Pengembangan media pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences untuk kurikulum 2013.

(1)

ABSTRAK

Prototipe Media Pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences untuk Kurikulum 2013 merupakan suatu perangkat pembelajaran berupa media ICT yang digunakan sebagai mediasi belajar peserta didik mengenai tema berbagai pekerjaan dengan sub tema jenis-jenis pekerjaan. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk: (1) menghasilkan suatu media pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences yang digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, (2) menilai kelayakan prototipe media ICT.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket). Data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prosedur pengembangan instrument Media pembelajaran berbasis ICT dilakukan dengan langkah-langkah: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain produk, (e) revisi desain. (2) Instrumen Media pembelajaran berbasis ICT layak digunakan untuk uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Penilaian dari ketiga validator pada aspek sistematika mendapatkan skor rata-rata 3,83, aspek bahasa mendapatkan skor rata-rata 3,5, aspek tampilan mendapatkan skor rata-rata 3,76, rata-rata dari ketiga aspek 3,69 tergolong dalam kategori baik (b) Penilaian dari ahli multimedia pembelajaran mendapatkan skor rata-rata 3,26, termasuk dalam kategori cukup baik, (c) Penilaian dari ahli bahasa skor rata-rata 3,6, termasuk kategori baik (d) penilaian dari guru sd kelas IV mendapatkan skor rata-rata 4,26, termasuk dalam kategori sangat baik.


(2)

ABSTRACT

Elementary school fourth grade thematic learning media prototype based on ICT and multiple intelligences for curiculum 2013 is a learning device that used as a mediation to teach student about variety of job themes and sub-themes of these kinds of jobs. The objectives of this development is to: (1) produce a elementary school fourth grade thematic learning media based on ICT and multiple intelligences that used by teachers to help students in the learning process, (2) assess ICT media prototype feasibility.

This research method was research and development. Questionnaire technique was used to collect qualitative data. Data analysis techniques in this research was using descriptive analysis techniques.

The result showed that: (1) Procedure development were: (a) potency and problem, (b) data collection, (c) product design, (d) product design validation, (e) design revision. (2) ICT-based learning media instruments eligible for restred tryout. This statement was evidenced by : (a) Assessment of the three validators in systematics aspect get average score 3,83; linguistic aspects get average score 3,5; appearance aspect get average score 3,76; the average from three aspects is equal to 3,69 appertain in good category(b) Assessment from learning multimedia learning expert get average score 3,26, included in passable category,(c) Assessment from average score linguists 3,6, included in good category (d) assessment from elementary teacher of fourth grade gets average score 4,26, included in excellent category.


(3)

i PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD

BERBASIS ICT DAN MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KURIKULUM 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Yudhi Hermawan

NIM: 101134181

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

ii SKRIPSI

PENGAMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD BERBASIS ICT DAN MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK

KURIKULUM 2013

Oleh: Yudhi Hermawan

NIM: 101134181

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I,

Rusmawan, S.Pd., M.Pd. Tanggal, 29 April 2015

Pembimbing II,

Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd Tanggal, 29 April 2015


(5)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD BERBASIS ICT DAN MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK

KURIKULUM 2013

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Yudhi Hermawan NIM : 101134181

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal : 5 Mei 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji :

Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA. ... Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ... Anggota 1 : Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ... Anggota 2 : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. ... Anggota 3 : Dra. Ignatia Esti Sumarah, M. Hum. ..………

Yogyakarta, 5 Mei 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(6)

iv PERSEMBAHAN

Pujian Syukur yang tak terkira saya panjatkan atas selesainya skripsi ini. Banyak pihak telah berperan besar baik secara langsung maupun tidak, dalam proses pengerjaan. Untuk itu, dengan bahagia skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kedua Orang Tua saya tercinta, yang dengan tulus memberi cinta,

dukungan kekuatan, bimbingan, dan nasihat. Semoga Allah merahmatinya. 3. Kedua kakak saya, yang selalu mendukung dan mendo’akan, semoga

sukses juga menyertaimu.

4. Teman-teman dekat yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk terselesaikanya skripsi ini.

5. Teman-teman satu kelas dan satu angkatan PGSD 2010 yang selalu ada, saling mendukung, saling menghibur, dan saling berbagi selama proses belajar di PGSD Sanata Dharma.

6. Fendy Nurdiyanto yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan. Semoga Allah merahmatinya.

7. Ahmad Fauzan yang telah bersedia menjadi pengisi suara media ICT yang saya kembangkan.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah turut andil dalam perjalanan hidup saya khususnya selama proses penyelesaian skripsi ini.


(7)

v MOTTO

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan


(8)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 April 2015 Peneliti,


(9)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini,saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yudhi Hermawan NIM : 101134181

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences untuk Kurikulum 2013

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 27 April 2015 Yang menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

Hermawan, Yudhi. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple intelligences untuk Kurikulum 2013. Skripsi: Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Prototipe Media Pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences untuk Kurikulum 2013 merupakan suatu perangkat pembelajaran berupa media ICT yang digunakan sebagai mediasi belajar peserta didik mengenai tema berbagai pekerjaan dengan sub tema jenis-jenis pekerjaan. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk: (1) menghasilkan suatu media pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences yang digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, (2) menilai kelayakan prototipe media ICT.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket). Data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prosedur pengembangan instrument Media pembelajaran berbasis ICT dilakukan dengan langkah-langkah: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain produk, (e) revisi desain. (2) Instrumen Media pembelajaran berbasis ICT layak digunakan untuk uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Penilaian dari ketiga validator pada aspek sistematika mendapatkan skor rata-rata 3,83, aspek bahasa mendapatkan skor rata-rata 3,5, aspek tampilan mendapatkan skor rata-rata 3,76, rata-rata dari ketiga aspek 3,69 tergolong dalam kategori baik (b) Penilaian dari ahli multimedia pembelajaran mendapatkan skor rata-rata 3,26, termasuk dalam kategori cukup baik, (c) Penilaian dari ahli bahasa skor rata-rata 3,6, termasuk kategori baik (d) penilaian dari guru sd kelas IV mendapatkan skor rata-rata 4,26, termasuk dalam kategori sangat baik.


(11)

ix ABSTRACT

Hermawan, Yudhi. (2015). Development of Elementary School Fourth Grade Thematic Learning Media Based on ICT and Multiple Intelligences for Curiculum 2013. Skripsi: Yogyakarta: Elementary School’s Teacher Education Study Program of Sanata Dharma University.

Elementary school fourth grade thematic learning media prototype based on ICT and multiple intelligences for curiculum 2013 is a learning device that used as a mediation to teach student about variety of job themes and sub-themes of these kinds of jobs. The objectives of this development is to: (1) produce a elementary school fourth grade thematic learning media based on ICT and multiple intelligences that used by teachers to help students in the learning process, (2) assess ICT media prototype feasibility.

This research method was research and development. Questionnaire technique was used to collect qualitative data. Data analysis techniques in this research was using descriptive analysis techniques.

The result showed that: (1) Procedure development were: (a) potency and problem, (b) data collection, (c) product design, (d) product design validation, (e) design revision. (2) ICT-based learning media instruments eligible for restred tryout. This statement was evidenced by : (a) Assessment of the three validators in systematics aspect get average score 3,83; linguistic aspects get average score 3,5; appearance aspect get average score 3,76; the average from three aspects is equal to 3,69 appertain in good category(b) Assessment from learning multimedia learning expert get average score 3,26, included in passable category,(c) Assessment from average score linguists 3,6, included in good category (d) assessment from elementary teacher of fourth grade gets average score 4,26, included in excellent category.


(12)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan nikmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences untuk Kurikulum 2013

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari bahwa bahwa banyak pihak yang berperan besar memberikan sumbangan pikiran, doa, semangat maupun tenaga. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A selaku Kaprodi PGSD. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.

5. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.

6. Kedua orang tua tercinta, yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, nasihat dan kasih sayang yang tak terhingga.

7. Kakak-kakak tercinta, yang selalu medoakan dan medukung saya.

8. Teman-teman satu kelas dan satu angkatan PGSD 2010 yang selalu ada, saling mendukung, saling menghibur, dan saling berbagi selama proses belajar di PGSD Sanata Dharma.

9. Fendy Nurdiyanto yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan. Semoga Allah merahmatinya.

10. Ahmad Fauzan yang telah bersedia menjadi pengisi suara media ICT yang saya kembangkan.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu, mendukung, dan mendoakan peneliti dalam menyusun skripsi.


(13)

xi Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik

dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun sangatlah dibutuhkan demi perbaikan lebih lanjut. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan peneliti khususnya.

Penulis,


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSUTUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 5

G. Definisi Operasional ... 5

H. Manfaat Penelitian ... 5

I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Media ICT ( Information and Communication Technology) ... 8

1. Pengertian Media ICT ... 8

2. Manfaat Media ICT dalam Pembelajaran ... 8


(15)

xiii

B. Model Pembelajaran Tematik ... 11

1. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik ... 12

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 14

3. Nilai Lebih Model Pembelajaran Tematik ... 16

C. Multiple Intelligences ... 19

1. Kecerdasan Linguistik ... 19

2. Kecerdasan Logika Matematika ... 22

3. Kecerdasan Musikal ... 23

4. Kecerdasan Interpersonal ... 24

5. Kecerdasan Intrapersonal ... 25

6. Kecerdasan Kinestetik ... 26

7. Kecerdasan Spasial Ruang ... 26

8. Kecerdasan Natural ... 27

9. Kecerdasan Eksistensial ... 27

D. Kurikulum 2013 ... 28

E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 29

F. Kerangka Berpikir ... 31

G. Pertanyaan Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 35

B. Setting Penelitian ... 37

C. Rancangan Penelitian ... 38

D. Prosedur Pengembangan ... 38

E. Jenis Data ... 40

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengembangan ... 46

B. Uji Kelayakan Media Pembelajaran ICT ... 55

a. Hasil Penilaian Ketiga Validator per Item Pada Setiap Aspek ... 55

b. Hasil Penilaian masing-masing Validator ... 61


(16)

xiv BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 75

B. Keterbatasan Peneliti ... 76

C. Saran ... 76

DAFTAR REFERENSI ... 77


(17)

xv DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Literatur Map Penelitian Terdahulu ... 31

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir ... 33

Gambar 3.1. Desain Penelitian Pengembangan ... 37

Gambar 4.1. Halaman Utama ... 48

Gambar 4.2. Halaman Menu ... 48

Gambar 4.3. Kalimat Dialog Sebelum Direvisi ... 51

Gambar 4.4. Kalimat Dialog Setelah Direvisi ... 51

Gambar 4.5. Tampilan Saat Pemutaran Musik ... 52

Gambar 4.6. Tampilan Saat Mengatur Volume ... 53

Gambar 4.7. Perubahan Pada Halaman Utama ... 54

Gambar 4.8. Penambahan Tombol Musik... 54

Gambar 4.9. Penghapusan Hari Ke-6 ... 54

Gambar 4.10. Perubahan Bentuk Tombol ... 55

Gambar 4.11. Perubahan Background ... 55

Gambar 4.12. Skor Rata-rata Data Hasil Validasi Aspek Sistematika ... 58

Gambar 4.13. Skor Rata-rata Data Hasil Validasi Aspek Bahasa... 59

Gambar 4.14. Skor Rata-rata Data Hasil Validasi Aspek Tampilan ... 61

Gambar 4.15. Skor Rata-rata Validasi Ahli Multimedia... 63

Gambar 4.16. Skor Rata-rata Validasi Ahli Bahasa ... 66

Gambar 4.17. Kalimat Dialog Sebelum Direvisi ... 66

Gambar 4.18. Kalimat Dialog Setelah Direvisi ... 67


(18)

xvi DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kunci Mendengar Efektif... 21

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan ... 41

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Validasi ... 41

Tabel 3.3. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 43

Tabel 3.4. Kriteria Skor Skala Lima ... 45

Tabel 4.1. Hasil Penilaian per Item dari Tiga Validator ... 56

Tabel 4.2. Hasil Penilaian Ahli Multimedia... 61

Tabel 4.3. Hasil Penilaian Ahli Bahasa ... 64


(19)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 81

2. Instrumen Analisis Kebutuhan ... 135

3. Validasi Media ICT ... 141

4. Surat Ijin Penelitian ... 150


(20)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Nomor 20 Tahun 2003). Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2006:11). Oleh karena itu, mutu pendidikan harus selalu ditingkatkan supaya masyarakat mampu menghadapi perkembangan zaman. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia adalah dengan memperbaharui kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 19). Secara singkat dapat dipahami bahwa kurikulum merupakan suatu sistem pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Dalam rangka menyongsong dan menyiapkan lahirnya generasi emas Indonesia, maka pemerintah meluncurkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 (Sistem Epik, 2013). Kemdikbud telah menentukan sasaran sekolah yang akan mengimplementasikan kurikulum 2013, dan sekarang ini Kemdikbud telah memilih 2.865 sekolah dasar dari seluruh Indonesia yang akan mengimplementasikan kurikulum 2013 ini (Sistem Epik, 2014). Yogyakarta merupakan salah satu sasaran daerah yang mengimplementasikan kurikulum 2013 (Sistem Epik, 2014). Terdapat 64 sekolah dasar di Yogyakarta yang mengimplementasikanya (Sistem Epik, 2014). Sasaran pertama Kemdikbud di sekolah dasar dalam mengimplementasikan kurikulum barunya yaitu kelas satu dan kelas empat


(21)

2 (Sistem Epik, 2014). Persiapan yang matang harus disiapkan oleh sekolah-sekolah demi

mencapai keberhasilan dalam menerapkan kurikulum 2013.

Beberapa persiapan yang dibutuhkan instansi sekolah dasar adalah pelatihan tenaga pengajar agar mampu menyesuaikan diri dengan kurikulum baru. Musliar (Sidiknas, 2013) menjelaskan bahwa pelatihan guru dilakukan secara bertahap yang diawali dengan pelatihan tenaga intsruktur nasional, guru inti, dan kemudian melakukan pelatihan kepada guru sasaran. Selain tenaga pengajar perlu juga perangkat-perangkat pembelajaran yang menunjang pembelajaran seperti silabus, RPP, bahan ajar, media dan perangkat penilaian. Kurikulum 2013 disusun secara tematik yang tentunya mencakup banyak aspek kecerdasan untuk memfasilitasi ragam kecerdasan anak seperti yang dikemukakan oleh Gardner. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Jika diamati, kurikulum 2013 tidak bisa lepas dari pembelajaran tematik dan pengembangan kecerdasan majemuk, karena dalam kurikulum 2013 banyak sekali ketrampilan yang dilatihkan dalam satu tema pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa seseorang yang mempunyai IQ (intelligence Quotient) tinggi, maka akan sukses dalam hidupnya (Suparno,2004:5), sehingga tidak jarang orang yang mempunyai EQ (Emotion Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) tinggi tampak rendah jika disandingkan dengan orang yang mempunyai IQ tinggi. Teori kecerdasan majemuk mengajarkan kita untuk melihat secara lengkap potensi peserta didik sehingga kemampuan/kecerdasan mereka yang terabaikan dapat dihargai dan dikembangkan (Armstrong, 2003:24). Banyaknya perangkat yang harus disiapkan, maka tidak semua sekolah dasar mempunyai kesiapan yang matang untuk menyambut kurikulum 2013.

Berdasarkan kesesuaian data yang diperoleh antara hasil angket dan situs kemdikbud, enam sekolah dasar (SDN 1 Socokangsi, SDK Sengkan, SDN Baran 1, SDN Kerdonmiri 1, SDN Kledokan dan SD Gelaran 2) yang diperolah pada bulan Juni 2014, belum direkomendasikan untuk mengimplentasikan kurikulum 2013. Keenam sekolah dasar tersebut belum bisa mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Data yang diperoleh peneliti dari hasil analisis kebutuhan juga menunjukan bahwa keenam sekolah dasar tersebut belum memahami model pembelajaran berbasis multiple intelligences. Hasil angket yang di berikan oleh peneliti kepada enam sekolah dasar tersebut, didapat hasil yang mendukung untuk dilakukanya penelitian ini. Adapun hasil analisis kebutuhan menunjukan ada 3 kepala sekolah yang telah mengikuti pelatihan tentang


(22)

3 kurikulum 2013 dan dan 3 kepala sekolah lainya belum mengikuti pelatihan. Terkait

dengan pelatihan terhadap guru kelas, baru satu sekolah yang sudah mengikutkan guru kelasnya pada pelatihan tentang kurikulum 2013, sedangkan 5 sekolah yang lainya belum sama sekali. Dari keenam sekolah tersebut juga belum memahami model pembelajaran berbasis multiple intelligences serta belum memiliki silabus tematik, RPP tematik, bahan ajar tematik, perangkat penilaian tematik, media konvensional dan media ICT tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligences. Terkait ketersediaan LKS di sekolah, baru ada satu sekolah yang sudah memilikin LKS tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligences, sedangkan 5 sekolah lainya belum memiliki LKS tematik berdasarkan kurikulum 2013 barbasis multiple intelligences. Hal tersebut menunjukan bahwa sekolah dasar membutuhkan bantuan untuk menciptakan perangkat pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligences.

Berawal dari latar belakang ini peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengembangan media ICT berbasis multiple intelligences yang layak dan dapat diterapkan pada pembelajaran di kurikulum 2013. Untuk itu, peneliti mengambil judul penelitian ”Pengembangan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple intelligences Untuk Kurikulum 2013” untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan akan perangkat pembelajaran dalam kurikulum 2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah terkait dengan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

1.Perubahan kurikulum yang tidak diimbangi dengan persiapan yang memadai. 2.Guru dan kepala sekolah yang belum memahami model pembelajaran berbasis

multiple intelligences.

3.Masih banyak sekolah dasar yang belum direkomendasikan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013.

4.Masih banyaknya guru yang belum mengikuti pelatihan kurikulum 2013.

5.Masih banyak sekolah dasar yang belum memiliki instrumen pembelajaran tematik berbasis multiple intelligences berdasarkan kurikulum 2013.


(23)

4 6.Belum tersedianya perangkat media pembelajaran tematik berbasis ICT multiple

intelligences untuk implementasi kurikulum 2013.

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah dan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kurikulum 2013, peneliti membatasi masalah ini agar penelitian terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu peneliti membatasi penelitian ini pada hal-hal berikut:

1. Produk yang dikembangkan adalah Prototipe Media Pembelajaran Tematik Berbasis ICT dan Multiple intelligences untuk kurikulum 2013.

2. Prototipe Media Pembelajaran dibatasi pada tema berbagai pekerjaan dan subtema jenis-jenis pekerjaan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple intelligences dengan tema berbagai pekerjaan, subtema jenis-jenis pekerjaan ?

2. Bagaimanakah kelayakan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple intelligences dengan tema berbagai pekerjaan, subtema jenis-jenis pekerjaan ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya pengembangan media ICT tematik berbasis multiple intelligences untuk implementasi kurikulum 2013 sebagai berikut:

1. Mengembangkan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences dengan tema berbagai pekerjaan, subtema jenis-jenis pekerjaan ?

2. Mengetahui kelayakan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences dengan tema berbagai pekerjaan, subtema jenis-jenis pekerjaan ?


(24)

5 F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi antara lain :

1.Produk yang dikembangkan berupa prototipe media pembelajaran tematik berbasis ICT dan multiple intelligences.

2.Media pembelajaran tematik berbasis ICT dan multiple intelligences diterapkan pada SD yang sudah menggunakan kurikulum 2013.

3.Media ICT digunakan untuk pembelajaran pada kelas IV kurikulum 2013 tema berbagai pekerjaan, subtema jenis-jenis pekerjaan.

4.Media ICT dikembangkan menggunakan aplikasi microsoft office power point dengan format slide show.

5. Media ICT yang dikembangkan tersusun atas 111 slides dengan kontain yang terdiri dari audio, visual, dan video.

6. Terdapat 44 video pendukung, 30 gambar profesi, 5 lagu anak-anak dalam materi dan 111 audio backgroud dan pendukung, dan 13 jenis tombol.

G.Definisi Operasional

1. Media ICT adalah kombinasi dari berbagai unsur tampilan yang dikemas dalam teknologi komunikasi yang tersusun dari unsur audio, visual, dan audio visual. 2. Pembelajaran Tematik adalah pemaduan beberapa materi dan beberapa

patapelajaran menjadi suatu tema pembelajaran.

3. Multiple intelligences adalah berbagai kecerdasan yang dimiliki manusia meliputi kecerdasan linguistik, matematis logis, spasial ruang, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, eksistensial.

H. Manfaat Penelitian

Manfaat dari pengembangan media ICT tematik berbasis multiple intelligences ini adalah:

1. Bagi sekolah

Sekolah mampu mengetahui media berbasis ICT dengan melihat contoh prototipe dari hasil penelitian ini, serta dapat dijadikan rujukan dalam membuat media pembelajaran berbasis ICT.


(25)

6 Guru mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran yang tepat dan menarik bagi peserta didik. Selain itu, media ini juga dapat diguanakan guru sebagai rujukan untuk membuat media pembelajaran berbasis ICT yang lebih baik lagi.

3. Bagi peserta didik

Peserta didik mendapatkan media yang tepat dalam mengasah kecerdasan dan ketrampilanya dengan belajar melalui media ICT yang telah dibuat dengan berdasarkan kecerdasan multiple intelligences dan model pembelajaran tematik. 4. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman berharga dalam mempelajari dunia pendidikan, mengembangkan media pembelajaran dan mampu memahami kecerdasan-kecerdasan peserta didik yang majemuk.

I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan. 1. Asumsi Pengembangan

a. Berkembangnya dunia IPTEK, tidak asing lagi bagi guru maupun peserta didik untuk menggunakan media berbasis ICT dalam KBM.

b. Hampir semua sekolah dasar mempunyai komputer dan sebagian besar juga sudah memiliki proyektor. Sehingga media ini dapat digunakan untuk pembelajaran di kelas.

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Program yang digunakan adalah Microsoft Office Power Point 2010 Profesional dengan format produk berupa slide show sehingga membutuhkan spesifikasi komputer seperti prosesor dual core, memori 2 Gb dan VGA 512 mb adapter minimal tahun 2008. Dengan operation system windows 7 minimum tranfer rate 32 bit/detik.

b. Produk media ICT yang dikembangkan ini hanya sebatas pada prototipe. Prototipe yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah produk hasil pengembangan yang belum diujikan pada subjek.

c. Prototipe media pembelajaran tematik berbasis ICT dan multiple intelligences terbatas pada kelas 4 SD, tema berbagai pekerjaan dan sub tema jenis-jenis pekerjaan.


(26)

7 d. Penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap kelima, yaitu revisi desain.

e. Kemungkinan materi dan isi dalam media ICT ini tidak mampu mencakup semua kegiatan dalam rencana pembelajaran, sehingga isi dan materi yang dimasukan menyesuaikan dengan kemampuan media ICT dan materi yang lain akan dilengkapi dengan perangkat-perangkat media yang lain.


(27)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media ICT (Information and Communication Technology) 1. Pengertian Media ICT

Multimedia atau media pembelajaran berbasis ICT sampai sekarang masih belum jelas definisinya. Setiap orang mempunyai definisi yang berbeda mengenai media pembelajaran ICT. “Secara sederhana berdasarkan arti kata, multimedia berarti banyak media yang bisa berupa kombinasi dari teks, grafik, video, suara, dan animasi” (Arsyad, 2010:170). Penyusunan multimedia dapat ditampilkan dengan berbagai kombinasi sistem yang bekerja secara akurat dan menarik, sehingga membutuhkan teknologi yang canggih. Teknologi tersebut adalah perangkat komputer yang disebut juga dengan istilah media ICT. Media ICT (Information and Communication Technology) secara harfiah berarti teknologi yang memberikan information dan mampu menciptakan komunikasi antara teknologi dengan manusia.

Sedangkan Mayer (2009:3), mengemukakan bahwa “media ICT atau multimedia adalah media pembelajaran untuk presentasi materi dengan menggunakan kata-kata dan gambar”. Kata-kata yang dimaksud dalam pengertian di atas yaitu materi yang disajikan dengan bentuk verbal seperti teks, audio percakapan atau audio musik. Sementara, gambar maksudnya adalah materi yang disajikan dalam bentuk gambar dan disajikan menggunakan teknologi visual seperti proyektor, LCD, dan komputer.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media ICT merupakan kombinasi dari berbagai unsur tampilan media yang dikemas secara audio dan visual dengan sistem komputer.

2. Manfaat Media ICT dalam Pembelajaran

Media ICT sangat penting untuk menunjang mutu pembelajaran di

sekolah. “Multimedia/media ICT sangat tepat bila diterapkan dalam dunia

pendidikan, meskipun saat ini masih dianggap barang mahal” (Arsyad,


(28)

9 ICT seperti tampilan gambar dan video, memiliki pengaruh 30% dalam ingatan

peserta didik. Namun sejatinya media ICT merupakan merupakan jembatan yang lebih cepat mentransfer ilmu kepada peserta didik dari pada transfer ilmu yang hanya menggunakan percakapan verbal (ceramah). Penggunaan TIK menjadi salah satu faktor penting yang memungkinkan kecepatan transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik, generasi bangsa ini secara lebih luas (Darmawan, 2011). Teknologi dianggap mampu lebih cepat menyampaikan ilmu kepada peserta didik. Manfaat dari media sangat banyak berpengaruh dalam pembelajaran.

Media merupakan syarat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran berupa tampilan audiovisual dapat meningkatkan 30% pemahaman peserta didik, Wyatt dan Looper (Akbar, 2013). Nilai 30% tampak sedikit jika di bandingkan nilai 80% atau 100%, tetapi jika dibayangkan pengaruh nilai 30% sangatlah besar. Seandainya seorang peserta didik hanya mampu memahami materi dalam proses belajarnya sebanyak 50% tanpa menggunakan media, maka jika menggunakan media pembelajaran di mungkinkan perolehan peserta didik akan meningkat menjadi 80% dalam belajar. Penjelasan tersebut menguatkan pendapat bahwa media ICT adalah perangkat pembelajaran yang sangat penting dan bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berikut adalah manfaat-manfaat media pembelajaran menurut beberapa tokoh.

Sudjana & Rivai (1992:2) dalam Arsyad (2010:24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu:

1. Peserta didik lebih tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran.

2. Materi akan lebih mudah dipahami maknanya dan memungkinkan peserta didik menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Pembelajaran akan menjadi lebih bervariasi dan tidak hanya komunikasi verbal, sehingga peserta didik tidak akan mudah bosan, juga mampu menghemat tenaga guru untuk mengajar seharian.

4. Peserta didik dapat melakukan banyak kegiatan selain hanya mengamati yaitu memahami, melakukan, mendemonstrasikan, memamerkan dan lain-lain.


(29)

10 Sedangkan menurut Arsyad (2010:26-27) sendiri dalam rangkumanya,

manfaat media ada empat hal. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik.

2. Media pembelajaran mampu meningkatkan dan mengarahkan minat peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, komunikasi peserta didik dengan lingkungan, dan memungkinkan peserta didik untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pembelajaran mampu mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan indera.

4. Media pembelajaran mampu memberikan pemngalaman yang sama pada setiap peserta didik.

Dari beberapa pernyataan dia atas dapatlah disimpulkan manfaat media pembelajaran secara ringkas adalah sebagai berikut:

1. Media pempelajaran mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik.

2. Media pembelajaran sebagai sarana mengasah kreativitas guru.

3. Media pembelajaran mampu memberikan pengalaman bermakna dalam proses belajar peserta didik

3. Penyusunan Media ICT

Penyusunan media ICT harus menggunakan Prinsip-Prinsip tertentu. Prinsip-prinsip dalam menciptakan dan menggunakan media ICT menurut Mayer (2009) adalah sebagai berikiut:

1. Prinsip Multimedia: Peserta didik bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada dari kata-kata saja.

2. Prinsip Keterdekatan Ruang: Peserta didik bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara terkait (dalam sebuah sistem) berdekatan daripada gambar dan kata yang disajikan secara terpusat atau berjauhan.

3. Prinsip Keterdekatan waktu: Peserta didik bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar terkait disajikan secara simultan (bersamaan) daripada susesif (bergantian).


(30)

11 4. Prinsip Koherensi: Peserta didik bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan

gambar-gambar, atau suara-suara yang tidak relevan dengan materi tidak disajikan.

5. Prinsip Modalitas: Peserta didik bisa belajar lebih baik dari animasi narasi daripada animasi dan teks on-screen

6. Prinsip Redundansi: Peserta didik bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada animasi dan teks on-screen

7. Prisip Perbedaan Individual: Pengaruh desain lebih kuat terhadap peserta didik berpengetahuan rendah daripada perpengetahuan tinggi, dan terhadap peserta didik berkemampuan spasial tinggi lebih berpengaruh daripada peserta didik berkemampuan rendah.

B. Model Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah salah satu bagian dari pembelajaran terpadu yang menggabungkan beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema untuk memberikan pengalaman bermakna kapada peserta didik (Majid, 2014: 80). Trianto (2010: 84) juga mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan perpaduan dari satu atau beberapa mata pelajaran yang diambil dari beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di dalam mata pelajaran tersebut, dengan mempertimbangkan relevansi antara materi yang ada. Dari kedua pendapat tersebut tampak ada perbedaan dalam masalah mata pelajaran yang akan dipadukan. Pendapat tokoh pertama tampak menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran, sedangkan pendapat kedua dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik bisa juga dilakukan dengan memadukan materi dari kompetensi dasar dalam satu mata pelajaran. Pendapat kedua ini diperbolehkan, namun lebih baik jika kompetensi dasar dikembangkan dengan mengaitkanya dengan mata pelajaran lain sesuai dengan pengalaman pribadi peserta didik (Paduan KTSP, dalam Trianto, 2010: 84). Pendapat dari panduan KTSP ini dikuatkan dengan adanya pendapat dari Majid (2014:87) yang mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang bertema yang ditinjau dari beberapa mata pelajaran dengan menggabungkan konsep dari beberapa mata pelajaran yang berbeda.


(31)

12 Dari beberapa pendapat dan pembahasan di atas, dapatlah diambil

kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan model pambelajaran yang dirancang dengan sebuah tema dengan perpaduan materi dari beberapa mata pelajaran atau perpaduan matapelajaran sesuai dengan konsep materi yang dipertimbangkan dari relevansinya.

1. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang sebagai pedoman dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran tematik. Menurut Majid (2014,89) ada beberapa prinsip-prinsip pembelajaran tematik yaitu:

1. Tema yang digunakan harus aktual, dekat dengan dunia peserta didik, dan ada dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai pemersatu materi dari beberapa pelajaran.

2. Memilih beberapa materi yang terkait dari beberapa mata pelajaran untuk dapat mengungkap tema dalam pelajaran secara bermakna.

3. Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan kurikulum yang berlaku.

4. Materi pembelajaran yang dikaitkan harus mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

5. Tidak boleh memaksakan materi untuk dipadukan jika memang materi sulit untuk dipadukan.

Adapun menurut Trianto (2011,154-156) membagi prinsip dasar pembelelajaran tematik menjadi empat bagian. Bagian pertama menjelaskan prinsip penggalian atau penentuan tema dalam merancang pembelajaran tematik. Prinsip penggalian tema hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan seperti berikut:

1. hendaknya tidak memilih tema yang terlalu luas, tetapi memilih tema yang memudahkan dalam pemaduan materi.

2. tema yang dipilih harus bermakna untuk memberikan pengalaman yang dapat digunakan untuk bekal belajar selanjutnya.


(32)

13 4. tema yang dipilih hendaknya mewadahi sebagian besar minat peserta didik.

5. memperhatikan peristiwa-peristiwa yang autentik dalam rentang waktu belajar untuk menentukan tema.

6. mempertimbangkan kurikulum dan harapan masyarakat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih tema.

7. dalam penentuan tema juga harus mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. Prinsip-prinsip penggalian tema diatas bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan tema untuk pembelajaran yang akan dilakukan.

Bagian kedua yang diungkapkan Trianto yaitu prinsip pengelolaan pembelajaran. Prinsip pengelolaan pembelajaran hendaknya guru mampu berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini Trianto mendukung pendapatnya dengan pernyataan Prabowo (dalam Trianto: 2011) bahwa guru hendaknya dalam pembelajaran tematik tidak menjadi fokus belajar, melainkan mampu membuat peserta didik bekerja aktif dalam kegiatan belajar.

Bagian kegita yaitu prinsip evaluasi dalam pembelajaran tematik. Ada dua prinsip evaluasi menurut Trianto (2011: 156) yaitu memeberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evalusai diri dan guru perlu mengajak peserta didik untuk mengevaluasi hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan. Penilaian ini dilakukan berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai. Bagian kempat prinsip yang perlu diperhatikan yaitu prinsip reaksi. Prinsip reaksi menuntut guru harus bereaksi terhadap aksi peserta didik dalam pembelajaran yang utuh dan bermakna.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas menganai prinsip dasar pembelajaran tematik maka dapat disimpulkan kedalam beberapa point yaitu : 1. Pembelajaran tematik harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik

baik dari segi dunia, karakter, maupun kebutuhan peserta didik.

2. Pembelajaran tematik harus mampu mendukung dan tidak bertentangan dengan sistem pendidikan serta prinsip-prinsip pendidikan

3. Pembelajaran tematik mampu membuat peserta didik belajar aktif dan bermakna.


(33)

14 4. Pemilihan tema harus berpedoman pada beberapa hal seperti, kurikulum,

materi, karakteristik peserta didik, kebutuhan peserta didik, lingkungan belajar, dan psikologi peserta didik.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas dari pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran. Menurut Majid (2014: 89) ada 6 karakteristik dalam pembelajaran tematik. Karakterisik yang dimaksud yaitu (1) Berpusat kepada peserta didik, (2) memberikan pengalaman langsung, (3) pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, dan (6) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Karakteristik yang pertama yaitu berpusat pada peserta didik. Seluruh kegiatan dalam pembelajaran tematik, difokuskan pada aktivitas pengembangan peserta didik secara mandiri. Guru di dalam kelas bertindak sebagai fasilitator yang bertugas memberikan arahan, umpan balik, konfirmasi maupun penguatan terhadap konsep yang peserta didik temukan dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik di dalam kelas bertindak sebagai individu yang diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi kegiatan pembelajaran, sementara guru bukan sebagai individu yang terus menerus mentransfer pengetahuannya kepada peserta didik (student centered).

Karakteristik pembelajaran tematik yang kedua adalah memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran tematik, mengutamakan pengalaman langsung peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas peserta didik tidak hanya diam dan mendengarkan semua informasi yang ditranfer dari guru, melainkan peserta didik sendiri yang mencari informasi tersebut melalui kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Peserta didik di dalam kelas tidak sekedar menjadi objek pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, tetapi peserta didik menggali sendiri pengetahuannya melalui pengalamannya secara langsung


(34)

15 dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Melalui pengalaman langsung akan

memungkinkan peserta didik untuk mencapai kondisi pembelajaran yang lebih bermakna dan tak terlupakan.

Karakteristik pembelajaran tematik yang ketiga adalah pemisahan mata pelajaran yang tidak terlalu jelas. Pembelajaran tematik menggabungkan berbagai mata pelajaran yang dikemas menjadi sebuah kegiatan atau aktivitas. Meskipun kegiatan pembelajaran merupakan gabungan dari berbagai mata pelajaran, esensi dari setiap mata pelajaran yang digabungkan masih tetap ada dan melekat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tematik

diibaratkan seperti “rujak”. Meskipun di dalam “rujak” merupakan potongan -potongan kecil dari berbagai macam buah, akan tetapi buah-buah tersebut masih tetap kelihatan dan dapat diketahui jenisnya.

Karakteristik yang keempat adalah menyajikan konsep dari berbagai macam mata pelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran yang dirancang memuat kombinasi dari berbagai mata pelajaran. Tujuan dari penggabungan berbagai macam pelajaran tersebut adalah untuk menciptakan sebuah kegiatan pembelajaran yang efektif dan alami seperti ketika peserta didik bermain di lingkungan luar kelas. Melalui perancangan kegiatan pembelajaran yang demikian, bakat dan kemampuan peserta didik akan lebih dapat dikembangkan, karena mata pelajaran tidak di kotak-kotakkan.

Karakteristik yang kelima adalah pembelajaran tematik bersifat fleksibel. Kegiatan dalam pembelajaran tematik tidak terikat oleh ruang dan waktu. Kegiatan belajar dapat diselenggarakan dimana saja baik di dalam kelas maupun di lingkungan luar sekolah. Benda-benda atau lingkungan disekitar sekolah, dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk membantu peserta didik memahami suatu konsep. Sementara, waktu penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tematik tidak dibatasi maupun tidak ada batasan yang jelas. Waktu penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tematik, biasanya disesuaikan dengan ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sejak awal. Apabila indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan


(35)

16 sejak awal telah tercapai dalam kegiatan pembelajaran, dapat dikatakan bahwa

pembelajaran tematik yang diselenggarakan berhasil.

Karakteristik pembelajaran tematik yang terakhir adalah menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran tematik dirancang untuk menciptakan suasana belajar-mengajar yang berkesan, penuh makna dan menyenangkan. Agar dapat menciptakan sebuah kegiatan pembelajaran seperti demikian, maka pendidik dapat menyampaikan materi pelajaran melalui berbagai macam permainan. Permainan tidak hanya menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik untuk belajar, tetapi permainan dapat digunakan sebagai alat bantu guru dalam menanamkan konsep-konsep dasar materi pelajaran. Selain itu, melalui permainan juga dapat membawa dampak psikologis bagi peserta didik berupa perasaan senang, sehingga melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta suasana belajar yang tak terlupakan.

Berdasarkan uraian karakteristik dari pembelajaran tematik menurut Majid (2014: 89) di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik mempunyai karakteristik berbeda dengan pembelajaran konvensional yang biasa diselenggarakan oleh guru di kelas. Karakteristik pembelajaran tematik meliputi kegiatan belajar-mengajar yang berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung dalam pembelajaran, pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan materi atau konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain. 3. Nilai Lebih Model Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran memiliki nilai lebih atau keutamaan dalam membangun kompetensi peserta didik. Kelebihan pertama yang dimiliki model pembelajaran tematik yaitu kemampuanya dalam menarik keterlibatan peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar, untuk memperoleh pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Dengan turut serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar akan memberikan pengalaman langsung dan terlatih dalam menemukan pengetahuanya sendiri.


(36)

17 Dengan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar, peserta didik memiliki

kesempatan lebih dalam mengeksplorasi pengetahuanya.

Nilai lebih yang kedua adalah prinsip learning by doing. Pembelajaran tematik mengajak peserta didik belajar dengan melakukan sesuatu yang mampu memberikan pengalaman bermakna sebagai hasil belajar aktif dan kreatif. Dengan belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing) akan memberikan pengalaman bermakna yang memberi kesempatan peserta didik untuk memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.

Nilai lebih ketiga yaitu penghematan waktu belajar. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indicator serta isi matapelajaran akan mampu menghemat waktu dan materi karena materi-materi yang tertumpang tindih dapat dikurangi atau dihilangkan. Denga demikian materi yang sama dari mata pelajaran yang berbeda dapat dijadikan satu materi dalam waktu yang sama dan tema yang sama.

Nilai lebih yang keempat yaitu dengan pemilihan tema yang benar akan memberikan kegiatan belajar yang dekat dengan dunia peserta didik. Tingkat perkambangan mental peserta didik dimulai dengan tahap berpikir kongkrit. Tahap berpikir kongkrit ini dapat terfasilitasi dengan kegiatan belajar aktif yang memberikan pengalaman nyata dan bermakna. Misalnya saat kegiatan belajar membatik, mereka dapat belajar berapa harga bahan-bahan keperluan membatik (matematika), membatik kenampakan alam sekitar (IPA), mempelajari budaya bangsa (SBK), memasarkan hasil produk (IPS), dan beberapa materi pelajaran lainya.

Menurut Majid (2014: 92) ada tujuh kelebihan dari model pembelajaran tematik. Tujuh arti kelebihan pembelajaran tematik yaitu (1) pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan tahap perkembangan peserta didik, (2) tema yang dipilih dapat di sesuaikan minat dan kebutuhan peserta didik, (3) memberikan pengalaman bermakna dalam setiap kegiatan belajar, sehingga hasil belajar mampu bertahan lama dalam diri peserta didik, (4) pembelajaran peserta didik mampu menumbuhkan dan


(37)

18 menggembangkan ketrampilan berpikir dan ketrampilan sosial bagi peserta

didik, (6) pembelajaran tematik memberikan pengalaman yang rill, sesuai dengan dunia peserta didik, dan (7) mampu memfasilitasi kerjasama antar guru, antar peserta didik dan antara guru dengan peserta didik untuk menghubungkan bidang mata pelajaran yang saling terkait, sehingga mampu memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, nyata dan bermakna.

Dengan kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran tematik maka model pembelajaran tersebut merupakan sarana yang sesuai dan tepat untuk menerapkan multiple intelligences. Dari berbagai mata pelajaran yang digunakan maka multiple intelligences dapat diterapkan dari beberapa kegiatan yang diakukan. Misalnya dalam tema memasak makanan sehat maka peserta didik harus mempelajari langkah-langkah yang harus dilakukan sejak dari membelian bahan hingga menyajian. Hal tersebut mengajarkan peserta didik untuk memahami prosedur dan disini peserta didik dapat mengasah kecerdasan matematis logisnya. Dari kegiatan belanja peserta didik dapat mempelajari matematika dan IPS dimana terdapat kecerdasan matematis logis (harga barang), kecerdasan bahasa (kegiatan menawar barang), dan kecerdasan interpersonal (memahami lawan bicara). Sedangkan dari kegiatan memasak, maka kemampuan kinestetik, matematis dan spasial dapat diasah. Saat memasak suah pasti ada kegiatan mengupas, memotong, menggiling, mengangkat, menggoreng dan kegiatan lainya yang melibatkan kecerdasan kinestetik. Dalam memasak tentu juga harus memperhatikan takaran bagan dan bumbu, dengan itu peserta didik dapat belajar tentang penafsiran (matematis logis). Misalnya ketika membuat garnis peserta didik dapat melatih kecerdasan spasialnya. Kecerdasan spasial juga terasah lagi dari ketrampilan dalam menyajikan makanan.

Dari pembahasan contoh dari salah satu tema tersebut maka model pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai sarana penerapan kecerdasan multiple intelligences yang tepat. Dengan menggabungkan beberapa matapelajaran yang relevan makan akan semakin banyak kecerdasan multiple intelligences yang dapa di capai oleh peserta didik.


(38)

19 C. Multiple Intelligences

Multiple intelligences artinya adalah kecerdasan majemuk, Gardner (Campbell, 2006:1), awalnya menemukan tujuh jenis kecerdasan manusia dan sekarang kecerdasan majemuk yang ditemukan jumlahnya sudah mencapai Sembilan jenis kecerdasan. Kesembilan kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kecerdasan Linguistik

a. Pengertian kecerdasan linguistik

Gardner dalam (Campbell, 2006:2), kecerdasan linguistik merupakan kemampuan menggunakan dan mengolah kata-kata dengan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran. Manusia yang mempunyai kecerdasan linguistik terlihat pandai berdialog, berdiplomasi, berdepat, berorasi tanpa ada istilah grogi atau demam panggung. Kecerdasan linguistik juga dapat dilihat pada para penulis, pengarang, pendongeng dan yang lainya.

b. Sifat-sifat kecerdasan linguistik

Orang-orang yang mereka dikaruniai kecerdasan linguistik yang bagus akan tampak sifat-sifat yang menunjukan bahwa mereka adalah orang-orang dengan kecerdasan linguistik tinggi. Dalam karya (Linda Campbell, 2006:12-13) disebutkan ada dua belas sifat kecerdasan lunguistik dalam diri seseorang. Sifat tersebut yaitu; (1) mendengar dan merespon setiap suara, ritme, warna dan berbagai ungkapan kata; (2) menirukan suara, bahasa, membaca, dan menulis dari orang lain; (3) belajar melalui menyimak, membaca, menulis, dan diskusi; (4) menyimak secara efektif, memahami, menguraikan, menafsirkan, dan mengingat apa yang diucapkan; (5) membaca secara efektif, memahami, meringkas, menafsirkan atau menerangkan, dan mengingat apa yang telah dibaca; (6) berbicara secara efektif kepada berbagai pendengar, berbagai tujuan, dan mengetahui cara berbicara secara sederhana, fasih, persuasif, atau bergairah pada waktu-waktu yang tepat; (7) menulis secara efektif, memahami dan menerapkan aturan-aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan menggunakan kosakata


(39)

20 yang baik; (8) memperlihatkan kemampuan untuk mempelajari bahasa

lainya; (9) menggunakan ketrampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca untuk mengingat, berkomidikasi, berdiskusi, menjelaskan, mempengaruhi, menciptakan pengetahuan, menyusun makna, dan menggambarkan bahasa itu sendiri; (10) berusaha untuk mengingatkan pemakaian bahasanya sendiri; (11) menunjukan minat dalam jurnalisme, puisi, cerita, debat, berbicara, menulis atau menyunting; (12) menciptakan bentuk-bentuk bahasa baru atau karya tulis orisinil atau komunikasi oral. Sifat-sifat diatas akan tampak pada keseharian orang yang memiliki kecerdasan linguistik bagus. Sifat-sifat tersebut muncul dengan sendirinya ataupun terbentuk dalam lingkungan yang mendukungnya.

c. Proses-proses belajar linguistik

Dalam mengembangkan kecerdasan linguistik terdapat beberapa proses penting yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah terciptanya lingkungan atau suasana yang mendukung. Semakin banyak peserta didik berlatih kecerdasan linguistik dalam lingkungan atau tempat yang kondusif, maka semakin mudah bagi mereka mengembangkan ketrampilan verbal linguistik yang akan bermanfaat bagi mereka sepanjang hayat. Proses kedua adalah mendengarkan dengan efektif, berikut ini adalah tabel tentang sepuluh kunci mendengar efektif dari (Campbell, 2006:15):

Tabel 2.1. Kunci mendengar efektif 10 kunci mendengar yang

efektif

Pendengar lemah Pendengar kuat

1 Temukan beberapa area minat

Menghilangkan mata

pelajaran yang “ kering “

Menggunakan peluang

dengan bertanya “Apa isinya untuk saya?”

2 Nilailah isinya, bukan penyampainya

Menghilangkanya jika penyampainya jelek

Menilai isi, melewati kesalahan-kesalahan penyampaian

3 Tahanlah semangat anda

Cenderung berargumen

Menyembunyikan penilaian sampai


(40)

21 paham

4 Dengarkan ide-ide Mendengar kenyataan Mendengarkan tema inti

5 Bersikap fleksibel Membuat catatan intensif dengan memakai hanya satu system

Membuat catatan lebih banyak. Memakai 4-5 sistem berbeda tergantung pembicara

6 Bekerjalah saat mendengarkan

Pura-pura memperhatikan

Bekerja keras, menunjukan keadaan tubuh yang aktif 7 Menahan gangguan Mudah tergoda Berjuang/menghindari

gangguan, toleransi pada kegiatan-kegiatan jelek, tahu cara berkonsentrasi 8 Latihlah pikiran anda Menahan bahan, yang

sulit, mencari bahan yang sederhana

Menggunakan bahan yang padat untuk melatih pemikiran 9 Bukalah pikiran anda Setuju dengan

informasi jika mendukung ide-ide yang yang terbentuk sebelumnya

Mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda sebelum membentuk pendapat

10 Tulislah dengan huruf besar tentang fakta karena berpikir lebih cepat daripada berbicara

Cenderung melamun bersama dengan pembicara yang lemeh

Menantang, mengantisipasi, merangkum, menimbang bukti, mendengar apa yang tersirat


(41)

22 Teknologi masa kini sangat mampu mendukung kecerdasan

linguistik peserta didik dengan berbagai sarana komunikasi dan informasi. Seperti halnya komputer dapat meningkatkan ketrampilan menulis (Campbell, 2006). Audiotape-recording, video-taping, dan video conferencing juga mempunyai pengaruh positif dalam mengasah ketrampilan berbicara. Teknologi-teknologi yang ada tidak hanya membantu para peserta didik normal, tetapi juga dapat diciptakan untuk anak-anak kurang normal. Campbell (2006:5), menyebutkan beberapa teknologi untuk anak kurang normal, antara lain sebagai berikut: 1) untuk peserta didik tuli

ada “full talk” dari Microflip dan “we talk” dari LTJ design; 2) untuk

peserta didik yang cacat fisik ada “smart keyboards” yang sesuai dengan kondisi fisik pemakainya yang diciptakan oleh Arjan Khalsa for Unicorn; 3) untuk peserta didik yang buta tersedia “talking mouse” dari Edu Quest; 4) untuk peserta didik berpendengaran kurang, ada “speech viewer and phone

communicator” dari Edu Quest; 5) untuk peserta didik berpenglihatan

kurang, ada “ Screen Reader dan Vioce Type” dari Edu Quest. Dari kelima teknologi tersebut terbukti bahwa banyak teknologi yang mampu mendukung proses belajar peserta didik.

2. Kecerdasan Logika Matematika

Kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, memproyeksikan, mempertimbangkan proposisi dan kemampuan menyelesaikan operasi-operasi matematis Gardner dalam Campbell (2006 :2). Para ilmuan, ahli matematika, akuntan, insinyur, programmer merupakan gambaran orang yang mempunyai kecerdasan logika matematika. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan logika matematika adalah kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan memprtimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi angka-angka. Orang yang memiliki kecerdasan matematis logis akan memiliki sifat sebagai berikut: 1. Merasakan berbagai tujuan dan fungsi dirinya dalam lingkungan.

2. Mengenal konsep-konsep yang berhubungan dengan kuantitas, waktu, dan sebab-akibat.


(42)

23 3. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menunjukan suatu hal secara

nyata, baik obyek maupun konsep.

4. Menunjukan ketrampilan dalam memecahkan masalah secara logis. 5. Memahami pola-pola dan hubungan-hubungan.

6. Mengajukan dan menguji hipotesis.

7. Menggunakan berbagai macam ketrampilan matematis seperti pemikiran, perhitungan alogaritme, menafsirkan statistik, dan menggambarkan informasi visual dalam bentuk grafik.

8. Menyukai operasi yang kompleks secara kalkulus, fisika, pemrograman komputer, atau metode penelitian.

9. Menggunakan tekhnologi untuk memecahkan masalah matematis.

10.Mengungkapkan ketertarikan dalam karir-karir seperti akuntansi, teknologi komputer, hokum, mesin, dan ilmu kimia.

11.Menciptakan model-model baru atau memahami wawasan baru dalam ilmu pengetahuan alam atau matematika.

3. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan ini merupakan kemampuan merasakan paduan-paduan nada, melodi, ritme lagu. Komposer, konduktor, musisi, seniman alat musik merupakan gambaran para manusia yang dianugerahi kecerdasan musikal. Menurut Djohan (2009:175) kecerdasan musikal merupakan pemahaman tonal dan irama, kemampuan menciptakan ekspresi musik, keleluasaan, fleksibilitas, dan orisinalitas yang dipengaruhi sejak kecil sampai masa dewasa. Pengertian tersebut menunjukan bahwa kecerdasan-kecerdasan terbentuk dalam diri dari lingkungan hidup seseorang. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan musikal merupakan kemampuan seseorang dalam merasakan pola titi nada, melodi, ritme, dan nada. Berikut ini merupakan ciri-ciri orang-orang yang memiliki kecerdasan musikal dan memiliki kemungkinan berkembang dengan baik (Campbell: 2006):

1. Merespon dan mendengar berbagai suara manusia, hewan, dan alam serta mengorganisasi beberapa jenis suara ke dalam pola yang bermakna.

2. Menikmati dan mencari kesempatan untuk menikmati musik atau suara-suara pada suasana belajar.


(43)

24 3. Merespon musik secara kinestetik , emosional, dan intelektual.

4. Mengenali dan mendiskusikan berbagai aliran musik serta tertarik terhadap aturan-aturan dalam aliran musik.

5. Mengoleksi dan menggali informasi apapun yang berkaitan dengan musik. 6. Mengembangkan kemampuan bernyanyi atau memainkan alat musik. 7. Menggunakan perbendaharaan dan notasi musik.

8. Mengembangkan referensi kerangka berpikir pribadi untuk mendengarkan musik.

9. Menikmati improvisasi dan bermain dengan suara/bunyi.

10. Dapat memberikan interpretasi menurut pendapat pribadi mengenai pendapat orang lain tentang musik tertentu.

11. Mengungkakan ketertarikan untuk berkarir di bidang musik. 12. Dapat menciptakan komposisi atau instrument musik. 4. Kecerdasan Interpersonal

Kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Guru, artis, ataupun MC adalah orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Campbell (2006:173) menunjukan ciri orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang bagus antara lain:

1. Terikat dengan orang tua dan berinteraksi dengan orang lain. 2. Membentuk dan menjaga hubungan sosial.

3. Mengetahui dan menggunakan cara-cara beragam dalam berhubungan dengan orang lain.

4. Merasakan perasaan, pikiran, motivasi, tingkal laku dan gaya hidup orang lain.

5. Berpartisipasi dalam kegiatan kolaboratif dan menerima berbagai macam peran yang perlu dilaksanakan oleh bawahan sampai atasan dalam suatu usaha bersama.

6. Mempengaruhi pendapat dan perbuatan orang lain.

7. Memahami dan berkomunikasi secara efektif, baik, dengan cara verbal maupun non-verbal.


(44)

25 8. Menyesuaikan dengan lingkungan yang berbeda (hybrid).

9. Menerima perspektif yang bermacam-macam dalam masalah sosial dan politik.

10. Mempelajari ketrampilan yang berhubungan dengan mediator (perantara komunikasi).

11. Membentuk proses sosial atau model yang baru. 5. Kecerdasan Intrapersonal

Kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat untuk diri sendiri dan menggunakan menggunakan kemampuan semacam itu untuk merancang dan mengarahkan kehidupan orang. Ahli psikologi, ahli filsafat dan ahli agama sangat menguasai bidang ini. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan membuat persepsi yang akurat mengenai diri sendiri dan mengunakan kemampuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan hidup seseorang. Campbell (2006:203) menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang baik antara lain:

1. Sadar akan wilayah emosinya.

2. Menemukan cara dan jalan keluar untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiranya.

3. Mengembangkan model diri yang akurat.

4. Termotivasi untuk mengidentifikasi dan memperjuangkan tujuanya. 5. Membangun dan hidup dengan suatu sistem nilai etik (agama). 6. Bekerja mandiri.

7. Penasaran tentang pertanyaan besar tentang mekna hidup, relevansi dan tujuanya.

8. Mengatur secara kontinue pembelajaran dan perkembangan tujuan personalnya.

9. Berususaha mencari dan memahami pengalaman batinya sendiri.

10. Mendapatkan wawasan dalam kompleksitas diri dan eksisitensi manusia. 11. Berusaha untuk mengaktualisasikan diri.


(45)

26 6. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan mengolah tubuh dalam gerak dengan keahlian, kelincahan, kelenturan, kecepatan, dan kekuatan yang merupakan hasil koordinasi gerak –gerak otot. Kecerdasan ini tampak pada para atlet, penari, dan berbagai jenis olahraga ataupun seni gerak. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan kinstetik merupakan kemampuan belajar melalui tindakan gerak dan pengalaman praktik secara langsung. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan kinstetik secara baik (Campbell: 2006):

1. Menjelajahi lingkungan dan sasaran melalui sentuhan dan gerakan. 2. Mengembangkan kerjasama dan rasa terhadap waktu.

3. Belajar lebih baik, dengan langsung terlibat dan melakukan.

4. Menikmati secara konkret dalam mempelajari pengalaman-pengalaman. 5. Menunjukan ketrampilan gerak.

6. Menjadi sensitive dan responsive terhadap lingkungan dan sistem secara fisik.

7. Mendemonstrasiakn keahlian dalam berakting, atletik, menari dan lain-lain. 8. Mendemonstrasiakn keseimbangan, keanggunan, dan ketrampilan gerak

fisik.

9. Mempunyai kemampuan memperbaiki segala sesuatu, dan sempurna secara pementasan fisik melalui perpaduan antara pikiran dan tubuh.

10. Mengerti dan hidup dalam standar kesehatan fisik.

11. Mengungkapkan ketertarikan untuk berkarir dalam bidang kinestetik. 12. Menemukan pendekatan baru dalam kemampuan fisik atau menciptakan

bentuk-bentuk gerak yang baru. 7. Kecerdasan Spasial Ruang

Kemampuan memperkirakan dan berkarya dalam dimensi ruang. Para seniman lukis, patung dan mungkin sopir adalah orang yang mempunyai kecerdasan spasial yang sangat tinggi. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan spasial merupakan cara pandang dalam proyeksi tertentu dan kapasiatas untuk berpikir dalam tiga cara dimensi. Ciri-ciri kecerdasan Spasial dalam diri seseorang (Campbell, 2006):


(46)

27 2. Mengarahkan dirinya secara efektif pada benda-benda dalam ruang.

3. Merasakan dan menghasilkan sebuah bayangan-bayangn mental, berpikir dalam gambar, dan memvisualisasikan detail.

4. Membaca grafik, bagan, peta, dan diagram.

5. Menikmati berbagai karya dua dimensi yang berhubungan dengan spasial. 6. Menikmati berbagai karya tiga dimensi yang berhubungan dengan spasial. 7. Melihat suatu objek dengan cara-cara yang berbeda dalam lingkup spasial. 8. Merasakan pola-pola lembut maupun rumit.

9. Menciptakan gambar nyata atau visual dari informasi. 10. Cakap mendesain secara abstrak atau representasional. 11. Mengekspresikan diri untuk berkarir dibidang spasial.

12. Menciptakan bentuk baru, media visual-spasial, atau karya seni asli. 8. Kecerdasan Natural

Kemampuan memahami alam sebagai sesuatu yang penting dalam hidup dan perlu dijaga kelestarianya. Menurut Chatib (2012:99) kecerdasan naturalis merupakan kecintaan dan kesadaran menjaga kekayaan serta keindahan alam dari kerusakan. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan natural (Chatib, 2012):

1. Memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan alam. 2. Memiliki kemampuan meneliti gejala-gejala alam.

3. Mengenali hubungan-hubungan spesies hewan dan tumbuhan berdasarkan bentuk fisik.

4. Memiliki keahlian mengkategorikan spesies flora dan fauna.

5. Termotivasi dalam melakukan riset untuk menghasilkan produk natural. 6. Menunjukan kesenangan dalam dunia flora dan fauna.

9. Kecerdasan Eksistensial

Kemampuan menerima diri apa adanya dengan percaya diri menghadapi kehidupanya. Menurut Chatib (2012:101) kecerdasan eksistensial merupakan wujud kesiapan diri manusia dalam menghadapi kematian. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan eksistensial (Chatib: 2012):

1. Menyadari adanya tuhan serta memahami arti dan makna hidup. 2. Cenderung menanyakan sesuatu tentang keberadaan manusia.


(47)

28 D. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang dirancang sejak tahun 2010 diluncurkan untuk membentuk peserta didik sekolah dasar yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Menurut (Mulyasa, 2013:65) tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 yaitu melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang tercipta pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik yang disusun secara terpadu. Mulyasa (2013: 66) juga mengatakan hal itu lagi, bahwa kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah di ujicobakan pada tahun 2004. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan kurikulum yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu dalam implementasinya. Masalah keterpaduan ini juga pernah dikatakan oleh Henny Supolo Sitepu (dalam Indratno, 2013: 195) bahwa mata pelajaran pengembangan diri yang terdiri dari hard skills dan soft skills diintegrasikan ke semua mata pelajaran. Selain dari pendapat diatas bisa kita lihat juga dari buku-buku BSE yang sudah disusun secara per-tema. Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran dalam kurikulum 2013 diterapkan dalam pembelajaran terpadu yang bertema. Pembelajaran bertema mampu membuka kesempatan besar untuk mengasah kecerdasan majemuk peserta didik (multiple intelligences). Kecerdasan majemuk terdiri dari kecerdasan bahasa, kecerdasan matematis logis, kecerdasan kinestetik, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan ekstensial, dan kecerdasan natural akan lebih mudah dikembangkan melalui pembelajaran tematik. Dengan pembelajaran tematik yang memadukan beberapa materi, ketrampilan, dan mata pelajaran kemungkinan juga bisa memadukan beberapa kecerdasan. Dengan keterpaduan pembelajaran tematik maka semakin mudahlah untuk dikembangkan dalam diri peserta didik.


(48)

29 E. Kajian Penelitian yang Relevan

Alhamuddin (2012) dalam penelitianya tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang bertujuan untuk mengkaji bagaimana pandangan peserta didik dan guru terhadap pemanfaatan media ICT dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Dari hasil penelitian didapatkan proses pembelajaran dengan media ICT, menunjukan pemahaman peserta didik tentang materi pembelajaran lebih mendalam dan menyenangkan. Bagi guru media ICT tersebut memudahkan dan sangat membantu dalam menjelaskan bacaan dan tatacara wudhu dengan efektif dan efisien. Dari hasil observasi menunjukan minat peserta didik terhadap kegiatan belajar sangat tinggi dan tercipta interaksi dua arah antara guru dengan peserta didik.

Yumarlin (2012) melakukan penelitian tentang pengembangan multimedia pembelajaran IPS untuk peserta didik sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian Research and Development. Tujuan penelitianya yaitu untuk mengembangkan dan menguji kelayakan produk multimedia pembelajaran IPS untuk sekolah dasar. Hasil dari penelitian ini berupa produk multimedia berupa tampilan dalam bentuk slide flash, dengan total slide sebanyak 43. Slide tersebut dibagi menjadi bagian-bagian materi.

Jiwa, Dantes, dan Marhaeni (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh implementasi pembelajaran tematik terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar pada peserta didik kelas IV gugus empat di kecamatan Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian semu yang dilakukan dengan menggunakan rancangan-rancangan “ post test only control group desaign. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan prestasi beajar antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran tematik dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional, (2) pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi belajar peserta didik terhadap prestasi belajar peserta didik, (3) perbedaan prestasi antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran tematik dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional pada peserta didik yang mempunyai motivasi belajar tinggi, dan (4)


(49)

30 perbedaan prestasi antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran tematik

dibandingkan dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional pada peserta didik yang mempunyai motivasi belajar rendah. Hasilnya menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran tematik dan peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional (FA = 5,008 dengan p < 0,05), (2) Terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar ( FAB = 36,762 dengan p<0,05); (3) Pada peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, terdapat perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran tematik dan peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional (t-hitung = 5,870 > t-tabel = 1,960 ), dan (4) Pada peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah, terdapat perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran tematik dan peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional (t-hitung = 2,705 > t-tabel = 1,960). Dapat disimpulkan bahwa implemetasi pembelajaran tematik berpengaruh terhadap prestasi belajar pada peserta didik kelas IV Gugus Empat Di Kecamatan Gianyar.

Putrawan, Rukayah, Hadiyah (2012) melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul keefektifan strategi multiple intelligences pada pembelajaran IPS di sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keefektifan pembelajaran jenis pekerjaan dan penggunaan uang melalui penggunaan Strategi Multiple intelligences pada peserta didik kelas 3 SD Negeri 3 Ngadipiro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Multiple intelligences dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Peningkatan keefektifan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya kualitas (quality), ketepatan (appropriateness), insentif (insentive), dan waktu (time). Simpulan penelitian ini adalah penggunaan Strategi Multiple intelligences dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran jenis pekerjaan dan penggunaan uang pada peserta didik kelas 3 SD Negeri 3 Ngadipiro.

Dari keempat penelitian diatas terdapat kesamaan antara variabel-variabel yang ada, diantaranya adalah media ICT, multiple intelligences, dan pembelajaran tematik. selain memiliki kesamaan danam variabel penelitan namun fokus penelitian yang dilakukan memiliki perbedaan. Pada penelitian yang


(50)

31 mengembangkan media ICT, keduanya mengembangkan media ICT untuk

matapelajaran pendidikan agama Islam (PAI) dan IPS. Terkait dengan dengan model pembelajaran penelitian diatas bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan keefektifan model pembelajaran tersebut. Mengacu pada penelitian diatas sebagai pedoman dalam malakukan dan menyusun penelitian maka peneliti akan melakuakan penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN PROTOTIPE MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS ICT DAN MULTIPLE INNTELLIGENCES UNTUK KURIKULUM 2013”.

Gambar 2.1. Literatur Map penelitian terdahulu

F. Kerangka Berpikir

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan segera digantikan oleh Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mempunyai standar kelulusan dan terbagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek sikap, aspek keterampilan dan aspek pengetahuan. Pergantian kurikulum ini belum disertai persiapan yang memadai. Sebagian besar kepala sekolah dan guru belum mengikuti pelatihan terkait kurikulum 2013, sehingga mereka belum paham tentang Kurikulum 2013. Ini juga berdampak pada fasilitas pembelajaran seperti, media ICT, media konvensional, lembar kerja peserta didik, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus, penilaian dan juga modul pembelajaran yang masih terbatas menurut analisis kebutuhan yang kami dapatkan.

Alhamuddin (2006)pemanfaatan media pembelajaran berbasis

ICT dalam pemebelajaran pendidikan agama Islam

Yumarlin (2012) tentang pengembangan multimedia pembelajaran IPS untuk siswa sekolah dasar

Pengembangan prototipe media ICT tematik berbasis multiple

intelligence Jiwa dan Dantes (2013) pengaruh implementasi pembelajaran tematik terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar pada siswa kelas IV gugus empat di kecamatan Gianyar

Putrawan, Rukayah, Hadiyah (2012) keefektifan strategi

multiple intelligences pada

pembelajaran IPS di sekolah dasar


(51)

32 Berdasarkan kesesuaian data yang diperoleh antara hasil angket dan situs

kemdikbud, enam sekolah dasar (SDN 1 Socokangsi, SDK Sengkan, SDN Baran 1, SDN Kerdonmiri 1, SDN Kledokan dan SD Gelaran 2), belum direkomendasikan untuk mengimplentasikan kurikulum 2013. Keenam sekolah dasar tersebut belum bisa mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Data yang diperoleh peneliti dari hasil analisis kebutuhan juga menunjukan bahwa keenam sekolah dasar tersebut belum memahami model pembelajaran berbasis multiple intelligences. Hasil angket yang di berikan oleh peneliti kepada enam sekolah dasar tersebut, didapat hasil yang mendukung untuk dilakukanya penelitian ini. Adapun hasil analisis kebutuhan menunjukan ada 3 kepala sekolah yang telah mengikuti pelatihan tentang kurikulum 2013 dan dan 3 kepala sekolah lainya belum mengikuti pelatihan. Terkait dengan pelatihan terhadap guru kelas, baru satu sekolah yang sudah mengikutkan guru kelasnya pada pelatihan tentang kurikulum 2013, sedangkan 5 sekolah yang lainya belum sama sekali. Dari keenam sekolah tersebut juga belum memahami model pembelajaran berbasis multiple intelligences serta belum memiliki silabus tematik, RPP tematik, bahan ajar tematik, perangkat penilaian tematik, media konvensional dan media ICT tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligences. Terkait ketersediaan LKS di sekolah, baru ada satu sekolah yang sudah memiliki LKS tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiplle intelligence, sedangkan 5 sekolah lainya belum memiliki LKS tematik berdasarkan kurikulum 2013 barbasis multiple intelligences. Hal tersebut menunjukan bahwa kebanyakan sekolah dasar belum mampu memenuhi dan menyambut kurikulum 2013 baik dari segi pengetauan ataupun instrumen pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligences, khususnya pada instumen media ICT.

Solusi yang diberikan peneliti memilih untuk adalah mengembangkan salah satu instrumen pembelajaran berupa media ICT yang sesuai dengan kurikulum 2013 berdasarkan teori Multiple intelligences. Media yang dikembangkan berdasarkan teori multiple intelligences ini diharapkan mampu mewadahi kecerdasan peserta didik disamping untuk memenuhi intrumen pembelajaran untuk kurikulum 2013.


(52)

33 Gambar 2.2. Kerangka berpikir

Kurikulum 2013

Sebagian besar guru

belum paham

Fasilitas pembelajaran

terbatas

Pembelajaran Tematik

Multiple Intelegensi

Media ICT

Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelegensi Untuk Kurikulum 2013

eksistensial naturalis intrapersonal interpersonal

musik kinestetik

spasial linguistik matematika

LKS Media Modul Penilaian

Silabus RPP

Media Konvensional


(53)

34 G. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan terkait dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah: 1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan media pembelajaran tematik

berbasis ICT dan multiple intelligences?

2. Bagaimanakah kualitas media pembelajaran tematik berbasis ICT dan multiple intelligences?


(54)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian research and development oleh Borg and Gall yang tercantum dalam Sugiyono (2011:298). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa prototipe media pembelajaran tematik berbasis ICT dan multiple intelligences untuk Kurikulum 2013. Penelitian RnD mempunyai tahap-tahap penelitian yang menunjukan urutan tahapan penelitian. Berikut tahap-tahap penelitian pengembangan Borg and Gall dalam Sugiyono (2011:298) antara lain :

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dimulai dari identifikasi masalah yang dipandang berpotensi untuk ditemukan solusinya. Potensi dan masalah akan dikembangkan sebagai objek penelitian.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh potensi dan masalah dari hasil observasi maupun wawancara. Dari data yang diperoleh, kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengetahui produk seperti apakah yang dapat dijadikan solusi untuk masalah yang ada.

3. Desain Produk

Desain produk merupakan proses perencanaan, pencarian bahan, pemilahan, pengolahan hingga sampai pada perancangan produk yang dikehendaki.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses penilaian produk untuk mengetahui kekurangan serta tingkat kelayakan produk. Validasi produk dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang. 5. Revisi Desain.

Revisi desain merupakan perbaikan produk setelah dilakukanya validai produk. Revisi desain dilakukan dengan mengacu pada hasil validasi yang telah dilakukan.


(1)

(2)

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

155 BIOGRAFI

Yudhi Hermawan lahir di Blora pada tanggal 3 Mei 1992. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri Randulawang II, tamat pada tahun 2004. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 2 Doplang, tamat pada tahun 2007. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA 1 Randublatung, tamat pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Intelligence untuk Kurikulum 2013”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI