PENGETAHUAN MASYARAKAT
PENGETAHUAN MASYARAKAT
Pengetahuan mengenai negara kepulauan In- donesia secara umum sangat buruk. Hal ini mencerminkan kegagalan kurikulum dan media pendidikan nasional untuk dapat menjelaskan dasar-dasar pengetahuan geografis, serta kepentingan sosial dan ekonomi dari laut yang dimiliki Indonesia. Ragam pengetahuan wanita dibandingkan pria sangat kecil, demikian pula ragam pengetahuan ditinjau dari aspek usia.
Contoh kegagalan ini adalah sebagai berikut: Sekitar 20% orang Indonesia tidak tahu di laut mana letak Indonesia
Sikap dan persepsi......( 46-52)
Pesisir & Lautan Volume 3, No.3, 2001
Sebagian besar masyarakat (52%) menganggap pedalaman menganggap bahwa terumbu karang bahwa Indonesia memiliki kurang dari 2500
adalah benda mati, sementara hanya sembilan buah pulau (jumlah yang benar adalah 17.500
persen dari penduduk pesisir memiliki lebih!). Lebih jauh, 24% dari responden tidak
anggapan yang sama.
memiliki gambaran sama sekali mengenai 79% masyarakat tidak tahu nama Menteri jumlah pulau di Indonesia
Kelautan dan Perikanan dan 41% tidak Hanya empat persen dari masyarakat tahu
mengetahui Departemen yang bertanggungja- bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman
wab dalam pengelolaan pesisir dan lautan hayati terbesar di dunia; 43% menganggap
(hanya 19% yang dapat mengidentifikasi bahwa Jepang memiliki spesies ikan dan
Departemen yang baru ini secara benar). karang yang terbanyak, 23% menganggap Cina Yang dianggap tergolong dalam sumberdaya laut yang memiliki paling banyak spesies ikan dan
adalah ikan, rumput laut, kerang, garam, mutiara karang, 17% Filipina dan Malaysia, 15%
dan udang, sementara minyak, tripang, bintang Amerika Serikat, dan 14% Australia.
laut, ubur-ubur, serta mangrove adalah hal-hal Persepsi masyarakat beragam sejalan dengan
yang tidak diidentifikasi sebagai sumberdaya laut. ragam lokasi dimana mereka tinggal dan terlihat Kampanye Selamatkan Terumbu Karang kurangnya pengetahuan dalam hal-hal yang
(SeKarang!) dikenal secara luas melalui me- mendasar sekalipun mengenai fenomena yang
dia - 52% responden mengatakan pernah ada di luar wilayah tinggalnya. Sebagai contoh,
melihat logo SeKarang! tersebut dibandingkan 28% dari responden di Jabotabek dan 23%
dengan 46% logo WWF, 14% logo Proyek responden Lampung menganggap bahwa Pulau
Pesisir, dan 11% logo KEHATI. Jawa adalah pulau yang terbesar; hanya 13%
dari responden Kalimantan Timur dan 11% dari PEMANFAATAN SUMBERDAYA
responden Sulawesi Utara memiliki anggapan Karena sebagian besar data yang didapat yang sama. Hal yang sama mengenai terumbu dari survei berkaitan erat dengan lokasinya, karang, 20% reponden yang tinggal di desa generalisasi yang dilakukan dalam pemanfaatan
Gambar 1. Persepsi Masyarakat mengenai Ancaman terhadap Sumberdaya Pesisir dan Laut
Sikap dan persepsi......( 46-52) sumberdaya pesisir dan laut sangat terbatas. tangga, biaya pendidikan, pengangguran, dan
Terdapat tiga temuan yang menarik untuk keamanan. Isu perlindungan laut terhadap diperhatikan, yaitu:
pencemaran tersebut berada di atas masalah Pemanfaatan sumberdaya laut yang utama oleh seperti krisis ekonomi, masalah sampah, jalan masyarakat secara umum adalah pemanfaatan rusak, kejahatan/kriminal, kemiskinan, dan sumberdaya yang dipandang sebagai “sumber stabilitas politik. pangan untuk dikonsumsi pribadi/keluarga”,
Dalam hal pentingnya sumberdaya alam, “sumber pangan untuk dijual”, “sarana responden menempatkan isu tersebut pada urutan transportasi laut”, serta “sumber produk- di bawah perhatian terhadap isu penghasilan, produk laut untuk dijual secara lokal” (misalnya kemampuan untuk menghidupi keluarga, standar pasir, kerang, dan lain lain). Tiga jenis hidup, dan pendidikan. Namun pentingnya sumberdaya laut yang dianggap sangat penting sumberdaya alam menempati peringkat di atas bagi rumah tangga adalah ikan (99%), garam pentingnya keinginan untuk membeli baju baru dan (84%), udang (58%), cumi-cumi (47%), menyelenggarakan pesta perkawinan yang besar. kepiting (33%), kerang (28%), rumput laut Selanjutnya dapat disimpulkan adalah bahwa (27%) dan pasir (17%).
responden memiliki perhatian pada kelestarian Melancong adalah rekreasi yang populer di sumberdaya alam. Hal ini dapat ditunjukkan dari wilayah pesisir dan laut (89%), diikuti oleh 47% responden yang menganggap bahwa kondisi berenang (42%), memancing (6%), laut di Indonesia semakin memburuk sembahyang (5%), makan (4%), dan snorkel- (dibandingkan dengan 14% yang menganggap ing/menyelam, berjalan-jalan, bermain, dan kondisinya sama saja dan 25% yang menganggap bersantai (masing-masing kurang dari 2%).
bahwa kondisi laut semakin membaik). 73% orang Indonesia dilaporkan dapat
Gambar 1. di bawah ini menunjukan secara berenang, dengan presentasi lebih besar bagi rinci hal-hal yang dianggap sebagai ancaman penduduk di wilayah pesisir (82% vs. 68% terhadap sumberdaya serta kualitas lingkungan penduduk pedalaman). Namun demikian, 70% pesisir dan laut. Pertanyaan lebih rinci yang dari yang perenang-perenang tersebut hanya diajukan kepada responden lebih jauh berenang tiga bulan sekali. Ada perbedaan memberikan gambaran mengenai sikap dan besar dalam jumlah yang tidak dapat berenang persepsi masyarakat akan kegiatan industri - hanya 11% pria dilaporkan tidak dapat kelautan dan kegiatan yang berkaitan sumberdaya berenang dibandingkan dengan 44% wanita.
laut. Berikut ini adalah butir-butir yang mencer- minkan sikap dan persepsi tersebut.
SIKAP DAN PERHATIAN MASYARAKAT
Nelayan yang meggunakan teknik ilegal harus Sebagian besar pertanyaan dalam survei ini
dihukum (82%)
difokuskan pada sikap dan anggapan masyarakat Kura-kura laut dan lumba-lumba yang mengenai kondisi dan pengelolaan sumberdaya
tertangkap harus dilepaskan kembali (81.5%) pesisir dan lautan. Dari temuan berikut ini Ikan yang belum cukup umur harus dilepaskan (Gambar 1) terlihat bahwa meskipun tingkat
kembali ke laut (78%)
pengetahuan umum masyarakat rendah, terlihat Saya bersedia untuk ikut serta dalam kegiatan bahwa ada perhatian dan rasa kepentingan yang
perlindungan sumberdaya pesisir dan laut kuat dalam isu-isu kelautan serta terdapat
dukungan (konstituen) yang signifikan dalam Kembangkan sistem musim tertutup bagi perbaikan perngelolaan sumberdaya tersebut.
penangkapan ikan sehingga cadangan sumber- Responden menempatkan “perlindungan laut
daya perikanan dapat pulih kembali (70%) terhadap pencemaran” di urutan keenam dari Bila masyarakat tidak berbuat apapun, kita tidak masalah-masalah di Indonesia yang dianggap
dapat lagi tergantung pada sumberdaya laut mendesak untuk segera ditangani. Urutan di
atasnya (dari urutan ke satu hingga ke lima) adalah Kerusakan hutan akan berakibat pada kerusakan masalah-masalah biaya hidup, pendapatan rumah
wilayah pesisir dan laut (64%)
Pesisir & Lautan Volume 3, No.3, 2001
Gambar 2 berikut ini merinci lembaga- pengelolaannya sangat kurang. Keterbatasan lembaga atau kelompok yang berkepentingan pengetahuan dasar tersebut memicu ketidak- (stakeholders) yang dirasakan masyarakat mampuan masyarakat untuk terlibat dalam proses sebaiknya dipercayai untuk mengelola pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumberdaya pesisir dan lautan. Pandangan ini kebijakan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan memberikan gambaran lebih jauh mengenai lautan. Tidak terlibatnya masyarakat dalam proses penekanan akan pentingnya keragaman keahlian pengambilan keputusan bagi kebijakan dan lembaga yang terlibat dalam menangani pemanfaatan sumberdaya akan berakibat pada masalah pesisir dan lautan yang kompleks.
tidak terwakilinya kepentingan masyarakat tersebut. Lebih jauh, dampak positif pengelolaan
DISKUSI
dan/atau pemanfaatan tidak dapat dirasakan oleh Temuan-temuan survei mengungkapkan fakta masyarakat itu sendiri. bahwa masyarakat Indonesia menyadari penting-
Kenyataan di atas merupakan hal yang terkait nya sumberdaya pesisir dan lautan sebagai sumber satu sama lain. Di satu pihak, masyarakat ingin penunjang kehidupannya. Hal ini tercermin dari terlibat dalam pengelolaan sumberdaya, sementara anggapan bahwa sumberdaya pesisir dan laut di pihak lain, pengetatuhan dasar yang dimiliki merupakan sumber utama bahan pangan yang kurang. Hal ini secara nyata ditunjukan dalam dikonsumsi sehari-hari. Fakta juga menunjukkan hasil survey bahwa masyarakat memerlukan bahwa masyarakat memberikan perhatian besar bimbingan, petunjuk, serta koordinasi dari pihak- terhadap ketersediaan sumberdaya pesisir dan pihak lain yang berkepentingan. Untuk lautan bagi generasi yang akan datang. Di samping memutuskan mata rantai tersebut, perhatian yang itu, masyarakat secara umum bersedia terlibat khusus harus diberikan kepada pendidikan umum dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya (public educations). Hal ini dapat dilakukan serta ekosistem pesisir dan laut.
melalui pembenahan kurikulum di bidang Berlawanan dengan kenyataan di atas, fakta pendidikan formal, peningkatan kapasitas melalui menunjukan bahwa pengetahuan dasar mengenai pelatihan, penyuluhan tentang pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut terutama bagi sumberdaya pesisir dan laut, serta upaya-upaya
Gambar 2. Peringkat yang diberikan masyarakat mengenai siapa yang harus diberi tanggung jawab dalam
pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut
Sikap dan persepsi......( 46-52) pembangunan kemampuan kelembagaan di
Makalah ini merekomendasikan kampanye instansi-instansi yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan masyarakat yang terfokus yangsangat wilayah pesisir dan lautan, utamanya Departemen diperlukan untuk membangunan basis pengetahuan Kelautan dan Perikanan.
bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan dan kebijakan sumberdaya. Di samping itu, bimbingan, dukung-
KESIMPULAN
an, serta koordinasi dengan stakeholders yang lain Hasil survei nasional ini menyajikan tiga yang diperlukan oleh masyarakat diberikan tantangan utama bagi Departemen Kelautan dan dengan proporsi yang tepat. Hal yang juga penting Perikanan dan pihak-pihak lain yang berkepen- adalah untuk selalu memonitor denyut nadi tingan dengan kebijakan dan pengelolaan kelautan pendapat masyarakat, sehingga survei semacam Indonesia.
ini secara rutin sangat diperlukan dan perluasan Yang pertama adalah kenyataan bahwa wilayah survei ke propinsi-propinsi yang belum pengetahuan formal masyarakat Indonesia tentang tercakup sangat direkomendasikan. sumberdaya pesisir dan laut yang ada kurang. Hal
ini berakibat pada kurangnya dasar pemikiran bagi UCAPAN TERIMAKASIH
pengambilan keputusan tentang pemanfaatan Tim penulis mengucapkan terima kasih langsung sumberdaya pesisir dan laut tersebut. kepada Bapak John Farnel dan Ibu Astiti Di samping itu kenyataan di atas mengakibatkan Suhirman dari MBL-Consensus atas bantuannya kurangnya kemampuan masyarakat untuk berperan yang diberikan. Terima kasih kami haturkan pula langsung dan memberikan kontribusi yang kepada staf lapangan Proyek Pesisir yang telah signifikan dalam perumusan kebijakan kelautan. memberikan dukungan yang luar biasa dalam
Yang kedua adalah masyarakat Indonesia pelaksanaan wawancara di propinsi-propinsi menempatkan nilai yang tinggi bagi sumberdaya Lampung, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara. pesisir dan laut bagi tujuan pemanfaatan Versi bahasa Inggris yang lebih singkat dari pa- fungsional (misalnya sebagai sumber pangan) dan per ini dipublikasikan di NRM Newsletter. amenitas (misalnya rekreasi). Masyarakat
memberikan perhatian yang tinggi dalam hal REFERENSI
penurunan nilai sumberdaya pesisir dan laut serta Dahuri, R. and I.M. Dutton (2000) Integrated Coastal and mengkaitkan kualitas sumberdaya tersebut pada
Marine Management Enters a New Era in Indonesia,
kualitas hidup mereka dan bersedia untuk ikut Integrated Coastal Zone Management, 1:11-16. serta dalam upaya tersebut.
Farnell, J. and A. Suhirman (2000) National benchmark
Yang terakhir adalah bahwa dalam perumus- Study: Exploration and measurement of Public Atti-
tude to Conservation and use of Marine Resources,
an kebijakan bagi wilayah pesisir dan lautan, para
MBL Consensus Market Research Summary Report
penentu kebijakan harus memberikan perhatian
to Proyek Pesisir, Jakarta, 108pp.
penuh baik kepada kepentingan masyarakat secara Proyek Pesisir (2000) Year 4 Workplan, Coastal Re- umum dan kepentingan lembaga yang mewakili
sources Management Project Administration Report
kepentingan masyarakat tersebut. Kepercayaan
AR/00/01/E, Coastal Resources Center, University
publik terhadap lembaga-lembaga formal pada
of Rhode Island, Jakarta.
saat ini sangatlah rentan. Efektivitas bentuk- Storey, D. (2000) Sikap-sikap dan perilaku mengenai bentuk pengelolaan yang telah direformasi atau
pengelolaan lokal sumerdaya terumbu karang: model-
bentuk-bentuk pengelolaan baru akan sangat
model dari survei masyarakat di Riau, Sulawesi
tergantung pada kepercayaan publik yang harus Selatan dan Papua Utara (Attitudes and behaviors re-
lated to local management of marine resources: mod-
dibangun sejalan dengan proses kebijakan. Di
els from a survey of the public in Riau, South Sulawesi
samping itu, efektivitas pengelolaan tersebut juga
and Papua, presentation to the Second National
akan tergantung pada perhatian yang diberikan
Coastal Conference (Konas II), 15-17 May, 2000,
kepada konstituen yang lebih luas yang ada dalam
Makassar, 22pp.
setiap proses pengambilan keputusan di tingkat Strain, J., S. Thomson and B. Rahardian (2000) Coral Reef lokal maupun nasional.
and Marine Resource Public Awareness: Findings from Benchmark Research, Taylor Nelson Sofres and Johns Hopkins University, Jakarta.
Pesisir & Lautan Volume 3, No.3, 2001
Banning, J (ed.), Christine Claaz and Shireen Lateef (2000), Gender and Development: Weaving a Balanced Tapestry, Asian Development Bank Publications, Manila, Philippines, 36 pp.