Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

(1)

LAMPIRAN

1. DATA POPULASI PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2012-2014

No. Nama Perusahaan

1 Agung Podomoro Land Tbk. 2 Alam Sutera Realty Tbk. 3 Bakrieland Development Tbk. 4 Bekasi Asri Pemula Tbk

5 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. 6 Bhuwanatala Indah Permai Tbk. 7 Bukit Darmo Property Tbk. 8 Bumi Citra Permai Tbk. 9 Bumi Serpong Damai Tbk. 10 Ciputra Development Tbk. 11 Ciputra Property Tbk. 12 Ciputra Surya Tbk.

13 Cowell Development Tbk. 14 Danayasa Arthatama Tbk. 15 Duta Anggada Realty Tbk. 16 Duta Pertiwi Tbk.

17 Eureka Prima Jakarta Tbk. 18 Fortune Mate Indonesia Tbk. 19 Gading Development Tbk

20 Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 21 Greenwood Sejahtera Tbk.

22 Indonesia Prima Property Tbk. 23 Intiland Development Tbk. 24 Jaya Real Property Tbk.

25 Kawasan Industri Jababeka Tbk. 26 Lamicitra Nusantara Tbk. 27 Lippo Cikarang Tbk. 28 Lippo Karawaci Tbk.

29 Megapolitan Developments Tbk. 30 Metro Realty Tbk.

31 Metropolitan Kentjana Tbk. 32 Metropolitan Land Tbk. 33 Modernland Realty Tbk. 34 Nirvana Development Tbk. 35 Pakuwon Jati Tbk.

36 Perdana Gapuraprima Tbk. 37 Pikko Land Development Tbk. 38 Plaza Indonesia Realty Tbk.


(2)

39 Pudjiadi Prestige Tbk.

40 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 41 Roda Vivatex Tbk.

42 Sentul City Tbk. 43 Sitara Propertindo Tbk. 44 Summarecon Agung Tbk. 45 Suryamas Dutamakmur Tbk.

2. DATA SAMPEL PENELITIAN PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE TAHUN 2012-2014

No Nama

Perusahaan

Ket. Website Tk.

Info

Total Frekuensi

Saham (Kali) 1 Agung

Podomoro Land Tbk.

1 www.agungpodomoroland. com

29 626.000

2 Alam Sutera Realty Tbk.

1 www.alamsuterarealty.co.id 31 1.353.000 3 Bakrieland

Development Tbk.

1 www.bakrieland.com 37 374.000

4 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk.

1 www.bekasifajar.com 17 524.000

5 Bhuwanatala Indah Permai Tbk.

1 www.bipp.co.id 28 93.000

6 Bukit Darmo Property Tbk.

1 www.bukitdarmoproperty.c om

27 24.000 7 Bumi Citra

Permai Tbk.

1 www.bumicitrapermai.com 6 247.000 8 Bumi Serpong

Damai Tbk.

1 www.bsdcity.com 27 1.068.000 9 Ciputra

Development Tbk.

1 www.ciputradevelopment.c om

33 674.000

10 Ciputra Property Tbk.

1 www.ciputraproperty.com 26 342.000 11 Ciputra Surya

Tbk.

1 www.ciputrasurya.com 34 256.000 12 Cowell

Development Tbk.


(3)

13 Danayasa Arthatama Tbk.

1 www.scbd.com 20 0,69

14 Duta Anggada Realty Tbk.

1 www.dutaanggada.com 30 56.000 15 Duta Pertiwi

Tbk.

0 - 0 0,74

16 Fortune Mate Indonesia Tbk.

1 www.fmiindo.com 24 6.000

17 Gowa Makassar Tourism Development Tbk.

1 www.tanjungbunga.com 8 2.000,01

18 Greenwood Sejahtera Tbk.

1 www.greenwoodsejahtera.c om

31 58.000 19 Indonesia

Prima Property Tbk.

1 www.ipp.co.id 26 0,02

20 Intiland Development Tbk.

1 www.intiland.com 34 426.000

21 Jaya Real Property Tbk.

1 www.jayaproperty.com 30 6.000,17 22 Kawasan

Industri Jababeka Tbk.

1 www.jababeka.com 33 626.000

23 Lamicitra Nusantara Tbk.

1 www.lamicitra.com 12 121.000 24 Lippo Cikarang

Tbk.

1 www.lippo-cikarang.com 32 478.000 25 Lippo

Karawaci Tbk.

1 www.lippokarawaci.co.id 32 1.228.000 26 Megapolitan

Developments Tbk.

1 www.megapolitan-group.com

31 36.000

27 Metro Realty Tbk.

1 metrorealty.co.id 4 0,036

28 Metropolitan Land Tbk.

1 www.metropolitanland.com 31 117.000 29 Metropolitan

Kentjana Tbk.

1 www.pondokindahgroup.co .id

14 0,57

30 Modernland Realty Tbk.

1 www.modernland.co.id 31 554.000 31 Pakuwon Jati

Tbk.


(4)

32 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.

1 www.ristiagroup.co.id 17 80.000

33 Roda Vivatex Tbk.

1 www.rodavivatex.co.id 17 0,1 34 Sentul City

Tbk.

1 www.sentulcity.co.id 10 1.025.000 35 Summarecon

Agung Tbk.

1 www.summarecon.com 37 734.000 36 Suryamas

Dutamakmur Tbk.

1 www.rancamaya.com 16 68.000

37 Bekasi Asri Pemula Tbk

0 - 0 359.000

38 Gading Development Tbk

1 www.gadingdevelopment.c om

14 644.000

39 Nirvana Development

1 www.nirvanadevelopment. com

18 629.000 40 Plaza Indonesia

Realty Tbk

1 www.plazaindonesiareaalty .com

24 0,87

41 Perdana Gapuraprima Tbk.

1 www.gapuraprima.com 16 133.000

3. DATA FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN

PROPERTY DAN REAL ESTATE 2012-2014 No. Nama Perusahaan

Tahun Total

Frekuensi Saham (Kali)

2012 2013 2014

1. Agung Podomoro Land Tbk.

79.000 209.000 338.000 626.000 2. Alam Sutera Realty

Tbk.

297.000 511.000 545.000 1.353.000 3. Bakrieland

Development Tbk.

277.000 89.000 8.000 374.000 4. Bekasi Fajar

Industrial Estate Tbk.

55.000 190.000 279.000 524.000

5. Bhuwanatala Indah Permai Tbk.

62.000 22.000 9.000 93.000

6. Bukit Darmo Property Tbk.

4.000 4.000 16.000 24.000

7. Bumi Citra Permai Tbk.


(5)

8. Bumi Serpong Damai Tbk.

223.000 404.000 441.000 1.068.000 9 Ciputra

Development Tbk.

96.000 252.000 326.000 674.000 10. Ciputra Property

Tbk.

46.000 172.000 124.000 342.000 11. Ciputra Surya Tbk. 68.000 83.000 105.000 256.000 12. Cowell

Development Tbk.

56.000 212.000 546.000 814.000 13. Danayasa

Arthatama Tbk.

0,14 0,10 0,45 0,69

14. Duta Anggada Realty Tbk.

37.000 16.000 3.000 56.000

15. Duta Pertiwi Tbk. 0,41 0,28 0,32 0,74

16. Fortune Mate Indonesia Tbk.

2.000 2.000 2.000 6.000

17. Gowa Makassar Tourism

Development Tbk.

0,01 1.000 1.000 2.000,01

18. Greenwood Sejahtera Tbk.

32.000 22.000 4.000 58.000

19. Indonesia Prima Property Tbk.

0,01 0,01 - 0,02

20. Intiland

Development Tbk.

84.000 115.000 227.000 426.000 21. Jaya Real Property

Tbk.

0,17 3.000 3.000 6.000,17

22. Kawasan Industri Jababeka Tbk.

140.000 198.000 288.000 626.000 23. Lamicitra

Nusantara Tbk.

7.000 14.000 100.000 121.000 24. Lippo Cikarang

Tbk.

140.000 173.000 165.000 478.000 25. Lippo Karawaci

Tbk.

153.000 548.000 527.000 1.228.000 26. Megapolitan

Developments Tbk.

29.000 4.000 3.000 36.000

27. Metro Realty Tbk. 0,03 0,002 0,004 0,036 28. Metropolitan Land

Tbk.

63.000 32.000 22.000 117.000 29. Metropolitan

Kentjana Tbk.

0,02 0,05 0,5 0,57

30. Modernland Realty Tbk.

155.000 183.000 216.000 554.000 31. Pakuwon Jati Tbk. 218.000 480.000 674.000 1.372.000


(6)

32. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.

29.000 18.000 33.000 80.000

33. Roda Vivatex Tbk. 0,05 0,03 0,02 0,1

34. Sentul City Tbk. 212.000 299.000 514.000 1.025.000 35. Summarecon

Agung Tbk.

109.000 262.000 363.000 734.000 36. Suryamas

Dutamakmur Tbk.

29.000 27.000 12.000 68.000 37. Bekasi Asri Pemula

Tbk

199.000 158.000 2.000 359.000 38. Gading

Development Tbk

168.000 358.000 118.000 644.000 39. Nirvana

Development Tbk

93.000 278.000 258.000 629.000 40. Plaza Indonesia

Realty Tbk

0,30 0,37 0,2 0,87

41. Perdana Gapuraprima

64.000 48.000 21.000 133.000

4. DATA HASIL TRANSFORMASI FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE

TAHUN 2012-2014

No. Nama Perusahaan Frekuensi

Saham

SQRTFREK

1 Agung Podomoro Land Tbk. 626.000 791,20

2 Alam Sutera Realty Tbk. 1.353.000 1.163,19

3 Bakrieland Development Tbk. 374.000 611,56

4 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. 524.000 723,88

5 Bhuwanatala Indah Permai Tbk. 93.000 304,96

6 Bukit Darmo Property Tbk. 24.000 154,92

7 Bumi Citra Permai Tbk. 247.000 496,99

8 Bumi Serpong Damai Tbk. 1.068.000 1.033,44

9 Ciputra Development Tbk. 674.000 820,98

10 Ciputra Property Tbk. 342.000 584,81

11 Ciputra Surya Tbk. 256.000 505,96

12 Cowell Development Tbk. 814.000 902,22

13 Danayasa Arthatama Tbk. 0,69 0,83

14 Duta Anggada Realty Tbk. 56.000 236,64

15 Duta Pertiwi Tbk. 0,74 0,86

16 Fortune Mate Indonesia Tbk. 6.000 77,46

17 Gowa Makassar Tourism Development Tbk.

2.000,01 44,72


(7)

5. HASIL PENGOLAHAN SPSS

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IFR 41 0 1 .95 .218

INFO 41 0 37 22.93 10.248

SQRTFREK 41 .14 1171.32 482.5891 374.31345

Valid N (listwise)

41

Sumber: Output Statistik, 2015

19 Indonesia Prima Property Tbk. 0,02 0,14

20 Intiland Development Tbk. 426.000 652,69

21 Jaya Real Property Tbk. 6.000,17 77,46

22 Kawasan Industri Jababeka Tbk. 626.000 791,20

23 Lamicitra Nusantara Tbk. 121.000 347,85

24 Lippo Cikarang Tbk. 478.000 691,38

25 Lippo Karawaci Tbk. 1.228.000 1.108,15

26 Megapolitan Developments Tbk. 36.000 189,74

27 Metro Realty Tbk. 0,036 0,19

28 Metropolitan Land Tbk. 117.000 342,05

29 Metropolitan Kentjana Tbk. 0,57 0,75

30 Modernland Realty Tbk. 554.000 744,31

31 Pakuwon Jati Tbk. 1.372.000 1.171,32

32 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 80.000 282,84

33 Roda Vivatex Tbk. 0,1 0,32

34 Sentul City Tbk. 1.025.000 1.012,42

35 Summarecon Agung Tbk. 734.000 856,74

36 Suryamas Dutamakmur Tbk. 68.000 260,77

37 Bekasi Asri Pemula Tbk 359.000 599,17

38 Gading Development Tbk 644.000 802,50

39 Nirvana Development Tbk 629.000 793,10

40 Plaza Indonesia Realty Tbk 0,87 0,93


(8)

Analisis Statisik Deskriptif Perusahaan IFR

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation SQRTFREK 39 .141 1171.324 491.95195 375.406814

INFO 39 4 37 24.10 9.026

Valid N (listwise) 39 Sumber: Output Statistik, 2015

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 41

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.52836940E2 Most Extreme Differences Absolute .126

Positive .126

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .809

Asymp. Sig. (2-tailed) .530

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output Statistik, 2015


(9)

Hasil Uji Heterokedastisitas Spearman Rho

Correlations

IFR INFO ABS_RES Spearman's rho IFR Correlation Coefficient 1.000 .374* .010

Sig. (2-tailed) . .016 .953

N 41 41 41

INFO Correlation Coefficient .374* 1.000 -.128

Sig. (2-tailed) .016 . .426

N 41 41 41

ABS_RES Correlation Coefficient .010 -.128 1.000

Sig. (2-tailed) .953 .426 .

N 41 41 41

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Output Statistik, 2015

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .334a .111 .065 362.00306 1.737

a. Predictors: (Constant), INFO, IFR b. Dependent Variable: SQRTFREK Sumber: Output Statistik, 2015

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 300.013 255.975 1.172 .248

IFR -130.668 305.739 -.076 -.427 .672 .737 1.357 INFO 13.385 6.506 .366 2.057 .047 .737 1.357 a. Dependent Variable: SQRTFREK


(10)

Analisis Regresi dengan Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 300.013 255.975 1.172 .248

IFR -130.668 305.739 -.076 -.427 .672

INFO 13.385 6.506 .366 2.057 .047

a. Dependent Variable: SQRTFREK Sumber: Output Statistik, 2015

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 624665.980 2 312332.990 2.383 .106a

Residual 4979756.256 38 131046.217

Total 5604422.237 40

a. Predictors: (Constant), INFO, IFR b. Dependent Variable: SQRTFREK Sumber: Output Statistik, 2015


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abdelsalam, O.H., El-Masry, Ahmed, 2008. “The Impact Of Board Independence And Ownership Structure On The Timeliness Of Corporate Internet Reporting Of Irish-Listed Companies”. Managerial Finance, Volume 34 Nomor 12, hal 907-918.

Asbaugh, H., Johnstone, K., and Warfield, T. 1999. “Corporate Reporting on the Internet”, Accounting Horizons 13(3): 241-257.

Besley, Scott., Brigham, Eugene F. 2008. Principless of Finance Fourth (4Th) Edition. Pearson-Prentice Hall, New Jersey.

Damaso, Goreti., Laurenco, Isabel Costa,. 2011. ”Internet Financial Reporting: Environmental Impact Companies and other Determinants. 8th International Conference on Enterprise Systems, Accounting and Logistics”.

David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis 1: Konsep (ed.10)-Koran. Jakarta, Salemba Empat.

Dunn, John, 2010. Financial Reporting and Analysis, John Wiley & Sons Ltd., United Kingdom.

Ettredge, M., V. J. Richardson, and S. Scholz. 2002. “Dissemination of Information for Investors at Corporate Web sites”. Journal of Accounting and Public Policy 21:357- 369.

Ezat, Amr and Ahmed El-Masry. 2008. “Impact of Corporate Governance on The Timeliness of Corporate Internet Reporting by Egyptian Listed Companies”. Journal of Managerial Finance, Vol. 34 No. 12, pp. 848- 867.

Fahmi, Irham., dan Hadi. 2013. Manajemen Kepemimpinan: Teori dan Aplikasi. Alfabeta, Bandung.

Fama, F. Eugene. 1970. “Efficient Capital Markets : A Review of Theory and Empirical Work”. Journal of Finance, Vol. 25, No. 2, pp : 383-417. Fitriana, Meinar Rakhma. 2009. “Analisis Pengaruh Kompetisi dan Karaktristik

perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Informasi Keuangan dalam website Perusahaan”. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro, Semarang.


(12)

Hanafi, Mamduh, 2005. Manajemen Keuangan, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Hargyantoro, Febriyan. 2010. “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat

Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Hossain, Mohammed., Momin, Mahmood Ahmed., Leo, Shirely. 2012. “Internet Financial Reporting and Disclosure By Listed Companies: Further Evidence From An Emerging Country”, Volume 9, Issue 4, 2012, Continued-3.

Internet World Stats. N.d. World Internet Usage and Populations Statistic. http://www.internetworldstats.com/stats/ (Diakses Tanggal 01 September 2015).

Jensen, C. Michael dan William H. Meckling, 1976. “Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, pp : 305-360.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana Predana Media Group, Jakarta.

Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.

Lestari, Sri Hani., Chariri, Anis. 2012. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Internet Financial Reporting dalam Website Perusahaan”. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13.

Lubis, Ade Fatma. 2008. Pasar Modal. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.

Madura, Jeff. 2006. International Corporate Finance, Keuangan Perusahaan Internasional. Salemba Empat, Jakarta.

Manullang, Mathius Stein Gabriel., Sinarwati, Ni Kadek., Yuniarta, Gede Adi. 2014. “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)”. Volume: 2 No. 1 Tahun 2014.

O’Brien, James A. 2005. Introduction to Information System. 12th edition. New York: McGraw-Hill.

Prasasti, Kadek Arin., Adiputra, I Made Pradana., Dharmawan, Nyoman Ari Surya. 2014. “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan


(13)

Saham (Studi Pada Perusahaan Finansial yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2012)”. Volume: 2 No: 1 Tahun 2014).

Santiko, Priyo Budi Sigit. 2013. “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia)”.

Siallagan, Hamonagan dan Mas’ud Machfoedz. 2006. “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus.

Situmorang, Syafrizal Helmi, Doli M. Jafar Dalimunthe, Iskandar Muda, Muslich Lufti, Syahyunan, 2007. Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS), USU Press, Medan.

Suad, Husnan. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kelima. BPFE, Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Sukanto, Eman, 2011. “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa”, Fokus Ekonomi, Vol. 6 No. 2 hal 80-98. Sukoco, B.M. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Erlangga,

Surabaya.

Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba (Teori dan Model Empiris). Grasindo, Jakarta.

Supatmi, Kartika Damayanti. 2011. “Internet Financial Reporting dan Reaksi Pasar”.

Suwardjono, 2010. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis dan Pengendalian Keuangan). Usu Press, Medan.

Syou-Ching Lai., Cecilia Lin., Hung-Chih Lee., and Frederick H. Wu. 2009. “An Empirical Study of the Impact of Internet Financial Reporting on Stock Prices”, Volume 10,2010, pp. 1-26.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.


(14)

Tekno Kompas. 2015. Pengguna Internet Indonesia Tembus 88 Juta. http://tekno.kompas.com/read/ (26 Maret 2015).

Yap, Dr Kiew-Heong., Saleh, Dr Zakiah., Abessi, Dr Masoud. 2011. “Internet Financial Reporting and Corporate Governance in Malaysia. Australian Journal of Basic and Applied Sciences”, 5(10): 1273-1289, 2011.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif adalah suatu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sepeti telah dikemukakan, terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kasusal, dan interaktif/resiprocal/timbalbalik (Sugiyono, 2012:55). Dalam penelitian ini bentuk hubungan asosiatif yang digunakan adalah bentuk hubungan kausal. Menurut Sugiyono (2012:56), hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014. Selain itu, penelitian juga dilakukan pada website-website resmi perusahaan terkait. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari November 2015 s.d Januari 2016. 3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel, yaitu dua variabel independen (mempengaruhi) yang terdiri dari Internet Financial Reporting


(16)

(X1) dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website (X2) dan satu variabel dependen (dipengaruhi) yaitu Frekuensi Perdagangan Saham (Y).

3.4 Definisi Operasional

3.4.1 Frekuensi Perdagangan Saham

Frekuensi perdagangan saham adalah jumlah transaksi perdagangan, baik jual atau beli, suatu saham (IDX Fact, 2013). Frekuensi saham juga berarti seberapa sering perusahaan tersebut melakukan transaksi perdagangan jual beli saham dalam waktu tertentu. Frekuensi Perdagangan Saham penelitian ini diambil dari Fact Book Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014.

3.4.2 Internet Financial Reporting

Internet Financial Reporting adalah suatu cara pencatuman atau pemberian informasi mengenai laporan kinerja keuangan suatu perusahaan dengan memanfaatkan media internet dan website.

Variabel Internet Financial Reporting merupakan variabel yang bersifat skala kategori sehingga variabel I ini termasuk dalam variabel dummy. Untuk perusahaan yang menerapkan Internet Financial

Reporting akan diberi nilai “1”. Sedangkan untuk perusahaan yang

tidak menerapkan variabel Internet Financial Reporting, akan diberi nilai “0”.

3.4.3 Tingkat Pengungkapan Informasi Website

Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan informasi diadaptasi dari studi yang dilakukan oleh Ettredge et al.


(17)

(2001) dalam Lai et al. (2009) yang dimodifikasi dengan memasukkan profil dasar dan item operasional. Dari semua sampel perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting akan diukur tingkat pengungkapan website nya. Pengukuran menggunakan skala poin 4 sistem untuk memberikan informasi poin untuk setiap item. Profil dasar perusahaan diberikan nilai 1 poin; laporan keuangan kuartal, setengah tahunan atau tahunan sederhana diberikan nilai 2 poin; satu set lengkap laporan keuangan (kuartalan, setengah tahun atau tahunan) dan tahunan laporan direksi diberikan 3 poin; pelaporan rinci tahunan direksi termasuk strategi bisnis perusahaan dan anak perusahaan divisi utama dan tujuan serta rencana bisnis, diberikan 4 poin. Total poin berkisar antara 0-40. Adapun metode pengukuran tingkat pengungkapan informasi website terdapat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Pengukuran Tingkat Pengungkapan Informasi Website

No. Tipe Pengungkapan Informasi

Item Pengukuran Nilai

I Profil Dasar 1 Sejarah dan Profil Perusahaan 1 2 Strategi, Kebijakan Operasi dan

Budaya Perusahaan

1

3 Informasi Produk dan Layanan 1 4 Tim Manajemen dan Organisasi

Perusahaan

1

5 Informasi Sumber Daya Manusia 1 6 Konglomerasi dan Investasi 1

7 Informasi Kontak 1

II Berita Terbaru 1 Informasi Industri 1 2 Informasi Produk dan Operasi 1 3 Berita Terbaru Seputar Keuangan 1

III Item Operasional 1 Profil Operasi 1

2 Ramalan dan Tujuan Operasi 1 3 Analisis Industri dan Laporan

Penelitian Terkait

1

IV Informasi Keuangan 1 Informasi Keuangan Tertentu 1 2 Laporan Keuangan Kuartal Singkat 2


(18)

Tahunan Singkat

4 Laporan Keuangan Tahunan Singkat

2

5 Laporan Keuangan Kuartal Lengkap

3

6 Laporan Keuangan Tengah Tahunan Lengkap

3

7 Laporan Keuangan Tahunan Lengkap

3

8 Laporan Tahunan Dewan Direksi 4 9 Informasi Pendapatan Bulanan

Operasional

1

10 Analisis Keuangan 1

11 Ramalan Keuangan 1

V Informasi Saham 1 Informasi Harga Saham Historis dan Deviden

1

2 Kebijakan Deviden 1

3 Informasi Harga Saham Terkini 1 4 Informasi Agen Saham Terkini 1

Jumlah 40

Pemaparan definisi operasional di atas dapat dilihat secara ringkas pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Variabel Pengukuran Skala

1. Internet Financial Reporting (X1)

Pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website.

Menggunakan variabel dummy, nilai “1” untuk perusahaan yang menerapkan IFR, dan

nilai “0” untuk

perusahaan yang tidak menerapkan IFR.

Nominal

2. Tingkat Pengungkapan Informasi Website (X2)

Bentuk Penyampaian Informasi mengenai perusahaan untuk mengurangi

asimetris informasi dimana didalam website tersebut terdiri dari profil dasar perusahaan, berita terbaru, item operasional, informasi

keuangan, dan informasi saham perusahaan.

Menggunakan skala poin 4 sistem untuk memberikan informasi poin untuk setiap item. Rentang nilai 0-40.

Rasio


(19)

Perdagangan Saham (Y)

perdagangan, baik jual atau beli, suatu saham

perdagangan saham diambil dari Fact Book BEI.

3.5Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property dan real estate yang terdapat atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014. Jumlah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 berjumlah 45 perusahaan. 3.5.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:

1. Perusahaan property dan real estate terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014.

2. Perusahaan property dan real estate yang menerapkan Internet Financial Reporting dan memiliki website.

3. Perusahaan property dan real estate yang tidak menerapkan Internet Financial Reporting dan tidak memiliki website.


(20)

Adapun penjelasan mengenai kriteria pemilihan sampel penelitian ini terdapat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Pemilihan Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah

1. Perusahaan property dan real estate terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014.

44

2. Perusahaan property dan real estate yang menerapkan Internet Financial Reporting dan memiliki website.

39

3. Perusahaan property dan real estate yang tidak menerapkan Internet Financial Reporting dan tidak memiliki website.

2

Jumlah 41

Sumber: www.idx.co.id (Data Diolah)

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas, maka sampel di dalam penelitian ini menjadi sebanyak 41 perusahaan. Berikut daftar perusahaan property dan real estate yang dijadikan sampel penelitian:

Tabel 3.4

Data Perusahaan Sampel

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1. Agung Podomoro Land Tbk. 22. Kawasan Industri Jababeka Tbk. 2. Alam Sutera Realty Tbk. 23. Lamicitra Nusantara Tbk. 3. Bakrieland Development Tbk. 24. Lippo Cikarang Tbk. 4. Bekasi Fajar Industrial Estate

Tbk.

25. Lippo Karawaci Tbk.

5. Bhuwanatala Indah Permai Tbk.

26. Megapolitan Developments Tbk.

6. Bukit Darmo Property Tbk. 27. Metro Realty Tbk. 7. Bumi Citra Permai Tbk. 28. Metropolitan Land Tbk. 8. Bumi Serpong Damai Tbk. 29. Metropolian Kentjana Tbk. 9. Ciputra Development Tbk. 30. Modernland Realty Tbk. 10. Ciputra Property Tbk. 31. Pakuwon Jati Tbk.

11. Ciputra Surya Tbk. 32. Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk. 12. Cowell Development Tbk. 33. Roda Vivatex Tbk.

13. Danayasa Arthatama Tbk. 34. Sentul City Tbk.

14. Duta Anggada Realty Tbk. 35. Summarecon Agung Tbk. 15. Duta Pertiwi Tbk. 36. Suryamas Dutamakmur Tbk. 16. Fortune Mate Indonesia Tbk. 37. Bekasi Asri Pemula Tbk. 17. Gowa Makassar Tourism

Development Tbk.

38. Gading Development Tbk.

18. Greenwood Sejahtera Tbk. 39. Nirvana Development Tbk. 19. Indonesia Prima Property Tbk. 40. Plaza Indonesia Realty Tbk.


(21)

20. Intiland Development Tbk. 41. Perdana Gapuraprima Tbk. 21. Jaya Real Property Tbk.

Sumber: www.idx.co.id

3.6 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2012:193). Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari :

a. Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2012,2013, dan 2014 b. Website perusahaan

c. Bursa Efek Indonesia (BEI)

d. Berbagai artikel, buku, jurnal dan beberapa penelitian terdahulu dari berbagai sumber.

3.7 Metode Pengumpulan Data

a. Studi dokumentasi pada Indonesia Stock Exchange (IDX) dari tahun 2012 hingga 2014 untuk memperoleh rekapitulasi frekuensi perdagangan saham yang diteliti.

b. Studi pustaka yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian terdahulu yang didapat dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti.

c. Observasi website perusahaan dengan tahap- tahap :

1. Melihat alamat website perusahaan yang tercantum dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2014.


(22)

2. Website perusahaan yang tidak tercantum dalam IDX Fact, peneliti menggunakan search engine yang umum digunakan seperti Google dan Yahoo.

3. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk keperluan pengumpulan data.

4. Apabila tidak ditemukan website melalui IDX Fact dan search engine, maka perusahaan dianggap tidak mempunyai website.

5. Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi keuangan berupa laporan keuangan dianggap melakukan praktik IFR sedangkan perusahaan yang memiliki atau tidak memiliki website dan tidak mengungkapkan laporan keuangan di website dianggap tidak menerapkan IFR.

3.8 Teknik Analisis

Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah : 3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012:206). Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari rata- rata, median, perdagangan saham digunakan untuk deviasi standar, nilai minimum, dan nilai


(23)

maksimum. Pengujian ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. 3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi kalsik merupakan suatu pengujian yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi berganda. Pengujian ini dilakukan untuk agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Pengujian dengan asumsi klasik dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan hasil penelitian yang bersifat BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimation). Yang termasuk dalam uji asumsi klasik yaitu sebagai berikut:

3.8.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011:160). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorv-Smirnov untuk mengetahui normalitas data.

3.8.2.2 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual 1 pengamat ke pengamat yang lain. Jika varian

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Jenis


(24)

model regresi yang baik adalah jenis model regresi yang mana model regersi tersebut tidak menghasilkan heterokedastisias.

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011:110) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Pengujian ini menggunakan metode Durbin-Watson. Bila du < d < 4-du, maka dapat diambil keputusan tidak ada autokorelasi positif maupun negatif (Situmorang et al., 2007:78).

3.8.2.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. (Ghozali, 2011:105). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolinearitas apabila memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.

3.8.3 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen atau prediktor, secara individual. Dampak dari penggunaan analisis regersi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen, atau untuk


(25)

meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukukan dengan meningkatkan variabel independen/dan atau sebaliknya (Sugiyono, 2012:270). Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Menurut Sugiyono (2012:277), analisis regresi berganda adalah digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai 57 faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regersi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Adapun dua variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website.

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Tiga hipotesis yang digunakan didalam penelitian ini adalah : 1. Internet Financial Reporting berpengaruh positif terhadap frekuensi

perdagangan saham perusahaan.

2. Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

3. Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan secara simultan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.


(26)

Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Regresi Linear Berganda :

Υ=�+b1Χ1+b2Χ2

Keterangan :

Y = Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan α = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi

X1 = Internet Financial Reporting

X2 = Tingkat Pengungkapan Informasi Website

Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan di atas, maka terdapat dua uji yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji t dan uji F.

3.8.4.1 Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan dan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis secara parsial akan diterima. Jika thitung < ttabel, maka hipotesis ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel maka hipotesis diterima.


(27)

3.8.4.2 Uji F

Uji signifikansi secara serenak (uji F) bertujuan untuk untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas (independen) terhadap variabel-variabel terikat (dependen). Adapun ketentuan yang digunakan dalam uji F ini sama dengan ketentuan pada uji t dengan nilai signifikansi < 0,05.


(28)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real esate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014. Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 45 perusahaan property dan real esate. Dari populasi tersebut, diambil sampel sebanyak 41 perusahaan property dan real estate yang telah ditentukan berdasarkan kriteria tertentu.

Tabel 4.1

Rekapitulasi Objek Penelitian

Jumlah Sampel 41

Menerapkan Internet Financial Reporting (39)

Tidak Menerapkan Internet Financial Reporting (2) Sumber: Data sekunder yang telah diolah, Oktober 2015

4.2 Analisis Data

4.2.1 Statistik Deskriptif

Analisis statisik deskriptif adalah suatu analisis yang berfungsi untuk menggambarkan data secara umum. Analisis statistik deskriptif juga berguna dalam hal penarikan suatu kesimpulan secara generalisasi atau umum. Adapun hasil analisis statistik deskriptif penelitian ini dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:


(29)

Tabel 4.2

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IFR 41 0 1 .95 .218

INFO 41 0 37 22.93 10.248

SQRTFREK 41 .14 1171.32 482.5891 374.31345

Valid N (listwise)

41

Sumber: Output Statistik, 2015

Dari hasil output statistik di atas, tingkat pengungkapan informasi tertinggi adalah 37 dari nilai maksimum 40, yang mana tingkat pengungkapan informasi tertinggi ada pada perusahaan Bakrieland Development Tbk dan Summarecon Agung Tbk. Variabel Internet Financial Reporting (IFR) perusahaan property dan real estate selama tahun 2012-2014 memiliki rata-rata 0,95. Artinya disini, sebanyak 95% perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menerapkan Internet Financial Reporting (nilai “1”) dalam aktivitas perusahaannya. Sisanya 5% perusahaan property dan real estate tidak menerapkan Internet Financial Reporting (nilai “0”). Hal ini menandakan bahwa secara dominan, perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014 telah banyak menerapkan Internet Financial Reporting dalam akivitas perusahaannya. Sedangkan tingkat pengungkapan informasi perusahaan property dan real estate selama tahun 2012-2014 memiliki rata-rata 22,93. Tingkat pengungkapan informasi merupakan suatu variabel yang menandakan derajat atau kuantitas dari informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan melalui website. Semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi yang diungkapkan


(30)

oleh suatu perusahaan menandakan semakin tinggi pula informasi yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Dengan rata-rata tingkat pengungkapan informasi website perusahaan property dan real estate sebesar itu, menandakan bahwa rata-rata perusahaan property dan real estate telah memberikan informasi yang cukup tinggi kepada publik mengenai perkembangan perusahaannya.

Frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate memiliki nilai maksimum sebesar 1.171,32 yaitu pada perusahaan Pakuwon Jati Tbk. Sedangkan nilai minimum untuk frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate berada pada nilai 0,14 yaitu pada perusahaan Indonesia Prima Property Tbk.

Tabel 4.3

Analisis Statisik Deskriptif Perusahaan IFR

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation SQRTFREK 39 .141 1171.324 491.95195 375.406814

INFO 39 4 37 24.10 9.026

Valid N (listwise) 39 Sumber: Output Statistik, 2015

Dari 39 perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting, tingkat pengungkapan informasi tertinggi memiliki nilai 37, yaitu pada perusahaan Bakrieland Development Tbk dan Summarecon Agung Tbk. Nilai minimum tingkat pengungkapan informasi untuk perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting adalah 4 dari nilai maksimum 40, yaitu pada perusahaan Metro Realty Tbk. Rata-rata tingkat pengungkapan informasinya


(31)

24,10. SQRTFREK terendah yaitu 0,141 dan tertinggi 1.171,324, dengan rata-rata 491,95195.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data variabel mendekati atau memiliki data distribusi yang nomal. Adapun jenis uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Kolmogorv-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Berikut hasil uji Kolmogorv-Smirnov dengan SPSS:

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 41

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.52836940E2 Most Extreme Differences Absolute .126

Positive .126

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .809

Asymp. Sig. (2-tailed) .530

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output Statistik, 2015

Dari hasil uji normalitas di atas, nilai distribusi normal sebesar 0,530. Nilai distribusi tersebut di atas nilai signifikansi sebesar 0,05. Artinya, data distribusi variabel tersebut berdistribusi normal.


(32)

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas

Hasil regresi yang baik adalah hasil regresi yang mana model regresi tersebut tidak menghasilkan heterokedastisitas. Metode uji heterokedastisitas yang digunakan adalah Spearman Rho yang mana uji ini mengkorelasikan nilai absolut residual dengan masing-masing variabel independen. Berikut hasil uji heterokedastisitas Spearman Rho penelitian ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Heterokedastisitas Spearman Rho

Correlations

IFR INFO ABS_RES Spearman's rho IFR Correlation Coefficient 1.000 .374* .010

Sig. (2-tailed) . .016 .953

N 41 41 41

INFO Correlation Coefficient .374* 1.000 -.128

Sig. (2-tailed) .016 . .426

N 41 41 41

ABS_RES Correlation Coefficient .010 -.128 1.000

Sig. (2-tailed) .953 .426 .

N 41 41 41

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Output Statistik, 2015

Berdasarkan hasil uji heterokedasttisitas Spearman Rho di atas nilai korelasi variabel independen dengan nilai absolut residual yaitu 0,953 dan 0,426. Nilai korelasi kedua variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, tidak terdapat heterokedastisitas di dalam model regresi ini.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson digunakan di dalam penelitian ini dikarenakan penelitian ini menggunakan data time-series.


(33)

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .334a .111 .065 362.00306 1.737

a. Predictors: (Constant), INFO, IFR b. Dependent Variable: SQRTFREK Sumber: Output Statistik, 2015

Autokorelasi Positif

Daerah Ragu-Ragu

Tidak Ada Autokorelasi

Daerah Ragu-Ragu

Autokorelasi Negatif 0 dL dU 4-dU 4-dL 4

Gambar 4.1 Grafik Durbin-Watson Keterangan:

d < dl : terdapat gejala autokorelasi positif d > (4-dl) : terdapat gejala autokorelasi negatif dl < d < (4-du) : tidak ada autokorelasi

dl < d < du : pengujian tidak meyakinkan

Autokorelasi Positif

Daerah Ragu-Ragu

Tidak Ada Autokorelasi Daerah Ragu-Ragu Autokorelasi Negatif 1,737

0 1,44927 1,54895 2,45105 2,55073 4 Gambar 4.2

Grafik Durbin-Watson

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson di atas diperoleh nilai Durbin-Watson (d) = 1,737. Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dengan jumlah sampel sebanyak 41. Oleh karena itu, berdasarkan tabel Durbin-Watson diperoleh nilai batas bawah (dL) = 1,44927 dan batas atas (dU) = 1,54895. Kesimpulannya, du < d < 4-du = 1,54895 < 1,737 < 2,45105. Artinya, tidak terdapa autokorelasi positif maupun negatif, karena nilai (d) yaitu 1,737 lebih


(34)

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas

Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinearitas apabila memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Hasil uji multikolinearitas penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 300.013 255.975 1.172 .248

IFR -130.668 305.739 -.076 -.427 .672 .737 1.357 INFO 13.385 6.506 .366 2.057 .047 .737 1.357 a. Dependent Variable: SQRTFREK

Sumber: Output Statistik, 2015

Dari hasil uji Multikolinearitas di atas, di dapat nilai tolerance 0,737 dengan nilai VIF 1,357. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam penelitian ini.

4.2.3 Analisis Regresi

Analisis regresi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Tabel 4.8

Analisis Regresi dengan Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 300.013 255.975 1.172 .248

IFR -130.668 305.739 -.076 -.427 .672


(35)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 300.013 255.975 1.172 .248

IFR -130.668 305.739 -.076 -.427 .672

INFO 13.385 6.506 .366 2.057 .047

a. Dependent Variable: SQRTFREK Sumber: Output Statistik, 2015

Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Υ=�+b1Χ1+b2Χ2

SQRTFREK = 300,013 – 130,668IFR + 13,385INFO

Berdasarkan persamaan di atas, dapat diintepretasikan sebagai berikut ini:

1. Hasil daripada nilai konstanta dari regresi di atas sebesar 300,013. Artinya, apabila nilai variabel independen yaitu Internet Financial Reporting (IFR) dan tingkat pengungkapan informasi website (INFO) bernilai 0, maka nilai variabel dependen yaitu frekuensi perdagangan saham (SQRTFREK) adalah 300,013.

2. Hasil koefisien regresi Internet Financial Reporting (IFR) pada hasil regresi di atas adalah -130,668. Artinya perubahan yang terjadi sebesar 1 satuan akan mengakibatkan penurunan frekuensi perdagangan saham (SQRTFREK) sebesar -130,668.

3. Hasil koefisien regresi tingkat pengungkapan informasi website (INFO) adalah 13,385. Artinya, bila terjadi perubahan tingkat pengungkapan informasi website (INFO) sebesar 1 satuan, maka akan


(36)

memberikan dampak peningkatan frekuensi perdagangan saham (SQRTFREK) sebesar 13,385.

4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji t

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Adapun tingkat signifikansi yang digunakan di dalam uji t ialah 5% (0,05).

H1: Internet Financial Reporting berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dengan menggunakan uji t, di peroleh nilai t sebesar -0,427 dengan nilai signifikansi yaitu 0,672. Hasil uji t pada data menunjukkan bahwa variabel Internet Financial Reporting berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Internet Financial Reporting berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham ditolak.

Artinya bahwa ada atau tidaknya praktik Internet Financial Reporting pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 tidak berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014 tersebut. Hal ini


(37)

mengindikasikan bahwa terdapat variabel lain yang mempengaruhi frekuensi perdagangan saham perusahaan.

H2: Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Adapun hasil uji t dari data di atas menunjukkan bahwa nilai t pada variabel INFO adalah 2,057 dengan nilai signifikansi 0,047. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pengungkapan informasi website (INFO) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan diterima.

Artinya, transaksi perdagangan jual ataupun beli saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 dipengaruhi oleh tingkat pengungkapan informasi website yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 tersebut. Hal ini juga sesuai dengan konsep teori sinyal, dimana teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan dapat mengirimkan sebuah sinyal sebagai bentuk penyampaian informasi berupa penyampaian laporan keuangan yang positif serta dapat dipercaya dalam rangka untuk mengurangi asimetris informasi yang terjadi antara manajer perusahaan dengan pihak investor dan para pemangku kepentingan lainnya.


(38)

Semakin besar tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate, maka akan mempengaruhi keputusan investasi yang dilakukan oleh investor. Reaksi yang ditanggap dengan cepat oleh para investor akan mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan property dan real estate dan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate.

4.2.4.2 Uji F

Uji F digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan pada uji F adalah 5% (0,05). Berikut hasil uji F berdasarkan hasil uji dengan menggunakan SPSS pada perusahaan property dan real estate tahun 2012-2014:

Tabel 4.9 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 624665.980 2 312332.990 2.383 .106a Residual 4979756.256 38 131046.217

Total 5604422.237 40

a. Predictors: (Constant), INFO, IFR

b. Dependent Variable: SQRTFREK Sumber: Output Statistik, 2015

H3: Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.


(39)

Berdasarkan hasil uji F di atas diperoleh nilai F 2,383 dengan signifikansi 0,106. Hal ini menunjukkan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat informasi website berpengaruh positif namun tidak signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan ditolak karena didukung oleh hasil data yang diperoleh dari pengujian statistik di atas.

4.3 Pembahasan

a. Hubungan Internet Financial Reporting (IFR) Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan.

Dari hasil pengujian hipotesis yang pertama (H1) yang dilakukan, Internet Financial Reporting memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014. Ada atau tidaknya penerapan praktik Internet Financial Reporting ini tidak mempengaruhi frekuensi perdagangan saham pada perusahaan property dan real estate selama tahun 2012-2014 atau dengan kata lain belum tentu perusahaan property dan real estate yang menerapkan IFR memiliki frekuensi perdagangan saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan property dan real estate yang tidak menerapkan IFR.


(40)

Bila dikaitkan dengan teori pasar efisien yang menyatakan bahwa pasar modal yang efisien merupakan pasar yang harga-harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Husnan 2005:256). Hal ini tidak sesuai dengan hasil uji statistik yang telah dilakukan pada perusahaan property dan real estate selama tahun 2012-2014. Praktik Internet Financial Reporting pada perusahaan property dan real estate selama tahun tersebut terbukti masih belum mampu untuk mempengaruhi para investor untuk merespon informasi pada perusahaan tersebut secara cepat.

Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan para investor masih belum dapat merespon informasi yang berasal dari praktik Internet Financial Reporting pada perusahaan property dan real estate. Faktor-faktor tersebut antara lain seperti kurang lengkapnya informasi keuangan yang dicantumkan atau diberikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut melalui Internet Financial Reporting yang diunggah perusahaan melalui internet atau website yang mengakibatkan para investor sulit untuk memprediksi kinerja dan prospek perusahaan dimasa mendatang dan sulit untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan pengambilan keputusan investasi.

Disamping itu, pihak investor yang kesulitan dalam memprediksi kinerja serta prospek perusahaan dimasa mendatang yang diakibatkan kurang lengkapnya kebutuhan informasi keuangan yang ada pada Internet Financial Reporting pada perusahaan property dan real estate lebih memilih untuk


(41)

mengakses informasi yang lebih cepat melalui beberapa situs yang menyajikan perkembangan kinerja keuangan serta informasi keuangan perusahaan seperti www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com yang mana situs tersebut lebih menyajikan informasi keuangan secara lengkap dibandingkan dengan Internet Financial Reporting yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate. Beberapa hal inilah yang menyebabkan variabel Internet Financial Reporting tidak berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate.

b. Hubungan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua (H2) di atas diperoleh kesimpulan bahwa tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Bila dikaitkan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Manajer bisa melakukan pengungkapan informasi lebih, sebagai sinyal yang lebih credible (Hanafi, 2005:316). Teori ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang dilakukan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI selama tahun 2012-2014 yang mana tingkat pengungkapan informasi website yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate mampu mempengaruhi frekuensi perdagangan saham perusahaan.


(42)

Hal ini disebabkan karena tingkat pengungkapan informasi website yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate telah cukup memberikan informasi yang lengkap kepada pihak investor selaku pihak yang akan menilai kinerja dan prospek perusahaan tersebut dimasa mendatang serta mengambil keputusan yang berkenaan dengan investasi. Pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan tentunya akan mengurangi terjadinya asimetris informasi. Asimetris informasi tidak akan terjadi pada perusahaan yang mengungkapkan informasi yang mereka miliki secara lengkap.

Karena perusahaan yang menerapkan pengungkapan informasi tentunya sudah memberikan informasi mengenai profil dasar perusahaan, berita perusahaan terbaru, berita terkait event ataupun kegiatan operasional yang perusahaan lakukan, informasi mengenai laporan keunngan perusahaan, serta informasi mengenai perkembangan saham perusahaan tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan kemudahan akses informasi bagi pihak investor dalam memperoleh informasi yang berkaitan dengan perusahaan sehingga asimetris informasi antara pihak manajer perusahaan dengan pihak investor dapat berkurang atau bahkan tidak terjadi sama sekali dikarenakan pihak investor dan pihak manajer perusahaan sama-sama mengetahui perkembangan dan informasi perusahaan.

Dampak yang ditimbulkan dari adanya pengungkapan informasi yang dilakukan secara lengkap adalah adanya peningkatan harga saham yang mana semakin meningkatkan minat para investor untuk berinvestasi dan


(43)

akhirnya frekuensi perdagangan saham perusahaan pun meningkat. Oleh karena itu, tingkat pengungkapan informasi website memiliki pengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate. c. Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan

Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Secara Serentak.

Hasil pengujian hipotesis yang ketiga (H3) menyatakan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif namun tidak signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website tidak berpengaruh secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Pada uji secara serentak terhadap variabel Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website diperoleh derajat kebebasan pembilang/df1(k) = 2 dan derajat kebebasn penyebut/df2 (n-k-1) = 38, dan diperoleh nilai F tabel yaitu 3,24. Berdasarkan hasil uji F sebelumnya, diperoleh F hitung yaitu 2,383. Maka diperoleh hasil Fhitung lebih kecil daripada Ftabel (2,383 < 3,24). Selain itu nilai signifikansi dari uji F di atas adalah 0,106. Oleh karena itu, variabel Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website tidak berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate. Hal ini disebabkan karena sebelumnya variabel Internet Financial Reporting memiliki pengaruh yang negatif


(44)

terhadap variabel frekuensi perdangangan saham perusahaan. Sebaliknya, variabel tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif terhadap variabel frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh sebab itu, ketika terjadi pengujian secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham, variabel tersebut menjadi positif, akan tetapi tidak signifikan. Selain itu, nilai Ftabel dari hasil uji F di atas menunjukkan nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan Fhitung. Maka daripada itulah hipotesis yang menyatakan Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan ditolak.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Internet merupakan suatu media yang mana sangat berperan penting dalam aktivitas manusia sehari-hari. Bila dikaitkan dengan bidang bisnis dan ekonomi peranan internet akan mempermudah perusahaan untuk menjalin komunikasi yang lebih cepat dan mudah dengan konsumen dan pihak pemegang saham. Bagi perusahaan yang tentunya ingin mengembangkan informasi perusahaan yang mereka miliki berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi lainnya dalam rangka menarik perhatian para investor, pihak perusahaan dapat menerapkan suatu media yang dinilai efektif dan efisien dalam mencapai tujuan tersebut yaitu praktik Internet Financial Reporting dan pengungkapan informasi website.

Perusahaan yang menjadi penelitian adalah perusahaan property dan real estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014. Jumlah sampel yang diteliti ditentukan beradasarkan kriteria tertentu sehingga dipeoleh jumlah sampel sebanyak 41 perusahaan property dan real estate dari jumlah populasi 45 perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham pada perusahaan property dan real estate selama tahun 2012-2014.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh hasil sebagai berikut:


(46)

1. Internet Financial Reporting (IFR) memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Artinya tidak terdapat pengaruh IFR terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate.

2. Tingkat pengungkapan informasi website memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Artinya tingkat pengungkapan informasi website memiliki pengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate.

3. Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi

website tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

5.2 Saran

a. Bagi perusahaan

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, saran yang dapat penulis berikan pada perusahaan yaitu:

1. Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan lagi penggunaan dan penerapan media Internet Financial Reporting dalam aktivitas operasional perusahaan.

2. Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan informasi keuangan yang terdapat pada perusahaan dan lebih menupdate informasi yang tesedia sehingga penerapan praktik Internet Financial Reporting pada perusahaan dapat teraplikasi semaksimal mungkin


(47)

dan dapat memicu reaksi banyak investor untuk melakukan investasi dan pada akhirnya terjadi peningkatan frekeunsi perdagangan saham yang lebih tinggi.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian pada perusahaan dengan sektor lain untuk melihat bagaiman pengaruh Internet Financial Reporting dam tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan di sektor lainnya. Selain itu peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan variabel independen yang serupa namun terhadap volume perdagangan saham perusahaan.


(48)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi, yang secara nasional akan membentuk Gross Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar modal akan menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan kata lain, berkembangnya pasar modal akan mendorong pula kemajuan ekonomi suatu negara (Lubis, 2008:11-12). Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya , serta lembaga dan profesi yang berkaitab dengan efek. Dengan adanya pasar modal, diharapkan aktivitas perekonomian dapat meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar, dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas (Syahyunan, 2013: 300). Internet Financial Reporting dalam perusahaan-perusahaan sangat dibutuhkan demi menunjangnya akses informasi yang dibutuhkan oleh para investor dalam rangka melakukan investasi di pasar modal. Informasi-informasi yang terdapat di laporan keuangan


(49)

perusahaan-perusahaan yang diberikan melalui media internet, kiranya dapat menjadi suatu bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil suatu keputusan investasi yang berkaitan dengan transaksi perdagangan saham serta harga sekuritas perusahaan tersebut.

2.1 Teori Pasar Efisien

Eugene F Fama adalah seorang pakar di bidang ekonomi yang merupakan orang yang pertama kali mencetuskan konsep teori pasar efisien pada tahun 1970. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital market) dan pasar uang. Menurutnya, suatu pasar dapat dikatakan efisien apabila pasar tersebut dapat mengelola segala jenis informasi yang mereka miliki dengan benar dari seluruh informasi yang telah tersedia. Artinya disini, pasar yang efisien harus mampu mengelola informasi dengan benar yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan, pembagian dividen, pemecahan saham, informasi yang masuk ke pasar modal, segala jenis pendapat ataupun opini yang berkembang di pasar yang dapat mempengaruhi perkembangan ataupun perubahan harga saham, dan sebagainya di pasar. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh abnormal return, setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga, volume dan frekuensi saham yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada.

Menurut Husnan (2005:256), pasar modal yang efisien merupakan pasar yang harga-harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi


(50)

yang relevan. Empat kondisi yang diperlukan agar suatu pasar efisien secara informasional menurut Tandelilin (2001:113) adalah (1) ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit, (2) semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah, (3) informasi yang terjadi bersifat random, (4) investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.

2.1.1 Bentuk Pasar Efisien

Teori pasar efisien yang dikemukakan oleh Fama (1970) dibagi menjadi tiga bentuk yang lebih dikenal dengan efficient market hypothesis (EMH). Hipotesis ini terdiri dari:

1. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah (Weak Form)

Dalam hipotesis ini harga saham diasumsikan mencerminkan semua informasi yang terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga sekuritas yang bersangkutan. Artinya, harga yang terbentuk atas suatu saham, merupakan cermin dari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu.

2. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Semi-Kuat (Semi-Strong Form) Dalam hipotesis bentuk semi-kuat ini, harga mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Harga yang tercipta juga terjadi karena informasi yang ada di pasar, termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan dan informasi tambahan (pelengkap) sebagaimana diwajibkan oleh peraturan akuntansi. Informasi yang


(51)

tersedia di publik dapat berupa peraturan keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga dan/atau beta saham termasuk rating perusahaan. Dalam hipotesis ini, investor tidak dapat memperoleh abnormal returns dengan menggunakan strategi yang dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik.

3. Hipotesis pasar efisien bentuk kuat (Strong Form)

Menurut hipotesis ini, harga yang terjadi merupakan cerminan dari semua informasi yang ada, baik informasi publik (public information) maupun informasi pribadi (private information). Jadi, hipotesis bentuk kuat mencakup keseluruhan informasi historis yang relevan dan juga informasi yang ada di publik yang relevan, disamping itu juga merupakan informasi yang hanya dapat diketahui oleh beberapa pihak saja, seperti manajemen perusahaan, dewan direksi, dan kreditor.

2.2 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Menurut Besley dan Brigham (2008:517) sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke


(52)

investor. Manajer bisa melakukan pengungkapan informasi lebih, sebagai sinyal yang lebih credible (Hanafi, 2005:316).

Menurut Sulistyanto (2008:65), teori sinyal (signaling theory) digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan perusahaan untuk untuk member sinyal positif maupun negtaif kepada pemakainya. Teori sinyal berkaitan dengan Internet Financial Reporting dikarenakan teori ini dapat memberikan alasan sinyal berupa informasi yang diberikan oleh perusahaan yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengurangi asimetris informasi yang antara perusahaan dengan pihak investor dan publik. Asimetris informasi yang terjadi biasanya muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya.

2.3 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan (agency theory) dikembangkan tahun 1970-an oleh Jensen dan Meckling (1976) pada tulisannya yang berjudul “Theory of the firm:

Managerial behavior, agency costs, and ownership structure”. Jensen dan

Meckling (1976) menjelaskan bahwa hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan. Dalam hal ini principal adalah pihak investor dan yang disebut dengan agent adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Hubungan keagenan berarti terdapat adanya pemisahan fungsi antara kepemilikan di pihak investor dan


(53)

pengendalian di pihak manajemen. Teori keagenan akan muncul apabila terjadi perbedaan dalam hal kepentingan masing-masing pihak dalam rangka memperbesar keuntungan.

Dalam teori keagenan, terdapat tiga macam hubungan keagenan, yaitu: 1. hubungan keagenan antara manajer dengan pemilik (Bonus Plan

Hypothesis),

2. hubungan keagenan antara manajer dengan kreditur (Debt/Equity Hypothesis) dan

3. hubungan keagenan antara manajer dengan pemerintah (Political Cost Hypothesis).

David (2006:47) menyatakan bahwa teori keagenan (agency teory) adalah sekelompok gagasan mengenai pengendalian organisasi yang didasarkan pada keyakinan bahwa pemisahan kepemilikan dengan manajemen menimbulkan potensi bahwa keinginan pemilik diabaikan. Hubungan keagenan, seperti hubungan antara pemegang saham dengan manajer, akan efekti selama manajer mengambil keputusan investasi yang konsisten dengan kepentingan pemegang saham.

Masalah keagenan sering terjadi prinsipal dan agen. Masalah ini dapat diatasi dengan beberapa cara, dengan mendesain suatu penghargaan (reward) yang memotivasi agen agar bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal. Cara lain adalah dengan mengawasi tindakan dari agen, dan itu adalah ketika informasi keuangan ditampilkan. Jika prinsipal memiliki akses kepada laporan keuangan yang informatif, mereka dapat menilai prestasi dari agen (Dunn,


(54)

2010:8). Praktik Internet Financial Reporting dapat dijadikan alat bagi agen untuk menyampaikan informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan. Alasan yang mendasari perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan kepada shareholder dijamin dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Sehingga sebagai wujud pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan sukarela yang lebih luas (Dunn, 2010:8).

2.4 Pengungkapan Laporan Keuangan 2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan

Dalam mengambil suatu keputusan yang tepat, seorang manjer harus mampu memahami kondisi perusahaannya melalui laporan keuangan. Manajer harus mampu menganalisis secara tepat berkenaan dengan laporan keuangan perusahaannya. Selain manajer, pihak calon investor dan kreditur juga perlu untuk memahami kondisi laporan keuangan sebuah perusahaan dengan tujuan untuk mengambil suatu keputusan yang tepat dalam melakukan investasi. Menurut Fahmi (2013:21) laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Sedangkan, menurut Kasmir (2010:6), laporan


(55)

keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Stickney (1996) dalam Fitriana (2009) menyatakan bahwa :

“Financial statement attempt to portray the operating

performance and financial health of a business firm during a recent period of time. Financial analysis study these financial statements

both to evaluate a firm’s success in the past conducting its activities and to project its likely future performance.”

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) laporan keuangan terdiri dari lima jenis yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan (Syahyunan, 2013:25).

Menurut PSAK no.1 Standar akuntansi Keuangan (2013) yaitu memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,


(56)

dan arus entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan.

Martono dan Agus (2010:52) manfaat laporan keuangan yaitu pengambilan keputusan investasi, keputusan pemberian kredit, penilaian aliran kas, penilaian sumber ekonomi, melakukan klaim terhadap sumber dana, menganalisis perubahan yang terjadi terhadap sumber dana, dan menganalisis penggunaan dana.

Kesimpulan mengenai tujuan laporan keuangan melalui berbagai teori yang dikemukakan di atas adalah untuk memberikan laporan mengenai bagaimana kinerja ataupun kondisi perusahaan tersebut dalam periode tertentu. Adapun manfaat laporan keuangan yaitu dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan bagi para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam pengambilan keputusan investasi.

2.4.3 Jenis Pengungkapan Laporan Keuangan

2.4.3.1Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan diluar apa yang telah diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas (Suwardjono, 2010) . Internet Financial Reporting


(57)

merupakan salah satu bentuk pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan item-item dalam mandatory disclodure. Pengungkapan di tiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada kebutuhan perusahaan.

Pengungkapan sukarela merupakan suatu pengungkapan yang mana perusahaan sebenarnya tidak diwajibkan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan pelaporan keuangan perusahaan, namun dalam rangka untuk meningkatkan kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam hal keuntungan dan peningkatan nilai perusahaan, maka pengungkapan keuangan sukarela (voluntary disclosure) merupakan suatu cara yang dinilai baik dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela bermanfaat bagi perusahaan. Leftwich et al. (1981) dalam Hargyantoro (2010) menunjukkan bahwa pengungkapan informasi sukarela yang signifikan, baik keuangan maupun non-keuangan, akan menambah nilai dari informasi yang diungkapkan kepada publik. Lima manfaat pengungkapan sukarela meliputi: (1) memperbaiki reputasi perusahaan, (2) menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik bagi investor, (3) memperbaiki


(1)

yang senantiasa menemani penulis dari awal perkuliahan hingga kini penulis bisa selesai. Kita sama-sama berjuang untuk masa depan yang cerah, teman. 10. Kelompok Kecilku: Kak Mely dan Elma yang senantiasa memberikan

semangat dan doa walaupun penulis sudah tidak aktif lagi kelompok kecil. 11. Teman penulis, Yanri yang sama-sama berjuang meraih gelar sarjana

walaupun di fakultas yang berbeda.

12. Teman satu kost penulis: Lulu, Lavenia, Retta, Ela, Tria, yang selalu cerah ceria menghidupi suasana kost agar lebih berwarna dengan berbagi drama Korea yang senantiasa mengahapus kejenuhan penulis.

13. Semua pihak yang telah turut mambantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Medan, 2015 Penulis


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ……… i

DAFTAR TABEL………. iii

DAFTAR GAMBAR ………... iv

DAFTAR LAMPIRAN……… v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ……….. 11

1.3 Tujuan Penelitian ………... 11

1.4 Manfaat Penelitian ……….. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal ……… 13

2.2 Teori Pasar Efisien ………. 14

2.2.1 Bentuk Pasar Efisien ……….. 15

2.3 Teori Sinyal (Signaling Theeory) ………... 16

2.4 Teori Keagenan (Agency Theory) ………... 17

2.5 Pengungkapan Laporan Keuangan ………. 19

2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan ……… 19

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan ……… 20

2.5.3 Jenis Pengungkapan Laporan Keuangan ……… 21

2.5.3.1 Pengungkapan Sukarela ………. 21

(Voluntary Disclosure) 2.5.3.2 Pengungkapan Wajib ………. 23

(Mandatory Disclosure) 2.6 Internet Financial Reporting (IFR) ……… 23

2.7 Penelitian Terdahulu ……….. 26

2.8 Kerangka Konseptual……….. 32

2.9 Hipotesis ………. 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ……….. 37

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 37

3.3 Batasan Operasional ……….. 37

3.4 Definisi Operasional ……….. 38

3.4.1 Frekuensi Perdagangan Saham ……….. 38


(3)

3.7 Metode Pengumpulan Data ……….. 44

3.8 Teknik Analisis ………. 45

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ……….. 45

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ………. 45

3.8.2.1 Uji Normalitas ………... 46

3.8.2.2 Uji Heterokedastisitas ………... 46

3.8.2.3 Uji Autokorelasi ……… 46

3.8.2.4 Uji Multikolinearitas ………. 47

3.8.3 Analisis Regresi ……… 47

3.8.4 Pengujian Hipotesis ……….. 48

3.8.4.1 Uji t ……….. 49

3.8.4.2 Uji F ………. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian……… 50

4.2 Analisis Data………. 50

4.2.1 Statistik Deskriptif……….. 50

4.2.2 Uji Asumsi Klasik……….. 53

4.2.2.1 Uji Normalitas……….. 53

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas……….. 54

4.2.2.3 Uji Autokorelasi……… 55

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas……… 56

4.2.3 Analisis Regresi………. 57

4.2.4 Pengujian Hipotesis……… 58

4.2.4.1 Uji t………. 58

4.2.4.2 Uji F………. 61

4.3 Pembahasan……….. 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 68

5.2 Saran……… 69

DAFTAR PUSTAKA ……….. 71


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Statistik Pengguna Internet di Dunia……… 1

1.2 Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan……….. 9

Property dan Real Estate 2012-2014 Terendah 2.1 Penelitian Terdahulu………. 30

3.1 Pengukuran Tingkat Pengungkapan Informasi Website…… 39

3.2 Definisi Operasional………. 40

3.3 Data Perusahaan Sampel………... 42

4.1 Rekapitulasi Objek Penelitian……….. 50

4.2 Analisis Statistik Deskriptif………. 51

4.3 Analisis Statistik Deskriptif Perusahaan IFR………... 52

4.4 Hasil Uji Normalitas……… 53

4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Spearman Rho……… 54

4.6 Hasil Uji Autokorelasi………. 55

4.7 Uji Multikolinearitas……… 57

4.8 Analisis Regresi dengan Uji t……….. 57


(5)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual……… 35 4.1 Grafik Durbin-Watson……….. 55 4.2 Grafik Durbin-Watson……….. 56


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Populasi Perusahaan Property dan…………. 73 Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2012-2014

2 Data Sampel Penelitian Perusahaan Property…… 75 dan Real Estate Tahun 2012-2014

3 Data Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan.. 78 Property dan Real Estate 2012-2014

4 Data Hasil Transformasi Frekuensi Perdagangan. 80 Saham Perusahaan Property dan Real Estate

Tahun 2012-2014


Dokumen yang terkait

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

13 113 95

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 11 87

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE TERHADAP VOLUME Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek In

0 1 15

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE TERHADAP VOLUME Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek In

0 2 15

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

0 0 4

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE TERHADAP FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN

0 0 9