20
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Material kayu sudah digunakan sebagai bahan konstruksi telah lama dikenal oleh masyarakat. Kayu dipilih sebagai bahan struktur karena ringan dan
memerlukan peralatan yang sederhana dalam proses pengerjaannya. Selain merupakan bahan yang mudah pengerjaannya, kayu juga mudah ditemukan di
alam. Kayu bersifat
renewable
yaitu sumbernya menjamin ketersediaan sepanjang masa selama pengelolaan sumber daya alamnya dilakukan secara lestari
Surjokusumo dkk, 2003 dalam Ali Awaluddin, 2005. Artinya, jika pohon-pohon ditebang untuk diambil kayunya, maka tanah hutan harus segera ditanami kembali
dengan bibit pohon baru agar sumber kayu tidak habis. Diperkirakan untuk masa- masa mendatang, kayu akan selalu tetap dibutuhkan sebagai bahan konstruksi.
Sebagai bahan dari alam, kayu dapat terurai secara sempurna sehingga tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu Awaluddin dkk, 2005.
Penggunaan material kayu sebagai bahan konstruksi didasari oleh faktor kekuatan serta faktor estetika sebagai bahan dekorasi di samping bahan
konstruksi. Hal tersebut disebabkan oleh fisik alami pada kayu yang memliki bermacam warna dan jenis serat. Penampakan alaminya dapat meningkatkan
keindahan bangunan khususnya untuk struktur terbuka
exposed structures
. Kayu diketahui memiliki beberapa sifat istimewa, seperti sifat
higroskopis
yaitu kemampuan kayu untuk menyerap dan melepaskan kembali uap atau cairan dengan baik, memiliki sifat elastis sehingga mudah dibentuk, ulet, memiliki
21
ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus maupun sejajar seratnya, dan awet apabila dirawat dengan baik. Sifat-sifat ini menjadikan material kayu
memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan material lainnya, seperti beton, baja atau kaca.
Secara umum, penggunaan material kayu dalam bidang konstruksi yang dikenal ialah kolom tiang. Kolom merupakan komponen struktur yang memiliki
peran penting sebagai penahan beban akibat gaya aksial. Suatu batang dapat memikul tarik, tekan, momen ataupun kombinasinya. Kegagalan kolom akan
menyebabkan keruntuhan pada komponen struktur lain yang berhubungan dengan kolom tersebut. Hal ini disebabkan oleh panjang, lebar, bentuk, dan tinggi suatu
komponen struktur yang mempengaruhi tekukan yang akan terjadi. Tekuk kolom umumnya hanya mengalami kombinasi momen dengan tekan. Banyak orang telah
meneliti dan mengemukakan teori tentang tekuk pada kolom, salah satunya adalah Leonhardt Euler pada tahun 1759.
Umumnya kolom berbentuk bujur sangkar. Jika kolom berpenampang bujur sangkar tidak mampu menahan tekuk, maka dapat digunakan kolom ganda
yang disambung dengan klos dan baut. Kolom ganda ini biasanya disebut juga kolom berspasi. Kolom berspasi memiliki dua sumbu utama yang melalui titik
berat penampang, yaitu sumbu bahan dan sumbu bebas bahan.
Melalui percobaan ini penulis ingin melihat sejauh mana perhitungan kekuatan kayu ganda dengan klos yang disambung dengan baut, serta
pengaruhnya terhadap sumbu bahan dan bebas bahan. Pengujian tekuk dilakukan dengan alat pengujian tekuk modifikasi di laboratorium struktur.
22
Garis terputus menunjukkan diagram kolom tertekuk
a b
c d
e f
Nilai K
c
teoritis 0,5
0,7 1,0
1,0 2,0
2,0 Nilai K
c
yang dianjurkan untuk kolom yang mendekati kondisi
idiil 0,65
0,80 1,2
1,0 2,10
2,0
Kode ujung Jepit
Sendi Hall tanpa putaran sudutJepit bergoyang
Ujung bebasJepit bebas
Gambar 1.1. Jenis Tekuk Kolom Euler
Mengacu pada uraian diatas, penulis akan mencoba menganalisa teori maupun perumusan tekuk kolom ganda dengan melakukan penelitian di
laborator ium sesuai dengan judul “Analisisdan Eksperimen Kolom Kayu Ganda
Terhadap Sumbu Bahan serta Sumbu Bebas Bahan
”.
1.2. Tujuan Penelitian