tersedia di publik dapat berupa peraturan keuangan lain seperti pajak bangunan property atau suku bunga danatau beta saham termasuk
rating perusahaan. Dalam hipotesis ini, investor tidak dapat memperoleh abnormal returns dengan menggunakan strategi yang
dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik. 3.
Hipotesis pasar efisien bentuk kuat Strong Form Menurut hipotesis ini, harga yang terjadi merupakan cerminan
dari semua informasi yang ada, baik informasi publik public information maupun informasi pribadi private information. Jadi,
hipotesis bentuk kuat mencakup keseluruhan informasi historis yang relevan dan juga informasi yang ada di publik yang relevan,
disamping itu juga merupakan informasi yang hanya dapat diketahui oleh beberapa pihak saja, seperti manajemen perusahaan, dewan
direksi, dan kreditor.
2.2 Teori Sinyal Signaling Theory
Menurut Besley dan Brigham 2008:517 sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin
agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke
Universitas Sumatera Utara
investor. Manajer bisa melakukan pengungkapan informasi lebih, sebagai sinyal yang lebih credible Hanafi, 2005:316.
Menurut Sulistyanto 2008:65, teori sinyal signaling theory digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan
perusahaan untuk untuk member sinyal positif maupun negtaif kepada pemakainya. Teori sinyal berkaitan dengan Internet Financial Reporting
dikarenakan teori ini dapat memberikan alasan sinyal berupa informasi yang diberikan oleh perusahaan yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan
tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengurangi asimetris informasi yang antara perusahaan dengan pihak investor dan publik. Asimetris informasi yang terjadi
biasanya muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham
dan stakeholder lainnya.
2.3 Teori Keagenan Agency Theory
Teori keagenan agency theory dikembangkan tahun 1970-an oleh Jensen dan Meckling 1976 pada tulisannya
yang berjudul “Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs, and ownership structure
”. Jensen dan
Meckling 1976 menjelaskan bahwa hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih principal mempekerjakan orang lain agent untuk memberikan
suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan. Dalam hal ini principal adalah pihak investor dan yang disebut dengan agent
adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Hubungan keagenan berarti terdapat adanya pemisahan fungsi antara kepemilikan di pihak investor dan
Universitas Sumatera Utara
pengendalian di pihak manajemen. Teori keagenan akan muncul apabila terjadi perbedaan dalam hal kepentingan masing-masing pihak dalam rangka
memperbesar keuntungan. Dalam teori keagenan, terdapat tiga macam hubungan keagenan, yaitu:
1. hubungan keagenan antara manajer dengan pemilik Bonus Plan Hypothesis,
2. hubungan keagenan antara manajer dengan kreditur DebtEquity Hypothesis dan
3. hubungan keagenan antara manajer dengan pemerintah Political Cost Hypothesis.
David 2006:47 menyatakan bahwa teori keagenan agency teory adalah sekelompok gagasan mengenai pengendalian organisasi yang didasarkan pada
keyakinan bahwa pemisahan kepemilikan dengan manajemen menimbulkan potensi bahwa keinginan pemilik diabaikan. Hubungan keagenan, seperti
hubungan antara pemegang saham dengan manajer, akan efekti selama manajer mengambil keputusan investasi yang konsisten dengan kepentingan pemegang
saham. Masalah keagenan sering terjadi prinsipal dan agen. Masalah ini dapat
diatasi dengan beberapa cara, dengan mendesain suatu penghargaan reward yang memotivasi agen agar bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal.
Cara lain adalah dengan mengawasi tindakan dari agen, dan itu adalah ketika informasi keuangan ditampilkan. Jika prinsipal memiliki akses kepada laporan
keuangan yang informatif, mereka dapat menilai prestasi dari agen Dunn,
Universitas Sumatera Utara
2010:8. Praktik Internet Financial Reporting dapat dijadikan alat bagi agen untuk menyampaikan informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak
keagenan. Alasan yang mendasari perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan kepada shareholder dijamin dalam
hubungan antara prinsipal dan agen. Laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Sehingga sebagai wujud
pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan sukarela yang lebih luas Dunn,
2010:8.
2.4 Pengungkapan Laporan Keuangan 2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan