PENGEMBANGAN MEDIA MAKET ALAM KINCAPELIK (KINCIR AIR PEMBANGKIT LISTRIK) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA MAKET ALAM KINCAPELIK (KINCIR AIR PEMBANGKIT LISTRIK)

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: SUCIATI NIM 201010430311450

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG APRIL 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

Man jada wa jada artinya Siapa yang bersungggu-sunggu pasti berhasil Man Shabara Zhafira artinya siapa yang bersabar pasti beruntung

Man Sara Ala Darbi Washala artiny Siapa yang menapaki jalan-Nya akan sampai tujuan

Rumus Usaha dalam fisika adalah W=S.F

Keterangan W= usaha; S= perpindahan; dan F= gaya

Usaha adalah hasil kali dari gaya dengan perpindahan (hijrah). Jadi jika

perpindahan 0 usahanya = 0. Manusia bisa disebut berusaha ketika ada perubaan dalam dirinya.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini secara khusus untuk kedua orangtua saya, bapak Duraji, Ibu Castiri, kakak saya Trisnawati dan Jajila yang terakhir untuk adikku

Anna Herlina. Saya sangat menghormati dan mengagumi kalian. Keluarga sederhana ini mengajarkan ketulusan dalam bekerja.

Suatu potret indah yang terpatri dalam hati Saya merasa bahagia karna telah memiliki mereka.


(7)

vii ABSTRAK

Suciati. 2016. Pengembangan Media Maket Alam Kincapelik (Kincir Air Pembangkit Listrik) dalam Pembelajaran Tematik untuk Kelas IV SD. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Dr. M. Mahfud Effendi, M.M. (II) Dr. Endang Poerwanti, M.Pd.

Kata kunci: Pengembangan, Media Pembelajaran, Pembelajaran Tematik, Maket Alam Kincapelik

Siswa sekolah dasar termasuk dalam rentang usia dini yang proses pembelajarannya masih tergantung pada objek-objek yang konkrit dan pengalaman siswa secara langsung. Berdasarkan hasil studi awal yang dilakukan, diperoleh data bahwa sekolah-sekolah kurikulum tematik tidak memiliki media pembelajaran yang dapat menggambarkan objek-objek yang konkrit. Media masih dalam bentuk satuan mata pelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran tematik yaitu memudahkan siswa dalam memahami pelajaran secara holistik (utuh) tidak dapat terwujud. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di Sekolah Dasar, dibutuhkan adanya sebuah media pembelajaran tematik yang dapat digunakan sebagai alat yang dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep secara holistik. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media Maket Alam Kincapelik dalam pembelajaran tematik kelas IV SD.

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development dengan model pengembangan Borg & Gall yang dimodifikasi oleh Sugiyono. Model ini terdiri dari 10 tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk tahap akhir dan (10) produksi massal. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu, penelitian ini berhenti sampai tahap kedelapan yakni tahap ujicoba pemakaian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media yang dikembangkan dinyatakan layak berdasarkan uji kelayakan (validasi) menurut ahli materi dengan persentase total 100% kualifikasi sangat baik, ahli media dengan persentase total 90,76% kualifikasi sangat baik, ahli pembelajaran tematik 82 % dan 98 % dengan kualifikasi sangat baik. Hasil ujicoba produk kelompok kecil pada 12 siswa kelas IV SDN Dadaprejo I dengan persentase respon positif siswa sebanyak 98,3%, sedangkan ujicoba kelompok besar kepada 55 siswa kelas IV SDN Mojorejo I dan Torongrejo I menunjukkan persentase sebesar 93,15%. Berdasarkan hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media maket alam Kincapelik dalam pembelajaran tematik dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran tematik di kelas IV SD.


(8)

viii ABSTRACT

Suciati. 2016. Media Development Nature Mockup Kincapelik (Water Mill Power Plant) in the Thematic Learning for Class IV SD. Thesis, Department of Primary School Teacher Education, Guidance and Counseling, University of Muhammadiyah Malang. Supervisor: (I) Dr. M. Mahfud Effendi, M.M. (II) Dr. Endang Poerwanti, M.Pd.

Keywords: Development, Learning Media, Thematic Learning, Nature Mockup Kincapelik

Elementary school students are included in the range of early childhood learning process still depends on concrete objects and experiences students directly. Based on the results of the preliminary study performed, data showed that the thematic curriculum schools do not have a media that can describe concrete objects. The media is still in the form of units of subject, so that the objective of thematic learning that help students understand the lesson holistic (whole) cannot be realized. Based on the analysis needs at the elementary school, there needs to be a thematic learning media that can be used as a tool to help students understand a concept holistically. This study aims to produce products such as Natural Mockup media thematic learning Kincapelik in the fourth grade. This research in the Research and Development with Borg & Gall development model modified by Sugiyono. This model consists of 10 stages, namely (1) the potentials and problems, (2) data collection, (3) the design of the product, (4) design validation, (5) design revisions, (6) test products, (7) product revisions , (8) user trial, (9) product revision and final stage (10) mass production. However, due to time constraints, this study stopped until the eighth stage of the pilot phase of usage.

The results showed that the media developed as feasible by the feasibility test (validation) according to subject matter experts with the total percentage of 100% excellent qualifications, media expert with a total percentage of 90.76% excellent qualifications, expert thematic learning 82% and 98% with qualifications very good. Results of test products on a small group of fourth grade students of SDN 12 Dadaprejo I with the percentage of positive responses of students as much as 98.3%, while the trial of the 55 major groups of learners in grade IV SDN Mojorejo I and Torongrejo I shows the percentage of 93.15%. Based on the overall results it can be concluded that the media makets nature Kincapelik in thematic learning can be used as an alternative medium of thematic learning in fourth grade.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karena hanya

berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi dengan judul “Pengembangan Media Maket Alam Kincapelik (Kincir Air Pembangkit Linstrik) pada Pembelajaran Tematik Kelas IV SD” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiyullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan

Ilmu Pendidikan yang telah memberi izin dalam proses penelitian.

3. Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.

4. Dr. Moh. Mahfud Effendi, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis.

5. Dr. Endang Poerwanti selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.

6. Drs. Rohmad Widodo, M.Si selaku ahli materi dalam pembuatan media pembelajaran ini dan telah memberikan masukan kepada penulis demi kesempurnaan isi materi yang dikembangkan.

7. Ari Dwi Haryono, M.Pd selaku ahli media dalam pembuatan media pembelajaran ini dan telah memberikan masukan kepada penulis demi kesempurnaan produk yang dikembangkan.

8. Ayahanda Duraji, Ibunda Castiri dan saudariku tercinta yang senantiasa mendoakan penulis dalam menuntut ilmu.

9. Semua Bapak/Ibu guru SDN Mojorejo, Torongrejo, dan Dadaprejo I yang telah memberikan izin penelitian skripsi ini

10. Semua anggota KSR yang sudah memberikan semangat dan kontribusi yang besar terhadap penelitian penulis.


(10)

x

11. Mahasiswa angkatan 2010 yang selalu memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Semua pihak yang terkait yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga apa yang telah berikan kepada peneliti, senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun di kemudian hari.

Malang, 24 April 2014


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Keaslihan Tulisan... iv

Motto ... v

Halaman Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Abstrack ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Pengembangan ... 4

1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 5

1.5 Pentingnya Penelitian dan Pengembangan ... 6

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 6

1.7 Kerangka Konseptual ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tujuan Pembelajaran Tematik SD ... 9

2.2 Rencana Pembelajaran Tematik ... 10

2.2.1 Standart Isi ... 10

2.2.2 Metode Pembelajaran ... 13

2.2.3 Media dan Sumber belajar ... 14

2.3 Media Maket Alam Kincapelik ... 17

2.4 Implementasi Pembelajaran Tematik ... 18

2.5 Respon Siswa ... 19

2.6 Kajian Penelitian yang Relevan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Jenis dan Model Penelitian ... 22

3.2 Prosedur Pengembangan ... 22

3.2.1 Potensi & Masalah ... 23

3.2.2 Pengumpulan Data ... 23

3.2.3 Desain Produk ... 24

3.2.4 Validasi Desain ... 25

3.2.5 Perbaikan Desain ... 25

3.2.6 Ujicoba Produk ... 26

3.2.7 Revisi Produk ... 27

3.2.8 Ujicoba Pemakaian Produk ... 27

3.3 Ujicoba Produk ... 27

3.3.1 Desain Ujicoba ... 27

3.3.2 Subjek Ujicoba ... 28


(12)

xii

3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data ... 30

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1. Deskripsi langkah pengembangan ... 36

4.1.1 Potensi & Masalah ... 37

4.1.2 Pengumpulan Data ... 41

4.1.3 Desain Produk ... 41

4.1.4 Validasi Desain ... 45

4.1.5 Perbaikan Desain ... 52

4.1.6 Ujicoba Produk ... 53

4.1.7 Revisi Produk ... 55

4.1.8 Ujicoba Pemakaian Produk ... 55

4.2 Revisi Produk ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1Kesimpulan ... 58

5.2Saran ... 59


(13)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 kompetensi inti dan kompetensi dasar IPS kelas 4 tema 2 ... 11

Tabel 2.2 kompetensi inti dan kompetensi dasar IPA kelas 4 tema 2 ... 11

Tabel 2.3 kompetensi inti dan kompetensi dasar Bahasa indonesia tema 2... 12

Tabel 3.1. Subjek Validasi Uji Coba Media Pembelajaran Tematik ... 28

Tabel 3.2. Pedoman Penilaian Angket Validasi Skala Likert ... 33

Tabel 3.3. Konversi Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi ... 34

Tabel 3.4. Pedoman Penilaian Angket Respon siswa Skala Likert... 35

Tabel 3.5. Konversi Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi ... 35

Tabel 4.1 Hasil Observasi analisi kebutuhan di SDN Dadaprejo I ... 37

Tabel 4.2 Hasil wawancara analisis kebutuhan di SDN Dadaprejo I ... 38

Tabel 4.3 Substansi materi hasil analisis kebutuhan ... 41

Tabel 4.4 Kompetensi inti dan kompetensi dasar IPS kelas 4 ... 43

Tabel 4.5 Rekapitulasi ahli media sebelum revisi ... 46

Tabel 4.6 Rekapitulasi ahli media sesudah revisi ... 47

Tabel 4.7 Rekapitulasi ahli materi sebelum revisi ... 49

Tabel 4.8 Rekapitulasi ahli materi sesudah revisi ... 50

Tabel 4.9 Rekapitulasi ahli pembelajaran tematk ... 51

Tabel 4.10 Rekapitulasi ahli pembelajaran tematik ... 51

Tabel 4.11 Rekapitulasi respon siswa uji kelompok kecil ... 54


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 8

Gambar 2.1. Diagram pembangkit listrik ... 18

Gambar 3.1. Langkah-langkah Penggunaan metode R & D ... 22

Gambar 4.1 Desain kincir air dan pembangkit listrik ... 43

Gambar 4.2 Desain maket kenampakan alam ... 45


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa... 63

Lampiran 2. Instrumen dan rekapitulasi validasi ahli dan data siswa ... 72

Lampiran 3. Data hasil Observasi Uji Coba Produk ... 106

Lampiran 4. Surat-Surat ... 109

Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan ... 113

Lampiran 6 Rancangan Pembuatan Media (RPM) ... 117


(16)

61

DAFTAR PUSTAKA

Apriati, Ria. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VA SD Gamol Melalui Penggunaan Media Tiga Dimensi . Malang: UM.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arshad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawal Pers Asmani, Chamisijatin, Lise. 2013. Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013. Malang Depdiknas. 2006. Standart Isi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar.

Jakarata: BNSP.

Dimyati dan Mujiono 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Emzir, 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: Rajawali Press

Endah, Dwi. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Cutter (Cube Letter) untuk Kelas 1 Sekolah Dasar . Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Fauziyah. 2010. Penerapan pembelajaran kooperatif. Bandung: Rosda karya Gintings, Abdorrakhan. 2008. Esensial Praktis; Belajar dab Pembelajaran,

Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikat Guru-Dosen. Humaniora: Bandung.

Jamal Ma’mur. 2012. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.

Kemendikbud. 2013. Tema 2 Selalu berhemat Energi Buku siswa kelas IV. Jakarta: lazuardiGIS

Kurikulum 2013. 2013. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kurikulum 2013. Hamalik. 2008. Proses belajar mengajar. Jakarta: bumu aksara

Majid. 2014. Model dan Metode mengajar IPS. Bandung: Alfa beta

Majid. 2007. Perencanaan Pembelajaran (mengembangkan kompetensi guru. Bandung: Rosdakarya.

Margono. 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Mendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta.

Mulyasa. 2012. Menjadi Guru Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda Karya

Mulyanta dan Leong, 2009. Tutorial membangun multimedia interaktif. Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Atma Jaya.

Nurhadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva Press.

Pujiyanti. 2008. BSE IPS SD kelas IV.

Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan . Bandung : Remaja Rosda Karya. Sadiman, Arief dkk. 2011. Media Pendidikan. Pustekom Dikbud:Jakarta. Samsuri. 7 September 2013. Kebijakan Pembelajaran Tematik Terpadu

Kurikulum 2013. ( Online),(http://staff.un.ac.id). Diakses 15 Januari 2014.

Sanjaya. 2002. Keterampilan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri di Cimahi.Repository UPI. Universitas Pendidikan Indonesia.


(17)

62

62

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Slavin, Robert. 2000. Psikologi Pendidikan. Boston: Ally and Bacon Publishers. Sudjana, Nana.2008.Penialain hasil proses belajar mengajar.Bandung : PT

Remaja Rosda Karya

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sulistiyanto. 2008. BSE Pelajaran IPA SD.

Susilana, Rudi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Sutikno, Sobri. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prenada Media Group.

Yamin. 2009. Desain Pemblajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan fase terpenting dari perkembangan anak, karena mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia di Indonesia di masa akan datang. Pentingnya Sekolah Dasar ditegaskan oleh pendapat Sukmadinata (2007:3 ) yang menyatakan bahwa sekolah dasar memiliki tugas untuk memberikan dasar-dasar yang kuat bagi pembentukan kepribadian, pengembangan fisik, moral, sikap dan nilai serta pengembangan potensi, kemampuan-kemampuan dasar bagi pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan pribadi siswa untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Kegagalan pada jenjang Sekolah Dasar dalam memberikan pengetahuan dan kecakapan yang memadai. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan pada jenjang sekolah menengah akan sangat ditentukan oleh pendidikan dasar (Sanjaya, 2002: 2).

Salah satu faktor pendukung dalam menjalankan tugas Sekolah Dasar adalah kurikulum. Kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 adalah pembelajaran tematik diperlakukan mulai kelas I-VI. Landasannya adalah pembelajaran tematik dipandang memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep secara holistik, karena siswa sekolah dasar termasuk rentang usia dini yang hanya memahami hubungan anatara konsep secara sederhana dan memandang segala sesuatu itu sebagai keutuhan (holistik) (Karli dalam Chamisijatin, 2013:1).


(19)

2

Kendala pembelajaran tematik yaitu guru menganggap pembelajaran tematik adalah sesuatu yang baru sehingga guru kesulitan untuk memadukam beberapa disiplin ilmu dalam tema yang sama, dan memilih media dan metode yang sesuai. (chamisijatin, 2013 :2). Beban materi yang lebih mendalam di kelas tinggi (IV-VI) dari pada di kelas rendah (I-III) juga menjadi faktor belum terlaksananya pembelajaran tematik yang sesuai. Pembelajaran pada kelas 4 tema berhemat energi misalnya memiliki cakupan materi yang kompleks. Materi yang disajikan mencakup konsep-konsep yang luas dan harus dipadukan dengan materi dari disiplin ilmu lain dalam satu tema.

Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak. Informasi diperlukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan, seperti pada tema 2 Selalu Berhemat Energi sub tema 1 macam-macam sumber energi Pembelajaran 1 dalam buku babon siswa membuat kincir angin dari kertas. Alternatif kegiatannya adalah siswa melakukan kunjungan belajar ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terdekat ataupun sekolah bisa mengundang narasumber dari PLTA atau instansi-instansi yang terkait dengan energi listrik (Kemendikbud, 2013: 16). Materi dalam tema ini harus mengundang narasumber yang sesuai ataupun media yang cocok untuk materi energi alternatif.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan di beberapa SD di Kecamatan Junrejo pada bulan Januari 2015 dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang digunakan masih dalam media satuan mata pelajaran. Serta belum terdapat media tematik yang digunakan sebagai alat komunikasi selain gambar. Guru kesulitan dalam memadukan pembelajaran IPS dikarenakan lingkupnya yang banyak dan cenderung untuk harus menghafal, seperti materi


(20)

3

kenampakan alam. Kenampakan alam adalah materi yang cukup kompleks dimana di kelas 4 siswa menegenal kenampakan alam darat dan air. Kenampakan alam alami dan buatan. Sehingga untuk mendukung pembelajaran dan siswa dapat mengingat dengan cepat di dalam jangka panjang maka dibutuhkan media.

Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan alat bantu visual, misalnya gambar, model objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan potensi belajar peserta didik. Namun alat peraga PLTA bukanlah alat peraga yang mudah didapat, alat peraga ini biasanya hanya ditempat wisata yang berbasis sains, membuatnya membutuhkan dana yang cukup besar. Tidak adanya media pembelajaran yang memadai untuk menjelaskan konsep pembangkit listrik tenaga air. Hal ini akan mempersulit siswa untuk memahami konsep sehingga tidak jarang siswa memahami di luar konsep yang sebenarnya.

Media kincir air pembangkit listrik sebenarnya sudah ada di sekolah maju. Namun, media ini biasanya diisolasi kaca, untuk menggunakannya hanya dengan menyolokkan kabel ke stop kontak, maka lampu akan menyala. Oleh karena itu media ini mempunyai kelemahan dalam fungsionalnya, siswa hanya dapat mengamati tanpa ada aktifitas yang mendukung mereka untuk aktif dalam pembelajaran. Selain itu ukuran dan bahan yang di gunakan membuat media itu sulid dimobilisasi atau dipindahkan. Media perlu dikembangkan dengan tujuan pembelajaran lebih menyenangakan dan bernilai selain itu meminimalisir keterbatasan fungsi dan menekan biaya yang digunakan dalam membuat media tersebut. Selain itu kegiatan belajar tidak hanya mendengar uraian guru tetapi


(21)

4

juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, mendemonstrasikan dan lain sebagainya.

Penggunaan media yang menyenangkan serta media yang mampu melatih siswa untuk berfikir kritis dan efektif yaitu dengan media tiga dimensi. Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang penampilannya dapat diamati dari berbagai arah dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media tiga dimensi yang paling cocok untuk tema ini adalah miniatur/maket yang menggambarkan suatu air sebagai energi alternatif dengan dipadukan materi kenampakan alam dan melaporkan hasil pengamatan memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep secara holistik atau utuh. Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu untuk melakukan Pengembangan Media Maket Alam Kincapelik (Kincir Air Pembangkit Listrik) dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV SD”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan media Maket Alam Kincapelik (Maket Alam Kincir Air Pembangkit Listrik) dalam

Pembelajaran Tematik kelas IV SD?

1.3Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tentunya memiliki tujuan yang akan dicapai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk


(22)

5

menghasilkan Media Maket Alam Kincapelik (Kincir Air Pembangkit Listrik)

dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV SD. 1.4Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Maket Alam Kincapelik adalah media yang di kembangkan untuk Pembelajaran Tematik Kelas IV SD semester 1 Tema 2 sub tema 1. Maket dalam KBBI adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dsb) dalam tiga dimensi dan skala kecil, biasanya dibuat dari kayu, kertas, tanah liat, dsb. Maket pula sering disebut sebagai miniatur.

Cakupan materi dalm pengembangan media ini adalah kenampakan alam, alat peraga kincir air yang dapat mengahasilkan listrik, dan laporan hasil pengamatan. Media tersebut dalam pembelajaran tematik berbentuk maket/miniatur yang berfungsi sebagai media visual tiga dimensi karena secara fisik dibuat menyerupai kenampakan alam.

Media terbuat dari bahan fiber glass (serat kaca) kemudia dilapisi resin

sebagai penguat. Maket Alam Kincapelik ini berukuran 90 x 70 cm dengan permukaan yang dibuat menyerupai kenampakan alam dan beberapa pohon yang menempel permanen, jembatan desa, lampu jalanan sebagai indikator listrik yang dihasilkan. Media maket alam dibuat untuk media klasikal dengan adanya aktivitas kelompok. Maket ini menggambarkan miniatur beberapa kenampakan alam seperti sungai, lembah, dataran tinggi dan ataran rendah. Daerah Air sungai di buat rangkaian pembangkit listrik. Media ini juga dilengkapi dengan miniatur-miniatur rumah, jalan, pohon dan sawah. Komponen lain pada media ini adalah pompa air, box air dan papan nama kenampakan alam.


(23)

6

1.5Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini memiliki dua kepentingan yaitu kepentingan secara teoritik dan kepentingan secara praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan atau sumbangan pemikiran yang berarti bagi pengembangan media pembelajaran Tematik materi Selalu berhemat energi. Sedangkan Secara praktis pengembangan media Maket Alam Kincapelik dimaksud sebagai bahan pertimbangan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah pengetahuan guru tentang berbagai alternatif pemilihan media pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran tematik. Pengembangan media ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk menciptakan karya, tidak hanya terpaku oleh penggunaan alat-alat dari luar.

1.6Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan media maket alam ini berlandaskan pada beberapa asumsi. Untuk memperjelas keterbatasan dari produk yang di hasilkan akan di jabarkan asumsi dan keterbatasan penelitian pengembangan ini. Asumsi dan Keterbatasan pengembangan dalam penelitian ini adalah:

1.6.1 Asumsi Pengembangan

Beberapa asumsi yang diperlukan dalam pengembangan media Maket Alam Kincapelik adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013 menegaskan Pembelajaran tematik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami. Penggunaan media secara kreatif


(24)

7

diduga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Media maket alam kincapelik dapat digunakan sebagai landasan untuk mengurangi verbalisme.

1.6.2 Keterbatasan pengembangan

Menghindari permasalah yang lebih luas maka penelitian ini perlu diberikan batasan pengembangan. Keterbatasan pengembangan dalam penelitian pengembangan media maket alam kincapelik terletak pada rancangan yang hanya dapat digunakan untuk kelas IV SD yang telah menggunakan kurikulum tematik. Materi pada media tersebut hanya meliputi kenampakan alam dan kincir air pembangkit listrik sebagai energi alternatif. Kenampakan alam yang digunakan dalam penelitian pengembangan hanya berkaitan dengan kenampakan alam daratan yaitu dataran rendah, dataran tinggi, dan lembah. Kenampakan alam perairan hanya sungai. Media ini berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran yang digunakan untuk memudahkan guru menyampaikan materi melalui diskusi.

1.7 Kerangka Konseptual

Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan. kegiatan pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mentransformasikan bahan pelajaran kepada subjek belajar. Aktivitas dalam pembelajaran haruslah dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pengajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan di laksanakan dalam alokasi tertentu untuk mencapai tujuan yang di tetapkan. Perencanaan pembelajaran yang matang merupakan langkah


(25)

8

awal untuk menciptakan suatu pembelajaran yang sukses. Perencanaan yang matang dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Beberapa komponen yang harus di perhatikan dalam perencanaan pembelajaran adalah standar isi, metode pembelajaran yang sesuai, media, dan sumber belajar yang memadai. Perencanaan yang baik bertujuan agar implementasi dalm pembeelajaran juga baik.

Gambar 1.1 kerangka konseptual

Tujuan pembelajaran Tematik

Rencana pembelajaran 1. Standart isi

2. Metode pembelajaran 3. Media dan sumber belajar Pengembangan media Maket

Alam Kincapelik

Implementasi Respon siswa


(1)

kenampakan alam. Kenampakan alam adalah materi yang cukup kompleks dimana di kelas 4 siswa menegenal kenampakan alam darat dan air. Kenampakan alam alami dan buatan. Sehingga untuk mendukung pembelajaran dan siswa dapat mengingat dengan cepat di dalam jangka panjang maka dibutuhkan media.

Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan alat bantu visual, misalnya gambar, model objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan potensi belajar peserta didik. Namun alat peraga PLTA bukanlah alat peraga yang mudah didapat, alat peraga ini biasanya hanya ditempat wisata yang berbasis sains, membuatnya membutuhkan dana yang cukup besar. Tidak adanya media pembelajaran yang memadai untuk menjelaskan konsep pembangkit listrik tenaga air. Hal ini akan mempersulit siswa untuk memahami konsep sehingga tidak jarang siswa memahami di luar konsep yang sebenarnya.

Media kincir air pembangkit listrik sebenarnya sudah ada di sekolah maju. Namun, media ini biasanya diisolasi kaca, untuk menggunakannya hanya dengan menyolokkan kabel ke stop kontak, maka lampu akan menyala. Oleh karena itu media ini mempunyai kelemahan dalam fungsionalnya, siswa hanya dapat mengamati tanpa ada aktifitas yang mendukung mereka untuk aktif dalam pembelajaran. Selain itu ukuran dan bahan yang di gunakan membuat media itu sulid dimobilisasi atau dipindahkan. Media perlu dikembangkan dengan tujuan pembelajaran lebih menyenangakan dan bernilai selain itu meminimalisir keterbatasan fungsi dan menekan biaya yang digunakan dalam membuat media tersebut. Selain itu kegiatan belajar tidak hanya mendengar uraian guru tetapi


(2)

juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, mendemonstrasikan dan lain sebagainya.

Penggunaan media yang menyenangkan serta media yang mampu melatih siswa untuk berfikir kritis dan efektif yaitu dengan media tiga dimensi. Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang penampilannya dapat diamati dari berbagai arah dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media tiga dimensi yang paling cocok untuk tema ini adalah miniatur/maket yang menggambarkan suatu air sebagai energi alternatif dengan dipadukan materi kenampakan alam dan melaporkan hasil pengamatan memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep secara holistik atau utuh. Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu untuk melakukan Pengembangan Media Maket Alam Kincapelik (Kincir Air Pembangkit Listrik) dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV

SD”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan media Maket Alam Kincapelik (Maket Alam Kincir Air Pembangkit Listrik) dalam Pembelajaran Tematik kelas IV SD?

1.3Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tentunya memiliki tujuan yang akan dicapai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk


(3)

menghasilkan Media Maket Alam Kincapelik (Kincir Air Pembangkit Listrik) dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV SD.

1.4Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Maket Alam Kincapelik adalah media yang di kembangkan untuk Pembelajaran Tematik Kelas IV SD semester 1 Tema 2 sub tema 1. Maket dalam KBBI adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dsb) dalam tiga dimensi dan skala kecil, biasanya dibuat dari kayu, kertas, tanah liat, dsb. Maket pula sering disebut sebagai miniatur.

Cakupan materi dalm pengembangan media ini adalah kenampakan alam, alat peraga kincir air yang dapat mengahasilkan listrik, dan laporan hasil pengamatan. Media tersebut dalam pembelajaran tematik berbentuk maket/miniatur yang berfungsi sebagai media visual tiga dimensi karena secara fisik dibuat menyerupai kenampakan alam.

Media terbuat dari bahan fiber glass (serat kaca) kemudia dilapisi resin sebagai penguat. Maket Alam Kincapelik ini berukuran 90 x 70 cm dengan permukaan yang dibuat menyerupai kenampakan alam dan beberapa pohon yang menempel permanen, jembatan desa, lampu jalanan sebagai indikator listrik yang dihasilkan. Media maket alam dibuat untuk media klasikal dengan adanya aktivitas kelompok. Maket ini menggambarkan miniatur beberapa kenampakan alam seperti sungai, lembah, dataran tinggi dan ataran rendah. Daerah Air sungai di buat rangkaian pembangkit listrik. Media ini juga dilengkapi dengan miniatur-miniatur rumah, jalan, pohon dan sawah. Komponen lain pada media ini adalah pompa air, box air dan papan nama kenampakan alam.


(4)

1.5Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini memiliki dua kepentingan yaitu kepentingan secara teoritik dan kepentingan secara praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan atau sumbangan pemikiran yang berarti bagi pengembangan media pembelajaran Tematik materi Selalu berhemat energi. Sedangkan Secara praktis pengembangan media Maket Alam Kincapelik dimaksud sebagai bahan pertimbangan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah pengetahuan guru tentang berbagai alternatif pemilihan media pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran tematik. Pengembangan media ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk menciptakan karya, tidak hanya terpaku oleh penggunaan alat-alat dari luar.

1.6Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan media maket alam ini berlandaskan pada beberapa asumsi. Untuk memperjelas keterbatasan dari produk yang di hasilkan akan di jabarkan asumsi dan keterbatasan penelitian pengembangan ini. Asumsi dan Keterbatasan pengembangan dalam penelitian ini adalah:

1.6.1 Asumsi Pengembangan

Beberapa asumsi yang diperlukan dalam pengembangan media Maket Alam Kincapelik adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013 menegaskan Pembelajaran tematik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami. Penggunaan media secara kreatif


(5)

diduga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Media maket alam kincapelik dapat digunakan sebagai landasan untuk mengurangi verbalisme.

1.6.2 Keterbatasan pengembangan

Menghindari permasalah yang lebih luas maka penelitian ini perlu diberikan batasan pengembangan. Keterbatasan pengembangan dalam penelitian pengembangan media maket alam kincapelik terletak pada rancangan yang hanya dapat digunakan untuk kelas IV SD yang telah menggunakan kurikulum tematik. Materi pada media tersebut hanya meliputi kenampakan alam dan kincir air pembangkit listrik sebagai energi alternatif. Kenampakan alam yang digunakan dalam penelitian pengembangan hanya berkaitan dengan kenampakan alam daratan yaitu dataran rendah, dataran tinggi, dan lembah. Kenampakan alam perairan hanya sungai. Media ini berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran yang digunakan untuk memudahkan guru menyampaikan materi melalui diskusi.

1.7 Kerangka Konseptual

Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan. kegiatan pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mentransformasikan bahan pelajaran kepada subjek belajar. Aktivitas dalam pembelajaran haruslah dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pengajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan di laksanakan dalam alokasi tertentu untuk mencapai tujuan yang di tetapkan. Perencanaan pembelajaran yang matang merupakan langkah


(6)

awal untuk menciptakan suatu pembelajaran yang sukses. Perencanaan yang matang dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Beberapa komponen yang harus di perhatikan dalam perencanaan pembelajaran adalah standar isi, metode pembelajaran yang sesuai, media, dan sumber belajar yang memadai. Perencanaan yang baik bertujuan agar implementasi dalm pembeelajaran juga baik.

Gambar 1.1 kerangka konseptual

Tujuan pembelajaran Tematik

Rencana pembelajaran 1. Standart isi

2. Metode pembelajaran 3. Media dan sumber belajar Pengembangan media Maket

Alam Kincapelik

Implementasi Respon siswa