PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA ANGGOTA KOPERASI NGANTANG KECAMATAN NGANTANG

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP
PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA ANGGOTA
KOPERASI NGANTANG KECAMATAN NGANTANG

SKRIPSI

Oleh :
Lutfia Anggi
08610055

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap
Peningkatan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Anggota Koperasi “Ngantang”
Kec.Ngantang” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh
gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin
namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan
pengetahuan serta pengalaman penulis. Sehingga masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi
ini. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M, AFP, selaku Dosen Pembimbing I yang
penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga

selesainya penulisan skripsi ini.
4. Drs. Jihadi, Msi, selaku Dosen Pembimbing II yang telah sudi meluangkan
waktuya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat
bermanfaat guna penyusunan skripsi ini.
5. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.
Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, Juli 2012
Penulis,
Lutfia Anggi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN............................................................................ iii
KARTU KENDALI KONSULTASI .......................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................
C. Batasan Masalah ....................................................................
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................

1
7

7
8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan Penelitian Terdahulu .................................................
9
B. Tinjauan Teori........................................................................ 10
1. Koperasi ............................................................................ 10
2. Kredit................................................................................. 12
3. Sisa Hasil Usaha (SHU) .................................................... 27
4. Hubungan Pemberian Kredit dengan SHU ...................... 31
5. Laba .................................................................................. 32
6. Kerangka Pikir .................................................................. 33
7. Hipotesa............................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian.................................................................... 35
B. Jenis Penelitian ...................................................................... 35
C. Definisi operasional variabel ................................................. 36
D. Data dan Sumber Data ........................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 36

F. Teknik Analisis Data ............................................................. 37
G. Uji Hipotesis untuk Menguji.................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................
1. Gambaran Umum Koperasi Ngantang ..............................
2. Lokasi Perusahaan .............................................................

39
39
42

3. Struktur Organisasi Koperasi “Ngantang” Kecamatan
Ngantang ........................................................................... 43
4. Keanggotaan Koperasi ...................................................... 48
B. Hasil Analisis Data ............................................................... 49
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran .....................................................................................


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

56
57

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1

Alur Pemberian Kredit Pada Koperasi Ngantang .................

33

Gambar 2

Struktur organisasi pada Koperasi “Ngantang” Kecamatan
Ngantang ...............................................................................


44

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Data Pemberian Kredit dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
“Ngantang” Kec.Ngantang Tahun 2008 ....................................

4

Tabel 1.2 Data Pemberian Kredit dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
“Ngantang” Kec.Ngantang tahun 2009 .....................................

5

Tabel 1.3 Data Pemberian Kredit dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
“Ngantang” Kec.Ngantang tahun 2010 .....................................

6


Tabel 4.1 Pemberian Kredit Pada Koperasi “Ngantang” Kecamatan
Ngantang ....................................................................................

49

Tabel 4.2 SHU Pada Koperasi “Ngantang” Kecamatan Ngantang ...........

50

Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ....................................

50

Tabel 4.4 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ...............................................

52

Tabel 4.5 Hasil Uji Secara Simultan (Uji F)...............................................


53

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Hasil Penelitian
2. Hasil Analisis Regresi Linier sederhana

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji, Drs dan Widiyanti,Ninik, Dra, Dinamika Koperasi 2007,PT
Rineka Cipta, Jakarta
Baswir, Revrisond, 1997, Koperasi Indonesia, Edisi ke-satu, cetakan pertama
BPFE,Yogyakarta
Hakim, Lukman, Pengaruh Pemberian dalam usaha meningkatkan kehidupan
ekonomi anggotanya, 2003, Universitas Muhammadiyah Malang.
Hendrojogi, Drs, M.Sc, Koperasi, asas-asas, Teori, dan Praktik 2010, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Jusuf, Jopie, Analisis Kredit 2010 PT Ikrar Mandiriabadi, Jakarta
Kasmir, SE, MM, Dasar-Dasar Perbankan, 2011, PT Rajagrafindo Persada,
Jakarta

Kementrian Koperasi dan UKM RI, 2003, Pedoman Klasifikasi Koperasi, Jakarta
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi
pertama. Yogyakarta: BPFE.
Manurung, Mandala dan Prathama, Rahardja. 2004. Uang, Perbankan, dan
Ekonomi Moneter. Jakarta: Penerbit Lembaga Penerbitan Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Muljono, Pudjo, Teguh, Manajemen Perkreditan Bgai Bank Komersil edisi dua,
1989, BPFE, Yokyakarta
Muljono, Pudjo, Teguh, Manajemen Perkreditan Bgai Bank Komersil, 2008,
BPFE, Yokyakarta
Mulyati, Sri Nur dan Mahfudz, Agus dan Permana, Leni, 2009 Ekonomi 1,
“Untuk Sekolah Menengah atas/madrasah AliyahKelas x, pusat
Perbukuan Nasional, Jakarta.
Setyo, Handoko, Didik, Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningakatan
Pendapatan (studi pada KUD Tani Jya Kecamatan Puncu Kab.Kediri),
2005, Universitas Muhammadiyah Malang.
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik 2001,Edisi
Pertama, Erlangga, Jakarta

Sumarsono, Sony, 2004, Manajemen Koperasi, Edisi Pertama, Graha Ilmu,

Yogyakarta
Sutojo, Siswanto, Analisis Kredit Bank Umum, 2005, Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta
Sutojo, Siswanto, Strategi Manajemen Kredit Bank Umum, 2004 Damar Mulia
Pustaka, Jakarta
Suhardjono, Mnajemen Perkreditan Usaha Kecil Dan Menenga, 2003, Unit
Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, Yokyakarta
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Di dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, usaha yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Indonesia melalui pembangunan dalam berbagai sektor. Pembangunan
masyarakat Indonesia ini ditujukan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang meliputi pembangunan masyarakat seutuhnya.
Dalam melaksanakan Pembangunan Nasional, segenap kemampuan dan potensi
dalam masyarakat harus dimanfaatkan dengan disertai bahan kebijaksanaan. Serta langkahlangkah guna membantu, membimbing pertumbuhan dan meningkatkan kemampuan yang
lebih besar bagi yang golongan pendidikannya lebih rendah untuk dapat berpartisipasi aktif
dalam proses pembangunan itu sehingga dapat mandiri.
Demikian juga halnya dengan pembangunan koperasi di Indonesia yang merupakan
bagian dari usaha Pembangunan Nasional secara keseluruhan, koperasi dapat menciptakan
usaha rakyat yang berazaskan kekeluargaan sehingga tercipta Demokrasi Ekonomi yang
mengutamakan kemakmuran masyarakat. Pada kenyataan sekarang ini terdapat 3 (tiga)
pelaku-pelaku utama di dalam taks perekonomian nasional yaitu sektor Negara, Swasta dan
Koperasi.
Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi maka koperasi sebagai soko guru
perekonomian. Indonesia dipersiapkan dengan berbagai kegiatan usaha yang dapat
meningkatkan penemuan anggota masyarakat. Peningkatan kehidupan sosial ekonomi dalam
masyarakat diharapkan turut mempercepat tingkat kehidupan masyarakat yang dijalankan
secara swadaya oleh anggota, usaha ini mencakup beberapa bidang pemenuhan kebutuhan,
baik primer, sekunder dan kebutuhan lainnya juga dan yang diperlukan berupa kredit simpan
pinjam.
Semakin banyaknya jumlah koperasi serta tumbuh dan berkembang koperasi tersebut

di tengah-tengah kehidupan ekonomi masyarakat, tentunya merupakan suatu hal yang sangat
positif dan membantu bagi pembangunan ekonomi di dalam masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan yang diinginkan. Dan tumbuh dan berkembangnya koperasi, serta untuk
meningkatkan kualitas, koperasi itu sendiri maka banyak hal yang harus dilakukan
diantaranya bagaimana koperasi bisa mengatur manajemen secara baik sehingga koperasi
dapat berjalan dan bisa dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Salah satu tujuan koperasi diantaranya berusaha mempermudah dalam pelayanan
pemberian kredit simpan pinjam serta meningkatkan pelayanan berupa pemberian kredit
dengan syarat yang mudah, dengan kebijakan ini diharapkan tingkat kepercayaan masyarakat
akan meningkat dan yang akhimya akan menambah jumlah anggota dalam kegiatan koperasi.
Kegiatan Simpan pinjam sangat berperan penting di dalam sebuah koperasi, begitu
juga dengan koperasi Ngantang Kec. Ngantang. Dimana koperasi ini yang anggota dan
pengurusnya berasal dari masyarakat sekitar Koperasi Ngantang Kec. Ngantang. koperasi
Ngantang Kec. Ngantang mencoba meningkatkan pelayanan kepada anggota dibidang usaha
simpan pinjam dan bidang lainnya sesuai dengan kebutuhan yang tertera dalam rencana kerja
dan rencana anggaran pendapatan dan belanja (RK/RAPB).
Fenomena pertumbuhan ekonomi tahun ini yang terus bergerak naik, disertai
dukungan pemerintah terhadap perbaikan iklim investasi dan pembangunan infrastruktur,
nampaknya kinerja koperasi indonesiapun akan semakin cemerlang, sehingga akan membawa
dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dampak dari pertumbuhan ekonomi
tahun ini membuat koperasi semakin bagus prospeknya, hal ini didukung pada tahun ini di
Kec. Ngantang semakin banyak peternak sapi yang berlomba-lomba untuk mengembangkan
usahanya. Sehingga untuk mengatasi masalah modal yang diperlukan oleh para peternak sapi
tersebut Koperasi “Ngantang” memberikan peluang bagi para peternak untuk melakukan
kegiatan simpan pinjam pada koperasi “Ngantang”. Koperasi Ngantang Kec.Ngantang
merupakan koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam, bagi anggota maupun
masyarakat sekitar Kec.Ngantang. begitu juga dengan pendapatan SHU yang diperoleh
Koperasi Ngantang.

Koperasi Ngantang adalah salah satu koperasi yang didirikan sebagai wadah atau
tempat bagi para anggota maupun masyarakat kec.Ngantang yang sedang kesulitan
memperoleh modal. Koperasi ngantang sendiri sangat berperan dalam kelangsungan atau
kelancaran kegiatan perekonomian anggota dan masyarakat sekitar, dikarenakan koperasi
Ngantang memberikan peluang kepada anggota dan masyarakat sekitar untuk meminjam
ataupun menyimpan modal mereka di koperasi Ngantang Kec. Ngantang.
Koperasi Ngantang merupakan Koperasi yang direkomendasikan oleh pihak KUD
Ngantang Kec.Ngantang untuk menjadi salah satu koperasi yang menyediakan bantuan
kepada para peternak sapi yang sedang membutuhkan modal. Koperasi Ngantang memiliki
lokasi yang sangat strategis yaitu di dekat jalan raya dan sangat mudah di jangkau oleh
masyarakat sekitar.

Koperasi dihadapkan pada suatu kendala yang bisa dikatakan kurang masuk akal.
Kendala tersebut adalah adanya keganjalan antara pemberian kredit dengan sisa hasil usaha
yang diterima, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh dari pihak Koperasi. Pada tahun
2008 bisa dilihat pemberian kredit sebesar Rp 1.750.000 mendapatkan sisa hasil usaha
sebesar Rp 43.750 sedangkan pemberian kredit sebesar Rp 1.500.000 mendapatkan sisa hasil
usaha sebesar Rp 45.000. Pada tahun 2009 pemberian kredit sebesar Rp 5.000.000
mendapatkan sisa hasil usaha Rp 150.000 dan pemberian kredit sebesar Rp 15.000.000 hanya
mendapatkan sisa hasil usaha Rp 112.500. Pada tahun 2010 pemberian kredit Rp 1.800.000
mendapatkan sisa hasil usaha Rp 13.500, kemudian pemberian kredit sebesar Rp 1.100.000
mendapatkan sisa hasil usaha sebesar Rp 33.000. hal ini bisa dilihat secara jelas pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1.1
Data Pemberian Kredit dan Sisa Hasil Usaha (SHU)
Koperasi “Ngantang” Kec.Ngantang
Tahun 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nama
Mugi
Suliyono
Jumadi
Sumarno
Sutikno
Sukesi
Wiyono
Nanik Setywati
Dulawi
Kaderi
Nardi
Purwadi
Mujito
Asnan
Tubi Surono
Jumlah

Pinjaman
500.000
750.000
500.000
5.000.000
500.000
1.500.000
750.000
600.000
750.000
1.000.000
1.750.000
1.500.000
600.000
1.100.000
700.000
17.500.000

SHU
17.500
26.250
17.500
175.000
17.500
52.500
18.750
15.000
26.250
35.000
43.750
45.000
21.000
38.500
24.500
574.000

Tabel 1.2
Data Pemberian Kredit dan Sisa Hasil Usaha (SHU)
Koperasi “Ngantang” Kec.Ngantang
tahun 2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Nama
Supriyono
Purwoko
Yatamin
Misroyo
Muklasrowi
Misdi
Suklat
Ngatemo
Irawan
Suroso
Kamari
Agusmulyono
Miseno
Saini
Harsono
David Dwi
Markajung
Slamet Kustiono
Supai
Didik Mulyo
Agin
Narji
Muslimin
Supriyantin
Agus Mulyono
Siswoyo
Yudi Komatiyanto
Luwari
Jari
Supriyanto
Muhamma Nur Hadi
Tanam
Warito
Ahmad Buchari
Joko Susilo
Sugiyono
Samsuri
Mujiono
Samet
Wartak
Sulik
Suyadi
Sunardi
Jasmadi
Jumlah

Pinjaman

SHU

700.000
1.500.000
700.000
5.000.000
2.200.000
2.000.000
2.500.000
500.000
4.100.000
6.000.000
3.000.000
1.000.000
4.000.000
600.0000
250.0000
300.0000
1.500.000
15.000.000
800.000
1.300.000
2.150.000
500.000
3.500.000
7.000.000
2.100.000
1.200.000
4.000.000
2.000.000
1.500.000
3.500.000
24.000.000
725.000
1.100.000
1.200.000
1.050.000
520.000
8.000.000
500.000
500.000
750.000
700.000
8.900.000
2.900.000
18.000.000
159.595.000

Tabel 1.3
Data Pemberian Kredit dan Sisa Hasil Usaha (SHU)
Koperasi “Ngantang” Kec.Ngantang

24.500
45.000
24.500
150.000
66.000
60.000
87.500
17.500
123.000
180.000
90.000
35.000
120.000
210.000
50.000
105.000
45.000
112.500
24.000
45.500
43.000
17.500
122.500
52500
73.500
42.000
120.000
60.000
52.500
26.250
720.000
25.375
33.000
24.000
31.500
15.600
200.000
17.500
17.500
26.250
24.500
311.500
87000
540000
4.298.475

tahun 2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Nama
Kuswahyudi
Rudi Siswanto
Suwarno
Adik Irwanto
Sian
Mujianto
Basuni
Kustiyah
Suwarno
Karno
Supeno
Rubiayanto
Winarno
Maryono
Muhammad Fadil
Hartatik
Suwanto
Nurali
Jaiman
Joko Susilo
Muji
Ngatemun
Poniti
Triswanto
Isminah
Sukirno
Supriyanto
Ngatemin
Yudi Komariyanto
Ngatemo
Waji
Martiyah
Kiswanuwiayanto
Sutrisno
Jumlah

Pinjaman
1.800.000
1.100.000
2.500.000
1.500.000
850.000
1.500.000
1.000.000
2.500.000
1.000.000
2.500.000
1.000.000
4.500.000
2.000.000
4.850.000
4.000.000
5.000.000
3.000.000
2.000.000
5.000.000
3.000.000
3.500.000
600.000
5.000.000
3.500.000
2.000.000
1.000.000
600.000
2.000.000
3.500.000
5.000.000
5.400.000
4.000.000
3.500.000
5.000.000
95.200.000

SHU
13.500
33.000
75.000
30.000
25.500
45.000
30.000
75.000
35.000
150.000
30.000
90.000
36.000
97.000
80.000
150.000
90.000
60.000
150.000
90.000
105.000
18.000
150.000
105.000
60.000
30.000
18.000
60.000
105.000
100.000
162.000
30.000
105.000
150.000
2583.000

Dari data di atas dapat dilihat bahwa ada keganjalan antara pemberian kredit dengan
sisa hasil usaha yang diterima anggota, Padahal secara teori dijelaskan bahwa semakin
banyak kredit atau pinjaman yang diberikan maka akan semakin tinggi pula sisa hasil usaha
yang dierima.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis terdorong untuk mengadakan penelitian
dengan mengambil judul : “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Sisa
Hasil Usaha (SHU) Pada Anggota Koperasi Ngantang Kecamatan Ngantang”.
B. Rumusan Masalah
Seperti yang diuraikan dalam sub bab terdahulu bahwa dalam suatu Koperasi peranan
Simpan Pinjam sangat dibutuhkan oleh anggota koperasi dan juga koperasi itu sendiri dalam
melangsungkan usahanya.
Adapun perumusan masalah yang penulis kemukakan sehubungan dengan
permasalahan yang ada pada koperasi simpan pinjam "Ngantang" Kecamatan Ngantang
adalah sebagai berikut: “ Apakah ada pengaruh Pemberian kredit terhadap peningkatan sisa
hasil usaha (SHU) pada Koperasi Ngantang Kecamatan Ngantang”?
C. Batasan Penelitian
Agar penelitian tidak meluas dan sesuai dengan tujuan, maka penulis membatasi
permasalahan pada pemberian kredit yang diberikan kepada anggota koperasi periode
pemberian kredit dari tahun 2008 hingga tahun 2010 dan menggunakan analisis regresi
sederhana.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian kredit terhadap peningkatan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Anggota Koperasi

Ngantang Kecamatan Ngantang.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Koperasi
Sebagai bahan pertimbangan bagi KSP "Ngantang" Kecamatan Ngantang dalam
menentukan pemberian simpan pinjam kepada anggotanya dan calon anggotanya.
b. Bagi Anggota
Untuk menjadikan pertimbangan kepada anggota dalam menggunakan fasilitas kredit
yang ditawarkan oleh pihak koperasi.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian serupa dim

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Landasan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan dan untuk
memperjelas penelitian ini, penulis mengambil referensi pada penelitian yang dilakukan oleh
Didik Setyo Handoko pada tahun 2005 dengan judul Pengaruh pemberian Kredit Sapi Perah
Terhadap Peningkatan Pendapatan Peternak (studi pada KUD Tani Jaya Kec. Puncu Kab.
Kediri) penelitian ini dilakukan di KUD Tani Jaya Kec. Puncu Kab. Kediri. Kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Setyo Handoko menunjukkan pengaruh
yang signifikan atau nyata antara pemberian kredit dengan peningkatan pendapatan. Hal ini
ditunjukkan dari nilai R2 sebesar 0,988 dan koefisien regresi sebesar 0,032 dan juga oleh
nilai ttabel sebesar 2,62 sedangkan nilai thitung diperoleh sebesar 21,674 (thitung > ttabel)
Adapun referensi kedua yang penulis ambil sebagai referensi adalah penelitian yang
dilakukan oleh Lukman Hakim pada tahun 2003 dengan judul “ pengaruh pemberian kredit
dalam usaha membantu meningkatkan kehidupan ekonomi anggotanya” pada Koperasi
simpan pinjam Karya Dharma Paiton Probolinggo. Penelitian ini dilakukan di Koperasi
simpan pinjam Karya Dharma Paiton Probolinggo,

Kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian yang dilakukan oleh Lukman Hakim menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara pemberian kredit dalam usaha membantu meningkatkan kehidupan ekonomi
anggotanya. Hal ini ditunjukkan dari nilai R2 sebesar 0,844 dan koefisien regresi sebesar
0,028 dan juga oleh nilai ttabel sebesar 6,314 sedangkan nilai thitung diperoleh sebesar 6,5913
Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adalah
penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang terdahulu, yaitu
sama-sama meneliti tetntang peran simpan pinjam atau pemberian kredit kepada anggota

koperasi. Perbedaan dengan peneliti sebelumnya terletak pada objek penelitian, periode tahun
penelitian.

B. Tinjauan Teori
1. Koperasi
Istilah koperasi itu terdiri dari 2 (dua) suku kata, yaitu Co dan operation. Co berarti
bersama dan

Operation berarti pekerjaan, sehingga kalau digabungkan menjadi

Cooperation atau koperasi yaitu pekerjaan bersama atau bersama-sama bekerja untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Undang-undang No.25 tahun 1992 pasal 1 ayat (1) tentang perkoperasian
adalah:
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum Koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas kekeluargaan.”
Dalam bukunya Koperasi Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945,
secara umum yang dimaksud dengan Koperasi adalah:

“Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang
perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lebih yang bergabung
secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya”
Dari pengertian di atas, Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang
berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan
tujuan membebaskan diri dari para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang
umumnya diderita oleh mereka.
Soeriaatmadja dalam Hendrojogi (2010:22) “koperasi ialah suatu perkumpulan
dari orang-orang yang atas dasar persamaanderajat sebagai manusia, dengan tidak
memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi
kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama”
Definisi di atas mengandung unsur-unsur :
a. Demokrasi
b. Sosial
c. Tidak semata-mata mncari keuntungan.
Dengan demikian koperasi Indonesia merupakan suatu wadah untk menyusun
perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong serta merupakan
ciri khas dari tata kehidupan bangsa Indonesia dengan tidak memandang golomngan,
aliran maupun kepercayaan.

Organisasi koperasi Indonesia menjamin hak-hak individu serta memegang asas
demokrasi, di mana koperasi hendaknya harus mampu memainkan peran yang benar
dalam tata ekonomi Indonesia yang berdasarkan pada perkembangan dan aktivitas
ekonomi serta pembaharuan kebijaksanaan perekonomian dalam pembangunan.
Perekonomian Indonesia disesuaikan dengan struktur demokrasi Indonesia, di
mana pembangunan koperasi sekarang ini mulai menginjak taraf pembangunan tenaga
intrepeneur skill dikalangan masyarakat baik konsumen maupun produsen. Jadi jelaslah
bahwa koperasi Indonesia merupakan kumpulan dari orang-orangatau badan-badan hukum
koperasi secara bersama-sama, bergotong royong berdasarkan persamaan kerja untuk
memajukan kepentingan perekonomian anggota dan masyarakat pada umumnya.
Dengan demikian berarti koperasi benar-benar merupakan alat perdemokrasian
yag harus menjamin bahwa koperasi adalah milik para anggota sendiri dan diatur sesuai
dengan keinginan para anggota yang diwujudkan dalam program kerja yang digariskan
dari hasil musyawarah bersama.
2. Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan
(trust) oleh karena itu dasar kredit adalah kepercayaan seseorang atau suatu badan yang
memeberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di mana yang akan
datang akan sanggup memenuhi segala kewajiban yang telah di perjanjikan terlebih
dahulu.

Terjadinya transaksi kredit antara lain dengan adanya suatu keinginan khususnya
para pengusaha yang untuk memperlancar usahanya kekurangan modal, maka dilakukan
transaksi kredit, dimana transaksi kredit didasarkan kepada saling percaya.
Berikut ini beberapa pengertian kredit yang diartikan oleh para ahli adalah sebagai
berikut :
Muljono ( 2008:12 ), “Kredit adalah suatu penyerahan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunga jumlah imbalan atau
pembagian hasil keuntungan”.
Suhardjono (2003:11) kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan
dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dan
dengan jangka waktu tertentu.
Menurut pasal 1 ayat 11 Undang-Undang RI No.10 Tahun 1998 tentang perubahan
atas undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan; “kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang kewajibannya pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tetentu dengan pemberian bunga”.
Pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa kredit merupakan suatu perjanjian
atau suatu prestasi dari satu pihak ke pihak lain, yang pengembalian prestasi itu akan
dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan disertai dengan kontra prestasi berupa bunga.
Sehingga nilai ekonominya sepadan dengan kata lain kredit merupakan penundaan
pembayaran, oleh karena itu kredit menyangkut masalah waktu yang akan datang,
kepercayaan merupakan suatu syarat untuk memperoleh kredit sedangkan Pemberian
kredit mempunyai arti memberi pinjaman pada orang lain dengan harapan akan
memperoleh suatu tambahan nilai dan pokok pinjaman tersebut yaitu berupa bunga

sebagai pendapatan bagi pihak yang bersangkutan. Muljono (1989:45)
a. Fungsi kredit
pada dasarnya setiap orang atau badan usaha mempunyai kepentingan yang
sama terhadap kebutuhan akan kredit yaitu untuk mencapai maksud atau tujuan yang
telah direncanakan, dimana fungsi kreit antara yang satu dengan yang lain berbeda –
beda.
Kasmir (2011:107) Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan
antara lain sebagai berikut :
1) Kredit dapat meningkatkan daya guna ( utility ) dari barang.
2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
3) Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi
4) Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
Sinungan (1998:103) ada beberapa fungsi kredit:
1) Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal atau uang, dana yang
ditabung oleh masyarakat dibank, oleh bank ditingkatkan kegunaannya untuk
meningkatkan usaha dibidang perkreditan. Karena dengan dan itu pengusahapengusaha dapat memperoleh fasilitas kredit untuk mengembangkan usahanya
mengadakan rehabilitasi, yang akhirnya dapat meningkatkannya.
2) Kredit meningkatkan Utility suatu barang
Dengan kredit para produsen dapat memproduksi barang mentah menjadi barag jadi
yang memiliki nilai guna yang lebih tinggi, dengan kredit juga produsen dapat
memindahkan barang dari suatu tempat yang kurang memiliki guna ketempat lain
yang ternyata sangat membutuhkan barang tersebut.
3) Kredit menimbulkan gairah berusaha masyarakat
Masyarakat dala dinamika kehidupannya selalu berusaha untuk meningkatkan
kemampuannya meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kredit merupakan salah satu sarana yang merangsang masyarakat untuk
meningkatkan gairah bekerja dan berusaha masyarakat tersebut”
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kredit mempunyai fungsi yang
sangat penting dalam perekonomian rakyat, karena kredit merupakan salah satu srrana
untuk meningkatkan daya guna dari uang atau barang serta dapat memotifasi
masyarakat untuk berusaha meningkatkan taraf hidup mereka dimasa yang akan datang.
b. Tujuan pemberian kredit
Sutojo (2004: 15) pemberian kredit dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan, oleh karena itu Bank memberikan pinjaman kepada nasabahnya dalam
bentuk kredit, jika merasa yakin nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dalam
memberikan kredit yang telah diterimanya. Dalam kaitannya dengan pemberian kredit,
kredit memiliki tujuan pokok yang saling berhubungan:
1) Profitabilitas yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan
yang dapat dari bunga pinjaman.
2) Safety yaitu keamanan dari prestasi atau fasilatas yang diberikan harus benar-benar
terjamin sehingga tujuan profitabilitas dapat tercapai.
Kasmir ( 2011:105 ) tujuan pemberian kredit adalah:
1) Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut, hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh Bank sebagai balas jasa
dan biaya admistrasi kredit yang diberikan kepada nasabah.
2) Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik
dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
3) Membantu pemerintah
Bagi Pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka

makin baik, berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sector
c. Unsur-unsur kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan,
sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan, ini
berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan betul-betul yakin bahwa sipenerima
kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu
dan syarat-syarat yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan, suatu
lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang diterimanya.
Muljono (2008: 94), peristiwa kredit akan terjadi apabila dipenuhi unsur-unsur
antara lain adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang, atau jasa yang
bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain (kreditur), adanya pihak yang
membutuhkan uang, barang, atau jasa (debitur), adanya kepercayaan dari kreditur
kepada debitur, adanya janji dan kesanggupan untuk membayar kembali dari debitur
kepada kreditur, adanya perbedaan waktu antara penyerahan uang, barang atau jasa
oleh kreditur dan saat pembayaran kembali dari debitur, adanya resiko sebagai akibat
perbedaan waktu ( waktu sekarang dan waktu yang akan datang ).
Kasmir ( 2011:103 ) Unsur-unsur Kredit sebagai berikut :
1) Kepercayaan
Suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan ( berupa uang,
barang, atau jasa ) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu yang akan
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh Bank, dimana sebelumnya dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.
2) Kesepakatan
Di samping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan
antara sipemberi dan sipenerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya

masing-masing.

3) Jangka waktu
Setiap kredit yang akan diberikan jangka waktunya tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati, jangka waktu tersebut
bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.
4) Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko yang
tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko menjadi tanggungan
Bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun untuk resiko yang
tidak disengaja.
5) Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa kredit tersebut yang
kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi
kredit ini merupakan keuntungan Bank.
d. Jenis-jenis kredit
Dalam kehidupan ekonomi sekarang ini, dapat dijumpai bermacam-macam
kredit. Esensi dari jenis-jenis kredit ini akan tergantung dari sudut mana. Kredit itu
akan di tinjaunya.

Kasmir (2011:109) Jenis-jenis kredit didasarkan atas :
1) Kredit ditinjau dari tujuannya
a) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian
barang-barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung terhadap
kebutuhan manusia. Misalnya : Kredit untuk membeli bahan makanan, pakaian,
rumah dan sebagainya.
b) Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif
dalam arti dapat meningkatkan utility ( daya guna ).
2) Kredit menurut jangka waktunya
a) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang berjangka waktu maksimal 1 (satu) tahun. Biasanya kredit
jangka pendek ini cocok untuk membiayai kebutuhan modal kerja.
b) Kredit jangka menengah
Merupakan kredit yang berjangka waktu antara 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun.
Kredit jangka menengah ini biasanya berupa kredit modal kerja, atau kredit
investasi yang relative tidak terlalu besar jumlahnya. Misalnya untuk pembelian.
c) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun. Kredit macam
ini biasanya cocok untuk kredit investasi seperti pembelian mesin-mesin berat,
pembangunan gedung, pabrik, perkebunan, kredit pembelian rumah (KPR) dan
lain sebagainya.
3) Kredit ditinjau dari segi kegunaan
a) Kredit investasi
Merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan
perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru atau keperluan

rehabilitasi.
b) Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya.
e. Risiko kredit dalam keputusan kredit
Berdasarkan pengertian dari kredit, kredit diberikan oleh suatu lembaga
keuangan (kreditur) dengan dasar kepercayaan begitu juga dengan pihak peminjam
(debitur) melakukan pinjaman kredit atas dasar kepercayaan. Untuk menampung risiko
kredit yang mungkin terjadi/ menimpa bank apabila ditinjau dari sumber dana
pembiayaan untuk pemberian kredit tersebut yaitu dapat diberikan antara lain:
1) Kredit dari dana bank yang bersangkutan. Dasar kredit ini didasarkan atas dasar
kemampuan dari bank yang bersangkutan di dalam mengumpulkan dana dari
masyarakat yang menjadi nasabahnya baik berupa giro, deposito maupun modal
sendiri dan pinjaman-pinjaman lainnya.
2) Kredit dengan dana likuiditas Bank Indonesia. Sesuai dengan fungsinya bank
sebagai “agent of development” khususnya pada bank-bank pemerintah, maka dalam
pengembangan sektor-sektor perekonomian tertentu bank sentral telah memberikan
fasilitas penyediaan “Dana Likuiditas”. Besarnya likuiditas inipun

bermacam-

macam ada yang 80%, 70%, 65% dan lain-lain bergitu juga suku bunga dana
likuiditas ada yang 3%, 6% per tahun dan seterusnya.
3) Kredit kelolaan. Biasanya kredit-kredit ini dalam bentuk kredit investasi baik dalam
rangka project aid maupun dalam rangka development loan through the banking
system, sektor usaha yang dibiayai di bidang industri perkebunan, sarana dan
pasarana.
4) Kredit konsorsium. Untuk membiayai proyek-proyek yang besar yang memerlukan
dana besar dan dirasakan berat untuk ditanggung oleh suatu bank.

5) Joint financing. Pada intinya seperti konsorsium pada bank pemerintah, joint
financing ini dapat terjadi antara bank-bank swasta masional. Biasanya
jaminannyapun juga diikat dalam bentuk joint coleteral dengan risiko paripassu
yaitu proporsi dengan masing-masing debit yang diberikan oleh masing-masing
bank.
f. Faktor-faktor penentu penyaluran kredit
Faktor penentu penyaluran kredit secara langsung berkaitan dengan prinsip
perkreditan disebut juga pertimbangan kredit, merupakan tindakan analisis dan evaluasi
dalam kegiatan perkreditan. Prinsip tersebut untuk menilai dan menganalisis pemohon
kredit. Bank melakukan pencarian informasi selengkap-lengkapnya mengenai pemohon
yang akan dipergunakan dalam analisis dan evaluasi. Analisis dan evaluasi tersebut
menurut Mudrajad dan Suhardjono (2002:250) sering disebut dengan prinsip “5-C”,
prinsip perkreditan tersebut adalah:
1) Character (analisis watak). Dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran akan
kemauan membayar dari pemohon, mencakup perilaku pemohon sebelum dan
selama permohonan kredit.
2) Capacity (analisis kemampuan). Bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan
mengembalikan kredit dari usaha yang dibiayai (the first way out), mencakup aspek
manajemen (kemampuan mengelola perusahaan), aspek produksi (kemampuan
berproduksi secara berkesinambungan), aspek pemasaran (kemampuan memasarkan
hasil produksi), aspek personalia (kemampuan tenaga kerja dalam mendukung
aktifitas perusahaan), aspek finansial (kemampuan menghasilakan laba)
3) Capital (analisis modal). Bertujuan untuk mengukur kemampuan pemohon dalam
menyediakan modal sendiri (own share), yang mencakup: besar dan komposisi
modal, perkembangan laba usaha selama tiga periode sebelumnya, angka rasio
perbandingan antara hutang dan modal sendiri (Debt Equity Ratio).

4) Condition (analisis kondisi/prospek usaha). Dengan tujuan untuk mengetahui
prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai, yang meliputi siklus bisnis
mulai dari bahan baku (pemasok), pengolahan, dan pemasaran (pembeli).
5) Collateral (analisis agunan atau jaminan). Dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui besarnya nilai agunan yang dapat dipergunakan sebagai alat pengaman
lapis kedua (the second way out) bagi bank dalam setiap pemberian kredit.
Selain prinsip 5C, menurut Mandala dan Prathama (2004:194), konsep 7P juga dapat
diterapkan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Konsep 7P tersebut antara
lain:
1) Personality (kepribadian)
Dalam penilaian kepribadian calon debitur adalah tingkah laku, sejarah hidupnya
yang mencakup sikap, emosi, dan tindakan dalam menghadapi masalah.
2) Purpose (tujuan)
Menilai tujuan calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit dan berapa besar
kredit yang diajukan.
3) Prospect (prospek)
Menilai prospek usaha yang direncanakan debitur, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
4) Payment (pembayaran)
Menilai bagaimana cara calon debitur melunasi kredit, dari mana saja sumber dana
tersebut, dan bagaimana tingkat kepastiannya.
5) Profitability (tingkat keuntungan)
Menilai berapa tingkat keuntungan yang di perkirakan akan diraih calon debitur;
bagaimana polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya.
6) Protection (perlindungan)
Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan

usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.
7) Party (tingkatan)
Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan
karakternya. Klasifikasi ini berguna untuk penentuan perlakuan bank dalam hal
pemberian fasilitas.
Penilaian atau analisis calon debitur selain dengan menggunakan konsep-konsep
di atas, juga dapat dilakukan dengan konsep 3R, menurut Mandala dan Prathama
(2004:195), yaitu:
1) Return (tingkat pengembalian usaha)
Penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah memperoleh
kredit.
2) Repayment (kemampuan membayar kembali) Memperhitungkan kemampuan jadwal
dan jangka waktu pembayaran kredit oleh calon debitur
3) Risk Bearing Ability (kemampuan menanggung resiko)
Memperhitungkan

besarnya

kemampuan

perusahaan

calon

debitur

untuk

menghadapi resiko, perusahaan calon debitur memiliki resiko yang besar atau kecil.
g. Prosedur pemberian dan pengawasan kredit
Di samping kebijaksanaan umum, kebijaksanaan kredit memuat pedoman
umum tentang prosedur pemberian dan pengawasan kredit yang wajib dipenuhi, baik
oleh bank maupun debitur. Pedoman prosedur pemberian dan pengawasan kedit terdiri
dari:

1) Standar dokumentasi kredit
Dalam setiap transaksi kredit diperlukan seperangkat dokumen standar, dan harus
disiapkan sebelum penarikan kredit. Beberapa jenis dokumen tersebut merupakan
bahan masukan

yang penting peranannya

bagi

bank, untuk

memonitor

perkembangan mutu kredit yang telah di berikan kepada debitur mereka.
2) Perlindungan asuransi
Setiap orang debitur menanggung resiko ketidakpuasan usaha dan musibah, yang
dapat membatasi kemampuan mereka mengembalikan pinjaman, sesuai dengan isi
perjanjian kredit. Secara garis besar risiko yang ditanggung oleh debitur kredit dapat
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu resiko dinamis dan resiko statis (resiko
murni). Resiko dinamis muncul karena rencana kerja atau strategi usaha yang yang
disusun debitur, tidak berhasil seperti yang diharapkan. Sedangkan resiko statis atau
resiko murni, muncul karena adanya musibah yang menimpa debitur.
3) Pengawasan kredit
Untuk menghindari kasus kredit bermasalah bank melakukan pengawasan kredit,
antara lain secara periodik mengaudit perkembangan usaha dan kondisi keuangan
para debitur. Dengan demikian apabila muncul tanda-tanda debitur mengalami
kesulitan usaha atau kesulitan keuangan, sejak dini bank dapat mengambil langkah
yang diperlukan untuk menyelamatkan debitur tersebut, dan kredit yang telah
diberikan kepada mereka.
4) Pedoman khusus penanganan kredit tertentu
Cara penanganan kredit yang disalurkan ke sektor ekonomi yang berbeda seringkali
tidak sama, karena tiap sektor ekonomi mempunyai kondisi yang tidak sama dengan
sektor ekonomi yang lain. Dalam kebijaksanaan kredit disamping kebijaksanaan
umum, pedoman khusus dalam menangani kredit untuk masing-masing sektor

ekonomi dan penggunaan tersebut diatas, perlu diberikan secara formal dan tertulis.
h) Kebaikan dan Keburukan Kredit
1) Kebaikan Kredit
a) Meningkatkan Produktifitas modal
Pemilik

modal

dapat

meningkatkan

produktivitas

modal

dengan

meminjamkankepada pengusaha yang memerlukannya sehingga produksi
meningkat.
b) Memperlancar tukar menukar
Dengan kredit timbul alat pembayaran baru berupa uang atau giral dan wesel
sehingga pengusaha dapat memenuhi keperluannya menggunakan uang giral
tersebut.
c) Meningkatkan peredaran barang
Barang yang diperjualbelikan dapat dibayar dengan uang giral atau dibeli secara
kredit sehingga jumlah barang yang diperjualbelikan bertambah dan peredaran
uang meningkat.

2) Keburukan Kredit
a) Hidup konsumtif, artinya orang terdorong melakukan transaksi yang terjadi diluar
kemampuan ekonominya dengan cara membeli barang – barang konsumsi
b) Jumlah uang yang beredar bertambah (inflasi), artinya kredit akan memperbesar
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang berakibat harga- harga naik
(nilai yang turun)
c) Spekulasi, artinya dengan mengharapkan untung yang besar pengusaha membeli
atau memperbesar usaha dengan cara meminjam. Akibat buruk akan terjadi
apabila perusahaan ternyata mengalami kerugian dan perusahan tidak mampu lagi
melunasi segala kewajibannya. Sri Nur dan Mahfudz (2009:18)
3. Sisa Hasil Usaha (SHU)
a. Definisi Sisa Hasil Usaha
Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, sisa hasil usaha (SHU) adalah biaya
atau biaya total dalam satu tahun buku.
Menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian , Bab IX, pasal 45 adalah
sebagai berikut:
1) “SHU koperasi adalah pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku
yang bersangkutan”

2) “SHU telah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa
usaha yanng dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta
digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi
sesuai dengan keputusan rapat anggota”.
3)“Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota”.
Dengan mengacu pada pengertian di atas, maka besarnya SHU yang diterima
oleh setiap anggota akan berbed, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi
anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi
b. Faktor penentu pendapatan sisa hail usaha (SHU)
Penetapan besarnya pembagian sisa hasil usaha kepada para anggota dan jenis
serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda,ada beberapa
faktor yang menentukan besarnya pendapatan sisa hasil usaha yaitu:
1) Tergantung besarnya partisipasi modal
Merupakan kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya, yaitu bentuk
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya.
2) Transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka
semakin besar SHU yang akan diterima. Baswir (1997:103)
c. Rumus Pembagian SHU
Acuan dasar untuk pembagian SHU adalah prinsip-prinsip dasar operasi yang
menyebutkan bahwa, SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggotanya. Dasar hukum dari koperasi indonesia adalah UUNo.25
tahun 1992, yang mengatakan bahwa :
“Pembagian SHU kepada anggota dilakukan bukan semata-mata berdasarkan

modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan
jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan
kekeluargaan dan keadilan.”
Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
1) SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencermikan anggota sebagai pemilik ataupun
investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya
sepanjang koperasi tersebut mengahsilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
2) SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa, anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai
atau pelanggan.
Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi sebagai berikut:
1) Cadangan koperasi

: 40%

2) Jasa anggota

: 40%

3) Dana per karyawan

: 5%

4) Dana pembangunan lingkungan

: 5%

5) Dana sosial

: 5%

6) Dana untuk pendidikan

: 5%

SHU per anggota dapat dihitung dengan:
SHUa = JUA + JMA
Di mana:
SHU a : sisa hasil usaha anggota
JUA

: jasa usaha anggota

JMA

: jasa modal anggota

d. Prinsip-prinsip pembagian SHU koperasi
1) SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota
Yang pada hakekatnya SHU yang diterima anggota berasal dari anggota sendiri
2) SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota
sendiri
3) SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dai modal
yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan oleh koperasi

4) Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan
Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah anggota SHU yang dibagi pada
anggota harus diumumkan secara transpara, sehingga setiap anggota dapat mudah
menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasi.
5) SHU anggota dibayar secara tunai
SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi
membuktikan bahwa dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan
masyrakat mitra bisnisnya.
4. Hubungan Pemberian Kredit dengan SHU
Peningkatan sisa hasil usaha (SHU) dari suatau koperasi sangatlah tergantung pada
kegiatan yang dijalankannya, sehingga aspek volume usaha yang dijalankan akan sangat
menentukan pendapatannya. Volume usaha yang harus ditingkatkan oleh koperasi akan
terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal yang mencukupi baik modal yang
berasal dari simpanan anggota maupun hutang dari luar. Simpanan para anggota koperasi
merupakan suatu komponen yang turut serta mentukan kegiatan perkoperasian , semakin
banyak anggota yang melakukan simpan pinjam terhadap koperasi maka diharapkan akan
meningkatkan SHU yang akan diperoleh.
Dari hal ini dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pemberian
kredit dengan sisa hasil usaha yang diterima Jadi dapat disimpulkan bahwa sisa hasil usaha
(SHU) pada koperasi sangat dipengaruhi oleh kegiatan simpan pinjam anggota koperasi
tersebut. Sumarsono (2004:183
5. Laba
a. Teori Laba
Dalam perusahaan Koperasi Laba disebut juga dengan sisa hasil usaha, Menurut
teori laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap

jenis industry. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut
:
1) Teori Laba menanggung resiko(Risk-bearing theory of profit)
Menurut teori ini, keuntungan ekonomi diatas normalakan diperoleh perusahaan
dengan resiko di atas rata-rata.
2) Teori laba frisional(fritional theory of profit)
Teori ini menekankan bahwa keuntungan meningkat sebagai suatu hasil dari friksi
keseimbangan jangka panjang
3) Teori laba Monopoli(Monopolly Theory of Profit)
Teori ini mengatakan bahwa beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat
membatasi output dan menekankan harga yang lebih tinggi dari pada bila beroperasi
dalam kondisi persaingan sempurna.
b. Fungsi Laba
Laba yang tinggi pertanda bahwa konsumen me