ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Oleh
Mohammad Rif’i Romadhon
08610152

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Gelar Sarjana Ekonomi


Oleh
Mohammad Rif’i Romadhon
08610152

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah NYA peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
Maksud dan tujuan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulisan Skripsi ini tidak akan lancar tanpa adanya bantuan, dukungan serta
bimbingan dari beberapa pihak baik langsung maupun tidak langsung yang sangat

besar artinya. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada:
1. Dr.

H.

Muhadjir

Effendy,

M.AP

selaku

Rektor

Universitas

Muhammadiyah Malang.
2. Dr. H. Nazaruddin M, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Aniek Rumijati, M.M. selaku Ketua Program Studi Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Malang.
4. Drs. Mohyi, M.M. selaku Dosen Wali kelas C Angkatan 2008 Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Malang yang selama studi selalu memberikan motivasi, arahan dan
semangat untuk selalu menjadi lebih baik.
5. Drs. Wiyono, M.M selaku Dosen pembimbing I yang telah

banyak

meluangkan waktu dan tenaga serta kesabarannya dalam memberikan
bimbingan

dan

pengarahaan


kepada

penulis

sehingga

dapat

terselesaikannya Skripsi ini.
6. Prof. Dr. Bambang Widagdo, M.M. selaku Dosen pembimbing II yang
telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta kesabarannya dalam
memberikan bimbingan dan pengarahaan kepada penulis sehingga dapat
terselesaikannya Skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis
khususnya Jurusan Manajemen yang telah banyak memberikan ilmu dan
pengetahuan selama mengajar di kelas C dan Konsentrasi Keuangan.
8. Ayah (alm) dan Ibu (alm) tercinta insyALLAH aku akan menjaga amanat
yang telah beliau berikan untuk menyelesaikan kuliah di UMM serta
saudara – saudaraku, mas khanif, mbak anis, mas adzan, yang telah
memberikan dukungan baik secara materil maupun spiritual, serta segenap

kasih sayangnya yang telah diberikan kepada saya selama ini, terima kasih
yang tak terhingga untuk semuannya.
9. Kepada kekasihku sely yang telah menemani dan memotivasi untuk
melewati

berbagai

hambatan

menyelesaikan skripsi ini.

dengan

penuh

kesabaran

sehingga

10. Kepada semua teman-teman yang telah memberikan motivasi dan

membantu proses penyelesaian skripsi ini, kepada Zulfia, Syafrilia, Irul
dan Adit.
11. Teman-teman partime di pojok Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan data serta informasi dalam penyusunan
skripsi ini.
12. Pihak-pihak lain yang turut membantu selesainya skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dapat lebih baik lagi. Besar
harapan penulis bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
semua pihak dalam meningkatkan keilmuan. Akhir kata saya mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya.

Wassalamualaikum Wr. Wb
Malang, 28 Juli 2012
Penulis

Mohammad Rif,i Romadhon


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
ABSTRAK ........................................................................................................... xi
ABSTRACT ........................................................................................................ xii

BAB I

PENDAHULUAN ..................................................................................

1


A. Latar Belakang Penelitian .................................................................

1

B. Rumusan Masalah .............................................................................

6

C. Batasan Masalah ...............................................................................

6

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ........................................

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

9


A. Tinjauan Penelititan Terdahulu .........................................................

9

B. Tinjauan Teori ................................................................................... 10
C. Kerangka Pikir ................................................................................... 28
D. Hipotesis ........................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 31
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 31
B. Jenis Data dan Sumber Data .............................................................. 31
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 33
E. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 33
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 38
G. Uji Hipotesis ....................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 40
A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel ............................................... 40

B. Penyajian Data ................................................................................... 47
C. Analisis Data ..................................................................................... 56

D. Analsis Cross Section Analysis Dan Time Series Analysis .................. 73
E. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 75
F. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 80
A. Kesimpulan ....................................................................................... 80
B. Saran ................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Perhitungan NOPAT
Lampiran 2 : Perhitungan Hutang Sebelum Pajak (Kd)
Lampiran 3 : Perhitungan Tarif Pajak
Lampiran 4 : Perhitungan Hutang Setelah Pajak (Ki)
Lampiran 5 : Proporsi Modal Masing-masing Perusahaan
Lampiran 6 : Indeks Harga Saham
Lampiran 7 : IHSG
Lampiran 8 : Perhitungan Suku Bunga Bebas Resiko (Rf)

Lampiran 9 : Perhitungan Koefisien Saham (β) Tahun 2009
Lampiran 10 : Perhitungan Koefisien Saham (β) Tahun 2010
Lampiran 11 : Perhitungan Koefisien Saham (β) Tahun 2011
Lampiran 12 : Regresi Linier 2009
Lampiran 13 : Regresi Linier 2010
Lampiran 14 : Regresi Linier 2011
Lampiran 15 : Perhitungan Biaya Laba Ditahan (Ks)
Lampiran 16: Perhitungan WACC
Lampiran 17: Perhitungan Biaya Modal
Lampiran 18: Perhitungan EVA
Lampiran 19: Perhitungan Time Series
Lampiran 20: Laporan Keuangan PT Perdana Karya Perkasa Tbk
Lampiran 21: Laporan Keuangan PT Bayan Resources Tbk
Lampiran 22: Laporan Keuangan PT Delta Dunia Makmur Tbk
Lampiran 23: Laporan Keuangan PT Bumi Resources Tbk
Lampiran 24: Laporan Keuangan PT Adaro Energy Tbk
Lampiran 25: Laporan Keuangan PT Darma Henwa Tbk
Lampiran 26: Laporan Keuangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk
Lampiran 27: Laporan Keuangan PT Petrosea Tbk

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Prediksi Jumlah Produksi, kebutuhan domestik, dan ekspor
Batubara (Dalam 1000 Ton)........................................................ 4
Tabel 1.2 Net Sales dan Net Income/ (Net Loss) Perusahaan Pertambangan
Batubara di BEI Tahun 2010 sampai Tahun 2011 (Dalam juta
Rupiah) ....................................................................................... 5
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan EVA .......................................................................... 9
Tabel 4.1 Pemilihan Kriteria Sampel ...................................................................... 40
Tabel 4.2 Data Laporan Keuangan Neraca PT Perdana Karya Perkasa Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) ............................................................... 47
Tabel 4.3 Data Laporan Keuangan Laba Rugi PT Perdana Karya Perkasa
Tbk Tahun 2009-2011 (Rp) ........................................................ 48
Tabel 4.4 Data Laporan Keuangan Neraca PT Bayan Resources Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) ............................................................... 48
Tabel 4.5 Data Laporan Keuangan Laba Rugi PT Bayan Resources Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) ............................................................... 49
Tabel 4.6 Data Laporan Keuangan Neraca PT Delta Dunia Makmur Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) ............................................................... 50
Tabel 4.7 Data Laporan Keuangan Laba Rugi PT Delta Dunia Makmur
Tbk Tahun 2009-2011 (Rp) ........................................................ 50
Tabel 4.8 Data Laporan Keuangan Neraca PT Bumi Resources Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) ............................................................... 51
Tabel 4.9 Data Laporan Keuangan Laba Rugi PT Bumi Resources Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) ............................................................... 51
Tabel 4.10 Data Laporan Keuangan Neraca PT Adaro Energy Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) .............................................................. 52
Tabel 4.11 Data Laporan Keuangan Laba Rugi PT Adaro Energy Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) .............................................................. 52

Tabel 4.12 Data Laporan Keuangan Neraca PT Darma Henwa Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) .............................................................. 53
Tabel 4.13 Data Laporan Keuangan Laba Rugi PT Darma Henwa Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) .............................................................. 53
Tabel 4.14 Data Laporan Keuangan Neraca PT Indo Tambangraya Megah
Tbk Tahun 2009-2011 (Rp) ....................................................... 54
Tabel 4.15 Data Laporan Keuangan Laba Rugi PT Indo Tambangraya
Megah Tbk Tahun 2009-2011 (Rp) ........................................... 55
Tabel 4.16 Data Laporan Keuangan Neraca PT Petrosea Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) .............................................................. 55
Tabel 4.17 Data Laporan Keuangan Laba Rugi PT Petrosea Tbk
Tahun 2009-2011 (Rp) .............................................................. 56
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan NOPAT perusahaan pertambangan batubara
yang terdaftar di BEI Tahun 2009-2011 ................................... 57
Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Biaya Hutang Sebelum Pajak dan Biaya
Hutang Setelah Pajak perusahaan pertambangan batubara yang
tercatat di BEI tahun 2009-2011 ................................................ 59
Tabel 4.20 Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 60
Tabel 4.21 Koefisien Beta Saham (β)
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 61
Tabel 4.22 Biaya Laba ditahan
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 62
Tabel 4.23 Proporsi modal PT Perdana Karya Perkasa Tbk
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 63
Tabel 4.24 Proporsi modal PT Bayan Resources Tbk
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 64
Tabel 4.25 Proporsi modal PT Delta Dunia Makmur Tbk
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 65
Tabel 4.26 Proporsi modal PT Bumi Resources Tbk
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 66

Tabel 4.27 Proporsi modal PT Adaro Energy Tbk
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 67
Tabel 4.28 Proporsi modal PT Darma Henwa Tbk
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 68
Tabel 4.29 Proporsi modal PT Indo Tambangraya Megah Tbk
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 68
Tabel 4.30 Proporsi modal PT Petrosea Tbk
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 69
Tabel 4.31 Biaya Modal Rata-rata (WACC) Perusahaan pertambangan
batubara yang terdaftar di BEI Tahun 2009-2011 ..................... 70
Tabel 4.32 Biaya Modal Perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar
di BEI Tahun 2009-2011 .......................................................... 71
Tabel 4.33 Hasil Perhitungan EVA Perusahaan pertambangan batubara
yang terdaftar di BEI Tahun 2009-2011 ................................... 73
Tabel 4.34 EVA Perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI
Tahun 2009-2011 ..................................................................... 74
Tabel 4.35 Time Series Analysis Perusahaan pertambangan batubara yang
terdaftar di BEI Tahun 2009-2011 ............................................ 75

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 EVA dalam mengukur kinerja perusahaan pertambangan
batubara ................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta
Mahmud, Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama,
UPP STIE YKPN, Yogyakarta.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2002. Analisis Laporan Keuangan; Edisi
Revisi, Cetakan Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Munawir, S. 1995, Analisis Laporan Keuangan; Edisi Keempat, Cetakan
Kesebelas, Liberty, Yogyakarta.
Munawir, S. 2002, Analisis Laporan Keuangan; Edisi Keempat, Cetakan
Kesebelas, Liberty, Yogyakarta.
Munawir, S. 2007, Analisis Laporan Keuangan; Edisi Keempat, Cetakan
Kesebelas, Liberty, Yogyakarta.
Pradhono &. Yulius Jogi C.,2004, Pengaruh Economic Value Added, Residual
Income, Earnigs dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang
Diterima Oleh Pemegang Saham. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol.6,
Nopember.
Resmi, Siti. 2003. Economic Value Added (EVA) sebagai Pengukur Kinerja
perusahaan ; Sebuah Kenyataan, Majalah Ekonomi No. 03l TH XIII.
Desember, hal 276-287.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta
Supangkat, Harry. 2003, Buku Panduan Direktur Keuangan, Edisi 1, Salemba
Empat, Jakarta.
Utomo, Lisa Linawati. 1999. Economic Value Added Sebagai Ukuran
Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol 1 Mei.
Wahyu Septianingrum.2008. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan
Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Pada Perusahaan Food
and Beverages Yang Tercatat Pada BEI 2005-2007). Skripsi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Cetakan
Pertama, Malang.
Weston, J Fred dan Copeland, Thomas E. 1995. Manajemen Keuangan, Edisi
Kesembilan, Binarupa Aksara, Jakarta
www.bps.go.id
www.kompas.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perubahan yang saat ini terjadi sedemikian cepat, seiring dengan
perkembangan persaingan didunia usaha yang semakin ketat, perusahaan
dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan baik yang
ada didalam negeri maupun yang ada di luar negeri. Persaingan antar
perusahaan maupun antar negara tersebut berlangsung secara bebas dan
ketat karena banyaknya bermunculan perusahaan asing didalam negeri
yang disebabkan oleh semakin tipisnya batas antar negara. Kondisi seperti
ini perusahaan harus mampu meningkatkan kinerjanya. Kinerja suatu
perusahaan sangat tergantung pada bagaimana manajemen mengelola
keuangan dan melaksanakan aktivitas perusahaan tersebut.
Pihak

manajemen

dituntut

untuk

mampu

meningkatkan

kemampuan dan profesionalismenya. Hal ini bertujuan agar manajemen
perusahaan mampu mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pihak manajemen harus memperhatikan kinerja
keuangan perusahaan, dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan, dimana
kinerja keuangan perusahaan menggambarkan kondisi keuangan dan
perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Ukuran yang dipakai untuk melakukan penilaian terhadap
perusahaan sangat beragam dan bervariasi, yang terkadang berbeda dari

1

2

masing-masing industri. Ukuran yang biasa digunakan didalam penilaian
perusahaan dinyatakan dalam rasio financial yang dibagi dalam tiga
kategori. Pertama, ukuran kinerja yang meliputi rasio profitabilitas, rasio
pertumbuhan, dan rasio penilaian. Kedua, ukuran efisiensi yang meliputi;
manajemen aktiva dan investasi serta manejemen biaya. Ketiga, ukuran
kebijakan keuangan yang meliputi; rasio leverage dan rasio likuiditas.
Alat untuk menilai kinerja dan menganalisa laporan keuangan
perusahaan yang biasa dipakai selama ini adalah analisis rasio financial
yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio
profitabilitas. Penggunaan alat analisis rasio financial ini belum dapat
memuaskan keinginan pihak ketiga yaitu pihak investor atau para
penyandang dana (kreditur dan para pemegang saham). Pihak manajemen
dengan analisis rasio financial tersebut belum cukup untuk mengetahui
apakah telah terjadi nilai tambah pada perusahaannya, sedang bagi para
penyandang dana belum cukup mempunyai keyakinan, apakah modal yang
telah ditanamkan dimasa yang akan datang akan dapat memberikan tingkat
hasil pengembalian seperti yang diharapkan.
Pendekatan Economic Value Added (EVA) dimana EVA sebagai
pengukur kinerja dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menciptakan nilai tambah. Selain itu, EVA merupakan pengukur kinerja
yang memuat total faktor kinerja karena memasukkan semua unsur dalam
laporan laba/rugi dan neraca perusahaan. Berbeda dengan pendekatanpendekatan yang telah disebutkan diatas (rasio financial), kinerja dan

3

prestasi manajemen yang diukur dengan pendekatan rasio-rasio keuangan,
dan rasio keuangan yang dihasilkan sangat bergantung pada metode atau
perlakuan akuntansi yang digunakan. Adanya hal tersebut, maka
pengukuran kinerja berdasarkan laba per saham (earning per share),
tingkat pertumbuhan laba (earning growth) dan tingkat pengembalian
(rate of return) tidak efektif lagi, karena pengukuran berdasarkan rasio
financial itu tidak dapat diandalkan dalam mengukur nilai tambah yang
tercipta dalam periode tertentu.
Objek penelitian

dalam

penelitian

ini

adalah perusahaan

pertambangan batubara. Investasi di perusahaan pertambangan batubara
masih

bisa

jadi

pilihan

yang

tepat

untuk

masyarakat

dalam

menginvestasikan dananya. Secara umum investasi batubara termasuk
jenis investasi yang layak, karena mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan hasil return investasi yang besar. Melihat fakta dari sekarang
ini, batubara merupakan salah satu tambang yang berpotensi untuk
dimanfaatkan lebih lanjut oleh pemerintah selain minyak dan gas bumi.
Industri batubara Indonesia yang berkembang dengan baik selama
ini dibantu oleh kebijakan batubara pemerintah yang memperkenalkan
investasi asing secara agresif. Melihat dari segi jumlah produksi, terdapat
kenaikan yang sangat signifikan dimana angka produksi 15 tahun lalu
yang hanya sebesar 31 juta ton meningkat hingga 8 kali lipat pada tahun
2010 menjadi 256 juta ton dan dalam 5 tahun terakhir ini terlihat kenaikan
produksi sebanyak 20 juta sampai 40 juta ton per tahun. Demikian pula

4

dengan volume ekspor yang terus meningkat, dimana ekspor pada tahun
2010 telah mencapai angka 198 juta ton sehingga menempatkan Indonesia
menjadi salah satu eksportir batubara terbesar di dunia. Eksportir minyak
dari yang sebelumnya, Indonesia sekarang ini adalah negara importir
minyak, yang menyebabkan batubara semakin menempati posisi yang
penting menggantikan minyak dalam komposisi penggunaan energi di
Indonesia.(www.kompas.com)
Tabel 1.1 Prediksi Jumlah Produksi, kebutuhan domestik, dan ekspor
Batubara (Dalam 1000 Ton)
2010
2015
2020
2025
270.000
321.000
361.000
405.000
Produksi
64.000
120.000
170.000
220.000
Domestik
206.000
201.000
191.000
185.000
Ekspor
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2009
Prediksi dalam jangka panjang untuk jumlah produksi batubara,
jumlah kebutuhan domestik serta ekspor ditampilkan pada tabel 1.1. Mulai
berproduksinya tambang – tambang serta yang akan meningkatkan
produksi batubara setiap tahunnya sehingga jumlah produksi pada tahun
2025 diperkirakan akan mencapai 405 juta ton. Volume kebutuhan
domestik pun akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi
dalam negeri, sehingga pada tahun 2025 diprediksi sebesar 220 juta ton.
Hal ini berarti peningkatan tajam sekitar 4 kali lipat dibandingkan dengan
realisasi tahun 2008 yang sebesar 49 juta ton. Meningkatnya kebutuhan
domestik mengakibatkan pertumbuhan untuk ekspor diperkirakan hanya
akan sampai tahun 2015, kemudian menurun hingga angka 185 juta ton
pada tahun 2025.

5

Batubara pada saat ini lebih banyak digunakan sebagai bahan bakar
pembangkit listrik walaupun sebenarnya batubara bermanfaat juga bagi
sektor rumah tangga, industri, dan transportasi. Sektor rumah tangga
manfaat batubara sebagai bahan bakar dibentuk briket batubara. Dunia
industri dan transportasi batubara diubah dalam bentuk cair atau berupa
batubara yang bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Tabel 1.2 Net Sales dan Net Income/ (Net Loss)
Perusahaan Pertambangan Batubara di BEI
Tahun 2010 sampai Tahun 2011 (Dalam juta Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nama
Perusahaan
PKPK
BYAN
DOID
BUMI
ADRO
DEWA
ITMG
PTRO
PTBA
HRUM
KKGI
BORN

2009
383.836
7.752.866
(6.350.638)
30.412.483
26,938,020
1.903.249
14.249.467
1.623.240
7.216.228
4.602.758
406.616
200.529

Net Sales
2010
290.440
8.745.624
5.798.901
26.447.709
24.556.622
2.079.058
14.861.057
1.689.271
7.909.154
4.486.422
969.354
2.751.793

Net Income/ (Net Loss)
2009
2010
2011
21.743
8.103
(2.919)
136.287
780.719
1.873.210
(160.105)
(158.658)
(153.375)
1.799.168
2.404.030
1.960.226
4,367,252
2.230.590
5.031.314
(17.453)
5.314
(219.250)
3.169.950
1.844.708
4.976.846
15.020.730
381.816
479.735
2.727.734
1.998.937
3.088.067
767.473
823.940
1.778.984
32.003
166.026
450.203
(99.777)
348.859
1.827.621

2011
389.723
13.235.877
6.820.719
36.461.645
36.337.221
2.582.322
21.706.026
2.403.726
10.581.570
7.296.631
2.127.603
6.084.311

Sumber : Summery Bursa Efek Indonesia (2012)
Tabel 1.2 menjelaskan tentang net sales dan net income / (net loss),
Jika nilai net sales dan net income tinggi belum tentu perusahaan tersebut
dapat dikatakan sehat, dan sebaliknya jika net sales dan net income rendah
belum tentu perusahaan tersebut tidak sehat karena harus dikurangi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan selama proses produksi. Oleh
karena itu nilai tambah perusahaan diperlukan untuk mengetahui
kesehatan

keuangan

perusahaan,

karena

jika

perusahaan

hanya

meningkatkan produksinya tanpa melihat nilai ekonomi perusahaan hal
tersebut akan sia-sia.

6

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka peneliti
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Pada
Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) ”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di
atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan pertambangan batubara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia diukur dengan menggunakan
pendekatan Economic Value Added (EVA)?
2. Diantara perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI,
perusahaan manakah yang mempunyai kinerja keuangan yang paling
baik?

C. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah dalam penelitian ini dengan tujuan
agar pokok permasalahan yang diteliti tidak terlalu melebar dan peneliti
terfokus pada tujuan yang diteliti, yaitu data yang digunakan meliputi
laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, harga saham, dan
beban bunga selama periode tahun 2009 sampai tahun 2011 tanpa
dilakukan penyesuaian.

7

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan pada perusahaan
pertambangan batubara yang terdaftar di BEI, jika diukur dengan
Economic Value Added (EVA).
b. Untuk mengetahui perusahaan mana yang mempunyai kinerja
keuangan yang paling baik pada perusahaan pertambangan
batubara yang terdaftar di BEI.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan
referensi bagi pembuatan keputusan tentang strategi perusahaan
dalam menciptakan nilai perusahaan dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA).
b. Bagi Investor
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan masukan
untuk pengambilan keputusan investasi terutama jika investor akan
berinvestasi pada perusahaan pertambangan batubara yang
terdaftar di BEI, baik investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang.

8

c. Bagi Kreditur
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi
akan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibankewajibannya.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu
referensi untuk penyusunan penelitian yang selanjutnya pada waktu
yang akan datang khususnya yang membahas topik yang sama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah
penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Septianingrum (2008) dengan judul
“Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Economic
Value Added (EVA) (Studi Pada Perusahaan Food and Beverages Yang
Tercatat Pada BEI 2005-2007)”
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan EVA
Nilai EVA
Nama Perusahaan

Kesimpulan
2005

2006

2007

PT Ades Waters Indonesia Tbk

15.581.878.266

3.112.098.617

(61.949.410.305)

Tidak Sehat

PT Davomas Abadi Tbk

97.153.272.091

93.561.570.618

(344.050.921.736)

Tidak Sehat

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

495.536.190.117

919.036.739.428

(5.099.052.372038)

Tidak Sehat

PT Mayora Indah Tbk

82.019.402.575

106.671.813.588

(883.261.991.208)

Tidak Sehat

PT Multi Bintang Indonesia Tbk

81.781.674.604

58.606.001.289

(93.162.916.883)

Tidak Sehat

PT Prashida Aneka Niaga Tbk

(12.113.024.067)

4.394.209.598

(81.463.896.274)

Tidak Sehat

PT Sekar Laut Tbk

64.128.927.153

(750.117.815)

(82.033.890.702)

Tidak Sehat

PT Siantar TOP Tbk

(960.072.063)

(20.676.057.197)

(322.351.127.771)

Tidak Sehat

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

(7.600.367.993)

(26.702.146.801)

(107.300.114.293)

Tidak Sehat

PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk

(14.188.474.034)

(41.248.774.835)

(745.126.149.187)

Tidak Sehat

Sumber : Skripsi Septianingrum
Hasil

penelitian

tersebut,

menunjukkan

bahwa

dengan

menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) dan, EVA yang
positif menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan kinerja
keuangan yang efektif dan efisien. Adapun kesamaan dari penelitian yang
terdahulu dan sekarang adalah sama-sama menggunakan alat analisis yaitu
9

10

dengan pendekatan metode Economic Value Added (EVA) dalam
mengukur kinerja keuangan perusahaan, sumber data yang diperoleh
adalah menggunakan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perbedaan antara peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang adalah
obyek penelitian, dan periode data. Peneliti terdahulu obyek penelitiannya
perusahaan yang bergerak di bidang Food and Beverages dan peneliti
sekarang pada perusahaan Pertambangan Batubara. Periode data, peneliti
terdahulu menggunakan periode 2005-2007 sedangkan peneliti sekarang
menggunakan periode data 2009-2011.

B. Tinjauan Teori
1. Kinerja
Kinerja keuangan adalah alat untuk mengukur prestasi kerja
keuangan perusahan melalui sruktur permodalannya. Tolak ukur yang
digunakan dalam kinerja keuangan tergantung pada posisi perusahaan.
Tujuan pokok kinerja keuangan adalah untuk memotivasi karyawan
dalam mencapai sasaran organisasinya dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak
keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh
manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu
perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif dan

11

ekonomi

dari

keputusan

dan

mempertimbangkannya

dengan

menggunakan ukuran komparatif.
Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan
rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran
berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau
perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan
keuangan perusahaan. Sehingga seringkali kinerja perusahaan terlihat
baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tidak mengalami
peningkatan dan bahkan menurun. (Munawir,1995 :85)
2. Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan
Faktor-faktor penentu kinerja keuangan Munawir (2007:30) yaitu :
a. Likuiditas,

yang

mampu

menunjukkan

kemampuan

suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus
segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya pada aat ditagih.
b. Solvabilitas, yang mampu menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi baik keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
c. Rentabilitas atau profitabilitas, yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Stabilitas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan

usahanya

dengan

stabil,

yang

diukur

dengan

12

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
beban bunga dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
secara teratur tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
3. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja keuangan mempunyai arti yang penting
bagi pengambilan keputusan baik bagi pihak intern maupun ekstern
perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat yang dijadikan acuan
penilaian untuk meramalkan kondisi keuangan, operasi dan hasil usaha
perusahaan.
Mahmud dan Halim, (2003;75) ukuran kinerja meliputi rasiorasio berikut ini :
a. Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan unutuk
memenuhi

kewajiban

jangka

pendeknya

atau

kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
ditagih.
b. Rasio aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan
asset dengan melihat tingkat aktivitas asset.
c. Rasio Solvabilitas mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
d. Rasio Profitabilitas mengukur seberapa kemampuan perusahaan
menghasilkan laba (Profitabilitas).
e. Rasio Pasar mengukur perkembangan nilai perusahaan relatif
terhadap nilai pasar.

13

Rasio keuangan sebagai pengukuran kinerja keuangan dalam
laporan keuangan perusahaan dapat digunakan sebagai salah satu dasar
untuk memprediksi laba bersih dan deviden pada masa yang akan
datang. Cara yang digunakan untuk mendukung prediksi tersebut
adalah dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis
tersebut mengkombinasikan hubungan antara komponen keuangan
yang satu dengan komponen keuangan yang lain. Pada umumnya,
hubungan tersebut dilihat dari rasio antara komponen-komponen
keuangan yang satu dengan yang lain. Dalam konteks manajemen
keuangan, analisis tersebut dikenal dengan analisis rasio keuangan.
Analisis rasio ini berguna untuk membandingkan kinerja perusahaan
yang satu dengan perusahaan yang lain atau membandingkan kinerja
satu perusahaan pada tahun ini dengan tahun yang lainnya.
4. Laporan Keuangan
a. Sifat Laporan Keuangan
Weston & Copeland (1995 : 24) Laporan Keuangan adalah
“Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis
dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa
depan".
Laporan keuangan dibuat untuk memberikan gambaran atau
laporan

kemajuan

secara

periodik

yang

dilakukan

pihak

14

manajemen yang bersangkutan, oleh karena itu laporan keuangan
bersifat historis serta menyeluruh (Munawir, 2007:6).
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut (Munawir, 2002:2). Melalui laporan keuangan akan dapat
dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi
daripada

aktivanya,

keefektifan

penggunaan

aktiva,

hasil

usaha/pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus
dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang
bersangkutan (Munawir, 2007:5).
Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses
pencatatan, penggabungan dan pengiktisaran semua transaksi yang
dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan
usahanya dan peristiwa yang terjadi diperusahaan (Supangkat,
2003:14).
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari analisa laporan keuangan adalah untuk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan
perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan
bersangkutan (Munawir, 2002:31).

15

c. Kegunaan Hasil Analisis Laporan Keuangan
Warsono (2003:24) pengguna hasil analisis laporan
keuangan merupakan individu maupun kelompok individu. Mereka
yang berkepentingan (stakeholders) tersebut dapat dikelompokkan
menjadi empat pihak. Pertama, manajemen perusahaan yang
bersangkutan. Bagi manajemen perusahaan, hasil analisis laporan
keuangan dapat digunakan untuk mengetahui sejauhmana efisiensi
operasi, profita-bilitas jangka pendek dan jangka panjang, serta
penggunaan yang efektif atas modal, sumberdaya manusia, dan
sumber daya lainnya. Dengan dasar inilah, pihak manajemen dapat
membuat suatu keputusan.
Kedua, pemilik (para pemegang saham) perusahaan.
Dengan melihat analisis laporan keuangan, pemilik perusahaan
akan dapat mengetahui seberapa besar profitabilitas jangka pendek
dan jangka panjang dari investasi yang mereka tanamkan. Mereka
biasanya mengharapkan laba atas modal (capital agains) dan
deviden yang meningkat, yang akan membawa pertumbuhan pada
nilai ekonomi atas investasi mereka.
Ketiga, pemberi pinjaman dan kreditor. Pemberi pinjaman
dan kreditor perusahaan dapat berasal dari perbankan, para
pemegang obligasi, maupun pihak lain, seperti pemasok. Dengan
melihat hasil analisis laporan keuangan, mereka dapat mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pokok

16

pinjaman yang jatuh tempo, dan ketersediaan nilai aktiva residual
tertentu yang memberikan margin perlindungan terhadap resiko
yang mungkin timbul.
Keempat, kelompok lain, seperti pemerintah, tenaga kerja,
dan masyarakat. Mereka mempunyai tujuan spesifik bagi mereka
sendiri. Dengan hasil analisis laporan keuangan, mereka dapat
mengetahui

kemampuan

dan

keandalan perusahaan

dalam

pembayaran pajak, kemampuan untuk membayar upah, stabilitas
dalam memenuhi kebutuhan ketenagakerjaan, ataupun misalnya
kemampuan keuangan untuk memenuhi berbagai kewajiban social
dan lingkungan. Dalam manajemen keuangan, hasil analisis
laporan keuangan lebih banyak ditujukan, terutama bagi pihak
manajemen, pemilik perusahaan, dan pemberi pinjaman.
5. Konsep Economic Value Added (EVA)
a. Tinjauan Economic Value Added (EVA)
Istilah EVA pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward
Management Service yang merupakan perusahaan konsultan dari
Amerika Serikat pada tahun 1980-an. EVA telah lama dikenal oleh
para ekonom sebagai economic Profit, yaitu nilai profit yang
melebihi (kurang dari) tingkat pengembalian minimum yang bisa
diperoleh (diderita) oleh pemegang saham dan kreditor dengan
berinvestasi di sekuritas lain yang mempunyai risiko sebanding
(opportunity cost) (Resmi, 2003:279).

17

Akuntansi manajemen, EVA juga telah popular sebagai alat
untuk menilai kinerja (performance) suatu pusat investasi. EVA
merupakan alternative yang lebih baik dalam menilai kinerja
manajer divisi dibandingkan dengan ROI. Dengan penilaian
berdasarkan ROI, manajer divisi enggan melakukan investasi
karena akan menurunkan ROI divisi meskipun dapat menaikkan
laba perusahaan secara keseluruhan. Hansen dan Mowen dalam
Resmi (2003:280).
EVA merupakan laba operasi bersih setelah pajak (after tax
operating income) dikurangi dengan total biaya modal (total cost
of capital). Total biaya modal merupakan tingkat biaya modal
dikalikan dengan total modal yang diinvestasikan. Utama dalam
Resmi (2003:280).
EVA jika positif berarti tingkat pengembalian yang
dihasilkan lebih tinggi daripada tingkat pengembalian modal yang
diminta

investor,

yang

berarti

bahwa

perusahaan

telah

memaksimumkan nilai perusahaan. Demikian sebaliknya jika EVA
negatif menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang sehingga
tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada
tingkat pengembalian yang dituntut investor, yang berarti
perusahaan tidak behasil menciptakan nilai bagi pemilik modal.
Resmi (2003:280).

18

Utomo (1999:36) mengemukakan bahwa EVA atau
Economic Value Added

adalah nilai tambah ekonomis yang

diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama
periode tertentu.
Manajemen

dapat

melakukan

banyak

hal

untuk

menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan
meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut
(Stewart, 1993: 118-119):
1) Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal.
2) Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang
mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada.
3) Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak
menguntungkan.
Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal
berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara
efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu,
dengan berinvestasi ke project-project yang menerima return lebih
besar daripada biaya modal (cost of capital) yang digunakan berarti
manajemen

hanya

mengambil project

yang

bermutu

dan

meningkatkan nilai perusahaan. Economic Value Added (EVA)
juga mendorong manajemen untuk berfokus pada proses dalam
perusahaan yang menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas atau
proses yang tidak menambah nilai. Perhitungan EVA suatu

19

perusahaan merupakan proses yang kompleks dan terpadu karena
perusahaan harus menentukan terlebih dahulu biaya modalnya.
Utomo (1999:37)
EVA adalah salah satu cara untuk menilai kinerja
keuangan. EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan
nilai dari suatu investasi. EVA yang positif menunjukkan bahwa
manajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan
bagi pemilik perusahaan, sesuai dengan tujuan manajemen
keuangan memaksimumkan nilai perusahaan (Agnes, 2001:48)
EVA menghitung economic profit dan bukan accounting
profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah dalam suatu
periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan
memperoleh keuntungan (profit) diatas cost of capital perusahaan.
Secara matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi
dengan cost of capital tahunan (Pradhono & Yulius, 2004:141).
Warsono (2003:48), EVA adalah suatu estimasi laba
ekonomi yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu. EVA
mempresentasikan pendapatan residual yang tersisa setelah biaya
peluang (opportunity cost) dari semua modal yang ada.
EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomi yang
sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat
jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu
yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal

20

ekuitas setelah dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan
tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas (Brigham&Houston,
2006:69).
b. Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Indikator Nilai Tambah Ekonomi Economic Value Added
(EVA) sebagai berikut pertama, Net Operating Profit After Tax
(NOPAT)Agus Sartono (2001: 100) NOPAT merupakan sejumlah
laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perushaaan tersebut
tidak memiliki utang dan tidak memiliki aset finansial. Kedua,
Biaya Modal (Cost Of Capital). Biaya modal atau Cost Of
Capital(COC) adalah tingkat pengembalian minimum yang
diharapkan oleh pemegang saham (pemilik) perusahaan dalam
investasinya. Warsono (2003:138) menyatakan biaya modal secara
keseluruhan untuk suatu perusahaan, terdiri atas berbagai
komponen yaitu :
1) Biaya Modal Hutang (Cost of Debt)
Biaya hutang akan menunjukkan seberapa besar biaya
yang harus di tanggung oleh perusahaan sebagai akibat dari
penggunaan dana perusahaan yang berasal dari pinjaman.
Biaya hutang dihitung atas dasar setelah pajak. Komponen
biaya hutang juga memasuki perhitungan tingkat pajak yang
berlaku.

Suatu

perusahaan

memanfaatkan

sumber

21

pembelanjaan hutang, dengan tujuan untuk memperbesar
tingkat pegembalian modal sendiri (ekuitas).
Biaya hutang dibagi menjadi dua macam yaitu :
a) Biaya Hutang Sebelum Pajak (Before – tax cost of debt)
Biaya

hutang

sebelum

pajak

dapat

dengan

menghitung tingkat hasil interval atas arus kas surat-surat
obligasi, yang dinotasikan kengan Kd. biaya hutang dapat
dicari dengan mengalikan tingkat bunga setelah pajak
dengan (1 – pajak).
b) Biaya Hutang Setelah Pajak (fter-tax cost of debt)
Warsono

(2003:139),

perusahaan

yang

menggunakan sebagian sumber dananya dari hutang akan
terkena kewajiban membayar bunga. Dengan adanya beban
bunga ini akan menyebabkan besarnya pembayaran pajak
penghasilan menjadi kurang.Biaya modal menunjukkan
seberapa besar biaya
perusahaan

sebagai

yang
akibat

harus ditanggung oleh
penggunaan

dana

oleh

perusahaan yang berasal dari pinjaman.
c) Biaya Saham Freferen (Cost of Preferen Stock)
Saham

preferen merupakan kombinasi antara

hutang dengan modal sendiri. Salah satu ciri saham
preferen yag menyerupai hutang adalah adanya penghasilan
tetap bagi pemiliknya. Saham preferen tidak mempunyai

22

masa jatuh tempo, sehingga penilaianya menyerupai
obligasi abadi.
d) Biaya Modal Saham (Cost of Equity)
Warsono

(1999:85)

mengukur

tingkat

hasil

minimum para pemegang saham biasa, dilakukan melaui 3
pendekatan, yaitu sebagai berikut :
(1) Pendekatan

model

pertumbuhan

dividen,

yaitu

penghasilan dividen plus tingkat pertumbuhan atau arus
kas diskonto (discount cash inflow/DCF), mengacu
pada model penilaian saham biasa dengan pertumbuhan
konstan.
(2) Pendekatan premi risiko, yaitu penghasilan obligasi
plus premi risiko. Premi risiko diperoleh dari hasil
selisih antara tingkat pengembalian pasar saham biasa
dengan suku bunga pinjaman.
(3) Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model),
tingkat pengembalian bebas risiko yang digunakan
adalah tingkat pengembalian bebas resiko nominal yaitu
mengacu pada suku bunga.
Langkah-langkah penentuan biaya laba ditahan
dengan menggunakan pendekatan CAPM adalah sebagai
berikut :

23

(1) Tatapkan perkiraan tarif bebas risiko (Rf) yang
umumnya ditetapkan berdasarkan suku bunga rata-rata
SBI.
(2) Cari tingkat pengembalian menurut “pasar” atau ratarata saham (Rm) dan tingkat pengembalian sahan
individual (Ri).
(3) Tentukan koefisien beta saham (β) dan gunakan sebagai
indeks risiko saham.
(4) Tentukan perkiraan tingkat pengembalian disyaratkan
dari saham.
Variabel-variabel yang diamati dalam penghitungan
CAPM adalah :
(1) Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko (Rf)
Tingkat suku bunga bebas risiko diambil dari
suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
selama satu tahun.
(2) Return Pasar (Rm)
Rm merupakan

tingkat

pengembalian dari

portofolio pasar dengan menggunakan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) perbulan untuk tiap-tiap
tahun.
(3) Tingkat hasil pengembalian saham individual (Ri)

24

Return individual merupakan perhitungan
dengan cara harga penutupan (Closing Market Price).
Ri merupakan tingkat pengembalian saham selama
interval waktu satu bulan. Perhitungan tingkat hasil
pengembalian saham individual dapat diformulasikan
sebagai berikut :
Ketiga, Biaya Modal Tertimbang Rata-Rata (Weighted
Average Cost Of Capital/WACC). Pengukuran biaya modal
terdapat beberapa cara untuk menghitung berapa biaya modal yang
dikeluarkan dari perusahaan atas modal asing yang dimilikinya.
Salah satu metode penghitungan biaya modal tersebut memakai
metode Biaya Modal Tertimbang Rata-Rata (Weighted Average
Cost Of Capital/WACC). Penghitungan suatu WACC perusahaan
kita perlu mengetahui jumlah utang dalam struktur modalpada
nilai pasar,jumlah ekuitas dalam struktur modalpada nilai pasar,
biaya utang, tingkat pajak, dan biaya ekuitas.
Sebagaimana telah disebutkan dalam pengertian mengenai
Economic Value Added, dimana EVA adalah sama dengan NOPAT
dikurangi biaya modal. Biaya modal sama dengan modal yang
diinvestasikan perusahaan dikalikan rata-rata tertimbang dari biaya
modal. WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen
modal, utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas
pemegang saham ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam

25

struktur modal perusahaan pada nilai pasar. WACC merupakan
tingkat return minimum yang harus dihasilkan oleh perusahaan
untuk memenuhi ekspektasi kreditor dan pemegang saham. Resmi
(2003:26)
Modal yang diinvestaikan adalah jumlah keseluruhan
keuangan perusahaan terlepas dari kewajiban jangka pendek ,
pasiva yang tidak menanggung bunga, seperti utang, upah yang
akan jatuh tempo dan pajak yang akan jatuh tempo. Modal yang
diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham ,
seluruh utang jangka pendek, dan jangka

penjang

yang

menanggung bunga , utang dan kewajiban jangka panjang lainnya.
Lebih singkatnya tingkat Economic Value Added (EVA)
suatu perusahaan atau sebuah divisi dalam perusahaan dapat
dhitung dengan
EVA = NOPAT – Capital Charges
Keterangan :
NOPAT

= EBIT (1-Tax)

Capital Charges

= Invested Capital x Cost Of Capital

Invested Capital adalah modal yang diinvestasikan oleh
perusahaan atau unit bisnis dalam perusahaan, sedangkan cost of
capital dapat dicari atau dihitung dengan menggunakan metode
biaya modal tertiimbang rata-rata (Weighted Average Cost Of
Capital/WACC).

26

c. Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)
McDaniel dalam Pradhono & Yulius (2004:141) EVA
memiliki kelebihan :
1) EVA tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum
Pengguna EVA bisa menyesuaikan dengan kondisi spesifik
2) EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah
perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan
dan kinerja unit bisnis
3) Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bisa
digunakan oleh bagian engineering, environmental dan personil
lain sebagai alat yang umum untuk mengkomunikasikan aspek
yang berbeda dari kinerja keuangan
Keunggulan EVA menurut Higgins dalam Pradhono
(2004:144) bahwa EVA sebagai pengukur kinerja memiliki
kemampuan menyatukan tiga fungsi penting manajemen, yaitu :
capital

budgeting,

performance

appraisal,

dan

incentive

compensation. Keputusan capital budgeting didasarkan pada EVA,
kinerja unit bisnis bisa diukur dengan EVA dan kompensasi
insentif bisa tergantung pada unit EVA relative terhadap target
yang tepat.
Kelemahan yang dimiliki EVA (Pradhono & Yulius,
2004:144) :

27

1) Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu
memprediksikan dampak strategi yang kini diterapkan untuk
masa depan perusahaan.
2) Sifat pengukurannya merupakan potret jangka

pendek,

sehingga manajemen cenderung enggan berinvestasi jangka
panjang, karena bisa mengakibatkan penurunan nilai EVA
dalam periode yang bersangkutan.
3) EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa
meningkatkan kinerja keuangan.
4) Tidak cocok diterapkan pada industri tertentu, misalnya pada
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi seperti
pada sektor teknologi.
5) Tidak bisa diterapkan pada masa inflasi, dimana inflasi akan
mengakibatkan distorsi pada EVA dan menunjukkan bahwa
EVA tidak untuk mengestimasi profitabilitas aktual.
6) Memerlukan tambahan biaya, dimana penggunaan EVA
memungkinkan

meningkatnya

auditing

fees

dan

bisa

menimbulkan potential litigation cost.
Resmi (2003:286), kelebihan EVA adalah EVA lebih
akurat dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional, karena
dilakukan

penyesuaian terhadap

biaya-biaya

dikeluarkan.
Kelemahan EVA Resmi (2003:283) :

tertentu

yang

28

1) EVA cenderung mengabaikan pengukuran nonfinansial dan
kepentingan stakeholder.
2) Penghitungan
keuangan,

EVA
yang

masih

mendasarkan

kemungkinannya

pada

dapat

laporan

direkayasa

pembukuannya untuk mendapatkan EVA positif.

C. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara