PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN

yang berlawanan jenis terjadi dengan memegang etika perkawinan itu sendiri, yaitu asimilasi perkawinan bukanlah semacam peternakan manusia. Bila dengung pembauran cukup lancar –sekali lagi asimilasi kutural sebagai landasan dan prasyaratnya- maka asimilasi perkawinan akan berjalan dengan sendirinya. Sebagai suatu studi ide perkawinan campur dapat dipelajari sebagai suatu opini yang dapat memberi warna bagi berlangsungnya proses asimilasi. Di film ‘Ampyang Balong’ focus utama cerita yang disorot adalah perkawinan campuran itu sendiri. Dalam film itu, penulis ingin mengangkat fenomena akulturasi yang unik dalam masyarakat Balong sendiri. Akulturasi kental yang terjadi di dalam masyarakat Balong adalah amalgamasi. Dalam sejarahnya amalgamasi antara Cina dan Jawa ini tidak menghasilkan suatu resistensi yang kuat dari masyarakat local Jawa. Penerimaan masyarakat local terhadap komunitas CinaTiong Hoa seiring dengan budaya perdagangan Ting Hoa yang masuk. Budaya perdagangan ini ternyata tidak dipandang mengganggu bagi masyarakat local. Perdagangan ini justru dpandang menambah kekayaan local dalam kerabat dan tetangga. Dari anggapan ini akhirnya komunitas Tiong Hoa yang datang ke Balong secara perlahan masuk ke dalam keluarga Jawa melalui amalgamasi dengan lancer, tanpa suatu perlawanan.

B. PERUMUSAN MASALAH

Perkawinan sebagai ungkapan nyata pola pemikiran, pola perilaku dan perwujudan fisik manusia yang akan memiliki pengaruh yang luas pada setiap aspek interaksi dengan kebudayaan lain. Pertautan antara kebudayaan yang satu dengan yang lain melalui lembaga perkawinan ini merupakan benih bagi berlangsungnya proses pembauran atau asimilasi secara natural. Oleh karena itu tinjauan nilai budaya sebagai akar kebudayaan suatu bangsa akan dapat membantu melihat pertautan dua kebudayaan yang berbeda tersebut. Pada akhirnya interaksi sosial ini akan berpengaruh pada penerimaan konsep perkawinan campur sebagai puncak dari bentuk asimilasi. Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Sejauh mana pengaruh keluarga pasangan Cina-Jawa dapat menimbulkan suatu interaksi rekonsiliasi sosial dan budaya dalam hubungannya mewujudkan pembauran dan kerukunan antar golongan etnis Jawa dan Tionghoa. 2. Sejauh mana pengaruh kepercayaan masyarakat lokal maupun masa kepemimpinan orde baru mempengaruhi tatanan sosial budaya Balong dalam proses pembauran dan kerukunan antara golongan etnis Jawa dan Tionghoa. 3. Sejauh mana individu yang terlibat dalam perkawinan campur antar etnis atau amalgamasi menanggapi proses perpindahan agama yang terjadi dalam perkawinannya 4. Sejauh mana individu yang terlibat dalam perkawinan campur antar etnis atau amalgaasi menanggapi proses penyesuaian identitas dari kedua kebudayaan yang berbeda dalam proses menuju perkawinan antar ras atau amalgamasi.

C. TUJUAN PENELITIAN

Sebagaimana telah diketahui masalah integrasi bangsa dan negara salah satunya adalah masalah pembauran yang kadangkala muncul secara laten dan sporadis. Oleh sebab itu setelah kerusuhan rasial pada tahun 1998 masalah pembauran perlu dapat perhatian agar dapat memupuk usaha pembauran, sehingga secara umum tujuan dari dokumenter ini bermaksud melihat hambatan-hambatan dan memberikan orientasi bagi upaya berlangsungnya proses pembauran. Secara khusus studi ini bertujuan untuk melihat terminologi secara audio maupun sosial bagaimana pembauran di kampung Balong terjadi. Kampung ini menjadi gambaran bagi kampung Pecinan lainnya bagaimana proses asimilasi interaksi sosial melalui perkawinan campur atau amalgamasi itu terjadi.

D. KERANGKA PEMIKIRAN