PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) ANGGOTA KOPERASI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (LKI) BUANA KARTIKA KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

(1)

i

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP

PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) ANGGOTA

KOPERASI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM (LKI)

BUANA KARTIKA KECAMATAN MRANGGEN

KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Qurrotul „Ain Nim 7101411412

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Jum‟at

Tanggal : 2 Oktober 2015

Dosen Pembimbing

Dr. Kardoyo, M.Pd


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

Tanggal : 26 Oktober 2015

Penguji Skripsi

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr. Widiyanto, MBA., M.M. Drs. Syamsu Hadi, M.Si. Dr. Kardoyo, M.Pd.


(4)

iv PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Oktober 2015

Qurrotul „Ain NIM. 7101411412


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al Insyiraah : 5)

Persembahan:

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Keluarga ku tercinta atas dukungan, doa, materi serta nasehatnya.

2. Almamaterku Universitas Negeri Semarang


(6)

vi PRAKATA

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang telah diberikan kepada makhluk-Nya karena dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota Koperasi Lemaba Keuangan

Islam (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak”. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah memberikan pencerahan dan inspirasi kepada umat manusia menuju jalan yang benar.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr Fathur Rokhman M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono M.M, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang 3. Dr. Ade Rustiana, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Dr. Kardoyo, M.Pd, Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

5. Dr. Widiyanto, MBA., M.M, Dosen penguji I yang telah menguji dan memberikan arahan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.


(7)

vii

6. Drs. Syamsu Hadi, M.Si., Dosen penguji II yang telah menguji dan memberikan arahan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Ketua dan pengurus Koperasi LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

8. Anggota Koperasi LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Kedua Orang tua ku (Bapak Nur Rofiq dan Ibu Mas‟udah), dan Teman-teman Seperjuangan.

10.Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis terbatas, untuk itu kritik dan saran bersifat membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya.

Semarang, Oktober 2015


(8)

viii SARI

„Ain, Qurrotul. 2015. Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota Koperasi Lembaga Keuangan Islam (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr. Kardoyo, M.Pd.

Kata Kunci : Partisipasi Anggota, Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota

Perolehan SHU anggota berasal dari modal transaksi usaha yang dilakukan oleh anggota sendiri. Dalam penelitian ini faktor yang diduga mempengaruhi perolehan SHU adalah partisipasi anggota. Masalah dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan perolehan SHU anggota Koperasi LKI Buana Kartika turun terus menerus dari 2010 sampai dengan tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui partisipasi anggota terhadap perolehan SHU anggota, (2) untuk mengetahui partisipasi anggota dalam modal, organisasi, pemanfaatan usaha terhadap perolehan SHU anggota, (3) untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggota dalam modal terhadap perolehan SHU anggota, (4) untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggota dalam organisasi terhadap perolehan SHU anggota, (5) untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggota dalam pemanfaatan usaha terhadap perolehan SHU anggota, Koperasi LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi LKI Buana Kartika yang berjumlah 61 orang. Jumlah sampel seluruh jumlah populasi. Metode yang pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode observasi dan angket atau kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, regresi sederhana uji t dan uji F.

Analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa partisipasi anggota, operasionalnya dalam sub variabel partisipasi anggota dalam sifatnya berada dikategori baik, partisipasi anggota dalam bentuknya berada dikategori baik, partisipasi anggota dalam pelaksanaanya berada dikategori baik, dan partisipasi anggota dalam kepentingannya berada dikategori sangat baik. Perolehan SHU Anggota berada dalam kategori baik. Secara parsial partisipasi anggota berpengaruh terhadap perolehan SHU. Saran yang dapat diberikan adalah Partisipasi anggota dalam modal seperti membayar simpanan anggota perlu ditingkatkan lagi yaitu melalui organisasi dari kegiatan yang telah diselenggarakan oleh koperasi LKI Buana Kartika. Kemudian partisipasi dalam pemanfaatan usaha layanan yaitu dengan menyediakan barang yang sesui dengan kebutuhan sehari-hari atau barang yang belum tersedia atau memberikan potongan harga khusus bagi anggota koperasi LKI Buana Kartika. Untuk perolehan SHU anggota harus ditingkatkan lagi


(9)

ix ABSTRACT

'Ain, Qurrotul. 2015. The Influencing of Participation Against The Acquisition Venture Operation Results (VOR) Buana Kartika Cooperation‟s Members of Islamic Financial Institutions (IFI) Mranggen District Demak. Thesis. Department of Economic Education. Faculty of Economics. State University of Semarang. The Advisor : Dr. Kardoyo, M.Pd.

Keywords : Members Participation, The Acquisition Venture Operation Results (VOR) Cooperation‟s Members

The acquisition venture operation results (VOR) cooperation‟s members come from capital transactions undertaken by the cooperation‟s members themselves. In this study, the participation of members is the main suspected factor in affecting the acquisition of venture operation results. The problems in this research based on the results of preliminary observations indicate the acquisition venture results Buana Kartika cooperation‟s members IFI from 2010 to 2014 decrease continuously. There are several purposes of this research such as (1) to determine the effect of members participation acquisition venture member results, (2) to determine the effect of members participation in the capital, organization, utilization of business of the acquisition venture member results, (3) to determine the effect of member‟s participation in the organization of the acquisition venture member results, (4) to elaborate the influence of member‟s participation in the form of the acquisition venture member results, (5) to determine the effect of member‟s participation in utilization of business the acquisition venture member results, operation results (VOR) Buana Kartika Cooperation‟s Members District of Islamic Financial Institutions (IFI) Mranggen District Demak.

The total population Buana Kartika Cooperation‟s Members in this research is sixty one persons. The number of samples are the total amount of entire population. The method of collecting data in this research was doing observation and questionnaires. The method analysis data is descriptive analysis, simple regression T test and F test.

The percentage descriptive analysis showed that the operational member‟s participation in the context of their sub variables was being categorized well. It means that the participation of members in the context of their structure and implementation are good. Then, the participation of members in the context of internal interests are categorized very good. Next, the acquisition venture members results are in good category. Partially, the participation of members are fully influencing the acquisition venture member results. The only advice can be given is Participation of members in the capital like paying member savings need to be improved , namely through the organization of activities that have been organized by the cooperative (IFI) Buana Kartika. Then participation in the utilization of the service business is to provide goods within their daily needs or goods that are not available or provide. For obtaining (VOR) upgraded members should again.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... xiii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Tinjauan Koperasi Secara Umum ... 11

2.1.1 Pengertian Koperasi ... 11


(11)

xi

2.1.3 Prinsip-Prinsip Koperasi ... 12

2.1.4 Fungsi Koperasi ... 13

2.1.5 Perangkat Organisasi Koperasi ... 14

2.2 Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota ... 15

2.2.1 Pengertian Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota ... 15

2.2.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota ... 16

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SHU Anggota ... 19

2.2.4 Indikator SHU Anggota ... 21

2.3 Tinjauan Partisipasi Anggota ... 21

2.3.1 Pengertian Partisipasi Anggota ... 21

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota ... 22

2.3.3 Ciri-Ciri Partisipasi Anggota ... 24

2.3.4 Alat Partisipasi Anggota ... 24

2.3.5 Indikator Partisipasi Anggota ... 26

2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 32

2.5 Kerangka Berfikir ... 34

2.5.1 Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan SHU Anggota ... 34

2.6 Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Pendekatan Penelitian ... 39

3.2 Populasi dan Sampel ... 39

3.2.1 Populasi ... 39


(12)

xii

3.3 Variabel Penelitian ... 40

3.3.1 Variabel Bebas (X) ... 41

3.3.2 Variabel Terikat (Y) ... 41

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.4.1 Observasi ... 42

3.4.2 Angket (Kuisioner) ... 43

3.5 Analisis Uji Instrumen ... 44

3.5.1 Uji Validitas ... 44

3.5.2 Uji Reabilitas ... 46

3.6 Metode Analisis Data ... 47

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 48

3.6.2 Analisi Regresi Linier ... 52

3.7 Uji Asumsi Prasyarat Regresi ... 54

3.7.1 Uji Normalitas ... 54

3.7.2 Uji Homogenitas ... 55

3.7.3 Uji Linieritas ... 55

3.8 Uji Hipotesis ... 55

3.8.1 Uji Parsial (Uji t) ... 55

3.8.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 56

3.8.3 Koefisien Determinasi R... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Deskripsi Variabel ... 58


(13)

xiii

4.1.2 Dekripsi Perolehan SHU Anggota ... 61

4.2 Prasyarat Uji Hipotesis ... 62

4.2.1 Uji Normalitas ... 62

4.2.2 Uji Homogenitas ... 63

4.2.3 Uji Linieritas ... 64

4.3 Uji Hipotesis ... 65

4.3.1 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan SHU Anggota ... 65

4.3.2 Pengaruh Partisipasi Anggota dalam Modal, Organisasi, Pemanfaatan UsahaTerhadap Perolehan SHU Anggota ... 67

4.3.3 Pengaruh Partisipasi Anggota dalam Modal Terhadap Perolehan SHU Angota ... 70

4.3.4 Pengaruh Partisipasi Anggota dalam Organisasi Terhadap Perolehan SHU Anggota ... 72

4.3.5 Pengaruh Partisipasi Anggota dalam Pemanfaatan Usaha Terhadap Perolehan SHU Anggota ... 75

4.3. Pembahasan ... 77

4.4.1 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan SHU Anggota ... 77

4.4.2 Pengaruh Partisipasi Anggota dalam Modal, Organisasi, Pemanfaatan Usaha Terhadap Perolehan SHU Anggota ... 81

4.4.3 Pengaruh Partisipasi Anggota dalam Modal Terhadap Perolehan SHU Anggota ... 84

4.4.4 Penggaruh Partisipasi Anggota dalam Organisasi Terhadap Perolehan SHU Anggota ... 86

4.4.5 Penggaruh Partisipasi Anggota dalam Pemanfaatan Usaha Terhadap Perolehan SHU Anggota ... 87

BAB V PENUTUP ... 90


(14)

xiv

5.2 Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA ... 92


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Perolehan SHU Anggota dan Modal Usaha Koperasi LKI Buana

Kartika ... 2

1.2 Partisipasi Anggota LKI Buana Kartika ... 4

1.3 Partisipasi Anggota LKI Buana Kartika dalam Permodalan ... 5

1.4 Partisipasi Anggota dalam Layanan Jasa Koperasi LKI Buana Kartika ... 6

3.1 Jumlah Anggota LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen Demaka ... 41

3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggota ... 46

3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Perolehan SHU Anggota ... 47

3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 48

3.5 Interval Penggolongan Hasil Penelitian ... 50

3.6 Kategori Skor Variabel Partisipasi Anggota ... 51

3.7 Kategori Skor Sub Variabel Partisipasi Anggota dalam Modal... 51

3.8 Kategori Skor Sub Variabel Partisipasi Anggota dalam Organisasi ... 52

3.9 Kategori Skor Sub Variabel Partisipasi Anggota dalam Pemanfaatan Usaha ... 53

3.10 Kategori Skor Sub Variabel Perolehan SHU Anggota ... 53

4.1 Deskripsi Frekuensi Variabel Partisipasi Anggota ... 58

4.2 Deskripsi Frekuensi Sub Variabel Partisipasi Anggota dalam Modal ... 59

4.3 Deskripsi Frekuensi Sub Variabel Partisipasi Anggota dalam Organisasi ... 60

4.4 Deskripsi Frekuensi Sub Variabel Partisipasi Anggota dalam Pemanfaatan Usaha ... 60


(16)

xvi

4.6 Hasil Uji Normalitas Tests Of Normality. ... 63

4.7 Hasil Uji Homogenitas ... 64

4.8 Hasil Uji Linieritas ... 63

4.9 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) . ... 65

4.10 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) . ... 66

4.11 Koefisien Determinasi R . ... 67

4.12 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) . ... 68

4.13 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) . ... 69

4.14 Koefisien Determinasi R . ... 70

4.15 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) . ... 70

4.16 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) . ... 71

4.17 Koefisien Determinasi R . ... 72

4.18 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) . ... 73

4.19 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) . ... 74

4.20 Koefisien Determinasi R . ... 74

4.21 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) . ... 75

4.22 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) . ... 76


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Arti Partisipasi ... 30 2.2 Dimensi Partisipasi ... 32 2.3 Kerangka Berfikir ... 38 4.1 Normal Q-Q Plot Of Lompat Partsipasi Anggota dan Perolehan SHU


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Penelitian ... 94

2 Tabulasi Hasil Uji Coba ... 101

3 Uji Validitas ... 103

4 Uji Reabilitas ... 105

5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 106

6 Daftar Nama Responden Koperasi LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak ... 113

7 Data Hasil Penelitian ... 115

8 Analisis Regresi ... 119

9 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 125

10 Surat Ijin Telah Melaukan Penelitian ... 126


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang No.17 tahun 2012 Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Koperasi perlu lebih membangun dirinya dan dibangun secara kuat dan mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional. Adapun tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini seperti yang tertuang dalam UU No.17 tahun 2012 pasal 4 tentang tujuan koperasi.

Koperasi Lembaga Keuangan (LKI) dikelola dengan tujuan mensejahterakan anggotanya dan masyarakat pada umumya, bukan mengejar keuntungan semata. Sekalipun tidak menggutamakan keuntungan akan tetapi usaha-usaha yang dikelola oleh koperasi harus tetap memperoleh penghasilan yang layak demi menjaga kelangsungan hidup dan meningkatkan kemampuan usahanya, bukan menunjukkan kekayaan, sehingga pada setiap akhir periode usahanya diharapkan dan ditargetkan menghasilkan Sisa Hasil Usahanya


(20)

Berdasarkan Undang-Undang No.25 tahun 1992 pasal 45 ayat 1” Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sebagi badan usaha, pendapatan hasil usaha sangat menentukan besar kecilnya Sisa Hasil Usaha yang diperoleh koperasi. Menurut Kartasapoetra (2003: 171) Sisa hasil usaha koperasi dibagikan kepada para anggota koperasi berdasarkan jasa anggota terhadap koperasi. Semakin besar jasa anggota terhadap koperasi, semakin besar pula SHU yang diterima oleh anggota.

Koperasi Lembaga Keuangan (LKI) Buana Kartika yang bertempat tinggal di Jalan Raya No. 17 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Berbadan hukum pada tanggal 8 September 2003 dengan nomor SK : 518/13/BH/XIV.31.IX/2009.

Adapun hasil penelitian awal, bahwa perolehan SHU anggota dan modal di Koperasi LKI Buana Kartika dalam bidang usaha masih kurang baik, hal ini bisa dilihat dari kurangnya berhasil dalam meningkatkan SHU dan Modal Usaha koperasi,

Tabel 1.1

Perolehan SHU dan Modal Usaha Anggota Koperasi LKI Buana Kartika

Tahun SHU (Rp) Modal Usaha (Rp)

2010 21.560.400 94.456.052

2011 20.252.700 76.081.100

2012 17.544.000 57.279.500

2013 17.157.000 50.075.500


(21)

3

Sumber: Data LKI Buana Kartika 2010-2014

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa SHU anggota dan Modal terjadi penurunan dari tahun 2010-2014. Pada tahun 2012 mengalami penurunan SHU yang pesat sebesar Rp 2.708.700 dan Modal Usaha mengalami penurunan yang pesat pada tahun 2014 Rp 16.074.940. Hal ini menunjukkan di Koperasi LKI Buana Kartika masih rendah.

LKI Buana Kartika sebagai suatu badan usaha, dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu saja membutuhkan pertisipasi aktif dari para anggota. Menurut Pandji dan Ninik (2003:111) Partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan secara bertanggung jawab.

Salah satu faktor yang mempengaruhi SHU anggota menurut Sitio dan Tamba (2001:28) “Unit usaha dan Partisipasi anggota. Bahwa setiap anggota yang memberikan partisipasi aktif dalam usaha koperasi akan mendapat bagian sisa hasil usaha yang lebih besar dari pada anggota yang pasif”. Pendapatan koperasi diperoleh dari pelayanan anggota, partisipasi aktif dalam memanfaatkan unit usaha dan masyarakat.

Peran penting koperasi dapat terwujud melalui partisipasi aktif terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi, baik partisipasi sebagai pemilik koperasi maupun sebagi penguna jasa koperasi. Di lain pihak diduga bahwa masih banyak koperasi dengan tingkat partisipasi anggota yang rendah, seperti yang dikemukaan oleh Ropke (2000:39) bahwa “terdapat banyak koperasi dengan tingkat partisipasi anggota yang rendah, menurut beberapa I antaranya


(22)

tetap dapat memberikan manfaat yang memuaskan bagi para anggotanya. Menurut Kusnadi (2005:95) partispasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangannya sauatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencaian tujuan yang terealisasikan.

Berkembang atau tidaknya koperasi sangat bergantung pada partisipasi aktif anggotanya. Kemajuan usaha yang dijalankan koperasi merupakan cerminan dari keberhasilan koperasi dalam mengikut sertakan anggotannya untuk berperan aktif dalam kegiatan koperasi. Peran aktif anggota LKI Buana Kartika dalam kegiatan perkoperasian masih rendah, hal ini karena kesadaran anggota untuk rasa memiliki LKI masih rendah. Berdasarkan wawancara dengan bapak Agus Salim pada tanggal 2 Februari 2015 sebagai Manajer LKI Buana Kartika bahwa dalam partisipasi anggota koperasi masih tampak belum optimal. Dalam rapat anggota banyak anggota yang masih pasif dalam mengeluarkan gagasan mereka untuk kemajuan LKI Buana Kartika. Berikut data partisipasi anggota di LKI Buana Kartika dalam rapat anggota:

Tabel 1.2

Partisipasi Anggota LKI Buana Kartika Dalam RAT

Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Anggota Yang Diundang 36 39 43 57 61

Anggota Yang Hadir 33 34 36 44 44

Jumlah Anggota Yang Tidak Hadir 3 5 7 13 17

Presentase Kehadiran 91,66% 87,18% 83,72% 77,19% 72,13%

Sumber: Data RAT LKI Buana Kartika 2010-2014

Dari tabel 1.2. menjelaskan tentang tingkat partisipasi anggota di LKI Buana Kartika dalam Rapat Anggota Tahunan mengalami penurunan, ditandai


(23)

5

dengan presentasi kehadiran yang semakin menurun, sedangkan jumlah anggota yang diundang semakin meningkat.

Permodalan sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan koperasi. Semakin besar modal dari simpanan anggota maka semakin berkembang juga usaha yang dapat dilaksanakan LKI Buana Kartika. Dengan berkembangnya usaha koperasi tersebut maka dapat mendorong koperasi untuk dapat lebih maju dalam menjalankan kegiatannya untuk mensejahterakan anggota. Berikut data partisipasi anggota

LKI Buana Kartika dalam permodalan: Tabel 1.3

Partisipasi Anggota LKI Buana Kartika Dalam Permodalan

Sumber: Data LKI Buana Kartika 2010-2014

Dari gambar 1.3. dapat diketahui bahwa partisipasi anggota dalam membayar simpanan pokok sangat baik, sedangkan simpanan wajib kurang baik dan simpanan sukarela masih terdapat partisipasi yang kurang optimal. Dalam simpanan wajib dan sukarela di tahun 2010 simpanan wajib sebesar 91,66% dan sukarela sebesar 47,78% anggota yang aktif dalam partisipasinya. Di tahun 2011 simpanan wajib menurun sebesar 69,23% dan sukarela sebesar 33,33% anggota yang aktif dalam partisipasinya. Di tahun 2012 walau tingkat partisipasi anggota simpanan wajib mengalami kenaikan sebesar 90,69%, tetapi


(24)

simpanan sukarela tetap menurun sebesar 25,28% anggota yang aktif dalam partisipasinya sedangkan di tahun berikutnya simpanan wajib mengalami penurunan sebesar 57,89% dan sukarela sebesar 19,29% anggota yang aktif dalam partisipasi. Bahkan di tahun 2014 tingkat partisipasi anggota mengalami penurunan simpanan wajib sebesar 47,54% dan yang menabung simpanan sukarela menurun sebesar 13,11%. Hal ini menandakan bahwa tingkat partisipasi anggota dalam menabung simpanan wajib dan simpanan sukarela di LKI Buanan Kartika masih rendah. LKI bergerak dalam bidang peningkatan ekonomi masyarakat kecil, melalui berbagai kegiatan menghimpun berbagai jenis simpanan atau tabungan dari anggota yang biasa disebut anggota dan selanjutnya dikembangkan melalui pembiayaan, penyertaan modal usaha bagi anggota lain yang membutuhkan. Hal ini dapat diliat dari partisipasi anggota yang memanfaatkan layanan koperasi,

Tabel 1.4

Partisipasi Anggota Dalam Layanan Jasa Koperasi LKI Buana Kartika

Layanan 2010 2011 2012 2013 201

4

Listrik 10 11 3 3 3

Simpan Pinjam

35 30 20 16 15

Angsuran Motor

8 2 3 3 2

Telefon 6 2 2 2 2

Jumlah 59% 45% 27% 24% 22%


(25)

7

Dari tabel 1.4 dapat diketahui bahwa tingkat yang memanfaatkan layanan jasa di koperasi Buanan Kartika lebih dominan di simpanan pinjam dibandingkan dengan unit usaha lainnya, karena anggota mayoritas pedagang. Dengan adanya kemajuan teknologi menyebabkan yang memanfaatkan layanan tiap tahun menurun.

Dari hasil wawancara dengan karyawan, partisipasi anggota dalam koperasi LKI Buana Kartika secara umum kurang baik terutama dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) karena hanya sebagian yang tidak menghadiri. Dengan adanya RAT, anggota dapat mengemukakan pendapatnya tentang kinerja serta kepengurusan koperasi.

Menurut Kusnadi (2005:93) Partisipasi dalam organisasi ditandai oleh hubungan identitas yang dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh koperasi sesui dengan kepentingan dan kebutuhan anggotanya.

Kebersilan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi aktif setiap anggotanya. Seorang anggota akan mau berpartisipasi, bila yang bersangkutan mengetahui tujuan organisasi tersebut, manfaatnya terhadap dirinya, dan cara organisasi itu dalam mencapai tujuan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan partisipasi anggota koperasi sangat penting untuk meningkatkan sisa hasil usaha dalam kegiatan koperasi, karena sebagian dari koperasi SHU tersebut disisihkan sebagai cadangan yang akan memperkuat koperasi itu sendiri. Atas dasar pemikiran tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha


(26)

(SHU) Anggota Koperasi Lembaga Keuangan Islam (LKI) Buana Kartika

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian yaitu :

1. Apakah partisipasi anggota berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota Koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak?

2. Apakah partisipasi anggota dalam modal, organisasi, pemanfaatan usaha berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota Koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak? 3. Apakah partisipasi anggota dalam modal berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota Koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak?

4. Apakah partisipasi anggota dalam organisasi berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota Koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak?

5. Apakah partisipasi anggota dalam pemanfaatan usaha berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan penelitian yang diteliti, yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:


(27)

9

1. Untuk mengetahui pengaruh partisiapasi anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota Koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

2. Untuk mengetahui pengaruh partisiapasi anggota dalam modal, organisasi, pemanfaatan usaha terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota Koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. 3. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggota dalam modal terhadap

perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota Koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

4. Untuk mengetahui pengaruh partisiapasi anggota dalam organisasi terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota Koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

5. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggota dalam pemanfaatan usaha terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota Koperasi (LKI) Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

a) Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam melakukan penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh, khususnya di bidang perkoperasian.


(28)

kajian dalam penelitian. Harapan lainnya, semoga pembaca menjadi lebih paham tentang perkoperasian dan mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari.

2. Manfaat Praktis

Bagi pihak koperasi, hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan dalam mengembangkan usaha dan membantu dalam mengembangkan strategi untuk menghadapi persaingan serta dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan kinerjanya.


(29)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Koperasi secara umum

2.1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari bahasa Inggris co dan cooperation yang berarti usaha bersama. Secara harfiah koperasi berarti bekerjasama dari sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota.

Menurut ILO dalam Sitio dan Tamba (2001:16) :

“koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan sesuai dengan usaha yang mereka lakukan”

Menurut Mohammad Hatta “Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberikan jasa kepada kawan berdasarkan seseorang buat semua dan semua buat seorang” (Sitio dan Tamba, 2001:17-19), sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1, ”koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seseorang atau badan hukum koperasi, dengan mendasarkan keinginannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkanatasazaskekeluargaan”


(30)

2.1.2 Tujuan Koperasi

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (UU RI No. 25 tahun 1992 Pasal 3). Tujuan koperasi yang utama ialah meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan anggota-anggotanya (M.D, 1984:33).

Untuk dapat mencapai tujuannya, pngelolaan koperasi harus dapat dilakukan dengan sebaik mungkin agar bisa diharapkan menjadi koperasi yang bersaing dengan badan usaha lain, sehingga tujuan koperasi untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya akan tercapai.

2.1.3 Prinsip-Prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip koperasi (dalam UU Koperasi No.12/1967 disebutkan dengan istilah sendi-sendi koperasi) merupakan pedoman atau acuan yang menjiwai dan mendasari setiap gerak dan langkah usaha koperasi sebagai organisasi ekonomi anggota masyarakat yang terbatas kemampuan ekonomi. Sedangkan prinsip-prinsip koperasi yang berlaku di Indonesia berdasarkan UU Koperasi No.25/1992 pasal 5 adalah :

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal e. Kemandirian

Prinsip koperasi menurut Rochdale yaitu : a. Pengawasan secara demokratis .


(31)

13

b. Keanggotaan yang terbuka. c. Bunga atas modal yang dibatasi.

d. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) kepada anggota sebanding dengan jasa masing-masing.

e. Penjualan sepenuhnya dengan tunai.

f. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak dipalsukan menyelengarakan pendidikan koperasi dengan prinsip koperasi.

g. Netral terhadap politik dan agama (Sitio dan Tamba, 2001:22).

Berdasarkan prinsip koperasi, dapat disimpulkan bahwa koperasi memiliki makna sebagai pedoman dalam mencapai tujuan dan ciri khas yang dimilikinya oleh koperasi yang membedakannya dengan organisasi ekonomi lain.

2.1.4 Fungsi Koperasi

Menurut Kastasapoetra (2000:4) mengungkapkan bahwa Koperasi mempunyai kedudukan dan fungsi (peran dan tugas) yang penting yang secara bersama-sama dengan Badan-Badan Usaha Milik Negara atau Swasta melakukan berbagai usaha demi tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Fungsi (peran dan tugas) koperasi Indonesia tegasnya sebagai berikut : a. Mempersatukan, mengarahkan dan mengembangkan daya kreasi,

daya cipta, serta daya usaha rakyat, terutama mereka yang serba terbatas kemampuan ekonominya agar mereka dapat turut dalam kegiatan perekonomian.

b. Koperasi bertugas meningkatkan pendapatan dan menimbukan pembagian yang adil dan mereka atas pendapatan tersebut.

c. Koperasi bertugas mempertinggi taraf hidup dan kecerdasan bangsa Indonesia.

d. Koperasi berperan serta secara aktif dalam membina kelangsungan perkembangan demokrasi ekonomi.

e. Koperasi berperan serta secara aktif dalam menciptakan atau membuka lapangan kerja baru.


(32)

Fungsi-fungsi Koperasi Indonesia dapat berjalan lancar, jika Koperasi dilakukan sesuai dengan asas dan dasar-dasarnya. Koperasi harus mampu mewujudkan demokrasi ekonomi, karena demokrasi ekonomi adalah salah satu landasan yang amat penting bagi terciptanya masyarakat yang berkeadilan sosial.

2.1.5 Perangkat Organisasi Koperasi

Agar koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, koperasi harus dilengakapi dengan alat perlengkapan organisasi. Alat-alat perlengkapan organisasi koperasi adalah pilar-pilar yang akan menentukan tumbuh atau runtuhnya koperasi. Selain akan menentukan tujuan yang hendak dicapai, alat perlengkapan koperasi juga merupakan alat yang akan menentukan cara untuk mencapai tujuan.

Menurut Setio dan Tamba (2001:34-40) Dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, bahwa perangkat organisasi terdiri dari:

a. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang di organisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil suatu keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Pelaksanaan rapat anggota biasanya diatur dalam anggaran dasar koperasi, baik mengenai waktu pelaksanaannya maupun menyangkut jumlah anggota minimal yang hadir. Rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan. Kedudukan Rapat Anggota ditegaskan dalam pasal 22 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang menyebutkan 1) Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan


(33)

15

tertinggi dalam koperasi, 2) Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar.

b. Pengurus Koperasi

Pengurus koperasi adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota yang bertugas mengelola koperasi dan usaha yang diharapkan manajerial, teknis, dan berjiwa wirakoperasi, sehingga pengelola koperasi mencerminkan sauatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip koperasi. Pasal 29 ayat 2 UU. Koperasi No. 25 tahun 1992 menyebutkan bahwa “Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota”.

c. Pengawas Koperasi

Pengawas koperasi adalah perangkat organisasi koperasi yang dipilih anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 39 ayat (1), pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Sedangkan pasal (2) menyatakan pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada koperasi, dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

d. Pengelola Koperasi

Pengelola koperasi adalah tim yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atas kontrak kerja.

Empat unsur diatas juga sering kita sebut sebagai perangkat manajemen koperasi. Bentuk ini tentu berbeda dengan organisasi perusahaan swasta berbentuk perseroan terbatas (PT) ataupun yang lainnya. Perbedaan mendasar ini tidak saja dipengaruhi oleh ideologi tetapi juga aplikasi operasional manajemen.


(34)

2.2. Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota

2.2.1 Pengertian Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota

Menurut pasal 34 ayat 1, SHU Koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh didalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan (Sudarsono dan Ediius, 2002:112). Sisa Hasil Usaha pada koperasi pada hakekatnya sama dengan keuntungan pada badan usaha seperti perseorangan terbatas dan dapat didefinisikan sebagai pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan (UU Koperasi No. 25 tahun 1992 pasal 45), sebagai berikut.

a. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

b. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan epadaanggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi dengan keputusan Rapat Anggota.

c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban yang diperoleh dalam satu tahun buku. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya untuk


(35)

17

keperluan lainnya ditetapkan oleh rapat anggota. Dalam hal ini, jasa usaha mencakup transaksi usaha dan partisipasi modal, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap angota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Bahwa ada hubungan linier antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi usaha dan modal anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.

2.2.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota

Menurut Sitio dan Tamba (2001:89), SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dan dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :

a. SHU atas jasa modal

Pembagian ini juga seakligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modal (simpanan) tetap diterima dari anggota koperasinya sepanjang koperasi tersebut mengasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.

b. SHU atas jasa usaha

Jasa ini menjelaskan bahwa anggota selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan.

Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan anturan yang telah ditetapka pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga koperasi sebagai berikut (1) Cadangan koperasi, (2) Jasa anggota, (3) Dana penggurus, (4) Dana karyawan, (5) Dana pendidikan, dan (6) Dana pembangunan daerah kerja.


(36)

Agar tercermin asas keadilan demokrasi, transparasi dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut :

a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota

Pada hakikatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri, sedangkan SHU yang bukan berasal dari anggota dijadikan sebagai cadangan koperasi. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam pembagian SHU adalah memilah antara SHU yang bersumber dari anggota dan SHU yang bersumber dari non anggota. b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang

dilakukan anggota sediri.

SHU yag diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan koperasi. Oleh sebab itu, pada ditentukan proporsi SHU untuk jasa transaksi usaha yang dibagikan kepada anggota.

c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan

Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehigga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasi. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi para anggota koperasi dalam membangun sauatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu pendidikan dalam proses demokrasi.


(37)

19

d. SHU anggota dibayar secara tunai

SHU per anggota harus diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sendiri sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarkat mitra bisnisnya. (Sitio dan Tamba, 2001:91-92)

Menurut Undang-Undang Perkoperasian No 25 tahun 1992 pasal 5 ayat 1 dijelaskan bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota kepada koperasi. Artinya dalam pembagian Sisa Hasil Usaha koperasi kepada anggota ini tidak semata-mata melihat besar kecilnya modal yang harus dimasukan satu disetorkan kepada koperasi melainkan harus sebanding satu seimbang dengan transaksi dan partisipasi anggota modal yang diberikan anggota kepada koperasi. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya keperluan lain ditetapkan dalam rapat anggota.

Secara proposional, pembagian SHU adalah 25% untuk cadangan, 30% untuk anggota menurut perbandingan banyaknya pembelian pada koperasi, 20% untuk anggota penyimpan (setinggi-tingginya 8% dari simpanan anggota), 10% untuk pengurus, 5% untk dana karyawan, 5% untuk dana social dan 5% untuk dana pembanguan daerah kerja. Pembagian dalam % diatas ini hanyalah berupa pedoman dan dapat diubah menurut keputusan rapat anggota, dengan mengingat ketentuan Sisa Hasil Usaha pada koperasi dapat dibedakaan antara Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari bukan anggota. Sisa Hasil Usaha merupakan


(38)

salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menjadi anggota koperasi tersebut dan akan mendorong anggota yang berpartisi pasif menjadi aktif.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SHU Anggota

Menurut Andjar Pachta W, dkk (2005:56), “Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor Dalam dan Faktor Luar”.

1. Faktor dari Dalam yaitu : a) Partisipasi Anggota

Para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar.

b) Jumlah Modal Sendiri

SHU anggota yang di peroleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah.

c) Kinerja Pengurus

Kinerja pengurus sangat di perlukan dalam semua kegiatan yang di lakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar serta UU Perkoperasian maka hasil yang dicapaipun juga akan baik.

d) Jumlah unit usaha yang dimiliki

Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang di jalankan dalam kegiatan usaha tersebut.

e) Kinerja Manajer

Kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern.

f) Kinerja Karyawan

Merupakan kemampuan seorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi.

2. Faktor dari Luar yaitu : a) Modal Pinjaman dari Luar.


(39)

21

Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada saatnya harus di bayar kembali agar tidak menderita kerugian.

b) Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. c) Pemerintah.

Sedangkan besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Sehingga dapat dijelaskan bahwa ada hubungan linier antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, Semakin tinggi partisipasi yang diberikan dalam bentuk permodalan maupun penggunaan jasa terhadap koperasi semakin tinggi SHU yang diperoleh. Dan sebaliknya, jika partisipasi anggota terhadap koperasi rendah maka SHU yang diperoleh juga rendah. (Sitio dan Tamba, 2008:87).

Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah.

Sedangkan menurut Sitio (2001: 89), SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:

1. SHU atas modal

Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari anggota koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.


(40)

Jasa ini menjelaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Sisa Hasil Usaha bersumber dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri yaitu sisa hasil usaha atas jasa modal dan sisa hasil usaha atas jasa anggota. Maksud sisa hasil usaha atas jasa modal adalah anggota sebagai pemilik atau investor dari koperasi karena anggota adanya jasa anggota atas modal yang berupa simpanan, jadi sepanjang koperasi tersebut menghasilkan sisa hasil usaha, maka anggota dari koperasi itu akan menerimanya. Dan sisa hasil usaha atas jasa usaha adalah anggota selain menjadi pemilik juga merupakan sebagai pelanggan dan pemakai. Jadi dari jasa yang dilakukan oleh anggota terhadap usaha yang ada pada koperasi tersebut juga akan memperoleh sisa hasil usaha.

2.2.4 Indikator SHU Anggota

Indikator yang digunakan adalah SHU rata-rata anggota atas jasa modal dan SHU atas jasa usaha yang dihitung dengan satuan rupiah. (Sitio, 2001:87).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas yang dimaksud dengan Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan sisa hasil usaha (SHU) anggota yang diperoleh dalam satu buku dikurangi biaya penyusutan dihitung dalam satuan rupiah.

2.3 Tinjauan Partisipasi Anggota

2.3.1 Pengertian Partisipasi Anggota

Kata partisipasi diambil dari bahasa inggris “participation” yang diartikan mengikutsertakan pihak lain. Seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya akan berhasil jika mengikutsertakan partisipasi semua komponen dan unsur yang ada di dalam organisasi.

Secara harfiah partsipasi diambil dari bahasa asing participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran serta (keikutsertaan)


(41)

23

seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu, partisipasi anggta dalam koperasi berarti mengikutsertakan anggota itu dalam kegiatan operasional dan pencapaian tujuan bersama. (Kusnadi, 2005:91)

Menurut Ropke (2003:52) partisipasi dapat diartikan suatu proses dimana sekelompok orang menentukan dan mengimplementasikan ide-ide atau gagasan koperasi. Melalui partisipasi anggota sendiri yang mengisyaratkan dan menyatakan kepentingan, sumber-sumber daya digerakan, keputusan-keputusan dapat dilaksanakan dan dievaluasi.

Partisipasi anggota koperasi dapat berupa modal koperasi. Hal ini senada dengan pendapat Setio dan Tamba (2001:88) partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya yaitu dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha dan lainya.

Dalam pemaparan di atas maka dapat di simpulkan bahwa partisipasi anggota adalah keterlibatan mental maupun emosional dari anggota koperasi dalam memberikan ide-idenya, memanfaatkan usaha koperasi, serta ikut serta dalam pengambilan keputusan demi kamajuan koperasi.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota

Partisipasi anggota dalam organisasi pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Ropke (1997) mutu partisipasi anggota tergantung dari variabel, yaitu : (1) manfaat yang diterima anggota dari koperasi, (2) manajemen koperasi berkaitan dengan pemahaman anggota tentang koperasi, dan (3) program yang dilakukan koperasi berkaitan dengan layanan usaha koperasi.


(42)

Berdasarkan teori dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Di antara banyak faktor tersebut yang diduga dominan pengaruhnya adalah pemahaman anggota tentang koperasi, mutu layanan manajemen dan usaha koperasi, serta manfaat bagi anggota yang bisa diperoleh dari koperasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa:

1. Pemahaman anggota tentang perkoperasian pada umumnya sangat rendah, sehingga dimungkinkan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk koperasi mereka.

2. Mutu layanan manajemen dan usaha koperasi pada umumnya masih memprihatinkan, layanan usaha yang tidak/kurang prestisious (tempat usaha kurang memadai, kurang nyaman, serta komoditas yang kurang lengkap, dan bahkan harganya pun cenderung lebih mahal dari umum). Hal ini menjadikan layanan usaha koperasi kurang/tidak menjamin kepuasan anggota sebagai pelanggan.

3. Manfaat koperasi yang diterima anggota, baik manfaat ekonomi maupun non-ekonomi masih sangat rendah.

Oleh karena itulah, ketiga aspek tersebut perlu mendapat perhatian dari para pengelola koperasi. Para pengelola koperasi harus berupaya untuk meningkatkan pemahaman anggota tentang perkoperasian. Hal ini bisa dilaksanakan dengan lebih banyak melakukan sosialisasi program koperasi di kalangan anggota khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Pengelola koperasi juga harus berupaya meningkatkan kualitas layanan usaha koperasi sehingga layanannya


(43)

25

menjadi lebih prestisious bagi anggota maupun masyarakat pada umumnya. Hal yang cukup esensial, bahwa anggota harus dijamin memperoleh manfaat (ekonomi dan non-ekonomi) dari layanan usaha koperasi.

2.3.3 Ciri-Ciri Partisipasi Anggota

Menurut Anoraga dan Nanik (2003:112) berbagai yang muncul sebagai ciri-ciri anggota yang berpartisipasi baik, dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan terartur. b. Membantu modal koperasi disamping simpanan pokok dan wajib sesuai

dengan kamampuan masing-masing. c. Menjadi langganan koperasi setia.

d. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif.

e. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi, menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Bahwa anggota yang berperan sebagai pemilik maupun pelanggan merupakan kunci utama dalam kemajuan koperasi, karena koperasi merupakan kumpulan orang-orang dan bukan merupakan kumpulan modal yang menitik beratkan pada partisipasi modal, partisipasi dalam kegiatan usaha, maupun partisipasi pengambilan keputusan karena partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam sebuah koperasi.


(44)

Menurut Ropke (2003:53-55) ada tiga alat utama yang dapat digunakan para anggota koperasi untuk mencapai pengambilan keputusan dalam perusahaan koperasi yang merefleksikan permintaan mereka adalah hak memilih (vote), suara (voice), keluar dari koperasi (exit) sebagai berikut:

a. Memilih (vote)

Vote adalah alat untuk mengkspresika pilihan melalui kotak suara, vote merupakan hak anggota memilih, lahir dari statusnya sbagai pemilik usaha koperasi. Hak pilih dan kekuatannya sama (ekuivalen) dengan hak para pemegang saham perusahaan umum, tetapi dengan satu perbedaan besar. Enggan vote anggota dapat mempengaruhi siapa yang akan dipilih menjadi manajer maupun badan pengawas (supervisory board) dan pengaruh lainnya.

b. Suara (voice)

Voice melibatkan dialog, persuasi, dan upaya terus-menerus lainnya yang dilakukan oleh anggota untuk mempengaruhi kepemimpinan koperasi khususnya manajemen, untuk bertindak menurut (atas dasar) kepentingan anggota. Dengan voite anggota koperasi dapat memengaruhi manajemen dengan cara bertanya, memberi atau mencari informasi, maupun dengan mengajukan ketidaksepakatan dan kritik.

c. Kelar dari Koperasi (exit)

Dengan exit anggota dapat mempengaruhi manajemen dengan cara meninggal koperasi (misalnya dengan membeli input yang lebih sedikit dari koperasi dan membeli lebih banyak dari segi pesaing), atau dengan


(45)

27

cara mengancam keluar dari keanggotaan koperasi, maupun mengurangi kegiatan mereka.

Dalam koperasi, terdapat satu mekanisme penting atau solusi atas terlalu mudahnya exit, yaitukesetiaan anggota. Voice akan meningkatkan sejalan dengan kesetiaan anggota ada koperasi. Kestiaan dapat mengaktifkan voice dan vote. Akan tetapi, terdapat batas-batas efektifitas dalam mengaktifkan voice/vote

melelui kesetian.

2.3.5 Indikator Partisipasi Anggota

Menurut Widiyanti (2007:199) “partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya secara bertanggungjawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata sedikit anggota yang demikian, maka partisipasi anggota koperasi dikatakan buruk atau rendah”.

Menurut Ropke (2003:52) partisipasi anggota dijelaskan dalam 3 aspek sebagai berikut:

a. Anggota berpartisipasi dalam mengambil keputusan.

b. Anggota berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau memberikan sumber-sumber dayanya.

c. Anggota berpartisipasi dalam berbagai keuntungan.

Dari uraian diatas teori yang digunakan sebagai indikator partisipasi anggota dalam penelitian ini adalah :


(46)

Rapat anggota tahunan meruakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang diselenggarakan satu kali pada setiap tahunnya setelah tutup buku.Rapat anggota sebagai wadah bagi para anggota untuk mengemukakan pendapat baik untuk kelagsungan usaha koperasi atau hal-hal lainya. Sehingga rapat anggota dapat juga dikatakan sebagi cara untuk mengambil keputusan dengan suara terbanyak atau secara mufakat berdasakran anggota yang hadir.

Dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 23 rapat anggota menetapkan :

a. Anggaran dasar

b. Pelaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi

c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas

d. Rencanan kerja, rencanan anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan

e. Pengesahan pertangtung jawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya

f. Pembagian sisa hasil usaha

g. Pengabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi h. Partisipasi anggota dalam permodalan koperasi

Di dalam rapat anggota koperasi itulah para anggota dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya hak demokrasi ekonominya dan


(47)

29

secara jujur demokrasi dan mengemukakan pendapat dan gagasan-gagasannya demi perbaikan kemajuan dan perkembangan koperasi sebagai wahana yang terbaik untuk mewujudkan kemakmuran kerjasama.

b. Partisipasi anggota dalam permodalan

Dalam kehidupan koperasi, untuk dapat melaksanakan dan mengembangkan usahanya memerlukan modal. Permodalan koperasi terdiri dari modal sendiri dari modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan hibah, sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dana/atau anggota, bank, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Penerbit obligasi dan surat lainnya atau sumber-sumber lain dan sah (UU No. 25 tahun 1992 pasa 41)

c. Partisipasi anggota dalam penggunaan jasa koperasi

Menurut Ropke (2003:40), prinsip kegiatan koperasi adalah berorientasi pada kepentingan anggota. Hal ini sangat berkaitan dengan fungsi ganda anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan dari koperasinya. Fungsi ganda ini harus simultan tidak boleh dipisah-pisah. Fungsi ganda ini merupakan menjadi ciri khas suatu koperasi yag mebedakan lain dari perusahaan lain non koperasi. Masalah yang timbul pada pertumbuhan koperasi di negara kita yaitu pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi dengan kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang tidak aktif. Salah satu kendalanya disebabkan


(48)

oleh karena masih banyak anggota yang kurang berpartisipasi aktif di dalam kehidupan berkoperasi, padahal partisipasi anggota dalam koperasi sangat penting peranannya untuk memajukan dan mengembangkan koperasi sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Ropke (2003:39) yang menyatakan bahwa: “Tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi, akan lebih besar”.

Menurut Kusnadi (2005:95) partispasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangannya sauatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencaian tujuan yang terealisasikan. Partisipasi dalam organisasi ditandai oleh hubungan identitas yang dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh koperasi sesui dengan kepentingan dan kebutuhan anggotanya.

Partisipasi pada koperasi pada dasarnya tidak berbeda dengan proses kegiatan perusahaan nonkoperasi dalam memperoleh informasi. Jika suatu perusahaan nonkoperasi menjual suatu pelayanan /jasa dalam suatu pasar bebas, akan memperoleh umpan balik dari para pelanggannya agar dapat bersaing dengan berhasil. Feed back atau umpan balik tersebut terutama terdiri atas informasi tentang jumlah (kuantitas) dan kualitas produk yang dijual.


(49)

31

Gambar 2.1 Arti Partisipasi Sumber: Hendar dan Kusnadi (2005)

Dengan keadaan yang seperti ini koperasi perlu meningkatkan profesionalisme dalam kinerjanya sehingga dapat bersaing dengan pesaing. Hal ini dapat berdampak pada tingkat partisipasi anggota koperasi yang akan memanfaatkan segala kegiatan usaha koperasi. Dengan memperhatikan uraian diatas maka perlu diperhatikan koperasi agar menjadi suatu informasi penting dalam pengambilan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan partisipasi anggota demi tercapainya tujuan dan kemajuan koperasi.

Dilihat dari segi dimensinya menurut Hendar dan Kusnadi (2005:92-93), partisipasi terdiri dari:

a. Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya

Partisipasi dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (voluntary), Partisipasi dipaksakan terjadi karena paksaan undang-undang atau keputusan pemerintah untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan sedangkan partisipasi sukarela terjadi karena kesadaran untuk ikut serta berpartisipasi.

b. Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya

Partisipasi formal dan partisipasi informal, Partisipasi yang bersifat formal, biasanya tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan, sedangkan partisipasi yang bersifat informal, biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan sehubungan dengan partisipasi. c. Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaanya


(50)

Partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung, Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain. Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila terdapat wakil yang membawa inspirasi orang lain yang akan berbicara atas nama karyawan atau anggota dengan kelompok yang lebih tinggi tingkatannya.

d. Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya

Partisipasi kontributif dan partisipasi insentif, Partisipasi kontributif yaitu kedudukan anggota sebagai pemilik dengan mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Sedangkan partisipasi insentif yaitu kedudukan anggota sebagai pelanggan/pemakai dengan memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentingannya.

Dipaksakan Formal Langsung Kontributif

Sukarela Informal Tidak Langsung Insentif Gambar 2.2 Dimensi Partisipasi

Sumber : Hendar dan Kusnadi (2005)

Para anggota akan terus mempertahankan keanggotaanya dan terus mengadakan transaksi dengan perusahaan koperasi apabila mereka meperoleh

Dimensi


(51)

33

manfaat, artinya sesuai kebutuhan dan kepentingannya, yaitu memperoleh barang dan jasa yang harganya, mutu, dan syarat-syaratnya lebih menguntungkan dari pada yang diperoleh dari pihak lain yang bukan koperasi. Para anggota harus ikut serta membiayai perusahaan koperasi yang diperlukan untuk menunjang usaha dan rumah tangga para anggotanya secara efisien sesuia dengan kebutuhan dan tujuannya. Di samping itu, meraka harus memiliki hak, kemungkinan bertindak, motivasi, dan kesanggupan berpartisipasi dalam menentukan tujuan, mengambil keputusan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha koperasi.

Koperasi merupakan alat yang digunakan oleh para anggota untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu yang telah disepakati bersama. Di sini dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat tidaknya dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat bergantung sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya. Disini anggota sebagai usaha koperasi. Bentuk partisipasi anggota dalam menggunakan jasa dapat dilihat dari kesediaan mereka menggunakan berbagai jasa yang disediaan.

Partisipasi anggota adalah turut sertakan seseorang (anggota koperasi) baik secara mental maupun emosional untuk memberikaan sumbangsih kepada prose pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan pribadi yang besangkutan melaksanakan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut dalam rangka mencapi tujuan koperasi, adapun partisipasi anggota meliputi partisipasi anggota dalam rapat anggota tahunan, partisipasi anggota dalam permodalan dan partisipasi dalam penggunaan jasa koperasi. Dengan adanya partisipasi dari anggota diharapakan jumlah SHU anggota akan mengalami kanaikan.


(52)

2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, terdapat kesamaan hasil antara peneliti satu dengan peneliti yang lain. Hal ini bisa dijadikan acuan untuk penelitian yang akan datang. Berikut ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu. Berikut akan disajikan data dalam tabel penelitian terdahulu:

N o

Peneliti Judul Variabel Hasil

1 Ardini Rovi Haspasri /2010

Pengaruh jenis usaha koperasi dan partisipasi anggota tehadap besarnya sisa hasil usaha SHU pada koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI)“guy ub rukun” di kecamatan banjarmangu kabupaten banjarnegara

Pengaruh jenis usaha koperasi (X1) dan partisipasi anggota (X2) tehadap besarnya sisa hasil usaha SHU (Y1)

Simultan sebesar 57.5% dan sisanya yaitu 45,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian secara parsial besarny pengaruh jenis usaha koperasi adalah 33,06% sedangkan


(53)

35

partisipasi angota adalah 43,16%

2 Tri Reto

Widyawati /20012 Pengaruh partisipasi anggota, kamampuan pengurus dan kualitas pelayanan terhadap perolehan SHU KUD unggul kecamatan gemah Pengaruh partisipasi anggota (X1) kamampuan pengurus (X2) dan kualitas pelayanan X3 terhadap perolehan SHU (Y1) Simultan partisipasi anggota, kemampua pengurus dan kualitas pelayanan terhadap perolehan SHU sebesar 51,4% da sisnya sebesar 48,1% dipengaruhi oleh variable lain diluar variable yang diteliti,


(54)

misalnya citra koperasi, hasil SHU dan lain sebagainya.

3 Sri

Nurhayati/20 12 Pengaruh kemampuan manajerial pengurus, pendidikan perkoperasia

n dan

partisipasi anggota terhadap SHU angota KSP

anugerah boja Kecamatan boja Kendal

Pengaruh kemampuan manajerial pengurus(X 1), pendidikan perkoperasia

n (X2)

partisipasi anggota (X3)terhada

p SHU

anggota(Y1) Simultan kemampuan manajerial pengurus pendidikan perkoperasi an anggota partisipasi anggota berpengaruh sebesar 54,2% terhadap SHU anggota kecamatan boja dan sisanya sebesar 45,8% dipengaruhi


(55)

37

oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

Mencermati dari tiga penelitian terdahulu diatas disimpulkan bahwa partisipasi anggota berpengaruh terhadap perolehan SHU anggota, tetapi setiap lembaga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam sistem maupun kebijaksanaan yang ditetapkan. Sehingga dalam setiap koperasi tidak selalu baik dalam partisipasi, karena partisipasi anggota sangat diperlukan dalam meningkatkan perolehan SHU anggota tiap tahunnya. Inilah yang membedakan penelitian yang dilakukan penulis dengan penekanan pada perbedaan tempat penelitian.

2.5 Kerangka Berfikir

2.5.1 Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota

Partisipasi aktif anggota sangat dibutuhkan oleh koperasi karena tanpa partisipasi aktif anggotanya koperasi tidak dapat menjalankan usahanya bahkan tidak dapat mencapai tujuannya untuk mensejahterakan anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. Menurut Sitio dan Tamba (2001;30) “keberhasilan koperasi erat hubungannya dengan partisipasi aktif anggotanya”. Dengan adanya partisipasi anggota maka koperasi akan maju dan berkembang sehingga dapat dikatakan berhasil”. Maka dengan adanya partisipasi aktif dari


(56)

anggota, maka anggota juga mendapat keuntungan dari hal tersebut yaitu memperoleh SHU yang besar.

Hal ini sependapat dengan Widiyanti (2007:199) (a) Partisipasi dalam Modal adalah Partisipasi dalam modal terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan hibah, sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota. (b) Partisipasi dalam Organisasi adalah Partisipasi dalam oraganisasi ditandai oleh hubungan identitas yang dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh koperasi sesuia dengan kepentingan dan kebutuhan anggotanya. (c) Partisipasi dalam Pemanfaatan Usaha adalah Partisipasi dalam pemanfaatan usaha berkaitan dengan fungsi ganda anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan dari koperasinya. Partisipasi memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi seperti mengembangkan perolehan SHU, tanpa partisipasi anggota koperasi tidak dapat bekerja secara efisien dan efektif. Dalam koperasi, keuntungan yang diproleh disebut sebagai sisa hasil usaha. SHU adalah selisih antara pendapatan yang diperolah dari pelayanan anggota dan masyarakat. Setiap anggota yang memberikan partisipasi aktif dalam usaha koperasi akan mendapat bagian sisa hasil usaha yang lebih besar dari pada non anggota yang pasif. Anggota yang menggunakan jasa koperasi akan membayar nilai jasa tersebut terhadap koperasi, dan nilai jasa yang diperoleh dari anggota tersebut akan diperhitungkan pada saat pembagian sisa hasil usaha. Transaksi antara anggota dan koperasi inilah yang dimaksud jasa usaha koperasi.


(57)

39

Hal ini senada dengan sependapat Sitio dan Tamba (2001:79) “semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota”. Partisipasi anggota sangat penting bagi perkembangan koperasi, tanpa partisipasi anggota maka kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektifitas anggota dalam mencapai kinerja koperasi yang baik akan lebih besar. Partisipasi anggota yang baik dapat membuat koperasi mencapai tujuan yang diinginkan. Koperasi yang telah berjalan engan baik dimana mampu menumpuk modal dan mampu menutupi kegiatan maka koperasi telah mampu menghasilkan laba yang disebut dengan SHU. Sehingga untuk meningkatkan partisipasi anggota, koperasi perlu adanya ide-ide baru yang dapat menarik anggota sehingga anggota berpartisipasi aktif dalam koperasi, misalnya unit usaha yang telah ditetapkan, maka koperasi perlu menerapkan aturan untuk membayar sebelum tanggal telah ditentukan dan apabila anggota terlambat membayar maka anggota akan mendapat denda. Maka dengan adanya partisipasi aktif dari anggota, maka anggota juga mendapat keuntungan dari hal tersebut yaitu memperoleh SHU yang besar.

Bahwa Para anggota akan terus mempertahankan keanggotaanya dan terus mengadakan transaksi dengan koperasi apabila mereka meperoleh manfaat, artinya sesuai kebutuhan dan kepentingannya, yaitu memperoleh barang dan jasa yang harganya, mutu, dan syarat-syaratnya lebih menguntungkan dari pada yang diperoleh dari pihak lain yang bukan koperasi. Para anggota harus ikut serta membiayai perusahaan koperasi yang diperlukan untuk menunjang usaha dan rumah tangga para anggotanya secara efisien sesuia dengan kebutuhan dan


(58)

tujuannya. Menurut Widiyanti (2003:158) “SHU harus dibagikan kepada anggota sesui denga jasa masing-masing anggota”. Jasa yang dimaksud tersebut adalah partisipasi anggota , sehingga besarnya SHU yang diperoleh anggota ditentukan oleh seberapa besar partisipasi yang diberikan anggota.

Di samping itu, meraka harus memiliki hak, kemungkinan bertindak, motivasi, dan kesanggupan berpartisipasi dalam menentukan tujuan, mengambil keputusan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha koperasi.

Partisipasi pada koperasi bersifat kesadaran, koperasi harus memberikan rangsangan tertentu terhadap anggota agar partisipasi itu efektif. Hal ini diperlukan agar pertumbuhan koperasi selalu meningkatkan dari waktu ke waktu. Koperasi harus menyedikan fasilitas yang dibutuhkan oleh para anggotanya, sehingga anggota terangsang untuk memanfaatkan fasilitas koperasi. Jika tidak, partisipasi anggota dan perolehan SHU akan menurun dari waktu ke waktu. Maka koperasi bukan lagi menjadi pilihan anggota untuk mencapai tujuan.

Secara sistematis kerangka pemikiran diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Partisipasi Anggota (X)

Sub Variabel :

a. Partisipasi Anggota dalam modal

b. Partisipasi Anggota dalam organisasi

c. Partisipasi Anggota dalam pemanfaatan usaha

Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota (Y)


(59)

41

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2002:64). Berdasarkan teori dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh partisipasi anggota baik secara parsial terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.


(60)

100 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang bekerja dengan angka, dengan data berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi) dan dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik, atau melakukan prediksi bahwa satuvariabel tertentu mempengaruhi variabel lainnya.

Analisis dengan menggunakan statistik karena untuk menghitung besarnya sampel yang diambil dari satu populasi, untuk menguji validitas dan rentabilitas instruen teknik untuk menyajikan data sehingga data lebih komunikatif, dan untuk analisis data menguji hipotesis penelitian yang diajukan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak yang beranggotana se-kecamatan Mranggen. Populasi anggota Koperasi LKI Buana Kartika adalah 61 orang. Anggota koperasi tersebut dibeberapa Kecamatan Mrangen.

Di kecamatan Mranggen terdapat 19 desa/kelurahan. Dari jumlah anggota LKI tersebut di bagi menjadi 10 kelompok sesuai dengan daerah masing-masing. Lebih lengkapnya dijabarkan sebagai berikut :


(61)

43

Tabel 3.1

Jumlah Anggota LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Sumber : Data diolah, 2015

3.2.2 Sampel

Menurut Atmaja (2009:2), menyatakan “sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”. Sebagimana yang diungkapkan oleh Suharsimi (2006:134) menyatakan “bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Dari pendapat tentang pengertian sampel tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan pengambilan sebagian subjek/objek penelitian yang akan

NO Kelompok Jumlah Anggota

1 Menur 14

2 Jatikusuman 3

3 Kangkung 5

4 Mranggen 11

5 Brumbung 3

6 Bandungrejo 8

7 Karangsosno 8

8 Waru 2

9 Ngemplak 3

10 Tlogo 4


(62)

menjadi perwakilan dari jumlah populasi”. Sedangkan ini kurang dari 100, maka peneliti ini adalah penelitian populasi yaitu mengambil semua populasi yang berjumlah 61 orang dalam peneltian ini.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan yang lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sunarto, 2012:71). Dalam penelitian ini ada satu variabel bebas yaitu partisipasi anggota (X1). Sedangkan variabel terikatnya adalah perolehan SHU anggota (Y).

3.3.1 Variabel Bebas (X)

a. Partisipasi Anggota

Operasional dalam sub variabel penelitian ini yaitu, a. Partisipasi dalam Modal

Partisipasi dalam modal terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan hibah, sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota.

b. Partisipasi dalam Organisasi

Partisipasi dalam oraganisasi ditandai oleh hubungan identitas yang dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh koperasi sesuia dengan kepentingan dan kebutuhan anggotanya.


(63)

45

Partisipasi dalam pemanfaatan usaha berkaitan dengan fungsi ganda anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan dari koperasinya. 3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel akibat (suharsismi,2010:102). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perolehan SHU anggota Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota dalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu buku yang bersangkutan dan partisipasi anggota dalam unit usaha. Dalam penelitian ini variabel Y dipengaruhi oleh partisipasi anggota.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang baik dan tepat sangatah penting dalam mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian teknik yang tepat memperoleh data yang tepat, relevan dan akurat, sehingga dalam pencaian tujuan penelitian dapat tercapai sesuai harapan. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahaui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.4.1 Observasi

Metode observasi merupakan suatu atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.


(64)

Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

Metode observasi berfungsi untuk mempengetahui letak dari koperasi itu sendiri serta untuk mengetahui data partisipasi anggota dalam koperasi dan data perolehan SHU anggota koperasi pada LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.

3.4.2 Angket (Kuisioner)

Menurut Sugiyono (2012:199) kuesioner merupakan teknikpengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode ini dilakukan melalui daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu anggota koperasi. Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangnya. Menurut Arikunto (2007:103), dipandang dari cara menjawab maka ada :

1. Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.

2. Angket tertutup adakah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang pada kolom atau tempat yang sesuai.

Jenis angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket masing-masing item


(65)

47

memiliki alternatif jawaban, yaitu a, b, c, d. setiap item jawaban diberi bobot nilai atau skor yaitu :

1. Untuk jawaban a responden diberi skor 4 2. Untuk jawaban b responden diberi skor 3 3. Untuk jawaban c responden diberi skor 2 4. Untuk jawaban d responden diberi skor 1

Metode ini merupakan pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan dan pernyataan tertulis yang diajukan kepada respondendan dalam hal ini adalah anggota koperasi. Metode ini digunakan untuk mengungkap data dari variabel Partisipasi Anggota, dan Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota LKI Buana Kartika Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.

3.5 Analisis Uji Instrumen

Analisis instrumen penelitian dilakukan untuk menganalisis hasil uji coba instrumen, sehingga didapat soal yang memenuhi persyaratan, meliputi : 3.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan valid atau sahih apabila mempunyai validitas tinggi, maupun mengukur apa yang dinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul, tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk menghitung validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS for windows 16.


(1)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 23.504 3.084 7.923 .000

Partisipasi Anggota dalam Modal

.528 .162 .312 2.803 .007

a. Dependent Variable: Perolehan SHU Anggota

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 61.240 1 61.240 7.856 .007a

Residual 566.563 59 9.603

Total 627.803 60

a. Predictors: (Constant), Partisipasi Anggota dalam Modal b. Dependent Variable: Perolehan SHU Anggota

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .312a .118 .103 3.09883

a. Predictors: (Constant), Partisipasi Anggota dalam Modal

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized


(2)

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 20.666 3.480 7.776 .000

Partisipasi Angota dalam Organisasi

.577 .185 .290 2.057 .044

a. Dependent Variable: Perolehan SHU Anggota

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 52.875 1 52.875 5.426 .023a

Residual 574.929 59 9.745

Total 627.803 60

a. Predictors: (Constant), Partisipasi Angota dalam Organisasi b. Dependent Variable: Perolehan SHU Anggota

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .290a .067 .051 3.12163

a. Predictors: (Constant), Partisipasi Angota dalam Organisasi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta


(3)

Partisipasi Anggota dalam Pemanfaatan Usaha

.308 .118 .303 1.833 .001

a. Dependent Variable: Perolehan SHU Anggota

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 57.626 1 57.626 3.360 .001a

Residual 570.177 59 9.664

Total 627.803 60

a. Predictors: (Constant), Partisipasi Anggota dalam PemanfaatanUsaha b. Dependent Variable: Perolehan SHU Anggota

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .303a .054 .038 3.10870


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA ANGGOTA KOPERASI NGANTANG KECAMATAN NGANTANG

27 100 45

PENGARUH MODAL DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) ANGGOTA KSU ANDINI LUHUR DESA JETAK KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

3 16 121

Pengaruh Partisipasi Dan Persepsi Anggota Tentang Koperasi Terhadap Kinerja Koperasi Dan Perolehan SHU Pada Koperasi Pensiunan Luhur Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan

0 4 130

Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 202

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI DENGAN PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI “ BINAWARGA “ KECAMATAN GONDANG KABUPATEN SRAGEN.

0 0 9

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO.

0 3 97

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN KEMAMPUAN PENGURUS TERHADAP SHU ANGGOTA KOPERASI ARTIKEL PENELITIAN

0 0 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SAMUDERA SEJAHTERA SAMARINDA TAHUN BUKU 2009-2013 Oleh: Hasnawati ABSTRAK - Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap SHU Koperasi

0 1 30

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI KARYAWAN TIMAH MITRA MANDIRI PANGKALPINANG

0 0 18

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO

0 1 23