25
menyatakan bahwa fungsi produksi dimana σ =1 elastisitas subtitusi
disebut fungsi Cobb-Douglas yang memiliki bentuk umum cembung yang normal. Secara skematis fungsi produksi Cobb-Douglas,
dituliskan
Q = fK, L = A K
a
L
b
................................... 2.6. Dimana A ,a dan b kesemuanya merupakan konstanta positif.
Besarnya produksi yang dapat dicapai oleh petani ditentukan oleh efisiensi penggunaan unsur-unsur produksi seperti tanah, modal, benih,
air dan pengelolaannya Teken dalam Kusmantoro et.al, 1992:341, sedangkan Debertin, dalam Suharno, et.al, 1995:534, fungsi produksi
adalah suatu hubungan fungsional antara input dan output dalam suatu proses produksi.
Dalam penelitian ini digunakan fungsi produksi model Cobb- Douglas C-D, dengan pertimbangan bahwa dengan model C-D ini
relatif mudah untuk melakukan analisis. Keuntungan lain dari fungsi produksi model C-D ini elastisitas produksi dari masing-masing faktor
dapat sekaligus diketahui dari koefisien masing-masing faktor produksi tersebut.
2.1.4 Hasil-hasil penelitian belumnya
Hasil-hasil penelitian sebelumnya seperti tabel 2.1
26
Tabel. 2.1
Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya
No Judul PenlitianTahun Pe-
neliti. Tujuan
Alat Analisys Hasil Penelitian
1 2.
Dampak Kebijakan Peng- hapusan Subsidi Pupuk
Terhadap Kinerja Usaha Tani dan Efektifitas Kebi-
jakan Harga Dasar Gabah di Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2004
RR. Retno Widowati,
Emilia, Hamsudin dan Dewa K.S Swatika.
Tingkat Adopsi Teknologi Usahatani Padi Lahan
sawah di Jawa Timur Su- atu Kajian Model Pengem-
bangan ”Cooperative Far- ming”.
Tahun 2003 Wahyuningdyawati, F Ka-
1.Untuk mendapatkan infor- masi tentang pengaruh
penghapusan subsidi pu- puk terhadap produksi
padi.
2. Mengevaluasi efektifitas kebijakan harga dasar ga-
bah di tingkat petani. 3. Merekomendasikan alter-
natif kebijakan tentang subsidi pupuk.
Untuk mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi
tingkat adopsi petani terhadap teknologi sistem
usahatani padi dilahan sawah dalam model coope-
rative farming. 1.
Deskriptip Informatif. 2.
Analisys budget par sial.
Model Logit 1.
Pencabutan subsidi mengakibatkan naiknya harga pupuk, sehingga menu-
runkan dosis penggunaan pupuk SP-36. 2.
Penurunan penggunaan SP-36 ber- dampak terhadap penurunan produksi
sebesar 1 kuha.
1. Faktor luas lahan hanya mempengaruhi
adopsi jarak tanam sistem jajar legowo. 2.
Penggunaan benih dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja, luas lahan dan
tingkat pendidikan petani. 3.
Penggunaan pupuk berimbang dipe- ngaruhi oleh harga sarana produksi dan
tingkat keuntungan.
27
3. 4.
sijati dan Herianto Pengaruh Penggunaan Fak-
tor Produksi Terhadap Pro- duksi, Pendapatan dan Dis-
tribusinya pada Sawah Ber- pengairan dan Tanpa Pe-
ngairan. Tahun 1989
Hasan Basri Tarmizi dan Gunawan Sumodiningrat.
Efisiensi Ekonomi Pada Usaha Tani Padi di Kali-
mantan Tengah Tahun 1987
Sufridson, Iksan Semaoen, Hamid Hidayat dan Ahmad
Sutardi Melihat pengaruh penggu-
naan faktor-faktor produksi, bibit, pupuk, tenaga kerja,
luas lahan dan pengalaman petani terhadap produksi dan
pendapatan petani pada sawah berpengairan dan
sawah yang tidak berpengai- ran serta sejauh mana
pengaruhnya terhadap distri- busi pendapatan petani.
-Untuk mendapatkan infor-
masi menganai efisiensi ekonomi pada usaha tani
besar dan kecil serta usaha tani yang menggunakan
bibit unggul dan lokal.
-Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keun-
Porposive Random sam- pling
Analisis produksi Cobb- Douglas
Koefisien Gini Indeks Kurnets
Indeks Ishima Stratified Random Sam-
pling Fungsi keuntungan
Cobb-Douglas 1.
Pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi berdasarkan mar-
ginal produksi adalah berbeda nyata secara statistik.
2. Pendapatan bersih petani per hektar
lahan pada musim penghujan tidak berbeda nyata secara statistik, sedang-
kan pada musim kemarau pendapatan bersih petani per hektar pada sawah
berpengairan lebih tinggi dibanding- kan sawah yang tidak berpengairan.
3. Distribusi pendapatan petani baik
pada musim penghujan maupun pada musim kemarau pada sawah yang
tidak berpengairan lebih merata dari pada sawah berpengairan.
1. Hasil analisis dari fungsi keuntungan
menunjukkan efisiensi ekonomi antara usahatani besar dan kecil tidak
berbeda nyata pada taraf kepercayaan 90, dan efisiensi ekonomi pada
usahatani yang menggunakan bibit unggul dan lokal tidak berbeda nyata
pada taraf kepercayaan 90.
28
5. 6.
Efisiensi Penguasaan Ka- kao Pada beberapa Endow-
ment Yang Berbeda Tahun 1995
Suryo Wardani, Soeparto Gunawan dan Mashuri
Faktor-faktoryang mempe- ngaruhi Produksi Kopi
Rakyat di Kabupaten Te- manggung Study Kasus di
Kecamatan Candiroto Ka- bupaten Temanggung
Tahun 2004 Endang Sudaryanti
tungan petani pada usaha- tani besar dan kecil serta
usahatani yang menggu- nakan bibit unggul dan
lokal.
-Untuk mengestimasi fungsi produksi penguasaan ka-
kao -Mengestimasi pengaruh
faktor-faktor lingkungan, intrinsik tanaman dan wila-
yah manajerial terhadap potensi produksi kakao.
- Mengestimasi efiensi alo- katif, teknis dan ekonomis
penguasaan tanaman ka- kao.
- Untuk mengetahui penga-
ruh input produksi ter- hadap produksi Kopi di Ka
bupaten Temanggung. -
Untuk mengetahui tingkat efiensi usahatani kopi di
tingkat petani Kabupaten Temanggung.
Stratified random sam- pling
Fungsi Produksi Cobb- Douglas
Pengukuran efiensi de- ngan fungsi produksi
frontier.
- Fungsi Produksi Sto-
chastik Frontier. -
Analisis BC Ratio. 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keuntungan adalah modal
dan tenaga kerja, karena koefisien regresi dari kedua variabel ini adalah
negatif.
1. Faktor input penggunaan pupuk urea,
pestisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas.
2. Tingkat efisiensi teknis sebesar
59,91, sehingga masih terbuka untuk ditingkatkan lagi.
3. Tingkat efisiensi alokatif sebsar 13,29
-100, sehingga sebagian besar kebun masih perlu malakukan realokasi
penggunaan input variabelnya. 4.
Tingkat efisiensi ekonomi kebun yang diamati berkisar antara 5,75 hingga
81,00. 1.
Luas lahan berpengaruh secara significan terhadap produksi Kopi.
2. Tenaga kerja tidak berpengaruh
secara nyata terhadap produksi Kopi 3.
Pupuk berpengaruh secara significan terhadap produksi.
29
7. Analisis Efisiensi Usaha-
tani Jahe di Kabupaten Boyolali Studi Kasus di
Kecama-tan Ampel Tahun 2006
Sri Rejeki. -
Untuk melihat kelayakan Usaha Tani Kopi di Kabu
paten Temanggung -
Untuk mengetahui tingkat effiensi usahatani jahe di
Kabupaten Boyolali. -
Untuk mengetahui tingkat kelayakan Usahatani Jahe
di Kabupaten Boyolali. -
Frontier Analisis de- ngan metoda Mak-
simum Lekelihood MLE.
- Analisis BC Ratio.
1. Luas lahan, tenaga kerja, benih dan
pupuk kandang berpengaruh secara significan terhadap produksi jahe.
2. Pupuk buatan tidak berpengaruh
secara nyata significan terhadap produksi.
3. Usahatani jahe belum efisien
4. Usahatani jahe layak dilaksanakan
dengan nialai BC ratio sebesar 1,82.
30
2.2.Kerangka Pemikiran Teoritis
Produksi padi, pada dasarnya merupakan hasil dari bekerjanya input produksi secara bersama-sama. Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi
dilaksanakan melalui pengaturan kombinasi penggunaan input produksi pada tingkat yang paling efisien. Penambahan luas panen sulit dilaksanakan karena
lahan pertanian semakin menyusut, tercatat penyusutan lahan pertanian di Jawa Tengah sebesar 0,01-0,05. Disamping itu persaingan penggunaan
lahan antar sektor menjadikan sulitnya penambah luas panen dari masing- masing komoditas, termasuk padi. Peluang yang dapat dilaksanakan dalam
rangka peningkatan produksi adalah dengan mengoptimalkan input produksi lainnya, baik penggunaan pupuk, penggunaan benih, ketersediaan tenaga
kerja, maupun usaha memperbaiki jaringan irigasi, untuk meningkatkan produktifitas. Kemampuan petani sangat bervariasi, baik dalam
penguasaan lahan usahatani maupun dalam penyediaan input produksi seperti penyediaan pupuk, penyediaan benih maupun penyediaan ongkos
tenaga kerja. Oleh karena itu, perubahan harga pupuk akan berpengaruh terhadap kemampuan petani untuk membeli pupuk, yang kahirnya
berpengaruh terhadap penggunaan pupuk oleh petani. Demikian pula dengan kelangkaan tenaga kerja yang sering terjadi pada saat pengolahan lahan
maupun pada saat panen raya. Kelangkaan ini seringkali akan mempengaruhi hasil produksi karena lahan tidak dapat diolah sesuai dengan jadual yang ada
dan hasil produksi tidak dapat dipanen tepat waktu..
31
Kebutuhan produksi padi selalu meningkat sebagai akibat dari peningkatan jumlah penduduk, dan kebutuhan industri yang menggunakan
beras sebagi bahan bakunya, sehingga untuk memenuhinya produksi padi harus ditingkatkan. Kenyataan yang ada produksi berfuktuasi dari waktu
kewaktu. Oleh karena itu untuk memperoleh produksi padi yang optimal perlu pengaturan secara tepat penggunaan faktor produksi , sehingga dapat
memanfaatkan kemampuan faktor produksi yang terbatas untuk memperoleh hasil yang optimal. Dengan kondisi tersebut maka kerangka pemikiran
teoritis digambarkan seperti gambar 2.6. Gambar 2.6
Kerangka Pemikiran Teoritis Lahan
Tenaga Kerja Produksi Benih
Pupuk Pompa
2.3 Hipotesis