Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional: Studi Empiris di 28 Negara (2007-2011)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TABUNGAN
NASIONAL : STUDI EMPIRIS DI 28 NEGARA
(2007-2011)

RIANA SANTOSO

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-faktor yang
Memengaruhi Tabungan Nasional : Studi Empiris di 28 Negara (2007-2011)
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015

Riana Santoso
NIM H14110042

ABSTRAK
RIANA SANTOSO. Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional : Studi
di 28 Negara (2007-2011). Dibimbing oleh NOER AZAM ACHSANI.
Menurut teori pertumbuhan solow tabungan merupakan salah satu faktor
tingkat output yang tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan faktor-faktor yang
memengaruhi tabungan nasional seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku
bunga rill, dan Age Dependency Ratio. Penelitian ini mencoba membandingkan
faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada kelompok negara
miskin, negara berkembang, dan negara maju. Penelitian ini menggunakan metode
panel data statis pada 6 negara miskin, 13 negara berkembang dan 9 negara maju.
Data yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 2007 sampai 2011. Variabel
yang digunakan adalah tabungan nasional, defisit anggaran, inflasi, suku bunga
rill, pertumbuhan ekonomi, dan Age Dependency Ratio. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara
miskin adalah Age Dependency Ratio, defisit, dan inflasi. Pada negara
berkembang, faktor-faktor yang memengaruhi adalah defisit, pertumbuhan
ekonomi, dan Age Dependency Ratio. Pada negara maju, faktor yang
memengaruhi adalah Age Dependency Ratio, defisit, dan suku bunga rill.
w
Kata kunci: negara berkembang, negara maju, negara miskin, panel data, tabungan
nasional.

ABSTRACT
RIANA SANTOSO. Determinants of National Saving : An International Studies
(2007-2011). Supervised by NOER AZAM ACHSANI.
Based on Solow growth theory, saving is one of the factors of high output.
Some researches show factors that influence national saving, such as growth,
inflation, real interest rate, and Age Dependency Ratio. This research compares
determinants of national saving in poor country, developing country dan
developed country This study used static panel data for 6 poor countries, 11
developing countries and 9 developed countries. This study used annual data from
2007-2011. Variables used in this research are national saving, budget deficit,
inflation, real interest rate, growth, and Age Dependency Ratio. The result shows

that determinants of national saving in poor countries are Age Dependency Ratio,
budget deficit, and inflation. In Developing countries, the determinants are Age
Dependency Ratio, growth and budget deficit. While in developed countries, the
determinants of national saving are Age Dependency Ratio, budget deficit, and
real interest rate.
Keywords: developing country, developed country, poor country, panel data,
national saving.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TABUNGAN
NASIONAL : STUDI EMPIRIS DI 28 NEGARA
(2007-2011)

RIANA SANTOSO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi


ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah
moneter, dengan judul Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional :
Studi Empiris di 28 Negara (2007-2011).
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang
tua dan keluarga penulis, yaitu Bapak Sugih Santoso (alm) dan Ibu Roswita, serta
kakak-kakak dari penulis atas doa, motivasi dan dukungan baik moril maupun
materil untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Noer Azam Achsani, MS. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan teoritis maupun motivasi dalam penyelesaian skripsi
ini.

2. Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS selaku dosen penguji utama
3. Dr. Muhammad Findi A, ME selaku komisi pendidikan.
4. Para dosen, staff, dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi
yang memberikan ilmu dan dukungan kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
5. Teman-teman satu bimbingan Feri, Gannady, Carla, dan Roziana yang telah
menjadi teman diskusi selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat selama perkuliahan: Rizka, Farah, Isti, Nurul, Asia, Gina,
Ratih, Debrina, Rosy, Ratih, Kemal, Niar, Dewi, Brahma, Idham, Emillia,
Mima.
7. Sahabat-sahabat KKP Hegarmanah 2014, Caesar, Yulya, Syifa, Evillya,
Iswahyuni, Deny.
8. Teman-teman Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan angkatan 48.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015

Riana Santoso


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar belakang
Perumusan Masalah
TujuanPenelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian Terdahulu
Kerangka Pemikiran
METODE
Jenis dan Sumber Data
Metode Analisis Data
Perumusan Model
Definisi Operasional

Hipotesis Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Eksploratif Data
Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara miskin
Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara
berkembang
Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara maju
Analisis Efek Individu
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

iv
iv
iv
v
1

1
2
3
3
3
3
3
5
6
6
7
9
10
10
11
11
13
15
17
19

20
20
20
21
23
29

DAFTAR TABEL
1 Hasil Estimasi Model FEM pada Negara Miskin
2 Hasil Estimasi Model FEM Pada Negara Berkembang
3 Hasil Estimasi Model FEM pada Negara Maju
4 Efek Individu Model Negara Miskin, Berkembang dan Maju

13
15
17
19

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran Teoritis

2 Kerangka Pemikiran Operasional

5
5

DAFTAR GRAFIK
1 Rata-rata Tabungan Nasional, Defisit Anggaran, Growth, Suku Bunga Rill,
dan Age Dependency Ratio Tahun 2007-2011
11
2 Tren Hubungan Antarvariabel di Negara Miskin, Negara Berkembang,
dan Negara Maju
12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil Uji Chow Model Negara Miskin
2 Hasil Uji Hausman Model Negara Miskin
3 Hasil Uji Korelasi Model Negara Miskin
4 Uji Normalitas Model Negara Miskin
5 Hasil Pengujian dengan Model Fixed Effect pada Negara Miskin
6 Hasil Uji Chow Model Negara Berkembang

7 Hasil Uji Hausaman Model Negara Berkembang
8 Hasil Uji Korelasi Model Negara Berkembang
9 Hasil Uji Normalitas pada Model Negara Berkembang
10 Hasil Pengujian Model Fixed Effect pada Negara Berkembang
11 Hasil Uji Chow Model Negara Maju
12 Hasil Uji Hausman Model Negara Maju
13 Hasil Uji Korelasi Model Negara Maju
14 Hasil Uji Normalitas pada Model Negara Maju
15 Uji Pengujian Model Fixed Effect pada Negara Maju

23
23
23
23
24
24
25
25
25
26
26
27
27
27
28

1

Latar Belakang
Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk
konsumsi. Jika dilihat dari terminologi nasional, tabungan adalah kelebihan dari
pendapatan terhadap konsumsi, atau sejumlah sumber daya atau pendapatan yang
diproduksi dalam perekonomian dalam waktu tertentu yang tidak segera
dikonsumsi tetapi disimpan untuk digunakan dengan cara tertentu yang akan
memberikan pengembalian pada perekonomian dimasa depan (Mnyande, 2010).
Pentingnya peran tabungan nasional telah menjadi isu penting sejak Amerika
mengalami penurunan tabungan nasional secara signifikan pada tahun 1980-an
hingga 1990-an. Tingkat tabungan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah
berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan awal 1980an. Penurunan
tabungan nasional tersebut membuat para ekonom khawatir pertumbuhan
ekonomi dan standar hidup di Amerika akan menurun.
Pentingnya tabungan nasional juga dinyatakan oleh teori Solow bahwa
tabungan nasional adalah salah satu faktor dari tingkat output yang tinggi. Dalam
hal ini tabungan merupakan sumber pendanaan atau investasi untuk peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Pendanaan tersebut meliputi pembelian mesin, pendirian
bangunan, dan pembangunan infrasturuktur. Oleh karena itu, tabungan merupakan
indikator dalam perekonomian untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi dan
pendapatan perkapita yang tinggi. Selain itu, dalam penelitian Afzal (2013)
dinyatakan bahwa tabungan nasional dibutuhkan bagi percepatan industrialisasi
negara-negara yang kurang maju untuk mencapai tahap “lepas landas’.
Telah banyak penelitian yang secara empiris membuktikan peran tabungan
nasional terhadap perekonomian. Seperti penelitian Carol et al. (1993) yang
menunjukkan adanya hubungan kausalitas antara tabungan dan pertumbuhan
ekonomi. Pendapat ini didukung oleh penelitian Maddison (1992) dan Bosworth
(1993) yang menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan positif antara
pertumbuhan ekonomi dan tabungan nasional. Penelitian tersebut juga
menyatakan bahwa di negara berkembang, tabungan dan pertumbuhan ekonomi
berkorelasi positif. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, tabungan nasional
memiliki dampak yang besar pada perekonomian. Oleh karena itu, setiap negara
perlu mengontrol tingkat tabungan nasionalnya serta memperhatikan faktor-faktor
yang dapat memengaruhi tingkat tabungan nasional di negaranya, agar dapat
mengimplementasikan kebijakan yang tepat.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang
memengaruhi tabungan nasional. Dalam penelitian Jilani et al. (2013), faktor yang
memengaruhi tabungan nasional di Pakistan salah satunya adalah defisit anggaran.
Akan tetapi hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa defisit anggaran
berpengaruh positif dengan tabungan nasional. Hal itu tidak sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa defisit akan menurunkan tabungan nasional. Dalam
penelitian Buscemi dan Yallwe (2012) yang menganalisis dampak defisit terhadap
tabungan nasional dan pertumbuhan ekonomi di negara emerging market, defisit
anggaran juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan nasional dan
pertumbuhan ekonomi. Begitu pula dengan penelitian Idiaye et al. (2014) dan
Chaudhry et al. (2014) yang menemukan bahwa pengeluaran pemerintah
berpengaruh positif terhadap tabungan nasional di Nigeria dan Pakistan.

2

Variabel lain yang diduga memengaruhi tabungan nasional adalah inflasi.
Dalam penelitian El-Seoud (2014), tingkat inflasi di Bahrain berpengaruh
terhadap tabungan nasional secara positif dan signifikan dalam jangka pendek dan
jangka panjang. Hasil tersebut juga tidak sesuai dengan teori yang mengatakan
bahwa tingkat inflasi berhubungan negatif dengan tabungan nasional karena
inflasi merupakan salah satu indikator ketidakpastian dalam perekonomian suatu
negara. Saat inflasi tinggi, masyarakat akan mengeluarkan uang lebih banyak
untuk konsumsinya sehingga pendapatan yang dapat ditabung menjadi lebih
sedikit. Selain itu hubungan positif antara inflasi dan tabungan nasional juga
ditemukan dalam penelitian Chaudhry et al. (2014) dan Cheng dan Li (2014).
Variabel berikutnya yang diduga memengaruhi tabungan nasional adalah
suku bunga rill. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda untuk
hubungan suku bunga rill dan tabungan nasional. Pada penelitian Jilani et al.
(2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara suku bunga dan
tabungan nasional adalah positif di Pakistan. Begitu pula dengan penelitian ElSeoud (2014), yaitu suku bunga berpengaruh positif terhadap tabungan nasional di
Bahrain. Penelitian Idiaye et al. (2014) menunjukkan bahwa suku bunga
memengaruhi tabungan nasional secara negatif di Nigeria. Variabel yang juga
dapat memengaruhi tabungan nasional adalah Age Dependency Ratio. Hubungan
antara Age Dependency Ratio dengan tabungan nasional pada beberapa penelitian
menunjukkan hubungan negatif. Hal tesebut dikarenakan Age Dependency Ratio
yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran khususnya rumah tangga meningkat
dan tabungan menurun.
Berdasarkan pemaparan di atas, faktor-faktor yang memengaruhi tabungan
nasional berbeda satu sama lain. Hal itu dapat disebabkan perbedaan negara yang
menjadi objek penelitian dan karakterisitik negara-negara tersebut. Selain itu,
penelitian-penelitian tersebut umumnya hanya menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi tabungan nasional pada satu negara. Oleh karena itu, penelitian ini
mencoba menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada
beberapa negara sesuai dengan karakteristik yang dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu negara miskin, negara berkembang, dan negara maju. Pengelompokkan
tersebut dilakukan untuk mengetahui kebijakan yang tepat untuk negara dengan
kelompok negara dan karakteristik negara yang sama.

Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada bagian latar belakang, tabungan nasional
memiliki peran penting dalam perekonomian. Oleh karena itu, pemerintah perlu
mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional agar dapat
mengambil kebijakan yang tepat untuk meningkatkan tabungan nasional di
negaranya. Akan tetapi, faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada
setiap negara berbeda satu sama lain, yang disebabkan karakteristik negara yang
berbeda. Berdasarkan pemaparan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi tabungan nasional pada negara
miskin, negara berkembang dan negara maju?

3

2. Apa kebijakan yang perlu dilakukan bagi masing-masing kelompok negara
untuk meningkatkan tabungan nasional?

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan permasalahan
yang telah dipaparkan adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
tabungan nasional pada negara miskin, negara berkembang, dan negara maju serta
mengetahui kebijakan yang tepat untuk masing-masing kelompok negara.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya
meningkatkan tabungan nasional pada negara miskin, negara berkembang, dan
negara maju sesuai dengan karakteristik negaranya dengan memperhatikan
variabel-variabel makroekomi seperti defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi,
suku bunga rill, dan Age Dependency Ratio. Melalui pemahaman yang baik
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan nasional maka akan
mempermudah langkah suatu negara untuk mencapai tingkat tabungan nasional
yang lebih baik.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup analisis faktor yang memengaruhi
tabungan nasional pada kelompok negara miskin, berkembang, dan negara maju.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabungan nasional, defisit
anggaran, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga rill, dan Age Dependency
Ratio. Variabel-variabel tersebut mengacu pada penelitian-penelian sebelumnya.

PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sajid dan Sarfraz (2008) menggunakan metode Vector Error
Correction Model (VECM) untuk menganalisis hubungan antara tabungan dan
output ekonomi. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang
satu arah antara tabungan publik dan tabungan swasta dengan output ekonomi. Di
samping itu terdapat hubungan jangka pendek satu arah juga terdapat pada
tabungan nasional terhadap output ekonomi. Penelitian Jangili (2011) juga
menemukan adanya hubungan jangka panjang antara tabungan, investasi dan
pertumbuhan ekonomi melalui metode kointegrasi. Penelitian tersebut juga

4

menunjukkan bahwa tabungan yang tinggi akan mendorong pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi yang disebabkan dari sektor rumah tangga.
Selain dampak tabungan nasional, beberapa penelitian telah menganalisis
faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional. Seperti penelitian Domenech
et al. (1997) melalui metode Vector Autoregressive (VAR) menemukan bahwa
defisit anggaran merupakan faktor penting meningkatnya suku bunga pada tahun
1980-an dan 1990-an. Defisit dalam waktu lama akan menyebabkan suku bunga
yang lebih tinggi dan tabungan nasional yang lebih rendah.
Buscemi dan Yallwe (2012) melihat dampak defisit terhadap tabungan
nasional dan pertumbuhan ekonomi di negara emerging market. Penelitian ini
menggunakan metode Generalized Method of Moment (GMM). Hasilnya
menunjukkan bahwa defisit anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tabungan nasional dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu inflasi dan keterbukaan
perdagangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan nasional. Suku
bunga rill berpengaruh negatif terhadap tabungan nasional.
Jilani et al. (2013) melalui metode Error Correction Model (ECM)
menganalisis determinasi tabungan nasional di Pakistan. Hasilnya menunjukkan
adanya dampak positif dan signifikan dari defisit anggaran terhadap tabungan
nasional. Koefisien analisis dari defisit anggaran menunjukkan jika ada perubahan
dalam defisit anggaran sebesar 1% akan meningkatkan tabungan nasional sebesar
45.4%. Dalam penelitian tersebut semua variabel berpengaruh positif terhadap
tabungan nasional dalam jangka pendek kecuali inflasi. Perubahan inflasi sebesar
1% akan mengurangi tabungan nasional 29.5% di Pakistan.
El-Seoud (2014) menganalisis efek suku bunga, inflasi, dan PDB terhadap
tingkat tabungan nasional di Bahrain. Penelitian tersebut menggunakan tes
kointegrasi dengan periode 20 tahun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi berdampak positif terhadap tabungan nasional
dalam jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu tingkat inflasi di Bahrain
berpengaruh terhadap tabungan nasional secara positif dan signifikan dalam
jangka pendek dan jangka panjang. Suku bunga nominal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tabungan nasional hanya pada jangka pendek.
Chaudhry et al. ( 2014) menganalisis faktor moneter dan dan fiskal dari
tabungan nasional di Pakistan. Melalui metode Error Correction Model (ECM)
dan Autoregressive Distributed Lag (ARDL), hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengeluaran pemerintah memiliki hubungan positif dengan tabungan
nasioal dalam jangka pendek dan jangka panjang. Inflasi juga memengaruhi
tabungan nasional secara positif, tetapi hanya pada jangka pendek. Selain itu, M2
variabel moneter juga berpengaruh pada tabungan nasional dalam jangka panjang
secara signifikan.
Cheng dan Li (2014) juga meneliti hubungan inflasi dengan tabungan
nasional. Hasilnya inflasi secara positif dan signifikan berpengaruh pada tabungan
nasional. Selain itu, penelitian tersebut juga memasukkan variabel populasi,
indeks pembangunan manusia, tingkat pengangguran dan pendapatan perkapita
sebagai faktor dari tabungan nasional. Hasilnya menunjukkan bahwa pendapatan
perkapita dan populasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap tabungan
nasional. Sedangkan indeks pembangunan manusia dan tingkat pengangguran
berpengaruh negatif terhadap tabungan nasional.

5

Idiaye et al. (2014) meneliti hubungan antara kebijakan pemerintah, output
pertanian dan tabungan nasional di Nigeria melalui metode VECM. Hasinya
menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah, money supply, dan populasi
berpengaruh signifikan dan positif terhadap tabungan nasional. Sedangkan hutang
pemerintah, suku bunga, nilai impor bukan minyak dan pengangguran
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tabungan nasional.
Penelitian Farhan dan Akram (2011) menganalisis dampak tingkat
pendapatan terhadap perilaku tabungan di Pakistan dengan metode ARDL. Hasil
penelitian mereka menunjukkan bahwa dalam jangka panjang dan jangka pendek
tingkat pendapatan meningkatkan tabungan. Variabel inflasi berhubungan negatif
dengan tabungan dalam jangka panjang dan jangka pendek.
Penelitian Monsef et al. (2013) menganalisis faktor-faktor yang efektif dari
tabungan nasional di Iran. Penelitian yang menggunakan metode ARDL dan ECM
menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional perkapita
secara signifikan dan positif memengaruhi tabungan nasional. Dalam penelitian
ini efek pendapatan perkapita lebih kuat pada jangka pendek. Inflasi dan tingkat
ketergantungan memengaruhi tabungan nasional secara negatif pada jangka
panjang dan jangka pendek. Penelitian Li et al. (2007) menganalisis efek transisi
demografi terhadap tabungan. Hasilnya menunjukkan bahwa Age Dependency
Ratio memiliki hubungan negatif dengan tabungan.

Kerangka Pemikiran
Teori pertumbuhan Solow menyatakan pentingnya tabungan nasional bagi
perekonomian. Tabungan nasional yang tinggi akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula, karena tabungan nasional digunakan
sebagai sumber pendanaan investasi untuk meningkatkan produktivitas
perekonomian. Variabel makroekonomi seperti defisit anggaran, pertumbuhan
ekonomi, inflasi, suku bunga rill, Age Dependency Ratio diduga memengaruhi
tingkat tabungan nasional. Faktor-faktor tersebut akan memberikan dampak yang
berbeda pada setiap negara tergantung dari karakteristik negara tersebut
Faktor-faktor yang Memengaruhi:
1. Defisit Anggaran
4. Suku Bunga Rill
2. Pertumbuhan Ekonomi
5. Age Dependency Ratio
3. Inflasi

Teori Solow

Negara Miskin

Tabungan Nasional

Negara

Negara Maju

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritis

6

Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional

Pemilihan negara dan pengelompokan negara miskin, negara
berkembang, dan negara maju

Permasalahan :
1.Apakah defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga rill
dan Age Dependency Ratio memengaruhi tabungan nasional di negara
miskin, negara berkembang dan negara maju?
2.Bagaimana efek individu pada negara miskin, negara berkembang dan
negara maju?

Metode Analisis Panel Data

Pemilihan Model Terbaik
(PlS/FEM/REM)

1. Analisis eksploratif data
2.Analisis faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional
3.Analisis efek individu

Implikasi Kebijakan
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional

METODE
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder tahunan yang
diperoleh dari World Bank. Data yang digunakan adalah data tahunan mulai tahun
2007 sampai 2011. Data yang digunakan meliputi beberapa variabel, yaitu defisit
anggaran, tabungan nasional, pertumbuhan ekonomi, suku bunga rill, inflasi, dan

7

Age Dependency Ratio yang meliputi 6 negara miskin, 13 negara berkembang,
dan 9 negara maju. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan perangkat
lunak Microsoft Excel 2007 dan Eviews 8.

Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode panel
data. Penggunaan panel data digunakan karena panel data memiliki beberapa
kelebihan yaitu dapat mengontrol heterogenitas individu, mengatasi
multikolinearitas antarvariabel, lebih efisien, dan dapat mengidentifikasi efekefek yang tidak dapat dideteksi oleh metode cross section dan time series (Baltagi,
2005). Dalam penggunaan metode panel data ada beberapa uji yang harus
dilakukan yaitu uji untuk pemilihan model terbaik, uji asumsi, dan uji statistik.
Uji pertama adalah uji pemilihan model terbaik dari tiga model dalam metode
panel data, yaitu Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan
Random Effect Model (REM). Model terbaik antara FEM dan PLS dipilih dengan
menggunakan uji Chow, sedangkan pemilihan model terbaik antara FEM dan
REM menggunakan uji Hausman.
Uji Pemilihan Model Terbaik
1. Chow Test
Chow test digunakan untuk memilih model terbaik antara PLS dan FEM.
Hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Model Pooled Least Square
H1 : Model Fixed Effect
Statistik Chow test mengikuti distribusi F-statistik dengan derajat bebas (N1, NT-N-K). Jika nilai statistik Chow (F-Stat) lebih besar dari F-tabel maka cukup
bukti untuk melakukan penolakan hipotesis H0 sehingga model yang terbaik yang
dipilih adalah model Fixed Effect, begitu pula sebaliknya. Selain itu kriteria
penolakan H0 dapat pula dilihat dari nilai probablitas, jika nilai probabilitas lebih
kecil dari taraf nyata (α) maka cukup bukti untuk menolak hipotesis H0, dan
sebaliknya. Rumus nilai statistik Chow adalah sebagai berikut :
F(N-1,NT-N-K)

Keterangan:
ESS1 = Residual Sum square hasil pendugaan model Pooled Least Square
ESS2 = Residual Sum Square hasil pendugaan model Fixed Effect
N
= Jumlah data cross section
T
= Jumlah data time series
K
= Jumlah variabel penjelas

8

2. Hausman Test
Hausman test adalah pengujian dalam panel data yang digunakan untuk
memilih model terbaik antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model.
Hipotesis uji Hausman adalah sebagai berikut :
H0 = Model Random Effect
H1 = Model Fixed Effect
Kriteria penolakan H0 dalam pengujian Hausman dengan membandingkan
Chi-square dengan statistik Hasuman. Jika nilai statistik Hausman lebih besar
daripada nilai chi-Square tabel, maka cukup bukti untuk menolak hipotesis H0
atau model terbaik yang dipilih adalah model Fixed Effect, begitu pula sebaliknya.
Selain itu kriteria penolakan H0 dapat pula dilihat dari nilai probablitas, jika nilai
probabilitas lebih kecil dari taraf nyata maka cukup bukti untuk menolak hipotesis
H0, dan sebaliknya.
Uji Statistik
1. Koefisien determinasi (R2)
Nilai R2 menunjukkan proporsi variasi variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 merupakan salah satu ukuran kesesuaian
model. Nilai R2 selalu terletak antara 0 dan 1.
2. Uji F-Statistik
Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama mampu menjelaskan
variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
H0 = β1=β2=...=βk=0
H1 = minimal ada satu βk yang tidak sama dengan 0 (k=1,2,3,...,k)
Kriteria penolakan H0 dengan membandingkan nilai F-statistik dengan nilai
taraf nyata. Jika nilai F-statistik