recognizing words. The abilities of initial literacy were
measured using modified Early Reading Screening Instrument (ERSI; Morris, 1992, 1998).
The results of measurement were analyzed statistically by paired samples t test. The t test
shows, t = -13,562 with p = 0,000, it means the hypothesis was accepted. So, Indonesian
preschool children who taught by Jolly Phonics method have increasing literacy abilities.
This study shows that Jolly Phonics method proven to be effective consistently for
Indonesian preschool children in kindergarten grade A and B. These findings make two
positive implications; firstly following researches need to be done and secondly
application, integration of Jolly Phonics in Al-Azhar kindergarten curriculum strongly
recommended.

vii

PRAKATA
Menyadari pentingnya kemampuan membaca dan menulis bagi perkembangan
pendidikan anak usia sekolah, memunculkan keinginan untuk mendalami metode
pengajaran membaca dan menulis yang bisa diberikan pada anak sejak prasekolah dengan
cara yang menyenangkan dan tidak membebani. Selain itu meningkatnya kesadaran
mengenalkan bahasa Inggris sedini mungkin, memberi inspirasi bagi penulis untuk
melakukan penelitian-penelitian tentang topik ini.
Dalam penelitian ini, yang menjadi tantangan terbesar adalah proses melakukan
eksperimen terhadap subjek yang masih berusia TK A. Pemberian perlakuan terhadap
mereka membutuhkan kesabaran dan keterampilan khusus, namun dalam prosesnya
tantangan ini menjadi daya tarik tersendiri karena menuntut kemampuan memahami dunia
anak prasekolah. Pengalaman melakukan penelitian ini menjadi pengalaman berharga
untuk memotivasi penulis memperdalam topik penelitian untuk diteliti lebih lanjut. Dengan
demikian sudah seharusnya penulis mengucap rasa syukur yang dalam atas limpahan
rahmat dan pertolongan Allah swt. yang telah memberikan kesempatan dan kekuatan untuk
menyelesaikan penelitian ini. Selain itu penulis juga menghaturkan terimakasih kepada:
1. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departeman Pendidikan Nasional yang telah
menyediakan sumber dana demi terselenggaranya penelitian ini.
2. Ibu DR. Markhamah, M.Hum, selaku ketua Lembanga Penelitian Universitas
Muhammadiyah Surakarta telah banyak melakukan upaya demi tercapainya
peningkatan produktivitas penelitian.
3. Bapak Susatyo Yuwono, S. Psi., M. Si., selaku dekan fakulltas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, yang memberikan dukungan terselenggaranya penelitian.
4. Ibu E.M. Sofyan S. Teks., selaku ketua Yayasan Al-Azhar Syifa Budi Solo yang telah
memberi ijin dan dukungan untuk mengambil data penelitian di TK A.
5. Ibu Indri selaku kepala sekolah TK Al-Azhar Syifa Budi Solo, yang memberikan
kesempatan dan kerjasama dalam penelitian ini.
6. Bunda Yumi, Bunda Kiki, Bunda Lely, Bunda Yuli, selaku guru kelas TK A Al-Azhar
Syifa Budi Solo, yang telah membantu menjadi tim pengajar yang memberikan
perlakuan.
7. Bapak dan Ibu dosen di fakultas Psikologi yang saling memberikan dorongan untuk
meningkatkan produktivitas penelitian.

viii

8. Ernawati, Uni, dan teman-teman lainnya yang telah membantu dalam pengambilan
data.
Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah yang
mendapat balasan dari Allah swt. Mudah-mudahan karya sederhana ini dapat menjadi
inspirasi bagi penulis juga bagi orang lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

September, 2008
Lisnawati Ruhaena, S.Psi. Psikolog

ix

DAFTAR ISI
PENGESAHAN......................................................................................................................i
RINGKASAN........................................................................................................................ii
PRAKATA ........................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................xi
BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1

Latar Belakang....................................................................................................... 1

1.2

Perumusan Masalah.............................................................................................. 8

BAB II ................................................................................................................................... 9
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 9
2.1

Perkembangan Kognitif (Teori Piaget).................................................................. 9

2.2

Perkembangan dan Pemerolehan Bahasa ............................................................ 12

2.3

Pemerolehan Bahasa Kedua ................................................................................ 15

2.4

Tinjauan Psikolinguistik terhadap Membaca ...................................................... 18

2.4.1

Alfabet ......................................................................................................... 18

2.4.2

Kata.............................................................................................................. 19

2.4.3

Elemen Penting dalam Membaca ................................................................ 20

2.4.4

Perkembangan Kesadaran Fonologis (Phonological Awareness) ............... 21

2.5

Belajar Membaca dan Menulis ............................................................................ 23

2.5.1

Belajar Membaca........................................................................................ 25

2.5.2

Belajar Menulis .......................................................................................... 27

2.6

Peran Bahasa dan Kognitif dalam Belajar Membaca-Menulis........................... 28

2.6.1

Peran Kognitif ............................................................................................. 28

2.6.2

Peran Bahasa ............................................................................................... 31

2.7

Penelitian Empirik Tentang Membaca dan Menulis ........................................... 33

2.7.1 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kemampuan Baca

Tulis ................. 36

2.8

Metode Belajar Baca-tulis ................................................................................... 37

2.9

Metode JOLLY PHONICS................................................................................... 39

2.9.1

Modul Jolly Phonics.................................................................................... 39

x

2.9.2

Belajar menguasai bunyi dari masing-masing huruf alfabet ....................... 39

2.9.3

Belajar menulis huruf .................................................................................. 40

2.9.4

Belajar mengeja ........................................................................................... 40

2.9.5

Mengidentifikasi bunyi huruf dalam kata-kata............................................ 40

2.9.6

Pengucapan kata-kata sulit .......................................................................... 41

2.10

Metode Reguler ................................................................................................... 41

2.11

Penelitian Empirik Tentang Metode Jolly Phonics ............................................. 42

2.12

Tinjauan Kritis Metode Jolly Phonics ................................................................. 43

2.13

Hipotesis .............................................................................................................. 44

BAB III ................................................................................................................................ 45
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN....................................................................... 45
3.1 Tujuan Penelitian....................................................................................................... 45
3.2 Manfaat Penelitian.................................................................................................... 45
BAB IV................................................................................................................................ 47
METODE PENELITIAN .................................................................................................... 47
4.1 Variabel Penelitian .................................................................................................... 47
4.2 Definisi Operasional Variabel ................................................................................... 47
4.3 Pemberian Perlakuan ................................................................................................ 48
4.4 Cek Manipulasi......................................................................................................... 48
4.5 Pengukuran ............................................................................................................... 48
4.6 Subjek ....................................................................................................................... 50
4.7 Kontrol Lingkungan Fisik ........................................ Error! Bookmark not defined.
4.8 Kontrol Lingkungan Sosial....................................... Error! Bookmark not defined.
4.9 Prosedur Pelaksanaan ............................................................................................... 51
4.10 Cara Analisis Data .................................................................................................. 51
4.11 Rancangan Eksperimen .......................................................................................... 52
BAB V ................................................................................................................................. 53
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 53
BAB VI................................................................................................................................ 60
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................... 60
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 66

xi

DAFTAR BAGAN
Halaman
1. Bagan 1

Alur Berpikir Tinjauan Teoretis

47

2. Bagan 2

Rancangan Eksperimen

55

xii

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1

Hasil Uji Normalitas Gain skor

57

2. Tabel 2

Rerata Gain Skor Pra dan Pasca

59

3. Tabel 3

Hasil Uji Independent samples t test

59

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Alat Ukur Penelitian

67

2. Personalia Penelitian

73

3. Data Hasil Penelitian

74

4. MOU dengan TK Al-Azhar Syifa Budi

78

xiv

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN JOLLY PHONICS TERHADAP KEMAMPUAN BACA-TULIS PERMULAAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS PADA ANAK PRASEKOLAH

0 3 15

Pengembangan Model Multisensori Untuk Stimulasi Dini Kemampuan Dasar Baca Tulis Anak Prasekolah

0 7 10

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK DENGAN METODE BACA CEPAT ALA GLENN DOMAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Dengan Metode Baca Cepat Ala Glenn Doman Di Kelompok Bermain Islam Pelangi Gonilan, Kartasura, Sukoharjo Tah

0 3 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK DENGAN METODE BACA CEPAT ALA GLENN DOMAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Dengan Metode Baca Cepat Ala Glenn Doman Di Kelompok Bermain Islam Pelangi Gonilan, Kartasura, Sukoharjo Tahu

0 3 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN CELEMEK PADA ANAK DIDIK Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Bercerita Dengan Celemek Pada Anak Didik Kelompok A TK Islam Bakti XI Surakarta Tahun Pelajaran 201

0 2 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN CELEMEK PADA ANAK DIDIK Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Bercerita Dengan Celemek Pada Anak Didik Kelompok A TK Islam Bakti XI Surakarta Tahun Pelajaran 201

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK PG Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 Di Tk Pg Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011 – 2012.

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 Di Tk Pg Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011 – 2012.

0 0 12

Pengembangan Model Multisensori Untuk Stimulasi Dini Kemampuan Dasar Baca Tulis Anak Prasekolah

0 0 4

Pengembangan Model Multisensori Untuk Stimulasi Dini Kemampuan Dasar Baca Tulis Anak Prasekolah LISNAWATI BAB I

0 1 3