Konsistensi Hakim Menjatuhkan Putusan Dalam Hal Terjadi Perbarengan Tindak Pidana (Concursus Realis) (Studi di Pengadilan Negeri Malang)

(1)

KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM HAL

TERJADI PERBARENGAN TINDAK PIDANA (CONCURCUS

REALIS)

(Studi di Pengadilan Negeri Malang)

PENULISAN HUKUM

Oleh:

ANGKIK CATUR PUTRA

08400238

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(2)

PENULISAN HUKUM

KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM HAL

TERJADI PERBARENGAN TINDAK PIDANA (CONCURCUS

REALIS)

(Studi di Pengadilan Negeri Malang)

Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Kesarjanaan Dalam Bidang Ilmu Hukum

Oleh:

ANGKIK CATUR PUTRA

08400238

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(3)

(4)

(5)

(6)

UNGKAPAN PRIBADI

Orang baik tidak memerlukan hukum untuk memerintahkan mereka

agar bertindak penuh tanggung jawab, sementara orang jahat akan selalu

menemukan celah di sekitar hukum

~ Plato.

Untuk Orang tuaku tercinta- bapak Suhartono dan ibu Chotimah; untuk saudara-saudaraku- Abang Arik, SE.,ME, abang agung priyanto dan seluruh sahabat-sahabatku yang terkasih, semoga karya ini dapat memberikan sedikit celah sebagai jalan menuju perubahan masyarakat ke arah yang lebih maju menuju masyarakat yang adil seadil-adilnya, khususnya bagi rakyat dari klas buruh yang hingga hari ini masih terkungkung dalam penindasan dan penghisapan klas borjuasi dan jauh dari cita-cita kemerdekaan atas hak-hak dasarnya. .. Amin Ya Rob....

Malang, ………2015


(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan

rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul

KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN

DALAM

HAL

TERJADI

PERBARENGAN

TINDAK

PIDANA

(CONCURCUS REALIS) ( Studi di Pengadilan Negeri Malang ). dan tak lupa

pula shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah

Muhammad SAW. Pembawa rahmat seluruh alam semesta.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan

strata satu (S-1) dalam bidang ilmu hukum di Fakultah Hukum Universitas

Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat diselesaikan oleh penulis tanpa

bantuan, dukungan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak selama

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1.

Kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta kelapangan pemikiran

serta rizki yang begitu melimpah dalam pembuatan tugas akhir ini.

2.

Bapak suhartono dan ibu chotimah selaku orang tua yang selalu memberikan

dukungan baik moril maupun materiil hingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini dengan lancar.

3.

Bapak Dr. Muhajir Effendy M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh

gelar kesarjanaan di kampus putih tercinta ini;


(8)

4.

Bapak Dr.Sulardi, SH., M.Si, selaku dekan Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah memberikan fasilitas dan dukungan pada

penyusunan skripsi ini;

5.

Bapak Dr. Tongat, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

memotivasi dan meluangkan waktu serta memberikan masukan-masukan

dalam penyusunan skripsi ini.

6.

Bapak M. Najih, S.H., M.H.um., selaku pembimbing II, penulis secara pribadi

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya karena telah membimbing

penulis, meluangkan waktu, serta memberikan ide-ide segar dan sudut pandang

baru dalam melihat suatu permasalahan sehubungan dengan skripsi yang di

angkat penulis hingga tugas akhir ini selesai.

7.

Seluruh jajaran Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan ilmunya

selama perkuliahan.

8.

Seluruh Staff TU Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang

telah sabar melayani selama masa perkuliahan hingga akhir.

9.

Teman-teman Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang secara

keseluruhan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

bersama-sama berjuang dalam segala hal.

Semoga amal baik dari semua pihak tersebut mendapat balasan dari Allah SWT

atas keikhlasan membantu penulis dalam penyususnan skripsi ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini

tidak terlepas bahwa penulis sebagai manusia yang senantiasa memiliki sifat

kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang


(9)

membangun dari berbagai pihak guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Salam hormat,

Malang, 2 Mei 2015

Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

Lembar Cover/ Sampul Dalam... i

Lembar Pengesahan I...ii

Lembar Pengesahan II...iii

Surat Pernyataan... iv

Ungkapan Pribadi...v

Abstraksi...vi

Abstract...vii

Kata Pengantar... viii

Daftar Isi...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 5

E.1. Metode Pendekatan... 5

E.2. Lokasi Penelitian ... 5

E.3. Sumber Data ... 6

E.4. Teknik Pengumpulan Data ... 6

E.5. Teknik Analisis Data ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Umum Tentang Hakim Menurut Peraturan

Perundan-Undangan... ... 9

A.1. Pengertian Hakim ... 9

A.2. Peran, Tugas dan Tanggungjawab Hakim ... 10


(11)

B. Tinjauan Umum Tentang Keputusan Hakim ... 19

B.1. Pengertian Jenis dan Sifat Putusan Hakim ... 19

B.2.Isi Putusan Pengadilan ... 21

C. Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan ... 24

C.1. Pertimbangan Yuridis ... 24

C.2.Pertimbangan Sosiologis ... 26

D. Istilah Perbuatan Pidana dan Unsur-Unsur Tindak Pidana... 28

D.1. Pengertian Tindak Pidana ... 28

D.2. Unsur-Unsur Tindak Pidana ... 32

E. Perbarengan Tindak Pidana (concursus) ... 33

E.1. Pengertian Perbarengan Tindak Pidana ... 33

E.2. Bentuk-Bentuk Perbarengan Tindak Pidana... 35

E.3. Sistem Penjatuhan Pidana (stelsel dalam concursus) ... 43

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Gambaran Umum Pengadilan Negeri Kota Malang ... 47

B. Konsistensi Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku

Perbarengan Tindak Pidana ... 52

C. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Pidana Bagi Pelaku

Perbarengan Tindak Pidana ... 92

BAB IV PENUTUP ... 104

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Antonius Sujata. 2007.

Hati Nurani Hakim dan Putusannya. Jakarta. PT. Citra

Aditya Bakti

Andi Hamzah. 1996. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta. CV. Sapta Arta Jaya.

Ahmad Ali. 1999. Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan. Jakarta. Kencana

Prenada Media Group

Adami Chazawi. 2002. Pelajaran Hukum Pidana. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Bambang Waluyo. 2002. Penelitian Hukum Dalam Praktik. Jakarta. Sinar Grafika

Erdianto Efendi. 2011. Hukum Pidana Indonesia. Bandung. PT. Refika Aditama

Lilik Mulyadi. 2007.

Hukum Acara Pidana Normatif, Teoritis, Praktik dan

Permasalahannya. Bandung. PT. Alumni

Leden Marpaung. 2005. Teori Praktik Hukum Pidana. Jakarta. Sinar Grafika.

Mueljatno. 2008. Hukum Pidana. Jakarta. PT. Rineka Cipta

M. Syamsuddin. 2012.

Konstruksi Baru budaya Hukum Hakim Berbasis Hukum

Progresif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group

Nanda Agung Dewantara. 1997.

Masalah Kebebasan Hakim Dalam Menangani

Sutau Perkara Pidana. Jakarata. Akasara Persada Indonesia

Oemar Seno Adji. 1984. Hukum Hakim Pidana. Jakarta. Airlangga.

P.A.F Lamintang. 2011. Dasar-dasar Hukum Pidana. Bandung. Citra Aditya Bakti

Rusli Muhammad. 2007. Hukum Acara Pidana Kontemporer. Bandung. PT. Citra

Aditya Bakti

R. Soesilo. 1988. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Bogor. Politeia

Sudarto. 1981. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung. Alumni

Sanapiyah Faisal. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta. Raja Grafindo Persada

W. Gulo. 2002. Metode Penelitian. Jakarata. Grafindo

Wiryono Prodjodikoro. 1986. Hukum Pidana Di Indonesia. Bandung. Sumur Bandung

Zainal Abidin Farid. 2007. Hukum Pidana 1. Jakarta. Sinar Grafika


(13)

Internet:

http://pn-malang.go.id/profil/sekilas-pn-malang/. Diakses pada tgl 10 April 2015.

Perundang-undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman.

Sumber lain:

Wawancara dengan Bapak Eko Wiyono selaku Hakim Ketua Pengadilan Negeri

Malang Pada tanggal 10 Februari 2015-05-02

Wawancara dengan Bapak Rightmen Ms. Situmorang selaku Hakim Ketua

Pengadilan Negeri Malang Pada tanggal 10 Februari 2015-05-02

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 32/Pid.B/2013/PN.Mlg

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 541/Pid.Sus/2013/PN.Mlg

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 02/Pid.Sus/2013/PN.Mlg

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 70/Pid.B/2013/PN.Mlg

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 373/Pid.B/2013/PN.Mlg

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 629/Pid.B/2013/PN.Mlg

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 626/Pid.B/2012/PN.Mlg

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 498/Pid.B/2013/PN.Mlg

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 4458/Pid.B/2013/PN.Mlg

Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 637/Pid.B/2013/PN.Mlg


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Perbarengan tindak pidana atau biasa disebut dengan istilah concurcus

merupakan salah satu cabang penting dari ilmu pengetahuan hukum pidana.Pada

dasarnya yang dimaksud dengan perbarengan ialah terjadinya dua atau lebih

tindak pidana oleh satu orang dimana tindak pidana yang dilakukan pertama kali

belum dijatuhi pidana, atau antara tindak pidana yang awal dengan tindak pidana

berikutnya belum dibatasi oleh suatu putusan hakim.

1

Perbarengan tindak pidana

juga memiliki 3 (tiga) bentuk yakni perbarengan peraturan (concurcus idealis),

perbuatan berlanjut dan perbarengan perbuatan (concurcus realis).

Dalam hal perbarengan tindak pidana banyak masyarakat yang awam

tentang ilmu hukum berfikir bahwa jika seseorang melakukan beberapa

perbuatan tindak pidana, maka masing-masing tindak pidana itu akan dijatuhi

sanksi sendiri-sendiri atau bisa dikatakan hukuman yang berat. Dan hal itu dirasa

adil dan setimpal dengan perbuatan seorang pelaku perbarengan tindak pidana.

Namun dikatakan di dalam KUHP Pasal 63 ayat (1) bahwa “jika

sesuatu perbuatan termasuk dalam beberapa ketentuan pidana, maka hanyalah

dikenakan satu saja dari ketentuan itu, maka yang dikenakan ialah ketentuan

1


(15)

2

yang terberat hukuman pokoknya”.

2

Jadi jika seseorang melakukan lebih dari

satu perbuatan pidana maka hanya satu perbuatan saja yang bisa dijatuhi

hukuman yakni perbuatan yang ancaman hukumnya paling berat diantara

perbuatan yang lainnya atau dikenal dengan istilah absorbsi stelsel.

Absorbsi stelsel

bisa diterjemahkan dengan kata lain yakni sistem

hisapan yang berarti ancaman hukuman tindak pidana yang ringan terhisap oleh

ancaman hukuman yang terberat, sistem ini digunakan dalam bentuk perbarengan

tindak pidana

concurcus idealis atau perbarengan peraturan dan perbuatan

perlanjut. Berbeda lagi dengan bentuk perbarengan tindak pidana concurcus

realis atau perbarengan perbuatan yang menggunakan sistem hisapan yang

diperberat atau verscherpte absorbsi stelsel.

3

Sistem

pemidanaan

perbarengan

perbuatan

atau

concurcus

realistertuang didalam pasal 65 KUHP dan pasal 66 KUHP yang menjelaskan

bahwa di dalam gabungan dari beberapa perbuatan yang masing-masing di

pandang sebagai perbuatan sendiri-sendiri dan terancam dengan hukuman utama

yang sejenis, maka satu hukuman saja yang dijatuhkan tetapi tidak boleh

melebihi hukuman maksimum yang terberat ditambah sepertiganya.Apabila

terancam dengan hukuman utama yang tidak sejenis maka tiap-tiap hukuman itu

2

R.Soesilo.1988.Kitab undang-undang hukum pidana.Politeia.bogor. hal.81

3


(16)

3

dijatuhkan namun tidak boleh melebihi hukuman yang terberat sekali ditambah

sepertiganya.

4

Dalam prakteknya jika seseorang melakukan perbarengan tindak

pidana, banyak putusan hakim yang justru memperingan hukuman atau sanksi

pelaku, bahkan jauh dari ancaman pidana yang terberat sekalipun. Hakim lebih

menekankan pada pertimbangan non yuridis yang banyak meringankan pelaku

perbarengan tindak pidana daripada pertimbangan yuridis.

Hal tersebut dapat menimbulkan opini buruk terhadap peradilan oleh

masyarakat, ketidakpercayaan masyarakat terhadap peradilan karena dirasa

hukuman tidak sebanding dengan beberapa perbuatan yang dilakukan. Hal ini

dapat melukai rasa keadilan di dalam masyarakat khususnya para korban atau

keluarga korban kejahatan.Hal inilah yang kemudian membuat penulis tertarik

untuk mengkaji tema ini lebih dalam untuk mengetahui konsisten hakim

menjatuhkan putusan dilihat dari penerapan stelsel pidananya.

B.

Rumusan Masalah

1.

bagaimana konsistensi hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap

pelaku perbarengan tindak pidana ?

2.

Apakah yang dijadikan pertimbangan bagi hakim dalam menjatuhkan

sanksi pidana bagi pelaku perbarengan tindak pidana ?

4


(17)

4

C.

Tujuan Penelitian

1.

Untuk mengetahui konsistensi hakim menjatuhkan putusan dalam hal

terjadi perbarengan tindak pidana .

2.

Untuk mengetahui apa yang jadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan

sanksi pidana bagi pelaku perbarengan tindak pidana.

D.

Manfaat Penelitian

1.

Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran pada

pengembangan studi ilmu hukum di Indonesia, khususnya memberikan

sumbangan pemikiran dalam hukum pidana dj Indonesia. Serta penelitian

ini diharapkan pengetahuan tentang pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan sanksi Pidana dalam hal terjadi perbarengan tindak pidana (

concurcus realis ).

2.

Manfaat Praktis

a.

Bagi Penulis

Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan serta pengetahuan terhadap pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan sanksi pidana dalam hal terjadi perbarengan tindak

pidana (concurcus realis ) beserta konsistensinya.


(18)

5

b.

Bagi masyarakat

Bagi masyarakat secara umumnya diharapkan penelitian ini mampu

memberikan informasi dan sarana untuk memberikan ilmu

pengetahuan mengenai perbarengan tindak pidana ( concurcus realis ).

c.

Bagi penegak hukum

Bagi penegak hukum dalam hal ini khususnya hakim, diharapkan

penelitian ini dapat menjadi masukan positif dalam hal pertimbangan

menjatuhkan sanksi Pidana kepada pelaku perbarengan tindak pidana (

concurcus realis ).

E.

Metode Penelitian

1.

Metode pendekatan

Bahwa jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatanyuridis

sosiologis yaitu penelitian yang dilakukan ditempat atau terjadinya

permasalahan-permasalahan.Dalam penelitian ini penulis meneliti,

mengkaji,

melakukan

wawancara

dan

observasi

langsung

ke

lapangan.

5

Penelitian yang dilakukan tetap mengedepankan pembahasaan

secara yuridis dimana sebelum melakukan pembahasan penulis akan

berpedoman pada peraturan yang dijadikan dasar untuk menganalisa gejala

hukum yang timbul kemudian hasil pembahasan yuridis tersebut akan

diarahkan pada aspek sosiologis.

5


(19)

6

2.

Lokasi Penelitian

Sehubungan permasalahan yang diangkat oleh penulis, maka penulis

memilih Pengadilan Negeri Malang yang beralamat di Jalan Jenderal

Ahmad Yani utara no. 198 sebagai lokasi penelitian.Penulis memilih

lokasi tersebut dikarenakan tersedianya data-data yang sangat diperlukan

penulis dengan permasalahan sehingga diharapkan mampu menjawab

segala permasalahan yang telah diuraikan.

3.

Sumber data

a.

Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh saat peneliti

melakukan penelitian, yaitu dengan cara bertanya langsung atau

wawancara kepada pihak yang terkait yakni hakim Pengadilan Negeri

Malang

b.

Data Sekunder

Adalah data yang erat kaitannya dengan data primer yang bersifat

menunjang sehingga saling membantu dalam memahami data

primer.Dalam hal ini yang digunakan yaitu dokumen, buku-buku,

jurnal, majalah, internet, artikel, data-data lainnya yang berhubungan

dengan topik pembahasan


(20)

7

4.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengumpulan data secara langsung di lapangan melalui :

a.

Interview atau wawancara

Interview atau wawancara yaitu bentuk komunikasi langsung

antara peneliti dan narasumber atau responden.

6

Dilakukan untuk

memperoleh data dengan langsung mengadakan tanya jawab antara

penulis dengan responden yang meliputi panitera dan hakim

pengadilan negeri malang.

b.

Studi Kepustakaan yaitu melakukan pencatatan terhadap data-data,

buku-buku, karya ilmiah, dan pendapat para ahli.

5.

Teknik Analisa Data

Setelah melakukan pengumpulan data, baik yang berasal dari studi

lapangan maupun studi kepustakaan telah dipandang cukup, maka penulis

menggunakan metode analisa dengan cara deskriptif analisis, yakni

menganalisis mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan

jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah

dan unit yang diteliti.

7

6

W. Gulo.2002.Metode Penelitian. Grasindo.Jakarta.hal. 119

7


(21)

8

F.

Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini penulis mengemukakan sistematika penulisan sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian, konsep oprasional dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian tindak pidana dan unsur-unsurnya,

penipuan, timbangan, pedagang,serta hal-hal lain yang berhubungan dengan

permasalahan yang sedang diteliti.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini merupakan inti dari dari penulisan laporan penelitian ini, yang

menyajikan

gambaran

umum

tentang

lokasi

penelitian

dan

hasil

pengamatan.Data-data yang diperoleh dari studi lapangan, dimana terhadap

data-data tersebut dijelaskan dengan analisis-analisis yang logis tentang tindak pidana

penipuan melalui timbangan yang dilakukan oleh pedagang tembakau.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab ini dipaparkan mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari

penulisan ini, serta saran yang peneliti berikan berkaitan dengan harapan dan

dapat dijadikan masukan terhadap pihak-pihak yang terkait.


(1)

3 dijatuhkan namun tidak boleh melebihi hukuman yang terberat sekali ditambah sepertiganya.4

Dalam prakteknya jika seseorang melakukan perbarengan tindak pidana, banyak putusan hakim yang justru memperingan hukuman atau sanksi pelaku, bahkan jauh dari ancaman pidana yang terberat sekalipun. Hakim lebih menekankan pada pertimbangan non yuridis yang banyak meringankan pelaku perbarengan tindak pidana daripada pertimbangan yuridis.

Hal tersebut dapat menimbulkan opini buruk terhadap peradilan oleh masyarakat, ketidakpercayaan masyarakat terhadap peradilan karena dirasa hukuman tidak sebanding dengan beberapa perbuatan yang dilakukan. Hal ini dapat melukai rasa keadilan di dalam masyarakat khususnya para korban atau keluarga korban kejahatan.Hal inilah yang kemudian membuat penulis tertarik untuk mengkaji tema ini lebih dalam untuk mengetahui konsisten hakim menjatuhkan putusan dilihat dari penerapan stelsel pidananya.

B. Rumusan Masalah

1. bagaimana konsistensi hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku perbarengan tindak pidana ?

2. Apakah yang dijadikan pertimbangan bagi hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana bagi pelaku perbarengan tindak pidana ?

4


(2)

4

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui konsistensi hakim menjatuhkan putusan dalam hal terjadi perbarengan tindak pidana .

2. Untuk mengetahui apa yang jadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana bagi pelaku perbarengan tindak pidana.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran pada pengembangan studi ilmu hukum di Indonesia, khususnya memberikan sumbangan pemikiran dalam hukum pidana dj Indonesia. Serta penelitian ini diharapkan pengetahuan tentang pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi Pidana dalam hal terjadi perbarengan tindak pidana ( concurcus realis ).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan terhadap pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana dalam hal terjadi perbarengan tindak pidana (concurcus realis ) beserta konsistensinya.


(3)

5

b. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat secara umumnya diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi dan sarana untuk memberikan ilmu pengetahuan mengenai perbarengan tindak pidana ( concurcus realis ).

c. Bagi penegak hukum

Bagi penegak hukum dalam hal ini khususnya hakim, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan positif dalam hal pertimbangan menjatuhkan sanksi Pidana kepada pelaku perbarengan tindak pidana ( concurcus realis ).

E. Metode Penelitian

1. Metode pendekatan

Bahwa jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatanyuridis sosiologis yaitu penelitian yang dilakukan ditempat atau terjadinya permasalahan-permasalahan.Dalam penelitian ini penulis meneliti, mengkaji, melakukan wawancara dan observasi langsung ke lapangan.5Penelitian yang dilakukan tetap mengedepankan pembahasaan secara yuridis dimana sebelum melakukan pembahasan penulis akan berpedoman pada peraturan yang dijadikan dasar untuk menganalisa gejala hukum yang timbul kemudian hasil pembahasan yuridis tersebut akan diarahkan pada aspek sosiologis.

5


(4)

6

2. Lokasi Penelitian

Sehubungan permasalahan yang diangkat oleh penulis, maka penulis memilih Pengadilan Negeri Malang yang beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani utara no. 198 sebagai lokasi penelitian.Penulis memilih lokasi tersebut dikarenakan tersedianya data-data yang sangat diperlukan penulis dengan permasalahan sehingga diharapkan mampu menjawab segala permasalahan yang telah diuraikan.

3. Sumber data

a. Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh saat peneliti melakukan penelitian, yaitu dengan cara bertanya langsung atau wawancara kepada pihak yang terkait yakni hakim Pengadilan Negeri Malang

b. Data Sekunder

Adalah data yang erat kaitannya dengan data primer yang bersifat menunjang sehingga saling membantu dalam memahami data primer.Dalam hal ini yang digunakan yaitu dokumen, buku-buku, jurnal, majalah, internet, artikel, data-data lainnya yang berhubungan dengan topik pembahasan


(5)

7

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data secara langsung di lapangan melalui :

a. Interview atau wawancara

Interview atau wawancara yaitu bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan narasumber atau responden.6 Dilakukan untuk memperoleh data dengan langsung mengadakan tanya jawab antara penulis dengan responden yang meliputi panitera dan hakim pengadilan negeri malang.

b. Studi Kepustakaan yaitu melakukan pencatatan terhadap data-data, buku-buku, karya ilmiah, dan pendapat para ahli.

5. Teknik Analisa Data

Setelah melakukan pengumpulan data, baik yang berasal dari studi lapangan maupun studi kepustakaan telah dipandang cukup, maka penulis menggunakan metode analisa dengan cara deskriptif analisis, yakni menganalisis mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.7

6

W. Gulo.2002.Metode Penelitian. Grasindo.Jakarta.hal. 119

7


(6)

8

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini penulis mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, konsep oprasional dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian tindak pidana dan unsur-unsurnya, penipuan, timbangan, pedagang,serta hal-hal lain yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini merupakan inti dari dari penulisan laporan penelitian ini, yang menyajikan gambaran umum tentang lokasi penelitian dan hasil pengamatan.Data-data yang diperoleh dari studi lapangan, dimana terhadap data-data tersebut dijelaskan dengan analisis-analisis yang logis tentang tindak pidana penipuan melalui timbangan yang dilakukan oleh pedagang tembakau.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab ini dipaparkan mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan ini, serta saran yang peneliti berikan berkaitan dengan harapan dan dapat dijadikan masukan terhadap pihak-pihak yang terkait.


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA

0 4 128

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI KLATEN).

0 2 10

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Studi kasus di Pengadilan Negeri Purworejo).

0 2 16

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Studi kasus di Pengadilan Negeri Purworejo).

0 3 12

PENDAHULUAN PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Studi kasus di Pengadilan Negeri Purworejo).

0 3 12

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pemidanaan Terhadap Anak Dalam Tindak Pidana Perkosaan (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Kota Payakumbuh).

0 0 7

PARTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI PADANG.

0 0 8

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN BIASA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Koto Baru Kabupaten Solok).

0 0 6

KAJIAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN TERENCANA DISERTAI PEMERKOSAAN CONCURSUS REALIS (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA NO. 1379/PID.B/2005/PNSBY).

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA

0 1 18