Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri

(1)

Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan

Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri

( Studi pada Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri)

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh :

Anyke Putri Regiana 201110050311040

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Soisal dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

2015


(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 30 April 2015

Jam : 13.00 – 14.00

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji

1. Dr. Asep Nurjaman, M.Si

: 2. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si

: 3. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov

: 4. Nurudin, S.Sos, M.Si

:

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dr. Asep Nurjaman, M.Si


(3)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Anyke Putri Regiana

NIM : 201110050311040

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri (Studi Kasus di Dinas Pengairan,

Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri)

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov Nurudin, S.Sos, M.Si

Mengetahui, Kajur Ilmu Pemerintahan


(4)

iii

SURAT PERNYATAAN

Nama : Anyke Putri Regiana

Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 16 Nopember 1993

NIM : 201110050311040

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul:

Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri (Studi pada Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri)

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.

Malang,30 April 2015 Yang Menyatakan,


(5)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama : Anyke Putri Regiana

NIM : 201110050311040

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri (Studi pada Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri)

Pembimbing : 1. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov 2. Nurudin, S.Sos, M.Si

Konsultasi Skripsi :

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II Keterangan Bimbingan 21 November 2014 Pengajuan Judul

20 Januari 2015 Pengajuan Proposal

02 Febuari 2015 Revisi Proposal

03 Februari 2015 ACC Seminar Proposal

17 Maret 2015 Pengajuan Bab II

20 Maret 2015 Revisi Bab II

15 April 2015 ACC Bab II

17 Maret 2015 Pengajuan Bab III

20 Maret 2015 Revisi Bab III

15 April 2015 ACC Bab III

15 April 2015 Pengajuan Bab IV

16 April 2015 Revisi Bab IV

25 April 2015 ACC Bab IV

16 April 2015 Pengajuan Bab V

16 April 2015 Revisi Bab V

25 April 2015 ACC Bab V

27 April 2015 Pengajuan Abstraksi

27 April 2015 ACC Abstraksi


(6)

v

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov Nurudin, S.Sos, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan


(7)

vi

BERITA ACARA

SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

Pada hari ini Kamis, tanggal 5 Februari 2015 Telah dilaksanakan seminar proposal skripsi mahasiswa :

N a m a : Anyke Putri Regiana

NIM : 201110050311040

Judul Skripsi : Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri (Studi pada Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri)

Malang, 5 Februari 2015 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov Nurudin, S.Sos, M.Si

Mengetahui,

Ketua/Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan


(8)

vii ABSTRAKSI

ANYKE PUTRI REGIANA, 2015,201110050311040, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri, Pembimbing I : Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov ; Pembimbing II : Nurudin, S.Sos, M.Si

Kata kunci: strategi, pertambangan liar.

Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah yaitu berupa hasil tambang mineral bukan logam dan batuan (pasir, batu, kerikil, tanah urug). Kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Kediri ini baru mempunyai makna apabila dikelola dan diusahakan secara optimal. Dalam pengelolaannya pemerintah kurang efektif dalam mengawasi pertambangan yang ada di Kabupaten Kediri sehingga pertambangan liar pun semakin menjamur. Beberapa masalah yang dirisaukan pemerintah pada penambang liar ini yaitu tidak adanya kesadaran untuk mengurus izin kegiatan usaha pertambangan hingga dampak terhadap lingkungan.

Metodelogi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu melukiskan atau menggambarkan secara sistematis, akturat sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik penelitian data ini diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian di lakukan di Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri.

Hasil penelitian menunjukan bahwa data dari Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kediri terdapat beberapa lokasi pertambangan mineral bukan logam dan batuan yaitu ada 15 Kecamatan. Dari semua lokasi pertambangan tersebut terdapat pertambangan yang resmi berizin dan tidak berizin/ilegal. Dengan adanya pertambangan liar, maka pemerintah merumuskan strategi yaitu melakukan pengawasan dengan cara turun langsung ke lapangan (sidak), sosialisasi hingga melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti masyarakat, kepolisian, TNI, Satpol PP, dispenda, BPMP2TSP, dishub, Bappeda, BPN, Kecamatan dan desa untuk membantu Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi dalam melakukan pengawasan bagi para penambang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, peneliti menyimpulkan bahwa strategi pemerintah dalam mananggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan yaitu dengan cara melakukan sidak, sosialisasi serta bekerjasama dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk melakukan pengawasan. Selain itu faktor penghambat yang dijumpai saat menanggulangi tambang liar adalah kurangnya personil dari Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi, kurangnya kesadaran dari para penambang tentang keselamatan kerja dan prosedur menambang yang baik dan benar, serta kurangnya kesadaran akan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Sedangkan faktor pendukungnya adalah masih ada masyarakat yang peduli yaitu dengan cara melapor jika ada didapati tambang liar disekitar lingkungan mereka. Tugas pemerintah dalam hal ini tidak hanya fokus pada satu masalah seperti keberadan penambang liar, namun juga masih banyak masalah yang juga perlu ditangani. Sehingga diharapkan untuk


(9)

viii

kedepannya dinas menambah jumlah personil , mempererat kerjasama yang baik, mempermudah proses perijinan, hingga menyediakan alternatif lapangan kerja lain yang lebih menjamin kesejahteraan bagi para penambang liar.

Malang, Mei 2015 Penulis,

AnykePutri Regiana

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(10)

ix ABSTRACT

Anyke Putri Regiana, 2015, 201110050311040, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social science and Political Science, Departement of Governmental Science, Government strategy in Tackling Illegal Mines Non Metallic Minerals and Rocks in Kediri, Advisor 1: Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov; Advisor 2:Nurudin,S.Sos, M.Si.

Keywords: Strategy, Illegal Mines.

Kediri is one area that has abundant natural resources in the form of non-metal mineral mining and rock (sand, stone, gravel, soil). Owned natural wealth of Kediri has meaning if it is managed and cultivated optimally. In government management is less effective in monitoring existing mining in Kediri that illegal mining are increasing. Some of the problems that worry the government on illegal miners that there is no consciousness to attend to permit mining operations and awareness of the impact on the environment.

The research methodology used in this study is a qualitative method uses descriptive research describe systematically, accurately in accordance with the actual facts. Source of data used in qualitative research is the source of primary data and secondary data sources. taking research data obtained by observation, interviews, and documentation. The location of research done at the Department of Irrigation, Mining, and Energy Kediri.

The results showed that the data of the Department of Water Resources, Mining and Energy Kediri, there are several locations nonmetallic mineral mining and rocks that there are 15 sub-district. Of all the mining sites are officially licensed mining and unauthorized / illegal. With the illegal mining, the government formulate strategies that perform direct supervision of the way down to the field (inspection), socialization to conduct cooperation with relevant parties such as the community, the police, the military, municipal police, Dispenda, BPMP2TSP, Transportation Agency, Bappeda, BPN , sub-district and village to help the Department of irrigation, Mining, and Energy in conducting surveillance for the miners.

Based on data obtained from the field, researchers concluded that the strategy of the government in preventing illegal mining non-metallic minerals and rocks that is by doing spot checks, socialization and collaboration with the community and relevant parties to conduct surveillance. Besides inhibiting factors encountered when tackling illegal mining is the lack of personnel from the Department of Irrigation, Mining, and Energy, the lack of awareness of the miners on mining safety and procedures is good and right, as well as lack of awareness of the impact on the environment. While supporting factor is there are still people who care is by way of report if there is found to be illegal mines around their neighborhood. The task of government in this case not only focus on a single issue such as the existence of illegal miners, but also still many issues that also need to be addressed. So the future is expected to increase the number of personnel services, strengthen good cooperation, facilitate the permitting process, to provide alternative employment opportunities other more guarantees prosperity for miners.


(11)

x

Malang, Mei 2015 Writer,

AnykePutri Regiana

Advisor I Advisor II


(12)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri (studi pada Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kediri)” .

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan bagi mahasiswa program S1. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Ibu Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov selaku Kepala Jurusan Ilmu Pemerintahan sekaligus dosen pembimbing I yang telah sabar dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Bapak Nurudin, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan yang telah mengajar dan memberikan ilmu kepada penulis selama di bangku perkuliahan.


(13)

xii

4. Seluruh staf dan karyawan Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri yang telah membantu memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian ini.

5. Kedua orang tuaku yang kucintai Ayahanda Budi Santoso dan Ibunda Binti Khoiriyah yang telah banyak berkorban dalam segala hal kepada penulis.

6. Adikku tersayang Islamia Dewi Setyorini yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh keluarga besar saya yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikannya.

8. Seluruh teman-teman seperjuangan saya Ilmu Pemerintahan angkatan 2011 terkhususnya Ida Warti, Detalia Yolanda, Jomeq Paspol, Unike Ayu, Octavia Dheta, Lia Arista, Novia Suhastini, Revita Laut, Iffah, Ardhan, Haeril, Nana, Nofrian yang selalu menyemangati dan memberikan bantuan selama melakukan proses penulisan skripsi serta teman-teman Ilmu Pemerintahan 2011 lain yang telah memberikan seluruh kenangan-kenangan terindah selama dibangku perkuliahan.

9. Teman-teman terbaik saya Isna, Dzikri, KKN 37 seluruh teman-teman SMA khusunya kelas XII IPA 1 the kopet, serta teman-teman saya yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan semangat dan dorongan bagi penulis selama proses penulisan skripsi ini. 10.Teman-teman kost terbaik saya Witha, Eka, Anggi yang selalu


(14)

xiii

11.Serta semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Malang, Mei 2015 Penulis,


(15)

xiv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN ….. ... iv

BERITA ACARA SEMINAR... vi

ABSTRAKSI ... vii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 8

3. Tujuan Penelitian ... 8

4. Manfaat Penelitian ... 8

5. Definisi Konseptual ... 9

6. Definisi Operasional ... 13

7. Kerangka Berfikir ... 15

8. Metode Penelitian ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemerintah Daerah ... 22

B. Strategi 1. Pengertian Strategi ... 30

2. Peranan Strategi………… ... 32

3. Fungsi Manajemen dalam Strategi………. ... 35

C. Tambang Liar 1. Pengertian Pertambangan ... 39

2. Pertambangan Liar ... 42

BAB III PROFIL DINAS DAN POTENSI TAMBANG MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DI KABUPAEN KEDIRI A.Deskripsi Wilayah Kabupaten Kediri 1. Gambaran Umum ... 46

2. Topografi ... 47

3. Geologi ... 47

4. Hidrologi ... 48

5. Klimatologi ... 49

6. Penggunaan Lahan ... 49

B. Profil Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kab. Kediri 1. Gambaran Umum ... 50

2. Visi dan Misi ... 51

3. Struktur Organisasi ... 54

4. Tugas Pokok dan Fungsi ... 59


(16)

xv

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri ... 63 1.Melakukam Pengawasan ... 69 2. Sosialisasi ... 73 B. Faktor Peghambat dan pendukung

1. Faktor penghambat... 75 2. Faktor pendukung ... 96 BAB V Penutup

A. Kesimpulan ... 98 B. Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Golongan Bahan Galian 11

Tabel 2.2 Golongan bahan tambang 40

Tabel 3.4 Unit Pelayanan Teknis Daerah Kabupaten Kediri 57 Tabel 3.5 Lokasi Penambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan Kabupaten

Kediri Tahun 2014 60

Tabel 4.1 Tujuan dan sasaran strategi Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi

Kabupaten Kediri 68

Tabel 4.6 Persyaratan dan Mekanisme Izin Pertambangan Mineral Bukan Logam


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Kediri 46

Gambar 3.2 Kantor Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi 51 Gambar 4.2 Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri saat melakukan pengawasan

Gambar 4.3 Sosialisasi kepada masyarakat dan para penambang 74 Gambar 4.4 Pertambangan liar mineral bukan logam dan batuan di Desa Tiron

Kecamatan Banyakan 76

Gambar 4.5 Penutupan tambang liar di Desa Karangtengah Kecamatan

Kandangan 78

Gambar 4.6 Pos Penarikan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan di Desa

Jerukwangi Kecamatan Kandangan 83

Gambar 4.7 Saat Petugas Pos Penarikan Pajak sedang Melakukan Penarikan terhadap truk pengangkut bahan galian yang lewat 83 Gambar 4.8 Tambang Liar di Desa Simbar Kecamatan Plosoklaten 86 Gambar 4.9 Area yang dilarang melakukan kegiatan pertambangan 89 Gambar 4.10 Penambangan Liar menggunakan alat-alat tradisional 93 Gambar 4.11 Penambangan Liar menggunakan alat-alat modern 93


(19)

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Lingkup fungsi-fungsi manajemen 36

Bagan 3.3 Struktur Organisasi Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi


(20)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara

Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 1 Tahun 2011 tentang pajak daerah Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan

usaha pertambangan mineral dan batubara

Joko Subagyo, P Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

Singarimbun, Masri. 1982. Metode Penelitian Survey. Jakarta. LP3ES.

Adisasmita, Rahardjo.2011.Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta.Graha Ilmu. Hal 41

Wisadirman, Dirsono. 2005. Metode Penelitian dan Penulisan Skripsi Untuk Ilmu Sosial. Malang. UMM Press

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Cetakan Ke9. Hal 72

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta. Bumi Aksara

Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung. Mandar Maju.Hal 29.

Syafie, Inu Kencana. 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta. Cetakan Ke2. Hal 95.

Kansil, CST. 2008. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara. Cetakan Ke3. Hal 143

Hidajat, Imamm 2002. Teori-Teori Politik. Malang. Panti Asuhan :Nurul Abdyah”. Hal 151

Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi. Bandung. Armilo. Hal 59

Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta. Salemba Humanika. Hal 87


(21)

Internet

Dikutip dari http://www.dprdkedirikab.go.id/NEWS/Berita-126.htm diakses pada 14 Januari 2015

Dikutip dari Radar Kediri: Larang Tapi Pungut Pos Retribusi Galian C Harus

Cek Legalitas Muatan Truk Pasir.

http://www.dprdkedirikab.go.id/NEWS/Berita-126.htm diakses pada 14 Januari 2014

Dikutip dari Irfan Hakari, Bahan Galian http://dunia-atas.blogspot.com/2011/03/bahangalian.html diakses pada tanggal 20 Januari 2014


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi peneyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.1Kekayaan alam yang terkandung didalamnya bumi dan air yang biasa disebut dengan bahan-bahan galian, dimana terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Amanat UUD 1945 ini merupakan landasan pembangunan pertambangan dan energi untuk memanfaatkan potensi kekayaan sumber daya alam, mineral, dan energi yang dimiliki secara optimal dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya yang sangat melimpah sehinggapertambangan merupakan salah satu usaha industri yang dapat diandalkan untuk mendatangkan devisa negara bagi Indonesia. Selain itu, industri pertambangan juga menciptakan lapangan kerja di kabupaten dan kota dimana merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Adanya lingkungan pertambangan ini masyarakat Indonesia selalu berlomba-lomba untuk berada

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Pasal 1 tentang pertambangan mineral


(23)

2

didalamnya, karena pertambangan merupakan perindustrian yang mendunia dan bagi masyarakat Indonesia ini adalah suatu keberuntungan tersendiri.

Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Aset yang menonjol di Kabupaten Kediri adalah tambang pasir, batu, dan kerikil (mineral bukan logam dan batuan) karena Kabupaten Kediri salah satu kawasan aliran Gunung Kelud. Pemanfaatan pasir dan batu hasil normalisasi kantong lahar akibat dari erupsi Gunung Kelud perlu dikelola.Namun dalam pengelolaanya banyak sekali dijumpai berbagai permasalahan yang terjadi seperti Ijin Usaha Pertambangan (IUP), dampak terhadap lingkungan, pajak mineral bukan logam dan batuan, hingga Kebijakan Pemerintah.

Dalam mengelola hasil alam ini malah justru banyak yang menyalahgunakannya, yaitu seperti di Kabupaten Kediri yang semakin banyak dijumpai para penambang liar yang tidak memiliki ijin resmi dari pemerintah. Sejumlah lokasi tambang bahan galian mineral bukan logam dan batuan ilegal dibiarkan beraktivitas tanpa punya izin usaha. Hal itu jelas sekali melanggar ketentuan hukum karena menurut UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, suatu pertambangan bisa beroperasi dengan syarat harus memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP).Data yang di himpun dari 2 tahun yang lalu ijin pengelolaan mineral bukan logam dan batuan yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten bertambah banyak. Namun semua lokasinyatidak di sungai


(24)

3

Brantas.Yang berada di Sungai Brantas dipastikan ilegal karena Pemprov Jatim tidak lagi mengeluarkan ijin untuk melakukan penambangan.2

Penambangan mineral bukan logam dan batuan ilegal ini harus ditindak tegas agar tidak semakin marak karena bila dibiarkan tanpa ada aturan yang jelas maka akan merusak lingkungan dan infrastruktur lainnya. Untuk mencegah penambangan liar ini diperlukan keseriusan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri. Sejauh ini Pemerintah dan Polisi sudah berupaya untuk menangani masalah tambang liar ini seperti melakukan razia. Namun upaya itu tidak cukup berhasil meskipun telah jelas ada peraturan hukumnya, karena para penambang liar ini seperti bermain-main dengan aparat sehingga itu menyulitkan pemerintah dan polisi untuk melakukan penertiban. Dibalik maraknya tambang liar ini pun pasti jelas ada oknum-oknum yang ikut terlibat atau main belakang untuk melancarkan para para penambang liar tersebut.

Masalah lingkungan sangat menentukan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, namun sebaliknya manusia juga dapat menentukan keadaan lingkungan. Alam yang ada secara fisik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dalam mengupayakan kehidupan yang lebih baik dan sehat menjadi tidak baik dan tidak sehat dan dapat pula sebaliknya, apabila pemanfaatannya tidak digunakan sesuai dengan kemampuan serta melihat situasinya. Manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam haruslahmemperhatikan tujuan serta pengaruh (dampak) yang akan ditimbulkan akibat pemakaian.3

2Dikutip dari http://www.dprdkedirikab.go.id/NEWS/Berita-126.htm diakses pada 14 Januari 2015 3Joko Subagyo, P Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.


(25)

4

Seiring dengan perkembangan dan berbagai kebijakan pemerintah, Undang-Undang No 11 Tahun 1967 diganti dengan dibentuknya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang wilayah pertambangan, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indinesia telah membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah, termasuk dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.

Penelitian ini berkaitan dengan tanggung jawab pemerintah Kabupaten Kediri dalam mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup khususnya tanggung jawab di bidang pertambangan yang menimbulkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari penambangan liar (khusunya penambang mineral bukan logam dan batuan).Maraknya aktifitas tambang mineral bukan logam dan batuan liar di sejumlah wilayah di Kabupaten Kediri sangat memprihatinkan. Dampaknya bukan hanya mengancam kerusakan lingkungan, tapi juga meresahkan masyarakat


(26)

5

sekitar. Kegiatan penambangan yang dilakukan para penambang ini sepertinya tidak lagi memikirkan dampak lingkungan. Dampak buruk akibat aktifitas tambang tersebut selain merusak lingkungan juga merusak jalan desa yang dilintasi truk-truk besar yang membawa hasil mineral bukan logam dan batuanberupa pasir, batu, kerikil.

Contohnya saja, tingkat pencemaran air Sungai Brantas sudah pada taraf yang mengkhawatirkan sehingga membuat ikan-ikan yang hidup di dalam sungai terlebar dan terpanjang di Jawa Timur ini mulai mengalami kepunahan karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab pada lingkungan sekitarnya.Selain itu juga telah banyak ditemui sungai-sungai yang dieksploitasi untuk diambil pasirnya. Sungai yang dulunya indah kini rusak karena dikeruk oleh mesin-mesin penyedot pasir untuk diambil pasirnya dan kemudian tidak bertanggung jawab hingga merusak ekologi dan pencemaran terhadap air tanah.

Di Kabupaten Kediri terdapat beberapa pos penarikan mineral bukan logam dan batuan di berbagai titik lokasi. Yaitu diantaranya di Desa Jerukwangi Kecamatan Kandangan, Desa Asmoro Bangun Kecamatan Puncu, Desa Sumberjo Kecamatan Purwoasri, Desa Plosokidul Kecamatan Plosoklaten, Desa Wonorejo Trisulo Kecamatan Plosoklaten, dan Desa Blaru Kecamatan Badas. Pos penarikan mineral bukan logam dan batuan ini merupakan pos resmi dari pemerintah yang berada dibawah tanggung jawab dari Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kediri. Pos tersebut beroperasi setiap hari dari pukul 07.00 – 19.00 WIB, dan bila diluar dari jam operasional tersebut maka pos tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar atau warga kampung. Pos penarikan ini menarik setiap


(27)

truk-6

truk pengangkut pasir yang lewat yang hasilnya akan disetorkan kepada Dispenda yang masuk sebagai PAD. Namun jika warga kampung yang mengelola maka hasilnya digunakan untuk kepentingan desa tersebut. Dimana setiap truk pengangkut pasir yang lewat sesuai dengan Perda No 1 Tahun 2011 akan dikenai pajak sebesar Rp 10.000,00 per m3.

Namun melihat dari pernyataan diatas masih banyak juga truk-truk pengangkut pasir yang nakal seperti tidak membayar sesuai ketentuan. Selain itu anehnya lagi yaitu biarpun truk pengangkut pasir yang tidak memiliki ijin (ilegal) pun tetap saja ditarik. Adanya hal itu justru memunculkan anggapan bahwa penambangan tanpa ijin sah-sah saja. Karena itu mestinya pemerintah tidakhanya mengejar setoran dengan memungut retribusi dari truk-truk tersebut. Tapi lebih dari itu juga memeriksa legalitas dari pasir yang diangkut.

Meskipun banyak sekali peraturan hukum yang menjelaskan bahwa tambang liar sangatlah dilarang tetapi tetap saja hal itu tidak membuat para pelaku tambang liar takut ataupun jera. Justru mereka malah semakin menjadi-jadi. Hal itu jelas menggambarkan bahwa kurangnya kesadaran diri atas perilaku yang telah mereka lakukan. Pemerintah serta aparat terkait harus lebih tegas dan ketat lagi dalam menerapkan kebijakan tanpa ada belas kasihan. Pemerintah pun harus di tuntut bermain bersih agar tidak ada lagi para penambang yang beranggapan bahwa pemerintah serta aparat mudah ditaklukan dengan bermain belakang. Selain itu, pemerintah perlu melakukan peremajaan atau pembaharuan pada peraturan-peraturan daerah yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi di lapangan.


(28)

7

Kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Kediri ini baru mempunyai makna apabila dikelola dan diusahakan secara optimal. Melihat berbagai masalah yang terjadi, maka peranan pemerintah dalam perencanaan strategi sangat penting. Oleh karena itu, perencanaan strategi dapat disebut sebagi metode yang berurusan dengan kompleksitas lingkungan yang seringkali erat kaitannya dengan kepentingan organisasi, juga merupakan suatu metode untuk menangani kompleksitas lingkungan internal yang ditimbulkan oleh bermacam-macam kebutuhan dari unit kerja di daerah sebagai suatu organisasi.4 Dengan perencanaan strategi ini maka pemerintah daerah dapat menentukan apa yang dikehendaki suatu organisasi dimasa datang dan bagaimana upaya mencapainya. Dari uraian yang telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri”.


(29)

8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi pemerintah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri ?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bagi pemerintah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh mana strategi pemerintah daerah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bagi pemerintah daerah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuandi Kabupaten Kediri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Sebagai pengembangan ilmu baru mengenai strategi pemerintah daerah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi instansi pemerintahan Kabupaten Kediri, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran ataupun masukan dalam menanggulangi tambang liarmineral bukan logam dan batuan.


(30)

9

b. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman bahwa sebenarnya kegiatan tambang liar itu jelas melanggar hukum dan menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga dengan adanya pemahaman ini maka masyarakat diharapkan dapat menyadari untuk tidak lagi melakukan penambangan secara liar.

E. Definisi Konseptual

Definisi konsep merupakan unsur atau bagian dalam penelitian dan merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena.5Untuk memperoleh kejelasan arti dari penelitian ini, maka diperlukan adanya definisi konseptual yang memberikan arahan serta ruang lingkup penelitian agar mudah dalam mengadakan penelitian. Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Strategi Pemerintah Daerah

Menurut Marrus ( 2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang oganisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selanjutnya Quinn (1999:10) mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh.


(31)

10

Dari kedua pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu rencana untuk mencapai tujuannya. Rencana tersebut meliputi : tujuan, kebijakan, serta tindakan yang harus dilakukan.

Berdasarkan UU No 32 tahun 2004 sebagaimana yang telah direvisi dengan UU No 12 tahun 2008 tentang Pemerintah daerah pasal 1 ayat (2) yaitu “ Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Atau bisa juga diartikan Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara unsur Pemerintah Daerah yang terdiri dari Gubernur, Bupati, Walikota, dan perangkat daerah. Perangkat daerah yaitu :

a. Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur dan Perangkat Daerah, meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah.

b. Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) terdiri atas Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah, meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Dearah, Kecamatan dan Kelurahan.

Strategi Pemerintah adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan.


(32)

11

2. Tambang liar mineral bukan logam dan batuan

Tambang liar merupakan kegiatan tambang yang dalam pekerjaannya tidak memiliki izin resmi, tidak melakukan pertambangan sesuai prosedur.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 Pasal 2 ayat 2, bahan galian di golongkan menjadi 5 golongan yaitu :

Tabel 1.1 Golongan Bahan Galian

No Golongan Bahan Galian

1. Mineral radioaktif radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radioaktif lainnya;

2. Mineral logam litium, berilium, magnesium,

kalium, kalsium, emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangan, platina, bismuth, molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnesit, besi, galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium, scandium, alumunium, palladium, rhodium, osmiun, ruthenium, iridium, selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin;

3. Mineral bukan logam intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang,


(33)

12

fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball, clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, walastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen;

4. Batuan pumice, tras, toseki, obsidian,

marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jesper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan

5. Batubara bitumen padat, batuan aspal,

batubara, dan gambut. Sumber: UU Nomor 23 Tahun 2010

Dasar-dasar penggolongan bahan-bahan galian, yaitu : a. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara


(34)

13

b. Terdapatnya suatu bahan galian dalam alam (genese) c. Penggunaan bahan galian bagi industri

d. Pengaruhnya terhadap hidup rakyat banyak e. Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha6

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diobservasi atau dapat diukur.7 Maka untuk mengukur keberhasilan variabel diatas ditentukan indikator-indikator sebagai berikut :

1. Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri.

a. Pengawasan

Memonitor kinerja dan mengarahkan upaya menuju tujuan yang sudah direncanakan.

b. Sosialisasi

Proses atau langkah-langkah untuk menuntut individu kearah yang lebih baik untuk mencapai tujuan.

2. Faktor Pendukung dan penghambat bagi pemerintah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan.

a. Faktor Pendukung:

 Adanya kesadaran dari masyarakat yang masih peduli

6Dikutip dari Irfan Hakari, Bahan Galian, http://dunia-atas.blogspot.com/2011/03/bahan-galian.html

diakses pada tanggal 20 Januari 2014

7Wisadirman, Dirsono, 2005, Metode Penelitian dan Penulisan Skripsi Untuk Ilmu Sosial, Malang:


(35)

14

 Adanya kerjasama dalam melakukan pengawasan b. Faktor Penghambat:

 Jumlah teknis lapangan kurang dari Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi

 Pengurusan izin yang rumit

 Kurangnya kesadaran para penambang untuk membayar pajak mineral bukan logam dan batuan

 Kurangnya kesadaran dari para penambang

 Terjadinya kerusakan lingkungan akibat penambangan mineral bukan logam dan batuan liar


(36)

15

G. Kerangka Berfikir

Sumber: Diolah peneliti dari berbagai sumber

H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah digunakan dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif menurut Bogdan & Taylor (1990) dalam Imam Gunawan (2013:82) adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan

Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi

a. Izin Kegiatan Usaha Pertambangan b. Pajak Mineral

Bukan Logam dan Batuan

c. Kerusakan terhadap lingkungan

d. Lemahnya

Peraturan Hukum

Strategi Pemerintah terhadap tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kab. Kediri

Pengawasan :

a. Turun ke lapangan (sidak) b. Bekerjasama dengan aparat

keamanan, dinas terkait lainnya, serta masyarakat

Sosialisasi

a. Prosedur penambangan yang baik dan benar b. Membayar pajakmineral

bukan logam dan batuan c. Dampak dari

pertambangan terhadap lingkungan

d. Perda atau sanksi apa saja yang diberikan jika melannggar hukum


(37)

16

individu secara holistic (utuh)”.8Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif agar memperoleh data secara ilmiah serta komperehensif sesuai dengan latar dan data yang diperoleh tidak merupakan hasil rekayasa ataupun manipulasi karena tidak ada unsur atau variabel lain mengontrol. 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif9, karena peneliti melukiskan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu keadaan suatu obyek atau suatu pariwisata. Penelitian ini menjelaskan mengenai strategi pemerintah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuandi Kabupaten Kediri. Peneliti mendeskripsikan tentang strategi pemerintah daerah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri, terkait dengan strategi atau upaya apa saja yang dilakukan pemerintah terkait tambang liar mineral bukan logam dan batuandi Kabupaten Kediri.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan data, adapun data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah :

a. Data Primer, adalah data asli yang memuat informasi atau data yang langsung diperoleh dari sumber datanya. Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah narasumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi tentang kebijakan,

8Gunawan, Imam. 2013. Metode Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta. Bumi Aksara


(38)

17

pendapatan, serta ijin mengenai strategi pemerintah daerah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri.

b. Data sekunder, adalah data yang diambil tidak langsung dari sumber aslinya. Misalnya data diperoleh dari dokumen, refrensi buku-buku, perundang-undangan, surat kabar, hasil penelitian, jurnal, artikel, internet, dan bahan lainnya yang berkaitan dengan strategi pemerintah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat sesuai dengan masalah yang diteliti serta menunjang kelengkapan data yang tepat dan memadai, maka adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan serta pencatatan secara sistematis terhadap obyek penelitian. Teknik observasi digunakan karena peneliti juga membutuhkam data-data yang lebih obyektif berdasarkan fakta lapangan dan bersifat umum.

Observasi dilakukan ditempat langsung pada tempat instansi atau lembaga yang memiliki kewenangan dalam


(39)

18

perijinan, kebijakan, pendapatan tambangmineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri.

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan antara peneliti (pewawancara) dengan yang informan atau yang diminta untuk diwawancarai.10Dalam penelitian ini, proses wawancara dilakukan secara fomal dan informal dengan cara tanya jawab mengenai pokok-pokok permasalahan yang akan ditanyakan selama proses wawancara. Adapun wawancara ini dilakukan pada instansi terkait seperti Dinas Pengairan Pertambangan dan Energi yang mengurusi tentang pertambangan yang ada di Kabupaten Kediri.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk menelusuri data-data yang mendukung. Dokumentasi ini berbentuk tulisan, gambar ataupun karya-karya dari seseorang, pengambilan dokumentasi dilakukan pada saat observasi langsung. Melalui dokumentasi ini diharapkan data-data yang ada dapat lebih dipertanggung jawabkan karena ada bukti yang konkrit.


(40)

19

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Adapun kriterianya yaitu:

a. Bekerja di Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri.

b. Laki-laki

c. Usia minimal 30 tahun d. Pendidikan minimal S1

e. Bidang Bina Pemaanfaatan Air, Pertambangan, dan Energi Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, maka ditemukan subyek penelitian atas nama :

Bidang Bina Pemanfaatan Air Pertambangan dan Energi di Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri.

1. Pak Herianto 2. Pak Nowo Kartiko 5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya penelitian untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan guna menunjang penelitian ini. Adapun penelitian ini dilakukan yaitu di Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kediri yang berlokasi di Jl. PB Sudirman No. 102 Pare, Kabupaten Kediri.


(41)

20

6. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.11Miles dan Huberman mengemukakan ada tiga tahapan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu reduksi data (reduction data), penyajian data (display data), menarik kesimpulan atau verifikasi (conclusion/verifying). Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Berikut gambarannya secara sederhana :

Komponen dalam analisis data model interaktif (Miles & Huberman, 1992)

Sumber: Imam Gunawan (2013:211)

Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dan mencari tema

11Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatid Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Hal

209

Data Collection Data Collection

Data Reduction

Conclusions : Drawing / Verifying


(42)

21

dan polanya (Sugiyono, 2007:92). Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data. Temuan yang dipandang asing, tidak dikenal, dan belum memiliki pola, maka hal itu yang dijadikan perhatian penelitian kualitatif bertujuan mencari pola dan makna yang tersembunyi dibalik poladan makna yang tampak. Data yang sudah direduksi maka langkah selanjutnya adalah memaparkan data. Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan (Miles & Huberman, 1992:17). Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang didukung dengan matriks jaringan kerja.

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian. Berdasarkan analisis interactive model, kegiatan pengumpulan data, reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses siklus dan interaktif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan


(43)

22

menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling menyusul.12


(1)

pendapatan, serta ijin mengenai strategi pemerintah daerah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri.

b. Data sekunder, adalah data yang diambil tidak langsung dari

sumber aslinya. Misalnya data diperoleh dari dokumen, refrensi buku-buku, perundang-undangan, surat kabar, hasil penelitian, jurnal, artikel, internet, dan bahan lainnya yang berkaitan dengan strategi pemerintah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat sesuai dengan masalah yang diteliti serta menunjang kelengkapan data yang tepat dan memadai, maka adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan serta pencatatan secara sistematis terhadap obyek penelitian. Teknik observasi digunakan karena peneliti juga membutuhkam data-data yang lebih obyektif berdasarkan fakta lapangan dan bersifat umum.

Observasi dilakukan ditempat langsung pada tempat instansi atau lembaga yang memiliki kewenangan dalam


(2)

perijinan, kebijakan, pendapatan tambangmineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri.

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan antara peneliti

(pewawancara) dengan yang informan atau yang diminta untuk

diwawancarai.10Dalam penelitian ini, proses wawancara

dilakukan secara fomal dan informal dengan cara tanya jawab mengenai pokok-pokok permasalahan yang akan ditanyakan selama proses wawancara. Adapun wawancara ini dilakukan pada instansi terkait seperti Dinas Pengairan Pertambangan dan Energi yang mengurusi tentang pertambangan yang ada di Kabupaten Kediri.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk menelusuri data-data yang mendukung. Dokumentasi ini berbentuk tulisan, gambar ataupun karya-karya dari seseorang, pengambilan dokumentasi dilakukan pada saat observasi langsung. Melalui dokumentasi ini diharapkan data-data yang ada dapat lebih dipertanggung jawabkan karena ada bukti yang konkrit.


(3)

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Adapun kriterianya yaitu:

a. Bekerja di Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi

Kabupaten Kediri.

b. Laki-laki

c. Usia minimal 30 tahun

d. Pendidikan minimal S1

e. Bidang Bina Pemaanfaatan Air, Pertambangan, dan Energi

Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, maka ditemukan subyek penelitian atas nama :

Bidang Bina Pemanfaatan Air Pertambangan dan Energi di Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri.

1. Pak Herianto

2. Pak Nowo Kartiko

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya penelitian untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan guna menunjang penelitian ini. Adapun penelitian ini dilakukan yaitu di Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kediri yang berlokasi di Jl. PB Sudirman No. 102 Pare, Kabupaten Kediri.


(4)

6. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan

mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan

fokus atau masalah yang ingin dijawab.11Miles dan Huberman

mengemukakan ada tiga tahapan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu reduksi data (reduction data), penyajian data (display data), menarik kesimpulan atau verifikasi (conclusion/verifying). Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Berikut gambarannya secara sederhana :

Komponen dalam analisis data model interaktif (Miles & Huberman, 1992)

Sumber: Imam Gunawan (2013:211)

Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dan mencari tema

Data Collection Data Collection

Data Reduction

Conclusions : Drawing / Verifying


(5)

dan polanya (Sugiyono, 2007:92). Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data. Temuan yang dipandang asing, tidak dikenal, dan belum memiliki pola, maka hal itu yang dijadikan perhatian penelitian kualitatif bertujuan mencari pola dan makna yang tersembunyi dibalik poladan makna yang tampak. Data yang sudah direduksi maka langkah selanjutnya adalah memaparkan data. Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan (Miles & Huberman, 1992:17). Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang didukung dengan matriks jaringan kerja.

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian. Berdasarkan analisis interactive model, kegiatan pengumpulan data, reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses siklus dan interaktif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan


(6)

menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian