Ciri-ciri Sikap Tingkatan Sikap Tujuan Stimulasi Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Stimulasi

Kekurang pengetahuan dapat didefenisikan sebagai pernyataan saat individu, kelompok atau komunitas dapat memahami, tidak dapat belajar dan tidak dapat menunjukkan pengetahuan tentang tindakan keperawatan kesehatan yang penting untuk mempertahankan kesehatan Heriwani, 2000. Faktor yang berhubungan atau menjadi penyebab kurang pengetahuan adalah keterbatasan informasi, kurang mengulang pelajaran dan ada salah penafsiran, keterbatasan pengetahuan atau kurang interest untuk belajar.

B. Sikap 1. Pengertian sikap

Menurut Thurtone, sikap adalah suatu tingkatan efek, baik itu bersifat positif atau negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikoloogis Dayakisni dan Hudaniah, 2003. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu Notoadmojo, 2003:124. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dijelaskan bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

2. Ciri-ciri Sikap

Sikap memiliki ciri-ciri : 1 sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objek 2 sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena pula sifat dapat berubah-ubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat- syarat tertentu yang mempermudahkan sikap itu 3 sikap tidak berdiri sendiri senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek 4 objek sikap itu Universitas Sumatera Utara merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari data-data tersebut 5 sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaaan.

3. Tingkatan Sikap

Sikap membagi ke dalam empat tingkatan yaitu : 1 Menerima receiving, yang diartikan bahwa seseorang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2 Merespon responding, dalam hal ini mau memberikan jawapan apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. 3 Menghargai valuing, mau mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. 4 Bertanggung jawap responsible, mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

4. Faktor-faktor pembentukan sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu : 1 Pengalaman pribadi Untuk dapat menhjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosional, penghayatan akan pengalaman akan lebih baik mendalam dan lebih berbekas. 2 Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konfornis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi untuk berapiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang di anggap penting. Universitas Sumatera Utara 3 Pengaruh kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap penbentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan kehidupan kelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang mengutamakan kepentinggan perorangan. 4 Media massa Sebagai saran komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini kepercayaaan orang. Dalam penyampainan informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. 5 Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. 6 Pengaruh faktor emosional Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego Azwar, 2005:30. Universitas Sumatera Utara

C. Stimulasi 1. Pengertian

Stimulasi adalah kegiatan yang dilakukan merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal Oktaria, 2007.Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan. Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak Hidayat, 2008. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulasi akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun pertama golden age akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan otaknya dan menjadi dasar pembentuk kehidupan yang akan datang. Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80 pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat. Dibawah disajikan grafik perkembangan jaringan otak pada anak yang banyak stimulasi dan tanpa stimulasi. Universitas Sumatera Utara Stimulasi ini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan dalam kandungan dilakukan setiap hari, untuk merangsang sistem indera pendengaran, penglihatan, paraba, pencium, pengecap. Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan gerak halus kaki, tangan dan jari- jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan perasaan bayi. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus-menerus, bervariasi, dengan suasana bermain dam kasih sayang, akan memacu berbagai aspek kecerdaan anak kecerdasan multipel yaitu kecerdasan : logiko-matematik, emosi, komunikasi bahasa, linguistik, kecerdasan muisikal, gerak kinestetik, visuo spasial, seni rupa Roesli, 2010. Stimulasi hendaknya dilaksanakan pada suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi. Jangan memberikan stimulasi dengan buru- buru, melaksanakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat balita atau bayi sedang ngantuk, bosen dengan permainan yang sama. Pengasuh yang sering marah, bosen, sebal, mak tanpa disadari pengasuh malah memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena prinsipnya smua ucapan, sikap, dan perbuatan merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi Roesli, 2010.

2. Tujuan Stimulasi

Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan. Tindakan ini meliputi berbagai aktifitas untuk merangsang perkembangan anak, seperti latihan gerak, berbicara, berfikir, kemandidian dan sosialisasi. Stimulasi dilakukan orangtua dan keluarga setiap ada kesempatan atau sehari hari. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi Suherman, 2000. Universitas Sumatera Utara

3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Stimulasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pemberian stimulasi pada bayi adalah: 1. Faktor Orang Tua Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak-anaknya sangat diperlukan terutama yang masih bayi. Seorang bayi yang baru lahir mutlak bergantung pada orang tua terutama ibunya dan lingkungan supaya bayi tersebut dapat melangsungkan kehidupanya dan mengembangkan kemampuan dasar yang dimilikinya.Peran aktif orang tua adalah langsung terhadap anak dan peran lain menciptakan lingkungan ramah dan lingkungan sosial dan orang tua lah mendapatkan kebutuhan akan asah, asih, dan asuh. Peran orang tua dipengaruhi oleh pekerjaanya,pendidikanya, dan umurnya Suherman, 2000. 2. Variasi dari Stimulasi Jika bayi kita stimulasi dengan bentuk yang sama dapat menyebabkan sui anak tersebut bosan dan malas untuk berinteraksi dengan kita cenderung untuk diam. Tetapi jika kiata rangsang dengan bentuk stimulasi yang berbeda akan dapat meningkatkan minat bayi tersebut dan ini dapat dilihat dari ekspresi bayi tersebut 3. Usia Bayi Semakin bertambah usia bayi, maka semakin tinggi minatnya terhadap hal-hal baru dan bentuk stimulasi yang harus diberikan juga harus lebih rumit. Misalnya pada usia 2 minggu,bayi senang dengan stimulator hitam putih yang sederhana, tetapi pada usia bayi 2 bulan bayi senang dengan stimulator kompleks yang lebih rumit. 4. Tingkat Kerumitan dari Stimulasi Sering dengan pertambahan usia bayi, maka bayi membutuhkan stimulasi yang juga semakin rumit karena dapat meningkatkan daya pikir dan dayu tangkap bayi. Universitas Sumatera Utara 5. Frekuensi dari Stimulasi Frekuensi dari stimulasi juga mempengaruhi bayi, jika stimulasi yang diberikan terlalu berlebihan dapat menyebabkan bayi tidak senang dan menjadi bayi malas atau dapat menyebabkan bayi menangis. 6. Stimulasi yang diterima saat janin dalam kandungan Bayi yang mendapatkan stimulasi dari sejak dalam kandungan dapat dilihat setelah bayi lahir, dari kereaktifan bayi dan tanggapannya terhadap rangsangWong, 2004.

4. Jenis Stimulasi Yang Berikan Pada Masa Neonatus