Indahnya Tawakal

Perpustakaan N asional RI: D ata
Katalog Dalam Terbitan (KD T)
Dr. H. Muh. M u’inudinillah Basri, Lc.

Indahnya Taw akal/ Dr. H. Muh.
Mu’ inudinillah Basri, Lc., M.A.,
editor, Raudina M.F. -Solo. Indiva
Media Kreasi, 2008
144 hlm.; 17,5 cm.
ISBN : 978-979-17461-8-5

Indahnya Tawakal

Penulis:
D r. H. M uh. M u'inudinillah
Basri, Lc., M .A.

Editor:

I.
II.


Dr. H. Muh. Mu'inudinillah
Basri, Lc., M.A .
Raudina P.F.

Rujukan dari maksud Pasal 72
UU No. 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta:

Raudina P.F.

Setting:

(1)

Barangsiapa dengan sengaja dan
tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak ciptaan pencipta
atau memberi izin untuk itu, dapat
dipidana dengan pidana penjara

masing-masing paling singkat 1
(satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp.1.000. 000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.5.000.000.
000,00 (lima miliar rupiah)

(2)

Barangs iapa dengan sengaja
menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang
hasil pelanggaran Hak Cipta atau
Hak Terkait, dapat dipidana
dengan penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).


M as Liliek

Desain Sampul:
Andhi Rasydan

Penyelaras Akhir:
NasSirun PurwO kartun

Hak cipta dilindungi
undang-undang
Cetakan Pertama, Jumadil A khir
1429 H/Juli 2008

Penerbit
Indiva Pustaka
Kelompok Penerbit Indiva Media
Kreasi
Jl. Anggur VII No. 36 C Jajar,
Laweyan, Surakarta
Telp.(0271)7055584, Fax.

(0271)743229
www.indivamediakreasi.com
indiva_mediakreasi@yahoo.co.id

4

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

Pengantar

‫ﺑﺴــﻢ اﷲ اﻟ ــﺮﲪﻦ اﻟ ــﺮﺣﻴﻢ‬
Segala puji syukur hanya
untuk Allah, Rabb yang memerintahkan bertawakal kepada-Nya, dan
menjanjikan orang yang bertawakal
kepada-Nya kecukupan dunia dan
akhirat. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada sayyidil
mutawak k ilin Nabi Muhammmad

shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta
seluruh para shahabat, tabi’in, dan
seluruh umat beliau yang komitmen
dengan sunah beliau sampai Hari
K iamat.
Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

5

Setiap manusia pasti menginginkan
kesuksesan dan keba-hagiaan. Sebagian mereka
ada yang berhasil meraih cita-citanya, namun ada
pula yang gagal mencapai apa yang diinginkannya. Yang berhasil ingin mempertahankan
kesuksesannya, sedangkan yang gagal atau
belum sempat meraihnya, berharap kelak akan
mendapatkannya.
B anyak faktor yang mem-pengarui
kesuksesan, ada yang dari faktor sarana, konsep

teoretik, proses, strategi dan yang tak kalah
pentingnya adalah faktor keyakinan dan psikologi.
Telah terbukti bahwa image seseorang terhadap
diri dan masa depannya sangat mempengarui apa
yang akan diperolehnya pada masa mendatang.
Maka dari itu, membangun image yang baik
terhadap diri dan tugas yang di emban maupun
masa depan yang baik, tentu sangat mempengarui
kesuksesan hidup seseorang.
Di antara unsur bangunan jiwa yang kokoh
adalah tawakal kepada Allah SWT, maka
pemahaman tentang tawakal secara teoretik
maupun aplikatif sangat mempengarui kondisi
kehidupan. Tawakal kepada Allah adalah bekal
utama untuk meraih keberhasilan dalam segala

6

Seri Manajemen Akhlak 1:


In dahn ya Tawakal

usaha. Hal ini sudah disepakati oleh seluruh
ulama akidah. Tapi, barangkali ada pertanyaan,
kenapa banyak orang kelihatannya sukses padahal
mereka tidak bertawakal kepada Allah, bahkan
tidak beriman kepada-Nya? Sebaliknya, banyak
orang yang beriman dan bertawakal kepada
Allah, sementara gagal dalam hidup mereka. Lalu,
di manakah letak kesalahan dalam hal ini?
Adalah hal yang sangat penting dan
dibutuhkan untuk mengupas tentang makna
tawakal sebenarnya. Hal ini dimaksudkan agar
kaum muslimin mempunyai pemahaman yang
benar tentang tawakal. Agar mereka tidak keliru
dalam memahaminya, selain supaya kaum
muslimin merasa cukup dan bahagia dengan
Tuhannya, Allah SWT. Sebab pertolongan
Allah hanya akan turun ketika kaum muslimin
merasa bahagia tatkala bersama Allah SWT,

bertawakal dan berjuang di jalan-Nya.
Sebagaimana firman-Nya, “Siapa yang bertawak al
k epada A llah, Dia ak an mencuk upinya, sungguh
A llah ak an menyampaik an perk ara-N ya, sungguh
A llah telah menjadik an segala sesuatu menurut
ketentuannya” (QS. at-Thalaq: 3).

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

7

K ebahagian adalah dambaan setiap
manusia, dan tawakal menduduki salah satu
pokok yang membentuk kebahagiaan.
Kebahagiaan dimunculkan oleh ketenangan dan
keyakinan hati terhadap Dzat yang membimbing
dan mendukungnya. Kebahagiaan didukung oleh
keyakinan bahwa seluruh amal dan usaha yang

dilakukan apapun hasilnya asal dilakukan dengan
cara dan proses yang benar-tidak ada yang
namanya sia-sia, dan inilah yang dimunculkan
oleh tawakal dalam hati manusia. Tawakal seperti
iman, takwa dan a’malul qulub (amalan hati)
lainnya, memerlukan adanya ilmu, dan kiat-kiat
untuk menggapainya, maka perlu ada kajian yang
lengkap tentang tawakal, baik dari sudut pandang
teori maupun cara mengimplementasikannya.
Islam sebagai din yang memuat syariat
(hukum) dan manhaj tidak hanya sekadar
memerintahkan tawakal, melainkan juga
memberikan petunjuk untuk memahami
berbagai hal sehingga tawakal bisa dipahami dan
diamalkan dalam berbagai ranah kehidupan.
Kesuksesan tanpa dilandasi tawakal kepada
Allah merupakan kesuksesan semu. K arena
kesuksesan tersebut hanya terwujud di sarana,

8


Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

sementara di tujuan ia tidak mendapatkannya.
Berhasil di dunia namun gagal di akhirat. Orang
yang bertawakal kepada Allah pasti sukses,
adapun yang melihat dirinya sudah bertawakal
tapi tidak sukses, maka hal itu dikarenakan salah
dalam memahami makna tawakal. Merasa
bertawakal padahal belum, atau salah dalam
memahami konsep keberhasilan. Bagaimana
rincian jawabannya, mari kita ikuti kajian dalam
buku ini, insya A llah para pembaca akan
mendapatkan jawabannya.
K ajian tawakal ini berangkat dari tafsir
tematik, melihat Al-Qur’an dalam ajaran yang
dipaparkan, surat atau ayat yang satu tidak
terpisah dari yang lainnya, melainkan menjadi

satu keutuhan. Al-Qur’an al-Karim memberikan
bimbingan konsep untuk membentuk
kepribadian individu dan sosial berdasarkan
nilai-nilai keilahian, maka kajian ini didukung
pula dengan berbagai pengalaman para
pendahulu kita saat mengejawantahkan nilainilai tawakal dalam kehidupan mereka.

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

9

10

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

Daftar Isi

Pengantar -5
Daftar Isi -11
Bab 1 Makna dan Hakikat Tawakal
-15
Bab 2 Hukum Tawakal -22
Bab 3 Kedudukan Tawakal -27
Bab 4 Kondisi yang Diperintahkan
untuk Tawakal -33
Bab 5 Macam-macam Manusia da
lam Derajat Ketawakalannya
-48
Bab 6 Keutamaan Tawakal -54

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

11

Bab 7 Tawakal dan Usaha -62
Bab 8 Tawakal dan Qadha/Takdir Allah -67
Bab 9 Tawakal dan Keberhasilan -72
Bab 10 Tawakal dan Doa -76
Bab 11 Tawakal dan Karamah -80
Bab 12 Energi Tawakal -84
Bab 13 Kiat Mendapatkan Kenikmatan Tawakal -88
Bab 14 Hal-hal yang Merusak Tawakal -98
Bab 15 Kisah-kisah Mutawakkilin -102
A. Kisah Nabi Nuh as. dan Hud as. -102
B. Kisah Nabi Ibrahim as. -104
C. Kisah Nabi Musa as. dan Ibunya -110
D. Kisah Pemuda Ashabul Ukhdud -115
E Kisah Seorang Bani Israil yang Berhutang
-121
F. Kisah Abu Bakar Siddiq ra. -123
G. Kisah Khalid bin Walid dan Racun -126
H. Kisah Tabi'in Abu Mu'allaq -126
I. Kisah al-Hasan al-Basri -128
J. Kisah Seorang Wanita dan Kambingnya -132

12

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

K. Kisah Abu Muslim al-Khaulany

-132

I. Kisah Seorang Dekan Fakultas Hukum -133
M.Kisah Saya -135
Penutup -140
Daftar Pustaka -143

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

13

14

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

Bab 1
Makna d an
Hakikat Tawakal

Tawakal dalam bahasa Arab
adalah turunan dari kata wak il .
Wak il adalah dzat atau orang yang
dijadikan pengganti untuk mengurusi atau menyelesaikan urusan
yang mewakilkan. Sehingga tawakal
bermakna menjadikan seseorang
sebagai wakilnya, atau menyerahkan urusan kepada wakilnya.
Tawakal kepada Allah adalah
menjadikan Allah sebagai wakil

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

15

dalam mengurusi segala urusan, dan mengandalkan Allah dalam menyelesaikan segala urusan.
Tawakal haruslah ditujukan kepada Dzat yang
Mahasempurna, Allah SWT, tapi dalam realitanya
ada yang meletakkan tawakal kepada selain
Allah, seperti tawakal seseorang kepada kekuatannya, ilmunya atau hartanya, atau kepada manusia.
Tawakal kepada Allah dalam arti
menjadikan Allah sebagai wakil, ditegaskan dalam
berbagai ayat. Di antaranya dalam firman Allah:

ُ ‫ﻓَﺎﲣ ــﺬْﻩ‬
ِ‫ِب ﻻ إِ ﻟَــﻪ َ إِﻻ ُﻫَــﻮ ﱠ‬
ِ‫َب اﻟَْﻤْﺸ ــﺮِِقَ واﻟَ ْْﻤﻐ ــﺮ‬
‫رﱡ‬
‫َﻛِ ﻴـ ـ ًـﻼ‬
‫و‬
“(Dialah) Pemilik masyrik dan maghrib, tiada
Ilah (yang berhak disembah) melaink an Dia, mak a
ambillah Dia sebagai pelindung.” (QS. al-Muzammil: 9)

‫ـﺎل ـُﳍَُـﻢ اﻟﻨﱠـ ُـﺎس إِ ﱠن اﻟﻨﱠـ َـﺎس ـﻗَْـﺪ ﲨََﻌ ُ ـﻮا ﻟَ ُﻜـْـﻢ‬
َ َ‫ـاﻟﱠِـﺬَﻳﻦ ـﻗ‬
‫ﻧِﻌـَـﻢ‬
ْ ‫إِﳝَﺎﻧًـﺎَ وـﻗَـﺎﻟُﻮا َ ْﺣ ُﺴـﺒـﻨَﺎ اﻟﻠﱠ ــﻪ ُ َ و‬
‫َﻫﻢ ـ‬
ْ‫ﻓَﺎﺧَْﺸُﻮْﻫﻢَﻓـَـﺰ ُاد‬
ْ
ُ ‫َﻛِ ﻴـ ـ ــﻞ‬
‫اﻟْﻮ‬

16

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

“(yaitu) Orang-orang yang mengatak an k epada
merek a, ‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulk an
pasuk an untuk menyerang k alian. Karena itu tak utlah
k epada merek a.’ Mak a perk ataan itu menambah
k eimanan merek a dan merek a menjawab, ‘Cuk uplah
A llah menjadi penolong k ami dan A llah adalah
sebaik -baik Pelindung.’” (QS. Ali-Imran: 173)

Hakikat tawakal adalah penyerahan
penyelesaian dan keberhasilan suatu urusan
kepada wakil. K alau tawakal kepada Allah,
berarti menyerahkan urusan kepada Allah
setelah melengkapi syarat-syaratnya. Zubaidi
berkata di Taajul ‘A ruus, tawakal adalah percaya
total dengan apa yang di sisi Allah, dan memutus
harapan apa yang di tangan manusia. Tawakal
adalah menyandarkan diri kepada Allah dan
melakukan ikhtiar, dengan meyakini bahwa
Allah adalah Dzat yang Maha Memberi rezeki,
Pencipta, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, tidak ada ilah selain-Nya.
Tawakal mencakup permohonan total
kepada Allah, supaya memberikan pertolongan
dalam melakukan apa yang Dia perintahkan, juga
dalam hal bertawakal untuk mendapatkan
sesuatu yang tidak mampu didapatkannya.
Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

17

Tawakal mencakup memohon pertolongan
dalam mencapai manfaat dan menolak bahaya.
Sebagaimana firman Allah:

       
        
 
“Jik alau merek a sungguh-sungguh ridha dengan
apa yang diberik an A llah dan Rasul-N ya k epada
merek a, dan berk ata, ‘Cuk uplah A llah bagi k ami,
A llah ak an memberik an sebagian dari k arunia-Nya
dan demik ian (pula) Rasul-Nya. Sesungguhnya k ami
adalah orang-orang yang berharap k epada A llah
(tentulah yang demik ian itu lebih baik bagi merek a).’”
(QS. at-Taubah: 59)

Ungkapan Ulama Tentang Hakikat
Tawakkal:
Para ulama banyak memberikan ungkapan
tentang makna tawakal. Di antaranya adalah apa
yang diungkapkan oleh Ibnu al-Qayyim dalam
Madarijus Salik in:

18

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

‫ﺎب‬
ِ َ ‫إِﱃ اﻷَْﺳــﺒ‬
َ ‫ﻧْﺰِﻋـ ٌـﺎج‬
َ ِ ‫اﻟَﺘـﱠﻮﻛــﻞ أ َْن ﻻَ ﻳ َ ﻈَ َْﻬــﺮ ﻓِْ ﻴـ َـﻚ ا‬
‫ﻓَﺎﻗَﺘِﻚ إِ ﻟََْﻴـﻬﺎَ وﻻَ َﺗـُْـﺰوُل َﻋـْـﻦ َِْﺣﻘﻴَـﻘـِـﺔ‬
َ
ِ‫ََﻣﻊ ِﺷﺪﱠة‬
‫إِﱃ اﳊـ ﱢَـﻖَ ﻣـَـﻊُ وﻗ ْـُﻮﻓِ ـ َـﻚ َﻋْﻠََﻴـﻬــﺎ‬
َ ‫ُﻮن‬
ِ ‫ُاﻟﺴْﻜ‬
“Tawak al adalah tidak tampak pada dirimu
k etergantungan k epada sebab, walaupun engk au sangat
butuh k epadanya, dan tidak hilang k etenangan-Mu
k epada A l-H aq (A llah) walaupun engk au telah
mendapatk annya (k ebutuhanmu).”

ُ‫ـﺲَ و ِاﻻْﳔِ ــﻼَع‬
ِ ‫ــﻮَﺗْــﺮُك ـﺗَْـﺪ ْﺑِﲑِ اﻟﻨـْﱠﻔـ‬:‫ﱡﻮنُ َﻫ‬
ِ ‫ﻗَﺎل ْذُو اﻟﻨْـ‬
َ
ِ‫ِﻣـَـﻦ اﳊْـ َِـﻮلَ و ُاﻟﻘــﻮﱠة‬
D zun N un b erkata, “Tawak al adalah
meninggalk an pengaturan jiwa, dan lepas diri dari daya
dan k ek uatan diri.” Maksud beliau adalah setelah
melakukan segala sebab, jiwa tidak memikirkan
hasil usahanya dari ikhtiarnya, bahkan lepas diri
dari daya dan kekuatannya dan hanya
menggantungkan diri kepada Allah.

‫ْح اﻟﺒ َ ـَـﺪِن ِﰲ‬
‫ ُﻫَــﻮ ـﻃَُـﺮ‬: ‫اﻟﻨَﺨَﺸـِـﱯ‬
ْ ‫اب‬
ِ ‫أﺑـ ُْﻮ ﺗَـُﺮ‬
‫إِﱃ‬
َ ‫اﻟﻄُﻤﺄْﻧِْ ﻴـﻨَ ــﺔ‬
َ ‫ﺑِﺎﻟﺮﺑـ ُْ ﻮﺑِﻴﱠ ـِـﺔَ و‬
‫ْﺐ ﱡ‬
ِ ‫اﻟﻌ ُْﺒـِﻮدِﻳﺔَ َوﺗـَﻌ ُﻠﱡﻖ َاﻟﻘﻠ‬
Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

19

‫ْح اﻟﺒ َ ـَـﺪِن ِﰲ‬
‫ﻃَُـﺮ‬
‫اﻟﻨَﺨَﺸـِـﱯ ُﻫَــﻮ ـ‬
ْ ‫اب‬
ِ ‫أﺑـ ُْﻮ ﺗـَُــﺮ‬
‫إِﱃ‬
َ ‫اﻟﻄُﻤﺄْﻧِْ ﻴـﻨَ ــﺔ‬
َ ‫ﺑِﺎﻟﺮﺑـ ُْﻮﺑِﻴﱠ ـِـﺔَ و‬
‫ـﺐ ﱡ‬
ِ ‫اﻟﻌ ُْﺒـِﻮدﻳـِـﺔَ َوﺗـَﻌﻠﱡ ـُـﻖ َاﻟﻘْﻠـ‬
‫ﻨِﻊ ََﺻﺒـﺮ‬
َ ‫إِنُ ﻣ‬
ْ ‫ْﻄﻰ َﺷ َﻜَﺮَ و‬
َِ‫ِن أُﻋ‬
ْ‫اﻟﻜﻔﺎﻳ َِﺔ ﻓَﺈ‬
َِ
Abu Turab an-Nakhsyabi mengatakan,
“Tawak al adalah melempark an badan k epada
ubudiyah, k eterik at hati dengan rububiyah A llah,
tenang k epada pencuk upan A llah. Kalau diberi
bersyuk ur jik a dihalangi (pemberian) bersabar.”
Kemudian Ibnu al-Qayyim menyebutkan
bahwa tawakal memiliki beberapa komponen.
Jika tidak terpenuhi, maka tidak akan pernah
mencapai hakikat tawakal, yaitu:
Satu, mengenal Nama Allah dan sifat-Nya.
Dua, menetapkan (meyakini sebab dan musabab).
Ketiga, kedalaman tauhid dalam tauhid tawakal
dengan melepaskan ketergantungan dengan
sebab.
Keempat, penyandaran hati kepada Allah dan
ketenangan kepada-Nya.
Kelima, pasrah hati kepada Allah, seperti pasrahnya
mayit kepada yang memandikannya.

20

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

Keenam, penyerahan kepada Allah terhadap apa
yang Allah takdirkan.
Ketujuh, ridha dengan segala hasil. Sebagaimana
yang tergambar dalam doa istikharah untuk
dipilihkan apa yang baik untuk Allah.
Insya A llah hal ini akan diperinci dalam
pasal kiat dalam mencapai kenikmatan tawakal.

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

21

Bab 2
Hukum Tawakal

Tawakal

adalah fitrah
manusia. Semua manusia bertawakal
kepada kekuatan yang diyakini
mampu menolongnya, hanya saja ada
yang bertawakal kepada makhluk dan
ini hukumnya syirik, dan ada yang
bertawakal kepada Allah. Tawakal
kepada Allah adalah wajib. Banyak
dalil yang menunjukkan tentang
wajibnya bertawakal kepada Allah dan
haramnya tawakal kepada yang lainnya.
Allah SWT mengaitkan
tawakal dengan Iman. “...dan hanya

22

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

k epada A llah lah hendak lah k alian bertawak al jik a
k al ian beriman” (Q S. al- Maidah: 23), dan
menjadikannya sebagai sifat orang beriman
“Tiada lain orang beriman adalah yang jik a disebut
nama A llah gemetar hati merek a, dan jik a dibacak an
ayat-ayat-N ya menambah k eimanan merek a dan
merek a hanya bertawak al k epada Rabb merek a” (QS.
al-Anfal: 2-3).

Terdapat puluhan ayat yang memerintahkan
agar hanya bertawakal kepada-Nya, serta tidak
mengambil selain D ia sebagai wali. D alam
konteks berjihad mengusir musuh, Allah
berfirman:

       

       
     

“Berk atalah dua orang di antara orang-orang yang
tak ut ( k epada A llah) yang A llah telah memberi
nik mat atas k eduanya. ‘Serbulah merek a dengan
melalui pintu gerbang (k ota) itu, mak a bila k amu
memasuk inya niscaya k amu ak an menang. Dan hanya

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

23

k epada A llah hendak nya k amu bertawak al, jik a
k amu benar-benar orang yang beriman.” (QS. alMaidah: 23)

Dalam konteks menghadapi makar orangorang munafikin, Allah berfirman:

       

         
        
“Dan merek a (orang-orang munafik ) mengatak an,
‘(k ami) Taat’. Tetapi apabila merek a telah pergi dari
sisimu, sebagian dari merek a mengatur siasat di malam
hari (mengambil k eputusan) lain dari yang telah merek a
k atak an tadi. A llah menulis siasat yang merek a atur
di malam hari itu, mak a berpalinglah k amu dari merek a
dan tawak allah k epada A llah. Cuk uplah A llah
menjadi Pelindung.” (QS. an-Nisa’: 81)

Dalam konteks ibadah, Allah berfirman:

      

        

24

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal


“Dan k epunyaan A llah lah apa yang gaib di
langit dan di bumi dan k epada-Nya lah dik embalik an
urusan-urusan semuanya. Mak a sembahlah Dia, dan
bertawak allah k epada-N ya. D an sek ali-k ali
Tuhanmu tidak lalai dari apa yang k amu k erjak an.”
(QS. Hud: 123)

      

      

“Dan bertawak allah k epada A llah yang hidup
(k ek al) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan
memuji-N ya, dan cuk uplah Dia Maha Mengetahui
dosa-dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Furqan: 58)

Perintah bertawakal kepada Allah dalam
ayat-ayat di atas sangat jelas. D alam kaidah
ushul fikih dikatakan bahwa prinsip dari perintah
menunjukkan kepada wajib, kecuali kalau ada
indikator yang memalingkannya dari wajib
kepada yang lainnya, dan di sini tidak ada
indikator yang memalingkannya.

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

25

Tawakal adalah menyerahkan urusan kepada
wak il. Jika urusan itu merupakan hal yang bisa
dilakukan oleh mahkluk, hukumnya jaiz. Hanya
saja dalam terminologinya disebut sebagai tauk il
atau perwakilan. Jika masalah itu tidak ada yang
mampu melakukannya kecuali Allah, seperti
menentukan keberhasilan suatu pekerjaan,
keselamatan, kebahagiaan, atau kemenangan
maka haram bertawakal kepada makhluk, dan
wajib hanya bertawakal kepada Allah. Makhluk
hanya merupakan sebab, sedang yang
menjadikannya sebab hanya Allah SWT. Dokter
hanya mengobati, obat hanya sebab kesembuhan,
sedang penentu kesembuhan dan kecocokan obat
dengan penyakit hanyalah Allah SWT.

26

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

Bab 3
Ked ud ukan
Tawakal

Tawakal

merupakan satu
dari sendi keimanan dan ketauhidan
kepada Allah SWT, karena tawakal
berlandaskan keyakinan bahwa
Allah adalah Ilah yang menguasai
segala sesuatu, mengatur segala
perkara. Dialah yang menentukan
keberuntungan atau kerugian seseorang, keberhasilan dan kegagalan
seseorang. Manusia adalah makhluk
yang harus menyadari bahwa mereka
dalam genggaman Allah, mereka
membutuhkan bimbingan dan pertolongan Allah SWT. Manusia
Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

27

berusaha dan hanya Allah yang menentukan hasil
akhirnya. Keimanan dan ketauhidan dilandasi
keyakinan bahwa Allah adalah Pencipta yang
berkuasa, sedang manusia adalah makhluk yang
tak berdaya dihadapan-Nya. Tawakal adalah simbol
keimanan bahwa Allah adalah Rabb yang Maha
Berkuasa yang menyayangi hamba-Nya. Manusia
adalah makhluk yang sangat membutuhkan Rabb
dan kasih sayang-Nya, manusia berusaha karena
diperintahkan oleh Allah sebagai Rabbnya dan
mengembalikan seluruh hasil usaha hanya kepada
Rabb. Mereka juga wajib berhusnuzhan kepadaNya bahwa Dia menentukan apa yang terbaik untuk
makhluk-Nya.
Akidah I slam mengajari bahwa segala
sesuatu Allah yang menentukan, apa yang
Allah tentukan terjadi pasti terjadi dan apa yang
Allah tentukan tidak terjadi pasti tidak akan
terjadi. Disebutkan dalam riwayat:

‫ـﺐ ﻓُـَﻘْﻠـ ُـﺖ‬
ٍ ‫ُﰉ ﺑ َْﻦ ْﻛَﻌـ‬
‫ْﺖ أَﱠ‬
ُ‫ﻗَﺎل أَﺗـَﻴ‬
َ ‫َﻋِﻦ اﺑ ْ ِﻦ اﻟ ﱠْﺪﻳـ ِﻠَﻤﱢﻰ‬
‫ﻓَﺤـ ﱢﺪﺛ ِْﲎ‬
َ ‫ﻟَﻪ ُ َ وـَﻗَـﻊ ِﰱ ﻧـَﻔِْﺴــﻰ َﺷـْـﻰء ٌ ِﻣـَـﻦ اﻟَْﻘـَـﺪِر‬
‫ ﻓَـَﻘ َﺎل ﻟَْﻮ أَ ﱠن‬.‫َﻰء ﻟََﻌﱠﻞ اﻟﻠﱠﻪ َ أ َْن ﻳ ُﺬِْﻫﺒ َ ﻪ ُ ِﻣـْـﻦ َﻗ ـﻠِْﱮ‬
ٍ‫ﺑِﺸ‬
ْ
‫ْﺿـِـﻪَﻋـ ﱠـﺬﺑـ َُْﻬﻢ‬
ِ‫ﱠب أَْﻫـَـﻞ َﲰََﻮ ـِاﺗِـﻪَ وأَْﻫـَـﻞ أَر‬
َ ‫اﻟﻠﱠ ــﻪ َ َﻋــﺬ‬

28

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

‫ُﺬِﻫﺒ َ ﻪ ُ ِﻣـْـﻦ َﻗ ـﻠِْﱮ ﻓَـَﻘ َﺎل ﻟَْﻮ أَ ﱠن‬
‫َﻰء ﻟََﻌﱠﻞ اﻟﻠﱠﻪ َ أ َْن ﻳ ْ‬
‫ﺑِﺸٍ‬
‫ْ‬
‫ْﺿـِـﻪَﻋـ ﱠـﺬﺑـ َُْﻬﻢ‬
‫ﱠب أَْﻫـَـﻞ َﲰََﻮ ـِاﺗِـﻪَ وأَْﻫـَـﻞ أَرِ‬
‫اﻟﻠﱠ ــﻪ َ َﻋــﺬ َ‬
‫َﲪَْ ﺘُ ـ ــﻪ ُ‬
‫َﺎﻧَ ْـﺖ ر‬
‫َﲪ َُﻬـ ـْـﻢﻛ ـ ـ‬
‫ـﺎﱂ ـ ـﳍَُْـﻢَ وﻟـَْــﻮ ِر‬
‫َ ُوﻫـَــﻮ َْﻏﻴ ـُــﺮ ـﻇَـ ٍِ‬
‫ِِﻢَ وﻟْـَـﻮ أَﻧَـْﻔْﻘـ َـﺖِﻣﺜْ ـَـﻞ أُُﺣـٍـﺪ‬
‫ـﺎﳍ‬
‫َْﺧﻴًــﺮا ـْﳍَُـﻢِﻣـْـﻦ أ ََﻋْﻤـ ْ‬
‫اﻟﻠﱠﻪَ ﻣــﺎ ﻗَﺒِﻠَ ــﻪ ُ اﻟﻠﱠ ــﻪ ُ ِْﻣﻨـ َـﻚ َﺣـ ﱠـﱴ ﺗـُ ـِْـﺆَﻣﻦ‬
‫ﺒِﻴﻞ ِ‬
‫ذَﻫﺒ ً ﺎ ِﰱ َﺳ ِ‬
‫َ‬
‫ُﺨِﻄﺌَ ـ َـﻚ‬
‫َﻚ ﱂَْ ﻳ َ ُﻜـْـﻦ ﻟِ ﻴ ْ‬
‫ﺑِﺎﻟْﻘََﺪِرَ ْوﺗـَﻌَﻠَﻢ أَ ﱠنَ ﻣﺎ أ ََﺻــﺎﺑ َ‬
‫ـﺖ َﻋﻠَ ــﻰ‬
‫َﻚَ وﻟْـَـﻮُ ﻣـ ﱠ‬
‫ُﺼــﻴﺒ َ‬
‫َ وأَ ﱠنَ ﻣﺎ أ َْﺧ ـﻄَﺄ ََك ﱂَْ ﻳ َ ُﻜـْـﻦ ﻟِ ﻴ ِ‬
‫ْﺖ َْﻋَﺒﺪ اﻟﻠﱠ ـِـﻪ‬
‫ﻗَﺎل ﰒُﱠ أَﺗـَﻴُ‬
‫ْﺖ اﻟﻨَﱠﺎر‪َ .‬‬
‫ْﻏَﲑِ َﻫﺬَا ﻟََﺪَﺧﻠ َ‬
‫ﻗَﺎل ‪ -‬ﰒُﱠ أَْﺗـَﻴـ ُـﺖ‬
‫ذَﻟِﻚ ‪َ -‬‬
‫ﺑ َْﻦَ ْﻣﺴﻌ ُ ٍﻮد ﻓَـَﻘ َﺎل ِﻣ َﺜْﻞ َ‬
‫ﻗَﺎل ‪ -‬ﰒُﱠ‬
‫ذَﻟِﻚ ‪َ -‬‬
‫ُﺣَْﺬَﻳـﻔﺔَ ﺑ َْﻦ اﻟْﻴ ََﻤ ِﺎن ﻓَـَﻘ َﺎل ِﻣ َﺜْﻞ َ‬
‫‪D ari D aelami berkata, “Saya mendatangi‬‬
‫‪Ubay bin Ka’ab, dan ak u berk ata k epadanya, ‘A da‬‬
‫‪sesuatu pada dirik u tentang qadar, mak a ceritak an‬‬
‫‪k epadak u dengan sesuatu, mudah-mudahan A llah‬‬
‫‪menghilangk annya dari hatik u.’ L antas dia berk ata,‬‬
‫‪‘Kalau A llah menyik sa seluruh penduduk langit dan‬‬
‫‪penduduk bumi, Dia menyik sa merek a dan Dia tidak‬‬
‫‪zalim k epada merek a, dan k alau merahmati merek a,‬‬

‫‪29‬‬

‫‪Seri Manajemen Akhlak 1:‬‬

‫‪In dahn ya Tawakal‬‬

adalah rahmat-N ya lebih baik untuk merek a dari
amalan merek a, dan k alaulah engk au membelanjak an
emas sebesar Gunung Uhud di jalan A llah, mak a
A llah tidak menerima darimu sehingga engk au
beriman dengan qadar, dan engk au mengetahui bahwa
apa yang (A llah tentuk an) menimpamu tidak lah luput
darimu, dan apa yang (ditak dirk an) luput darimu
tidak ak an mengenaimu. Dan k alau engk au mati di
atas (selain ini) pasti engk au masuk nerak a. Perawi
berk ata, ‘Kemudian ak u mendatangi A bdullah bin
Mas’ud, dan dia berk ata seperti itu, k emudian saya
mendatangi Khuzhaifah bin Yaman dan dia berk ata
seperti itu. Kemudian saya mendatangi Zaid bin
Tsabit, dan dia menyampaik an k epadak u hadits
seperti itu.’” (HR. Abu Dawud No. 4701)

Tawakal kepada Allah adalah tanda
keimanan kepada kekuasaan Allah, dan
menyerahkan diri kepada ketentuan-Nya, serta
husnuzhan terhadap Allah SWT. Allah telah
mengaitkan tawakal dengan iman:

‫ﻨِﲔ‬
َ ‫إِن ﻛُﻨْﺘُ ـْـﻢُ ﻣـِْـﺆﻣ‬
ْ ‫َﻋﻠَ ــﻰ اﻟﻠﱠ ـِـﻪ َﻓـﺘـﻮﻛﱠﻠُ ـﻮا‬
“Dan k epada A llah lah hendak lah k alian
bertawak al jik a k alian beriman.” (QS. al-Maidah: 23)

30

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

Sebagaimana juga Dia mengaitkan tawakal
dengan Islam:

‫إِن ﻛُﻨْﺘُ ـْـﻢ آََﻣﻨْﺘُ ـْـﻢ ﺑِﺎﻟﻠﱠ ـِـﻪ َﻓـَﻌْﻠَﻴـِـﻪ‬
ْ ‫ﻗَﺎلُ ﻣَﻮﺳﻰ ﻳ َ ﺎ َﻗْـِـﻮم‬
َ ‫َو‬
. ‫ـﻠِﻤَﲔ‬
ِ ‫إِن ﻛُﻨْﺘُ ـْـﻢُ ْﻣﺴ ـ‬
ْ ‫َﺗـَﻮﻛﱠﻠُ ـ ـﻮا‬
“Berk ata Musa, ‘H ai k aumk u, jik a k amu
beriman k epada A llah, mak a bertawak allah k epadaNya saja, jik a k amu benar-benar orang yang berserah
diri.” (QS. Yunus: 84)

Ayat di atas menjelaskan, jika kalian yakin
dengan kekuasaan Allah dan janji-Nya yang
akan memenangkan kalian, dan kalian benarbenar pasrah diri kepada-Nya maka
bertawakallah kepada Allah SWT.
Tawakal adalah separuh dari din, karena din
terdiri dari ib adah dan isti’anah (minta
pertolongan), dan tawakal adalah bagian yang
tak terpisahkan dari isti’anah. Sebagaimana
tergambar dalam firman-Nya, “iyyak a na’budu wa
iyyak a nasta’in” . Hanya kepada-Mu kami
beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta
pertolongan.

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

31

Tawakal adalah sifat orang-orang yang
beriman sejati, sebagaimana Allah mengatakan,
“...dan hanya k epada Rabb merek a, merek a
bertawak al. Yaitu orang-orang yang menegak k an shalat,
dan dari apa yang Kami rezek ik an merek a berinfak ,
merek alah orang-orang yang beriman sejati, bagi merek a
derajat-derajat di sisi Rabb merek a, ampunan dan rezek i
yang mulia” (QS. al-Anfal: 2-3).
Tawakal merupakan sifat Nabi Ibrahim dan
orang-orang pilihan. Allah mengatakan, “Sungguh
pada diri Ibrahim dan orang yang bersamanya terdapat
contoh yang baik .” Di antara sifat mereka adalah
tawakal mutlak kepada Allah. Mereka berdoa:

ُ ‫َﻮﻛﻠْﻨَﺎَ وإِْﻟَﻴـ َـﻚ أَﻧـَْ ﺒـﻨَ ــﺎَ وإِْﻟَﻴـ َـﻚ اﻟَْﻤِﺼــﲑ‬
‫ْﻚَﺗـﱠ‬
َ‫َﻋﻠَﻴ‬
‘Alaika tawakkalnaa wa ilaika anabnaa wa
ilaikal mashiir.
“H anya k epada-Mu k ami bertawak al, hanya
k epada-Mu k ami k embali, dan hanya k epada-Mu
tempat k embali.” (QS. Mumtahanah: 5)

32

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

Bab 4
Kond isi yang
Dip erintahkan untuk
Tawakal

Allah memerintahkan hambahamba-Nya agar selalu bertawakal
dalam segala kondisi. Seb ab
tawakal menunjukkan bahwa tidak
ada hal yang bisa dilakukan oleh
para hamba kecuali hanya dengan
izin dan taufik Allah SWT. Seorang
hamba diperintahkan untuk bertawakal baik dalam perkara yang
remeh maupun yang besar. Sebagaimana dalam firman-Nya:

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

33

1.

Tatkala beribadah kepada Allah

‫اﻷ َُﻣــﺮ‬
ْ ْ ‫ْﺟﻊ‬
ُ‫ضَ وإِْﻟَﻴـِـﻪ ﻳـ ُ ـَـﺮ‬
ِ ‫اﻷَر‬
ْ ْ ‫اتَ و‬
ِ ‫اﻟﺴـَـﻤَﺎو‬
‫َ وﻟ ِ ﻠﱠ ـِـﻪ ْﻏَﻴـ ُـﺐ ﱠ‬
‫َﻤــﺎ‬
‫َﻮﻛـْـﻞَﻋْﻠَﻴـِـﻪََوﻣــﺎَ رـﺑﱡ َـﻚ ﺑِﻐَﺎﻓِ ـ ٍـﻞ ﻋﱠ‬
‫ﻓَﺎﻋﺒ ُ ـ ْـﺪﻩ ُ َ َوﺗـﱠ‬
ْ ُ ‫ﻛُﻠﱡ ــﻪ‬
‫ﻠُﻮن‬
َ ‫ْﺗـََﻌﻤ‬
“Dan milik A llah lah apa yang gaib di langit
dan di bumi, dan k epada-N ya lah segala perk ara
dik embalik an, mak a beribadahlah k epada-Nya dan
bertawak allah k epada-Nya, dan Rabbmu tidak lah lalai
dari apa yang k alian lak uk an.” (QS. Hud: 123)

2.

Saat mengikuti petunjuk wahyu di
segala kondisi

‫َﺎن ِﲟـ ـ ـَـﺎ‬
َ ‫ْﻚ ِ ْﻣﻦ َ ر ـﺑﱢ َـﻚ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪ َﻛ‬
َ‫ُﻮﺣ ــﻰ إِ ﻟَﻴ‬
َ ‫َ واﺗﱠﺒِ ـْـﻊ َ ﻣﻳﺎ‬
‫ﺑِﺎﻟﻠﱠﻪ‬
ِ ‫َﻛََﻔـ ـ ــﻰ‬
‫اﻟﻠﱠﻪ و‬
ِ ‫َﻮﻛـ ـ ـْـﻞ َﻋﻠَﻰ‬
‫( َ َوﺗـﱠ‬2) ‫ﻠُﻮنﺒِ ــﲑ ً ا‬
‫ﺗ َْـَﻌﻤ َ َﺧ‬
(3) ‫َﻛِ ﻴـ ـ ًـﻼ‬
‫و‬
“Dan ik utilah apa yang diwahyuk an k epadamu
dari Rabbmu. Sesungguhnya A llah Maha Mengetahui
apa yang k alian k erjak an, dan bertawak al k epada

34

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

A llah, dan cuk uplah A llah sebagai wak il, pelindung.”
(QS. al-Ahzab: 2-3)

3.

Saat berdakwah dan menghadapi
tantangan umat

          
     

“Jik a merek a berpaling (dari k eimanan), mak a
k atak anlah, ‘Cuk uplah A llah bagi-Ku, tidak ada
T uhan selain Dia. H anya k epada-N ya ak u
bertawak al dan Dia adalah Rabb yang memilik i ‘A rsy
yang agung.” (QS. at-Taubah: 129)

4.

Ketika melaksanakan hukum dan
peradilan

         

     

“Tentang sesuatu apapun k amu berselisih,
putusannya (terserah) k epada A llah. (yang mempunyai
Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

35

sifat-sifat demik ian) Itulah A llah Rabbk u, k epadaNya lah ak u bertawak al dan k epada-N ya lah ak u
k embali.” (QS. as-Syura: 10)

5.

Saat persiapan jihad maupun ketika
menjalankannya

      
        

        

 

“Dan (ingatlah), k etik a k amu berangk at pada
pagi hari dari (rumah) k eluargamu ak an menempatk an para muk min pada beberapa tempat untuk
berperang1 dan A llah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. Ketik a dua golongan dari padamu2 ingin

1. Peristiwa ini terjadi pada Perang Uhud yang menurut ahli
sejarah terjadi pada tahun ke-3 H.
2. Yakni: Banu Salamah dari suku Khazraj dan Banu
Haritsah dari suku Aus, keduanya dari barisan kaum
muslimin.

36

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

( mundur) k arena tak ut, padahal A llah adalah
penolong bagi k edua golongan itu. Karena itu hendak lah
k epada A llah saja orang-orang muk min bertawak al.”
(QS. Ali-Imran: 121-122)
Allah menegaskan walaupun sudah
melakukan berbagai persiapan, tapi kemenangan
tetaplah berasal dari Allah SWT, untuk itu harus
bertawakal kepada-Nya:

         

        



“Jik a A llah menolong k amu, tidak ada orang
yang dapat mengalahk an k amu; jik a A llah
membiark an k amu (tidak memberi pertolongan), mak a
siapak ah gerangan yang dapat menolong k amu (selain)
dari A llah sesudah itu? Karena itu hendak lah k epada
A llah saja orang-orang muk min bertawak al.” (QS.
Ali-Imran: 160)

Tawakal kepada Allah diperintahkan baik
dalam kondisi lemah, sedikit pengikut dan

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

37

menghadapi bahaya, seperti yang Allah
perintahkan:
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah k amu
ak an nik mat A llah (yang diberik an-Nya) k epadamu,
di wak tu suatu k aum bermak sud hendak
menggerak k an tangannya k epadamu (untuk berbuat
                            

                                
      

 

  



 

    



  

      

jahat), mak a A llah menahan tangan merek a dari
k amu. Dan bertak walah k epada A llah, dan hanya
k epada A llah sajalah orang-orang muk min itu harus
bertawak al.” (QS. al-Maidah: 11)

Atau ketika dalam kondisi kuat dan banyak
pengikut. Sebab bangga dengan kekuatan dan
banyaknya jumlah dan lupa terhadap
pertolongan Allah menjadi penyebab kekalahan.
“Sesungguhnya A llah telah menolong k amu (hai
para muk minin) di medan peperangan yang banyak ,
dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di wak tu k amu
menjadi congk ak k arena banyak nya jumlah(mu), mak a

38

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

         

      
      



jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat
k epadamu sedik itpun, dan bumi yang luas itu telah terasa
sempit olehmu, k emudian k amu lari k e belak ang dengan
bercerai-berai.” (QS. at-Taubah: 25)

Tawakal harus menyertai para tentara
Allah walaupun setelah peperangan selesai, dan
dalam kondisi gencatan senjata.

‫َﻮﻛ ـْـﻞ‬
‫ﻨَﺢ ـﳍََـﺎَ َوﺗـﱠ‬
ْ ‫ﻠﺴـ ـﻠِْﻢ ـﻓَ ْـﺎﺟ‬
‫ﻨَﺤ ـﻮا ﻟِ ﱠ‬
ُ ‫إِن َﺟ‬
ْ ‫َو‬
‫اﻟﻠﱠﻪ إِ ﻧﱠﻪ ُ َُﻫﻮ اﻟﺴِﱠﻤُﻴﻊ اَﻟْﻌﻠِ ُﻴﻢ‬
ِ ‫َﻋﻠَﻰ‬
“Dan jik a merek a condong k epada perdamaian,
mak a condonglah k epadanya dan bertawak allah k epada
A llah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Anfal: 61)

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

39

6.

Ketika melaksanakan syura’ dan
merealisasikan hasil syura’

“Mak a disebabk an rahmat dari A llah lah
k amu berlak u lemah lembut terhadap merek a.

          

       
         

    

Sek iranya k amu bersik ap k eras lagi berhati k asar,
tentulah merek a menjauhk an diri dari sek elilingmu.
Karena itu maafk anlah merek a, mohonk anlah ampun
bagi merek a, dan bermusyawarahlah dengan merek a
dalam urusan itu.3 Kemudian apabila k amu telah
membulatk an tek ad, mak a bertawak allah k epada
A llah. Sesungguhnya A llah menyuk ai orang-orang yang
bertawak al k epada-Nya.” (QS. Ali-Imran: 159)

3. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiah
lainnya; seperti urusan politik, ekonomi,
kemasyarakatan dan lain-lainnya.

40

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

Syura’ adalah satu dari ikhtiar dan usaha
untuk mencari keputusan yang paling maslahat
dengan mendengarkan para ahli. Namun para
ahli, bagaimanapun juga, mereka mungkin salah
sehingga keputusannya juga bisa salah. K arena
itulah perlu untuk selalu bertawakal agar
mendapatkan taufik dalam mencari hal yang
paling maslahat.

7.

Dalam mencari rezeki

         

       

“Mak a sesuatu yang diberik an k epadamu, itu
adalah k enik matan hidup di dunia; dan yang ada pada
sisi A llah lebih baik dan lebih k ek al bagi orangorang yang beriman, dan hanya k epada Tuhan merek a,
merek a bertawak al.” (QS. as-Syura: 36)

8.

Dalam melakukan ikatan perjanjian,
seperti yang diceritakan tentang janji yang
diambil oleh Nabi Ya'qub dari putranya

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

41

‫ﺛِﻘــﺎ ِﻣـَـﻦ اﻟﻠﱠ ـِـﻪ‬
ً ‫ﻗَﺎل ﻟـَْـﻦ ْأ ُِرﺳــﻠَﻪ ُ ََﻣﻌُﻜـْـﻢ َﺣـ ﱠـﱴ ﺗ ْـُﺆ ـﺗُ ِـﻮنَْﻣﻮ‬
َ
‫ﺛِﻘَْﻬﻢ‬
ُ ‫َﻠَﻤــﺎ آَﺗْــﻮﻩ ُ َ ﻣْــﻮ‬
‫ـﺎط ﺑِ ُﻜـْـﻢ ﻓـ ﱠ‬
َ ‫إِﻻ أ َْن ﳛَُ ـ‬
‫ﻟَﺘَ ﺄْﺗـُ ﻨ ِﱠﲏ ـِﺑِـﻪ ﱠ‬
‫ﻗَﺎل ﻳــﺎَ ﺑـ َِـﲏﱠ َﻻ‬
َ ‫و‬. َ ٌ ‫َﻛِ ﻴــﻞ‬
‫ـﻮل و‬
ُ ‫ـﺎل اﻟﻠﱠ ــﻪ ُ َﻋﻠَ ــﻰَ ﻣــﺎ ﻧ ُـَﻘـ‬
َ َ‫ـﻗ‬
‫اب‬
ٍ ‫ـﺎبَوِاﺣـٍـﺪَوادُْﺧﻠُ ـﻮا ِﻣـْـﻦ ْأَﺑَــﻮ‬
ٍ َ ‫ـﺗَْـﺪُﺧﻠُﻮا ِﻣـْـﻦ ﺑـ‬
‫إِن‬
ِ ‫ﱢﻗَﺔََوﻣﺎ أُﻏِْﲏ َْﻋﻨ ُﻜـْـﻢِﻣـَـﻦ اﻟﻠﱠ ـِـﻪِﻣـْـﻦ َﺷـْ ٍـﻲء‬
ٍ ‫َُﻣﺘـﻔَﺮ‬
‫َﻮﻛْﻠـ ُـﺖَ َوﻋْﻠَﻴـِـﻪَﻓـﻠْﻴ ََﺘـﱠﻮﻛـ ِـﻞ‬
‫إِﻻ ﻟِ ﻠﱠ ـِـﻪَﻋْﻠَﻴـِـﻪَﺗـﱠ‬
‫اﳊُ ْﻜـُـﻢ ﱠ‬
ْ
‫ـﻮن‬
َ ‫اﻟُ َْﻤﺘـﻮﻛﱢﻠُ ـ ـ ـ‬
“Ya’qub berk ata, ‘A k u sek ali-k ali tidak ak an
melepask annya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu
memberik an k epadak u janji yang teguh atas nama A llah,
bahwa kamu pasti akan membawanya k epadak u kembali,
k ecuali jik a k amu dikepung musuh.’ Tatk ala merek a
memberik an janji, Ya’qub berk ata, ‘A llah adalah sak si
terhadap apa yang k ita ucapk an (ini).’ Dan Ya’qub
berk ata, ‘Hai anak -anak k u janganlah k amu (bersamasama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari
pintu-pintu gerbang yang berlain-lainan; namun demik ian
ak u tiada dapat melepask an k amu barang sedik itpun dari
pada (tak dir) A llah. Keputusan menetapk an (sesuatu)

42

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

hanyalah hak A llah; k epada-Nya lah ak u bertawak al
dan hendak lah k epada-Nya lah saja orang-orang yang
bertawak al berserah diri.’” (QS. Yusuf: 66-67)

9.

Dalam posisi hijrah di jalan Allah
yang menuntut pengorbanan

‫ﻇُﻠِﻤـﻮا‬
ُ ‫ـﺎﺟﺮوا ِﰲ اﻟﻠﱠ ـِـﻪِﻣـْـﻦ ﺑـ َْﻌـِـﺪَ ﻣــﺎ‬
َُ ‫َو ـِاﻟﱠـﺬَﻳﻦَﻫـ‬
‫َﺧــﺮةِ أ ََْﻛُﺒــﺮ ﻟْـَـﻮ‬
َ ِ‫ََﺟﺮ ْاﻵ‬
ُْ‫َﻨُ ﺒﱢـَﻮﺋـﻨـُْﱠﻬﻢ ِﰲ اﻟ ﱡﺪﻧـْﻴ َ ﺎ َ َﺣﺴﻨَﺔً َ وﻷ‬
َ‫ﻟ‬
‫ـاﻟﱠِـﺬَﻳﻦ َﺻَُـﺒـﺮواَ َوﻋﻠَ ــﻰَ رﱢ ـِْـﻢ‬
. ‫ـﻮن‬
َ ‫َﻛــﺎﻧُﻮا ﻳـ َْﻌُﻠَﻤـ‬
‫ـﻮن‬
َ ‫ﻳـ ََﺘـﻮﻛﱠﻠُ ـ ـ‬
“Dan orang-orang yang berhijrah k arena A llah
sesudah merek a dianiaya, pasti k ami ak an memberik an
tempat yang bagus k epada merek a di dunia. Dan
sesungguhnya pahala di ak hirat adalah lebih besar, k alau
merek a mengetahui. (yaitu) Orang-orang yang sabar dan
hanya k epada Tuhan saja merek a bertawak al.” (QS.
an-Nahl: 41-42)

10. Dalam kondisi mendapatkan
ancaman
Allah SWT, telah menceritakan ketegaran
Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

43

para pendahulu dari para nabi dan rasul serta
pengikut mereka dalam menghadapi ancaman
orang kafir, dengan ketawakalan kepada Allah
secara sempurna. Allah berfirman :

         
       


“Mengapa k ami tidak ak an bertawak al k epada
A llah padahal Dia telah menunjuk k an jalan k epada
k ami, dan k ami sungguh-sungguh ak an bersabar terhadap
gangguan-gangguan yang k amu lak uk an kepada k ami.
Dan hanya k epada A llah saja orang-orang yang
bertawak al itu berserah diri.” (QS. Ibrahim: 12)

        
    

“Katakanlah, ‘Dialah Allah yang Maha Penyayang,
k ami beriman k epada-Nya dan k epada-Nya lah k ami
bertawakal.’ Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang
berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. al-Mulk: 29)

44

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

D alam shahih Bukhari dikatakan, bahwa
yang dikatakan Nabi Ibrahim ketika dilem-parkan
ke dalam api, dan Nabi Muhammad ketika
ditakut-takuti oleh ancaman Abu Sufyan adalah
sama, yaitu perkataan akan ungkapan klimaksnya
tawakal adalah hasbunallah wa ni’mal wak il.
D engan tawakal, Allah menyelamatkan
Nabi Ibrahim. Api yang menggelegak karena
panasnya, menjadi sejuk disebabkan karunia
Allah atas kepasrahan dan sikap tawakal
Ibrahim. Dengan tawakal pula, Nabi Muhammad
menjadi selamat dan beruntung, walaupun
ditakut-takuti tentara Abu Sufyan.

11. Saat melakukan transaksi perjajian
jual beli, kontrak kerja, pernikahan
dan lain-lainnya
Seperti yang diceritakan Allah tentang
perjanjian kerja antara Nabi Musa as. Dengan
Nabi Syu’aib as.

ِ‫إِﺣـَـﺪى ْاﺑـﻨَ ـَﱠـﱵ َﻫــﺎﺗْـَﲔ‬
ْ ‫ُﻧْﻜِﺤـ َـﻚ‬
َ ‫إِﱐ أُِرﻳـُـﺪ أ َْن أ‬
‫ـﺎل ﱢ‬
َ َ‫ـﻗ‬
‫َﺸًــﺮا‬
ْ‫ِن أَﲤَْْﻤـ ـ َـﺖ ﻋ‬
ْ‫َﻋﻠَ ــﻰ أ َْن ـ ـﺗَﺄَُْﺟِﺮﱐ َﲦَـ ِـﺎﱐ َ ِﺣَﺠ ـ ٍـﺞ ـﻓَـﺈ‬
‫ـﺘَﺠﺪُِﱐ‬
ِ ‫ﻓَﻤﻦ ِْﻋﻨـِـﺪَكََوﻣــﺎ أُِرﻳـُـﺪ أ َْن أ َُﺷـ ﱠـﻖ َﻋْﻠَﻴـ َـﻚ َﺳـ‬
ِْ
Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

45

‫ﻋَﺸـًــﺮا‬
ْ ‫ـﺈِن أَﲤَْْﻤـ ـ َـﺖ‬
ْ َ‫ﻋَ ﻠَ ــﻰ أ َْن ـ ـﺗَﺄَُْﺟِﺮﱐ َ ـﲦَـ ِـﺎﱐ َ ِﺣَﺠـ ـ ٍـﺞ ـ ـﻓ‬
‫ـﺘَﺠﺪُِﱐ‬
ِ ‫ِكََوﻣــﺎ أُِرﻳـُـﺪ أ َْن أ َُﺷـ ﱠـﻖ ﻋَ ْﻠَﻴـ َـﻚ َﺳـ‬
َ‫ﻓَﻤـْـﻦ ﻋِْﻨــﺪ‬
ِ
‫ذَﻟَِـﻚ ﺑـ َْ ﻴـ ِـﲏ‬
‫ﻗَﺎل ـ‬
َ . ‫ِِﲔ‬
َ‫اﻟﺼــﺎﳊ‬
‫إِن َﺷــﺎء َ اﻟﻠﱠ ــﻪ ُ ِﻣـَـﻦ ﱠ‬
ْ
‫ْﺖ ـﻓََـﻼ ﻋُ ـ َْـﺪو َان ﻋَ ﻠَ ـﱠـﻲ‬
ُ‫ﻗَﻀــﻴ‬
َ ِ‫ﻨَﻚ أَﳝﱠَﺎ ْاﻷََﺟـﻠ َْﲔ‬
َ ‫َوﺑـ َْ ﻴـ‬
ٌ ‫َﻛِ ﻴــﻞ‬
‫ـﻮل و‬
ُ ‫َواﻟﻠﱠ ــﻪ ُ ﻋَ ﻠَ ــﻰَ ﻣــﺎ ﻧ ُـَﻘـ‬
“Berk atalah dia (Syu’aib), ‘Sesungguhnya ak u
bermak sud menik ahk an k amu dengan salah seorang dari
k edua anak k u ini, atas dasar bahwa k amu bek erja
dengank u delapan tahun dan jik a k amu cuk upk an
sepuluh tahun itu adalah (suatu k ebaik an) dari k amu,
ak u tidak ingin memberati k amu, dan k amu insya A llah
ak an mendapatik u termasuk orang-orang yang baik .’
Dia (Musa) berk ata, ‘Itulah (perjanjian) antara ak u
dan k amu. Mana saja dari k edua wak tu yang ditentuk an
itu ak u sempurnak an, mak a tidak ada kezaliman atas
dirik u (lagi). Dan A llah adalah sak si atas apa yang
k ita ucapk an.’” (QS. al-Qashas: 27-28)

12. Tawakal dalam penjagaan diri agar
bisa istiqamah di jalan Allah SWT, dan
agar Allah selalu memberikan
penjagaan untuk selalu beriman dan
terhindar dari segala kesesatan

46

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

‫َﻮﻛْﻠـ ُـﺖ‬
‫اﻟﻠﱠﻬﱠﻢ ﻟـَ َـﻚ أَْﺳـ ْـﻠَﻤُﺖَ وـﺑِ َـﻚ َ ْآﻣﻨـ ُـﺖَ َوﻋْﻠَﻴـ َـﻚَﺗـﱠ‬
ُ
ُ‫إِﱏ أَﻋُ ــﻮذ‬
‫اﻟﻠﱠﻬـ ﱠـﻢ ﱢ‬
ُ ‫ْﻚ أَﻧ ْـَﺒـ ُـﺖَ وـﺑِ َـﻚ َﺧ َﺎﺻـْـﻤُﺖ‬
َ‫َ وإِ ﻟَﻴ‬
‫اﳊﱡَـﻰ‬
ْ‫ـﻠﱠﲎ أَﻧْ ـ َـﺖ ـ‬
ِ ‫ﺗُﻀـ‬
ِ ‫ﺑِﻌِﺰـﱠﺗَِـﻚ ﻻَ إِ ﻟـَـﻪ َ إِﻻﱠ أَﻧْ ـ َـﺖ أ َْن‬
‫ـﻮن‬
َ ُ‫َُﻮﺗ‬
‫اﳉـ ـِﱡـﻦَ و ِاﻹﻧْ ـ ـ ُـﺲ ﳝ ـ ـ‬
ْ ‫ـﻮتَ و‬
ُ ‫ـاﻟﱠــﺬِى ﻻَ ـ ـَُﳝ‬
Allahumma laka aslamtu wabika aamantu
wa’alaika tawakkaltu wa ilaika anabtu wabika
khaashamtu. Allahumma inni a’uudzu bi ‘izzatika.
Laa ilaaha illaa anta antudhillanii antal hayyulladzii
laa yamuutu waljinnu wal insu yamuutuuna.
“Ya A llah k epada-Mu ak u menyerahk an diri,
dengan-Mu ak an beriman, k epada-Mu A k u bertawak al,
kepada-Mu ak u kembali, dengan-Mu ak u berdebat. Ya
A llah sungguh ak u berlindung dengan izzah-Mu, tidak
ada ilah k ecuali E ngk au, jangan E ngk au menyesatk an
ak u, E ngk au Mahahidup tidak mati, sedang jin dan
manusia itu mati.” (HR. Muslim No. 7074)

Seri Manajemen Akhlak 1:

In dahn ya Tawakal

47

Bab 5
Macam -m a cam
Ma nusia
d alam Derajat
Ketawakalannya

Walaupun

objek tawakal
mencakup seluruh kehidupan, tapi
tidak semua manusia merasakan
kebutu