Rekayasa sistem pembiayaan dan kelembagaan untuk optimalisasi industri gula

HERMAN WIDYANANDA. Rekayasa Sistem Pembiayaan dan Kelembagaan
untuk Optimalisasi Industri Gula Dibimbing oleh IRAWADI JAMARAN,
EWATNO, ANAS M. FAUZI, AMRlL AMAN, drtn NOER SOETRISNO.

Agrokhtri gula memiliki peran strategis dalam p e m b a n p ekonomi
pokok rakyat,
nasional. Gula yang dihasilkan menrpakan salah satu kebudimana proses produksinya melibatkan petani, pabrik, distributor, dan berbagai
lembaga keuangan. Karena pelaku yang terlibat dalam industri gula banyak
dengan kepentingan yang beragam, maka untuk optimalisasi perm tersebut
memerlukan koordbasi, sehingga menjadi satu aldvitas industri yang saling
mendukung clan saling menguatkan. Penelitian ini bertujuan untuk merelayasa
sistem pembiayaan dan kelembagzk mtuk optimalisasi industri gula.
Telolik AHP digunakan untuk mefigkaji prioritas lembaga pembiayaan
yakni Bank Konvensional, Bank Syariah, Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Modal
Ventwa, dm Pola Kemitraan B W .
Sedangkan pengkajian sistem
kelembagaan, sbcukturisasi elemen, k l a s m i elemen, dm hirarki elemen
Aplikasi kedua t e k d tersebut
dianalisis menggunakan teknik ISM.
diembangkan menjadi Sistem Manajemen Ahli (SMA) d m menghasilkan Model
WIFALDIEN.

Model tersebut digunakan untuk optimalisasi i n d h gula
melalui pmmcangan agroindustri berupa; lokasi industri (AHP),pemilihan bibit
(MPE), prakiraan permhtaan pasar, kapasitas bahan baku dengan telmik CRP clan
kebutuhan bahan baku dengan teknik MRP. Model WIFALDIEN juga dilengkzpi
d e q m analisa damp& lingkungan, serta sanalisis kelayakan h s i a l .
Teknik AHP yaag dilakukan untuk memilih sistem pembiayaan terbaik
menunjukkan bahwa KSP merupakan lembiya pembiayaan yang grtling tepat
untuk pernbiayaan kebun petani, sedangkau bank konvensicnal m e r u p h
prioritas untuk pernbiayam kebun u s a h dm pabrik. Teknik ISM untuk analisis
sistem kelembagaan menunjuklcan lernbaga keuangan dan petani tebu merupakan
elemen kunci pada upaya pencapaim tujuan sistem.
Verifikasi model WIFALDIEN menunjukkan bahwa model tersebut sejdan
dengan strategi untuk meningkatkan produktifitas industri gula guna mencukupi
kebutdm gula nasional. Untuk swasembada gula nasional diperhitungkan
@@catan jumlah 25 unit pabrik gula dengan kapasitas 5,000 TWunit.
Model WIFALDIEN merupakan dasar implementasi kebijakan publik yang
memuskan Pola Kredit Komoditas Strategis (KKS) Tebu sebagai surnber
pembiayaan terpadu dari malcro sampai mikro, dan mencakup pembiayaan
terhadap industri gula baik pabrik, kebun pabrik, dan kebun petani. Analisis
sumberdana pembiayaan makro mtuk implementasi Pola KKS Tebu dengan

teknik AHP, menunjukkan bahwa penerbitan Obligasi 'Agroindustri Gula
Indonesia (OAGi) merupakan prioritas dibandingkan sumber pembiayaan dari
APBN dan hutang luar negeri.