Rancangan bangun sistem informasi pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan secara terpadu prototipe Kabupaten Sumenep Madura

1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Madura sebagai bagian dari Provinsi Jawa Timor terbagi menjadi empat
wilayah kabupaten: Bangkaian. Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Disamping
budaya yang bemilai khas, Madura dikenal jnga sebagai wilayah kepulauan bahari
dengan pelant yang tangguh (abentai ombik asapa angin salanjengah). Wilayah

lautan Madura menyusun sekitar 62% dari wilayah daratannya dengan luas pantai
dan lautan Pulau Madura mencapai \0 064 km' dan potensi perikanan yang
ditaksir sebesar 306 920 ton per tabun (sekitar 40"/0 dari besarnya potensi
perikanan Provinsi Jawa Timur). Dukungan potensi dan kondisi alam ini
merupakan aset wilayah yang cukup besar untuk menggerakkan pertumbuhao
ekonomi wilayah Madura (DKP 2003).

Berdasarkan kondisi geografis dan hasil penelitian sebelumnya mengenai
identifikasi kawasan dan potensi suroberdaya pesisir dan lautan di Pulau Madura,


dimana potensi sumberdaya perikanan tercakup didalamnya, Kahupaten Sumenep
memiliki potensi suberdaya pesisir dan iautan paling domimm. Ada tiga fakta
pokok dontinasi tersebut. Perfama, fakta fisik Kahupaten Sumenep merupakan
kahupaten kepulauan terbesar di Pulau Madura yang terditi dari 76 pulau (48
pulau berpengbuni dan 28 pulau tidak berpengbuni) dengan luas iaut sekitar 8 751

km' (wiiayah perairau paotai 4 mil yang menjadi kewenangan wiiayah kahupaten)
atau 81.98 % dari luas laut Pulau Madura. Luas daratan Kabupaten Sumenep
adalah 1 998.54 km' (sekitar 41.7% dari total laban Pulau Madura) dengan luas
bagian area daratan 1 147.24 km' (57.40"/0) terdiri alaS 17 kecamalan, sementara
bagian area kepulauan luasnya sekitar 581.30 km' (40.60"/0) terditi alas 8
kecamatan (BPS 2003). Wilayah pesisir dan iautu Kabupaten Sumenep Madura
terkenal dengan kekayaan dan keanekaragaman suroberdaya alamnya, baik
surnberdaya yang dapat pulih (sumberdaya perikanan laut, mangmve, terurnbu
karang, padang lamun, rumput laut, dan baban-baban bioaktif) maupun
sumberdaya yang tidak dapat pulih (minyak bumi, gas, mineral, pasir, dan baban
tambang lainnya) serla berbagai macam energi kelautan (gelombang, pasang

2


surut, OTEC, dan angin) dan jasa-jasa lingkUl1(jan (media transportasi dan
komnnikasi, pengaturan iklim, keindahan aIam" dan penyerapan limbah).
Sebagian besar sumberdaya ini belum dimanfaatiolD secara optimal. Misalnya,
potensi lestari (MSy) snmberdaya perikanan laut stlbesar 134400 ton per tabun,
barn dimanfaatkan 26.36%. Hal ini dapat dilihat darl jumlah ikan yang didaratkan

yang hanya mencapai 43 337.63 ton per tabnn
BLセオ@

sekitar 26,36% dari total

MSY, sehingga potensi ikan yang belum dieksploitnsi sekitar 101 232.7 ton per
tabnn (73.68%). Cadangan minyak bumi yang terdllpal di Pulau Pagernngan dan
Kangean dan daerah lepas pantai lainnya praktis lxtlum dimanfaatkan. Demikian
juga potensi pariwisata hahari, terutama yang terdapat di Pantai Siopeng,
Lomhang, dan Talango juga masih belum dimanfaatkan.

Kedua, menuju era industrialisasi pasca pembangunan jembatan suramadu
(Surahaya-Madura), wilayah pesisir dan lautan Kahupalen Sumenep termasuk
prioritas utama untuk pusat pengembangan industri. pariwisata, agrlbisnis.

agroindustri transportasi dan pelabuhan. Kondisi yang demikian menyehabkan
hanyak desa-desa yang terletak di wilayah pesisir terus dikemhangkan untuk
menyambut tata ekonomi barn dan kemajuan indusrtrialisasi pasca pemhangunan
suramadu nanti. Hal ini sesuai dengan Iaporan

Blrs

(2003) yang menyebutkan

bahwa sekitar 67% penduduk Kahupaten Sumenep l""",ukim di wilayah pesisir.
Ketiga, dalam rangka pelaksaan otononti daerah (UU No.22 Tahun 1999
dan UU No.25 Tahnn 1999 tentang pemerintaltan daerah dan perimbangan
keuangan pusat dan daerah), maka daerah Kahupalen Snmenep dengan otonomi
penuh, mempunyai peluang yang besar untuk memanfaatkan, mengelola dan
melindnngi wilayah pesisir dan lautannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat daIam hatas kewenangan daerah wilayah kahupaten sejaub 4 mil laut

dinkur dari garis pantai. Kewenangan pengelolaan sumberdaya pesisir dan Iautan
ini meliputi kewenangan


・ォウーャッイ。セ@

eksploitasi, konservasi, penataan mang,

adntinis1nllif, dan hantuan penegakan hulrum dan keamanan Di samping itu
pelaksanaan otonomi daerah bagi Kahupateo Sumenep akan memberikan
tanggung jawah melestarikan sumberdaya pesisk dan lautannya untuk tidak

mengurangi peluang generasi yang akan datang mlmikmati kehidupan yang lebib
baik dari sekanmg.

3

Berdasarkan fakta tersebut. poteosi ウオュ「・イ、セケ。@

pesisir dan lautan yang

mencakup juga poteosi sumberdaya perikanan la)fll< menjadi prioritas untuk
dikembangkan di Kabupaten Sumenep Madura. Nam"" dibalik peran strategis dan
prospek yang cemb sumberdaya ini bagi pembangun!U> Madura, terdapat kendala

dan kecendenmgan yang mengancam kapasitas k¢berlanjutannya (sustaifU1ble

capacity), baik akihat aktivitas manusia maupWl Nnomena a1am secara alami.
Berbagai kasus seperti kondisi tangkap lebib (over ヲゥセィョァIL@
degradasi fisik habitat pesisir (mangrove dan エ・イオュZセ@

pencemaran perairan,
karang), dan abrasi pantai

merupakan sebagian indikator babwa pelaksanaar, pembangunan sumberdaya
pesisir dan lautan di Kabupaten Surnenep menuju k{, arab yang tidak optimal dan
tidak berkelanjutan (unsustaifU1ble). Kondisi ini telah memberikan tekanan
lingkungan yang kompleks dan membengkak terhaaharuan intormasi, dan kecepatan akses
informasi untuk proses pengambilan keputusan, sementara kelengkapannya

(quantity of information) ditentuksn oleh jurnlah jepis informasi yang dilibatksn
dalam proses pengambilan keputusan, yakni kete..... 'iaan jenis informasi atributal
dan informasi spasial. Sejauh irti, kondisi informasii di banyak wilayah kOla atau
ksbnpaten di Indonesia termasuk di Kabupaten Sunlenep belurn terkelola dengan


bail