Bahasa dan Linguistik

Bahasa dan Linguistik
Sejatinya kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau
pengertian. Kata bahasa yang terdapat pada kalimat bisa menunjuk pada beberapa arti atau
kategori lain. Merujuk pada salah seorang tokoh strukturalisme de Saussure, yang seringkali
mengaitkan bahasa sebagai subjek yang berperan sebagai langue dan parole. Langue
didefinisikan sebagai objek yang abstrak karena langue mewujud sebagai suatu sistem bahasa
tertentu secara keseluruhan. Sementara parole merupakan objek konkret karena parole itu
berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Lalu,
sebenarnya apa itu definisi bahasa?
Mengutip dari Kridalaksana dalam Pesona Bahasa (2009: 3) yang menyatakan bahwa bahasa
adalah satu bentuk sistem yang digunakan dalam pelbagai tatanan masyarakat dengan pelbagai
macam makna. Mengkrucut lagi, dalam sudut pandang ilmu linguistik bahasa adalah sistem
tanda bunyi yang disepakati dan digunakan oleh sekelompok masyarakat tertentu dalam proses
bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Bila melihat definisi sempit bahasa
sebagai alat komunikasi, berarti tidak ada bedanya antara bahasa yang digunakan manusia dan
bahasa yang digunakan hewan. Karna hakikatnya baik manusia maupun hewan sama-sama
menggunakan suatu sistem untuk berkomunikasi. Dengan demikian, maka muncul lagi satu
pertanyaan “Apa yang membedakan antara bahasa dengan sistem komunikasi lain?”
Tentunya setiap mahluk hidup memiliki cara masing-masing untuk mengkomunikasikan
makna. Manusia sebagai mahluk berakal telah mengembangkan sebuah sistem komunikasi yang
efektif dan efisien serta kompleks; bahasa. Adanya akal pada manusia juga menyebabkan bahasa

yang dikembangkan manusia memilik ciri-ciri khusus yang tidak ditemukan pada bahasa yang
digunakan mahluk lain dalam berkomunikasi. Berikut adalah ciri-ciri bahasa manusia yang
menjadikannya berbeda dibandingkan bahasa mahluk lain [ CITATION Fro03 \l 1057 ].


Bahasa manusia berkembang.
Bahasa yang digunakan manusia mampu berkembang pada tiap aspek kebahasaannya.

Perluasan kosakata, tatabahasa serta penggunaan ini terjadi sebagai dampak dari dinamika
kehidupan penutur sebuah bahasa. Hal ini juga tidak terlepas dari adanya kreativitas manusia
sebagai mahluk yang memiliki akal.



Bahasa manusia merupakan hasil kesepakatan
Sebagai mahluk sosial, manusia menggunakan bahasa yang merupakan kesepakatan antar

penggunanya. Hal ini tidak terlepas dari sifat bahasa sebagai sebuah sistem arbitrer. Bahasa
sebagai sistem arbitrer menggunakan penanda (signifier) yang tidak memiliki hubungan khusus
dengan petanda (signed) yang diwakilinya[ CITATION Bar86 \l 1057 ]. Hal tersebut tentu

membutuhkan sebuah kesepakatan antar pengguna bahasa mengenai konsep yang diwakili oleh
sebuah penanda. Lebih lanjut lagi kesepakatan ini juga sangat dibutuhkan untuk memaparkan
makna penanda yang bersifat abstrak; yang tidak memiliki referensi konkret dalam kehidupan.
Dengan demikian bahasa manusia merupakan sebuah sistem konvensi (kesepakatan) antara
penggunanya untuk menentukan makna dari penanda yang digunakan pada bahasa tersebut.


Bahasa manusia terikat pada sistem tatabahasa yang produktif
Sifat bahasa manusia yang merupakan sebuah sistem tanda dan produktif adalah ciri

kebahasaan yang tidak dimiliki oleh bahasa yang digunakan mahluk lain. Bahasa manusia
memiliki tata penggunaan dan pembentukan baik dari sisi bunyi, bentuk kata hingga rangkaian
kata yang digunakan untuk menyampaikan sebuah gagasan. Namun demikian, aturan ini tidak
membatasi penggunaan bahasa manusia. Aturan ini merupakan rambu-rambu penggunaan bukan
batasan penggunaan. Dengan adanya aturan ini bahasa yang digunakan manusia secara nyata
mampu menyampaikan pelbagai gagasan dan konsep.
Seiring berkembangnya zaman, bahasa tentu berkembang sehingga memunculkan berbagai
problema-problema yang menjadi bahasan dalam ilmu bahasa. Ilmu tersebut dinamakan
linguistik.
Apa itu linguistik?

Jean Aitchison1 dalam Linguistics: An Introduction (1995: 3-6) mendefinisikan linguistik
sebagai salah satu cabang keilmuan yang mencoba menjawab berbagai macam problema yang
berkaitan dengan aspek-aspek ilmu kebahasaan. Sementara orang yang mengkaji ilmu ini
dinamakan linguist. Linguistik tentunya berbeda dengan tatanan grammar dalam suatu bahasa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa linguistik dejelaskan melalui cara yang deskriptif, tidak melulu
preskriptif seperti halnya grammar. Dalam bahasa inggris, kajian linguistik tidak menjuruskan
1

Professor Bahasa dan Komunikasi, Universitas Oxford.

bahasa pada kerangka bahasa latin seperti halnya grammar. Ditambah lagi, para linguist
memandang bahasa yang diucapkan sebagai objek kajian primer, bukan bahasa dalam bentuk
tertulis.
Ilmu linguistik tidak hanya mengkaji bahasa Inggris dan Indonesia saja, tetapi linguistik
menyangkut bahasa pada umumnya. Meskipun bahasa-bahasa di dunia ini berbeda satu sama
lain, ada persamaannya juga. Hal-hal inilah yang diteliti oleh para ahli linguistik. Oleh karena
itu, linguistik seringkali dikatakan bersifat umum. Ditinjau dari sudut tujuan, linguistik dapat
dibagi atas dua bidang, yaitu linguistik teoritis dan terapan.
Linguistik teoritis adalah bidang linguistik yang mengkaji dan mengupas bahasa untuk
mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa. Linguistik teoritis ada yang bersifat

umum dan ada yang bersifat khusus. Linguistik teoritis yang bersifat umum biasanya disebut
linguistik umum yang berusaha memahami ciri-ciri umum dari berbagai bahasa. Sedangkan
linguistik teoritis yang khusus berusaha menyelidiki ciri-ciri khusus dalam bahasa tertentu saja.
Linguistik teoritis mencakup: linguistik deskriptif, linguistik historis komparatif2.
Sementara itu, Linguistik Terapan (appllied linguistics) seringkali dikaitkan dengan
pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikologi, fonetik terapan, sosiolinguistik terapan,
pembinaan bahasa internasional, pembinaan bahasa khusus, linguistik medis, mekanolinguistik.
Kajian linguistik terapan merupakan salah satu bagian dari kajian linguistik interdisipliner.
Beberapa contoh cabang ilmu linguistik yang termasuk kajian interdisipliner antara lain;
psikolinguistik, sosiolinguistik, etnolinguistik3. Secara singkat penejelasanya sebagi berikut:
a. Filsafat bahasa adalah kajian yang mengupas kodrat dan kedudukan bahasa manusia
dalam hubungannya dengan filsafat dan peranan melahirkan pemikiran filsafat.
b. Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan prilaku
serta akal budi manusia atau ilmu interdisipliner linguistik dengan psikologi.
c. Etnolinguistik adalah cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan
masyrakat pedesaan atau masyarakat yang belum mempunyai tulisan. Bidang ini
disebut juga linguistik antropologi.

2
Ade Sutisna, Bahasa Sebagai Kajian Linguistik. Diunduh dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND.

_BAHASA DAERAH/197607312001121-ADE_SUTISNA/ BAHASA_SEBAGAI_KAJIAN_LINGUISTIK.pdf
pada 20 Januari 2015 (06.39 WIB). Hlm. 11
3 Ibid. Hlm. 12

Pustaka Acuan
Kushartanti, Yuwono dan Lauder, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik.
(Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2009).

Jean Aitchison, Linguistics: An Introduction. (London: Hodder&Stoughton, 1995).
Fromkins, V., Rodman, R. & Hyams, N., 2003. An Introduction to language. Boston: Thomson
and Heinle.
Ade Sutisna, Bahasa Sebagai Kajian Linguistik. Diunduh dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/
JUR._ PEND._BAHASA DAERAH/197607312001121 ADE_ SUTISNA/BAHASA_
SEBAGAI_KAJIAN _LINGUISTIK.pdf pada 20 Januari 2015 (06.39 WIB).

Padel Muhamad Rallie Rivaldy
2015