Adapun dasar hukum dalam Hadis tentang menghadap kiblat:

2. Adapun dasar hukum dalam Hadis tentang menghadap kiblat:

a. Hadis dari Anas bin Malik RA. riwayat Bukhari Muslim

Artinya: Bercerita Abu Bakar bin Abi Syaibah, bercerita Afan, bercerita Hammad bin Salamah, dari Tsabit dari Anas: “Bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. (pada suatu hari) sedang shalat dengan menghadap Baitul Maqdis,

Ahmad Musonnif, M.H.I & Kutbuddin Aibak, M.H.I | 35 Ahmad Musonnif, M.H.I & Kutbuddin Aibak, M.H.I | 35

b. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi saw bersabda : “Apabila kamu hendak melakukan shalat, sempurnakanlah wudhu dan menghadaplah ke kiblat, kemudian bertakbirlah dan bacalah al qur`an yang mudah bagimu, kemudian ruku’lah hingga kamu lakukan ruku›mu dengan tenang, kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau berdiri dengan tenang, kemudian sujudlah hingga engkau sujud dengan tenang, kemudian angkatlah hingga engkau betul-betul duduk lurus dan tenang, kemudian

36 | Metode Penentuan dan Akurasi Arah Kiblat Masjid-Masjid di Tulungagung 36 | Metode Penentuan dan Akurasi Arah Kiblat Masjid-Masjid di Tulungagung

Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab al-Minhaj Syarah Shahih Muslim bahwa hadits ini memiliki faidah penegasan

bahwa sholat ini adalah wajib bukan sunnah. Hadits ini juga menunjukkan tentang wajibnya thaharah (bersuci), menghadap kiblat takbiratul ikhram dan membaca surat Al- Fatihah dalam setiap rokaat sholat. 30

Asbabul wurud dari hadis ini bahwa pada suatu saat ada seorang laki-laki masuk ke dalam masjid lalu sholat, kemudian ia datang kepada Rasulullah SAW dan mengucapkan salam. Rasulullah SAW menolak salam laki-laki itu dan menyuruhnya kembali kembali untuk melaksanakan sholat yang kedua kali. Setelah sholat, ia kembali menemui Rasul dan mengucapkan salam, Rasul menjawab dengan “alaikas salam” dan meminta laki-laki itu kembali dan sholat, karena ia belum dikatakan sholat sampai ia melakukannya sebanyak tiga kali. Laki-laki itu kemudian bertanya kepada Rasul, apa yang menyebabkan sholatnya tidak sah? Rasul menjawab “Bila kamu hendak sholat maka sempurnakanlah wudhu lalu menghadap kiblat kemudian bertakbirlah” (Al-Nawawi, 1392: 4/106-107). 31

30 Maktabah Syamilah, Imam an-Nawawi, al-Musnad, juz 2, t.th., hlm. 132.

31 Ibid., juz 4, hlm. 106-107. Ahmad Musonnif, M.H.I & Kutbuddin Aibak, M.H.I | 37

Dari hadis tersebut, dapat diambil makna yang tersiratnya bahwa keterangan tentang pentingnya menghadap kiblat. Menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sahnya sholat, artinya suatu kewajiban yang harus dilaksanakan bukan hanya kesunnahan yang bisa dipilih antara dilaksanakan atau ditinggalkan. Dengan demikian, apabila seseorang tidak menghadap kiblat yang tepat, maka ia tidak dikatakan telah melaksanakan sholat (sholatnya tidak sah), sehingga ia harus i’adah (mengulang) sholat sampai sholatnya benar-benar telah memenuhi syarat sah dan rukun sholat.

c. Hadis Riwayat Imam Muslim

Artinya: “Ketika para sahabat tengah melakukan sholat subuh di masjid Quba’ tiba-tiba datang seorang kemudian berkata bahwa Rasulullah tadi malam talah diberi wahyu dan Nabi diperintahkan untuk menghadap kiblat maka menghadapkanlah kalian semua ke kiblat. Ketika itu sahabat sedang melakukan sholah menghadap Syam maka mereka berputar menghadap Ka’bah”.

Hadis ini seirama dengan dengan hadits pertama. Dalam riwayat ini disebutkan bahwa berita tentang berpindahnya

38 | Metode Penentuan dan Akurasi Arah Kiblat Masjid-Masjid di Tulungagung 38 | Metode Penentuan dan Akurasi Arah Kiblat Masjid-Masjid di Tulungagung

Mereka tidak diwajibkan untuk mengulang sholat yang mereka lakukan dengan tidak menghadap ke Ka’bah (yaitu shalat Ashar, Magrib, dan ‘Isya). Dan hal ini menjadi dalil bahwa hukum i’adah sholat ketika salah kiblat itu tidak wajib kecuali jika ia sudah mengetahuinya.

Berdasarkan pada pemaknaan ayat Al-Qur’an dan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa menghadap kiblat hukumnya wajib dan menjadi salah satu syarat sahnya sholat. Hal ini berarti bila seseorang tidak menghadap ke kiblat yang dimaksud adalah menghadap ke Ka’bah (Baitullah). Sehingga seseorang yang dapat melihat Ka’bah, maka wajib menghadap ke Ka’bah. Namun bila tidak dapat melihat ka’bah, maka wajib menghadap ke arahnya.

Berdasar atas ayat-ayat dan hadis di atas, maka dapat dinyatakan bahwa menghadap kiblat merupakan shalah satu syarat shalat yang harus dilaksanakan. Sedemikian pentingnya menghadap kiblat dengan tepat sehingga seseorang yang berada dalam perjalanan pun wajib shalat menghadap kiblat.