kehidupan makhluk hidup. Butiran asap yang mengandung logam tersebut merupakan partikel dengan diameter 0,1-1 mikro-meter.
2.1.7 Pencemaran Logam Berat dalam Perairan
Menurut Connel dan Miller dalam Setyawati, 2007: 47-48 bahwa Pencemaran logam berat dalam perairan banyak bersumber dari pertambangan,
peleburan logam, dan jenis industri lainnya. Logam berat biasanya ditemukan sangat sedikit sekali dalam air secara alamiah yaitu kurang dari 1 μgl. Untuk
menentukan kualitas air terhadap konsentrasi logam dalam terlarut didalamnya. Konsentrasi logam toksik seperti Cd, Pb, Hg dan As dalam perairan secara
alamiah sangat kecil sekali. Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap
kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar
dari 5 grcm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari
perioda 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti timbal Pb, kadmium Cd, dan merkuri Hg merupakan zat pencemar yang berbahaya. Afinitas yang tinggi
terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam enzim, sehingga enzim bersangkutan menjadi tak aktif.
Banyak logam berat baik yang bersifat toksik maupun esensial terlarut dalam air dan mencemari air tawar maupun air laut. Sumber pencemaran ini
banyak berasal dari pertambangan, peleburan logam, dan jenis industri lainnya,
dan dapat juga berasal dari lahan pertanian yang menggunakan pupuk atau anthima yang mengandung logam.
Di dalam air biasanya logam berikatan dalam senyawa kimia atau dalam bentuk logam ion, bergantung pada kompartemen tempat logam tersebut berada.
Tingkat kandungan logam pada setiap kompartemen sangat bervariasi, bergantung pada lokasi, jenis kompartemen dan tingkat pencemarannya. Telah banyak
dilaporkan mengenai konsentrasi logam dalam air dan biota yang hidup di dalamnya. Biasanya tingkat konsentrasi logam berat dalam air dibedakan menurut
tingkat pencemarannya, yaitu polusi berat, polusi sedang, dan nonpolusi. Suatu perairan dengan tingkat polusi berat biasanya memiliki kandungan logam berat
dalam air, dan organisme yang hidup di dalamnya cukup tinggi. Pada tingkat polusi sedang, kandungan logam berat air dan biota yang hidup di dalamnya
berada dalam batas marginal. Sedangkan pada tingkat nonpolusi, kandungan logam berat dalam air dan organisme yang hidup di dalamnya sangat rendah,
bahkan tidak terdeteksi. kegiatan manusia merupakan suatu sumber utama pemasukan logam ke
dalam lingkungan perairan. Masuknya logam berasal dari buangan langsung berbagai jenis limbah yang beracun. Wittmann 1979 mengemukakan tentang
masuknya logam ke lingkungan perairan sebagai berikut : 1. Kegiatan Pertambangan
Pembongkaran permukaan batuan baru dan sejumlah besar sisa-sisa batu atau tanah untuk mempercepat kondisi pelapukan. Kegiatan proses pengambilan
biji, peleburan dan penyulingan minyak dapat menyebabkan hamburan dan penimbunan sejumlah besar logam berat seperti Pb.
2. Limbah Rumah Tangga Logam berat yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga berasal dari
sampah-sampah metabolik, korosi pipa-pipa air Cu, Pb, Zn dan Cd dan produk- produk consumer misalnya, formula detergen yang mengandung Fe, Mn, Cr, Ni,
Co, Zn, Cr, B dan As. 3. Limbah dan Buangan Industri
Beberapa logam runutan dibuang ke dalam lingkungan perairan melalui cairan limbah industri demikian juga dengan penimbunan dan pencucian lumpur
industri. Kepekatan logam dalam air limbah industry seringkali dalam ranah milligram per liter.
4. Aliran Pertanian Polutan dari pertanianperkebunan dapat berupa :
a. Zat kimia Misalnya : berasal dari penggunaan pupuk, pestisida.
b. Mikrobiologi Misalnya : virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak dan
cacing tambang di lokasi perkebunan. c. Zat Radioaktif
Berasal dari penggunaan zat radioaktif yang dipakai dalam proses pematangan buah, mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat pertumbuhan
tanaman.
2.1.8 Merkuri