10 a. Materi jaring-jaring permukaan bangun ruang bersifat abstrak. Siswa sukar
membedakan antara sisi pada bangun datar dengan sisi pada bangun ruang. b. Tidak mantapnya konsep tentang jaring-jaring bangun datar.
c. Penggunaan media yang kurang tepat atau tidak menggunakan media sama sekali yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Padahal media amat penting dalam
pembelajaran matematika. Higgis dalam Ruseffendi 1993: 144 mengatakan bahwa keberhasilan 60 lawan 10 bila menggunakan media dibandingkan dengan tidak
menggunakan media. Untuk mengatasi permasalaha di atas, langkah yang perlu dilaksanakan adalah
dengan menggunakan media. Media tersebut bernama media bangun ruang yang dapat membelajarkan siswa secara optimal.
Penggunaan media dapat dimanipulasikan, media merupakan lingkungan belajar yang sangat menunjang untuk tercapainya optimalisasi dalam pembelajaran, karena
media merupakan jembatan belajar yang awalnya terdapat benda-benda konkret seperti pengalaman anak. Pada jembatan selanjutnya terdapat semi konkret seperti benda-benda
tiruan. Berikutnya lagi terdapat semi abstrak berupa gambar-gambar, dan selanjutnya terdapat abstrak berupa kata-kata.
Melalui media bangun ruang materi yang bersifat abstrak dapat menjadi konkret. Siswa akan mengetahui dan melihat komponen – komponen bangun ruang. Dengan
perantara media, inilah siswa dapat membedakan antara sisi pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang. Selain itu dengan media siswa dapat melihat secara langsung bentuk-
bentuk sisi dan sekaligus mengingat kembali tentang luas-luas bangun datar . Selanjutnya Rahmanelli 2005:237 menyatakan apabila anak terlibat dan
mengalami sendiri serta ikut serta dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan lebih baik , disamping itu pelajaran akan lebih lama diserap dalam ingatan siswa.
B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
11 1. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka perumusan masalah yang akan dikemukakan adalah : Apakah media bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar matematika
tentang bangun ruang pada siswa kelas IV SD ? 2. Pemecahan masalah
Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dapat digunakan media sehingga anak terlibat secara langsung dan pelajaran akan lebih lama diserap dalam ingatan anak.
Media bangun ruang dapat meningkatkan hasi belajar matematika tentang bangun ruang.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum Agar dapat mengkongkritkan pembelajaran dan dapat melibatkan siswa dalam
pembelajaran matematika sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. 2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Bagi siswa Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika sehingga hasil
belajarnya juga meningkat
2. Bagi Guru
12 Sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran dan dapat mengoptimalkan
penggunaan media dalam pembelajaran metematika. 3. Bagi Sekolah
Meningkatkan hasil belajar matematika dan citra sekolah di mata masyarakat. 4. Bagi penulis
Pengalaman yang berharga untuk melaksanakan tugas di masa yang akan datang
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Apabila pembelajaran menggunakan media hasilnya akan lebih baik dan mudah diserap siswa bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
Pengertian hasil belajar. Menurut Darmansyah 2006:13 menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil
penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar
adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Cece Rahmat dalam Zainal Abidin. 2004:1 mengatakan bahwa
hasil belajar adalah “ Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap
siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Nana Sujana 1989:9 belajar didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi
menjangkau wawasan – wawasan baru atau merubah sesuatu yang lama. Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Nasrun Harahab dalam Zainal Abidin.
2004:2 yaitu : “ a. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang
kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu. b. Untuk mengetahui keberhasilan komponen –
komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan. c. Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan
program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya. d. Untuk keperluan bimbingan dan
penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran. e. Untuk keperluan supervisi bagi
kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten. f. Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan
sebagai bahan dalam mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran “.
14 Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa
kapabilitas. Setelah belajar orang memilki ketrampilan, sikap, dan nilai. Jadi menurut pendapat saya kesimpulannya belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi,
menjadi kapabilits baru. a.
Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk susunan, besaran dan konsep– konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya, matematika dapat dibagi kedalam
tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika mengkaji benda abstrak benda pikiran yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol
lambang dan penalaran deduktif Sutawijaya,1997:176. James James dalam Ruseffendi. 27:1993 menyatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri
yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika untuk membantu masalah sosial, ekonomi dan alam.
Sebagai guru matematika dalam menanamkan pemahaman seseorang belajar matematika utamanya bagaimana menanamkan pengetahuan konsep-konsep dan
pengetahuan prosedural. Hubungan antara konseptual dan prosedural sangat penting. Pengetahuan
konseptual mengacu pada pemahaman konsep, sedangkan pengetahuan prosederal mengacu pada ktrampilan melakukan suatu algoritma atau posedur menyelesaikan soal-
soal matematika. Menurut Sutawijaya 1997:177, memahami konsep saja tidak cukup, karena dalam praktek kehidupan sehari-hari siswa memerlukan ketrampilan matematika.
Kesimpulannya pembelajaran matematika akan berhasil dengan baik bila menggunakan alat bantuperantara atau media.
b. Pengertian Media
15 Di dalam pengajaran dikenal beberapa istilah seperti peragaan atau keperagaan.
Tetapi dewasa ini istilah keperagaan ini telah mulai dipopulerkan dengan istilah media. Kata media berasal dari bahasa latin dan secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan. Arif. S. Sadiman 6:1999 yang mengutip pendapat Gagne menyebut media “
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”. National Education Association NEA dalam Abdul Halim 11:2002
mendefinisikan media sebagai “ benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan dan dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar “. Senada dengan itu
Ruseffendi 141:1993 menyatakan bahwa : “ Media merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa
memahami konsep matematika. Alat bantu itu dapat berwujud benda kongkrit, seperti : batu-batuan, dan kacang-kacangan. Untuk
menerapkan konsep bilangan, kubus bendanya untuk memperjelas konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar dan
wujud dari kubus itu sendiri, serta benda-benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep bangun datar dan bangun ruang “.
Pendapat-pendapat di atas memiliki kesamaan yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, diharapkan hasil siswa belajar dapat ditingkatkan setelah menggunakan media.
c. Jenis-jenis Media
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah antara dua pihak atau kutub
atau suatu alat. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar meliputi berbagai macam bentuk. Adapun jenis-jenis dari media
adalah sebagai berikut : a benda asli yang berada dilingkungan siswa. b papan planel. c lambang bilangan. d dekak-dekak. e model bangun datar. f papan
berpaku. g model bangun ruang. Menurut Wina Sanjaya 2006:171 media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
16 Agar penulisan laporan ini lebih terarah nantinya maka penulis akan membatasi
tentang jenis media bangun ruang.
d. Pengertian Media Bangun Ruang
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi dan titik sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk massif, berongga,
dan kerangka. Bentuk–bentuk bangun ruang sudah dikenal siswa dikelas IV adalah kubus, balok, tabung, prisma, kerucut, limas, dan bola. Bentuk-bentuk tersebut akan
dipelajari kembali di kelas IV,V, dan VI dengan pembahasannya dititik beratkan pada penentuan jaring-jaring pemukaan bangun ruang, seperti : kubus, balok dan tabung.
Untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan pengertian bangun ruang satu persatu.
Sartono Wirodikromo 2:2003 mendefinisikan kubus, balok, dan tabung sebagai berikut : “ a Kubus yaitu sebuah benda ruang
yang dibatasi oleh 6 bidang datar yang masing-masing berbentuk persegi yang sama dan sebangun atau kongruen. Yang mempunyai
6 sisi 12 rusuk dan 8 titik sudut serta diagonalnya sama panjang. b Balok yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 6 sisi datar
yang masing-masing berbentuk persegi panjang yang terdiri dari mempunyai 6 sisi 12 rusuk dan 8 titik sudut. c Tabung yaitu
sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 2 sisi datar yang berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung yang berbentuk persegi panjang.
Kesimpulannya kubus adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yag berukuran sama. Balok adalah : sebuah benda ruang yang dibatasi oleh
tiga pasang enam buah persegi panjang dimana setiap pasang persegi saling sejajar berhadapan dan berukuran sama.
e. Peranan Media Bangun Ruang di Dalam Pembelajaran Matematika, selain untuk
mengkongkritkan konsep yang terdapat dalam pembelajaran, media bangun ruang dapat berperanan untuk memudahkan siswa dalam menerima materi jarring –jaring
bangun ruang dan luas permukaan bangun ruang. Penggunaan media bangun ruang ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan kata lain,
17 penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat
memperbesar minat dan perhatian siswa. Arnis Kamar 2002:18 fungsi media bangun ruang dalam pembelajaran
matematika adalah sebagai berikut : “ a Dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti
pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang,
terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. b dengan menyajikan konsep abstrak matematika
dalam bentuk kongkrit, maka siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. c Media dapat
membantu daya titik ruang, karena tidak membayangkan bentuk- bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan
melalui gambar dan benda-benda nyata akan terbantu daya pikirnya agar lebih berhasil dalam belajar. d Siswa akan
menyadari hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada disekitarnya. e Konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk
konkrit berupa model matematika dapat dijadikan objek penilaian.
B. TEMUAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN