Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN ASET, UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS, STRUKTUR ASET DAN

LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

OLEH

SANTA LUCIA SINULINGGA 110503299

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 23 April 2015 Yang membuat pernyataan

NIM : 110503299 Santa Lucia Sinulingga


(3)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN ASET, UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS, STRUKTUR ASET DAN

LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang meliputi sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2011-2013.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 31 perusahaan sektor industri dasar dan kimia, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda).

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset,dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia, sedangkan secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan sektor aneka industri dasar dan kimia. Secara simultan, profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan sektor aneka industri dasar dan kimia.

Kata kunci: Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, RisikoBisnis, Struktur Aset, Likuiditas, Struktur Modal.


(4)

ABSTRACT

EFFECT PROFITABILITY, GROWTH OF ASSETS, FIRM SIZE, BUSINESS RISK, ASSET STRUCTURE AND LIQUIDITY IN

COMPANY SECTORBASIC INDUSTRY AND CHEMICAL COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

This study is to know and test the effect of sales profitability, growth of assets, firm size, business risk, asset structure, and Liquidity either partially or simultaneously in manufacturing companies covering basic industry and chemical industry listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2011-2013.

Thirty one manufacture company are used as the sample of this research in various sectors of basic industry and chemical industry. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression).

Partially, the results showed that the profitability, growth of assets, firm size, business risk, asset structure,and liquidityare not influential significantly to capital structure of the company various basic industry and chemical industry while the profitabilityis influential significantly to capital structure of the company various basic industry and chemical indusrty. Simultaneously, the results showed that the variables of profitability, growth of assets, firm size, business risk, asset structure, and liquidity influential significantly to capital structure of the company various basic industry and chemical industry.

Keyword : Profitability, Growth Of Assets, Firm Size, Business Risk, Asset Structure, Liquidity, Capital Structure.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, antara lain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak.,selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, M.M.,Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rustam, Msi., Ak., selaku Dosen Penguji dan bapak Drs. Hasan Sakti Siregar Msi., Ak., selaku Dosen Pembanding yang memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi. 6. Orangtua Penulis R. Sinulingga / R. Bangun, kepada Abang saya Rico

Sinulingga dan adik saya Okta Sinulingga yang selalu mendoakan, memberi semangat, motivasi dan kasih sayang yang begitu besar dalam penulisan skripsi ini. Sahabat-sahabat penulis: David Hutajulu, Yessica Priscilla, Desy Christy, Emmanuella Simanjuntak, Azura Anissa, Irene Natalia, Henry Kosasih, Nadila Falensia dan Febry Saragih yang selalu menemani saat suka maupun duka, tempat berbagi cerita dan cita-cita. Terimakasih atas kebersamaan dan pertemanan yang terjalin selama ini. Sukses buat kita semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa sangat dibutuhkan penulis dari segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca. Terima Kasih.

Medan, 23 April 2015 Penulis

NIM. 110503299 Santa Lucia Sinulingga


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tinjauan Teoritis ... 7

2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 7

2.1.2 Teori Struktur Modal ... 8

2.1.2.1 Teori Pendekatan Laba Bersih ... 8

2.1.2.2 Teori Pendekatan Laba Operasi Bersih ... 8

2.1.2.3Teori Pendekatan Tradisional ... 8

2.1.2.4Teori Pendekatan Modigliani dan Miller ... 9

2.1.2.5Teori Keagenan... 10

2.1.2.6Teori Isyarat ... 13

2.1.2.7Teori Pecking Order ... 14

2.1.3Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 15

2.1.3.1 Profitabilitas ... 15

2.1.3.2 Pertumbuhan Aset ... 16

2.1.3.3 Ukuran perusahaan ... 17

2.1.3.4Risiko Bisnis ... 17

2.1.3.5Struktur aset ... 18

2.1.3.6 Likuiditas ... 19

2.2 Penelitian Terdahulu ... 20

2.3 Hubungan Antar Variabel ... 24

2.3.1 Hubungan Antara Profitabilitas dengan Struktur Modal... 24

2.3.2 Hubungan Pertumbuhan Aset dengan Struktur Modal ... 25

2.3.3 Hubungan Antara Ukuran Perusahaan dengan Struktur Mdl 26 2.3.4 Hubungan Antara Risiko Bisnis dengan Struktur Modal ... 26

2.3.5 Hubungan Antara Struktur Aset dengan Struktur Modal ... 26


(8)

2.4 Kerangka Konseptual ... 27

2.5 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.3 Batasan Operasional ... 33

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38

3.5.1 Variabel Dependen ... 38

3.5.2 Variabel Independen ... 39

3.5.2.1 Ukuran Perusahaan ... 39

3.5.2.2 Pertumbuhan Aset ... 39

3.5.2.3 Profitabilitas ... 40

3.5.2.4 Likuiditas ... 41

3.5.2.5 Risiko Bisnis ... 41

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.7 Metode Analisis Data ... 44

3.8 Teknik Analisis Data ... 45

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 46

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 46

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 46

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 48

3.8.2.3 Uji Autokorelasi ... 49

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 50

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 51

3.8.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 51

3.8.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 52

3.8.2.3 Uji Koefisien Determinasi ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Deskriptif Data ... 54

4.2 Hasil Penelitian ... 54

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 54

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 57

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 57

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 61

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 62

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 63

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 64

4.2.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 64

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 67

4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi ... 68

4.2.4 Analisis Regresi ... 69


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77 5.2 Keterbatasan ... 78 5.3 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN... 82


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 21

3.1 Daftar Populasi dan Sampel... 35

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 42

3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson... 50

4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif…...………... 55

4.2 Uji Normalitas………... 58

4.3 Uji Normalitas setelah Data Menyimpan/Outlier Dihapus ... 59

4.4 Uji Multikolinearitas………... 61

4.5 Uji Autokorelasi………... 62

4.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial Secara Individu………... 65

4.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)………... 68

4.8 Hasil Koefisien Determinasi………... 69


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 28

4.1 Uji Normalitas Histogram... 60

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot... 60


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di BEI

Tahun 2011-2013 82

2 Tabel Perhitungan Profitabilitas 86

3 Tabel Perhitungan Pertumbuhan Aset 87

4 Tabel Perhitungan Ukuran Perusahaan 88

5 Tabel Perhitungan Risiko Bisnis 89

6 Tabel Perhitungan Struktur Aset 90

7 Tabel Perhitungan Likuiditas 91

8 Tabel Perhitungan Struktur Modal 92


(13)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN ASET, UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS, STRUKTUR ASET DAN

LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang meliputi sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2011-2013.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 31 perusahaan sektor industri dasar dan kimia, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda).

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset,dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia, sedangkan secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan sektor aneka industri dasar dan kimia. Secara simultan, profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan sektor aneka industri dasar dan kimia.

Kata kunci: Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, RisikoBisnis, Struktur Aset, Likuiditas, Struktur Modal.


(14)

ABSTRACT

EFFECT PROFITABILITY, GROWTH OF ASSETS, FIRM SIZE, BUSINESS RISK, ASSET STRUCTURE AND LIQUIDITY IN

COMPANY SECTORBASIC INDUSTRY AND CHEMICAL COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

This study is to know and test the effect of sales profitability, growth of assets, firm size, business risk, asset structure, and Liquidity either partially or simultaneously in manufacturing companies covering basic industry and chemical industry listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2011-2013.

Thirty one manufacture company are used as the sample of this research in various sectors of basic industry and chemical industry. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression).

Partially, the results showed that the profitability, growth of assets, firm size, business risk, asset structure,and liquidityare not influential significantly to capital structure of the company various basic industry and chemical industry while the profitabilityis influential significantly to capital structure of the company various basic industry and chemical indusrty. Simultaneously, the results showed that the variables of profitability, growth of assets, firm size, business risk, asset structure, and liquidity influential significantly to capital structure of the company various basic industry and chemical industry.

Keyword : Profitability, Growth Of Assets, Firm Size, Business Risk, Asset Structure, Liquidity, Capital Structure.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kondisi ekonomi saat ini akan menimbulkan persaingan yang sangat ketat dimanaperusahaan saling bersaing untuk menaikkan nilai perusahannya. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu membaca dan melihat situasi yang terjadi sehingga mendorong manajer perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kegiatan produksi, pemasaran, sumber daya manusia, strategi perusahaan dan keuangan dengan baik agar dapat lebih unggul dalam persaingan. Kegiatan tersebut berkaitan dengan usaha perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan di tengah persaingan ekonomi global yang sangat ketat.

Persaingan ekonomi bisnis yang secara global, mendorong para pelaku usaha berupaya meningkatkan aktivitas perusahaannya. Dalam meningkatkan aktivitas perusahaannya, para pelaku usaha berupaya memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk kegiatan operasinya dan untuk mengembangkan usahanya. Sumber dana dapat diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan. Dana yang diperoleh dari sumber internal adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri oleh perusahaan, yaitu laba ditahan dan penyusutan sedangkan dana yang diperoleh dari pihak eksternal adalah dana yang berasal dari kreditur, pemilik, dan peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Adapun hal yang perlu diperhatikan pada perusahaan yaitu penggunaan dana eksternal


(16)

menimbulkan risiko apabila perusahaan tidak mampu membayar hutang-hutangnya maka perusahaan terancam likuiditasnya.

Salah satu aspek yang menjadikan perusahaan akan berjalan dengan baik adalah jika modal yang tersedia mencukupi kebutuhan, selain itu komposisi atau struktur modal yang ada juga menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, jika struktur modal suatu perusahaan belum optimal maka perusahaan belum bisa mencukupi kebutuhan tersebut. Oleh sebab itu, penentuan struktur modal merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan berpengaruh langsung terhadap pencapaian tujuan perusahaan terutama dalam pendanaan. Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal.

Indonesia sebagai negara berkembang telah mengalami perkembangan sangat cukup pesat pada beberapa sektor Industri, khususnya sektor plastik dan kemasan, logam dan komponennya, keramik, kaca, dan porselan kayu, kimia, makanan hewan, kertas dan semen. Perusahaan sektor industri dasar dan kimia dipilih menjadi objek penelitian dengan dasar pertimbangan bahwa keberadaan sektor industri ini secara langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, misalnya dalam sektor semen, porselen kayu, keramik, dimana tanpa ini maka proses pembangunan yang ada di indonesia tidak bisa berjalan denganbaik, karena hal ini sangat berhubungan erat dengan yang lainnya. Sehingga, dengan hal ini investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan perusahaan ini.


(17)

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti antara lain, Ni Putu Ayu Pudak Sari (2014) melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Adapun, Natalia Naibaho (2013) meneliti mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Selanjutnya, Putri Zakiah (2014) meneliti mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset dan

Current Ratio Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan dan Minuman

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya, Panca Winahyuningsih, Kertati Sumekar, dan Hanar Prasetyo (2011) meneliti mengenai “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Terakhir,Novia Anggraini S (2013) meneliti mengenai “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Working Capital Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Berdasarkan latar belakang di atas dan adanya ketidak konsistenan hasil penelitian serta perbedaan pengukuran, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.


(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

2. Apakah pertumbuhan aset berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

4. Apakah risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

5. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

6. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

7. Apakah profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas berpengaruh simultan terhadap struktur


(19)

modal pada perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan aset terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

4. Untuk mengetahui pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

5. Untuk mengetahui pengaruh struktur aset terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

6. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(20)

7. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian, serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung di dunia kerja.

2. Bagi Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi kinerja operasionalnya dan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan struktur modal yang optimal.

3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi manajer dan investor dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang mempengaruhinya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.

Menurut Sudana (2011:143) “struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri”.

Menurut Weston & Copeland (1996:163) “struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham”.

Menurut Horne dan Wachowicz (2007:237) “Pendekatan tradisional untuk struktur dan penilaian modal berasumsi bahwa terdapat struktur modal optimal (optimal capital structure) dan bahwa pihak manajemen dapat meningkatkan nilai total perusahaan melalui penggunaan leverage keuangan secara hati-hati”.

Menurut Franco Modigliani dan Merton H. Miller (1958:242) “Dengan asumsi pasar sempurna,struktur modal yang dipilih perusahaan tidak mempengaruhi nilainya,hasilnya adalah teori struktur modal optimal yang didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari pembiayaan dengan pinjaman.


(22)

a. Peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang.

b. Biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan.

c. Biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor.

2.1.2 Teori Struktur Modal

2.1.2.1 Teori Pendekatan Laba Bersih

Teori ini termasuk pada teori struktur modal tradisional. Pendekatan laba bersihmengamsusikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang yang konstan pula.

2.1.2.2 Teori Pendekatan Laba Operasi Bersih

Teori ini termasuk pada teori struktur modal tradisional. Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata rata tertimbang konstan berapa pun tingkat utang yang digunakan perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa biaya utang konstan seperti halnya dalam pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan utang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan resiko perusahaan, oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkatkan sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan.

2.1.2.3 Teori Pendekatan Tradisional

Pendekatan ini mengamsusikan bahwa suatu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Peningkatan


(23)

biaya modal akan semakin besar dan akan lebih besar daripada penurunan biaya karena penggunaan utang yang lebih murah. Akibatnya, biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan meningkat. Struktur modal yang optimal terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum.

2.1.2.4 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Teori mengenai struktur modal dikenalkan Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller (yang selanjutnya disebut MM). Mereka mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu “The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment”. Teori MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya.

Menurut Brigham dan Houston (2001: 31), studi MM didasarkan pada sejumlah asumsi yang tidak realistis, antara lain :

1. Tidak ada biaya broker 2. Tidak ada pajak

3. Tidak ada biaya kebangkrutan

4. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan.

5. Semua investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai peluang investasi perusahaan pada masa mendatang


(24)

Pada tahun 1963, Modigliani dan Merton Miller mengeluarkan artikel lanjutan berjudul “Corporate Income Taxes and

The Cost of Capital: A Correction” yang melemahkan asumsi tidak

ada pajak perseroan. Peraturan perpajakanmemperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. Dengan demikian, teori ini menunjukkan bahwa dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi tidak relevan, artinya penggunaan hutang maupun modal sendiri akan memberikan dampak yang sama bagi kemakmuran pemilik perusahaan.

Teori MM tersebut sangat kontroversial. Implikasi teori tersebut adalah perusahaan sebaiknya menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Dalam praktiknya, tidak ada perusahaan yang mempunyai hutang sebesar itu, karena semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutannya. Inilah yang melatarbelakangi teori MM mengatakan agar perusahaan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya, karena MM mengabaikan biaya kebangkrutan.

2.1.2.5 Teori Keagenan

Biaya keagenan (Agency cost) adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan utang dan melibatkan hubungan


(25)

antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor. Biaya keagenan muncul dari masalah keagenan (agency problem). Jika perusahaan menggunakan utang,kemungkinan pemilik perusahaan melakukan tindakan yang merugikan kreditor. Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Teori keagenan adalah hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan pemilik usaha. Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang lain untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Tujuan utama teori keagenan adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak–pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalkan cost sebagai dampak adanya informasi yang asimetris dan kondisi ketidakpastian.

Menurut pendekatan ini, manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham ini, dengan harapan bahwa agen akan bertindak demi kepentingan pemegang saham, akan mendelegasikan wewenang pengambilan ke agen. Untuk dapat melakukan fungsinya, manajemen wajib diberikan intensif dan pengawasan. Cara-cara pengawasan yang dapat dilakukan antara lain, pengikatan agen, pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen dan pemeriksaan laporan keuangan.


(26)

Pengawasan manajemen ini tentunya membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemem bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham (Horne dan Wachowicz, 2007:55).

Biaya keagenan terdiri dari 3 jenis yang meliputi monitoring cost, bonding cost, dan residual loses”. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh prinsipal untuk memonitor perilaku agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agen. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh agen untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan prinsipal. Sedangkan residual loses timbul dari kenyataan bahwa agen melakukan tindakan yang tidak memaksimumkan kepentingan prinsipal.

Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu : 1. Dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh

manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

2. Meningkatkan dividend payout ratio, dengan demikian tidak tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen


(27)

terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya.

3. Meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya excess cash flow yang ada di dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.

4. Institutional investor sebagai monitoring agents. Distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institusional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi

agency cost.Hal ini karena kepemilikan mewakili suatu

sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen.

2.1.2.6 Teori Isyarat

Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaaan. Teori ini disusun berdasarkan asumsi adanya asymmetric information antara manajer dan pemegang saham. Karena adanya asymmetric information maka manajer berusaha memberi signal (sinyal) kepada investor.

Menurut Brigham dan Houston (2001:39) “perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal”. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari


(28)

biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah (Brigham dan Houston, 2001:40). Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang berani menanggung resiko mengalami kesulitan keuangan ketika porsi hutang perusahaan relatif tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi dipakai manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang handal.

2.1.2.7 Teori Pecking Order

Menurut Myers pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah,dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber internal yang berlimpah. Berdasarkan pecking order theory terdapat urutan dalam memilih sumber pendanaan, yaitu : a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber

dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.

b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya,turun ke hutang yang lebih beresiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.

c. Terdapat kebijakan dividen yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran


(29)

dividen yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.

d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancer tersedia.

Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Pecking order theory menjelaskan urut-urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Pecking order theoryini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal 2.1.3.1 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas biasanya digunakan sebagai informasi bagi pemegang saham untuk melihat keuntungan yang benar-benar diterima dalam bentuk dividen. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua


(30)

laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.Rasio merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan perusahaan berdasarkan perhitungan-perhitungan rasio atas dasar analisis kuantitatif, yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan rugi-laba dan neraca.

Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana internal (laba ditahan) yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. Hal ini sesuai dengan

pecking order theory yang menyarankan bahwa manajer lebih senang

menggunakan pembiayaan dari laba ditahan, kemudian hutang, dan yang terakhir penjualan saham baru.

2.1.3.2 Pertumbuhan Aset

Menurut Brigham dan Erhart perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar perusahaan dikarenakan dana dari dalam perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang sebagai sumber


(31)

pendanaannya daripada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari total aset. Bagi perusahaan, kesempatan untuk bertumbuh atau melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan akan dana. Ini berarti, disamping dana internal yang tersedia diperlukan juga tambahan dana yang berasal dari luar perusahaan termasuk utang. 2.1.3.3. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor penting sebagai penentu dari struktur modal. Ukuran perusahaan yang semakin besar mengindikasikan semakin besar aset yang dimilki perusahaan, disamping itu perusahaan-perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi usaha. Sehingga, perusahaan memiliki kemampuan bertahan dalam kondisi krisis dan memiliki biaya kebangkrutan yang relatif lebih rendah. Perusahaan yang melakukan diversifikasi akan menyebabkan perusahaan semakin beragam sehingga membutuhkan pendanaan yang semakin besar.

2.1.3.4 Risiko Bisnis

Berdasarkan pengertian risiko menurut Brigham dan Houston (2001), risiko didefinisikan sebagai peluangatau kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Dalam perusahaan risiko bisnis akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi.


(32)

Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan. Hasil penelitian membuktikan bahwa perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya menggunakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan.

2.1.3.5 Struktur aset

Aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan operasinya.Suatu perusahaan pada umumnya memiliki dua jenis aset yaitu aset lancar (meliputi: kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang penghasilan) dan aset tetap (meliputi: investasi jangka panjang, aset tetap, aset tetap tidak berwujud). Kedua unsur asetini akan membentuk struktur aset. Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets).

Struktur aset perusahaan memainkan peranan penting dalam menentukan pembiayaan perusahaan. Perusahaan yang struktur asetnya memiliki perbandingan aset tetap jangka panjang lebih besar akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena aset tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan hutang (Brigham & Houston, 2011:188). Dengan demikian, struktur aset dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang jangka panjang yang dapat diambil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya struktur modal. Namun, Kebanyakan perusahaan industri


(33)

sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modalnya yang permanen yaitu modal sendiri sedangkan hutang sifatnya hanya sebagai pelengkap.

2.1.3.6 Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang likuid. Namun, sebaliknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan tidak likuid. Pada saat jatuh tempo, perusahaan harus membayar kewajibannya kepada pihak luar perusahaan dan untuk dapat memenuhi kewajibannya tersebut, perusahaan harus memiliki jumlah kas, investasi, atau aset lancar lainnya yang dapat segera dikonversi/diubah menjadi kas untuk memenuhi kewajibannya seperti, membayar tagihan dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.

Perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih dahulu


(34)

membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui utang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai struktur modal telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam-macam dengan berbagai variabel.

Penelitian yang dilakukanNi Putu Ayu Pudak Sari (2014) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Non keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal. Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal.

Penelitian yang dilakukan Natalia Naibaho (2013) yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Meliputi Sektor Aneka Indusi dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap stuktur modal. Likuiditas berpengaruh positif terhadap stuktur modal. Modal kerja berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Putri Zakiah (2014) yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset dan Current Ratio Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan dan MinumanYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011“. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal. Struktur aset secara parsial


(35)

tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Current ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas, Struktur Aset & Current Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukanPanca Winahyuningsih, Kertati Sumekar, dan Hanar Prasetyo (2011) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan operating leverage terhadap struktur modal sedangkan struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Novia Anggraini (2014) yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial likuiditas, profitabilitas, dan working capital memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.Secara parsial, penelitian ini menunjukkan variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan variabel profitabilitas dan working capital berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(36)

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu No Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Ni Putu

Ayu Pudak Sari (2014) Faktor-Faktor yang Mempengaru hi StrukturMod al PadaPerusaha an NonKeuanga n Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen : Struktur Modal Variabel Independen : Dividend Payout Ratio dan Profitabilitas

Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan, Dividend Payout Ratio yang tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap struktur modal.

2 Natalia Naibaho (2013) Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Meliputi Sektor AnekaIndustr i Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen : Struktur Modal Variabel Independen : Profitabilitas, Likuiditas,M odal Kerja Profitabilitas (ROI) berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap struktur modal (DER), likuiditas (current ratio) berpengaruh positif dan signifikan

terhadapstruktur modal (DER).

Sedangkan, modal kerja berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap struktur modal (DER).


(37)

No Nama Peneliti

Judul Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

3 Putri Zakiah (2014) Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset dan Current Ratio Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: Profitabilitas, Struktur Aset dan Current Ratio Variable Dependen: Struktur Modal

Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal. Struktur aset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Current ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara simultan,

Profitabilitas, struktur aset, dan current

ratioberpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

4. Panca Winahyu ningsih, Kertati Sumekar, dan Hanar Prasetyo (2011) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaru hi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen : Struktur Modal Variabel Independen : Pertumbuhan penjualan,pro fitabilitas,ope rating levera ge dan struktur aktiva

Ada pengaruh yang signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan operating leverage terhadap struktur modal sedangkan struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

5. Novia Anggrain i S (2013) Pengaruh Likuiditas,Pr ofitabilitas Dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Variable Dependen : Struktur Modal Variable Independen: Likuiditas, Profitabilitas Dan Working Capital

Secara Parsial likuiditas, Profitabilitas, dan working capital memiliki pengaruh terhadap struktur

Modal. Tambahan pula, secara parsial, penelitian ini menunjukkan variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan


(38)

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BEI, sedangkan variabel profitabilitas dan working capital berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.

2.3 Hubungan Antar Variabel

2.3.1 Hubungan Antara Profitabilitas dengan Struktur Modal

Pada umumnya perusahaan lebih menyukai pendapatan yang mereka terima digunakan sebagai sumber utama dalam pembiayaan untuk investasi. Apabila sumber dari dalam perusahaan tidak mencukupi maka alternatif lain yang digunakan adalah dengan menggunakan hutang baru kemudian mengeluarkan saham baru sebagai alternatif terakhir untuk pembiayaan. Struktur modal perusahaan ini akan mencerminkan permintaan kumulatif untuk pembiayaan yang eksternal. Perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang lambat akan mempunyai tingkat debt to equity ratio yang rendah jika dibanding dengan rata-rata industri yang ada. Di lain pihak perusahaan yang cukup menguntungkan dalam industri yang sama akan memiliki tingkat debt to equity ratio yang relatif tinggi.

Meningkatnya return on investment akan meningkatkan daya tarik pihak eksternal (investor dan kreditor), dan jika kreditor semakin tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan, sangat memungkinkan debt to equity ratio juga semakin meningkat (dengan asumsi peningkatan


(39)

hutang relatif lebih tinggi daripada peningkatan modal sendiri). Dengan demikian, hubungan antara ROI dan debt to equity ratio diharapkan mempunyai hubungan positif.

2.3.2 Hubungan Pertumbuhan Aset dengan Struktur Modal

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aset yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang dalam struktur modalnya, daripada perusahaan yang pertumbuhan asetnya rendah. Adanya pertumbuhan aset berarti perusahaan akan beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi, dimana penambahan tersebut berarti juga penambahan biaya bagi perusahaan.

Dari uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan aset maka, perusahaan semakin memerlukan biaya atau dana agar perusahaan dapat terus beroperasi. Pemenuhan kebutuhan akan dana tersebut dapat diperoleh melalui akumulasi penyusutan aset tetap, maupun dengan laba ditahan. Berkaitan dengan laba, perlu diingat bahwa tidak semua laba akan ditahan dan digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Sebagian laba harus dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham, sehingga semakin tinggi laba, maka semakin tinggi dividen yang harus dibagikan. Akibatnya, adalah proporsi laba ditahan akan semakin berkurang, dalam hal ini perusahaan harus mencari sumber dana dari luar, yaitu dengan utang. Di sini utang lebih dipilih karena berkaitan dengan adanya pajak,semakin tinggi pendapatan maka pajak yangdikenakan akan semakin tinggi pula.


(40)

2.3.3 Hubungan Antara Ukuran Perusahaan dengan Struktur Modal Perusahaan kecil akan cenderung memiliki biaya modal sendiri dan biaya utang jangka pendek yang lebih tinggi dari pada perusahaan besar. Maka perusahaan kecil akan cenderung menyukai utang jangka pendek dari pada utang jangka panjang karena biayanya lebih rendah. Demikian juga dengan perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat, sehingga lebih cenderung untuk memilih utang jangka panjang. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Perusahaan besar akan lebih beranuntuk mengeluarkanatau menerbitkan saham baru dalam pemenuhan kebutuhan dananya jika dibandingkan dengan perusahaan kecil.

2.3.4 Hubungan Antara Risiko Bisnis dengan Struktur Modal

Menurut Weston dan Brigham (2001) setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya kegiatan operasi perusahaan, baik itu risiko bisnis maupun risiko hutang yang harus digunakan oleh perusahaan. Risiko bisnis berhubungan dengan jenis usaha yang dipilih dari kondisi ekonomi yang dihadapi. Sehingga terdapat hubungan negatif dan signifikan antara risiko bisnis terhadap struktur modal.

2.3.5 Hubungan Antara Struktur Aset dengan Struktur Modal

Perbandingan jumlah aset tetap yang besar dari total aset berarti bahwa aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan lebih sedikit. Total aset adalah hasil dari pertambahan antara aset tetap dengan aset tak berwujudnya. Semakin besar perusahaan memiliki aset tetap dibandingkan aset tak berwujudnya, melambangkan bahwa perusahaan memiliki nilai


(41)

jaminan untuk memperoleh pinjaman yang lebih besar. Aset tetap dapat dijadikan jaminan dalam pelunasan hutang perusahaan.

Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka aset adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Aset dapat digolongkan menjadi aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset lain-lain. Penggolongan ini yang kemudian disebut struktur aset. Perusahaan yang memiliki aset dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang yang lebih besar karena memiliki aset sebagai penjaminnya. Semakin besar struktur aset dapat digunakan untuk memperoleh struktur modal yang besar.

2.3.6 Hubungan Antara Likuiditas dengan Struktur Modal

Likuiditas memiliki peranan yang sangat penting dalam faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Pertukaran dalam struktur modal ada hubungan yang positif diantara struktur kepemilikan dan likuiditas aset pada perusahaan. Rasio likuiditas aset yang tinggi dapat dipertimbangkan oleh investor untuk menjadi sinyal positif karena itu mengindikasikan bahwa perusahaan dapat dengan mudah membayar obligasinnya dan dihadapkan pada risiko kebangkrutan yang rendah.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterikatan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan keterkaitan antara variabel


(42)

Struktur Modal

(Y)

yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan

hipotesis. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, penulis dapat membuat kerangka konseptual sebagai berikut :

membuat

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal ada bermacam-macam. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel independen yang berupa struktur modal yang di-proxy kan dengan debt to equity ratio (DER).

Profitabilitas (X1)

Pertumbuhan Aset (X2) Ukuran Perusahaan

(X3)

Risiko Bisnis (X4)

H2

H3

H4

Struktur Aset (X5)

Likuiditas (X6)

H6 H5 H1


(43)

Sedangkan variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini adalah profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas.

2.5 Hipotesis Penelitian

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Brigham dan Houston (2011:176) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan mendanai kegiatan usahanya melalui dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini sesuai dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung menggunakan pendanaan internal sebanyak mungkin sebelum memutuskan untuk menggunakan pendanaan eksternal. Dengan demikian, semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan dalam menggunakan hutang.

H1: Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan industri dasar dan kimia.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding emisi obligasi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya.

H2 : Pertumbuhan Aset berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan industri dasar dan kimia.


(44)

Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor penting sebagai penentu dari struktur modal. Ukuran perusahaan yang semakin besar mengindikasikan semakin besar aset yang dimilki perusahaan, disamping itu perusahaan-perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi usaha. Sehingga, perusahaan-perusahaan memiliki kemampuan bertahan dalam kondisi krisis dan memiliki biaya kebangkrutan yang relatif lebih rendah.

Perusahaan yang melakukan diversifikasi akan menyebabkan perusahaansemakin beragam sehingga membutuhkan pendanaan yang semakin besar.Perusahaan dengan ukuran besar lebih mudah mendapatkan pinjaman dibandingkan perusahaan ukuran kecil yang memenuhi kebutuhan pendanaannya dari modal sendiri dan utang jangka pendek.

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan industri dasar dan kimia.

Setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya operasi perusahaan, baik itu risiko bisnis maupun risiko. Hutang yang harus digunakan perusahaan. Perbedaan risiko bisnis tidak hanya berasal dari satu industri ke industri yang lainnya saja, melainkan antara perusahaan-perusahaan dalam satu industri tertentu. Perusahaan yang mempunyai risiko tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang disisi lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian aset. Untuk menghindari kebangkrutan perusahaan maka sebaiknya penggunaan hutang dikurangi

H4 : Risiko Bisnis berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan industri dasar dan kimia.


(45)

Struktur Aset menggambarkan penentuan berapa besar alokasi dana masing-masing komponen aset, baik aset lancar maupun aset tetap. Perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen yaitu modal sendiri, sedangkan utang sifatnya hanya sebagai pelengkap. Menurut Brigham dan Houston (2001: 39) perusahaan dengan kriteria aset yang dapat dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan utang. Aset lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan merupakan suatu jaminan pembayaran yang baik bagi kreditor terhadap pinjaman yang diberikan kepada perusahaan. Perbandingan antara jumlah aset tetap dengan jumlah aset perusahaan memiliki dampak terhadap struktur modal perusahaan. Pengukuran struktur aset didasarkan pada penggunaan rasio perbandingan total aset tetap terhadap total aset, sehingga secara teoritis terdapat hubungan negatif antara struktur aset terhadap struktur modal. Semakin tinggi struktur aset (semakin besar jumlah aset tetap) maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi dan menyebabkan struktur modal perusahaan akan rendah.

H5 : Struktur Aset berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan industri dasar dan kimia.

Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek yang telah jatuh tempo. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam jumlah yang besar,


(46)

dengan peningkatan proporsi utang yang lebih besar dari pada modal sendiri menunjukkan DER semakin besar atau sebaliknya.

H6 : Likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan industri dasar dan kimia.

H7 : Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset dan Likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan aneka industri dasar dan kimia.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah pengujian asosiatif kausal yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghubungkan dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara enam variabel independen, terhadap satu variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Penelitian ini dilakukan tidak secara langsung pada Perusahaan Industri dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tetapi dilakukan dengan mengunduh data melalui situs yang terdapat di internet seperti www.idx.co.id .

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian ini yaitu:

1. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk pada Industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Data laporan keuangan perusahaan yang termasuk pada industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI adalah data pada tahun 2011 sampai dengan 2013.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan


(48)

likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan maslah penelitian (Erlina, 2008: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industry dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Dimana perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan di publikasikan. Jumlah populasi perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI ada sebanyak 64 perusahaan.

Menurut Erlina (2008:86) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Pengambilan sampel dengan teknik

non random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota

populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampling yang termasuk dalam non random sampling adalah purposive sampling. Pada penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengan melakukan pendekatan melalui metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Adapun kriteria dalam penentuan sampel penelitian yang dipertimbangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut

1. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013.


(49)

2. Perusahaan tidak delisting dari BEI pada tahun 2011-2013.

3. Perusahaan yang mempunyai laporan keuangan dan audited selama periode pengamatan (2011-2013).

4. Perusahaan yang tidak mengalami rugi berturut-turut pada tahun 2011-2013.

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan

Kode Perusaha

an

KRITERIA

Sampel 1 2 3 4

1. PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk

INTP √ √ √ Sampel 1 2. PT. Semen Baturaja

(PERSERO) Tbk

SMBR X √ X √ -

3. PT. Holcim Indonesia Tbk SMCB √ √ √ √ Sampel 2 4. PT. Semen Indonesi

(PERSERO)Tbk

SMGR √ √ √ √ Sampel 3 5. PT. Wijaya Karya Beton Tbk WTON X √ X X - 6. PT.Alakasa Industrindo Tbk ALKA √ √ √ √ - 7. PT. Aluminindo Light Metal

Industry Tbk

ALMI √ √ √ √ Sampel 4 8. PT. Sarana Central Bajatama

Tbk

BAJA √ √ √ X -

9. PT. Beton Jaya Manunggal Tbk

BTON √ √ √ √ Sampel 5 10. PT. Citra Turbindo Tbk CTBN √ √ √ X - 11. PT. Gunawan Dian Jaya Steel

Tbk

GDST √ √ √ √ -

12. PT. Indal Aluminium Industry Tbk

INAI √ √ √ √ Sampel 6 13. PT. Steel Pipe Industry Of

Indonesoa Tbk

ISSP X √ √ √ -

14. PT. Jakarta Kyoei Steel Work Ltd Tbk

JKSW √ √ √ X -

15. PT. Jaya Pari Steel Tbk JPRS √ √ √ √ Sampel 7 16. PT. Krakatau Steel Tbk KRAS √ √ √ X - 17. PT. Lion Metal Works Tbk LION √ √ √ √ Sampel 8


(50)

No Nama Perusahaan Kode Perusaha an Kriteria Sampel 1 2 3 4

18. PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH √ √ √ √ Sampel 9 19. PT. Pelat Timah Nusantara

Tbk

NIKL √ √ √ X -

20. PT. Pelangi Indah Canindo Tbk

PICO √ √ √ √ Sampel

10 21. PT.Tembaga Mulia Semanan

Tbk

TBMS √ √ √ X -

22. PT. Alam Karya Unggul Tbk AKKU √ √ √ X - 23. PT. Argha Karya Prima

Industrty Tbk

AKPI √ √ √ √ Sampel

11 24. PT. Asiaplast Indutries Tbk APLI √ √ √ √ Sampel

12

25. PT. Berlina Tbk BRNA √ √ √ √ -

26. PT. Titan Kimia Nusantara Tbk

FPNI √ √ √ X -

27. PT. Champion Pasific Indonesia Tbk

IGAR √ √ √ √ Sampel

13 28. PT. Impack Pratama Industri

Tbk

IMPC √ √ √ X -

29. PT. Indopoly Swakarsa Industry Tbk

IPOL √ √ √ √ Sampel

14 30. PT. Sekawan Intipratama Tbk SIAP √ √ √ X - 31. PT. Siwani Makmur Tbk SIMA √ √ √ X -

32. PT. Tunas Alfin Tbk TPFA X X X √ -

33. PT. Trias Sentosa Tbk TRST √ √ √ √ Sampel 15 34. PT. Yana Prima Persada Tbk YPAS √ √ √ √ Sampel

16 35. PT. Alkindo Naratama Tbk ALDO √ √ √ √ Sampel

17 36. PT. Dwi Aneka Jaya

Kemasindo Tbk

DAJK X √ X X -

37. PT. Fajar Surya Wisesa FASW √ √ √ X - 38. PT. Indah Kiat Pulp &Paper

Tbk

INKP √ √ √ √ Sampel

18 39. PT. Toba Pulp Lestari Tbk INRU √ √ √ X - 40. PT. Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk

KBRI √ √ √ X -

41. PT. Suparma Tbk SPMA √ √ √ X -

42. PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

TKIM √ √ √ √ Sampel


(51)

No Nama Perusahaan

Kode Perusaha

an

Kriteria Kriteria 1 2 3 4

43. PT. Charoen Pokphando Indonesia Tbk

CPIN √ √ √ √ Sampel

20 44. PT. Japfa Confeed Indonesia

Tbk

JPFA √ √ √ √ Sampel

21 45. PT. Malindo Feedmili Tbk MAIN √ √ √ √ Sampel

22 46. PT. Siearad Produce Tbk SIPD √ √ √ √ Sampel

23 47. PT. Barito Pasific Tbk BPRT X √ X X - 48. PT. Budi Acid Jaya Tbk BUDI √ √ √ √ Sampel

24 49. PT. Duta Pertiwi Nusantara

Tbk

DPNS √ √ √ X -

50. PT. Ekadharma International Tbk

EKAD √ √ √ √ Sampel

25 51. PT. Eterindo Wahanatama

Tbk

ETWA √ √ √ √ Sampel

26 52. PT. Intan Wijaya

International Tbk

INCI √ √ √ X -

53. PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk

SOBI √ √ √ X -

54. PT. Indo Acidatama Tbk SRSN √ √ √ √ Sampel 27 55. PT. Chandra Asri

Petrochemical Tbk

TPIA √ √ √ X -

56. PT. Unggul Indah Cahaya Tbk

UNIC √ √ √ √ Sampel

28 57. PT. Asahimas Flat Glass Tbk AMFG √ √ √ √ Sampel

29 58. PT. Arwana Citra Mulia Tbk ARNA √ √ √ √ Sampel

30 59.

PT. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk

IKAI √ √ √ X -

60. PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

KIAS √ √ √ X -

61. PT. Mulia Industrindo Tbk MLIA √ √ √ X - 62. PT. Surya Toto Indonesia

Tbk

TOTO √ √ √ √ Sampel

31 63. PT. Sumalindo Lestari

JayaTbk

SULI √ √ √ X -


(52)

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Erlina (2008: 57), pengoperasian konsep (operationalizing the concept) atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakterisktik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Penelitian ini melibatkan 7 variabel yang terdiri dari 6 variabel independen dan 1 variabel dependen. Variabel dependen yakni struktur modal dan 6 variabel independen berupa profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas.

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (variabel independen) dengan struktur modal sebagai variabel indikatornya. Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Struktur modal tersebut tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana jangka panjang.

Dalam penelitian ini akan diproksikan dengan debt to equityratio (DER). Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan.

DER = TotalDebt


(53)

Semakin tinggi rasio utang ekuitas mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa semakin tinggi. Rasio utang ekuitas inilah yang lebih sering digunakan sebagai indikator struktur modal, baik oleh para teoritis maupun praktisi dibanding rasio utang.

3.5.2 Variabel Independen

Variabel Independen, yaitu variabel yang bebas dan tidak terpengaruh oleh variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

3.5.2.1 Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yangdimiliki suatu perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan nilai logaritma natural dari total assets. Dihitung dengan formulasi,

Size= Ln Total Assets. 3.5.2.2. Pertumbuhan Aset

Rasio aktivitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya.

Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aset untuk satu periode. Artinya diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan dengan aset seperti sediaan, piutang dan aset tetap lainnya.


(54)

Pertumbuhan Aset = Aset t – Aset t-1 Aset t-1 3.5.2.3. Profitabilitas

Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan efektivitas dengan investasinya. Kedua rasio ini secara bersama-sama menunjukkan efektivitas rasio profitabilitas dalam hubungannya antara penjualan dengan laba. Pada penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return On Invesment (ROI).

Salah satu cara untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas, yaitu: Return OnInvesment (ROI). ROI menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aset perusahaan. Semakin besar ROI berarti semakin efisien penggunaan aset perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aset yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.

ROI= EarningAfterTaxes


(55)

3.5.2.4 Likuiditas

“Rasio likuditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek” (Sudana, 2011:21). Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang likuid. Namun sebaliknya, jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan tidak likuid.

Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan current ratio. Current ratio (CR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan didalam membayar hutang jangka pendek dengan aset lancar. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas perusahaan dan sering juga disebut sebagai rasio modal kerja (working capital). Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

Current Ratio = CurrentAssets

CurrentLiabilities X 100% 3.5.2.5 Risiko Bisnis

Risiko Bisnis adalah ketidakpastian yang melekat dalam proyeksi tingkat pengembalian aset masa depan. Skala variabel yang digunakan pada risiko bisnis adalah variabel rasio yang merupakan variabel perbandingan dapat diukur dengan :

Risiko Bisnis = Laba sebelum bunga dan pajak Penjualan


(56)

3.5.2.6 Struktur Aset

Struktur aset adalah penentuan berapa besar jumlah alokasi dana masing-masing komponen aset lancar maupun aset tetap. Struktur aset diketahui dengan membandingkan antara fixed assets dengan total assets. Dengan hasil perbandingan antara aset tetap dan total assets akan menghasilkan struktur aset artinya semakin banyak jaminan yang dikeluarkan maka perusahaan akan semakin mudah untuk mendapatkan hutang (Brigham dan Houston,2001:153).

Struktur aset dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan hasil bagi antara aset tetap dengan total aset.

Aset Tetap

Struktur aset = x 100% Total Aset

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Profitabilitas

Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau

menghasilkan keuntungan.

ROI= NetIncomeAfterTaxes TotalAssets


(57)

Variabel Definisi Indikator Skala Pertumbuhan Aset Pertumbuhan aset merupakan kenaikan jumlah pertumbuhan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu

Pertumbuhan Aset =

Asett−Asett−1 Asett−1 Rasio Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki suatu perusahaan yang dihitung dengan Ln total aset

Size = Ln Total Assets

Rasio

Risiko Bisnis

Risiko Bisnis adalah

ketidakpastian yang melekat dalam proyeksi tingkat

pengebalian aset masa depan.

Risiko Bisnis

= LabasebelumbungadanPajak Penjualan Rasio Struktur Aset Struktur aset adalah penentuan berapa besar jumlah alokasi dana masing-masing komponen aset lancar maupun aset tetap.

Struktur Aset = AsetTetap

TotalAset X100%


(58)

Variabel Definisi Indikator Skala Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

CR = CurrentAsset

CurrentLiabilitiesX100%

Rasio

Struktur Modal

Struktur modal adalah

perbandingan antara hutang perusahaan (total Debt) dengan total ekuitas (total equity).

DER = TotalDebt

TotalEquityX 100%

Rasio

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, baik yang bertujuan untuk mendiskripsikan maupun untuk menganalisis, diperoleh dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Pada penelitian ini data sekunder didapat dalam bentuk dokumentasi,yaitu data yang diterbitkan oleh pihak - pihak berkompeten (BEI), melalui data laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahunnya dalam bentuk cetakan maupun data unduhan internet.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing–masing variabel bebas yang digunakan secara parsial


(59)

ataupun simultan. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen, yaitu profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas terhadap struktur modal (DER) pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang listed di BEI. Berikut adalah model analisis regresi berganda dalam penelitian ini :

Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 +b5 X5 + b6 X6 + e Keterangan :

Y = Struktur Modal

X1 = Profitabilitas

X2 = Pertumbuhan Aset

X3 = Ukuran Perusahaan

X4 = Risiko Bisnis

X5 = Struktur Aset

X6 = Likuiditas

a = konstanta

b1,b2,b3,b4,b5,b6 =koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.

e = Tingkat kesalahan (standard error)

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah


(60)

yang dibahas dalam penlitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum sampel data. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan,sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Erlina (2008:154), uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau


(61)

tidak adalah dengan melakukan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan probability plot dan dengan melakukan analisis statistik. Analisis grafik ini dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan probability plot. Sedangkan analisis statistik dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu:

A. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafikhistogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian,hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan,khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

- Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti


(62)

pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

B. Analisis Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalahuji statistik nonparametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pedoman dalam pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah adalah sebagai berikut:

- Apabila hasil signifikansi lebih besar (>) dari 0,05 maka data

terdistribusi normal.

- Apabila hasil signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 maka data

tersebut tidak terdistribusi secara normal. 3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel– variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina,2008:156). Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dilihat dari VIF (Variance Inflation Factor), jika VIF 10 maka tingkat multikolinearitas dapat ditoleransi. Multikolinearitas dilihat juga melalui TOL (Tolerance). Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF. Tolerance (TOL) mengukur variabilitas dari variabel independen yang tidak dijelaskan


(63)

oleh variabel inpenden lainnya. Jadi multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini terjadi karena kesalahan pengganggu tidak bebas dari observasi lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi.


(64)

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson

Kriteria Pengujian Keputusan Kesimpulan

0 < d < dl

Terjadi autokorelasi positif

Tolak

dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak Ada Keputusan

4-dl < d < 4

Terjadi autokorelasi negatif

Tolak

4-du ≤ d ≤ 4-dl

Tidak ada autokoelasi negatif

Tidak Ada Keputusan

du < d < 4-du

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Tidak Ditolak

Sumber : Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariance dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, hal 96.

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu


(1)

Lampiran 7 Tabulasi Hasil Perhitungan Likuiditas

No Kode

Perusahaan

Likuiditas

2011 2012 2013

1. INTP 6.99 6.03 6.15

2. SMCB 1.47 1.40 0.64

3. SMGR 2.65 1.71 1.88

4. ALMI 1.21 1.29 0.30

5. BTON 3.14 3.30 1.06

6. INAI 1.19 3.30 3.63

7. JPRS 3.38 1.24 1.24

8. LION 7.10 1.68 1.68

9. LMSH 2.35 6.73 6.73

10. PICO 1162.50 4.20 4.20

11. AKPI 1.40 1.31 1.31

12. APLI 1.40 1.36 1.36

13. IGAR 5.77 4.36 3.39

14. IPOL 0.86 0.88 0.89

15. TRST 1.39 1.30 1.14

16. YPAS 1.48 1.34 1.18

17. ALDO 1.14 1.22 1.30

18. INKP 1.06 1.39 1.46

19. TKIM 1.92 2.41 2.22

20. CPIN 3.33 3.31 3.79

21. JPFA 1.59 1.82 2.06

22. MAIN 1.40 1.05 1.01

23. SIPD 1.39 1.16 1.15

24. BUDI 1.25 1.13 1.08

25. EKAD 1.90 2.41 2.33

26. ETWA 1.01 0.77 1.05

27. SRSN 3.17 2.75 3.28

28. UNIC 1.60 1.67 1.75

29. AMFG 4.42 3.89 1.00

30. ARNA 1.02 1.17 0.77


(2)

Lampiran 8 Tabulasi Hasil Perhitungan Struktur Modal

No Kode

Perusahaan

Struktur Modal

2011 2012 2013

1. INTP 0.15 6.03 6.15

2. SMCB 0.45 1.40 0.64

3. SMGR 0.35 1.71 1.88

4. ALMI 2.47 2.20 3.19

5. BTON 0.29 0.28 0.27

6. INAI 4.13 3.74 5.06

7. JPRS 0.30 0.15 0.04

8. LION 0.21 0.17 0.20

9. LMSH 0.71 0.32 0.28

10. PICO 1.99 1.99 1.89

11. AKPI 1.06 1.03 1.03

12. APLI 0.51 0.53 5.06

13. IGAR 0.22 0.29 0.39

14. IPOL 1.28 1.01 0.83

15. TRST 0.61 0.62 0.91

16. YPAS 0.51 1.12 2.59

17. ALDO 1.01 0.96 1.16

18. INKP 2.12 2.21 1.95

19. TKIM 2.46 2.46 2.26

20. CPIN 0.43 0.51 0.58

21. JPFA 1.18 1.30 1.84

22. MAIN 2.15 1.64 1.57

23. SIPD 1.08 1.58 1.46

24. BUDI 1.62 1.69 1.69

25. EKAD 0.61 0.43 0.45

26. ETWA 0.65 1.20 1.90

27. SRSN 0.43 0.49 0.34

28. UNIC 0.96 0.78 0.85

29. AMFG 0.25 0.27 0.28

30. ARNA 0.72 0.55 0.48


(3)

Lampiran 9 Output SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


(4)

Hasil Uji Multikolinearitas


(5)

Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji T (Uji Parsial)


(6)

Hasil Uji Koefisien Determinasi


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 52 111

Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufakttur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 31 113

Analisis Pengaruh Struktur Aset, Modal Kerja, Pertumbuhan Aktiva, Risiko, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 45 131

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 110

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 107

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

ABSTRAK PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHANASET,UKURANPERUSAHAAN,RISIKO BISNIS,STRUKTUR ASET,LIKUIDITASTERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

0 12 17

PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 2 18

Pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, profitabilitas, dan likuiditas terhadap Struktur modal yang terdaftar Di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 1 23