PERUBAHAN UUD 1945 MENGENAI PERTAHANAN DAN

xxvii NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IV JILID 2 Kekuasaan Pemerintahan Negara DAFTAR SINGKATAN ADB : Asian Development Bank APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Asmas : Aspirasi Masyarakat BI : Bank Indonesia BLT : Bantuan Langsung Tunai BNI : Bank Negara Indonesia BP : Badan Pekerja BPK : Badan Pemeriksa Keuangan BPKP : Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan PUPK : Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan BUMD : Badan Usaha Milik Daerah BUMN : Badan Usaha Milik Negara CBS : Currency Board System CIDES : Center for Information and Development Studies CINAPS : Centre for Information and Policy Studies CSIS : Center for Strategic and International Studies Depsos : Departemen Sosial DPA : Dewan Pertimbangan Agung DPD : Dewan Perwakilan Daerah DPK : Dewan Pemeriksa Keuangan DPR : Dewan Perwakilan Rakyat DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DUD : Dewan Utusan Daerah Ekuin : Ekonomi, Keuangan, dan Industri F-KKI : Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesa F-PBB : Fraksi Partai Bulan Bintang F-PDIP : Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan buku 4 jilid2 final.indd 27 92410 5:29:54 PM xxviii Kekuasaan Pemerintahan Negara NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IV JILID 2 F-PDKB : Fraksi partai Demokrasi Kasih Bangsa F-PDU : Fraksi Persatuan Daulat Ummah F-PG : Fraksi Partai Golkar F-KB : Fraksi Kebangkitan Bangsa F-PPP : Fraksi Partai Persatuan Pembangunan F-Reformasi : Fraksi Reformasi F-TNIPolri : Fraksi Tentara Nasional IndonesiaKepolisian Republik Indonesia F-UG : Fraksi Utusan Golongan Golkar : Golongan Karya IAR : Instructie en verdere bepalingen voor de Algemeene Rekenkamer ICW : Indische Comptabiliteits Wet IDT : Inpres Desa Tertinggal IMF : International Monetary Fund Irjen : Inspektur Jenderal Itwilprop : Inspektorat Wilayah Propinsi JPS : Jaring Pengaman Sosial K.H. : Kyai Haji KB : Keluarga Berencana KCK : Kredit Candak Kulak KMB : Konferensi Meja Bundar Kupedes : Kredit Usaha Pedesaan LN : Lembaran Negara LPTP : Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan Menkeu : Menteri Keuangan Menko : Menteri Koordinator MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat MPRS : Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara NICA : Netherland Indies Civil Administration NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia ORI : Oeang Republik Indonesia P4KT : Program Peningkatan Pendapatan Petani Kecil Terpadu PAH : Panitia Ad Hoc Perda : Peraturan Daerah buku 4 jilid2 final.indd 28 92410 5:29:55 PM xxix NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IV JILID 2 Kekuasaan Pemerintahan Negara Perpu : Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang PHK : Pemutusan Hubungan Kerja PPKI : Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPW : Program Pengembangan Wilayah PSM : Pekerja Sosial Mandiri RAPBN : Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara RDPU : Rapat Dengar Pendapat Umum RI : Republik Indonesia RIS : Republik Indonesia Serikat SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Tap : Ketetapan Tatib : Tata tertib Unhas : Universitas Hasanuddin UNS : Universitas Negeri Sebelas Maret Unsri : Universitas Sriwijaya UPI : Universitas Pendidikan Indonesia UU : Undang-undang UUD 1945 : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUDS : Undang-Undang Dasar Sementara buku 4 jilid2 final.indd 29 92410 5:29:55 PM xxx Kekuasaan Pemerintahan Negara NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IV JILID 2 buku 4 jilid2 final.indd 30 92410 5:29:55 PM 919 Perubahan UUD 1945 Mengenai Kementerian Negara NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IV JILID 2

BAB IV PERUBAHAN UUD 1945 MENGENAI

KEMENTERIAN NEGARA

A. Pembahasan Pada Perubahan Pertama

Perdebatan mengenai perubahan Bab tentang Kementerian Negara yang terdiri atas satu pasal, yakni Pasal 17 Undang- Undang Dasar UUD 1945, dimulai sejak perubahan pertama sampai perubahan ketiga. Pada perubahan pertama 1999, pembicaraan tentang kementerian negara mulai muncul pada Rapat Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat ke-2 BP MPR, yang salah satu agendanya yakni pemandangan umum fraksi tentang materi Sidang Umum SU MPR. Sidang tersebut diselenggarakan pada tanggal 6 Oktober 1999 yang dipimpin oleh Ketua MPR, M. Amien Rais. Akan tetapi, tidak semua fraksi meyinggung mengenai kementerian negara dalam pemandangan umumnya. Tercatat hanya F-PDU dan F-PPP. F-PDU dengan juru bicaranya, Asnawi Latief, menyatakan sebagai berikut. ...kementerian negara itu harus kementerian baku. Jangan menurut selera kepala negara yang dipilih. Hendaknya menko-menko yang ada itu dihapus. Pengalaman kami di luar negeri sulit secara protokoler. Menko itu perdana menteri atau senior ministry itu juga nggak jelas, jadi ma baina. Baina perdana menteri baina menteri, jadi gimana itu dan kalau itu disejajarkan menteri menko kita marah ... 1263 1263 Sekretariat Jenderal MPR RI, Risalah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: 1999-2002 Tahun Sidang 1999, Jakarta: Sekretariat buku 4 jilid2 final.indd 919 92410 5:29:55 PM 920 Perubahan UUD 1945 Mengenai Kementerian Negara NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU IV JILID 2 F-PPP melalui juru bicaranya, Lukman Hakim Saifuddin, mengemukakan sebagai berikut. ...Beberapa hal perlu dibenahi dalam amendemen batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 khususnya yang mengatur tentang pemilu, Majelis Permusyawaratan Rakyat, kekuasaan pemerintahan negara, kementerian negara,.. 1264 Selanjutnya, pembahasan tentang materi kementerian negara dibahas pada rapat-rapat Panitia Ad Hoc III PAH III BP MPR. PAH III merupakan salah satu alat kelengkapan BP MPR. Pada Rapat PAH III BP MPR ke-1, 7 Oktober 1999, yang dipimpin oleh Harun Kamil, dengan agenda pembahasan perubahan UUD 1945 atau amendemen, para anggota PAH III sudah menyinggung Pasal 17 tentang kementerian negara. FKB dengan juru bicaranya, Khoifah Indar Parawansa mengusulkan agar DPR dilibatkan dalam pengangkatan dan pemberhentian menteri yang dilakukan oleh Presiden. Selengkapnya usulan tersebut dan alasannya sebagai berikut. …PKB menginginkan ada beberapa hal yang selama ini menjadi kendala di dalam proses pemberdayaan DPR kaitannya dengan pengawasan, dengan fungsi pengawasan DPR. Para menteri sering kali ketika berhadapan dengan DPR selalu kemudian dia mengatakan bahwa dia itu adalah pembantu Presiden. Apakah para menteri yang akan datang kita memposisikan sebagai pembantu Presiden? Karena kalau dia pembantu, maka sesungguhnya dia tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan policy-policy strategis sesuai dengan departemen yang dipimpinnya. PKB mengusulkan bahwa struktur kabinet, personalia di dalam mengangkat, membentuk, dan memberhentikan itu, harus dengan pertimbangan DPR, sehingga tidak bisa seperti sekarang banyak menteri kemudian karena mau jadi Utusan Daerah kemudian mereka keluar dari kabinet. Padahal ketika menjadi Utusan Daerah mereka antara lain akan melakukan koreksi terhadap pidato pertanggung-jawaban Presiden. Padahal, dia adalah bagian yang terlibat di dalam proses pelaksanaan pemerintahan. Jenderal MPR RI, 2008, hlm. 25. 1264 Ibid., hlm. 26. buku 4 jilid2 final.indd 920 92410 5:29:55 PM