Tepat Diagnosis Tepat Indikasi Tepat Pemilihan Obat dan sediaannya

Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta 39 e. Inappropriate self medication. f. Tidak mematuhi terapi yang telah ditetapkan membeli obat hanya sebagian dari yang diresepkan. Beberapa penyebab ketidak rasionalan penggunaan obat: a. Peresepan yang tidak rasional oleh dokter. b. Dispensing obat yang tidak rasional oleh farmasi dan drug-seller. c. Kebijakan harga obat dan aktifitas promosi obat dari pabrik obat. d. Kurangnya informasi, edukasi dan komunikasi tentang penggunaan obat yang rasional pada penyedia pelayanan kesehatan dan pasien. e. Kurang efektifnya kontrol dan regulasi penggunaan obat. f. Kurangnya political will dan leadership untuk mempromosikan penggunaan obat yang rasional. Batas dan pengertian penggunaan obat yang rasional Penggunaan obat dikatakan rasional jika tepat secara medis dan memenuhi persyaratanpersyaratan tertentu. Masingmasing persyaratan mempunyai konsekuensi yang berbeda. Penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria: 1. Sesuai dengan indikasi penyakit. 2. Diberikan dengan dosis yang tepat. 3. Interval waktu pemberian yang tepat. 4. Lama pemberian yang tepat. 5. Obat yang diberikan harus efektif, dengan mutu terjamin dan aman. 6. Tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau. Dengan demikian penggunaan obat yang rasional haruslah mencakup hal-hal berikut:

1. Tepat Diagnosis

Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan terpaksa mengacu pada diagnosis yang keliru tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga tidak akan sesuai dengan indikasi yang seharusnya. Dalam kenyataannya tidak setiap alat diagnostik memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, yang ini menyisakan hasil negatif palsu pasien sebenarnya sakit tetapi hasil pemeriksaan negatif dan positif palsu pasien tidak sakit tetapi terdeteksi positif dengan alat diagnostik yang ada. Kedua kelompok terakhir ini lah yang rentan untuk mengalami medication error akibat penggunaan obat yang tidak rasional 40 Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan X

2. Tepat Indikasi

Setiap obat memiliki spektrum terapi yang spesifik. Antibiotika, misalnya diindikasikan untuk infeksi bakterial. Dengan demikian pemberian obat ini hanya dianjurkan untuk pasien yang memberi gejala adanya infeksi bakteri, misalnya sputum mukopurulen atau bayi kurang dari 2 bulan dengan kecepatan respirasi 60xmnt pneumonia. Penggunaan obat di luar indikasi yang disetujui oleh otoritas kebijakan registrasi obat Badan POM disebut sebagai off label. Sebagai contoh, gabapentin berdasarkan approved indication hanya diindikasikan untuk post- herpetic neuralgia dan add-on terapi epilepsi pada anak di atas usia 3 tahun. Penggunaan di luar dua ketentuan tersebut dianggap sebagai off label, dan sepenuhnya menjadi tanggungjawab yang meresepkan jika terjadi efek yang tidak diharapkan akibat penggunaan gabapentin tersebut.

3. Tepat Pemilihan Obat dan sediaannya

Keputusan untuk melakukan upaya terapetik diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan benar. Dengan demikian obat yang dipilih haruslah yang memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit. Contoh: gejala demam terjadi pada hampir semua kasus infeksi dan inflamasi. Untuk sebagian besar demam, pemberian parasetamol lebih dianjurkan karena di samping efek antipiretiknya, obat ini relatif paling aman dibandingkan dengan antipiretik yang lain. Pemberian antiinflamasi non steroid misalnya asam mefenamat ibuprofen hanya dianjurkan untuk demam yang terjadi akibat proses peradangan atau inflamasi. Dalam prakteknya, untuk alasan kepraktisan, dokter sering kali meresepkan obat dalam bentuk puyer dengan mencampurkan antibiotika, analgetika, antiradang, decongestan, dan bahkan steroid. Selain tidak rasional karena tidak didasarkan pada bukti ilmiah, peresepan puyer dengan mencampurkan obat-obat tersebut dapat membahayakan pasien. Oleh sebab itu, jika terpaksa memberikan puyer, maka antibiotika tidak boleh dicampurkan ke dalamnya harus terpisah.

4. Tepat Dosis, Lama dan Cara Pemberian