Konsumsi Energi dan Protein

3.1.4 Konsumsi Energi dan Protein

Prevalensi rumah tangga dengan masalah konsumsi ”energi rendah” dan ”protein rendah” dari data Riskesdas 2007 diperoleh berdasarkan jawaban responden untuk makanan yang di konsumsi anggota rumah tangga (ART) dalam waktu 1 x 24 jam yang lalu. Responden adalah ibu rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang biasanya menyiapkan makanan di rumah tangga (RT) tersebut.

Rumah tangga dengan konsumsi ”energi rendah” adalah bila RT dengan konsumsi energi di bawah rerata konsumsi energi nasional dari data Riskesdas 2007. Sedangkan

RT dengan konsumsi ”protein rendah” adalah bila RT dengan konsumsi protein di bawah rerata konsumsi energi nasional dari data Riskesdas 2007.

Pada tabel 3.19 disajikan angka rerata konsumsi energi dan protein per kapita per hari, dan pada Tabel 3.20 dan Tabel 3.21, merupakan data prevalensi RT dengan konsumsi ”energi rendah” dan konsumsi ”protein rendah”. Prevalensi RT yang mengkonsumsi energi dan protein di atas rerata konsumsi energi dan protein tidak disajikan.

Data pada Tabel 3.19 menunjukkan bahwa rerata konsumsi per kapita per hari penduduk Indonesia adalah 1735,5 Kkal untuk energi dan 55,5 gram untuk protein. Provinsi dengan angka konsumsi energi terendah adalah provinsi Sulawesi Barat (1384,7 kkal) dan provinsi dengan angka konsumsi energi tertinggi adalah provinsi Jawa Timur (2175,5 kkal). Provinsi dengan rerata konsumsi protein terendah adalah Bengkulu (45,8 gram) dan provinsi dengan rerata konsumsi protein tertinggi adalah Kepulauan Riau (69,0 gram).

Provinsi dengan rerata konsumsi energi di atas rerata nasional sebanyak 11 provinsi yaitu: NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Sedangkan provinsi dengan rerata konsumsi protein di atas rerata nasional sebanyak 19 provinsi yaitu: NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kep. Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Tabel 3.20 memperlihatkan persentase RT dengan konsumsi “energi rendah” dan “protein rendah” yang berarti di bawah angka rerata nasional (1735.5 Kkal dan 55,5 gram).

Secara nasional persentase RT dengan konsumsi “energi rendah” adalah 59,0 % dan konsumsi “protein rendah” sebesar 58,5 %. Sebanyak 21 provinsi dengan persentase konsumsi “energi rendah” di atas angka nasional (59,0 %) yaitu Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Barat.

Sebanyak 16 provinsi dengan prevalensi konsumsi “protein rendah” di atas angka prevalensi nasional (58,5%) yaitu Provinsi Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Papua .

Tabel 3.21 menunjukkan bahwa persentase RT di perkotaan dengan konsumsi “energi rendah” lebih tinggi dari RT di perdesaan, sebaliknya persentase RT di perdesaan dengan konsumsi “protein rendah” lebih tinggi dari RT di perkotaan.

Persentase RT dengan konsumsi “energi rendah” dan “ protein rendah” menurut tingkat pengeluaran RT per kapita menunjukkan pola yang spesifik, yaitu semakin tinggi tingkat pengeluaran RT per kapita, semakin rendah persentase RT dengan konsumsi “energi rendah” dan “protein rendah”.

Tabel 3.19

Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita per Hari menurut Provinsi, Riskesdas 2007

Protein Provinsi

Energi

Rerata

SD Rerata SD

653,0 69,3 28,1 Sumatera Utara

NAD

741,5 65,0 28,2 Sumatera Barat

677,3 59,8 28,6 Sumatera Selatan

460,2 47,7 21,1 Bangka Belitung

618,2 66,6 28,1 Kepulauan Riau

610,6 69,2 29,1 DKI Jakarta

653,3 60,5 28,5 Jawa Barat

615,7 53,8 24,3 Jawa Tengah

705,1 51,3 24,5 DI Yogyakarta

739,9 50,2 24,5 Jawa Timur

609,9 56,5 24,8 Nusa Tenggara Barat

678,6 52,4 25,3 Nusa Tenggara Timur

772,0 51,3 26,3 Kalimantan Barat

596,3 57,6 27,1 Kalimantan Tengah

608,6 59,5 26,9 Kalimantan Selatan

615,3 58,7 25,6 Kalimantan Timur

585,0 55,6 27,5 Sulawesi Utara

493,8 45,6 18,7 Sulawesi Tengah

709,2 53,7 24,4 Sulawesi Selatan

586,6 54,0 23,9 Sulawesi Tenggara

568,8 47,7 20,8 Sulawesi Barat

781,6 56,7 27,2 Maluku Utara

807,7 56,4 28,7 Papua Barat

791,5 62,1 32,1 Papua

Indonesia

Tabel 3.20

Persentase RT dengan Konsumsi Energi dan Protein Lebih Rendah

dari Rerata Nasional, Riskesdas 2007

Persentase RT Provinsi

Energi

Protein

35,6 Sumatera Utara

NAD

42,8 Sumatera Barat

51,9 Sumatera Selatan

72,5 Bangka Belitung

39,1 Kepulauan Riau

35,8 DKI Jakarta

50,3 Jawa Barat

61,1 Jawa Tengah

65,9 DI Yogyakarta

66,9 Jawa Timur

57,7 Nusa Tenggara Barat

63,1 Nusa Tenggara Timur

65,6 Kalimantan Barat

55,5 Kalimantan Tengah

51,5 Kalimantan Selatan

53,0 Kalimantan Timur

59,1 Sulawesi Utara

75,9 Sulawesi Tengah

60,6 Sulawesi Selatan

61,7 Sulawesi Tenggara

72,2 Sulawesi Barat

57,2 Maluku Utara

58,6 Papua Barat

Catatan: Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (1735,5 kkal) dan Protein (55,5 gram) dari data Riskesdas 2007

Tabel 3.21 Persentase RT dengan Konsumsi Energi dan Protein Lebih Rendah dari Rerata Nasional menurut Tipe Daerah dan Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga per Kapita , Riskesdas 2007.

Karakteristik Responden

Persentase RT Energi

Protein

Tipe Daerah Perkotaan

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

48,0 Catatan: Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (1735,5 kkal)

dan Protein (55,5 gram) dari data Riskesdas 2007