The variation and utilization of behavior of caged five sheep breeds for increasing production

KERAGAMAN TINGKAH LAKU BEBERAPA BANGSA DOMBA
YANG DIKANDANGKAN DAN PEMANFAATANNYA UNTUK
PENINGKATAN PRODUKSI

EKO HANDIWIRAWAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul ”Keragaman Tingkah Laku
Beberapa Bangsa Domba yang Dikandangkan dan Pemanfaatannya untuk Peningkatan
Produksi”, adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir disertasi ini.
Bogor,


Juli 2012

Eko Handiwirawan
NIM. D161070051

ABSTRACT
EKO HANDIWIRAWAN. The Variation and Utilization of Behavior of Caged Five
Sheep Breeds for Increasing Production. Under direction of RONNY RACHMAN
NOOR, CECE SUMANTRI, dan SUBANDRIYO.
Potential utilization behavior to improve of sheep productivity was studied in four
parts of the study. Three topics of research conducted to study opportunity of behavior
to differentiate and estimation of genetic distances between five sheep breeds, indirect
selection on body weight gain and productivity of ewe and identification of SNP DNA
markers for aggressiveness. Topic of recent research is to find a method in behavioral
research which easier, more concise and accurate and can represent overall of sheep
behavior. Five of sheep breeds, i.e. Barbados Black belly Cross sheep (BC), Garut
Composite (KG), Garut Local (LG), Sumatra Composite (KS) and St. Cross Croix (SC)
used in this study. A set of CCTV equipment used to observe a sheep behavior and
recorded in a video file. Canonical discriminant analysis and hierarchical clustering

according to the Average Linkage method and the dendogram performed in the study of
genetic differentiation and distance estimation. Meanwhile, multiple correspondence
analysis (MCA) is performed for qualitative variables. Arena tests performed to
determine temperament of sheep and its relationship with growth rate and ewe
productivity. Analysis of variance to behavioral variables and blood serotonin
concentration and analysis of DNA polymorphism exon 8 of MAOA gene were
performed between aggressive and not aggressive group ram. Paired t test and
correlation analysis to estimate a correlation between partial data and the whole data
were performed to fourth study. The results showed that body measurements of sheep
can be utilized to differentiate and estimate a genetic distance between the sheep breeds
accurately. Sound characteristics of sheep has a great opportunity to be utilized in the
differentiation and estimation of genetic distance between the sheep breeds but need
improvement in the sound data collection methods. Meanwhile, the utilization of
behavior data to differentiate and estimate of genetic distance between the sheep breeds
was less accurate. Differentiator variables for body sizes was tail width, horn base
circumference, long horns, long tail, body length, and skull width, while differentiator
variables for sound call characteristics was the third quartile frequencies, middle
frequencies, maximum frequencies and time of the first quartile frequencies. Post
weaning sheep which more docile to the observer has a daily gain higher. Ewe which
have more bleats have total weaning weight and lamb survival higher than those of ewe

which less bleats when separated from their lamb. Aggressive and nonaggressive sheep
have the same behavior, though aggressive sheep had higher blood serotonin
concentrations compared to the group of non aggressive sheep. In this study, aggressive
behavior in sheep was not associated with a mutation in exon 8 of MAOA gene. The
use of 6 hours partial data was the best partial data to predict all of sheep behavior
accurately.
Key words: behavior, genetic distance, production, genetic markers of aggressiveness,
partial data accuracy

RINGKASAN
EKO HANDIWIRAWAN. Keragaman Tingkah Laku Beberapa Bangsa Domba yang
Dikandangkan dan Pemanfaatannya untuk Peningkatan Produksi. Dimbimbing oleh
RONNY RACHMAN NOOR, CECE SUMANTRI, dan SUBANDRIYO.
Peningkatan produksi pada domba dapat dilakukan melalui persilangan dan
seleksi. Pola dan karakteristik tingkah laku dikendalikan oleh satu atau banyak gen
secara tidak langsung dalam proses fisiologi yang kompleks dan dipengaruhi oleh
banyak faktor lingkungan. Keragaman beberapa sifat tingkah laku diperlihatkan antar
bangsa dan di dalam bangsa domba dan beberapa sifat tingkah laku mempunyai
hubungan yang erat dengan sifat produksi. Peluang fenotipe tingkah laku untuk
dimanfaatkan dalam peningkatan produktivitas domba dipelajari melalui empat bagian

penelitian utama. Penelitian pertama dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari
keragaman pada peubah-peubah karakteristik suara, fenotipe tubuh dan tingkah laku
untuk pembedaan bangsa domba yang dapat dimanfaatkan dalam program persilangan.
Penelitian kedua dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari hubungan antara sifat
tingkah laku dengan sifat produksi pertumbuhan dan produktivitas induk domba pada
lima bangsa domba. Penelitian ketiga dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
keragaman penanda DNA SNP sebagai penanda genetik untuk sifat agresif pada
berbagai bangsa domba. Penelitian keempat dilakukan untuk mendapatkan metode
pengamatan tingkah laku domba yang mudah, lebih singkat serta akurat dan dapat
mewakili gambaran tingkah laku domba secara keseluruhan.
Penelitian dilakukan di Kandang Percobaan Domba Balai Penelitian Ternak
Cilebut dan Bogor. Lima bangsa domba yang terdiri dari domba Barbados Blackbelly
Cross (BC), Komposit Garut (KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS) dan St.
Croix Cross (SC) digunakan dalam penelitian ini. Tingkah laku domba diamati dengan
seperangkat peralatan CCTV dan direkam dalam bentuk file video. Sebanyak 24
peubah karakteristik suara, 19 peubah ukuran tubuh, tujuh nilai indeks morfologi dan 10
peubah sifat tingkah laku diamati dalam penelitian pembedaan bangsa domba. Analisis
ragam, analisis diskriminan kanonikal, hierarchical clustering menurut Metode Average
Linkage (Unweighted Pair-Group Method Using Arithmetic Averages, UPGMA), dan
dendogram untuk kelima bangsa domba dilakukan. Multiple correspondence analysis

(MCA) digunakan untuk menganalisa peubah kategori sifat kualitatif. Tes arena
dilakukan untuk menilai temperamen domba dan dihubungkan dengan laju
pertumbuhan dan produktivitas induk. Analisis ragam dan analisis korelasi dilakukan
untuk mengukur keeratan hubungan antara peubah produksi dan peubah tingkah laku
domba. Sepuluh peubah durasi tingkah laku, konsentrasi serotonin darah dan runutan
DNA ekson 8 gen MAOA dari kelompok domba jantan agresif dan tidak agresif
diamati. Analisis ragam peubah tingkah laku, dan konsentrasi serotonin darah serta
analisis polimorfisme runutan DNA ekson 8 gen MAOA dilakukan antar kelompok
domba jantan agresif dan tidak agresif. Data parsial 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 jam dari 8 jam
pengamatan tingkah laku digunakan sebagai prediksi data tingkah laku 8 jam. Uji t
berpasangan dan analisis korelasi untuk melihat keeratan korelasi antara data parsial
dengan data utuh dilakukan.
Ukuran bagian-bagian tubuh domba dapat dimanfaatkan dalam pembedaan dan
pendugaan jarak genetik antar bangsa domba secara akurat. Sementara itu, dengan
perbaikan dalam metode pengumpulan data suara, karakteristik suara domba berpeluang

besar untuk dapat dimanfaatkan dalam pembedaan dan pendugaan jarak genetik antar
bangsa domba. Pemanfaatan data tingkah laku untuk pembedaan dan pendugaan jarak
genetik antar bangsa domba memberikan hasil yang kurang akurat. Peubah-peubah
pembeda bangsa domba untuk ukuran bagian tubuh adalah peubah lebar ekor, lingkar

pangkal tanduk, panjang tanduk, panjang ekor, panjang badan, dan lebar tengkorak.
Sementara itu, peubah-peubah pembeda bangsa domba untuk karakteristik suara adalah
frekuensi kuartil ketiga, frekuensi tengah, frekuensi maksimum dan waktu frekuensi
kuartil pertama. Indeks ukuran tubuh dapat digunakan untuk menilai tipe dan fungsi dari
bangsa domba dan berdasarkan indeks ukuran tubuh bangsa domba Komposit Garut
adalah tipe domba potong. Beberapa bangsa mempunyai korespondensi yang erat
dengan sifat kualitatif warna tubuh dominan, pola warna tubuh, warna belang dan
persentase belang yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Bangsa
domba St. Croix cross jantan terkait erat dengan sifat pola warna polos (satu warna),
sedangkan bangsa domba St. Croix cross betina berkorespondensi erat dengan sifat
warna tubuh dominan putih. Sementara itu, bangsa domba betina Komposit Garut
berkorespondensi erat dengan pola warna campuran dua warna, warna belang putih,
coklat muda dan coklat tua, dan persentase belang 1-10%.
Domba muda bertemperamen lebih jinak terhadap pengamat mempunyai
pertambahan bobot badan harian lebih tinggi. Tingkah laku frekuensi menyeberang
daerah uji A dan B dan frekuensi melangkah berkorelasi erat negatif dengan
pertambahan bobot badan harian. Induk domba bersuara lebih banyak mempunyai total
bobot sapih dan kemampuan hidup anak lebih tinggi dibandingkan induk dengan
frekuensi suara lebih sedikit ketika dipisahkan dengan anaknya.
Persentase domba jantan yang berkarakter agresif pada setiap bangsa tidak lebih

dari 10 persen kecuali pada bangsa domba Komposit Sumatera relatif agak tinggi yaitu
sekitar 23 persen. Domba berkarakter agresif dan tidak agresif mempunyai tingkah laku
yang realtif sama, meskipun demikian kelompok domba berkarakter agresif mempunyai
konsentrasi serotonin darah lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok domba yang
tidak agresif. Sifat agresif pada domba tidak berkaitan dengan adanya mutasi pada
ekson 8 gen MAOA.
Terdapat kecenderungan semakin lama durasi data parsial yang digunakan maka
semakin banyak tingkah laku domba yang dapat diprediksi secara akurat. Penggunaan
data parsial 6 jam paling baik untuk memprediksi data pengamatan 8 jam untuk sepuluh
jenis tingkah laku domba yang diamati dalam penelitian ini.
Kata kunci : tingkah laku, jarak genetik, produksi, penanda genetik sifat agresif, akurasi
data parsial

© Hak Cipta Milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian dan seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya
untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah;
dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

KERAGAMAN TINGKAH LAKU BEBERAPA BANGSA DOMBA
YANG DIKANDANGKAN DAN PEMANFAATANNYA UNTUK
PENINGKATAN PRODUKSI

EKO HANDIWIRAWAN

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Penguji pada Ujian Tertutup


:

1. Dr. Ir. Mohammad Yamin, M.Agr.Sc.
2. Prof (R). Dr. Ir. Ismeth Inounu, MS.

Penguji pada Ujian Terbuka

:

1. Dr. Ir. Achmad Machmud Thohari, DEA.
2. Prof (R). Dr. Ir. Kusuma Diwyanto, MS.

HALAMAN PENGESAHAN
Judul Disertasi

:

Keragaman Tingkah Laku Beberapa Bangsa Domba yang
Dikandangkan dan Pemanfaatannya untuk Peningkatan

Produksi

Nama

:

Eko Handiwirawan

NIM

:

D161070051

Program Studi

:

Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (ITP)


Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, M.Rur.Sc.
Ketua

Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc.
Anggota

Prof. (R). Dr. Ir. Subandriyo, M.Sc.
Anggota

Mengetahui
Ketua Program Studi
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Rarah Ratih A. Maheswari, DEA.

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

Tanggal Ujian : 29 Juni 2012

Tanggal Lulus : ………………….....

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2009 ini ialah genetika tingkah laku domba, dengan
judul “Keragaman Tingkah Laku Beberapa Bangsa Domba yang Dikandangkan dan
Pemanfaatannya untuk Peningkatan Produksi”.
Disertasi ini memuat empat penelitian yang ditulis dalam empat bab tulisan
ilmiah. Penelitian pertama yang berjudul “Pembedaan Bangsa Domba Berdasarkan
Karakteristik Suara, Fenotipe Tubuh dan Tingkah Laku” disajikan pada bab tiga dan
terdiri dari tiga sub penelitian, sedangkan penelitian kedua yang berjudul “Hubungan
Tingkah Laku dengan Laju Pertumbuhan dan Produktivitas Induk Domba” disajikan
pada bab empat yang terdiri dari dua sub penelitian. Sementara itu, penelitian ketiga
yang berjudul “Identifikasi Single Nucleotide Polymorphism (SNP) pada Gen MAOA
(Mono Amine Oxidase A) sebagai Penanda Genetik untuk Sifat Agresif pada Domba”
dan penelitian keempat yang berjudul “Perbandingan Akurasi Penggunaan Data Parsial
dan Data Utuh pada Pengamatan Tingkah Laku Domba” disajikan pada bab lima dan
enam, masing-masing satu penelitian. Tiga penelitian pertama dilakukan untuk
mengetahui sejauhmana sifat tingkah laku dapat dimanfaatkan untuk peningkatan
produksi melalui (1) Pembedaan bangsa domba yang informasinya dapat digunakan
dalam program persilangan pada domba, (2) Seleksi tidak langsung sifat tingkah laku
yang berkorelasi erat dengan sifat produksi, dan (3) Seleksi langsung menggunakan
penanda genetik SNP DNA. Penelitian keempat dilakukan untuk memperoleh metode
pengamatan tingkah laku pada domba yang mudah dan cepat akan tetapi cukup akurat
untuk mendapatkan gambaran tingkah laku domba secara keseluruhan.
Penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Komisi Pembimbing dalam penelitian ini yaitu Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor,
M.Rur.Sc. sebagai Ketua Komisi, Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc. dan Prof
(R). Dr. Ir. Subandriyo, M.Sc., masing-masing sebagai Anggota Komisi yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran dan arahan dimulai sejak diskusi awal
dalam penentuan ide/topik penelitian, penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian,
analisis data hingga penulisan disertasi. Penulis berdoa semoga beliau bertiga selalu
diberi keluasan ilmu, kesehatan dan kemudahan di dalam melaksanakan tugastugasnya dan amal baiknya saat ini dicatat oleh-Nya sebagai amal jariyah.
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Sekretaris Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, selaku Ketua Komisi Pembinaan Tenaga
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan
program doktor.
3. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan yang telah memberikan
dorongan dan dukungan kepada penulis untuk menimba ilmu pada tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
4. Rektor Institut Pertanian Bogor, Dekan Sekolah Pascasarjana, Dekan dan Wakil
Dekan Fakultas Peternakan IPB, Ketua Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi
Peternakan (ITP) beserta jajarannya yang telah memberikan pelayanan akademik
dan administrasi dengan sangat baik. Ketua Program Studi / Mayor Ilmu Produksi
dan Teknologi Peternakan, Dr. Ir. Rarah Ratih Adjie Maheswari, DEA, yang

senantiasa memberikan dukungan, dorongan motivasi dan segala kemudahan dalam
setiap pelaksanaan tahapan akademik yang harus penulis jalani.
5. Dr. Ir. Mohammad Yamin, M.Agr.Sc. dan Dr. Ir. Rudy Priyanto atas kesediaannya
sebagai penguji luar komisi pada ujian kualifikasi Doktor. Dr. Ir. Mohammad
Yamin, M.Agr.Sc. dan Prof (R). Dr. Ir. Ismeth Inounu, MS. atas kesediaannya
sebagai penguji luar komisi pada ujian tertutup serta telah memberikan saran dan
masukan untuk perbaikan disertasi. Dr. Ir. Achmad Machmud Thohari, DEA. dan
Prof (R). Dr. Ir. Kusuma Diwyanto, MS. atas kesediaannya sebagai penguji luar
komisi pada ujian terbuka serta telah membuka dan menambah wawasan penulis.
6. Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis
Daerah Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba Margawati (UPTD-BPPT),
Garut, Jawa Barat, yang telah memberikan izin untuk dapat melaksanakan penelitian
di UPTD-BPPT Domba Margawati.
7. Prof. Dr. Laba Mahaputra dan Bu Ida, Laboratorium Endokrinologi, Departemen
Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya, yang
telah memberikan bantuan teknis analisa hormon serotonin darah domba.
8. Senior penulis di kantor dalam bidang pemuliaan ternak, yaitu Prof (R). Dr. Ir.
Kusuma Diwyanto, MS, yang telah memperkaya wawasan penulis dalam bidang
pemuliaan melalui diskusi-diskusi yang dilakukan dalam banyak kesempatan.
Kepala Balai Penelitian Ternak dan Ir. Bambang Setiadi, MS, yang telah
memberikan izin penggunaan materi penelitian domba Komposit Sumatera, St.
Croix dan Lokal Garut di Kandang Percobaan Cilebut. Demikian pula kepada Prof
(R). Dr. Ir. Ismeth Inounu, MS, yang telah menambah pengetahuan dan ketrampilan
penulis dalam menggunakan Program SAS untuk analisa data serta diskusi-diskusi
yang terkait dengan penelitian penulis.
9. Pak Saeri dan Pak Kusma, masing-masing selaku kepala kandang percobaan domba
Balai Penelitian Ternak Cilebut dan Bogor, beserta seluruh teknisi dan petugas
kandang, diantaranya Pak Endang Sopian, Bu Siti Aminah, Pak Sumantri, Pak
Tohir, Pak Ruchyat, Pak Nurjaya, Pak Asep Supriyadi, Pak Mukmin, dan lain-lain
yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di kandang percobaan
domba. Bu Zulqolah Layla, teknisi Laboratorium Pemuliaan Ternak yang telah
membantu dalam pengambilan sampel darah, isolasi DNA dan amplifikasi DNA
target hingga sampel siap untuk disekuen.
10. Rekan seangkatan di Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan tahun
2007, yaitu Dr. Ir. Aron Batubara, M.Sc., Dr. Ir. Bambang Ngaji Utomo, M.Sc., Dr.
Ir. Ben Juvarda Takaendengan, M.Si. dan Dr. Suryana, S.Pt., MP., yang telah saling
bantu dalam memperdalam dan memperkaya wawasan ilmu, serta saling
memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian studi.
11. Orang-orang terdekat dan terkasih yaitu Ayahnda Soebinto, Ibunda Harminah,
Ayahnda Mertua Muhamad Zen Budjang dan Ibunda Mertua Hinomarti yang
senantiasa mendorong dan memberikan dukungan serta doa sehingga kesulitan yang
penulis hadapi menjadi semakin mudah dan ringan. Istriku, Ir. Eva Sukma
Herlinamarty, yang telah memberikan kelonggaran hati melalui pengertian,
pengorbanan, dan kesabarannya, dukungan dan dorongan serta doa yang tiada henti,
menjaga semangat dan motivasi penulis, meringankan dan memudahkan penulis
dalam berkonsentrasi di semua tahapan studi S3 ini. Kepada Ananda Muhammad
Nafil Fauzan semoga semua ini dapat menjadi dorongan motivasi untuk berupaya
keras meraih apa yang menjadi cita-citanya.

Besar harapan karya ilmiah ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan, dan bermanfaat bagi pembangunan peternakan di
Indonesia.
Bogor,

Juli 2012

Eko Handiwirawan

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Balikpapan, Kalimantan Timur pada tanggal 16 Mei 1967
sebagai anak sulung dari lima bersaudara dari pasangan Soebinto dan Harminah.
Pendidikan sarjana ditempuh di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang,
lulus pada tahun 1991. Pada tahun 1993, penulis menikah dengan Ir. Eva Sukma
Herlinamarty dan dikaruniai seorang putra bernama Muhammad Nafil Fauzan yang
lahir pada tanggal 9 September 1995.
Pada tahun 1999, penulis diterima di Program Studi Ilmu Ternak pada Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dan menamatkannya pada tahun 2003.
Kesempatan untuk melanjutkan ke program Doktor pada Program Studi/Mayor Ilmu
Produksi dan Teknologi Peternakan (ITP) pada perguruan tinggi yang sama diperoleh
pada tahun 2007. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia.
Penulis mulai bekerja sebagai staf peneliti di Balai Penelitian Ternak, Ciawi
Bogor sejak tahun 1993. Tahun 1998 hingga 1999, penulis menjabat Asisten Peneliti
Muda di Bidang Produksi Ternak merangkap Pj. Kepala Sub Bidang Publikasi
Penelitian di Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Tahun 2001
penulis menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Program pada Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor. Sejak tahun 2002 penulis menjabat sebagai Kepala
Seksi Jasa Penelitian pada Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor dan berakhir pada
tahun 2003. Tahun 2004, penulis menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Kerjasama
Penelitian di Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Tahun 2005,
penulis menjabat Peneliti Muda di Bidang Pemuliaan dan Genetika Ternak merangkap
sebagai Kepala Sub Bidang Pendayagunaan Hasil Penelitian di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor yang berakhir saat penulis mulai menjalani tugas
belajar program Doktor pada tahun 2007.
Pada saat mengikuti pendidikan S3 (tahun 2010), penulis menjadi Sekretaris I
Pengurus Pusat Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI). Sebuah artikel
berjudul ”The Differentiation of Sheep Breed Based on the Body Measurements” telah
diterbitkan pada Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture (JITAA)
Volume 36 Nomor 1 pada tahun 2011. Karya ilmiah tersebut berhasil meraih Peringkat
III JITAA Award 2011 dari Dekan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro,
Semarang. Karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari penelitian program S3 penulis.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................................xxiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xxvi
PENDAHULUAN .................................................................................................
Latar Belakang .............................................................................................
Tujuan Penelitian .........................................................................................
Manfaat Penelitian ........................................................................................
Hipotesis Penelitian ......................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................
Kerangka Pemikiran .....................................................................................

1
1
4
4
5
5
6

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................
Tingkah Laku dalam Ilmu Genetika ..............................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku .........................................
Kontrol Genetik dan Pengaruh Lingkungan terhadap Sifat Tingkah Laku .....
Pewarisan Sifat Tingkah Laku ......................................................................
Tetua Bangsa Domba Komposit ...................................................................
Pembeda Bangsa Ternak ..............................................................................
Tingkah Laku sebagai Pembeda Bangsa .......................................................
Karakteristik Suara sebagai Pembeda Bangsa ...............................................
Tingkah Laku sebagai Indikator Seleksi .......................................................
Penanda SNP untuk Sifat Agresif .................................................................

9
9
10
12
14
15
20
25
26
27
30

PEMBEDAAN BANGSA DOMBA BERDASARKAN KARAKTERISTIK
SUARA, FENOTIPE TUBUH DAN TINGKAH LAKU ........................................
Abstrak ........................................................................................................
Abstract ........................................................................................................
Pendahuluan .................................................................................................
Materi dan Metode .......................................................................................
Hasil dan Pembahasan ..................................................................................
Simpulan ......................................................................................................
Daftar Pustaka ..............................................................................................

33
33
34
36
38
47
84
85

HUBUNGAN TINGKAH LAKU DENGAN LAJU PERTUMBUHAN DAN
PRODUKTIVITAS INDUK DOMBA .................................................................. 88
Abstrak ........................................................................................................ 88
Abstract ........................................................................................................ 88
Pendahuluan ................................................................................................. 90
Materi dan Metode ....................................................................................... 92
Hasil dan Pembahasan .................................................................................. 96
Simpulan ...................................................................................................... 104
Daftar Pustaka .............................................................................................. 105

IDENTIFIKASI SINGLE NUCLEOTIDE POLYMORPHISM (SNP) PADA GEN
MAOA (MONO AMINE OXIDASE A) SEBAGAI PENANDA GENETIK
UNTUK SIFAT AGRESIF PADA DOMBA ........................................................
Abstrak ........................................................................................................
Abstract .......................................................................................................
Pendahuluan ................................................................................................
Materi dan Metode ......................................................................................
Hasil dan Pembahasan .................................................................................
Simpulan .....................................................................................................
Daftar Pustaka .............................................................................................

107
107
107
109
111
121
134
135

PERBANDINGAN AKURASI PENGGUNAAN DATA PARSIAL DAN DATA
UTUH PADA PENGAMATAN TINGKAH LAKU DOMBA ..............................
Abstrak ........................................................................................................
Abstract .......................................................................................................
Pendahuluan ................................................................................................
Materi dan Metode ......................................................................................
Hasil dan Pembahasan .................................................................................
Simpulan .....................................................................................................
Daftar Pustaka .............................................................................................

137
137
137
139
142
148
152
153

PEMBAHASAN UMUM ..................................................................................... 155
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 162
Simpulan ..................................................................................................... 162
Saran ........................................................................................................... 163
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 164

xxii

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Tahapan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai …………………….

5

2

Estimasi nilai heritabilitas untuk beberapa sifat tingkah laku pada
beberapa hewan ternak …………………………………………………...

14

3

Lokus sistem golongan darah pada domba ………………………………

23

4

Lokus untuk polimorfisme biokimia pada domba ……………………….

23

5

Model pewarisan tanduk dan scurs …………………………………………...

25

6

Karakteristik tingkah laku yang disukai pada saat domestikasi …………

28

7

Contoh beberapa sifat tingkah laku yang memberikan respon jika
diseleksi ………………………………………………………………….

29

8

Panjang runutan mRNA gen MAOA pada beberapa spesies …………...

31

9

Jumlah sampel bangsa domba Barbados Black Belly cross (BC),
Komposit Garut (KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS) dan
St. Croix cross (SC) yang digunakan dalam penelitian karakteristik
suara, fenotipe dan tingkah laku …………………………………………

38

Rataan kuadrat terkecil beberapa peubah wafeform dan spektrogram dari
suara bangsa domba Barbados Black Belly Cross (BC), Komposit Garut
(KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross
(SC) ………………………………………………………………………

48

Struktur total kanonik peubah wafeform dan spektrogram dari suara
bangsa domba Barbados Black Belly Cross (BC), Komposit Garut (KG),
Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross (SC) ...

50

Ringkasan karakteristik sifat kualitatif domba jantan dan betina
Barbados Black Belly Cross (BC), Komposit Garut (KG), Lokal Garut
(LG), Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross (SC) berdasarkan
persentase terbanyak dari setiap sifat kualitatif ………………………….

64

Rataan kuadrat terkecil beberapa ukuran tubuh bangsa domba Barbados
Black Belly Cross (BC), Komposit Garut (KG), Lokal Garut (LG),
Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross (SC) ……………………..

66

Struktur total kanonik peubah ukuran tubuh bangsa domba Barbados
Black Belly Cross (BC), Komposit Garut (KG), Lokal Garut (LG),
Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross (SC) ……………………..

67

10

11

12

13

14

xxiii

15

Nilai indeks ukuran tubuh bangsa domba Barbados Black Belly Cross
(BC), Lokal Garut (LG), Komposit Garut (KG), Komposit Sumatera
(KS) dan St. Croix Cross (SC) …………………………………………...

68

Rataan durasi beberapa sifat tingkah laku untuk bangsa domba Barbados
Black Belly cross (BC), Komposit Garut (KG), Lokal Garut (LG),
Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix cross (SC) ……………………...

70

Struktur total kanonik peubah tingkah laku bangsa domba Barbados
Black Belly Cross (BC), Komposit Garut (KG), Lokal Garut (LG),
Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross (SC) ……………………..

71

18

Nilai jarak Mahalanobis dan signifikansi probabilitasnya antar lima
bangsa domba berdasarkan peubah karakteristik suara ………………….

78

19

Nilai jarak Mahalanobis dan signifikansi probabilitasnya antar lima
bangsa domba berdasarkan peubah ukuran tubuh

79

20

Nilai jarak Mahalanobis dan signifikansi probabilitasnya antar lima
bangsa domba berdasarkan peubah sifat tingkah laku …………………...

80

21

Jenis dan jumlah sampel yang digunakan untuk setiap bangsa domba ….

92

22

Kriteria dan cara pengelompokkan domba muda dan domba induk ke
dalam 3 kategori tingkah laku ……………………………………………

95

23

Rataan kuadrat terkecil pertambahan bobot badan harian dan tingkah
laku domba pasca sapih Barbados Black Belly Cross (BC), Komposit
Garut (KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix
Cross (SC) ………………………………………………………………..

96

24

Rataan kuadrat terkecil pertambahan bobot badan harian berdasarkan
kategori tingkah laku domba ……………………………………………..

97

25

Koefisien korelasi antara peubah pertambahan bobot badan harian dan
peubah tingkah laku domba pasca sapih Barbados Black Belly Cross
(BC), Komposit Garut (KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera
(KS) dan St. Croix Cross (SC) …………………………………………...

98

Rataan kuadrat terkecil beberapa peubah produksi dan tingkah laku
induk bangsa domba Barbados Black Belly Cross (BC), Komposit Garut
(KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross
(SC) ………………………………………………………………………

99

Rataan kuadrat terkecil beberapa peubah produksi induk berdasarkan
kategori tingkah laku domba ……………………………………………..

100

16

17

26

27

xxiv

28

Koefisien korelasi antara peubah tingkah laku dan peubah produksi
induk ……………………………………………………………………..

102

29

Jenis dan jumlah sampel yang digunakan untuk setiap bangsa domba ….

111

30

Banyaknya siklus, suhu dan lama proses amplifikasi yang diprogramkan
pada PCR ………………………………………………………………...

119

31

Jumlah domba jantan berkarakter agresif dan tidak agresif pada berbagai
bangsa domba ……………………………………………………………

121

32

Rataan durasi beberapa sifat tingkah laku berdasarkan pengelompokan
domba berkarakter agresif dan tidak agresif serta interaksi antara
karakter dan bangsa domba ………………………………………………

124

33

Konsentrasi serotonin darah menurut bangsa dan karakter domba dan
interaksi karakter dan bangsa domba …………………………………….

125

34

Translasi runutan asam amino dari ekson 8 gen MAOA domba normal
dan domba yang mengalami mutasi insersi ……………………………...

133

35

Periode pengamatan tingkah laku data utuh (8 jam) yang digunakan dari
data rekaman tingkah laku sepanjang hari (24 jam) ……………………..

144

36

Durasi dan periode waktu pengamatan dari metode pengamatan dengan
data parsial dan data utuh (pengamatan 8 jam) …………………………..

145

37

Rataan durasi setiap tingkah laku untuk data utuh (8 jam) dan data
parsial yang telah dikonversi ke durasi 8 jam ……………………………

149

38

Koefisien korelasi antara data utuh (8 jam) dan data parsial yang telah
dikonversi untuk setiap tingkah laku …………………………………….

150

xxv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Diagram alur kerangka penelitian …………………………………………

7

2

Faktor genetik dan lingkungan yang menentukan populasi dan fenotipe
tingkah laku individu (Craig 1981) ………………………………………..

11

3

Diagram kontrol gen-gen terhadap tingkah laku yang bekerja secara tidak
langsung melalui sistem fisiologi (Plomin et al. 1990) ……………………

12

4

Domba Barbados Black Belly jantan (a) dan betina (b) serta domba jantan
American Black Belly (c) (Barbados Black Belly Sheep Association
International Int’l 2011) …………………………………………………..

16

5

Domba St. Croix jantan (a) dan betina (b) (Rising Sun Farm 2006) ……..

17

6

Domba Charollais jantan (a) dan betina (b) (Coldharbour Charollais
2008) ………………………………………………………………………

18

7

Domba lokal Sumatera jantan (a) dan betina (b) (atas kebaikan Prof (R).
Dr. Ir. Subandriyo, M.Sc., Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor) ………

18

8

Domba Garut jantan (a) dan kelompok domba Garut betina (b) ………….

20

9

Keberadaan tanduk (a = jantan dan b = betina), warna tanduk (c = jantan
dan d = betina) dan orientasi tanduk (e = jantan dan f = betina domba
Barbados Black Belly Cross (BC), Komposit Garut (KG), Lokal Garut
(LG), Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross (SC) ………………..

51

Profil muka domba Barbados Black Belly Cross (BC), Komposit Garut
(KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS) dan St. Croix Cross
(SC) berjenis kelamin jantan (a) dan betina (b) …………………………...

52

Keragaman keberadaan tanduk (a, b, c, d, e, f, i, = domba jantan
bertanduk; h = domba betina bertanduk; g, j = domba jantan tidak
bertanduk), warna tanduk (d, h = hitam; a, b, e, f, i = kuning; c = hitam
kuning), orientasi tanduk (d, f = lurus; b, i = agak melengkung; a, c =
melingkar; e = tonjolan), profil muka (b, i =cembung; d, j = lurus) ………

53

Warna tubuh dominan domba Barbados Black Belly Cross (BC) jantan (a)
dan betina (b), Komposit Garut (KG) jantan (c) dan betina (d), Lokal
Garut (LG) jantan (e) dan betina (f), Komposit Sumatera (KS) jantan (g)
dan betina (h), St. Croix Cross (SC) jantan (i) dan betina (j) ……………...

54

Pola warna tubuh domba Barbados Black Belly Cross (BC), Komposit
Garut (KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS), St. Croix Cross
(SC) jantan (a) dan betina (b) .......................................................................

55

10

11

12

13

xxvi

14

Warna belang domba Barbados Black Belly Cross (BC) jantan (a) dan
betina (b), Komposit Garut (KG) jantan (c) dan betina (d), Lokal Garut
(LG) jantan (e) dan betina (f), Komposit Sumatera (KS) jantan (g) dan
betina (h), St. Croix Cross (SC) jantan (i) dan betina (j) ………………….

56

Persentase warna belang domba Barbados Black Belly Cross (BC),
Komposit Garut (KG), Lokal Garut (LG), Komposit Sumatera (KS), St.
Croix Cross (SC) jantan (a) dan betina (b) ………………………………...

58

16

Keragaman warna tubuh domba Barbados Black Belly Cross (BC) jantan
(a, b, c, d) dan betina (e, f, g, h, i, j) ……………………………………….

59

17

Keragaman warna tubuh domba Komposit Garut (KG) jantan (a, b, c, d)
dan betina (e, f, g, h, i, j) …………………………………………………..

60

18

Keragaman warna tubuh domba Lokal Garut (LG) jantan (a, b, c, d) dan
betina (e, f, g, h, i, j) ……………………………………………………….

61

19

Keragaman warna tubuh domba Komposit Sumatera (KS) jantan (a, b, c,
d) dan betina (e, f, g, h, i, j) ………………………………………………..

62

20

Keragaman warna tubuh domba St. Croix Cross (SC) jantan (a, b, c, d)
dan betina (e, f, g, h, i, j) …………………………………………………..

63

21

Hubungan antara bangsa-bangsa domba jantan dengan sifat-sifat kualitatif
kepala ……………………………………………………………………...

74

22

Hubungan antara bangsa-bangsa domba betina dengan sifat-sifat kualitatif
kepala ……………………………………………………………………...

74

23

Hubungan antara bangsa-bangsa domba jantan dengan warna tubuh …….

75

24

Hubungan antara bangsa-bangsa domba betina dengan warna tubuh …….

76

25

Plotting kanonikal yang menggambarkan pengelompokan lima bangsa
domba berdasarkan karakteristik suara ……………………………………

78

26

Plotting kanonikal yang menggambarkan pengelompokan lima bangsa
domba berdasarkan ukuran tubuh …………………………………………

79

27

Plotting kanonikal yang menggambarkan pengelompokan lima bangsa
domba berdasarkan tingkah laku ………………………………………….

80

28

Dendogram berdasarkan jarak Mahalanobis dari lima bangsa domba
menggunakan data (a) karakteristik suara, (b) ukuran tubuh dan (c)
tingkah laku ……………………………………………………………….

82

Denah kandang pengujian temperamen domba …………………………...

93

15

29

xxvii

30

31

32

33

34

35

xxviii

Kurva larutan standar hubungan antara nilai NET-rataan optical density
dengan konsentrasi serotonin (ng/ml) berdasarkan persamaan matematis
non linier terbaik …………………………………………………………..
Diagram mRNA gen MAOA Mus musculus yang digambarkan
berdasarkan runutan yang dipublikasikan oleh NCBI dengan kode aksesi
NM_173740 dan runutan ekson 8 gen tersebut pada Mus musculus dan
Bos taurus (kode aksesi EF672353) ………………………………………

116

128

Produk yang diperoleh dari hasil amplifikasi primer yang didesain khusus
pada ekson 7 (forward) dan ekson 9 (reverse) dengan ukuran sekitar 1800
pb …………………………………………………………………………..

129

Runutan DNA ekson 8 gen MAOA pada beberapa bangsa domba yang
berkarakter agresif dan tidak agresif serta runutan DNA ekson 8 gen
MAOA Bos taurus ………………………………………………………………

130

Runutan asam amino ekson 8 gen MAOA pada beberapa bangsa domba
berkarakter agresif dan tidak agresif serta runutan asam amino ekson 8
gen MAOA Bos taurus …………………………………………………………

131

Runutan DNA ekson 8 gen MAOA pada seekor domba SC bernomor
5099 yang mengalami mutasi insersi dibandingkan dengan runutan DNA
domba normal ……………………………………………………………...

132

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ternak domba sampai saat ini pengusahaannya masih didominasi oleh peternakan
rakyat dengan skala usaha kecil dan sistem pemeliharaannya masih bersifat tradisional.
Perkiraan sumbangan pendapatan usaha ternak ruminansia kecil (domba dan kambing)
terhadap total pendapatan petani di beberapa lokasi di Jawa Barat berkisar antara 13,3 –
25,9 persen dan cenderung lebih besar pada petani tanpa lahan dan petani subsisten
yakni mencapai hampir seperempat dari total pendapatan atau berkisar antara 21,6 –
25,9 persen (Knipscheer et al. 1987). Berdasarkan Sensus Pertanian tahun 2003 jumlah
rumah tangga peternak domba mencapai 920.169, dan dibandingkan dengan 4
komoditas ruminansia yang lain (sapi potong, sapi perah, kerbau dan kambing) jumlah
rumah tangga peternak domba menempati posisi ketiga di bawah peternak sapi potong
dan kambing (DITJENNAK 2010). Berdasarkan data tersebut maka upaya peningkatan
produktivitas domba rakyat akan memberi dampak kepada cukup banyak ekonomi
rumah tangga.
Peningkatan produktivitas domba dalam pemuliaan dapat diupayakan melalui
persilangan dan seleksi. Persilangan mempunyai tujuan utama untuk menggabungkan
dua sifat atau lebih yang berbeda yang semula terdapat dalam dua bangsa ternak ke
dalam satu bangsa silangan (Hardjosubroto 1994). Persilangan tiga bangsa domba
untuk membentuk bangsa komposit di Indonesia yang berhasil meningkatkan
produktivitas keturunannya antara lain adalah pembentukan domba Komposit Garut
(Nafiu 2003) dan domba Komposit Sumatera (Subandriyo et al. 2000; 2001; 2002).
Seleksi terhadap suatu sifat produksi dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan
menseleksi sifat yang diinginkan, namun juga dapat dilakukan secara tidak langsung
dengan menseleksi sifat lain yang memiliki korelasi genetik positif. Warwick et al.
(1990) mengemukakan bahwa hubungan genetik positif semacam ini terutama berguna
dalam keadaan suatu sifat yang diinginkan sangat sukar atau mahal untuk diukur tetapi
secara genetis berkorelasi dengan sifat lain yang dapat lebih mudah diukur serta
menentukan tekanan optimal untuk menseleksi sifat-sifat yang berbeda.
Studi-studi tingkah laku telah membuktikan secara jelas bahwa gen mempunyai
pengaruh yang sangat kuat terhadap tingkah laku (Jensen 2002), bukti-bukti bahwa
sifat-sifat tingkah laku diwariskan telah ditemukan pada beberapa spesies (Hinch 1997).

2

Beberapa sifat tingkah laku dikontrol oleh gen tunggal dan banyak sifat-sifat tingkah
laku yang lain dipengaruhi oleh sejumlah besar gen. Pola tingkah laku adalah hasil dari
interaksi kompleks antara stimulasi eksternal dan kondisi internal (McFarland 1999).
Sehubungan dengan hal itu, studi terhadap sifat tingkah laku dapat dilakukan
sebagaimana studi terhadap sifat-sifat fenotipe yang lain untuk mempelajari
karakteristik bangsa pada suatu individu maupun populasi.
Identifikasi dan jarak genetik bangsa adalah sangat penting sebagai informasi
awal dan salah satu pertimbangan dalam melakukan persilangan jika salah satu
tujuannya untuk mendapatkan efek heterosis. Pembedaan bangsa dan estimasi jarak
genetik dengan mempergunakan data ukuran tubuh dan atau molekuler telah dilakukan
pada sapi (Sarbaini 2004; Abdullah 2008), domba (Suparyanto et al. 2000; 2002),
kambing (Herrera et al. 1996; Zaitoun et al. 2005), kelinci (Brahmantiyo 2006). Studi
tingkah laku untuk membedakan bangsa hewan pada beberapa spesies telah dilaporkan,
sebagai contoh terdapat perbedaan karakteristik tingkah laku pada bangsa anjing Spaniel
dan Basenjis (McFarland 1999) dan perbedaan suara nyanyian spesies jangkrik
Teleogryllus oceanicus, Teleogryllus commodus dan hibridnya (Bentley dan Hoy 1972)
serta perbedaan kokok ayam lokal Indonesia (Rusfidra 2004).

Mengukur ukuran-

ukuran bagian tubuh domba dengan terlebih dahulu menangkap domba sampel tidak
selalu mudah dilakukan terutama untuk domba-domba yang terbiasa dilepas di padang
penggembalaan atau untuk feral animal atau hewan liar. Dalam keadaan demikian, data
karakteristik suara dan tingkah laku masih dapat diperoleh dan diduga dapat digunakan
dalam pembedaan bangsa serta pendugaan jarak genetik.

Berdasarkan penelitian

terdahulu, penggunaan data tingkah laku dan analisa suara untuk pembedaan bangsa
domba mungkin untuk dilakukan dan perlu dilakukan sebagai salah satu alternatif
pengembangan metode yang dapat dilakukan untuk pembedaan bangsa domba.
Keragaman beberapa sifat tingkah laku diperlihatkan antar bangsa dan di dalam
bangsa domba (Hinch 1997). Apabila masih ada variasi genetik dalam tingkah laku
yang berhubungan dengan produksi ternak, kemajuan genetik memungkinkan untuk
dilakukan (Goddard 1980).

Dua sifat produksi yang penting dan sering dijadikan

indikator dalam seleksi domba adalah laju pertumbuhan dan produktivitas induk. Ada
dua hal yang menjadi kendala bagi peternak dalam upaya memperbaiki produktivitas
domba yang dipelihara melalui seleksi, yaitu skala pemeliharaan yang kecil dan tidak

3

mempunyai kebiasaan membuat catatan (recording) produksi dalam usahaternak domba
yang dilakukannya.

Alternatif yang dapat dilakukan adalah menggunakan seleksi

secara tidak langsung untuk sifat tingkah laku tertentu yang mempunyai korelasi yang
kuat dengan kedua sifat produksi tersebut. Pengamatan sifat tingkah laku lebih mudah
dilakukan bagi kebanyakan peternak domba untuk meningkatkan produktivitas domba
yang dipeliharanya. Voisinet et al. (1997) mengevaluasi skor temperamen beberapa
kelompok bangsa sapi dan menunjukkan bahwa meningkatnya skor temperamen secara
nyata menurunkan pertambahan bobot badan harian. Sapi yang lebih pendiam dan lebih
tenang selama handling mempunyai rataan pertambahan bobot badan lebih tinggi
dibandingkan sapi yang menjadi gelisah selama handling rutin. Tingkah laku induk
adalah suatu sifat pada domba yang terutama dihubungkan dengan kemampuan
pengasuhan dan sebagai faktor yang memberikan kontribusi terhadap variasi dalam
kemampuan hidup anak domba (Hinch 1997). Apabila terdapat korelasi yang kuat
antara sifat tingkah laku yang relevan dengan kedua sifat produksi tersebut maka dapat
digunakan sebagai indikator seleksi secara tidak langsung (indirect selection).
Dalam jumlah kecil terdapat domba jantan yang bersifat agresif, mudah berespon
menyerang baik kepada manusia maupun domba jantan yang lain. Serangan terhadap
pekerja kandang sering dapat berbahaya sehingga diperlukan manajemen khusus untuk
menghindari bahaya tersebut.

Domba Garut sebagai domba tangkas diduga juga

merupakan tipe domba yang agresif. Gen MAOA (Mono Amine Oxidase A) telah
dilaporkan mempunyai peran penting terkait dengan sifat agresif pada manusia dan
tikus. Mutasi delesi dan mutasi titik di ekson 8 gen MAOA berhubungan dengan
gangguan pengendalian sifat agresif (Brunner et al. 1993; Cases et al. 1995). Mutasi
menyebabkan kekurangan produksi enzim Mono Amine Oxidase A yang sangat penting
dalam

mendegradasi

serotonin,

norepinephrine

(noradrenaline),

epinephrine

(adrenaline) dan dopamine serta beberapa amina eksogenous (Andrés et al. 2004).
Beberapa neurotransmitter yang dipecah oleh enzim MAOA tersebut harus dipecah
karena konsentrasinya yang meningkat abnormal akan menyebabkan individu bereaksi
secara berlebihan dan kadangkala bahkan secara keras (Morell

1993).

Penyebab

domba jantan mempunyai sifat yang sangat agresif belum diketahui. Apabila mutasi
titik yang terjadi pada gen MAOA tikus sejalan dengan kejadian yang terjadi pada
domba maka fakta sifat agresif pada domba dapat dijelaskan secara ilmiah dan di sisi

4

lain penanda DNA (deoxyribo nucleic acid) SNP (single nucleotide polymorphism)
yang diuji pada penelitian ini dapat digunakan sebagai penanda seleksi sifat agresif pada
domba.
Salah satu bagian penting dari sekian rangkaian dalam membuat desain penelitian
tingkah laku adalah dalam hal pengumpulan data. Pengumpulan data dimulai dengan
pilihan metode sampling yang sesuai dan peralatan untuk memastikan validitas, akurasi
dan kehandalan dari data yang dikumpulkan (Lehner 1987). Pengamatan tingkah laku
dengan cara merekam saat ini cenderung lebih dipilih karena mempunyai beberapa
kelebihan. Salah satu kekurangannya adalah analisa data rekaman video tingkah laku
memerlukan waktu yang lama karena dalam memutar film video juga diperlukan putar
diperlambat (slow motion) dan putar ulang (play back). Sehubungan masalah tersebut
maka perlu dilakukan penelitian penggunaan durasi data parsial terbaik yang dapat
dipercaya untuk menggambarkan data utuh dari data tingkah laku yang dikumpulkan
dengan alat perekam video.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :
1. Mempelajari keragaman pada peubah-peubah karakteristik suara, fenotipe tubuh d