2.7. Alih Fungsi Lahan Pertanian
Pengertian alih fungsi tanaman secara umum berarti adanya perubahan, pengubahan, penukaran penggunaan lahan, Wahyunto, dkk 2001 mengatakan
perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Para
ahli berpendapat bahwa perubahan-perubahan lahan lebih disebabkan oleh adanya kebutuhan dan keinginan manusia.
Lahan merupakan suatu daerah yang ada di permukaan bumi yang memiliki sifat-sifat tertentu seperti geologi, atmosfer, hidrologi, vegetasi dan penggunaan
lahan. Lahan merupakan kenampakan geografi yang perlu dikaji dan salah satu kegiatan pengkajiannya adalah dengan cara mengadakan observasi terhadap
pemanfaatannya serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Faktor-faktor yang mendorong perubahan penggunaan lahan dapat juga
disebabkan oleh pengaruh politik, ekonomi, demografi dan budaya. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan dan konsumsi juga merupakan faktor
penyebab perubahan penggunaan lahan. Sebagai contoh, meningkatnya kebutuhan akan ruang tempat hidup, transportasi dan tempat rekreasi akan mendorong terjadinya
perubahan penggunaan lahan. Teknologi juga berperan dalam menggeser fungsi lahan. Hal lain yang perlu dilihat dalam menilai perubahan suatu wilayah adalah
Universitas Sumatera Utara
transformasi struktural yang terjadi di wilayah tersebut, baik yang berkaitan dengan transformasi ekonomi, ketenagakerjaan, demografi, sosial dan budaya masyarakat.
Keanekaragaman dalam kegiatan perekonomian di daerah merupakan sumber kekuatan dalam menghadapi fluktuasi ekonomi. Kalau ekonomi daerah tergantung
kepada satu komoditi saja, penduduknya akan menderita lebih banyak kalau permintaan akan penghasilan itu hilang. Sebaliknya daerah yang sumber
penghasilannya luas dapat dianggap sehat dan lebih kuat ekonominya. Jika dilihat dalam skala yang lebih kecil yaitu rumah tangga, dapat dikatakan
bahwa apabila rumah tangga yang tidak mengandalkan pendapatan dari satu sumber saja, maka kondisi ekonominya akan lebih sehat dan kuat dalam menghadapi
fluktuasi ekonomi. Perubahan kegiatan pemanfaatan lahan yang terjadi pada populasi penelitian
yaitu dari lahan tanaman padi ke perkebunan kelapa sawit merupakan suatu aktivitas masyarakat petani dalam rangka peningkatan taraf hidup. Sejalan dengan semakin
berkembangnya aktivitas yang dilakukan, maka akan memberikan pengaruh yang semakin kompleks terhadap kondisi ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Dari segi ekonomi lahan adalah merupakan suatu faktor produksi penting yang diberikan oleh alam. Sebagai faktor produksi, maka lahan tersebut sangat
memegang peranan penting dalam kegiatan usaha tani. Selanjutnya manusia dalam usaha dan upaya mempertahankan kehidupannya ini tidak lagi semata tergantung
pada alam melainkan dengan segala kemampuan manusia sendiri yang semakin berkembang membawa manusia pada kecenderungan memanfaatkan alam
Universitas Sumatera Utara
semaksimal mungkin untuk kesejahteraan hidupnya. Aktivitas manusia untuk mempertahankan hidupnya beraneka ragam sesuai dengan kemampuan dan potensi
tata geografisnya. Dijelaskan pula bahwa lahan sebagai sumber alam yang penting dalam
pemanfaatannya harus memperhatikan unsur pengawetan, kesesuaian, kemampuan serta bentuk penggunaannya, agar tidak mengakibatkan kerusakan dan kerugian bagi
mausia itu sendiri. Pola pemanfaatan lahan pada hakikatnya adalah hasil perpaduan antara faktor
sejarah, faktor fisik, faktor sosial budaya dan ekonomi. Pola pemanfaatan lahan di suatu wilayah mencerminkan pada orientasi kehidupan masyarakat di wilayah
tersebut, seperti tingkat kehidupan sosial dan ekonomi, budaya dan teknologi. Jumlah penduduk dan perubahan, penyebaran dan bidang nafkah adalah sesuatu yang
merupakan faktor penentu di dalam pola maupun orientasi pemanfaatan lahan. Sifat perubahan pemanfaatan lahan secara garis besar dapat dibagi dua yaitu
bersifat musiman dan permanen. Perubahan pemanfaatan lahan musiman biasanya terjadi pada lahan pertanian tanaman pangan yang juga disebut rotasi tanaman.
Sebagai contoh lahan sawah pada musim penghujan digunakan untuk tanaman padi sawah dan pada musim kemarau untuk tanaman palawija. Perubahan pemanfaatan
lahan musiman ini tidak hanya karena faktor musim saja, tetapi kehendak manusia juga akan menentukan perubahan pemanfaatan lahan. Sedangkan perubahan
pemanfaatan lahan yang bersifat permanen yaitu perubahan pemanfaatan lahan dalam periode waktu relatif lama. Perubahan pemanfaatan lahan yang bersifat lama ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena faktor perubahan alam, atau karena faktor kehendak manusianya sendiri. Seperti pemanfaatan daerah pesisir pantai sebagai hutan bakau, hal ini
merupakan faktor perubahan alam yang didukung kehendak manusia dengan tujuan sebagai pengaman daerah pantai dari intrusi air laut dan abrasi pantai.
I’adjarajani 2001 menunjukkan bahwa alih fungsi lahan pertanian diakibatkan perubahan kondisi sosial rumah tangga petani tersebut, yang
diidentifikasikan dari adanya: a.
Perubahan jenis mata pencaharian pokok di bidang pertanian. b.
Penurunan konsumsi kebutuhan pokok sehari-hari keluarga. c.
Penurunan kemampuan pemenuhan kebutuhan kesehatan keluarga. d.
Penurunan pemenuhan kebutuhan tempat tinggal keluarga. e.
Penurunan kemampuan pengembangan pendidikan keluarga. f.
Penurunan kemampuan mobilitas. Alih fungsi lahan mengakibatkan sebagian besar rumah tangga petani
mengalami perubahan kondisi ekonomi rumah tangga. Alih fungsi lahan pertanian sebagai akibat dari kondisi ekonomi rumah tangga petani, dapat diidentifikasikan dari
adanya: a.
Penurunan pendapatan per bulan. b.
Penurunan kemampuan investasi. c.
Penurunan kemampuan modal usaha. d.
Penurunan kemampuan menabung. e.
Penurunan kemampuan pemasaran hasil pertanian.
Universitas Sumatera Utara
f. Penurunan akses ke lembaga keuangan.
Dengan menurunnya kemampuan pendapatan petani maka petani pada umumnya melakukan alih fungsi lahan untuk meningkatkan kemampuan pendapatan
keluarga. Pemanfaatan waktu yang ada memungkinkan petani untuk memperoleh
pendapatan di luar usaha tani yang ditekuninya dan menambah penghasilan pendapatan petani, sehingga keinginan petani untuk menabung semakin tinggi.
Biasanya pendapatan yang tinggi dapat meningkatkan kemampuan untuk menabung, karena semakin baik tingkat pendapatan rumah tangga petani, maka semakin besar
pengeluaran untuk konsumsi non pangan dibandingkan pengeluaran konsumsi pangan.
Menurut Adi 2002, alasan petani lebih memilih sub sektor perkebunan adalah karena komoditi-komoditi perkebunan dapat diekspor dan memiliki nilai
komersial yang besar. Hal ini mempengaruhi minat petani untuk bertanam padi sawah, dengan kondisi pendapatan yang lebih jauh.
2.8. Konsep Tanaman Kelapa Sawit