Pengaruh Penggunaan Endorser Terhadap Brand Image Pada PT Nike Indonesia

PENGARUH PENGGUNAAN ENDORSER TERHADAP
BRAND IMAGE PADA PT NIKE INDONESIA

REZKI RAMADHANI

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan
Endorser Terhadap Brand Image Pada PT Nike Indonesia adalah benar karya
saya, dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi dimanapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Rezki Ramadhani
NIM H24124055

ABSTRAK
REZKI RAMADHANI, Pengaruh Penggunaan Endorser Terhadap Brand Image
Pada PT Nike Indonesia. Dibimbing oleh EDWARD H. SIREGAR.
Perusahaan Nike adalah perusahaan multinasional Amerika yang bergerak
dibidang sport apparel melakukan promosi dengan menggunakan endorser
sebagai pendukung dalam promosi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh endorser terhadap brand image, atribut endorser meliputi
Kredibilitas, Daya tarik dan kharisma dari endorser Nike yang bernama Bambang
Pamungkas (BP). Jumlah responden penelitian sebanyak 100 orang dengan
pengambilan sampling non probability sampling dengan metode convenience
sampling pada area Jabotabek. Penelitian diuji dengan menggunakan metode

Analisis regresi linear berganda dilengkapi dengan uji F dan uji T. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa atribut endorser berpengaruh terhadap brand
image Nike dengan persamaan analisis regresi linear berganda sebesar Brand
Image = -1,899 + 0,778 Kredibilitas + 0,679 Daya Tarik + 0,485 Kharisma dan
menghasilkan nilai koefisien determinasi (adjusted R square) sebesar 0,520 atau
sama dengan 52 %.
Kata kunci : brand image, daya tarik, endorser, kharisma, kredibilitas

ABSTRACT
REZKI RAMADHANI, The Effect of using Endorser on Brand Image of Nike
Indonesia. Supervised by EDWARD H. SIREGAR.
Nike, Inc. is an American multinational corporation that is engaged in
sport apparel. Nike company using endorser as support in the promotion. The
purpose of this study is to determine the effect of endorser on brand image, the
endorser attributes are credibility, attractiveness and charisma of Nike endorser,
Bambang Pamungkas (BP). The number of survey respondents are 100 people
with non-probability sampling by convenience sampling methods in Jabotabek
area. The study was tested by using multiple linear regression analysis method
and fitted with the F-test and T-test. The results of this study indicate that the
effect of endorser on brand image with the result of multiple linear regression

analysis equation for Brand Image = -1.899 + 0.778 credibility + 0.679
attractiveness + 0.485 Charisma and produce the coefficient of determination
(adjusted R square) 0,520 or equal to 52%.
Keywords: attractiveness, brand image, charisma, credibility, endorser

PENGARUH PENGGUNAAN ENDORSER TERHADAP BRAND
IMAGE PADA PT NIKE INDONESIA

REZKI RAMADHANI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Endorser Terhadap Brand Image Pada PT
Nike Indonesia
Nama

: Rezki Ramadhani

NIM

: H24124055

Disetujui oleh

Drs Edward H Siregar, SE MM
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Mukhammad Najib, STP MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah
bauran promosi dengan menggunakan endorser sebagai pendukung, dengan judul
Pengaruh Penggunaan Endorser Terhadap Brand Image Pada PT Nike Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Edward H. Siregar, SE, MM
selaku dosen pembimbing serta Bapak Dr. Mukhammad Najib STP, MM dan
Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, Msc selaku dosen penguji serta Ibu Hardiana
Widyastuti SHUT, MM selaku tim quality control skripsi PSAJM IPB dan
ungkapan terima kasih disampaikan kepada orang tua, keluarga, rekan-rekan serta
pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Agustus 2014

Rezki Ramadhani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

4


TINJAUAN PUSTAKA

4

METODE

8

Kerangka Pemikiran

8

Lokasi dan Waktu Penelitian

8

Hipotesis Penelitian

8


Jenis dan Sumber Data

9

Metode Pengambilan Sampel

9

Pengolahan dan Analisis Data

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

12

Sejarah Perusahaan

12


Sejarah Nike di Indonesia

13

Hasil Penelitian

14

Implikasi Manajerial

21

SIMPULAN DAN SARAN

22

DAFTAR PUSTAKA

23


LAMPIRAN

24

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Market share sepatu olahraga di beberapa kota besar Indonesia
Jumlah penduduk wilayah Jabotabek
Hasil uji realibilitas
Karakteristik Responden
Hasil analisis regresi linear berganda
Rentang nilai regresi
Hasil koefisien determinasi
Hasil uji normalitas
Hasil uji heteroskedastisitas dengan metode Spearman Rho
Hasil uji multikoliniearitas
Hasil uji F
Hasil uji T
Saluran informasi responden mengenai Nike

2
10
14
15
16
17
17
18
18
19
19
20
21

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran

8
DAFTAR LAMPIRAN

2
3
4

Kuesioner penelitian
Hasil uji validitas kuesioner
Hasil analisis regresi linear berganda

25
30
31

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pesatnya teknologi informasi berdampak pada perubahan lingkungan
dalam hal kegiatan bisnis di era globalisasi saat ini. Perubahan tersebut dapat
menjadi referensi peluang atau ancaman yang dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahaan. Perubahan yang dimaksud adalah semakin berkembangnya
kegiatan bisnis pada saat ini, seperti mudahnya akses informasi, perubahan pada
gaya hidup dan ekspektasi konsumen serta makin cepatnya perbaikan kualitas dan
penyempurnaan proses bisnis.
Di dalam kondisi lingkungan yang berubah pastinya akan menjadi sebuah
tantangan bagi perusahaan untuk lebih kreatif dalam menetapkan strategi
pemasaran. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan
melakukan bauran promosi yang mampu memberikan informasi kepada
konsumen yaitu dengan iklan. Ada banyak cara untuk beriklan, salah satu cara
kreatif dalam beriklan adalah dengan menggunakan endorser atau pendukung
dalam promosi. Endorser berperan dalam memberikan informasi pada orang lain,
melakukan hal persuasi untuk menarik konsumen, dan pemberi informasi bagi
produk yang ditawarkan. Oleh karena itu perusahaan harus benar-benar tepat
memilih endorser dari produk yang ingin ditawarkannya agar dapat mencapai
tujuan dari peran endorser yang di inginkan perusahaan.
Penggunaan endorser sebagai pendukung dalam pemasaran dari suatu
produk adalah hal yang menarik, karena sifat manusia yang lebih cenderung
meniru apa yang dilakukan oleh seorang yang dianggap lebih dari dirinya. Saat ini
tren yang sedang berkembang (khususnya di Indonesia) adalah penggunaan
selebriti sebagai endorser dari produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan,
hampir diseluruh media cetak atau elektronik yang menjadi objek dari iklan
tersebut berasal dari kalangan selebriti. Selebriti sendiri diartikan sebagai tokoh
(aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam
bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung.
Penggunaan celebrity endorser dalam iklan harus mampu untuk
menciptakan persepsi konsumen terhadap suatu iklan, karena persepsi konsumen
terhadap selebriti yang menjadi endorser pada suatu produk sangat menentukan
keberhasilan dalam upaya membangun brand image. Brand image atau citra
merek merupakan hasil dari pandangan atau penilaian konsumen terhadap suatu
merek apakah itu baik atau buruk. Peneliti tertarik untuk meneliti perusahaan yang
menggunakan endorser untuk promosi produk yang dipasarkan agar dapat
mencapai tujuan perusahaan dalam meningkatkan brand image. Dalam kasus ini
peneliti tertarik untuk meneliti dari Nike Indonesia yang bergerak dibidang sport
apparel atau peralatan olahraga.
Nike Indonesia adalah salah satu perusahaan yang menguasai industri
sport apparel khususnya footwear di Indonesia, hal tersebut dapat dibuktikan
oleh survey yang dilakukan oleh lembaga riset MARS pada tahun 2011 mengenai
market share sepatu olahraga di beberapa kota besar Indonesia yaitu Jakarta,

2

Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Berikut ini adalah persentase market
share sepatu olahraga di beberapa kota besar Indonesia :
Tabel 1 Market share sepatu olahraga di beberapa kota besar Indonesia
Merek
Adidas
Nike
Eagle
Bata
Reebok
Spotec
Kasogi
Specs
Loggo
Puma
Piero
New Era
Fila
Converse
Pro ATT
Warrior
Precise
North Star
Tens
Lainnya
Total

Market share (%)
23.67
14.32
10.37
6.96
6.89
6.31
3.96
3.56
2.83
2.74
2.21
2.03
1.80
1.22
1.09
1.03
1.00
0.77
0.57
6.67
100

Sumber : Lembaga MARS Indonesia (2011)
Berdasarkan data yang telah disajikan, dapat dijelaskan bahwa perusahaan
Nike berada diperingkat kedua dengan persentase 14.32 % dan pesaing utamanya
yaitu Adidas berada di peringkat pertama dengan persentase 23.67 %. Dengan
persentase yang cukup besar tersebut dapat disimpulkan bahwa Nike termasuk
brand footwear yang menguasai pasar di Indonesia.
Untuk dapat menguasai pasar Indonesia, Nike indonesia sudah banyak
melakukan kegiatan-kegiatan promosi yang bersifat menaikan brand awareness
dan brand image, salah satunya menjadi sponsor tim nasional sepakbola
Indonesia, kontrak tersebut diresmikan pada tahun 2006 hingga sekarang. Pada
masa kontrak timnas Indonesia mendapatkan supply perlengkapan olahraga dari
Nike pada semua level seperti tim inti, U-15, tim futsal hingga tim sepakbola
wanita. Selain menjadi sponsor tim nasional sepakbola Indonesia, Perusahaan
Nike Indonesia menggunakan celebrity endorser sebagai pendukung dalam
beriklan, tercatat ada beberapa atlet yang ditunjuk untuk menjadi endorser Nike
Indonesia, beberapa diantaranya berasal dari tim nasional sepakbola Indonesia
seperti Bambang Pamungkas, Irfan Bachdim, dan Achmad Bustomi.

3

Dari beberapa endorser yang telah disebutkan, peneliti tertarik untuk
meneliti Bambang Pamungkas yang selanjutnya akan disingkat dengan BP dalam
membantu mencapai tujuan dari promosi Nike Indonesia. BP merupakan seorang
Atlet sepakbola yang telah membela negara Indonesia dalam berbagai perhelatan
sepakbola dunia, beliau termasuk dalam pemain senior dan telah berkiprah di
dunia sepakbola sejak tahun 1998 dan dikenal dengan kemampuan bermain
dilapangan yang unik dan berkemampuan tinggi.
Sebagai salah satu endorser Nike dan pemain tim nasional sepakbola
Indonesia, BP akan selalu menggunakan produk Nike khususnya produk sepatu
sebagai pendukung dalam setiap penampilan, Khalayak juga akan mengetahui
bahwa di setiap penampilannya yang menarik dan berkemampuan tinggi, produk
pendukung yang digunakan oleh BP adalah produk Nike, sehingga diharapkan
agar awareness khalayak terhadap brand Nike akan semakin meningkat, yang
selanjutnya akan membentuk persepsi khalayak terhadap brand image Nike.
Melihat pentingnya peran dukungan endorser bagi pembentukan brand image,
maka peneliti tertarik untuk menguji pengaruh endorser terhadap brand image
pada PT Nike Indonesia.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh kredibilitas endorser BP terhadap Brand Image Nike ?
2. Bagaimana pengaruh daya tarik endorser BP terhadap Brand Image Nike ?
3. Bagaimana pengaruh kharisma endorser BP terhadap Brand Image Nike ?
4. Bagaimana pengaruh kredibilitas, daya tarik dan kharisma endorser BP
secara bersama-sama terhadap Brand Image Nike ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh kredibilitas endorser BP terhadap Brand Image Nike.
2. Menganalisis pengaruh daya tarik endorser BP terhadap Brand Image Nike.
3. Menganalisis pengaruh kharisma endorser BP terhadap Brand Image Nike.
4. Menganalisis pengaruh kredibilitas, daya tarik dan kharisma endorser BP
secara bersama-sama terhadap Brand Image Nike.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi pihak perusahaan dapat Memberikan informasi dan perspektif baru
tentang penggunaan endorser untuk promosi produk perusahan Nike
Indonesia.
2. Bagi pihak lain dapat menjadi suatu media dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya tentang ilmu Pemasaran.

4

Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini, maka
penelitian ini hanya difokuskan kepada bagaimana promosi produk dengan
menggunakan endorser ini akan berpengaruh terhadap brand image perusahaan
atau tidak berpengaruh dan juga untuk mengetahui atribut dari endorser yang
paling mempengaruhi brand image perusahaan Nike. Cakupan populasi penelitian
adalah warga Jabotabek.

TINJAUAN PUSTAKA
Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau biasa juga disebut dengan marketing mix,
merupakan strategi dasar manajemen pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan
dalam memasarkan produknya (Kotler dan Keller 2009). Strategi tersebut terdiri
dari :
1. Product, mengacu pada value yang terdapat pada produk tersebut, bagaimana
produk tersebut memenuhi kebutuhan konsumen, serta penanganan
kualitasnya.
2. Price, mengacu pada harga produk tersebut agar konsumen rela
mengorbankan uangnya untuk membeli produk tersebut. Hal ini juga
mencakup strategi penentuan harga produk tersebut agar bisa bersaing dengan
produk kompetitor.
3. Place, mengacu pada tempat produk tersebut dipasarkan, bagaimana agar
tempatnya bisa dijangkau oleh konsumen.
4. Promotion, mengacu pada cara mempromosikan produk tersebut agar
diterima konsumen dan melakukan pembelian. Promotion ini juga mencakup
iklan dan publisitas.
Proses Komunikasi
Komunikasi dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan atau
suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dengan penerima. Kunci utama dari
pernyataan tersebut adalah diperlukan kesamaan pemikiran yang dikembangkan
antara pengirim dan penerima jika diharapkan terjadi komunikasi. Kesamaan
pemikiran tersebut membutuhkan adanya hubungan saling berbagi (sharing)
antara pengirim (misal : pengiklan) dan penerima (konsumen) (Shimp 2003).
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam
bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau klien (Shimp
2003). Komunikasi pemasaran memiliki beberapa bentuk utama yang terdiri dari :
1.
Penjualan perorangan, adalah bentuk komunikasi antar individu dimana
tenaga penjual mengiformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi
kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan.

5

2.
3.

4.

5.
6.

Iklan, adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai
agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.
Promosi penjualan, terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba
merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau
terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat.
Pemasaran sponsorship, adalah aplikasi dalam mempromosikan
perusahaan dan merek dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu
dari merek dengan kegiatan tertentu (misal : kompetisi besar seperti piala
dunia dalam sepakbola).
Publisitas, merupakan penyiaran sesuatu atau seseorang kepada
masyarakat luas (melalui berbagai media media).
Komunikasi ditempat pembelian, kegiatan ini melibatkan peraga, poster,
tanda, dan berbagai materi lain yang di desain untuk mempengaruhi
keputusan untuk membeli dalam pembelian.
Periklanan

Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan
melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk
menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto 2003). Iklan yang disenangi konsumen
terlihat menciptakan citra merek yang positif dan keinginan untuk membeli yang
lebih ketimbang iklan yang tidak mereka sukai (Shimp 2003). Fungsi iklan dalam
pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dankeinginan konsumen
terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya.
Endorser
Endorser adalah icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut sebagai
direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau
memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan
untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk (Belch dan Belch 2009).
Sutisna (2001) menjelaskan bahwa penggunaan opinion leader biasanya
cukup efektif dalam pemasaran bagi konsumen. Manusia cenderung meniru apa
yang dilakukan oleh seorang yang dianggap lebih dari dirinya. Penggunaan
endorser yang tepat sebagai pendukung sebuah promosi (iklan) mampu
mempengaruhi dan mendapatkan perhatian konsumen atas pesan yang
disampaikan dalam kegiatan promosi (iklan) tersebut. Endorser dibagi menjadi
dua jenis (Shimp 2003) :
1. Typical Person Endorser
Adalah memanfaatkan beberapa orang bukan selebritis untuk menyampaikan
pesan mengenai suatu produk.
2. Celebrity Endorser
Adalah arang-orang terkenal yang dapat mempengaruhi karena prestasinya.
Kedua jenis endorser diatas memilih karakteristik dan atribut yang sama hanya
dibedakan dalam penggunaan orang-orangnya sebagai pendukung apakah orangorang yang digunakan sebagai endorser tokoh terkenal atau tidak.

6

Atribut Endorser
Dalam memilih endorser perusahaan perlu memperhatikan atribut yang
dapat mempengaruhi keberhasilan dalam promosi atau dengan kata lain endorser
tersebut dapat mewakili apa yang di inginkan oleh perusahaan. Berikut ini adalah
atribut endorser menurut Belch dan Belch (2009) :
1. Source credibility atau kredibilitas adalah sejauh mana penerima melihat
endorser yang memiliki pengetahuan relevan, keterampilan atau pengalaman
untuk memberikan informasi yang obyektif. Kredibilitas memiliki dua sifat
penting, yaitu expertise (keahlian) dan trustworthiness (dapat dipercaya)
2. Source attractiveness atau daya tarik merupakan karakter fisik maupun nonfisik endorser yang mencakup similarity (persamaan endorser dengan
khalayak), familiarity (pengenalan endorser oleh khalayak) dan likeability
(tingkat disukai endorser oleh khalayak).
3. Source power, adalah kharisma dan penampilan yang dipancarkan oleh
narasumber sehingga dapat mempengaruhi pemikiran, sikap, atau tingkah
laku konsumen karena pernyataan atau pesan endorser tersebut.
Brand Image
Brand image adalah serangkaian deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan
konsumen terhadap merek tertentu (Tjiptono 2005). Brand image dari suatu
produk yang baik akan mendorong para calon pembeli untuk membeli produk
tersebut daripada membeli produk yang sama dengan merek lain. Karena itu
penting bagi perusahaan untuk memperhatikan perilaku pembelian calon pembeli
guna menentukan langkah yang tepat untuk mengantisipasinya.
Komponen Brand Image
Menurut Sutisna (2001) Terdapat tiga komponen untuk membentuk
sebuah brand image dari organisasi atau perusahaan, yaitu :
1. Citra pembuat (Corporate Image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk dan
jasa.
2. Citra Pemakai (User Image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
konsumen terhadap pemakai yang menggunakan barang atau jasa, meliputi
pemakai itu sendiri, gaya hidup atau kepribadian dan status sosial.
3. Citra Produk (Product Image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
konsumen terhadap suatu produk, yang meliputi atribut produk tersebut, manfaat
bagi konsumen, penggunaannya, serta jaminan dari produk tersebut.
Faktor-Faktor Terbentuknya Brand Image
Menurut Kotler dan Keller (2009) yang menjadi faktor – faktor pendukung
terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dengan asosiasi merek adalah
sebagai berikut :
1.
Keunggulan asosiasi merek
Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk,
dimana produk tersebut unggul dalam persaingan.

7

2.

3.

Kekuatan asosiasi merek
Membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui
periklanan atau media komunikasi
Keunikan asosiasi merek
Merupakan keunikan–keunikan yang di miliki oleh produk tersebut.
Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Caesar (2011) yang berjudul Analisis Pengaruh Endorser
Grup Band Ungu Pada Sikap Terhadap Produk (Studi kasus pada PT Yamaha
Musik Indonesia). Adapun penelitian tersebut ingin mengetahui apakah variabel
celebrity endorser yang terdiri dari source credibility, source attractiveness dan
source power berpengaruh pada sikap konsumen terhadap produk. Penelitian ini
menggunakan Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh dari
variabel endorser tersebut pada sikap konsumen terhadap produk dari Yamaha
musik.
Penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Sella et al. (2013) yang berjudul Persepsi Konsumen Terhadap
Brand Image KFC (Studi Kasus : KFC Kawi, Malang). Adapun penelitian
tersebut ingin mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap citra merek
dari restoran KFC yang berlokasi di Kawi, Malang. Penelitian ini menggunakan
Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen
terhadap brand image KFC di Kawi, Malang, yang menjadi variabel independen
dalam penelitian ini adalah citra pembuat (x1), citra produk (x2) dan citra pemakai
(x3).

8

METODE
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah
diuraikan. Maka skema kerangka pemikiran penelitian dapat di gambarkan
sebagai berikut :

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada lokasi yang berbeda-beda seperti di kampus, pusat
perbelanjaan, pusat olahraga dan perkantoran yang tersebar pada wilayah
Jabotabek. Penelitian dilangsungkan pada bulan Maret 2014 sampai bulan Juni
2014.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang
kemudian diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan. Hipotesis
berupa penyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika
menunjuk pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara empiris. Fungsi dari
hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan peneliti agar sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Hipotesis penelitian yang diuji dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H0a : Diduga kredibilitas, daya tarik dan kharisma endorser secara parsial
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Image.

9

H1a
H0b
H1b

: Diduga kredibilitas, daya tarik, dan kharisma endorser secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Image.
: Diduga kredibilitas, daya tarik, dan kharisma endorser secara bersamasama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Image.
: Diduga kredibilitas, daya tarik, dan kharisma endorser secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Image.
Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang dikumpulkan dan disusun untuk penelitian yang
dilakukan. Data primer diperoleh langsung dari responden berupa jawaban
terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Sedangkan data sekunder penelitian ini
diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, majalah, skripsi, dan literatur yang
dikeluarkan oleh lembaga terkait serta bahan pustaka atau laporan lainnya yang
merupakan hasil penelitian terdahulu.
Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengunakan metode non
probability sampling, dimana setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang
atau kemungkinan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Jenis non
probability sampling yang digunakan adalah Convenience sampling atau sampel
yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan. Prosedur untuk mendapatkan unit
sampel menurut keinginan peneliti, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel apabila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Proses pengambilan
sampel dilakukan pada berbagai tempat di jabotabek, seperti kampus, pusat
perbelanjaan, pusat olahraga dan perkantoran.
Penentuan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu yaitu dengan
syarat mengetahui brand Nike dan mengenali sosok BP. metode yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin yang dapat
diterangkan sebagai berikut :
n=



1+� � 2

....

(1)

Keterangan : n adalah jumlah sampel
N adalah jumlah populasi
e adalah batas toleransi kesalahan
Populasi disini adalah warga Jabotabek. Dengan pertimbangan, banyaknya
jumlah gerai Nike yang berada pada kota Jabotabek, menurut situs resmi Nike,
tercatat sekitar 35 gerai Nike Store dan Nike Concept Store yang berada di seluruh
Indonesia dan 21 dari 35 Gerai tersebut tersebar di Jabotabek. Berikut ini tertera
dalam tabel jumlah penduduk warga Jabotabek adalah sebagai berikut :

10

Tabel 2 Jumlah penduduk wilayah Jabotabek
Kota
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Jakarta
9.761.407
Bogor

1.032.375

Tangerang

1.952.396

Bekasi
2.334.871
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2010)
Batas toleransi kesalahan yang ditetapkan adalah 10 % atau 0.1. Sehingga didapat
sampel sebagai berikut :
n=

9.761.787+1.032.375+1.952.601+2.334.871
1+ 9.761.787+1.032.375 +1.952.601+2.334.871 0.1²

n = 99,99933695 dibulatkan menjadi 100.
Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif.
Persepsi responden merupakan data kualitatif yang diukur dengan suatu skala
yaitu skala likert, sehingga hasilnya berbentuk angka. Selanjutnya angka atau skor
tersebut diolah dengan metode statistik. Metode statistik yang digunakan adalah
analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda, untuk menyempurnakan
dari analisis regresi linear berganda dilakukan uji validitas dan realiabilitas, Uji T,
Uji F dan Uji asumsi klasik.
Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan
pada kuesioner yang harus diubah karena dianggap tidak relevan. Pengujian
dilakukan dengan bantuan software statistika yaitu SPSS 17 dan dengan rumus
teknik korelasi product moment.
Uji Realiabilitas
Uji realiabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dalam
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali. Pengujian dilakukan dengan
bantuan software statistika SPSS 17 dan dengan rumus Cronbach’s Alpha.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).
Metode ini digunakan untuk menjawab hipotesis pengaruh kredibilitas, daya tarik,
dan kharisma terhadap Brand Image dengan persamaan sebagai berikut:

11

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3X3 . . . .
(2)
Keterangan :
Y
=
Brand Image
X1
=
Kredibilitas
X2
=
Daya tarik
X3
=
Kharisma
a
=
Konstanta
b1, b2, b3
=
Koefisien regresi variabel bebas
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(Priyatno 2013).
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah data residual terdistribusi secara
normal atau tidak (Priyatno 2013).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi masalah Heterokedastisitas
(Priyatno 2013).
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Priyatno 2013).
Uji Hipotesis F dan T
1. Uji F
Uji hipotesis F bertujuan untuk menguji apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Nilai F dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

�=

R 2 /k
1−r 2
n −k −1

....

�2 = Koefisien korelasi
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota sampel

(3)

12

Kriteria pengujian hipotesis uji bersama-sama (uji F) dapat dijelaskan sebagai
berikut:
H0 : b1, b2, b3 = 0
Kredibilitas, daya tarik, dan kharisma secara
bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Brand Image.
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0
Kredibilitas, daya tarik, dan kharisma secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap Brand Image.
2.

Uji T
Uji T bertujuan untuk menguji apakah variabel independen secara parsial
(individu) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai T
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
ℎ� �� =

μ− μo

....

(4)



Keterangan : µ = Rata-rata
µo = Nilai yang dihipotesiskan
s = Simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
Kriteria pengujian hipotesis uji parsial (uji T) dapat dijelaskan sebagai
berikut:
H0 : b1, b2, b3 = 0 Kredibilitas, daya tarik, kharisma secara parsial (individu)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Image.
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 Kredibilitas, daya tarik, kharisma secara parsial (individu)
berpengaruh secara signifikan terhadap sikap Brand Image.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Perusahaan
Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat
olahraga Amerika Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Berikut ini adalah timeline sejarah perusahaan Nike Inc :
1. Pada tahun 1950-1959 adalah tahun pertama ide awal perusahaan Nike berdiri,
didirikan oleh dua orang yang bernama Bill Bowerman dan Phil Knight.
2. Pada tahun 1960 – 1969. Didirikan atas dasar jabat tangan, modal $500 dan
saling percaya, pada awalnya Nike bernama Blue Ribbon Sports.
3. Pada tahun 1970 – 1979 adalah era kelahiran merek Nike dan Nike company.
Nama Nike digunakan pada tahun 1971 dan logo merek Nike di desain oleh
seorang mahasiswa desain grafis Portland state University yang bernama
Carolyn Davidson pada tahun 1972.

13

4. Pada tahun 1980 – 1989 adalah dekade Nike untuk transisi dan rededikasi, Pada
akhir tahun 1980, Nike menyelesaikan IPO dan menjadi perusahaan publik. Ini
mengawali periode transisi, di mana beberapa pionir awal Nike memutuskan
untuk beralih ke kegiatan lain.
5. Pada tahun 1990 – 1999. Nike memperluas jaringannya Didukung oleh
serangkaian peluncuran produk yang sukses dan kampanye pemasaran, Nike
memasuki 1990-an oleh pembaptisan kantor pusat dunia yang indah di
pinggiran kota Portland, Oregon.
6. Pada tahun 2000 – Sekarang. Nike menuju ke generasi baru, Nike terus
mencari cara-cara baru dan inovatif untuk mengembangkan produk atletik
unggul, dan metode kreatif untuk berkomunikasi secara langsung dengan
konsumen. Hari ini, Nike mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar
dalam sepatu olahraga, dan merupakan pemain penting dalam pakaian dan
aksesoris olahraga.
Sejarah Nike di Indonesia
Nike telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1988 dan lebih dari
seperempat produk Nike yang ada di dunia saat ini diproduksi di Indonesia. Saat
ini Nike Indonesia memiliki 38 mitra dalam membantu proses produksi sepatu
Nike, jumlah mitra tersebut menjadikan Indonesia sebagai produsen Nike terbesar
ketiga di dunia selain China dan Vietnam.
Pada tahun 1990-an Nike menunjuk perusahaan Berca Sportindo untuk
menjadi distributor eksekutif pada wilayah pemasaran di Indonesia, perusahaan
ini mendistribusikan produk Nike selama 12 tahun, hingga di tahun 2003
perusahaan Nike menetapkan kantor cabang internasional dengan nama PT Nike
Indonesia.
Nike Indonesia tercatat memiliki sekitar 35 gerai Nike Store dan Nike
Concept Store yang berada di seluruh Indonesia dan perusahaan lain yang
memegang lisensi waralaba Nike adalah PT. Mitra Adi Perkasa dengan gerai
Sport Station, the Athlete Foot, Sport Warehouse dan Planet sport yang memiliki
sekitar 1800 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Nike Indonesia berkontribusi dengan menjalin kontrak dengan tim
nasional sepakbola Indonesia untuk menjadi sponsor, tercatat Nike telah
melakukan kontrak sejak tahun 2006 hingga sekarang, Nike menyediakan
peralatan tim nasional indonesia pada semua level, dari tim nasional senior, U-15,
futsal hingga tingkatan sepakbola wanita.
Saat ini Nike telah mengadakan kegiatan yang tujuannya mencari bibit
unggul dalam olahraga Indonesia, khususnya sepakbola. Nike mengadakan
kompetisi yang diberi nama “menang main terus” yang bertujuan mencari bibit
baru dalam sepakbola, kompetisi ini diikuti oleh anak-anak dan remaja yang
nantinya diharapkan akan menjadi calon-calon pemain tim nasional Indonesia
yang dapat diandalkan.

14

Selain kegiatan pada bidang sepakbola, Nike mengadakan kegiatan fun
running yang bernama “BAJAK JKT”. Lomba lari 10k ini bertujuan agar
masyarakat Jakarta membajak kebiasaan lama dan menciptakan gaya hidup
olahraga aktif Kegiatan ini diikuti oleh 10.000 peserta yang berasal dari dalam
dan luar negeri.

HASIL PENELITIAN
Uji Reliabilitas
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha
> 0,6 (Ghozali 2009). Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 3 Hasil uji realiabilitas
Reliability Analysis
Cronbach’s
Alpha

N of
Items

.903

15

Sumber : Data diolah, SPSS
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha yang dihasilkan
adalah 0,903 > nilai kritis (0,6), hal ini menjelaskan bahwa alat pengukur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
Uji Validitas
Suatu variabel dikatakan valid apabila memberikan nilai r hitung lebih
besar daripada r tabel pada tingkat signifikansi (�) 0,05 dan digunakan jumlah
responden 30 orang sebagai uji awal. Berdasarkan uji Validitas yang dilakukan
dari 15 pertanyaan didapatkan bahwa semua pertanyaan dari kuesioner yang
dibuat memiliki nilai r hitung melebihi nilai r tabel yaitu diatas 0,306.

15

Karakteristik Responden
Berikut ini adalah karakteristik dari 100 responden yang telah diwawancarai
melalui kuesioner penelitian :
Tabel 4 Karakteristik responden
Kategori
Karakteristik
Jenis Kelamin
Laki – Laki
Perempuan
Usia
≤ 20 Tahun
20 – 25 Tahun
≥ 25 Tahun
Pekerjaan
Pelajar / Mahasiswa
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Pegawai BUMN
Wiraswasta
Lainnya
Pendidikan Terakhir
Sekolah Menengah
Diploma
S1
S2
Lain - Lain
Pengeluaran Rutin
≤ Rp 1.000.000
Perbulan
Rp 1.000.000 – Rp
2.000.000
Rp 2.000.000 – Rp
3.000.000
> Rp 3.000.000
Domisili Responden
Jakarta
Bogor
Depok
Tangerang
Bekasi
Sumber : Data Primer, diolah (2014)

Persentase ( %)
56
44
5
73
22
46
2
26
12
8
6
12
49
37
2
12
56
13
19
42
35
7
8
8

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa responden didominasi oleh
responden laki-laki sebesar 55%, dan sebesar pekerjaan responden didominasi
oleh pelajar/mahasiswa. Pendidikan terakhir responden rata-rata adalah Diploma
dengan presentase 49% dan S1 dengan persentase 37% dan rata-rata pengeluaran
rutin perbulan responden adalah Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 dengan persentase
56 % dan ≥ Rp 3.000.000 sebesar 19 %. Dan domisili responden didominasi
berasal dari wilayah Jakarta 42 % dan Bogor 35 %.

16

Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini bertujuan untuk mencari pengaruh variabel endorser BP
dengan brand image Nike. Berikut ini adalah analisis regresi linear berganda
yang telah dilakukan :
Tabel 5 Hasil analisis regresi linear berganda
Coefficients(a)

Model
1

(Constant)
Kredibilitas
Daya_Tarik
Kharisma

Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
-1,899
2,360
,778
,151
,679
,225
,485

,251

Standardized
Coefficients
Beta

t

Sig.

,442
,259

B
Std. Error
-,805
,423
5,161
,000
3,017
,003

,170

1,933

,056

a Dependent Variable: Brand_Image

Sumber : Data diolah, SPSS
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa masing-masing variabel bebas
berpengaruh secara positif terhadap brand image, hal ini dapat dilihat pada nilai
beta yang positif. Berdasarkan nilai koefisien tersebut, dapat dibentuk persamaan
regresi sebagai berikut :
Brand Image = -1,899 + 0,778 Kredibilitas + 0,679 Daya Tarik + 0,485 Kharisma


Konstanta sebesar -1,899, Artinya jika variabel kredibilitas, daya tarik dan
kharisma bernilai 0, maka brand image akan bernilai sebesar -1,899.



Koefisien regresi variabel kredibilitas sebesar 0,778, Artinya jika variabel
kredibilitas mengalami kenaikan satu satuan, maka brand image Nike akan
mengalami peningkatan 0,778 satuan dengan asumsi variabel independen
lainnya bernilai tetap.



Koefisien regresi variabel daya tarik sebesar 0,679, Artinya jika variabel
daya tarik mengalami kenaikan satu satuan, maka brand image Nike akan
mengalami peningkatan 0,679 satuan dengan asumsi variabel independen
lainnya bernilai tetap.



Koefisien regresi variabel kharisma sebesar 0,485, Artinya jika variabel
kharisma mengalami kenaikan satu satuan, maka brand image Nike akan
mengalami peningkatan 0,485 satuan dengan asumsi variabel independen
lainnya bernilai tetap.

Berdasarkan koefisien T yang tertera pada tabel, didapat tingkat pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen. karena rentang nilainya

17

berkisar dari 1,0 sampai 5,0, maka akan digunakan ketentuan kualifikasi sebagai
berikut:
Tabel 6 Rentang nilai regresi
Rentang nilai
1,0 – 1,8
1,9 – 2.6
2,7 – 3,4
3,5 – 4,2
4,3 – 5,0

Keterangan
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi

Berdasarkan nilai koefisien T yang telah diperoleh maka dapat dijelaskan sebagai
berikut :





Variabel kredibilitas bernilai sebesar 5,161 yang berada pada tingkat
sangat tinggi dalam mempengaruhi brand image.
Variabel daya tarik bernilai sebesar 3,071 yang berada pada tingkat cukup
dalam mempengaruhi brand image.
Variabel kharisma bernilai sebesar 1,933 yang berada pada tingkat rendah
dalam mempengaruhi brand image.
Secara bersama-sama ketiga variabel tersebut mendapatkan hasil sebesar :
5,161+3,071+1,933
3

= 3,38

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel endorser BP mempunyai tingkat
pengaruh cukup dalam mempengaruhi brand image Nike.
Koefisien Determinasi
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Berikut ini adalah hasil dari analisis determinasi yang telah dilakukan :
Tabel 7 Hasil analisis determinasi
Model Summary

Model
1

R
,721(a)

R Square
,520

Adjusted
R Square
,505

Std. Error of
the Estimate
2,49553

a Predictors: (Constant), Kharisma, Kredibilitas, Daya_Tarik

Sumber : Diolah, SPSS
Berdasarkan output diperoleh angka R Square sebesar 0,520 atau (52 %).
Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen

18

terhadap variabel dependen adalah sebesar 52 %, sedangkan sisanya dijelaskan
oleh faktor-faktor yang lain di luar model penelitian ini.
Uji Normalitas
Suatu data dapat dikatakan normal apabila telah memenuhi syarat apabila
nilai signifikansi > 0,05 (Priyatno 2013). Berikut ini adalah hasil uji normalitas
data yang telah dilakukan :
Tabel 8 Hasil uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parameters(a,b)
Most Extreme Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

Unstandardized
Residual
100
,0000000
2,45742862
,078
,061
-,078
,783
,572

Sumber : Data Diolah, SPSS
Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh
nilai Kolmogorov Smirnov Z sebesar 0,783 dan Asymp.sig. sebesar 0,572 lebih
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Suatu model dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas apabila nilai
signifikansi antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05 (Priyatno
2013), metode yang digunakan untuk uji ini adalah metode spearman’s rho.
Berikut ini adalah hasil dari analisis uji heterokedastisitas yang telah dilakukan :
Tabel 9 Hasil uji heteroskedastisitas dengan metode Spearman’s rho
Spearman's rho
Kredibilitas

Daya_Tarik

Kharisma

Sumber : Data diolah, SPSS

Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

-,099
,328
100
,005
,960
100
-,089
,380
100

19

Berdasarkan output diatas nilai signifikansi untuk variabel kredibilitas
sebesar 0,328, daya tarik sebesar 0,960, dan kharisma sebesar 0,380. Karena nilai
signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas.
Uji Multikoliniearitas
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikoliniearitas antara lain
dengan melihat nilai VIF dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan
Tolerance lebih dari 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi multikoliniearitas (Priyatno
2013). Berikut ini adalah hasil uji multikoliniearitas yang telah dilakukan :
Tabel 10 hasil uji multikoliniearitas
Coefficients(a)
Model

Collinearity Statistics
VIF

1

(Constant)
Kredibilitas
Daya_Tarik
Kharisma

Tolerance

,682
,680
,646

1,466
1,471
1,547

a Dependent Variable: Brand_Image

Sumber : Data diolah, SPSS
Berdasarkan output diatas, dinyatakan bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan
Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dinyatakan tidak terjadi multikoliniearitas.
Uji F
Variabel independen dapat dikatakan berpengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen apabila nilai F hitung > F tabel, dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95 %, α = 5 % dengan menentukan derajat bebas atau df1
(Jumlah variabel bebas – 1) yaitu 3 - 1 = 2 dan df 2 ( Jumlah sampel - Jumlah
variabel bebas) yaitu 100 – 3 = 97. Ditemukan nilai F tabel sebesar 3,09. Berikut
ini adalah hasil uji F yang telah dilakukan :
Tabel 11 Hasil uji F
ANOVA(b)

Model
1

Regression
Residual

Sum of
Squares
647,533
597,857

3

Mean
Square
215,844

96

6,228

df

Total
1245,390
99
a Predictors: (Constant), Kharisma, Kredibilitas, Daya_Tarik
b Dependent Variable: Brand_Image

Sumber : Data diolah, SPSS

F
34,659

Sig.
,000(a)

20

Berdasarkan output diatas, didapatkan F hitung sebesar 34,659, nilai
tersebut lebih besar daripada nilai F tabel yaitu 3,09. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa variabel independen ( Kredibilitas, Daya tarik, Kharisma)
berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Brand image.
Uji T
Variabel independen dapat dikatakan berpengaruh secara parsial (
individu) apabila memiliki nilai T hitung > T tabel, dengan menggunakan tingkat
keyakinan 95%, α = 5 %, dengan menentukan df ( jumlah sampel – jumlah
variabel independen) didapat 100 – 3 = 97 maka ditemukan nilai T tabel sebesar
1,661. Berikut ini adalah hasil uji T yang telah dilakukan :
Tabel 12 Hasil uji T
Coefficients(a)
Model
1

(Constant)
Kredibilitas
Daya_Tarik
Kharisma

t
B
-,805
5,161
3,017
1,933

Sig.
Std. Error
,423
,000
,003
,056

a Dependent Variable: Brand_Image

Sumber : Data diolah, SPSS
Berdasarkan output diatas, didapatkan nilai T hitung masing-masing variabel
adalah :
a. Variabel Kredibilitas sebesar 5,161 yaitu lebih besar daripada T tabel (1,661),
maka dapat disimpulkan kredibilitas endorser BP berpengaruh secara signifikan
terhadap Brand image Nike.
b. Variabel Daya Tarik sebesar 3,017 yaitu lebih besar daripada T tabel (1,661),
maka dapat disimpulkan daya tarik endorser BP berpengaruh secara signifikan
terhadap Brand image Nike.
c. Variabel Kharisma sebesar 1,933 yaitu lebih besar daripada T tabel (1,661),
maka dapat disimpulkan kharisma endorser BP berpengaruh secara signifikan
terhadap Brand image Nike.

21

Implikasi Manajerial
Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan mengenai darimana
saluran informasi responden mengenai brand Nike, didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 13 Saluran informasi responden mengenai Nike
Saluran Informasi
Valid
Cetak
Cetak dan Elektronik
Elektronik
Keluarga
Keluarga, Cetak,
Kerabat, Elektronik
Kerabat
Kerabat dan Cetak
Kerabat dan Elektronik
Kerabat, Cetak,
Elektronik
Total

Frequency
16
7
57
6

Percent
16,0
7,0
57,0
6,0

3

3,0

8
1
1

8,0
1,0
1,0

1

1,0

100

100,0

Sumber : Data diolah, SPSS
Berdasarkan output diatas, didapat ada 57 % responden mengetahui
informasi mengenai brand Nike melalui media elektronik yang dibagi menjadi
TV, Radio, dan Internet dan 16 % melalui media cetak yang dibagi menjadi surat
kabar, majalah dan brosur, dan 8 % melalui kerabat, 6 % melalui keluarga, 7 %
melalui media cetak dan elektronik, 3 % melalui semua saluran, 1 % melalui
kerabat dan media cetak, 1 % melalui kerabat dan media elektronik dan 1 %
melalui kerabat, media cetak dan media elektronik.
Hasil tersebut dapat dijadikan pertimbangan perusahaan dalam melakukan
pengembangan promosi produk khususnya pada media elektronik karena media
elektronik adalah pilihan terbanyak yang dipilih responden dalam memperoleh
informasi mengenai Nike.
Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan kepada responden terhadap
siapa selebriti atau public figur yang cocok untuk menjadi endorser dari Nike
didapat hasil tiga besar sebagai berikut :
1. Joe Taslim, sebanyak 9 responden setuju bahwa Joe Taslim cocok untuk
menjadi endorser Nike.
2. Evan Dimas, sebanyak 8 responden setuju bahwa Evan Dimas cocok untuk
menjadi endorser Nike.
3. Darius Sinathrya, sebanyak 7 responden setuju bahwa Darius Sinathrya cocok
untuk menjadi endorser Nike.
Hasil analisis tersebut dapat dijadikan acuan perusahaan untuk memilih endorser
yang tepat sesuai dengan pandangan masyarakat yang menjadi responden
penelitian ini.

22

Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan kepada responden terhadap
kriteria apa yang cocok untuk menjadi endorser dari Nike didapat hasil tiga besar
sebagai berikut :
1. Terkenal, sebanyak 20 responden setuju bahwa terkenal cocok untuk menjadi
kriteria endorser Nike.
2. Kharismatik, sebanyak 19 responden setuju bahwa kharismatik cocok untuk
menjadi kriteria endorser Nike.
3. Berprestasi, sebanyak 16 responden setuju bahwa berprestasi cocok untuk
menjadi kriteria endorser Nike.
Hasil analisis tersebut dapat dijadikan acuan perusahaan untuk kriteria memilih
endorser yang tepat sesuai dengan pandangan masyarakat yang menjadi
responden penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat dihasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada variabel Kredibilitas, hasil uji regresi linear berganda menunjukan bahwa
variabel kredibilitas berpengaruh secara positif terhadap brand image. Hal ini
menunjukan apabila semakin baik/tinggi kredibilitas BP, maka akan semakin
mempengaruhi brand image Nike.
2. Pada variabel Daya tarik, hasil uji regresi linear berganda menunjukan bahwa
variabel daya tarik berpengaruh secara positif terhadap brand image. Hal ini
menunjukan apabila semakin baik/tinggi daya tarik BP, maka akan semakin
mempengaruhi brand image Nike.
3. Pada variabel Kharisma, hasil uji regresi linear berganda bahwa variabel
kharisma berpengaruh secara positif terhadap brand image. Hal ini
menunjukan apabila semakin baik/tinggi kharisma BP, maka akan semakin
mempengaruhi brand image Nike.
4. Berdasarkan uji F dapat menyatakan dan menjawab hipotesis penelitian ini
bahwa masing-masing variabel independen (kredibilitas, daya tarik, kharisma)
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap brand image Nike.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka beberapa saran yang dapat
diajukan adalah:
1. Pihak promosi perusahaan hendaknya lebih memperhatikan faktor kredibilitas
pada diri endorser Nike, karena variabel ini merupakan variabel yang paling
mempengaruhi brand image, sehingga persepsi konsumen atas brand image
Nike sensitif terhadap variabel tersebut.

23

2. Berdasarkan penelitian deskriptif mengenai saluran informasi tentang Nike,
kebanyakan responden mengetahui informasi brand Nike melalui media
elektronik, hal tersebut disebabkan oleh perubahan teknologi informasi yang
semakin pesat dan maju, oleh karena itu Nike lebih baik terus mengembangkan
promosi melalui media elektronik khususnya internet karena menurut situs themarketeers.com terdapat 74 juta warga Indonesia yang menjadi netizen atau
pengguna internet.
DAFTAR PUSTAKA

Belch G dan Belch M. 2009. Advertising and Promotion: An Integrated
Marketing Communications Perspective. New York (US) : McGraw-Hill.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Penduduk Indonesia Menurut Propinsi.
Jakarta (ID) : BPS
Caesar. 2011. Analisis Pengaruh Endorser Grup Band Ungu Pada Sikap Terhadap
Produk (Studi kasus pada PT Yamaha Musik Indonesia [tesis].
Jakarta (ID). Universitas Indonesia
Ghozali I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang
(ID) : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kotler P dan Keller K. 2009. Manajemen Pemasaran. “Ed ke-13” Jilid 1. Jakarta
(ID) : Erlangga.
[LMI] Lembaga MARS Indonesia. 2011. Report Brand Performance Survey.
Jakarta (ID) : LMI
Priyatno D. 2013. Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta (ID) : Mediakom.
Pujiyanto. 2003. Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan [jurnal].
Surabaya (ID). Universitas Kristen Petra.
Sella Y, Bambang A, Zaenal F. 2011. Persepsi Konsumen Terhadap Brand Image
Kfc (Studi Kasus : Kfc Kawi, Malang) [jurnal]. Malang (ID). Universitas
Brawijaya.
Shimp T. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu. “Ed ke-5” Jilid 1. Jakarta (ID) : Erlangga.
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung (ID) :
PT. Remaja Rosdakarya.
Tjiptono F. 2005. Brand management & strategy. Yogyakarta (ID) : Penerbit
Andi.

LAMPIRAN

25

Lampiran 1 Kuesioner penelitian
KUESIONER PENELITIAN
No

Kuesioner ini merupakan salah satu rujukan yang ak