Studi arahan wilayah pengembangan industri pertanian sebagai strategi pembangunan wilayah Kabupaten Kerinci

STUD1 ARAHAN WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI
PERTANIAN SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN
WILAYAH KABUPATEN KERTNCI

HANS MORAVIA

SEKOLAW PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Studi Arahan Wilayah
Pengembangan Industri Pertanian sebagai Strategi Pembangunan Wilayah
Kabupaten Kerinci adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belurn diajukan dalarn bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
infonnasi yang berasal atau d i i t i p dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks d m dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogor, April 2009

Hans Moravia
NRP. A.156070174

ABSTRACT
HANS MORAVZA. A Guidance Study of Agro-Industry Development Region as
Regional Development Strategy in Kerinci Regency. Under direction of
WDL.TUAKA, BABA BARUS and DZDIT OKTA PRZBADI.
The development of agro-indushy in Kerinci regency required an
understanding of it's environmenfal, as it locate in conservation area, and many
established agricultural crops. This study aims to give a guide for agro-industry
development zone in Kerinci regency based on the regional potency,
characteristic and regional development strategy. This research applied some
approaches of analysis. They were: (I) location quotient analysis, which was used
to identifLprime commodity of the region, (2) land suitability evaluation and land
availability analysis to observe carrying capacity of land (3) Analytical hierarchy
process methode to determine ago-industry type to be developed, (4) GZSfacility
to determine ago-indushy location. Furthermore, the determination of agroindustrial development guidances were done by descriptive analysis. The results
of the researches were: (I) prime commodity in Kerinci regency which is raw

materialfor ago-industry development is cinnamon, (2) agro-indutry which given
highest priority to develop is cinnamon powder, (3) development of agro-industry
in Kerinci regency is pointed as according to development indication zone.
Keywords: agro-industry, prime commodi@,Kerinci regency

HANS MORAVIA. Studi Arahan Wilayah Pengembangan Industri Pertanian
sebagai Strategi Pembangunan Wilayah Kabupaten Kerinci. Dibimbing oleh
WIDIATMAKA, BABA BARUS dan DIDIT OKTA PRIBADI.
Pengembangan industri pertanian merupakan wujud modernisasi sektor
pertanian dengan memanfaatkan hasil pertanian yang terjamin kontinuitasnya
dalam bentuk komoditas unggulan wilayah. Upaya pengembangan industri
pertanian telah dilakukan di Kabupaten Kerinci melalui industri pengolahan
produk makanan dan minuman dalam skala kecil. Beberapa permasalahan dalam
upaya pengembangan industri pertanim di Kabupaten Kerinci adalah sangat
beragamnya jenis komoditas pertanian, belum diietahuinya komoditas yang
menjadi unggulan prioritas wilayah, dan budidaya komoditas pertanian sebagian
dialokasikan pada lahan konservasi yang mengancam kelestarian kawasan
konservasi tersebut. Selain itu, industri pertanian sebagian besar terkonsenbasi
pada beberapa wilayah kecamatan, sehingga belum terwujud keberimbangan
pembangman antar wilayah di Kabupaten Kerinci.

Penelitian ini berupaya memadukan strategi dan kebijakan pembangunan
wilayah yang dilakukan di Kabupaten Kerinci yaitu me~ngkatkannilai tambah
produk pertanian yang merupakan komoditas unggulan wilayah dan menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat melalui pengembangan industri pertanian, serta
berupaya menjaga kelestarian clan keutuhan kawasan Taman Nasional Kerinci
Seblat (TNKS). Tuiuan uenelitian ini adalah untuk memberikan arahan wilavah
penge&bangk i&stri pertanian berdasarkan potensi dan karakteristik wila&
untuk mendukung strategi kebijakan pembangunan di Kabupaten Kerinci.
Komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas unggulan prioritas di
Kabupaten Kerinci adalah kamoditas yang merniliki keterkaitan dengan industri
pertanian serta dapat dibudidayakan dengan memperhatikan aspek-aspek
manajemen dan konservasi sumberdaya dam. Salah satu pendekatan yang
digunakan adalah metode Location Quotient (LQ), dengan membandingkan antara
luas tanamlluas panen, komoditas tanaman pangan, sayur-sayuran, buah-buahan
dan tanaman perkebunan.
Untuk melihat daya dukung lahan terhadap komoditas unggulan prioritas
wilayah, dilakukan evaluasi kesesuaian lahan dengan menggunakan metode FA0
(1976), yaitu dengan membandingkan persyaratan turnbuh tanaman dengan
kualitas lahan yang tersedia.Selanjutnya ketersediaan lahan untuk komoditas
unggulan prioritas diperoleh melalui tumpangsusun antara peta kesesuaian lahan,

peta tutupan lahan dan peta status lahan. Sedangkan cadangan lahan komoditas
unggulan dihasilkan melalui tumpangsusun peta ketersediaan lahan komoditas
unggulan prioritas wilayah dengan peta penggunaan lahan untuk komoditas
unggulan prioritas wilayah yang terpakai saat ini
Penentuan prioritas jenis industri pengolahan yang dikembangkan dalam
wilayah dilakukan terhadap komoditas unggulan priodtas dengan pendekatan
Analytical Hierarchy Process (AHP). Lokasi sentra industri kecil dan menengah
yang akan dikembangkan, dianalisis menggunakan kriteria lokasi yang telah
tetapkan, mempertimbangkan zonasi pemanfaatan ruang wilayah dan keunggulan
kompmtif wilayah dalam menghasilkan komoditas unggulan prioritas wilayah.

Arahan wilayah pengembangan industri pertanian didasarkan pada potensi
komoditas unggulan prioritas dan karakteristik wilayah. Arahan wilayah
pengembangan industri pertanian tersebut dideskripsikan menurut zona indikasi
pemanfaatan ruang industri dan budidaya komoditas unggulan.
Berdasarkan data luas tanam dapat diketahui bahwa tanaman padi sawah dan
kayu manis m e ~ p a k a nkomoditas yang memiliki luas tanam paling besar.
Kabupaten Kerinci memiliki luas lahan budidaya seluas 205.000 Ha, persentase
luas tanaman padi sawah dibandingkan dengan luas lahan budidaya adalah
14.55%, dan tanaman kayu manis sebesar 21.55%.

Dari dua jenis komoditas unggulan wilayah Kabupaten Kerinci dengan luas
tanam terbesar, hanya komoditas kayu manis yang memiliki industri pengolahan
yaitu industri sirup kayu manis dan juga memiliki potensi sebagai tanaman
penghijauan dan berada pada kawasan yang difungsikan sebagai tanaman
penyangga antara kawasan lindung dan budidaya. Oleh karena itu tanaman kayu
manis ditetapkan sebagai komoditas unggulan prioritas wilayah.
Hasil evaluasi kesesuaian lahan tanaman kayu manis di Kabupaten Kerinci
menunjukkan bahwa lahan yang sesuai (S) seluas 305.109 Ha, atau (72,65%) dan
lahan yang tidak sesuai (N) seluas 114.891 Ha (27,35%). Berdasarkan hasil
tumpangsusun peta kesesuaian lahan, status lahan dan penutupan lahan diperoleh
ketersediaan lahan komoditas kayu manis seluas 130.034 Ha, atau 31% dari total
luas d a y a h Kabupaten Kerinci atau sebesar 63% dari luas lahan budidaya.
Wilayah yang memilii ketersediaan lahm terbesar untuk budidaya komoditas
kayu manis adalah Kecamatan Gunung Raya (23.374 Ha), Kecamatan Batang
Merangin (23.302,29 Ha), Kecamatan Siulak (16.018,26 Ha) dan Kecamatan
Gunung Kerinci (14.674,91 Ha), serta Kecamatan Keliling Danau (13.014,40 Ha).
Sedangkan lahan yang dicadangkan untuk budidaya komoditas kayu manis untuk
masa mendatang adalah 88.209 Ha, yang tersebar di setiap kecamatan di
Kabupaten Kerinci.
Berdasarkan analisis AHP, diketahui bahwa pengolahan bubuk kayu manis

merupakan industri yang diprioritaskan pengembangannya di Kabupaten Kerinci.
Kriteria yang dipertimbangkan adalah permintaan dengan nilai 0.437, penawaran
dengan nilai tertimbang 0.380, dan penerimaan masyarakat dengan nilai 0.183.
Industri pengolahan bubuk kayu manis diprioritaskan pengembanganya dinilai
memiliki permintaan pasar yang tinggi, terutama permintaan dari negara Eropa,
sehingga komoditas kayu manis di Kabupaten Kerinci yang cukup besar
berpeluang untuk dipasarkan. Selain itu, pengembangan industri pengolahan
bubuk kayu manis dari sisi permintaan dinilai mampu memberikan nilai tambah
bagi produk kayu manis yang akaa diperdagangkan.
Pengembangan industri bubuk kayu manis juga didukung dari sisi
penawaran, dimana aspek teknologi pengolahan Ine~pFikan pertimbangan
utamanya. Teknologi pengolahan bubuk kayu manis d i l a i cukup sederhana dan
mampu diupayakan di Kabupaten Kerinci. Pengembangan industri pengolahan
bubuk kayu manis dari sisi penerimaan masyarakat diilai mampu menjaga
kondisi dan kualitas lingkungan di masa mendatang. Teknologi pengolahan yang
digunakan untuk mengolah bahan baku b e ~ p kulit
a
kayu manis menjadi bubuk
kayu manis d i l a i akan menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan
pencemaran tanah dan air serta udara, sehiigga industri pengolahan bubuk kayu

manis ini diilai merupakan industri yang ramah lingkungan.

Dengan kriteria lokasi industri yang dapat berbaur dengan perrnukiman dan
tejangkau jaringan jalan utama, diperoleh 15 desa yang berpotensi sebagai sentra
industri pengolahan bubuk kayu manis. Berdasarkan hasil analisa komparatif
wilayah dalam budidaya komoditas unggulan dapat diketahui lima wilayah
kecamatan yang memiliki keunggulan, karena itu 15 desa yang berpotensi sebagai
sentra industri tersebut diseleksi berdasarkan keberadaannya dalam wilayah
kecamatan yang memiliki ketersediaan komoditas unggulan terbesar. Selanjutnya
dilakukan tumpangsusun dengan zona pemanfaatan ruang, sehingga diperoleh 8
desa yang berpotensi menjadi lokasi sentra industri tersebut.
Pengembangan industri pertanian di Kabupaten Kerinci diarahkan sesuai
dengan zona indikasi pemanfaatan ruang yang terdiri dari l i i a zona indikasi.
Berdasarkan potensi yang dimiliki, maka arahan wilayah pengembangan industri
pertanian diprioritaskan pada zona 4, karena zona tersebut merupakan sentra
budidaya kayu manis. Zona 4 merupakan lokasi yang sesuai untuk sentra industri
pengolahan bubuk kayu manis berdawkan analisis lokasi industri. Zona ini juga
d i d a n pengembangan industri pertanian dalam skala menengah. Untuk
mendukung pengembangan industri pertanian di zona 4 dilakukan pembangunan
dan peningkatan halitas i n f h s t n h r j a l a n dalam rangka menciptakan kelancaran

arus transportasi bahan baku dan distribusi hasil pruduksi bubuk kayu manis.
Wilayah prioritas kedua dalam pengembangan industri pertanian adalah
zona 2, karena telah memiliki industri pengolahan berupa sirup kayu manis.
Industri pengolahan sirup kayu manis tetap dipertahankaa dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam maupun wilayah lainnya di luar
Kabupaten Kerinci. Agar tennjudnya pengembangan industri pengolahan sirup
kayu manis dilakukan peningkatan dan pembenahan strategi pemasaran serta
kelembagaan industri tersebut.
Budidaya komoditas kayu manis sebagai bahan baku industri pengolahan
sirup dan bubuk kayu manis diupayakan dengan mempertimbangkan keberadaan
komoditas lain yang ada. Kabupaten Kerinci dikenal sebagai salah satu kawasan
agribisnis hortikultura di Sumatera dan Kabupaten Kerinci memiliki lahan untuk
budidaya padi sawah dan padi ladang yang cukup luas. Untuk mendukung
program ketahanan pangan, maka keberadaan khan budidaya padi sawah ini tetap
dipertahankan.
Kata kunci :Industri Pertanian, Komoditas Unggulan, Kabupaten Kerinci.

O Hak cipta milik IPB, tahun 2009

Hak cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbemya. Pengutipan hanya untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, penyusunan karya ilrniah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak
memgikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau selurub karya
N i s dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

STUD1 AR4HAN WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI
PERTANIAN SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN
WILAYAH KABUPATEN KERINCI

EIANS MORAVIA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

Judul Tesis
Nama
NRP

Studi Arahan Wilayah Pengembangan Industri Pertanian
sebagai Strategi Pembangunan Wilayah Kabupaten Kerinci.
: Hans Moravia
: A 156070174
:

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Widiatmaka, D A A . ~Dr. Ir. Baba Barus, M.Sc.
Ketua
Anggota


Ir. Didit Okta Pribadi, M.Si
Anggota

Diketahui

Tanggal Ujian: 27 April 2009

Tanggal Lulus :

a5

J U N 2009

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah yang berjudul Studi Arahan Wilayah Pengembangan
Industri Pertanian Sebagai Strategi Pembangunan Wilayah Kabupaten Kerinci
dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Ir. Widiatmaka, DAA, Dr.Ir. Baba B m s , M.Sc, dan Ir. Didit Okta Pribadi,
M.Si. sebagai kornisi pembimbiig;
2. Dr. Ir. Sapta Rahardja, DEA. Sebagai dosen penguji luar komisi;
3. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr. selaku Ketua Program Studi Ilmu Perencanam
Wilayah, Sekolah Pascasarjana IPB;
4. Segenap staf pengajar dan manajemen Program Studi Ilmu Perencanaan
Wilayah IPB;
5. Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencanaan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Pusbiidiklatren Bappenas);
6. Bupati Kabupaten Kerinci yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melanjutkan tugas belajar;
7. Rekan-rekan PWL 2007 dan semua pihak yang telah membantu penutis dalam
menyelesaikan thesis ini;
Penulis menghaturkan m a hormat dan terima kasih kepada ayahanda
Drs. Syarifitddii Kari dan ibunda Hastuti Hasyimi serta ad&-adik atas do'a dan
dukungannya. Terima kasih yang tak terhingga juga penulis ucapkan kepada Titin
Yoktiva Devi dan ananda Sabrina Zahra Thianissa atas perhatian, dukungan dan
pengorbanan yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari keterbatasan ilmu dan kemampuan, sehingga dalam
penelitian ini mungkin masih terdapat banyak kekwrangan. Semoga hasil
penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Bogor, Mei 2009
Hans Moravia

RIWAYAT KIDW
Penulis dilahiikan di Sungai Penuh pada tanggal 26 April 1976 dari ayah
Drs. Syarifuddin Kari dan ibu Hastuti Hasyimi. Penulis m e ~ p & a nputra pertama
dari tiga bersaudara.
Sekolah Dasar diselesaikan penulis di SD Negeri 5 dan Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 8 serta Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri I di kota
Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci. Selanjutnya pendidikan sarjana ditempuh pada
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Bung Hata, Padang,
Sumatera Barat yang ditamatkan pada tahun 2001. Setelah lulus Sarjana Teknik,
penulis bekerja di Badan Perancanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kerinci,
Provinsi Jambi sampai sekarang.
Pada tahun 2007, penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan Propam Pascasarjana IPB pada Program Studi Jlmu Perencanaan
Wilayah (PWL). Beasiswa pendidikan diperoleh dari Pusat Pembinaan,
Pendidikan, dan Pelatihan Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasiond (Pusbiidiklatren Bappenas).

DAFTAR IS1

...

DAFTAR TABEL ..................................................................................................
111
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
..
Ruang Lingkup Penellaan ....................................................................................... 7
..
Pendekatan Penelltlan ........................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA
Industri Pertanian ............................................................................................... 10
Keterkaitan Sektor Pertanian dan Industri ............................................................ 11
Tujuan dan Arah Pengembangan Agroindustri di Indonesia ................................ 11
Peranan Agroindustri dalam Perekonomian Nasional........................................... 12
Peluang Pengembangan Agroindustri ................................................................... 12
Sentra Industri Kecil .............................................................................................. 13
Kriteria Penentuan Jenis Produk Industri ............................................................. 14
Kriteria Lokasi Sentra Industri .............................................................................. 16
Komoditas Unggulan............................................................................................. 17
Industri Pertanian Berkelanjutan ........................................................................... 18
METODE PENELITIAN. .
Lokasi dan Waktu Penelrtlan.................................................................................19
Metode Pengumpulan
Data ................................................................................... 19
..
Metode Anahsls Data ............................................................................................ 20
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUD1
Kondisi Geogratis Wilayah Kabupaten Kerinci....................................................27
Admistrasi Wilayah Kabupaten Kerinci ............................................................27
Topografi
dan Morfiologi Wilayah ........................................................................28
.
Penutupan Lahan ...................................................................................................
Zona Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci ........................................32
Kependudukan.......................................................................................................35
35
Perekonomian ........................................................................................................
Industri Pertanian di Kabupaten Kerinci ............................................................... 38
Kebijakan Pengembangan Sektor Industri di Kabupaten Kerinci.........................41
Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Kerinci ...........................................41
~

HASIL DAN PEMBAHASAN
42
Identifikasi Komoditas Unggulan Wilayah ...........................................................
Penetapan Komoditas Unggulan Prioritsas ......................................................... 43
Keragaan Komoditas Unggulan Prioritas..............................................................45
Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan Prioritas ...............................................47
Ketersediaan Lahan dan Cadangan Lahan Komoditas Unggulan Prioritas .......... 51
Penentuan Industri Pengolahan Komoditas Unggulan Prioritas ...........................55
Lokasi Pengembangan Industri Pertanian di Kabupaten Kerinci .......................... 59
Arahan Pengembangan Industri Pertanian di Kabupaten Kerinci ......................... 65
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan................................................................................................................ 71
Saran...................................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73

Halaman
Distribusi PDRB Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2003-2007.................................................................................
Jenis Data Primer dan Sekunder serta Sumber Data............................
Luas Wilayah per Kecamatan dalam Kabupaten Kerinci....................
Penutupan Lahan di Kabupaten Kerinci...............................................
Jurnlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2007....
PDRB Kabupaten Kerinci Atas Harga Berlaku Tahun 2006-2007......
Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku Menurut Sektor Pertanian
dan Non Pertanian Tahun 2003-2007 ...................................................
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kerinci Atas Harga
Konstan Tahun 2003-2007...................................................................
Komoditas Unggulan Tanaman Pangan. Sayut.sayuran. dan Buahbuahan serta Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kerinci...................
Komoditas Unggulan Berdasarkan Luas Tanarn..................................
Volume Pemasaran Komoditas Kayu Manis Kabupaten Kerinci
Tahun 2003-2007.................................................................................
Kesesuaian Lingkungan Pertumbuhan Kayu Manis (Cinammon
Burmanni)/Cassia Korinqi ...................................................................
Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kayu Manis....................
Kesesuaian Lahan Kayu Manis per Wilayah Kecamatan....................
Desa Potensi Sentra Industri Pengolahan.............................................
Nilai Location Qoutient Komoditas Kayu Manis di Kabupaten
. ...................................................................................................
Kennci
Desa Sentra Industri Pengolahan Bubuk Kayu Manis.........................
Arahan Pengembangan per Zona Indikasi...........................................

DAFTAR GAMBAR

Halaman

..

Bagan Alir Penelitlan.................................................................................
Bagan Alir Penentuan Komoditas Unggulan Prioritas..............................
Bagan Alir Penentuan Peta Ketersediaan Lahan dan Cadangan Lahan....
Bagan Alu Penentuan Lokasi Sentra Industxi...........................................
Peta Adrninistrasi Kabupaten Kerinci.......................................................
Peta Penutupan Lahan...............................................................................
Peta Zonasi Pemanfaatan Ruang...............................................................
Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kerinci Tahun 2003-2007..
Peta Sentra Industri Kecil..........................................................................
Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Kayu Manis..........................................
Grafik Luas Kesesuaian Lahan Komoditas Kayu Manis...........................
Grafik Ketersediaan Lahan Tanaman Kayu Manis...................................
Peta Ketersediaan Lahan Tanaman Kayu Manis.......................................
Grafik Ketersediaan Lahan, Lahan Terpakai dan Lahan Cadangan..........
Peta Cadangan Lahan Tanaman Kayu Manis............................................
Pohon Industri Pengolahan Kayu Manis...................................................
Hasil Analisis AHP dalam Penentuan Prioritas Industri Pengolahan
Kayu Manis................................................................................................
Peta Sentra Industri Pengolahan Sirup dan Bubuk Kayu Manis...............
Peta Zona Indikasi Pemanfaatan Ruang Industri Pertanian dan
Budidaya Tanaman Kayu Manis

................................. .............................

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kerinci Atas Harga
Konstan Tahun 2000-2007 Menurut Lapangan Usaha............................
2. Analisis Location Quotient Kornoditas Tanaman Pangan
. .
di Kabupaten Kennc~
.............................................................................
3. Analisis Location Quotient Komoditas Tanaman Sayur-sayuran
. .
di Kabupaten Kennci ...............................................................................
4. Analisis Location Quotient Komoditas Tanaman Buah-buahan
. .
di Kabupaten Kennct...............................................................................
5. Analisis Location Quotient Komoditas Tanaman Perkebunan
. ................................................................................
di Kabupaten Kennc~
6. Daftar Quesioner Analitical Hierarchy Process (AHP)...........................

76
77
78
79
80
81

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Dalam era otonomi saat ini, kegiatan pembangunan merupakan wewenang
pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki untuk

tujuan pembangunan yaitu meningkatkan kesejahtem masyarakat. Pelaksanaan
pembangunan pada umumnya belum memenuhi tujuan yang diiiginkan, dan
pembangunan tersebut banyak menimbulkan permasalahan seperti kesenjangan
sosial-ekonomi dan kerusakan lingkungan.
Menurut Saragih (2001),pembangunan secara regional masih menghadapi
masalah ketimpangan pendapatan antara wilayah dataran rendah dan wilayah
dataran tinggi, antara wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan. Secara sektoral,
terjadi ketimpangan pendapatan antara sektor pertanian dengan sektor industri dan
jasa, anma kelompok masyarakat petani dan kelompok masyarakat bukan petani.
Ketimpangan

pembangunan

tersebut

menimbulkan

persoalan

seperti

pengangguran, kernacetan di wilayah perkotaan dan pelarian sumberdaya manusia

(brain drain) serta pelarian kapital (capitalflight) dari wilayah perdesaan.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi ketimpangan pembangunan
wilayah adalah dengan menciptakan pembangunan wilayah yang berimbang

(balanced development). Pemban-

yang berimbang adalah bentuk

pemcrataan perhmbuhan dari setiap wilayah untuk meningkatkan kapabilitas clan
kebutuhannya Perlumbuhan dalam hal ini adalah upaya pcningkatan secara
optimal dari potensi yang d i i l i k i oleh suatu wilayah sesuai dengan kapasitasnya
dan diharapkan dapat terbentuknya sinergi untuk mcmperkuat pertumbuhan

ekonomi wilayah secara agregat (Murly, 2000).
Beberapa hal

dapat

dilakukan untuk

mengurangi

ketimpangan

pembangunan antar wilayah, antara lain dcngan mengembangkan scktor-seklor
ekonomi yang mampu mengintegrasikan sektor pertanian, sektor industri clan
sektor jasa Pilihan yang realistis dan rasional adalah industrialisasi, dimulai dari
memodernisasi sistem agribisnis dcngan menempatkan industri pertanian seb@t
penggerak utama. Sistem agribisnis menlpakan suatu klaster industri yang

mencakup sektor pertanian, industri hulk dan hilir pertanian (agroindustri), sektor
perdagangan input dan h a i l pertanian, serta sektor-sektor jasa yang terkait
langsung (Jaya, 2006).
Menurut Simatupang (1990), tahap penting agar proses transformasi
perekonomian Indonesia dari dominasi sektor primer menjadi dominasi sektor
industri dapat b e r j a h dengan mulus dan efesien addah mendorong tumbuh dan
berkembangnya industri pertanian (agroindustri). Hal yang perlu diperhatikan
pada sektor pertanian adalah menjaga kontinuitas penyediaan produk hasil
pertanian sebagai bahan baku industri pengolahan sekaligus perbailcan dan
penjagaan mutunya Industri pertanian yang didorong dan dikembangkan haruslah
sesuai dengan hasil pertanian dominan daerah agar kontinuitas penyediaan bahan
baku dapat terjamin.
Berkaitan dengan peningkatan perekonomian nasional dan daerah, maka
prod&-produk pertanian harus dapat memberikan nilai tambah yang lebih besw
dan menciptakan lapangan kerja. Upaya peningkatan nilai tambah dan penciptaan

lapangan pekerjaan merupakan dampak pengganda (multiplier effect) dari
pemanfbtan atau pengusahaan komoditas unggulan yang d i i l i k i oleh suatu
wilayah (Saragih, 2001).
Setiap daerah mempunyai karakteristik wilayah dan sumber daya yang berbedabeda, sehingga komoditas unggulan yang diiiliki akan berbeda atau memiliki

keunikan tmendiri (komoditas spesifik). Komoditas spesifik lokasi dicirikan dengan
sulitnya komoditas tersebut diusahakan di tempat lain, yang mcnunjukkan adanya
hubungan khusus antara komoditas tersebut dengan wilayah dimana komoditas
tersebut diusahakan.
Nilai tambah produk pertanian diciptakan melalui pengembangan
agroindustri skala menengah dan besar, akan tetapi agroindustri tersebut memiliki
kekumngan dalam penyerapan tenaga kerja. Untuk itu dalam rangka menciptakan
lapangan pekejaan dan mengatasi masalah penganggum, khususnya di wilayah
perdesaan, maka agroindustri yang dikembangkan adalah agroindustri skala kecil
dan rumah tangga (Supriyati dan Suryani, 2006).

Dari uraian diatas dapat ditarik benang merah bahwa pengembangan industri
pertanian merupakan wujud modemisasi sektor pertaniar~dengan memanfaatkan
hasil pcrtanian yang terjamin kontinuitasnya dalam bentuk komoditas unggulan

wilayah ataupun bempa komoditas spesifik wilayah. Pengembangan industri
pertanian dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk pertanian
dan menciptakan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu industri pertanian yang
sesuai dikembangkan adalah industri pertanian skala kecil yang membentuk
k e m i m dengan industri menengah dan besar.
Kegiatan perekonomian Kabupaten Kerinci saat ini masih bertumpu pada
sektor primer. Berdasarkan data keadaan sosial ekonomi Kabupaten Kerinci
Tahun 2007, diketahui bahwa aktivitas perekonomian penduduk Kabupaten
Kerinci menurut lapangan usaha, 6227% dari 137.203 jiwa penduduk yang
bekeja, pekejaannya berbasis pada sektor pertanian, 14,46% di sektor
jasa sebesar 12,01%, dan sisanya S,S7% diserap di berbagai
perdagangan, sekto~

sektor seperti sektor keuangan, angkutan, konstruksi dan lain-lain (Bappeda
Kabupaten Kerinci, 2008).
Peranan sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Kerinci tahun 2007
masih yang terbesar dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, yaitu
sebesar 50,13%. Di ddam sektur pertanian, sub sektor tamman bahan makanan
memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan nilai tambah, yang d i i i
oleh sub sektor tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan p e r i k a ~ ~ ~
Kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Kerinci tahun 2007 secara
rinci disajikan pada Tabel 1.

-

Tabel 1 Distribusi PDRB Atas Dasar Harrra Konstan Menurut Lapangan
- Usaha
Tahun
2003-2007.
. --- --- --Tahon

Lapangan Usaha

I. Pertanian
2. Pertambangaa dan Penngalian
-3. Industri ~ c < ~ o l a h a ~
4. Listrik dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, IIolel dan Restoran
7. Pengangkutan, Pos & Telekom
8. Keuanm dan Persewaan
9. Jasa
Total

-

2003
50,08
0,4 1
4,19
0,74
3,08
14,67
9,81
4.38
12;65
100

Sumber :BPS Kabupalen Kerinci Tahun 2003-2007

2004

49,95
0,40
4,11
0,77
3,34
14,43
9,93
4,37
12,69
100

ZOOS
%

50,5
0,39
4,04
0,77
3,60
14,59
9,78
4,38
12,40
100

2006

49,78
0,37
4,lO
0,78
3,73
14,65
9,94
4,30
12,36
100

2007

50,13
0,36
4,09
0,76
3,78
14,82
9,73
4,26
12,08
100

Besarnya peranan sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Kerinci
temyata tidak seimbang dengan ketersediaan lahan untuk menampung jumlah
tenaga kerja yang tersedia. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari tingkat
pengangguran terbuka di Kabupaten Kerinci tahun 2007 sebesar 9,79%, dimana
secara absolut jumlah orang yang aktif mencari pekerjaan tetapi belum

mendapatkan pekejaan adalah sebanyak 15.912 orang. Tingginya tingkat
pengangguran terbuka disebabkan olch berkurangnya lapangan pekerjaan di
sektor pertanian dan sebagian beralih pekerjaan ke sektor perdagangan dan jasa
yang umumnya tidak banyak menyerap tcnaga kerja (Bappeda Kabupaten Kcrinci,
ZOOS).
Berkurangnya lapangan pekerjaan di sektor pertanian disebabkan olch
keterbatasan luas lahan yang dapat dibudidayakan, karena adanya limitasi
kawasan bman nasional yang merupakan kawasan lindung clan kepemilikan lahan
yang dikuasai oleh sebagian orang atau pun kelompok Selain itu, pada masa
mendatang jumlah penduduk di Kabupaten Kcrinci diperkirakan akan t m
bertambah dan membutuhkan lahan untuk menampung aktivitas kehidupan,
sehingga perlu diupayakan suatu strategi kebijakan dalam mempersiapkan dan
menyedialcan lahan ataupun lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk
mengantisipasi tumbuhnya aktivitas masyarakat yang akan bedam&

pa&

kelestarian dan kcutuhan kawasan lindung .
Salah satu strategi clan kebijakan pembangunan yang dilakukan di
Kabupatcn Kerinci untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pembangunan
industri pertanian skala kecil. Jenis industri yang telah dijalankan di Kabupaten
Kerinci adalah industri pengolahan hasil pertanian terutama induslri makanan dan
minuman. Produk industri yang Tiasilkan sangat beragam sesuai dcngan jenis
bahan baku atau komoditas yang digunakan, diantaranya adalah :ubi kayu, tebu,
tembakau, kentang, kacang kedele dan kayu man's. Konlribusi sektor industri
pengolahan ini tcrhadap PDRB Kabupaten Kerinci memiliki tingkat pcrtumbuhan
sebesar 4,09% pada tahun 2007 @PS Kabupaten Kerinci, 2008).
Lokasi sentra indushi di Kabupaten Kcrinci sebagian besar berada di tiga
wilayah kccamatan, yaitu Kecamatan Sungai Pcnuh, Kecamatan Kayu Aro dan
Kecamatan Gunung Kerinci. Wilayah kecamatan lain di Kabupaten Kerinci pada

dasamya memiliki peluang yang sama untuk dibangun sentra industrinya, namun
sejauh ini belum tergali potensi yang diiilikinya. Dengan diketahuinya patensi
setiap wilayah kecamatan, diharapkan dapat diwujudkan pengembangan industri
pertanian di wilayah tersebut dalam rangka menciptakan pembangunan wilayah
yang berimbang.

Dari sisi pembangunan industri pertanian berkelanjutan (Soekartawi,
2005), pemanfaatan sumberdaya dam sebagai bahan baku industri perlu dijaga

keberlanjutannya dan diupayakan meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Pembangunan industri perbnian yang berkelanjutan di Kabupaten
Kerinci ini terkait dengan keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
yang merupakan kawasan liidung. Oleh karena itu strategi dan kebijakan
pembaagunan wilayah Kabupaten Kerinci

berupaya mempertimbangkan

keberadaan dan menjaga kelestarian TNKS tersebut.
Industri pertmian yang berorientasi bahan baku perlu dibangun d m
diarahkan pengembangannya dengan memperhatikan aspek-aspek manajemen clan
karmservasi sumber daya alam. Pemanfmtan sumkrdaya d a m berupa produk
p e r h i a n untuk kebutuhan indu&i pertanian di Kabupaten Kerinci saat ini
mengatidcan kcrlestatian kawasan TNKS, d i i a komoditas wrtanian yaag
umumya dibudidayakan adalah komodita~yang memiliki nilai ekonomi tinggi

imtuk wit ini, s s p h timman hcrrtikultura. Eudidaya tanzman tnortikultura di
Kabupaten

&MC~

keI?sWam I=?

dialokasikan pada kawasan TNKS, dan sangat mengancam
sgbagzli k a w m l i i g &an pgngatw tata air untuk k a w s m

bawahannya pada masa mendatang karena mengalami aljh fungsi lahan meqjadi
lahm budidaya tanaman hortikultm, meskipun komoditas yang dibudidayakm
merupakan komoditas unggulm ataupun bukan komoditas unggulan wilayah
Pencrlitian ini bsmpaya msmadukan strategi &,an kebijakm pembangu~an
wilayah yang diakukan di Kabupaten Kerinci yaiiu meningkatkan nilaj tambah
produk f ~ t m i m
yang msrupakan komoditas unggulai wilayah d m menciptakatl
lapangan k e j a bagi xnasyarakat melalui pengembangan industri pertanian, serta
berupaya a~enjagakekstarian dan keutuhm kawasan T m a n Nasicrnal Kerifici
Seblat (TNKS).

Rumusan Masalah
Upaya untuk meningkatkan nilai tambah pmduk pertanian d m
menciptakan lapangan pekejaan bagi masyarakat melalui industri pertanian telah
dilakukan oleh pemerintah beserta masyarakat Kabupaten Kerinci. Industri
pertanian yang tersedia adalah industri pengolahan produk makanan dan minuman
dalam skala kecil. Beberapa pernasalahan dalam upaya pengembangan indushi
pertanian di Kabupaten Kerinci diantaranya adalah:

1. Bahan baku industri berupa komoditas pertanian sangat beragam dan belum
diketahui komoditas yang menjadi unggulan prioritas wilayah,

2. Budidaya komoditas pertanian sebagian dialokasikan pada lahan konservasi,
sehingga mengancam kelestarian kawasan konservasi tersebut dimasa
mendatang;

3. Industri pertanian sebagian besat hanya terkosentcasi pada beberapa wilayah
kecamatan, sehingga b e l m terwujud keberimbangan pembangunan antar
wilayah di Kabupaten Kerinci.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan arahan wilayah
pengembangan industri pertanian berdasarkan potensi dan karakteristik wilayah
untuk mendukung strategi kebijakan pembangunan di Kabupaten Kerinci.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pertirnbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupatcn Kerinci
dalam merumuskan kebijakan pembangunan wilayah dengan menempatkan
industri pertanian sebagai sa1ah satu kegiatan masyarakat selain pertanian;

2. Menyediakan data dan informasi bagi pelaku pembangunan di Kabupaten
Kerinci dalam pembangunan dan pengembangan indusbi di wilayahnya.

Ruang Liigkup Penelitian
Pengembangan industri pertanian di Kabupaten Kerinci diupayakan
dengan memanfaatkan potensi komoditas unggulan yang dimiliki dalam skala
kecil ataupun skala menengah. Sedangkan arahan wilayah pengembangannya
ditentukan oleh karakteristik wilayah yang dimilikinya. Untuk itu ruang lingkup
kajian dalam penentuan arahan wilayah pengembangan industri pertanian dalam
pelitan ini di antaranya adalah:

1. Mengidentifikasi jenis komoditas unggulan wilayah, dan menetapkan
komoditas unggulan yang diprioritaskan budidayanya terkait dengan
pengembangan industri pertanian dan upaya melaksanakan konservasi
sumberdaya dam;
2. Menentukan lahan yang sesuai untuk budidaya komoditas unggdan prioritas;

3. Menentukan ketersediaan dan cadangan lahan budidaya komoditas unggulan
prioritas;

4. Menentukan jenis produk industri pertanian berdasarkan komoditas unggulan
prioritas yang dimiliki;
5. Menentukan lokasi industri pertanian yang akan dikembangkan berupa desa-

desa sentra industri pengolahan komoditas unggulan prioritas wilayah, dan

6. Memuskan arahan wilayah pengembangan industri pertanian.
Pendekatan Penelitian
Pengembangan industri pertanian diperlukan dalam rangka meningkatkan
nilai tambah produk pertanian dan menyediakan lapangan k e j a bagi masyarakat.
Pengembangan industri pertanian ini diupayakan dengan jalan memanfaatkan dan
mendayagunakan potensi sumberdaya yang d i m i l i oleh suatu daerah secara
maksimal dan proporsional. Potensi sumberdaya dam merupakan bahan baku
dalam aktivitas produksi industri pertanian, dimana bahan baku tersebut berupa
komoditas hasil pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, tersedia secara
kontinyu, banyak diusahakan oleh masyarakat dan mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat dalam bentuk komoditas unggulan wilayah.

Komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas unggulan prioritas dalam
rangka pengembangan industri pertanian dan menjaga kelestarian lingkungan
adalah komoditas yang memiliki keterkaitan dengan industri pertanian sebagai
w j u d keterkaitan antara ketersediaan bahan baku dan industri pengolahannya
serta dapat dibudidayakan dengan memperhatikan aspek-aspek manajemen dan
konsewasi sumberdaya dam. Strategi awal yang dilakukan adalah pemetaan
potensi komoditas unggulan prioritas wilayah di Kabupaten Kerinci.
Komoditas unggulan di dalarn suatu wilayah tidak hanya ditunjukkan
dengan keunggulan komparatifnya, akan tetapi juga perlu ditunjukkan oleh daya
dukung lahan bernpa kesesuaian dan ketersediaan lahan komoditas tersebut
terhadap kondisi biofisik wilayah. Untuk itu potensi komoditas unggulan prioritas
tersebut perlu dikaji melalui evaluasi kesesuaian lahan berdasarkan jenis data dan
informasi biofisik wilayah yang tersedia.
Upaya pengembangan industri perkmian sangat terkait dengan jenis dan
skala usaha yang akan dilaksanakan. Skala usaha industri yang akan
dikembangkan di Kabupaten Kerinci adalah industri skala kecil atau menengah,
yang diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja yang tersedia dan
meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Sedangkan jenis produk industri
yang &an dikembangkan ditentukan berdasarkan jenis komoditas unggulan
prioritas yang dimiliki. .
Sentra industri kecil dan menengah yang akan dikembangkan
membutuhkan lokasi yang tepat dari aspek biofisik wilayah dan memenuhi
kriteria lokasi yang telah ditetapkan. Selain itu penentuan lokasi sentra industri
kecil di Kabupaten Kerinci perlu mempertimbangkan zonasi pemanfaatan m g
wilayah dan keunggulan komparatif wilayah dalam menghasilkan komoditas
unggulan prioritas wilayah.
Selanjutnya dirumuskan arahan wilayah pengembangan industri pertanian
berdasarkan hasii kajian potensi sumberdaya wilayah dan potensi industri
pertanian yang akan dikembangkan serta karakteristik wilayah Kabupaten Kerinci.
Pendekatan penelitian secara rinci disajikan pada Gambar 1.

TINJAUAN PUSTAKA
Industri Pertanian
Industri pertanian merupakan bagian dari enam sub-sistem agribisnis yaitu
sub-sistem penyediaan sarana produksi clan peralatau, usaha tani, pengolahan hasil
(agroindustri), pemasaran, sarana dan pembinaan. Agroindustri dapat diartikan
dalam dua hal yaitu: pertama, agroindustri adalah industri yang berbahan baku
utama dari produk pertanian, dan kedua, agroindustri diartikan sebagai suatu
tahapan pembangunao sebagai lanjutan dari pembangunan pertanian, sebelum
tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri
(Soekartawi, 2005).
Menurnt Supriyati dan Suryani (2006), agroindustri merupakan industri
yang pada umumnya mengandahn sumberdaya lokal yang mudah rusak

(perishuble) tergantung kondisi alam, bersifat musiman serta teknologi dan
manajemennya akomodatif terhadap heterogenitas sumberdaya manusia (dari
tingkat s e d d a n a sampai teknologi maju) dengan kandungan bahan baku lokal
yang tinggi.

Menurut Saragih (2001), agroindustri adalah industri yang mempunyai
kaitan yang kuat dengan pertanian. Kaitannya dapat berbentuk sumber input alau
output yang digunakan di bidang pertanian. Agroindustri merupakan salah satu

sub sistem penting dalam sistim agribisnis, memiliki potensi untuk mendorong

pertumbuhan yang tinggi karena pangsa pasar dan nilai tambah yang relatif besar
dalam produksi nasional. Agroindustri dapat mempercepat transibrmasi struktur
perekonomian dari pertanian ke industri. Agroindustri juga dapat menjadi wahana
bagi usaha mengatasi kemiskinan karena daya jangkau dan spektrum kegiatannya
yang luas. Tidak kalah pentingnya, agroindustri umumya dapat diselaraskan
dengan usaha pelestarian lingkungan karena keterkailamya dengan kegiatan
budidaya pertanian.

Keterkaitan Sektor Pertanian dan Industri

Keterkaitan sektor pertanian dan sektor industri yang tangguh merupakan
salah satu syarat untuk dapat tercapainya transformasi struktural dari pertanian
(industxi primer) ke industri manufaktur (industri sekunder). Kaitan yang paling
sesuai adalah pengolahan produk-produk pertanian ke dalam pengembangan
agroindustri. Keterkaitan industri dengan sektor pertanian amat kuat apabila
sektor industri mempunyai keterkaitan ke belakang yang tinggi (King dan
Byerlee, 1978, dalam Kuncoro, 2003).
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi perekonomian dan
merupakan landasan perekonomian suatu negara. Sektor ini menjadi sumber
pangan, sandang dan papan yang bermutu, murah, dan berkesinambungan bagi
masyarakat. Selain itu sektor ini dimanfaatkan sebagai penyedia bahan baku bagi
industri lainnya dan sebagai pemasok tenaga kerja bagi sektor manufaktur dan
jasa di perkotaan (Ditjcn BP2HP, 2005).

Pembangunan pertanian yang difokuskan pada peningkatan produksi
pangan relatif cukup bcrhasil, walaupun peningkatan produksi belum berkorelasi
positif dengan tingkat kesejahteraan masyarakat perdesaan. Untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk perdesaan, pengembangan sektor pertanian hams
dibarengi dengan usaha non pertanian yaitu usaha perdagangan dan industri
pengolahan (Suhariyanto, 2008).
Tujuan dan Arab Pengembangan Agroindustri di Indonesia

Agroindustri memiliki peran strategis dalam upaya pemenuhan bahan
kebutuhan pokok, perluasan kesempatan kerja dan bcrusaha, pemberdayaan
produksi dalam negeri, perolehan devisa, pengembangan sektor ekonomi lainnya,
serta perbaikan perekonomian masyarakat di perdesaan. Salah satu arah kebijakan
yang perlu ditempuh dalam pembangunan pcrtanian jangka panjang adalah
mewujudkan agroindustri skala kccil di perdesaan dalam rangka meningkatkan
nilai tambah dan pendapatan petani. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
pengembangan agroindustri pedesaan diarahkan untuk: a) rnengernbangkan klaster

industri, yalcni industri pengolahan yang terintegrasi dengan sentra-sentra
produksi bahan baku serta sarana penunjangnya, b) mengembangkan industri
pengolahan skala rumah tangga dan kecil yang didukung oleh industri pengolahan
skala menengah dan besar, c) mengembangkan industri pengolahan yang punya
daya saing tinggi untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan dalam
negeri (Supriyati d m Suryani, 2006).

Peranan Agroindustri dalam Perekonomian Nasional
Sockartawi (2005) menyatakan bahwa agroindwti memiliki peranan besar

dalam perekonomian Indonesia, dengan alasan: 1) a g o i n d u d mampu menyerap
tenaga keja yang tinggi mengingat ciri agroindustri pedesaan bersifat padat karya

dan bersifat masal, 2) sumberdaya lokal bisa dipakai sehingga agroindustri bisa
meningkatkan nilai tambah dan selanjutnya meningkatkan keuntungan dan
pendapatan, 3) produk agroindustri yang baik kualitasnya dan mampu bersaing
bisa dipakai sebagai instrumen wtuk meningkatkan devisa negara, 4) semakin
meningkatnya kegiatan agroindustri berarti meningkatnya uang yang beredar di
masyarakat pedesaan dan mi akan menimbulkan side effect muneulnya kegiatan
lain di pedesaan dan akhimya b m meningkatkan daya beli masyarakat, 5) karena
agroindustri tidak bisa berkembang sendiri, maka akan muncul kegatan lain yang
menjadi komponen pendukung agroindustri tersebut

Peluang Pengembangan Agroindustri
Menurut Setiyanto (1998) dalam Supriati dan Suryani (2006) keunggulan
agroindustri yang mcmpakan peluang pengembangannya adalah :

1)

hgroindustri mengolah hasil pcrtanian sehingga tingkat ketergantungan
sektor ini relatif rendah terhadap bahan baku atau modal maupun kapital dari

luar negeri atau impor;
2)

Usaha di bidang agroindustri memiliki tingkat keuntungan yang tinggi
karena menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi clan dibutuhkan

oleh manusia yang senantiasa meningkat sesuai dengan perkembangan
jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraannya;

3)

Indonesia memiliki potensi input bagi agroindustri dalam jumlah yang relatif
besar baik potensi sumberdaya lahan maupun agroklimat;

4)

Input bagi agroindustri pada umumnya bempa bahan-bahan alamiah yang

dapat diperbaharui sehingga ramah terhadap lingkungan dan kontribusinya
besar tehadap upaya pelestarian sumberdaya dam clan lingkungan;

5)

Agroindustri merniliki keberlanjutan yang tinggi dengan pola penerapan
ymg tepat baik sccara mandiri maupun dengan kemitraan;

6)

Agroindustri secara makro melibatkan tenaga kerja dalam jumlah yang
sangat besar sehingga berfungsi menciptakan kesempatan keja dan

berusaha, peningkatan pendapatan dan tepat untuk program pengentasan
kemiskioan;
7)

Lokasi produksi pertanian umumnya berada di perdesaan, sedangkan
agroindustri yang bcrkembang di wilayah sentra produksi akan mampu
menciptakan daerah-daerah pertumbuhan maupun kota-kota baru, khususnya
di luar pulau J a w

8)

Agroindustri menghasilkan komoditas yang merupakan kebutuhan hidup
manusia seperti pangan, pakaian, dan penunahan termasuk juga hiburan;

9) Agroindustri menghasilkan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi;
10) Prod&-produk agroindustri bersifat lebii elastis dan juga dapat
dikembangkan agar memilii ketahanan relatif l e b i lama;
11) Apindustri merniliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan
keterkaitan ke depan @ward linkago) yang kuat dcngan sektor lainnya,

schingga menggerakkan agroindustri akan menggerakkan seMor hulu dan
sektor hilirnya
Sentra Industri Kecil
Sentra industri kecil adalah sekumpulan kegiatan industri kecil dan sejenis
yang lokasinya mengclompok pada fokasi yang tidak terlalu berjauhan @itjen
Bangda, 1996). Pengembangan industri pertanian dalam bentuk Sentra Usaha

Kecil dan Menengah (LJKM) merupakan upaya membangun pusat kegiatan bisnis
di kawasan atau lokasi tertentu dimana terdapat UKM yang menggunakan bahan
baku dan sarana yang sama, menghasilkan produk yang sama atau sejenis serta
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bagian integral dari klaster atau
sebagai titik masuk (entry point) dari upaya pengembangan klaster (Meneg
Koperasi UKM, 2005).
Menurut Gibbs dan Bernat (1997), klaster industri didefinisikan sebagai
suatu kelompok industri yang lokasinya berdekatan satu sama lain dan saliig
membutuhkan. Klaster tersebut berupa kumpulan industri pengokhan yang
berlokasi di dalam suatu kawasan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

dalam p e d t a n sumber daya alam, wilayah pasar, tenaga kerja, dan efesiensi
biaya tmnsportasi.
Menurut Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal,
Bappcnas (2004), klastcr addah konsentrasi geografis berbagai kegiatan usaha di

kawasan tertentu yang s a h sama lain saling melengkapi, d i n g bergantung, dan
saliig bersaing dalam mclakukan aktivitas bisnis. Perusahaan atau industriindustri tersebut memiliki persamaan kebutuban terhadap tenaga keja,teknologi,

dan infrastruktur.

Kritcria pertimbangan dalam penentuan jenis industri pengolaban hasil
pertanian menurut Kustanto (1999) terdiri dari:

1. Kondisi bahan baku
Gileria bahan baku sangat mempengaruhi kelangsungan industri ymg akan
dikembangkan, karena menyangkut jaminan kontinuitas k c t e r s e d i bahan
baku dalam mendukung aktivitas produksi.

2. Peluang pasar
Kriteria peluang pasar menunjukkan prospck kebutul~aiproduk industri

pertanian untuk pasar &lam negeri maupun ekspor.

3. Nilai tambah produk
Kriteria nil& tambah produk menunjukkan besarnya keuntungan yang
diperoleh apabila produk industri tersebut diiembangkan.

4. Teknologi yang sudah digunakan
Kriteria teknologi mempengaruhi produk industri pertanian yang diiillcan,
karena kriteria ini ditujukan untuk m e l i i t apakah produk industri yang
dihasilkan sudah menggunakan teknologi baik di dalam maupun luar negeri.
Apabila produk yang akan dikembangkan baru pada tahapan skda
laboraturium, berarti teknologinya belum teamin.

5. Penyerapan tenaga kerja
Kriteria penyerapan tenaga kerja digunakan untuk melihat apaka