FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH DAERAH (Survei Pada Inspektorat Pemerintah Daerah Se-DIY)

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH DAERAH

(Survei Pada Inspektorat Pemerintah Daerah Se-DIY)

THE FACTORS THAT AFFECT INTERNAL AUDIT QUALITY OF GOVERNMENT’S

ENVIRONMENT

(Survey on the Regional Inspectorate Government of DIY)

Oleh :

HARRY CIPUTRA MOKODOMPIT

20110420077

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH DAERAH

(Survei Pada Inspektorat Pemerintah Daerah Se-DIY)

THE FACTORS THAT AFFECT INTERNAL AUDIT QUALITY OF

GOVERNMENT’S ENVIRONMENT

(Survey on the Regional Inspectorate Government of DIY)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

HARRY CIPUTRA MOKODOMPIT

20110420077

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

H PERNYATAAN Dengan ini Saya,

Nama : Harry Ciputra Mokodompit Nim : 20110420077

Menyatakan Bahwa skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH DAERAH (Survei pada Inspektorat Pemerintah Daerah Se-DIY)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila

ternyata dalam skripsi ini diketahui terdaapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut

dibatalkan.

Yogyakarta 30 oktober 2016


(4)

(5)

“ HALAMAN

PERSEMBAHAN

Aku Persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang

kukasihi dan kusayangi sepanjang hidupku...


(6)

(7)

(8)

DAFTAR ISI

Hal

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... ix

ABSTRACT... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori... 9


(9)

2. Audit Sektor Publik... 10

3. Kualitas Audit ... 17

4. Independensi ... 17

5. Kompetensi ... 18

6. Etika ... 19

7. Due proffesional care ... 20

8. Pengalaman kerja ... 21

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 21

1. Independensi terhadap Kualitas Audit ... 21

2. Kompetensi terhadap Kualitas Audit ... 23

3. Etika terhadap Kualitas Audit ... 24

4. Due Proffesional Care terhadap Kualitas Audit ... 25

5. Pengalaman terhadap Kualitas Audit ... 25

C. Model Penelitian... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Objek Penelitian ... 29

B. Jenis Data ... 29

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

1. Variabel Dependen ... 30

2. Variabel Independen ... 30

a. Independensi ... 30

b. Kompetensi... 31

c. Etika ... 32

d. Due Proffesional Care ... 32

e. Pengalaman ... 33

F. Model Analisis Data ... 33


(10)

2. Uji Kualitas Data ... 34

3. Uji Asumsi Klasik ... 35

G. Uji Hipotesis Dan Analisa Data ... 36

1. Uji Signifikansi Nilai t ... 37

2. Uji Signifikansi Nilai F ... 37

3. Uji Koefisien Determinasi ( Adjusted R2 )... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 39

B. Statistik Deskriptif ... 42

C. Uji Kualitas Data ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 45

D. Uji Asumsi Klasik ... 47

a. Uji Normalitas ... 47

b. Uji Multikolinieritas ... 48

c. Uji Heteroskedastisitas ... 49

E. Hipotesis Dan Analisa Data ... 50

d. Uji Signifikansi Nilai t ... 50

e. Uji Signifikansi Nilai f ... 54

f. Uji Koefisien Determinasi ( Adjusted R2 ... 55

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Keterbatasan ... 56

C. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA


(11)

(12)

LAMPIRAN 1 : DAFTAR PERTANYAAN KUISIONER

Yogyakarta , 14 Februari 2016

Kepada Yth.

Responden Di Tempat

dengan ini saya

Nama : Harry Ciputra Mokodompit NIM : 20110420077

Status : Mahasiswa Strata 1 ( S-1 ) Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi UMY

Dalam Rangka Untuk Penelitian Skripsi Program Sarjana ( S-1 ) Fakultas ekonomi, Jurusan Akuntansi UMY, saya memerlukan Informasi untuk MendukungPenelitian yang saya lakuka de ga judul : “ FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH DAERAH”

Untuk itu saya mohon ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara/I Mengisi kuisioner yang terlampir . kuisioner ini terdiri atas sejumlah pertanyaan, hasil tabulasi data dari isian kuisioner Bapak/Ibu/Saudara/I akan diolah secara agregat dan digunakan hanya untuk kepentingan akademis kesediaan Bapak /Ibu/Saudara/I mengisi kuisioner ini sangat menentukan keberhasilan penelitian yang saya lakukan.

Atas partisipasi dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/I saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi - tingginya

Hormat Saya


(13)

IDENTITAS RESPONDEN

1. Na a :……… Boleh tidak Diisi

2. U ur : ……… 3. Jenis kelamin : :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Lama bekerja sebagai auditor : ………

6. Ju lah pe ugasa Audit Tahu : ………. 7. I sta si :………..


(14)

Cara Pengisian Kuisioner

Bapak/Ibu/saudara/I cukup memberikan tanda centang ( ) pada pilihan jawaban yang tersedia ( rentang angka 1 – 5 ) sesuai dengan pendapat

Bapak/Ibu/Saudara/I. Setiap pernyataan mengharapkan Hanya 1 Jawaban. Setiap angka akan memiliki tingkat kesesuaian dengan yang Bapak/Ibu/Saudara/I laksanakan

1 = sangat tidak setuju (STS) 2 = tidak setuju (TS)

3 = Netral (N) 4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)


(15)

DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDENSI Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu Mengenai Pernyataan - Pernyataan Berikut

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Penyusunan Program Audit Bebas dari campur tangan pimpinan ( inspektur) untuk menentukan, mengeliminasi atau

memodifikasi bagian tertentu yang diperiksa

2. Penyusunan Program audit bebas dari intervensi pimpinan tentang prosedur yang dipilih auditor.

3. Penyusunan Program Audit bebas dari usaha – usaha pihak lain untuk menentukan subyek pekerjaan pemeriksaan

4. Pemeriksaan bebas dari usaha usaha obyek pemeriksaan untuk menentukan atau menunjuk kegiatan yang diperiksa. 5. Pelaksaanaan pemeriksaan harus

bekerjasama dengan obyek pemeriksaan (instansi terkait )

6. Pemeriksaan bebas dari kepentingan pribadi maupun pihak lain

7. Pelaporan bebas dari kewajiban pihak lain untuk mempengaruhi fakta – fakta yang dilaporkan.

8. Pelaporan hasil audit bebas dari bahasa atau istilah yang menimbulkan multi tafsir 9. Pelaporan bebas dari usaha pihak tertentu

untuk mempengaruhi pertimbangan pemrika terhadap isi laporan pemerksaan


(16)

DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL KOMPETENSI Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu Mengenai Pernyataan – pernyataan Berikut. a.Indikator Penguasaan Standar Akuntansi dan Auditing

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Saat menempuh pendidikan Formal ( kuliah ) saya memperoleh pengetahuan yang sangat berguna dalam proses audit 2 Saya memahami dan mampu melakuakan

audit sesuai dengan standar akuntansi dan auditing yang berlaku

b.Indikator Wawasan Tentang Pemerintahan

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Saya memahami Hal – Hal terkait

pemerintahan ( struktur organisasi, fungsi, dan program. )

2. Saya memahami kegiatan pemerintahan

c.Indikator Peningkatan Keahlian

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Seiring bertambahnya masa kerja saya sebagai auditor, keahlian auditing sayapun makin bertambah

2. Saya selalu mengikuti dengan serius pelatihan akuntansi dan audit yang diselengaarakan internal inspektorat


(17)

d.Indikator Pengalaman

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Pengetahuan yang saya dapat dari pendidikan non formal ( literatur dan pelatihan auditor diluar inspektorat ) menambah pengalaman kerja saya

2. Lama melakukan audit, banyaknya instansi dan jenis instansi yang diaudit menambah pengalaman saya


(18)

DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL ETIKA

Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu Mengenai Pernyataan – pernyataan Berikut

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Imbalan jasa terkait dengan kompleksitas penugasan audit yang saya lakukan. 2. Sikap rekan kerja saya yang menerima

imbalan jasa diluar kesepakatan dengan instansi mempengaruhi penugasan audit 3 Konflik kerja yang saay alalmi

mempengaruhi penugasan audit 4. Kerinduan saya terhadap keluarga

membawa dampak prosedur audit yang sedang saya lakukan

5. Kerahasiaan data auditan saya junjung tinggi dalam penugasan audit

6. Kepentingan pubik saya utamakan daripada kepentingan pribadi


(19)

DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABE DUE PROFESIONAL CARE Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu Mengenai Pernyataan – pernyataan Berikut

Indikator Sikap Skeptis

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Saya selalu tidak puas dengan bukti – bukti yang kurang persuasif. Yang diberikan obyek pemeriksaan ( instansi )

2. Setiap ada transaksi yang mencurigakan saya selalu mempertanyakan kepada manajemen dan melakukan evaluasi secara krtis bukti audit tersebut

3. Pengumpulan dan penilaianbukti audit secara objektif menuntut saya

mempertimbangkan. Kompetensi dan kecukupan bukti tersebut.

Indikator Keyakinan yang memadai

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Untuk mmperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh oleh kekeliruan ( error ) atau kecurangan (

Irregularities ), saya selalu menggunakan kemahiran, proffesional saya dengan cermat, teliti dan seksama

2. Dalam merumuskan suatu pendapat/opini atas laporan keuangan saya harus

memperoleh bukti kompeten yang cukup 3. Audit yang telah saya rencanakan dan

dilaksanakan mungkin tidk dapat mendeteksi slah saji material terutama yang melibatkan penyembunyian dan pemalsuan dokumen (kolusi) diantara obyek pemeriksaan ( instansi )dan pihak ketiga.

4. Penemuan kemudian salah saji material, yang disebabkan oleh kekeliruan/kecurangan


(20)

dalam laporan kuangan tidak berarti dengan sendirinya bahwa saya telah gagal

menggunakan kemahira proffesional dengan cermat dan seksama atau gagal mematuhi standar auditing yang telah ditetapkan IAI


(21)

DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL PENGALAMAN KERJA Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu Mengenai Pernyataan – pernyataan Berikut

Indikator Lamanya Bekerja Sebagai Auditor

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Semakin lama menjadi auditor, semakin mengerti menghadapi entitas/obyek pemeriksaan dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

2. Semakin lama bekerja sebagai auditor semakin dapat mengetahui informasi yang relevan untuk mengambil pertimbangan dalam membuat keputusan

3. Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin dapat mendeteksi kesalahan yang dilakukan oleh objek pemeriksaan

4. Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin mudah mencari penyebab munculnya kesalahan serta dapat memberikan rekomendasi untuk

menghilangkan atau memperkecil penyebab tersebut

INDIKATOR BANYAK TUGAS PEMERIKSAAN

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1. Banyak tugas pemeriksaan membutuhkan keteltian dan kecermatan dalam

penyelesaiannya

2. Kekeliruan dalam pengumpulan dan pemilihan bukti serta informasi dapat menghambat proses penyelesaian pekerjaan

3. Banyaknya tugas yang dihadapi memberikan kesempatn untuk belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang pernah dialmi

4. Banyaknya tugas yang didapat memacu auditor untuk menyelesaikan pekerjaan


(22)

dengan cepat tanpa terjadi penumpukan tugas.

DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL KUALITAS AUDIT Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu Mengenai Pernyataan – pernyataan Berikut

NO PERNYATAAN NILAI

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1 Besarnya Kompensasi yang saya terima akan mempengaruhi saya dalam melaporkan kesalahan klien. 2 Pemahaman klien terhadap sistem

informasi akuntansi dapat menjadikan pelaporan audit lebih baik

3 saya mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan audit dalam waktu yang tepat

4 Saya menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan pelaporan 5 Saya tidak mudah percaya terhadap

pernyataan klien selama melakukan audit 6 Saya selalu berusaha berhati – hati dalam

pengambilan keputusan selama melakukan audit.


(23)

LAMPIRAN 2 : REKAPITULASI SKOR

PERTANYAAN KUISIONER


(24)

NO ITEM PERNYATAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDENSI (X1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total

1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35

9 2 2 3 3 4 4 4 4 4 30

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

12 2 2 4 5 4 5 5 5 5 37

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

14 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35

15 2 2 2 2 2 3 2 2 3 20

16 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32

17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

18 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35

19 3 3 4 4 3 4 4 4 4 33

20 4 4 4 4 2 4 4 4 4 34

21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

23 1 2 2 5 5 5 5 5 5 35

24 2 3 5 5 4 5 4 5 4 37

25 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

27 5 4 4 4 4 4 4 5 5 39

28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

29 2 4 3 3 4 5 5 5 5 36

30 4 4 4 4 4 5 5 5 5 40

31 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35

32 4 4 4 4 4 5 5 4 5 39

33 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32


(25)

NO ITEM PERNYATAAN UNTUK VARIABEL KOMPETENSI (X2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Total

1 3 2 4 3 4 5 3 2 26

2 4 3 4 4 4 4 4 4 31

3 4 3 4 4 4 4 4 4 31

4 4 3 4 4 4 4 4 4 31

5 4 3 4 4 4 4 4 4 31

6 4 3 4 4 4 4 4 4 31

7 4 4 4 4 4 4 4 4 32

8 4 4 5 5 5 5 5 5 38

9 4 4 4 4 4 4 4 4 32

10 4 3 4 4 4 4 4 4 31

11 4 4 4 4 4 4 4 4 32

12 4 4 4 4 5 4 4 4 33

13 4 4 4 4 4 4 4 4 32

14 4 4 4 4 5 5 4 5 35

15 4 4 4 4 4 4 4 4 32

16 4 4 4 4 4 4 4 4 32

17 4 4 4 4 4 4 4 4 32

18 3 4 4 4 4 5 5 4 33

19 3 4 4 4 4 4 4 4 31

20 4 4 4 4 4 4 4 4 32

21 4 3 4 4 4 4 4 4 31

22 4 4 4 4 4 4 4 4 32

23 4 4 4 4 4 4 4 4 32

24 4 4 4 4 5 5 4 4 34

25 4 4 4 4 4 4 4 4 32

26 4 4 4 4 4 4 4 4 32

27 4 4 4 4 4 4 4 4 32

28 4 4 4 4 4 4 4 4 32

29 5 5 5 5 5 5 4 4 38

30 4 4 4 4 4 4 4 4 32

31 4 4 4 4 4 4 4 4 32

32 4 4 4 4 4 4 4 4 32

33 4 4 4 4 4 4 4 4 32

34 4 3 4 4 4 4 4 4 31


(26)

NO ITEM PERNYATAAN UNTUK VARIABEL ETIKA (X3)

1 2 3 4 5 6 Total

1 2 2 2 2 5 5 18

2 2 3 3 2 4 4 18

3 2 3 3 2 4 4 18

4 2 3 3 2 4 4 18

5 2 2 3 2 2 1 12

6 2 3 3 2 4 4 18

7 2 2 2 2 4 4 16

8 2 2 2 2 5 5 18

9 2 1 2 2 4 4 15

10 2 3 3 2 5 5 20

11 2 3 3 2 4 4 18

12 3 3 4 3 5 5 23

13 3 3 4 3 4 4 21

14 3 3 3 3 5 5 22

15 4 3 4 4 3 3 21

16 4 2 4 2 5 5 22

17 5 5 5 5 5 5 30

18 1 4 4 4 5 5 23

19 2 3 2 2 4 4 17

20 2 2 2 2 4 4 16

21 2 3 3 2 4 4 18

22 2 2 2 2 4 4 16

23 4 3 3 2 4 4 20

24 3 5 4 2 4 4 22

25 2 2 2 2 4 4 16

26 4 4 4 4 4 4 24

27 3 4 2 2 4 5 20

28 3 2 4 4 4 4 21

29 4 4 4 4 4 4 24

30 2 4 4 2 4 5 21

31 3 3 3 3 4 4 20

32 3 2 2 1 5 5 18

33 2 4 4 2 4 4 20


(27)

NO ITEM PERNYATAAN UNTUK VARIABEL DUE PROFESIONAL CARE (X4)

1 2 3 4 5 6 7 Total

1 4 4 4 4 4 3 3 26

2 4 2 1 2 2 1 1 13

3 4 4 4 4 4 4 4 28

4 4 4 4 4 4 4 4 28

5 4 4 4 4 2 4 3 25

6 4 4 4 4 2 4 4 26

7 4 4 4 4 4 4 4 28

8 4 4 4 4 4 3 3 26

9 3 4 4 4 4 2 4 25

10 4 4 4 4 4 4 4 28

11 4 4 4 4 4 4 4 28

12 4 4 5 5 4 4 4 30

13 4 4 4 4 4 3 3 26

14 4 4 4 4 4 3 3 26

15 4 4 4 4 4 4 4 28

16 4 4 4 5 4 2 2 25

17 5 5 5 5 5 5 5 35

18 4 4 4 5 5 4 4 30

19 3 4 4 4 4 3 4 26

20 2 4 4 4 4 4 4 26

21 4 4 4 4 4 4 4 28

22 4 4 4 4 4 4 4 28

23 4 4 4 4 4 4 3 27

24 4 4 4 4 3 4 4 27

25 4 4 4 4 4 4 4 28

26 4 4 4 4 4 4 4 28

27 4 5 4 4 4 3 3 27

28 4 4 4 4 4 4 4 28

29 4 4 4 4 4 4 4 28

30 4 4 5 5 5 2 4 29

31 4 4 4 4 4 4 4 28

32 4 4 4 4 5 4 4 29

33 4 4 4 4 4 4 4 28


(28)

NO ITEM PERNYATAAN UNTUK VARIABEL PENGALAMAN KERJA (X5)

1 2 3 4 5 6 7 8 Total

1 4 4 4 4 4 4 4 4 32

2 4 4 4 4 4 4 4 3 31

3 4 4 4 4 4 4 4 3 31

4 4 4 4 4 4 4 4 4 32

5 4 4 4 4 4 4 4 4 32

6 4 4 4 4 4 4 4 3 31

7 4 4 4 4 4 4 4 4 32

8 4 4 4 4 4 4 4 4 32

9 4 4 4 4 4 4 4 2 30

10 4 4 4 4 4 4 4 4 32

11 4 4 4 4 4 4 4 4 32

12 4 4 4 4 5 4 4 4 33

13 4 4 4 4 4 4 4 3 31

14 4 4 4 4 4 4 4 4 32

15 4 4 4 4 4 4 4 4 32

16 5 5 5 5 4 4 4 4 36

17 5 5 5 5 5 5 5 5 40

18 4 4 4 3 4 4 4 3 30

19 4 4 4 4 4 4 3 3 30

20 4 4 4 4 4 4 4 4 32

21 4 4 4 4 4 4 4 3 31

22 4 4 4 4 4 4 4 4 32

23 4 4 4 4 4 4 4 4 32

24 4 4 4 4 4 4 5 5 34

25 4 4 4 4 4 4 4 4 32

26 4 4 4 4 4 4 4 4 32

27 4 4 4 4 4 4 4 3 31

28 4 4 4 4 4 4 4 2 30

29 4 4 4 4 4 4 4 4 32

30 4 4 4 5 5 4 4 4 34

31 4 4 4 4 4 4 4 4 32

32 5 4 4 4 4 4 4 3 32

33 4 4 4 4 4 4 4 4 32


(29)

NO

ITEM PERNYATAAN UNTUK VARIABEL KUALITAS AUDIT (Y)

1 2 3 4 5 6 Total

1 2 4 4 4 4 3 21

2 2 4 4 4 4 4 20

3 2 3 2 3 4 4 18

4 2 4 4 4 4 2 20

5 1 4 4 3 4 3 19

6 2 4 4 4 4 4 22

7 2 4 4 4 4 3 21

8 2 4 4 4 4 3 21

9 2 4 4 4 4 4 22

10 2 4 4 4 4 3 21

11 2 4 4 4 4 2 20

12 3 4 4 4 5 2 22

13 3 4 3 4 4 2 20

14 2 4 4 4 4 4 22

15 4 4 4 4 4 4 24

16 2 4 4 2 4 5 21

17 5 5 5 5 5 3 28

18 1 4 4 5 4 4 22

19 2 4 4 3 4 3 20

20 2 4 4 4 4 5 23

21 2 4 4 4 4 4 22

22 2 4 4 4 4 1 19

23 2 4 4 4 4 2 20

24 2 4 4 3 4 3 20

25 2 4 4 4 4 3 21

26 3 4 4 4 4 4 23

27 2 4 4 4 4 4 22

28 2 4 4 4 4 4 22

29 2 4 4 4 4 4 22

30 2 4 4 4 4 3 21

31 2 4 4 3 4 4 21

32 2 4 4 4 4 3 21

33 2 4 4 4 4 2 20


(30)

LAMPIRAN 3 : UJI VALIDITAS


(31)

1.

UJI VALIDITAS VARIABEL INDEPENDENSI

Correlations

1,000 ,904** ,492** ,082 ,098 -,151 -,101 -,069 ,075 ,516**

. ,000 ,003 ,645 ,580 ,395 ,571 ,697 ,672 ,002

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

,904** 1,000 ,411* ,028 ,162 ,030 ,033 ,008 ,141 ,554**

,000 . ,016 ,876 ,360 ,865 ,852 ,962 ,425 ,001

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

,492** ,411* 1,000 ,603** ,156 ,186 ,024 ,174 ,032 ,486**

,003 ,016 . ,000 ,379 ,292 ,891 ,326 ,858 ,004

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

,082 ,028 ,603** 1,000 ,492** ,557** ,384* ,529** ,407* ,435*

,645 ,876 ,000 . ,003 ,001 ,025 ,001 ,017 ,010

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

,098 ,162 ,156 ,492** 1,000 ,515** ,429* ,479** ,515** ,424*

,580 ,360 ,379 ,003 . ,002 ,011 ,004 ,002 ,012

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

-,151 ,030 ,186 ,557** ,515** 1,000 ,823** ,815** ,847** ,574**

,395 ,865 ,292 ,001 ,002 . ,000 ,000 ,000 ,000

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

-,101 ,033 ,024 ,384* ,429* ,823** 1,000 ,659** ,823** ,543**

,571 ,852 ,891 ,025 ,011 ,000 . ,000 ,000 ,001

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

-,069 ,008 ,174 ,529** ,479** ,815** ,659** 1,000 ,815** ,577**

,697 ,962 ,326 ,001 ,004 ,000 ,000 . ,000 ,000

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

,075 ,141 ,032 ,407* ,515** ,847** ,823** ,815** 1,000 ,588**

,672 ,425 ,858 ,017 ,002 ,000 ,000 ,000 . ,000

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

,516** ,554** ,486** ,435* ,424* ,574** ,543** ,577** ,588** 1,000

,002 ,001 ,004 ,010 ,012 ,000 ,001 ,000 ,000 .

34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N INDEPENDENSI1 INDEPENDENSI2 INDEPENDENSI3 INDEPENDENSI4 INDEPENDENSI5 INDEPENDENSI6 INDEPENDENSI7 INDEPENDENSI8 INDEPENDENSI9 TOTAL Spearman's rho INDEPEN DENSI1 INDEPEN DENSI2 INDEPEN DENSI3 INDEPEN DENSI4 INDEPEN DENSI5 INDEPEN DENSI6 INDEPEN DENSI7 INDEPEN DENSI8 INDEPEN DENSI9 TOTAL

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(32)

2.

UJI VALIDITAS VARIABEL KOMPETENSI

Correlations

1,000 ,271 ,399* ,596** ,310 -,162 ,010 ,312 ,307 . ,120 ,019 ,000 ,074 ,361 ,956 ,072 ,078

34 34 34 34 34 34 34 34 34

,271 1,000 ,328 ,469** ,345* ,158 ,308 ,308 ,844** ,120 . ,059 ,005 ,046 ,373 ,076 ,076 ,000

34 34 34 34 34 34 34 34 34

,399* ,328 1,000 ,829** ,602** ,540** ,401* ,401* ,447** ,019 ,059 . ,000 ,000 ,001 ,019 ,019 ,008

34 34 34 34 34 34 34 34 34

,596** ,469** ,829** 1,000 ,525** ,224 ,656** ,656** ,539** ,000 ,005 ,000 . ,001 ,203 ,000 ,000 ,001

34 34 34 34 34 34 34 34 34

,310 ,345* ,602** ,525** 1,000 ,679** ,241 ,525** ,668** ,074 ,046 ,000 ,001 . ,000 ,170 ,001 ,000

34 34 34 34 34 34 34 34 34

-,162 ,158 ,540** ,224 ,679** 1,000 ,224 ,224 ,478** ,361 ,373 ,001 ,203 ,000 . ,203 ,203 ,004

34 34 34 34 34 34 34 34 34

,010 ,308 ,401* ,656** ,241 ,224 1,000 ,656** ,494** ,956 ,076 ,019 ,000 ,170 ,203 . ,000 ,003

34 34 34 34 34 34 34 34 34

,312 ,308 ,401* ,656** ,525** ,224 ,656** 1,000 ,522** ,072 ,076 ,019 ,000 ,001 ,203 ,000 . ,002

34 34 34 34 34 34 34 34 34

,307 ,844** ,447** ,539** ,668** ,478** ,494** ,522** 1,000 ,078 ,000 ,008 ,001 ,000 ,004 ,003 ,002 .

34 34 34 34 34 34 34 34 34

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N KOMPETENSI KOMPETENSI2 KOMPETENSI3 KOMPETENSI4 KOMPETENSI5 KOMPETENSI6 KOMPETENSI7 KOMPETENSI8 TOTAL Spearman's rho KOMPETENSI KOMPET ENSI2 KOMPET ENSI3 KOMPET ENSI4 KOMPET ENSI5 KOMPET ENSI6 KOMPET ENSI7 KOMPET ENSI8 TOTAL

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.


(33)

3.

UJI VALIDITAS VARIABEL ETIKA

Correlations

1,000 ,264 ,470** ,491** ,067 ,070 ,655**

. ,132 ,005 ,003 ,705 ,692 ,000

34 34 34 34 34 34 34

,264 1,000 ,629** ,403* -,023 ,120 ,685**

,132 . ,000 ,018 ,896 ,499 ,000

34 34 34 34 34 34 34

,470** ,629** 1,000 ,659** ,018 ,012 ,826**

,005 ,000 . ,000 ,917 ,945 ,000

34 34 34 34 34 34 34

,491** ,403* ,659** 1,000 ,051 -,010 ,704**

,003 ,018 ,000 . ,776 ,957 ,000

34 34 34 34 34 34 34

,067 -,023 ,018 ,051 1,000 ,896** ,359*

,705 ,896 ,917 ,776 . ,000 ,037

34 34 34 34 34 34 34

,070 ,120 ,012 -,010 ,896** 1,000 ,396*

,692 ,499 ,945 ,957 ,000 . ,021

34 34 34 34 34 34 34

,655** ,685** ,826** ,704** ,359* ,396* 1,000

,000 ,000 ,000 ,000 ,037 ,021 .

34 34 34 34 34 34 34

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N ETIKA ETIKA2 ETIKA3 ETIKA4 ETIKA5 ETIKA6 TOTAL Spearman's rho

ETIKA ETIKA2 ETIKA3 ETIKA4 ETIKA5 ETIKA6 TOTAL

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(34)

4.

UJI VALIDITAS VARIABEL

DUE PROFFESIONAL CARE

Correlations

1,000 ,303 ,283 ,267 ,171 ,376* ,039 ,463** . ,082 ,105 ,127 ,333 ,029 ,825 ,006

34 34 34 34 34 34 34 34

,303 1,000 ,559** ,441** ,415* ,279 ,269 ,302 ,082 . ,001 ,009 ,015 ,111 ,124 ,083

34 34 34 34 34 34 34 34

,283 ,559** 1,000 ,803** ,541** ,240 ,451** ,569** ,105 ,001 . ,000 ,001 ,172 ,007 ,000

34 34 34 34 34 34 34 34

,267 ,441** ,803** 1,000 ,601** ,101 ,262 ,476** ,127 ,009 ,000 . ,000 ,569 ,135 ,004

34 34 34 34 34 34 34 34

,171 ,415* ,541** ,601** 1,000 ,110 ,384* ,671** ,333 ,015 ,001 ,000 . ,537 ,025 ,000

34 34 34 34 34 34 34 34

,376* ,279 ,240 ,101 ,110 1,000 ,675** ,622** ,029 ,111 ,172 ,569 ,537 . ,000 ,000

34 34 34 34 34 34 34 34

,039 ,269 ,451** ,262 ,384* ,675** 1,000 ,715** ,825 ,124 ,007 ,135 ,025 ,000 . ,000

34 34 34 34 34 34 34 34

,463** ,302 ,569** ,476** ,671** ,622** ,715** 1,000 ,006 ,083 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 .

34 34 34 34 34 34 34 34

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Duepc duepc2 duepc3 duepc4 duepc5 duepc6 duepc7 total Spearman's rho

Duepc duepc2 duepc3 duepc4 duepc5 duepc6 duepc7 total

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.


(35)

5.

UJI VALIDITAS PENGALAMAN KERJA

Correlations

1,000 ,804** ,804** ,567** ,269 ,560** ,322 ,122 ,403* . ,000 ,000 ,000 ,124 ,001 ,063 ,491 ,018 34 34 34 34 34 34 34 34 34 ,804** 1,000 1,000** ,706** ,363* ,696** ,401* ,302 ,451** ,000 . . ,000 ,035 ,000 ,019 ,082 ,007

34 34 34 34 34 34 34 34 34 ,804** 1,000** 1,000 ,706** ,363* ,696** ,401* ,302 ,451** ,000 . . ,000 ,035 ,000 ,019 ,082 ,007

34 34 34 34 34 34 34 34 34 ,567** ,706** ,706** 1,000 ,567** ,492** ,284 ,364* ,599** ,000 ,000 ,000 . ,000 ,003 ,104 ,034 ,000

34 34 34 34 34 34 34 34 34 ,269 ,363* ,363* ,567** 1,000 ,560** ,322 ,306 ,502** ,124 ,035 ,035 ,000 . ,001 ,063 ,078 ,002

34 34 34 34 34 34 34 34 34 ,560** ,696** ,696** ,492** ,560** 1,000 ,577** ,329 ,324 ,001 ,000 ,000 ,003 ,001 . ,000 ,058 ,062 34 34 34 34 34 34 34 34 34 ,322 ,401* ,401* ,284 ,322 ,577** 1,000 ,501** ,510** ,063 ,019 ,019 ,104 ,063 ,000 . ,003 ,002

34 34 34 34 34 34 34 34 34 ,122 ,302 ,302 ,364* ,306 ,329 ,501** 1,000 ,891** ,491 ,082 ,082 ,034 ,078 ,058 ,003 . ,000

34 34 34 34 34 34 34 34 34 ,403* ,451** ,451** ,599** ,502** ,324 ,510** ,891** 1,000 ,018 ,007 ,007 ,000 ,002 ,062 ,002 ,000 . 34 34 34 34 34 34 34 34 34 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pengalamankerja1 pengalamankerja2 pengalamankerja3 pengalamankerja4 pengalamankerja5 pengalamankerja6 pengalamankerja7 pengalamankerja8 Total Spearman's rho Pengalam ankerja1 pengalam ankerja2 pengalam ankerja3 pengalam ankerja4 pengalam ankerja5 pengalam ankerja6 pengalam ankerja7 pengalam ankerja8 Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(36)

6.

UJI VALIDITAS KUALITAS AUDIT

Correlations

1,000 ,325 ,162 ,545** ,363* ,312 ,819** . ,060 ,360 ,001 ,035 ,072 ,000 34 34 34 34 34 34 34 ,325 1,000 ,666** ,333 ,492** ,284 ,483** ,060 . ,000 ,054 ,003 ,103 ,004

34 34 34 34 34 34 34 ,162 ,666** 1,000 ,339 ,217 ,109 ,325 ,360 ,000 . ,050 ,219 ,539 ,060 34 34 34 34 34 34 34 ,545** ,333 ,339 1,000 ,216 ,240 ,717** ,001 ,054 ,050 . ,220 ,172 ,000

34 34 34 34 34 34 34 ,363* ,492** ,217 ,216 1,000 ,160 ,470** ,035 ,003 ,219 ,220 . ,365 ,005

34 34 34 34 34 34 34 ,312 ,284 ,109 ,240 ,160 1,000 ,569** ,072 ,103 ,539 ,172 ,365 . ,000

34 34 34 34 34 34 34 ,819** ,483** ,325 ,717** ,470** ,569** 1,000 ,000 ,004 ,060 ,000 ,005 ,000 . 34 34 34 34 34 34 34 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N KUALITASAUDIT KUALITASAUDIT2 KUALITASAUDIT3 KUALITASAUDIT4 KUALITASAUDIT5 KUALITASAUDIT6 TOTAL Spearman's rho KUALITA SAUDIT KUALITA SAUDIT2 KUALITA SAUDIT3 KUALITA SAUDIT4 KUALITA SAUDIT5 KUALITA SAUDIT6 TOTAL

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(37)

(38)

Uji Reliabilitas Variabel Independensi

Case Proc e ss ing Sum ma ry

34 10 0.0

0 .0

34 10 0.0 Va lid

Exclu de da

T otal Cases

N %

Listwise de letion b ased on a ll varia ble s in the proced ure . a.

R e lia bility Sta tist ics

.80 6 9

C ron ba ch 's

Alp ha N o f Items

Item -Total Statistics

31.82 10.756 .315 .834 31.74 10.504 .479 .794 31.41 11.401 .541 .782 31.29 11.305 .622 .774 31.41 11.522 .508 .786 31.12 11.865 .581 .783 31.26 11.170 .560 .779 31.18 11.059 .637 .771 31.12 11.743 .623 .779 IND1 IND2 IND3 IND4 IND5 IND6 IND7 IND8 IND9

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item


(39)

Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi

Case Processing Sum mary

34 100,0 0 ,0 34 100,0 Valid Excludeda T otal Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

R e lia bility Sta tist ics

,81 7 8

C ron ba ch 's

Alp ha N o f Items

Item -Total Statistics

28,18 3,362 ,402 ,813

28,38 2,668 ,538 ,810

28,06 3,330 ,687 ,788

28,09 2,992 ,871 ,758

27,97 3,060 ,634 ,782

27,94 3,451 ,268 ,833

28,09 3,295 ,551 ,796

28,12 2,895 ,627 ,782

KOMPETENSI KOMPETENSI2 KOMPETENSI3 KOMPETENSI4 KOMPETENSI5 KOMPETENSI6 KOMPETENSI7 KOMPETENSI8

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item


(40)

Uji Reliabilitas Variabel Etika

Case Processing Sum mary

34 100,0 0 ,0 34 100,0 Valid Excludeda T otal Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

R e lia bility Sta tist ics

,73 9 6

C ron ba ch 's

Alp ha N o f Items

Item -Total Statistics

16,88 7,622 ,497 ,695

16,53 7,348 ,536 ,683

16,38 7,152 ,639 ,651

17,00 7,273 ,577 ,670

15,29 9,305 ,305 ,742

15,26 8,928 ,292 ,748

ETIKA ETIKA2 ETIKA3 ETIKA4 ETIKA5 ETIKA6

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item


(41)

Uji Reliabilitas Variabel Due Proffesional Care

Case Proc e ss ing Sum ma ry

34 10 0,0 0 ,0 34 10 0,0 Va lid

Exclu de da

T otal Cases

N %

Listwise de letion b ased on a ll varia ble s in the proced ure . a.

Re lia bility Sta tist ics

,83 8 7

Cron ba ch 's

Alp ha N o f Items

Item -Total Statistics

23,2647 9,049 ,151 ,866 23,1765 7,665 ,770 ,802 23,1765 6,695 ,835 ,777 23,0882 7,416 ,708 ,802 23,2647 7,170 ,521 ,829 23,5882 6,613 ,563 ,828 23,5000 6,439 ,731 ,791 Duepc duepc2 duepc3 duepc4 duepc5 duepc6 duepc7

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item


(42)

Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Kerja

Case Proc e ss ing Sum ma ry

34 10 0,0 0 ,0 34 10 0,0 Va lid

Exclu de da

T otal Cases

N %

Listwise de letion b ased on a ll varia ble s in the proced ure . a.

R e lia bility Sta tist ics

,80 7 8

C ron ba ch 's

Alp ha N o f Items

Item -Total Statistics

28,00 2,727 ,574 ,781 28,03 2,696 ,768 ,765 28,03 2,696 ,768 ,765 28,03 2,514 ,665 ,764 28,00 2,788 ,504 ,789 28,06 2,906 ,720 ,783 28,06 2,724 ,547 ,783 28,41 2,068 ,417 ,875 Pengalamankerja1 pengalamankerja2 pengalamankerja3 pengalamankerja4 pengalamankerja5 pengalamankerja6 pengalamankerja7 pengalamankerja8

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item


(43)

Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Audit

Case Proc e ss ing Sum ma ry

34 10 0,0

0 ,0

34 10 0,0 Va lid

Exclu de da

T otal Cases

N %

Listwise de letion b ased on a ll varia ble s in the proced ure . a.

R e lia bility Sta tist ics

,71 0 6

C ron ba ch 's

Alp ha N o f Items

Item-Total Statistics

19,4412

2,496

,616

,613

17,9706

3,969

,607

,663

18,0000

4,000

,359

,695

18,0882

3,234

,537

,639

18,0294

4,029

,402

,688

18,1765

3,362

,364

,705

kualitasaudit

kualitasaudit2

kualitasaudit3

kualitasaudit4

kualitasaudit5

kualitasudit6

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item


(44)

LAMPIRAN 5 UJI ASUMSI KLASIK : UJI NORMALITAS

UJI NORMALITAS

One -Sam ple Kolmogorov-Smirnov Test

34 ,0000000 1,90216644 ,131 ,070 -,131 ,764 ,603 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(45)

LAMPIRAN 6 UJI ASUMSI KLASIK : UJI

MULTIKOLINIERITAS

Coefficientsa

17,535 9,687 1,810 ,081

,013 ,106 ,023 ,124 ,902 ,189 ,023 ,021 ,833 1,201 -,127 ,207 -,105 -,614 ,544 ,003 -,115 -,102 ,933 1,072 ,319 ,162 ,447 1,977 ,058 ,464 ,350 ,328 ,538 1,860 ,024 ,131 ,034 ,182 ,857 ,239 ,034 ,030 ,781 1,281 ,037 ,261 ,031 ,140 ,889 ,321 ,027 ,023 ,566 1,768 (Constant)

INDEPENDENSI KOMPETENSI ETIKA

DUEPROFESIONALC ARE

PENGALAMANKERJA Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: KUALITASAUDIT a.


(46)

LAMPIRAN 7 UJI ASUMSI KLASIK : UJI

HETEROKEDASTISITAS

LAMPIRAN 8 UJI HIPOTESIS : UJI NILAI

t

Coefficie ntsa

-5,898 4,470 -1,319 ,198

-,112 ,049 -,333 -2,288 ,030

-,065 ,096 -,094 -,681 ,501

,057 ,075 ,139 ,768 ,449

-,139 ,060 -,345 -2,294 ,029

,499 ,120 ,732 4,142 ,000

(Constant) INDEPENDENSI KOMPETENSI ETIKA

DUEPROFFESIONAL CARE

PENGALAMANKERJA Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: RES2 a.


(47)

Coefficie ntsa

17,535 9,687 1,810 ,081 ,013 ,106 ,023 ,124 ,902 -,127 ,207 -,105 -,614 ,544 ,319 ,162 ,447 1,977 ,058 ,024 ,131 ,034 ,182 ,857 ,037 ,261 ,031 ,140 ,889 (Constant)

INDEPENDENSI KOMPETENSI ETIKA

DUEPROFFESIONAL CARE

PENGALAMANKERJA Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: KUALITASAUDIT a.


(48)

LAMPIRAN 9 UJI HIPOTESIS : UJI NILAI

F

ANOVAb

35,569 5 7,114 1,668 ,175a

119,402 28 4,264

154,971 33

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), PENGALAMANKERJA, KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DUEPROFFESIONALCARE, ETIKA

a.

Dependent Variable: KUALITASAUDIT b.


(49)

LAMPIRAN 10 UJI HIPOTESIS : UJI KOEFISIEN REGRESI

(adjusted R2 )

Model Summ ary

,479a ,230 ,092 2,06503

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), PENGALAMANKERJA, KOMPET ENSI, INDEPENDENSI,

DUEPRO FFESIONALCARE, ETIKA a.


(50)

LAMPIRAN 11 : TABULASI PENINDAKAN TINDAK PIDANA

KORUPSI BERDASARKAN INSTANSI ( PER 30 JUNI 2014 )

Instansi 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah

DPR dan

DPRD 0 0 0 0 7 10 7 2 6 2 2 3 7 46

Kementeri an/Lemba

ga 1 5 10 12 13 13 16 23 18 46 26 21 21 225

BUMN/B

UMD 0 4 0 0 2 5 7 3 1 0 0 5 5 32

Komisi 0 9 4 2 2 0 2 1 0 0 0 0 0 20

Pemerinta

h Provinsi 1 1 9 2 5 4 0 3 13 4 11 18 11 82

Pemkab/P

emkot 0 0 4 8 18 5 8 7 10 18 19 10 2 109


(51)

Jabatan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 20 1 0

201

1 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah

Anggota DPR dan

DPRD 0 0 0 2 7 8

2

7 5 16 8 9 19 18 119

Kepala Lembaga/ Kementeri an

0 1 1 0 1 1 2 0 1 4 9 3 1 24

Duta Besar 0 0 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4

Komisione

r 0 3 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7

Gubernur 1 0 2 0 2 2 1 0 0 2 3 4 0 17

Walikota/B upati dan

Wakil 0 0 3 7 5 5 4 4 4 3 12 4 1 50

Eselon I /

II / III 2 9 15 10 22 14 12 15 8 7 2 7 6 129

Hakim 0 0 0 0 0 0 1 2 2 3 2 3 1 14

Swasta 1 4 5 3 12 11 8 10 16 24 16 18 14 142

Lainnya 0 6 1 2 4 4 9 3 3 8 8 5 14 67

Jumlah Keseluruh

an 4 23 29 27 55 45 6

5 39 50 59 61 63 55 573

LAMPIRAN 12 : TABULASI PENINDAKAN TINDAK PIDANA

KORUPSI BERDASARKAN PROFESI ( PER 30 JUNI 2014 )


(52)

LAMPIRAN 13

SURAT IZIN PENELITIAN

i.

IZIN PENELITIAN SETDA DIY

ii.

IZIN PENELITIAN PEMKAB BANTUL

iii.

IZIN PENELITIAN PEMKAB GUNUNG

KIDUL

iv.

IZIN PENELITIAN PEMKAB KULON

PROGO

v.

IZIN PENELITIAN PEMKAB SLEMAN

vi.

IZIN PENELITIAN PEMKOT


(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

DAFTAR TABEL

4.1. Tabel Presentasi Penyebaran Kuisioner... 38

4.2. Demografi Responden Berdasarkan Umur ... 38

4.3. Demografi Responden Berdasarkan jenis Kelamin ... 39

4.4. Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 39

4.5. Demografi Responden Berdasarkan Lama bekerja ... 40

4.6. Demografi Responden Berdasarkan Jumlah Penugasan Audit ... 40

4.7. Uji Validitas Variable Independensi ... 41

4.8. Uji Validitas Variabel KompetensI ... 42

4.9. Uji Validitas Variabel Etika ... 42

4.10. Uji Validitas Variabel Due Proffesional Care ... 43 4.11. Uji Validitas Variabel Pengalaman Kerja ... 44

4.12. Uji Validitas Variabel Kualitas Audit ... 44

4.13. Uji Reliabilitas Variabel Indepenensi... 44

4.14. Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi... 45

4.15. Uji Reliabilitas Variabel Etika ... 45

4.16. Uji Reliabilitas Variabel Due Proffesional Care ... 45 4.17. Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Kerja ... 46

4.18. Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Audit ... 46

4.19. UjiNormalitas ... 47

4.20. UjiMultikolinieritas ... 47


(60)

4.22. Uji t ... 49 4.23. Uji Nilai F ... 53 4.24. Uji Koefisien (adjusted R2) ... 54


(61)

(62)

ABSTRACT

This study aimed to test factors that affect internal audit quality of

Government’s environment. Factors tested in this study are, indepndence,

competence,ethics, due proffesional care, job experience, and audit quality. The population used in this study is the office of the Inspectorate of government auditor in the district of Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, and Yogyakarta. Sampling was purpvosive sampling method with certain criteria in order to represant the population. Data was collected by survei methods. Data obtained using a questionnaire which was distributed directly tho auditor. Who works in the office of the inspectorate. This study used multiple regresion with spss 15.0. the test result showed that ethics audit positif effect on audit qualit. Independence, Competence, Due Proffesional Care and Job experience of auditor has no effect on audit quality.

Keywords: Independence, Competence, Ethics, Due Proffesional Care, Job experience and Audit Quality.


(63)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kasus penyelewengan uang negara seperti yang terjadi di Kabupaten

Bengkalis yang melibatkan kepala inspektorat kabupaten bengkalis terkait dugaan

korupsi penyelewengan dana penyertaaan modal Pemkab bengkalis ke badan

usaha milik daerah (BUMD) Bengkalis, PT Bumi Laksamana Jaya (BLJ). Kasus

ini semakin menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga -

lembaga pemeriksa atas pengelolaan keuangan daerah dalam hal ini inspektorat

provinsi kabupaten/kota dan auditor internal sebagai komponen di dalamnya yang

diberikan wewenang untuk kegiatan dan pengawasan laporan keuangan daerah.

Untuk itu inspektorat khususnya Auditor harus bekerja ekstra keras Dan memiliki

sikap yang sesuai dengan kode etik akuntan publik untuk menekan kasus

penyelewengan uang negara Sehingga laporan keuangan dapat tersaji secara

akuntabel dan transparan demi terwujudnya Good Governance.

Menurut Mardiasmo ( 2005 ), Terdapat tiga aspek utama yang mendukung

terciptanya kepemerintahan yang baik ( Good Governance ), yaitu Pengawasan,

pengendalian, dan pemeriksaan. Sesuai Dengan Pasal 4 peraturan Menteri Dalam

negeri No 64 Tahun 2007. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa dalam

melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan, inspektorat provinsi,

kabupaten/kota mempunyai fungsi sebagai berikut: Pertama, perencanaan


(64)

2

ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.

Inspektorat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum

Pemerintah Daerah, sehingga dalam tugasnya Inspektorat sama dengan internal

auditor. Terkait dengan proses pengawasan dan pemeriksaan atas pengelolaan

keuanga negara, di Indondesia proses tersebut dilakukan oleh auditor

Pemerintahan yang terdiri dari inspektorat jenderal departemen, satuan

pengawasan intern (SPI) dilingkungan lembaga negara dan BUMN (Badan Usaha

Milik Negara) / BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Inspektorat wilayah

provinsi (Itwilprop), Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan (BPKP)

dan badan pemeriksa keuangan (BPK) yang Merupakan lembaga pemeriksa

eksternal yang independen.

Berdasarkan data yang dirilis KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)

dimana masih kasus korupsi di lingkungan pemerintahan yang dilakukan

pejabat-pejabat dan instansi-instansi daerah yang berdampak pada kerugian daerah.

untuk Tahun 2016, Anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan DPRD

(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) sebanyak 18 orang, Walikota/Bupati dan

wakil sebanyak 1 orang, Eselon I, II, dan III Sebanyak 6 orang Dan Lainnya

Sebanyak 14 Orang, Sementara untuk Instansi – Instansi Pemerintah penanganan tindak pidana korupsi lebih banyak ditemukan di kementerian/lembaga sebanyak

21 perkara, Pemprov sebanyak 11 perkara, lingkungan DPR (Dewan Perwakilan

Rakyat) dan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) sebanyak 7 perkara, dan

BUMN (Badan Usaha Milik Negara) / BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)


(65)

3

mencerminkan bahwa diperlukan peningkatan kualitas auditor sebagai untuk

mengungkap segala bentuk bentuk penyelewengan keuangan.

Per/05/M.Pan/03/2008, dan berdasarkan peraturan BPK No. 01 tahun 2007

tentang standar pemerksaan keuangan yaitu :

1. Persyaratan kemampuan / keahlian

2. Independensi

3. Penggunaan kemahiran proffessional secara cermat dan seksama

Independensi berarti bebas dari pengaruh, baik dari manajemen yang

bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan terhadap pengguna laporan

tersebut. Hal ini dimaksudkan agar auditor terbebas dari pengaruh subyektifitas

para pihak yang terkait, sehingga pelaksanaan audit dan hasilnya dapat

diselenggarakan secara obyektif. Independensi yang dimaksud meliputi

independensi dalam kenyataan (in fact) dan dalam penampilan (in appereance)

independensi dalam kenyataan lebih cenderung oleh sikap mental yang tidak

terpengaruhi oleh pihak manapun. Sedaangkan independensi dalam penampilan

ditunjukan oleh keadaan tampak luar yang dapat mempengaruhi pendapat orang

lain terhadap independensi auditor.

Kompetensi dapat diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman,

kompetensi yang dapat meyakinkan bahwa kualitas jasa audit yang diberikan

memenuhi tingkat profesionalisme tinggi. Dalam melaksanakan audit, akuntan

publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan

auditing. Kompetensi seorang auditor ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan


(66)

4

memiliki latar belakang pendidikan (pendidikan formal atau pendidikan dan

latihan sertifikasi) dibidang auditing. Sedangkan pengalaman, lazimnya

ditunjukkan oleh lamanya yang bersangkutan berkarir dibidang audit atau

entitas/sering dan bervariasinya melakukan audit. Jika auditor menugaskan orang

yang kurang / belum berpengalaman, maka orang tersebut harus disupervisi (

dibimbing ) oleh seniornya yang berpengalaman. American accounting Association (AAA) committe on Basic auditing concept dalam Christiawan dalam Tjun ( 2012 ) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu

kompetensi dan independensi.

Faktor yang juga berpengaruh terhadap kualitas audit adalah etika

Kepatuhan pada kode etik menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan

kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah/auditor dengan rekan

sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksanya dan

auditor dengan masyarakat untuk memastikan bahwa profesi akan

mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi. Untuk menjaga kualitas audit profesi

akuntan telah mengembangakan tingkat rerangka aturan yang terdiri dari elemen – elemen Munawirdalam sunyoto (2014) yaitu pembentuk standar (standard setting) aturan kantor akuntan ( firm regulation ), aturan pribadi ( self regulation), dan aturan pemerintah (self regulation).

Due proffesional care mengacu pada kemhiran profesional yang cermat dan seksama. Kemahiran proffesional menuntut auditor untuk selalu berpikir kritis


(67)

5

(2010) mendefinisikan due proffesional care sebagai kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran proffesional yang menuntut auditor

untuk melaksanakan skeptisme proffesional. Dalam melaksanakan tugasnya

auditor harus menggunkan keahliannya dengan cermat, direncanakan dengan baik,

menggunkan pendekatan yang sesuai, serta memberikan pendapat berdasarkan

bukti yang cukup dan ditelaah secara mendalam. Due proffesional care

merupakan hal yang penting dan perlu diterapkan oleh akuntan publik agar

trcapainya kualitas audit yang memadai dalam pelaksanaan pekerjan

proffesionalnya. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus menggunakan

keahliannya dengan cermat.

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit yaitu pengalaman auditor.

Ranupandojo dalam Hapsari (2012) menyebutkan bahwa pengalaman kerja adalah

ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat

memahami tugas tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.

Pengalaman merupakan atribut yang dimiliki auditor, terbukti dengan tingkat

kesalahan yang dibuat auditor, auditor yang sudah berpenglaman biasnya lebih

dapat mengingat kesalahan atau kekeliruan yang tidak lazim atau wajar adan lebih

selektif terhadap informasi informasi yang relevan dibandingkan dngan auditor

yang kurang berpengalaman (Asih dalam Sari , 2011).

Penelitian ini merupakan Replikasi dari penelitian Elvira Zeyn (2014).

Peneitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yakni, dengan

menambah variabel independensi, kompetensi, etika, due professional care dan pengalaman kerja. Dan metode penelitian serta perbedaan sampel penelitian yaitu


(68)

6

auditor pemerintah yang bekerja di kantor inspektorat kabupaten/kota di daerah

istimewa yogyakarta

B. Batasan Masalah

Batasan Masalah Dalam penelitian ini yaitu hanya mengambil data dari

inspektorat – inspektorat Di Daerah istimewa Yogyakarta atau belum memcakup ke wilayah yang lebih luas seperti misalnya jawa tengah dan

Pulau Jawa, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah,

Independensi, kompetensi, etika, Due Proffesional Care, dan pengalaman kerja, Variabel yang lain seperti, Akuntabilitas, evektifitas,dll tidak

digunakan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka dapat

dirumuskan beberapa rumusan masalah Sebagai Berikut :

1. Apakah Independensi auditor Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas

Audit internal ?

2. Apakah Kompetensi Auditor Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas

Audit internal ?

3. Apakah Etik Auditor Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit

Internal ?

4. Apakah due proffesional Care Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit Internal ?

5. Apakah Pengalaman Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas


(69)

7

6. Apakah Independensi, Kompetensi, Etika, due proffesional care, dan pengalaman kerja Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit

Internal ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Menguji Apakah:

1. Independensi auditor Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit

internal

2. Kompetensi Auditor Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit

internal

3. Etik Auditor Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit Internal

4. due proffesional Care Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit Internal

5. Pengalaman Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit

Internal

6. Independensi, Kompetensi, Etika, due proffesional care, dan pengalaman kerja Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit

Internal

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau

tambahan wawasan serta bukti mengenai faktor- faktor apa saja yang

Mempengaruhi kualtas audit internal pemerintah daerah pada


(70)

8 2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

relevan bagi pemerintah dalam meningkatkan pendapatan daerah


(71)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pengertian Audit

Mulyadi dan Puradiredja dalam Sunyoto (2014: 5) memberi definisi

bahwa auditing adlah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan–pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat

kesesuaian antara pernyataan–pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil–hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Menurut Arrens dan Loebbecke dalam Ashari (2011) pengertian auditing

adalah suatu kegiatan pengumpulan dan penilaian bukti-bukti yang menjadi

pendukung informasi kuantitatif suatu entitas untuk menentukan dan melaporkan

sejauhmana kesesuaian antara informasi kuantitatif tersebut dengan kriteria yang

telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh institusi atau orang yang kompeten

dan independen.” Menurut American accounting Association (AAA) committe on Basic auditing concept auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan dan menilai bukti–bukti secara objektif, yang berkaitan dengan Pernyataan–pernyataan tentang tindakan–tindakan dan kejadian kejadian ekonomi, untuk menentukan kesesuaian antara pernyatan–pernyataan tersebut


(72)

10

dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan menyampaikan hasilnya kepada pihak

yang berkepentingan (Munawir,Dalam Sunyoto 2014).

2. Audit Sektor Publik

Audit pemerintah/sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis

atau audit sektor swasta. Audit sektor publik dilakukan pada organisasi

pemerintahan yang bersifat nirlaba seperti sektor pemerintahan daerah (pemda),

BUMN, BUMD dan instansi lain yang berkaitan dengan pengelolaan kekayaan

negara. Sedangkan audit sektor bisnis dilakukan pada pada

perusahaan-perusahaan milik swasta yang bersifat mencari laba (Bastian, dalam Ashari 2011)

di indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang

dibentuk sebagai perwujudan dari pasal 23 ayat 5 Undang-undang dasar 1945

yang berbunyi sebagai berikut “Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara ditetapkan suatu badan pemeriksa keuangan yang yang pengaturannya ditetatapkan dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada dewan perwakilan rakyat

Menurut Mulyadi dan Kanaka dalam Sunyoto (2014 : 29) auditor

pemerintah adalah auditor proffesional yang bekerja di instansi pemerintah yang

tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang

disajikan oleh unit – unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggung jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.

Pada sektor publik interaksi antara pemilik, dalam hal ini masyarakat yang

diwakili oleh legislatif, dengan manajemen sektor publik (pemerintah) diatur


(73)

11

juga sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undangan. Berbagai peraturan

perundang-undangan tersebut terutama mengatur hal-hal yang harus diaudit dan

yang harus dilaporkan dalam laporan audit. Oleh karena itu, audit sektor publik

sangat menekankan aspek ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Hal ini sesuai dengan UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. UU ini menyatakan bahwa

pemeriksaan berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan

keuangan Negara secara tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Laporan audit sektor publik menyediakan informasi lebih banyak

daripada laporan audit pada sektor swasta. Hal ini pada gilirannya akan

menyebabkan lebih luasnya tanggung jawab auditor sektor publik dibandingkan

dengan rekan mereka pada sektor swasta.

a. Karakteristik Audit Sektor Publik.

Ditinjau dari proses (metodologi) dan teknik audit, tidak ada perbedaan

mendasar antara audit sektor publik dan sektor privat. Namun demikian, karena

karakteristik manajemen sektor publik yang berkaitan erat dengan kebijakan dan

pertimbangan politik serta ketentuan peraturan perundang-undangan, auditor

sektor publik harus memberikan perhatian yang memadai pada hal-hal tersebut.

Ditinjau dari pelaksana audit, sektor private proses audit dipercayakan kepada

lembaga profesional berupa Kantor Akuntan Publik (KAP) sementara Lembaga

audit pemerintah dan juga KAP yang ditunjuk oleh lembaga audit pemerintah.

Perbedaan mendasar lainnya adalah standar audit yang digunakan, sektor private


(74)

12

IAI sementara sektor publik menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).

Di dalam peraturan BPK No.1 tahun 2007 menjelaskan bahwa

pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang

dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar

pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan

informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Auditor eksternal dipegang oleh Badan Pemeriksaa Keuangan (BPK).

BPK adalah lembaga tinggi negara yang tugasnya melakukan audit atas

pertanggungjawaban keuangan Presiden RI dan aparat di bawahnya kepada

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

b. Proses Audit Sektor Publik

Langkah–langkah dalam proses audit sama seperti sektor swasta secara umum. Lanmgkah langkah tersebut yaitu perencanaan audit, pelaksanaan audit,

dan pelaporan audit.

1) Perencanaan Audit

Perencanaan merupakan tahap yang vital dalam audit meliputi penentuan

a) masalah yang berkaitan dengan bisnis Entitas (sifat bisnis entitas,

organisasinya, karakteristik operasinya) pengetahuan tentang bisnis entitas

diperlukan auditor untuk memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang

menurut pertimbangan berdampak pada laporan keuangan.

b) kebijakan dan prosedur akuntansi entitas


(75)

13 d) tingkat risiko pengendalian

e) pertimbangan awal untuk tingkat materialitas untuk tujuan audit

f) pos laporan keuangan yang memerlukan penyesuaian

g) resiko kekeliruan atau kecurangan material atau hubungan istimewa

h) sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahlan

2) Program Audit

Dalam pelaksanaan audit, auditor juga harus membuat suatu program audit

secara tertulis untuk setiap audit. Program audit harus menggariskan dengan rinci

prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan

audit.

a) supervisi

Mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan

penentuan apakah tujuan audit tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah :

(1) Memberi instruksi kepada asisten

(2) Menjaga informasi masalah–masalah penting yang dijumpai dalam audit

(3) Mereview pekerjaan yang dilaksanakan

(4) Menyelesaiakan prbedaan pendapat diantara staf audit kantor akuntan

3. Pelaksanaan Audit Sektor Publik

Dalam melaksanakan audit terdapat tiga pengendalian interen yang perlu

diperhatikan , pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan dewan

komisaris, manajemen, dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan


(76)

14

evektifitas dan efisiensi operasi, serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku.

a. Komponen pengendalian intern meliputi : 1) Lingkungan pengendalian ( control environment )

Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran

pengendalian orang–orangnya, lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian interen, menyediakan disiplin dan struktur.

1) Penafsiran resiko ( risk assesment )

Identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk

mencapai tujuannya,membentik suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko

harus dikelola.

3) Aktifitas Pengendalian ( control activity )

Kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan

manajemen dilaksanakan.

4) Informasi dan komunikasi

Pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu

bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab

mereka.

5) Pemantauan ( monitoring )

Proses yang menntukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang

waktu.


(77)

15

Langkah terakhir dalam dalam proses auditing adalah menyusun laporan audit

yang merupkan penyampaian hasil – hasil temuan kepada para pemakai laporan. Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan lainnya, tetapi pada dasarnya

semuanya harus mampu menyampaikan kepada para pembacanya seberapa jauh

tingkat kesesuaian informasi yang mereka periksa dengan kriteria yang telah

ditetapkan. Standar pelaporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

5. Opini akuntan

Menurut munawir dalam sunyoto (2013 : 32) opini akuntan dibagi menjadi

lima macam yaitu wajar tanpa pengecualian ( unqualifed opinion), wajar dengan pengecualian (qualified opinion), tidak setuju ( adverse opinion), penolakan pemberian pendapat (disclaimer of opinion), dan pendapat sepotong – sepotong (

piecemeal opinion ) .

a. wajar tanpa pengecualian

Pendapat ini hanya dapat diberikan jika auditor berpendapat bahwa

berdasarkan audit yang sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan

keuangan adalah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tidak

terjadi perubahan dalam penerapan prinsip–prinsip akuntansi (konsisten) dan mengandung penjelasan–penjelasan atau pengungkapan yang memada sehingga tidak menyesatkan pemakainya, srta tidak terdapat ketidakpastian, yang luar biasa

(material).


(78)

16

Pendapat ini diberikan jika auditor menaruh keberatan atau pengecualian

yang bersangkutan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan, atau dalam

keadaan bahwa laporan keuangan tersebut secara keseluruhan adalah wajar

kecuali untuk hal-hal tertentu yang menyebabkan kualifikasi pendapat (ada satu

akun atau lebih yang tidak wajar).

c. tidak setuju ( adverse opinion )

Pendapat tidak setuju adalah pendapat bahwa laporan keungan tidak

meyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil operasi seperti yang

diisyartakan daam prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini diberikan oleh

auditor karena pengecualian atau kualifikasi terhadap kewajaran penyajian

bersifat demikian materialnya (terdapat banyak akun yang tidak wajar).

d. penolakan pemberian pendapat

Penolakan pemberian pendapat bahwa berarti laporan audit tersebut tidak

memuat pendapat auditor. Laporan audit seperti ini dapat diterbitkan jika:

1) Auditor tidak dapat meyakinkan diri atau ragu dalam kewajaran laporan

keuangan.

2) Auditor tidak mengaudit sehingga tidak mempunyai dasar untuk memberikan

pendapat. Auditor hanya sebagai penyusun laporan keuangan dan bukannya

melakuakan laporan audit keuangan

3) Auditor berkedudukan tidak independen terhadap pihak yang diauditnya (

tidak independen dalam penampilan

4) Luas auditnya dibatasai sedemikian rupa sehingga auditor tidak dapat


(79)

17

5) Adanya kepastian yang sangat luar biasa yang sangat memengaruhi kewajaran

laporan keuangan

pendapat sepotong – sepotong

Auditor dapat memberikan pendapat sepotong-sepotong hanya jika

menurut hematnya luas dan hasil-hasil auditnya memberkan kesimpulan bahwa

laporan keuangan yang diausit secara keseluruhan adalah tidak wajar atau auditor

menolak memberikan pendapat . Pendapat sepotong-sepotong hanya diberikan

jika disertai penolakan pendapat atau pendapat tidak setuju mengenai laporan

keuangan sebagai keseluruhan. Pendapat sepotong-sepotong tidak

direkomendasikan untuk digunakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

3. Kualitas Audit

Menurut De angelo dalam singgih dan bawono (2010) mendefinisikan

kualitas audit sebagai berikut : “sebagai gabungan probabilitas seorang auditor

untuk dapat menemukan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi dalam sistem

akuntansi klien”

4. Independensi

Independensi menurut Mulyadi dalam Carolina dkk (2011) berarti sikap

mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak

trergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kjujuran dalam diri

auditor dalam mepertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif

tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya.Sebagaimana diatur dalam Standar Audit 1100 (IIA, 201; Hiro


(80)

18

auditor internal harus bersikap objektif dalam melaksanakan pekerjaan

pemeriksaan. Independensi yang menjadikan internal auditor dapat bersikap

obyektif. Demikian pula sebaliknya, sikap obyektif mencerminkan independensi

internal auditor. Internal auditor tidak dibenarkan melakukan pemeriksaan atau

evaluasi atas kegiatan-kegiatan dimana internal auditor ikut berperan sebagai

pelaksana kegiatan tersebut (Sawyer. et. Al Dalam Zeyn 2014)

Menurut Harahap Dalam Zeyn 2014) auditor harus bebas dari kepentingan

terhadap perusahaan dan laporan keuangan yang dibuatnya. Artinya seorang

auditor internal harus bebas dari tekanan dari pihak manapun selama

melaksananakn Tugas Auditornya.

Messier et al Dalam Efendy (2010) menyatakan bahwa independensi

merupakan suatu istilah yang sering digunakan oleh profesi auditor.Independensi

menghindarkan hubungan yang mungkin mengganggu obyektivitas auditor.

5. Kompetensi Auditor Internal

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001) menyebutkan

bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga

(SA seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit

dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran

profesionalitasnya dengan cermat dan seksama (due professional care).

Terkait dengan auditor internal pemerintah dalam Standar Audit APIP SA

2220, menyatakan bahwa auditor internal harus memiliki kompetensi teknis dalam


(81)

19

Auditor internal wajib memilki keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur

dan praktek audit serta keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan.

Apabila auditor internal melakukan audit terhadap sistem keuangan, catatan

akuntansi dan laporan keuangan, maka auditor internal wajib mempunyai keahlian

dan mendapat pelatihan dibidang akuntansi sektor publik dan akuntabilitas auditi.

Auditor internal harus meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan

kompetensinya melalui pengembangan profesional berkelanjutan (Hiro Tugiman

dalam Zeyn 2014).

6. Etika

Menurut Maryani dan Ludigdo Dalam Hanjani (2014) mendefinisikan

etika sebagai seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur perilaku manusia

baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh

sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi.

Kode etik IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang ditetapkan dalam Kongres

VII Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta tahun 1998 terdiri atas prinsip etika, (b)

aturan etika, dan (4) interpretasi aturan etika. Kode etik akuntan terdapat delapan

prinsip etika sebagai berikut: (1) tanggung jawab profesi, (2) kepentingan publik,

(3) integritas, (4) objektivitas, (5) kompetensi dan kehati-hatian professional, (6)

kerahasiaan, (7) perilaku professional, dan (8) standar teknis (Halim :2008).

Kode etik auditor merupakan aturan perilaku auditor sesuai dengan

tuntutan profesi dan organisasi serta standar audit yang merupakan ukuran mutu

minimal yang harus dicapai oleh auditor dalam menjalankan tugas auditnya,


(82)

20

dan dapat dianggap melakukan malpraktek (Jaafar, dalam Sari, 2011).

7. Due Proffesional Care

Menurut PSA No. 4 SPAP dalam Aulia (2013), kecermatan dan

keseksamaan menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu

suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut, serta

berhati- hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan dan

memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab. Sedangkan Menurut

Boynton dalam Aulia (2013) kecermatan adalah pusat dari pencarian terus

menerus akan kesempurnaan dalam melaksanakan audit. Kecermatan

mengharuskan auditor untuk waspada terhadap resiko yang signifikan yang dapat

mempengaruhi objektifitas dengan kompetensi dan ketekunan. Kecermatan

meliputi keteguhan, kesungguhan serta sikap energik dalam menerapkan dan

mengupayakan pelaksanaan jasa-jasa professional.

Singgih dan Bawono (2010) mendefinisikan due professional care

sebagai kecermatan dan keseksamaandalam penggunaan kemahiran profesional

yang menuntut auditor untukmelaksanakan skeptisme profesional. Seorang

auditor harus memiliki tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki oleh auditor

pada dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan kecermatan dan

keseksamaan yang wajar. Untuk itu auditor dituntut untuk memiliki keyakinan

yang memadai dalam mengevaluasi bukti audit. IAI atau II.A dalam Aulia (2013)

melihat ada lima indikator yang digunakan untuk mengukur due professional care antara lain yaitu: (a) Menggunakan kecermatan dan keterampilan dalam


(83)

21

bekerja. (b) Memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab. (c)

Kompeten dan berhati-hati dalam melaksankan tugas. (d) Adanya kemungkinan

terjadi kesalahan, ketidakteraturan dan ketidakpatuhan. (e) Waspada terhadap

resiko yang signifikan yang dapat mempengaruhi objektifitas.

8. Pengalaman Auditor

Knoers Dan Haditono Dalam sari (2011) mengatakan bahwa pengalaman

merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi

bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga

diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola

tingkah laku yang lebih tinggi. Variabel pengalaman akan diukur dengan

menggunakan indikator lamnaya bekerja, frekuensi pekerjaan pemeriksan yang

telah dilakukan, dan banyaknya pelatihan yang telah diikutinya.

Johnstone et al. dalam sari (2011) menemukan sebuah studi yang

memberikan bukti bahwa auditor berpengalaman bekerja lebih baik karena

mereka memiliki dasar pengetahuan yang lebih besar untuk menarik dari dan lebih

mahir mengorganisir pengetahuan mereka. Keunggulan tersebut bermanfaat bagi

pengembangan keahlian. Berbagai macam pengalaman yang dimiliki individu

akan mempengaruhi pelaksanakan suatu tugas

Menurut Tubbs dalam Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman

memiliki keunggulan dalam hal: (1) Mendeteksi kesalahan, (2) Memahami

kesalahan secara akurat, (3) Mencari penyebab kesalahan.

B. Penelitian Terdahulu Dan Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh Independensi terhadap kualitas audit


(84)

22

Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh

independensi auditor internal terhadap kualitas audit internal.

Hussey Dan Lan dalam william dan ketut (2015) mengungkapn Bahwa

audit akan efektif hanya jika auditor diberikan kepercayaan untuk Bersikap

independen dalam mengungkapkan kecurangan pada laporan keuangan yang

disajikan manajemen. penelitian Saputri (2013) yang menunjukan bahwa

Independensi auditor inspektorat berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil

audit Adanya independensi dari para auditor inspektorat akan berpengaruh pada

peningkatan kualitas hasil audit.

Penelitian Kurnia dkk ( 2014 ) menyimpulkan bahwa independensi

Auditor Berpengruh Terhadap Kualitas Audit. Penelitian Rizky (2016)

menunjukan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas Audit.

Penelitian ini juga.

Penelitian zeyn (2014) dimna hasil penelitiannya menunjukan bahwa

terdapat pengaruh Independensi Auditor internal terhadap kualitas Audit Internal

. belum berkualitasnya audit internal inspektorat disebabkan oleh auditor internal

belum semuanya memiliki sikap mental objektif, sikap tidak memihak,

menghindari conflic of interest. Dan kurangnya komitmen kepala daerah terhadap kualitas audit serta masih kurangnya independensi dalam program audit dan

independensi dalam pelaporan.

Berbeda Dengan Penelitian Penelitian diatas Penelitian Yang dilakukan

Febriyanti ( 2014 ) menunjukkan bahwa independensi tidak berpengaruh


(85)

23

penelitian oleh Priyambodo (2015) yang menyimpulkan bahwa independensi

tidak mempunyai hubungan dengan kualitas audit.

Berdasarkan teori dan logika dari hasil penelitian diatas serta kesimpulan

dari landasan teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut:

H1: Independensi Auditor Internal Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit

Internal

2. Pengaruh Kompetensi terhadap kualitas Audit

Terdapat Beberapa penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh

kompetensi Auditor Trhadap kualitas Audit. Penelitian Halim (2014) menunjukan

bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Semakin

tinggi kompetensi auditor, semakin tinggi pula kualitas auditnya . Penelitian yang

dilakukan Anugerah dan akbar ( 2014) menyimpulkan bahwa kompetensi

Berpengaruh positif terhadap kualitas Audit. penelitian Zeyn ( 2014 ) juga

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh kompetensi Auditor Terhadap kualitas

audit. belum berkualitasnya audit internal pemerintah disebabkan oleh auditor

internal belum semuanya memiliki pendidikan sesuai dengan tupoksinya sebagai

auditor internal Pemerintah Daerah, keahlian dibidang SIKD dan sampling

statistik keterampilan dan pengalaman.

Berbeda dengan penelitian Halim ( 2014 ), Anugerah dan Akbar ( 2014 )

Dan Zeyn ( 2014 ), penelitian Andarwanto ( 2015 ) menyimpulkan Bahwa

kompetensi Tidak Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit.

Berdasarkan teori dan logika dari hasil penelitian diatas serta kesimpulan


(86)

24

H2: Kompetensi Auditor Internal Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Audit

Internal

3. Pengaruh Etika terhadap Kualitas Audit

Etika dapat didefiniskan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral yang

dimiliki oleh setiap orang. Lestari dalam Kurnia Dkk. (2014) mengemukakan

bahwa etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur

perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan

yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau

profesi. Menurut Halim (2008:29) salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kualitas audit adalah ketaatan auditor terhadap kode etik, yang terefleksikan oleh

sikap independensi, obyektivitas, integritas dan lain sebagainya. Kode etik IAI

yang ditetapkan dalam Kongres VII Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta tahun

1998 terdiri atas (a) prinsip etika, (b) aturan etika, dan (c) interpretasi aturan etika.

Kode etik akuntan terdapat delapan prinsip etika sebagai berikut: (1) tanggung

jawab profesi, (2) kepentingan publik, (3) integritas, (4) objektivitas, (5)

kompetensi dan kehati-hatian professional, (6) kerahasiaan, (7) perilaku

professional, dan (8) standar teknis

Maryani dan Ludigdo dalam alim dkk (2007) mendefinisikan etika sebagai

seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia,

baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh

sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi.

Secara umum etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang


(87)

25

dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan

martabat dan kehormatan seseorang termasuk didalamnya dalam meningkatkan

kualitas audit Munawir dalam Hanjani (2014).

Penelitian Yang dilakukan Tarigan Dkk. ( 2013), Wardhana dan Ariyanto

(2016) Menunjukan Bahwa terdapat Pengaruh Signifikan antara Etika dengan

Kualitas Audit, Berbeda Dengan penelitian Syafitri (2014) yang menyatakan

bahwa Etika tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas auditor.

Berdasarkan teori dan logika dari hasil penelitian diatas serta kesimpulan

dari landasan teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut:

H3: Etika Auditor Berpengaruh Positif terhadap Kualitas Audit.

4. Pengaruh Due Professional Care Auditor Terhadap Kualitas Audit

Terdapat beberapa Penelitian Mengenai Due Professional care auditor

terhadap Kualitas Audit. Penelitian yang dilakukan Chofifah (2015)

menyimpulkan Due Professional care auditor berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit, sementara penelitian Saripudin Dkk. (2012) menunjukkan

bahwa due professional care tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit.

Bererdasarkan teori dan logika dari hasil penelitian diatas serta kesimpulan

dari landasan teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut:

H4: Due Professional Care Berpengaruh Positif terhadap Kualitas Audit. 5. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit

Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia ( Depdiknas, 2006 ) pengalaman


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH DAERAH (Survei Pada Inspektorat Pemerintah Daerah Se-DIY)

0 8 23

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Inspektorat Pemerintah Kota Surakarta dan Kabupa

0 3 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Inspektorat Pemerintah Kota Surakarta dan Kabupa

0 3 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Survei Pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Survei Pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 0 18

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Survei Pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 3 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Inspektorat Pemerintah Kota Surakarta dan Kabupa

0 2 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Inspektorat Pemerintah Kota Surakarta dan Kabupa

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Pada Inspektorat Tingkat Kabupaten Atau Bawasda Di Boyolali

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Pada Inspektorat Tingkat Kota Dan Kabupaten Pekalongan).

0 4 15