PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 Di Tk Pg Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011 – 2012.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK

KELOMPOK B2 DI TK PG TASIKMADU KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2011 – 2012

NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajad

Sarjana S-1

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

TIKA SARTIKA A5 20080 084

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

PENINGKA DENGAN MET

DI T

Tel

1. Aryati P 2. Drs. Ilham 3. Dra. Sur

2

KATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERM ETODE MULTISENSORI PADA ANAK KE

DI TK PG TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011 – 2012

PENGESAHAN

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

TIKA SARTIKA A 520 080 084

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal: 12 Juli 2012

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji:

yati Prasetyorini, M. Pd (

s. Ilham Sunaryo, M. Pd (

a. Surtikanti, SH, M.Pd (

Surakarta, 12 Juli 2012

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan

Drs. H. Sofyan Anif, M. Si NIK : 547

ii

RMULAAN KELOMPOK B2

AR

( )

( )


(3)

3

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK PG

TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011 – 2012 Tika Sartika, A520080084, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 144 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan membaca permulaan anak melalui metode multisensori. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B2 di Taman Kanak-Kanak PG Tasikmadu Tahun Pelajaran 2011/2012 dan obyek penelitian ini adalah membaca permulaan anak. Data membaca permulaan anak dikumpulkan dengan observasi dan data tentang metode multisensori dikumpulkan dengan observasi dan catatan lapangan. Analisis data dilakukan dengan analisis komparatif yaitu dengan membandingkan hasil rata-rata membaca permulaan anak dengan indikator kinerja pada tiap siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan membaca permulaan anak didik. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata membaca permulaan anak sebelum perlakukan tindakan adalah 35,11%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan melakukan pembelajaran dengan metode multisensori pada siklus I membaca permulaan anak meningkat menjadi 46,429% pada siklus II membaca permulaan anak meningkat menjadi 70,378% dan pada siklus III meningkat menjadi 84,66%. Secara keseluruhan dengan metode multisensori dapat meningkatkan membaca permulaan anak kelompok B2 di Taman Kanak-Kanak PG Tasikmadu.

Kata kunci: metode multisensori, membaca permulaan


(4)

1

1. PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun. Membaca adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh makna (Vacca, 1991:172). Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Dengan demikian, anak usia dini perlu memperoleh latihan membaca dengan baik khususnya membaca permulaan. Tujuan membaca permulaan di Taman Kanak-kanak adalah agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Depdikbud, 1994/1995:4). Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah usia emas (golden age), di mana anak sangat berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat. Pentingnya mengenyam pendidikan TK juga ditunjukkan melalui hasil penelitian terhadap anak–anak dari golongan ekonomi lemah yang diketahui kurang memperoleh rangsangan mental selama masa prasekolah, ternyata pendidikan selama 10 tahun berikutnya tidak memberi hasil yang memuaskan (Adiningsih, 2001:28). Maka sebaiknya pendidikan Taman Kanak–kanak (TK) janganlah dianggap sebagai pelengkap saja, karena kedudukannya sama penting dengan pendidikan yang diberikan jauh di atasnya. Beberapa tahun belakangan ini pun, banyak sekolah dasar, terutama sekolah dasar favorit yang memberikan beberapa persyaratan masuk pada calon siswanya. Sekolah ini mengadakan tes psikologi dan mensyaratkan anak sudah harus bisa membaca (Andriani, 2005:1). Kemampuan membaca permulaan merupakan aspek yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak usia dini, selanjutnya penelitian ini akan membahas masalah tentang kemampuan membaca permulaan anak. Penelitian dilaksanakan di TK PG Tasikmadu yang juga merupakan tempat mengajar peneliti. TK PG Tasikmadu terletak di desa Ngijo kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganayar. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelompok B2 di TK PG Tasikmadu menujukkan membaca permulaan yang rendah. Hal ini bisa dilihat dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa sebagian besar anak kelompok B TK PG Tasikmadu menunjukkan kemampuan membaca yang rendah. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa rendahnya kemampuan memabaca permulaan pada anak kelompok B di TK PG Tasikmadu disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, alat peraga yang digunakan dalam proses


(5)

2

pembelajaran kurang menarik bagi anak, dan pemilihan pendekatan pembelajaran yang kurang efektif. Selama ini teknik yang digunakan dalam pembelajaran bahasa terutama dalam kegiatan membaca sangat monoton dan kurang menarik bagi anak. Anak yang disuruh untuk menirukan guru membaca, sehingga pembelajaran tidak bermakna bagi anak. Maka dari itu penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B di TK PG Tasikmadu peneliti akan menggunakan metode multisensori yang menekankan pengajaran membaca melalui prinsip VAKT, dengan melibatkan beberapa modalitas alat indera. Dengan melibatkan beberapa modalitas alat indera, proses belajar diharapkan mampu memberikan hasil yang sama bagi anak–anak dengan tipe pembelajaran yang berbeda–beda. Modalitas yang sering dilibatkan adalah visual (penglihatan), auditory (pendengaran), kinesthetic (gerakan), dan tactile (perabaan), yang sering disebut VAKT. Pendekatan yang sesuai dengan tipe pembelajaran anak akan memberi lebih banyak kesempatan bagi anak untuk menggali kemampuan dan potensinya, sesuai prinsip Kurikulum baru yang saat ini belum diterapkan secara optimal. Media akan dapat menarik minat anak dan akhirnya berkonsentrasi untuk belajar dan memahami pelajaran. Maka berdasarkan uraian di atas maka penelitian tindakan kelas ini diberi judul

“Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Penerapan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 di TK PG Tasikmadu Tahun Ajaran 2011 – 2012’’.Penyusunan ini dapat dirumuskan dengan Apakah metode multisensori dapat meningkatkan kemampuan membaca awal anak TK Kelompok B di Tasikmadu?, sedangkan tujuan secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca awal anak TK. Secara khusus untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B di TK PG Tasikmadu melalui metode multisensori.. Manfaat pada penelitian ini adalah diharapkan mampu memberikan masukan dan memberikan sumbangan referensi untuk pembelajaran bahasa. Secara khusus penelitian ini memberikan strategi pembelajaran bahasa, terutama kemampuan membaca permulaan agar pembelajaran tersebut menyenangkan bagi anak.

2. LANDASAN TEORI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kemampuan” berarti kesanggupan atau kecakapan. “Membaca” berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, atau mengeja dan melafalkan apa yang tertulis (KBBI, 1999:72). Membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Membaca permulaan merupakan tahap kedua dalam membaca menurut Mercer. Beberapa hal yang tercakup dalam pengertian membaca permulaan yaitu: membaca permulaan merupakan suatu proses, strategis, interaktif. Membaca permulaan merupakan suatu proses maksudnya adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peran utama dalam membentuk makna. Strategis maksudnya membaca yang efektif menggunakan berbagai strategi yang sesuai dengan teks yang dibaca. Interaktif


(6)

3

maksudnya keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Anak– anak usia Taman Kanak–kanak memiliki potensi yang terpendam untuk menjadi pembaca yang baik. Tahap perkembangan yang memungkinkan mereka mengerti simbol–simbol dalam bahasa memberi kesempatan untuk cepat belajar dan mengasah ketajaman berpikir. Selain itu, anak–anak sebagai pembaca awal umumnya memiliki kesadaran fonemis yang cukup baik dan sangat berguna dalam proses membaca. Karena itu, diperlukan adanya pemilihan metode yang tepat dengan harapan anak dapat belajar membaca dengan efektif, memanfaatkan segala potensinya dan merasa nyaman dalam belajar menggunakan metode yang memperhatikan kebutuhan belajar mereka. Metode multisensori adalah suatu pembelajaran menggunakan seluruh indra yang dimiliki yang meliputi visual, auditoris, kinestetik, dan taktil. Pendekatan membaca multisensori meliputi kegiatan menelusuri (perabaan), mendengarkan (auditoris), menulis (gerakan), dan melihat (visual). Untuk itu, pelaksanaan metode ini membutuhkan alat bantu (media) seperti kartu huruf, kertas, pensil, dan tulisan timbul. Metode multisensori yang dikembangkan oleh Grace Fernald merupakan sebuah metode membaca remedial–kinestetik yang dirancang untuk mengajari individu dengan kesulitan membaca yang ekstrim. Berdasarkan beberapa keunggulan metode Fernald dalam uraian di atas, peneliti pun memutuskan untuk mengadaptasi metode multisensori Fernald dalam penelitian yang akan dilakukan. Peneliti melakukan beberapa modifikasi dalam metode multisensori ini dengan memperhatikan tingkat usia dan pendidikan subjek, ketersediaan waktu, serta tingkat kemampuan membaca yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan penelitian ini. Metode multisensori banyak digunakan banyak guru untuk meningkatkan kemampuan anak didiknya diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Peranan bimbingan mata pelajaran bahasa inggris sub alphabet melalui metode multisensory. Proses pembelajaran dengan pendekatan multisensori yaitu melalui pengenalan huruf, membaca kata sederhana, hingga tahap membaca kata-kata luas. Selain itu pengertian pendekatan multisensori diartikan sebagai suatu metode pembelajaran yang memanfaatkan modalitas siswa meliputi tartil, visual, auditori, dan kinektik secara bersama dalam proses belajar. 2) Remedial membaca bagi anak disleksia. Disleksia merupakan kondisi kesulitan belajar membaca taraf berat yang disebabkan oleh faktor neurologis, kematangan, genetika, dan psikologis dasar yang ditandai oleh IQ rata atau diatas rata-rata dan kadang-kadang menyertai atau bersama-sama dengan jenis kelainan lain. 3) Membaca permulaan untuk anak usia dini. Dalam metode multisensori, perangsangan visual dan auditoris diberikan berurutan. Perangsangan visual melalui tulisan di papan tulis, diikuti pengucapan oleh guru dan anak diminta mengikuti. Penyajian rangsang visual akan diperkuat dengan perangsangan auditoris sehingga anak lebih cepat dalam mengidentifikasi, membedakan, dan menyimpan kata–kata yang dipelajari.

Penetilian dari Seva Andini Kusnawanto (2008) dengan judul Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Dengan Metode Mueller. Wistri Pajarwati (2011) dengan Judul Upaya Meningkatkan


(7)

4

Kemampuan Membaca Awal dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language Pada Anak Kelompok B2 TK WARU 01 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian dari Puji Rahayu (2009) dengan Judul Peningkatan Kemampuan Membaca Pada Anak Melalui Permainan Memasangkan Gambar Dengan Kata Pada Anak Didik Kelompok A di TK Aisyiyah IV Karanggeneng Boyolali Semester 2 Tahun 2009/2010.

Berdasarkan uraian diatas dari beberapa penelitian terdahulu peneliti menekankan kegiatan pelaksanan pembelajaran membaca permulaan dengan teknik yang berbeda. Persamaan dengan peneliti ini adalah orientasi kegiatan yang ditingkatkan kemampuan membaca permulaan. Perbedaannya bahwa pada penelitian ini ditekankan pada penggunaan metode multisensori dengan metode penelitian tindakan kelas.

3. METODE PENELITIAN

Dari berbagai jenis penelitian penulis memutuskan menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh guru yang bertujuan memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru dalam mengelola pembelajaran agar lebih baik lagi. Desain penelitian adalah suatu rangkaian tahap penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini mencakup tahap-tahap (1) Perencanaan tindakan (planning), (2) Pelaksanaan tindakan (acting), (3) Pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting). Jenis data pada penelitian ini adalah sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi serta hasil membaca pada setiap siklus. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Metode pengumpulan pada penelitian ini ada dua yaitu observasi dan dokumentasi. Instrumen pada penelitian ini menggunakan pedoman observasi yang prosedurnya ada dua yaitu pedoman observasi membaca dan pedoman metode multisensori. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis komparatif dan teknik analisis interaktif. Indikator pencapaian keberhasilan penelitian adalah siklus I 46,429%, siklus II 70,378%, siklus III 84,66%.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk membuktikan bahwa metode multisensori dapat meningkatkan membaca permulaan pada kelompok B2 di TK PG Tasikmadu, peneliti menggunaka prosentase tingkat keberhasilan tindakan guna melihat peningkatan membaca permulaan anak dari pra siklus sampai dengan siklus III, dapat dilihat pada hasil amatan berikut:

Data Hasil Amatan

Aspek Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Prosentase rata-rata

35,294% 46,429 % 70,378% 84,66% Indikator ≥ 40% ≥ 70% ≥ 80%


(8)

5 pencapaian Metode pembelajaran Pemberian tugas - Bercakap-cakap -Tanya jawab -Demonstrasi -Pemberian tugas -Metode multisensor y - Bercakap-cakap - Tanya jawab - Demonstrasi - Pemberian tugas - Metode multisensori -Bercakap-cakap -Tanya jawab -Demonstrasi -Pemberian tugas -Metode

multisensori

Media yang digunakan

Tidak ada - spidol - huruf timbul - tepung

- spidol - huruf timbul - tepung

- spidol - huruf timbul - tepung Tema Tanaman Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Proses pembelajaran -Kegiatan awal -Inti -Penutup -Kegiatan awal -inti -penutup -kegiatan awal -inti -penutup -kegiatan awal -inti -penutup Waktu pembelajaran

45menit 60 menit 60 menit 60 menit Observasi Beberapa

anak banyak yang belum mampu membedakan huruf

Pertemuan pertama biasa-biasa saja, masih ada beberapa anak yang tidak aktif dalam

pembelajaran, pada

pertemuan kedua masih saja ada beberapa anak yang belum mau menjawab huruf yang ditanyakan dan belum mau menulis di tepung. Pertemuan pertama anak sudah aktif mengikuti kegiatan walaupun masih ada beberapa anak yang pasif tetapi pada pertemuan kedua banyak anak yang mampu menyebutkan huruf dan sudah mau menulis di tepung. Pertemuan pertama anak antusias dan bersemangat sekali mengikuti kegiatan, anak sangat antusias dan sudah mampu membaca

permulaan sudah meningkat dengan hasil yang

maksimal


(9)

6 refleksi tertarik dengan pembelajaran disebabkan media yang digunakan kurang menarik bagi anak dan guru kurang memberi motivas kepada anak Anak merasa bosan dengan kegiatan karena tergesa-gesa ingin bermain di luar oleh karena itu diperlukan media yang menarik dan anak merasa betah dikelas. mulai aktif mengikuti kegiatan karena sudah pernah melakukan kegiatan yang sama sebelumnya Anak belum mau menulis walaupun sudah banyak anak yang mampu membedakan huruf. antusias mengikuti kegiatan membaca karena media yang digunakan sangat membuat anak tertarik Anak semangat sekali membaca dan sudah melakukan kegiatan sendiri karena sudah merasa senang dengan kegiatan

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan membaca permulaan anak sebelum tindakan sampai dengan siklus ke III menunjukan peningkatan. Sebelum tindakan 35,294 %, siklus I sebesar 46,429 %, siklus II mencapai 70,378 % dan pada siklus III sebesar 84,66 %. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti peningkatan membaca permulaan anak dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, motivasi dan reward. Melalui metode multisensori anak dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaannya yang semula belum mampu membedakan huruf dan sekarang sudah mulai mampu membaca kata-kata yang dilihat anak.

5. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh bahwa motivasi anak pada pembelajaran membaca permulaan melalui metode multisensori mengalami peningkatan. Agar metode multisendori ini dapat optimal guru bisa


(10)

7

menggunakan media atau alat bantu seperti laptop, disini guru bisa menampilkan huruf yang dinginkan dengan terdengar bunyi huruf yang ditampilakan. Hal ini dapat membantu memperlancar dalam metode multisensori. Selain itu, anak-anak akan lebih antusias dalam pembelajaran. Peningkatan kemampuan membaca permulaan anak melalui metode multisensori. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan anak dari sebelum tindakan sampai dengan siklus III yakni sebelum tindakan anak sebesar 35,294 %, peningkatan kemampuan membaca permulaan siklus I mencapai 46,429 %, peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siklus II mencapai 70,378 % dan peningkatan kemampuan membaca permulaan anak pada siklus III mencapai 84,66% .

6. SARAN

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dalam usaha untuk peningkatan kemampuan membaca permulaan anak melalui metode multisensori diajukan sejumlah saran. Saran tersebut ditujukan kepada kepala sekolah, guru kelas, orang tua dan peneliti berikutnya.


(11)

8

DAFTAR PUSTAKA

Hainstock, E. G. 2002. Montessori untuk Anak Prasekolah. Jakarta: Pustaka Delaprasta.

Hurlock, E. B. 1991. Perkembangan Anak Jilid 1 (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa dan Muslichach Zarkasih). Jakarta: Erlangga.

Lucky. 2007. Pengaruh Metode Multisensori Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Taman Kanak - kanak (Studi Eksperimental di TK ABA 52 Semarang). Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Patmonodewo, S. 1995. Pendidikan Anak Prasekolah.. Jakarta: Rineka Cipta.

Supadmi. 2011. Penggunaan Alat Peraga Puzzel Huruf untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada anak Kelompok B Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganayar. Skripsi. Surakarta: Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pajarwati, Wistri. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal Dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language pada Anak Kelompok B2 TK WARU 01 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011-2012. Skripsi. Surakarta: Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Surakarta.

http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2009/06/membaca-permulaan-permainan-bahasa.htm diakses l4 oktober 2011

http://deyyjavu.blogspot.com/2007/03/pendekatan-multisensori-dalam.html diakses 14 oktober 2011.

Ayriza. Y. 2005. Perbandingan Efektivitas Tiga Metode Membaca Permulaan dalam Meningkatkan Kesederhanaan Fonologis Anak Prasekolah. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Universitas Gadjah Mada.


(12)

9

Yusuf, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Dengan Problem Belajar. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1999 Kamus Besar Bahasa Indonesia-Edisi kedua, Cetakan kesepuluh. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kurikulum 2010 Standar Kompetensi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah

Moleong, L. J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya CV

Azwar, Saifuddin.1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yoni, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familian Pustaka Keluarga.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(1)

4

Kemampuan Membaca Awal dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language Pada Anak Kelompok B2 TK WARU 01 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian dari Puji Rahayu (2009) dengan Judul Peningkatan Kemampuan Membaca Pada Anak Melalui Permainan Memasangkan Gambar Dengan Kata Pada Anak Didik Kelompok A di TK Aisyiyah IV Karanggeneng Boyolali Semester 2 Tahun 2009/2010.

Berdasarkan uraian diatas dari beberapa penelitian terdahulu peneliti menekankan kegiatan pelaksanan pembelajaran membaca permulaan dengan teknik yang berbeda. Persamaan dengan peneliti ini adalah orientasi kegiatan yang ditingkatkan kemampuan membaca permulaan. Perbedaannya bahwa pada penelitian ini ditekankan pada penggunaan metode multisensori dengan metode penelitian tindakan kelas.

3. METODE PENELITIAN

Dari berbagai jenis penelitian penulis memutuskan menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh guru yang bertujuan memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru dalam mengelola pembelajaran agar lebih baik lagi. Desain penelitian adalah suatu rangkaian tahap penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini mencakup tahap-tahap (1) Perencanaan tindakan (planning), (2) Pelaksanaan tindakan (acting), (3) Pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting). Jenis data pada penelitian ini adalah sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi serta hasil membaca pada setiap siklus. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Metode pengumpulan pada penelitian ini ada dua yaitu observasi dan dokumentasi. Instrumen pada penelitian ini menggunakan pedoman observasi yang prosedurnya ada dua yaitu pedoman observasi membaca dan pedoman metode multisensori. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis komparatif dan teknik analisis interaktif. Indikator pencapaian keberhasilan penelitian adalah siklus I 46,429%, siklus II 70,378%, siklus III 84,66%.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk membuktikan bahwa metode multisensori dapat meningkatkan membaca permulaan pada kelompok B2 di TK PG Tasikmadu, peneliti menggunaka prosentase tingkat keberhasilan tindakan guna melihat peningkatan membaca permulaan anak dari pra siklus sampai dengan siklus III, dapat dilihat pada hasil amatan berikut:

Data Hasil Amatan

Aspek Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Prosentase

rata-rata

35,294% 46,429 % 70,378% 84,66%


(2)

5 pencapaian Metode pembelajaran Pemberian tugas - Bercakap-cakap -Tanya jawab -Demonstrasi -Pemberian tugas -Metode multisensor y - Bercakap-cakap - Tanya jawab - Demonstrasi - Pemberian tugas - Metode multisensori -Bercakap-cakap -Tanya jawab -Demonstrasi -Pemberian tugas -Metode

multisensori

Media yang digunakan

Tidak ada - spidol - huruf timbul - tepung

- spidol - huruf timbul - tepung

- spidol - huruf timbul - tepung Tema Tanaman Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Proses pembelajaran -Kegiatan awal -Inti -Penutup -Kegiatan awal -inti -penutup -kegiatan awal -inti -penutup -kegiatan awal -inti -penutup Waktu pembelajaran

45menit 60 menit 60 menit 60 menit Observasi Beberapa

anak banyak yang belum mampu membedakan huruf

Pertemuan pertama biasa-biasa saja, masih ada beberapa anak yang tidak aktif dalam

pembelajaran, pada

pertemuan kedua masih saja ada beberapa anak yang belum mau menjawab huruf yang ditanyakan dan belum mau menulis di tepung. Pertemuan pertama anak sudah aktif mengikuti kegiatan walaupun masih ada beberapa anak yang pasif tetapi pada pertemuan kedua banyak anak yang mampu menyebutkan huruf dan sudah mau menulis di tepung. Pertemuan pertama anak antusias dan bersemangat sekali mengikuti kegiatan, anak sangat antusias dan sudah mampu membaca

permulaan sudah meningkat dengan hasil yang

maksimal


(3)

6

refleksi tertarik

dengan pembelajaran disebabkan media yang digunakan kurang menarik bagi anak dan guru kurang

memberi motivas kepada anak Anak merasa bosan dengan kegiatan karena tergesa-gesa ingin bermain di luar oleh karena itu diperlukan media yang menarik dan anak merasa betah dikelas.

mulai aktif mengikuti kegiatan karena sudah pernah melakukan kegiatan yang sama

sebelumnya Anak belum mau menulis walaupun sudah banyak anak yang mampu membedakan huruf.

antusias mengikuti kegiatan

membaca karena media yang digunakan sangat membuat anak tertarik

Anak semangat sekali membaca dan sudah melakukan kegiatan sendiri karena sudah merasa senang dengan kegiatan

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan membaca permulaan anak sebelum tindakan sampai dengan siklus ke III menunjukan peningkatan. Sebelum tindakan 35,294 %, siklus I sebesar 46,429 %, siklus II mencapai 70,378 % dan pada siklus III sebesar 84,66 %. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti peningkatan membaca permulaan anak dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, motivasi dan reward. Melalui metode multisensori anak dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaannya yang semula belum mampu membedakan huruf dan sekarang sudah mulai mampu membaca kata-kata yang dilihat anak.

5. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh bahwa motivasi anak pada pembelajaran membaca permulaan melalui metode multisensori mengalami peningkatan. Agar metode multisendori ini dapat optimal guru bisa


(4)

7

menggunakan media atau alat bantu seperti laptop, disini guru bisa menampilkan huruf yang dinginkan dengan terdengar bunyi huruf yang ditampilakan. Hal ini dapat membantu memperlancar dalam metode multisensori. Selain itu, anak-anak akan lebih antusias dalam pembelajaran. Peningkatan kemampuan membaca permulaan anak melalui metode multisensori. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan anak dari sebelum tindakan sampai dengan siklus III yakni sebelum tindakan anak sebesar 35,294 %, peningkatan kemampuan membaca permulaan siklus I mencapai 46,429 %, peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siklus II mencapai 70,378 % dan peningkatan kemampuan membaca permulaan anak pada siklus III mencapai 84,66% .

6. SARAN

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dalam usaha untuk peningkatan kemampuan membaca permulaan anak melalui metode multisensori diajukan sejumlah saran. Saran tersebut ditujukan kepada kepala sekolah, guru kelas, orang tua dan peneliti berikutnya.


(5)

8

DAFTAR PUSTAKA

Hainstock, E. G. 2002. Montessori untuk Anak Prasekolah. Jakarta: Pustaka Delaprasta.

Hurlock, E. B. 1991. Perkembangan Anak Jilid 1 (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa dan Muslichach Zarkasih). Jakarta: Erlangga.

Lucky. 2007. Pengaruh Metode Multisensori Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Taman Kanak - kanak (Studi Eksperimental di TK ABA 52 Semarang). Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Patmonodewo, S. 1995. Pendidikan Anak Prasekolah.. Jakarta: Rineka Cipta.

Supadmi. 2011. Penggunaan Alat Peraga Puzzel Huruf untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada anak Kelompok B Taman Kanak-kanak 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganayar. Skripsi. Surakarta: Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pajarwati, Wistri. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal Dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language pada Anak Kelompok B2 TK WARU 01 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011-2012. Skripsi. Surakarta: Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Surakarta.

http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2009/06/membaca-permulaan-permainan-bahasa.htm diakses l4 oktober 2011

http://deyyjavu.blogspot.com/2007/03/pendekatan-multisensori-dalam.html diakses 14 oktober 2011.

Ayriza. Y. 2005. Perbandingan Efektivitas Tiga Metode Membaca Permulaan dalam Meningkatkan Kesederhanaan Fonologis Anak Prasekolah. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Universitas Gadjah Mada.


(6)

9

Yusuf, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Dengan Problem Belajar. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1999 Kamus Besar Bahasa Indonesia-Edisi kedua, Cetakan kesepuluh. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kurikulum 2010 Standar Kompetensi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah

Moleong, L. J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya CV

Azwar, Saifuddin.1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yoni, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familian Pustaka Keluarga.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE GLENN DOMAN PADA ANAK KELOMPOK A1 Pengembangan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Glenn Doman Pada Anak Kelompok A1 Tk Negeri Pembina Kec. Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012

0 3 16

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SINTESA PADA ANAK KELOMPOK B TK Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Sintesa Pada Anak Kelompok B TK Jatirejo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013.

0 1 14

NASKAH PUBLIKASI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Sintesa Pada Anak Kelompok B TK Jatirejo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013.

0 1 10

PENERAPAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA PENERAPAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I SD NEGERI POKAK I CEPER KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAANPADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE MULTISENSORI DI Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Usia Dini Melalui Metode Multisensori Di Kelompok B TK Aisyiyah 1 Mojayan Kecamatan Klaten Tengah Kab

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE CERITA GAMBAR SERI Peningkatan kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini Melalui Metode Cerita Gambar Seri Pada Anak Didik Kelompok B di TK Bhayangkari Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE CERITA GAMBAR SERI Peningkatan kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini Melalui Metode Cerita Gambar Seri Pada Anak Didik Kelompok B di TK Bhayangkari Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

0 0 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK PG Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 Di Tk Pg Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011 – 2012.

0 3 16

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 Di Tk Pg Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011 – 2012.

0 1 9

METODE MULTISENSORI MELALUI MEDIA PASIR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

4 6 51